Pengaruh Tingkat Pengembalian Aset (ROA) Dan Rasio Hutang Atas Modal (DER) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Otomotif Dan Komponen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Periode 2010-2014)

(1)

(2)

(3)

1 1.1 Latar Belakang Penelitian

Pada era globalisasi, perdagangan dan investasi merupakan dua faktor penting bagi perekonomian suatu negara. Terlebih dalam sistem perekonomian dunia yang saling terkoneksi satu dengan yang lain.

Sementara tiap negara memiliki agenda pembangunan untuk penciptaan lapangan kerja, penanganan kemiskinan, stabilitas makro ekonomi, inflasi, dan peningkatan daya saing. Lalu lintas perdagangan dan investasi membutuhkan strategi khusus terkait arah dan kebijakan ekonomi suatu negara. Antara perdagangan, investasi, dan pembangunan industri tidak dapat dipisahkan, saling terkait satu dengan yang lain.

Bagi Indonesia, strategi keterkaitan antara perdagangan, investasi, dan industrialisasi merupakan sinergi tiga pilar untuk mendorong ekonomi domestik lebih berdaya saing sekaligus resilient terhadap dampak krisis global. Kekuatan ekonomi domestik dan daya beli masyarakat perlu diimbangi kekuatan produksi nasional. Kalau tidak, pasar Indonesia akan mendapatkan serbuan produk impor sehingga membuat neraca perdagangan defisit.

Pasar modal adalah sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan modal dari masyarakat luas, untuk pemerataan kepemilikan perusahaan oleh masyarakat, dan untuk keterbukaan informasi perusahaan. Sementara bursa efek adalah sarana untuk berdagang efek antar investor, yaitu efek dari perusahaan yang sudah go public


(4)

Investasi saham yang ada di pasar modal membutuhkan beberapa informasi untuk para investor dalam membantu investor untuk melakukan pengambilan keputusan. Oleh karena itu pasar modal diharapkan dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh investor dalam memutuskan investasi yang akan dilakukan. Hal ini membuat pasar modal sebagai tempat jual beli surat-surat berharga semakin berkembang, di mana terbuka kesempatan tersendiri bagi para pengusaha untuk menambah dana dan kesempatan berinvestasi bagi masyarakat luas.

Kebutuhan informasi yang lengkap dapat dijadikan tolak ukur bagaimana sebenarnya kondisi perusahaan tersebut. analisis yang bisa digunakan bisa berbagai macam analisis diantaranya rasio keuangan, rasio ini sangat penting gunanya untuk melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio profitabilitas dengan pendekatan Tingkat pengembalian aset (ROA) dan rasio leverage dengan pendekatan Rasio Hutang atas Modal (DER).

Tingkat Pengembalian Aset (ROA) menggambarkan kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan untuk operasional perusahaan. ROA digunakan untuk mengetahui kinerja perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan jumlah assets yang dimiliki, ROA akan dapat menyebabkan apresiasi dan depresiasi harga saham. Kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan akan berdampak pada pemegang saham perusahaan.

Rasio Leverage merupakan rasio untuk mengukur tingkat sejauh mana aktiva perusahaan telah dibiayai oleh hutang (Weston dan Copeland, 1992:238).


(5)

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio hutang atas modal. Rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang, dimana semakin tinggi nilai rasio ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan (Sartono 2001: 66). Debt to Equity Ratio pada rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio ini semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham.

Harga saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseorangan terbatas yang wujud sahamnya adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut porsi kepemilikannya ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.

Pada tahun 2009 Indeks harga saham gabungan (IHSG) sepekan belakangan menampakkan penurunan. Penurunan ini berpengaruh terhadap harga saham perusahaan Otomotif dan Komponen. Fenomena penurunan harga saham diatas berimbas pada perusahaan sektor Aneka industri subsektor Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), adapun tabel data ROA, DER dan harga saham pada perusahaan Sektor Sektor Otomotif dan Komponen yang dapat dilihat pada tabel 1.1 dibawah ini :


(6)

Tabel 1.1

Data Tingkat Pengembalian Aset (ROA), Rasio Hutang atas Modal (DER) dan Harga Saham Enam perusahaan Sektor Sektor Otomotif dan Komponen

tahun 2010-2014 No Perusahaan Otomotif

dan Komponen

Kode Emiten

Tahun ROA (%)

DER (%)

Harga Saham (Rp)

1. PT Atra Otoparts, Tbk AUTO 2010 21.93 36 3.760

2011 15.81 47 3.380

2012 13.34 61 3.650

2013 9.61 32 4.200

2014 12.78 48 2.525

2. PT. Gajah Tunggal, Tbk

GJTL 2010 11.01 194 3.000

2011 8.19 158 2.200

2012 8.44 135 1.680

2013 6.22 168 1.425

2014 1.68 168 1.055

3. PT.Selamat Sempurna,Tbk

SMSM 2010 15.44 71 1.360

2011 19.28 69 2.425

2012 18.44 70 3.450

2013 20.62 68 4.750

2014 24.09 52 4.700

4. PT. Indo Kordsa, Tbk BRAM 2010 8.98 26 2.150

2011 1.31 36 3.000

2012 4.80 35 2.250


(7)

2014 7.15 72 6.875

5. PT.Multi Prima Sejahtera, Tbk

LPIN 2010 4.35 41 2.200

2011 7.19 33 8.300

2012 9.63 27 5.000

2013 9.81 37 6.200

2014 8.22 33 5.750

6. PT.Indospring Tbk INDS 2010 7.23 241 3.500

2011 18.72 80 4.200

2012 8.05 46 2.615

2013 10.56 25 2.700

2014 5.59 25 1.145

Sumber: Indonesian Stock Exchange, Yahoo Finance, data diolah.

Berdasarkan tabel 1.1 diatas menunjukkan keadaan Tingkat Pengembalian Aset (ROA) dan Rasio Hutang atas Modal (DER) dan Harga saham perusahaan Sektor Otomotif dan Komponenperiode 2010-2014, yang tiap tahunnya mengalami fluktuasi.

PT. Astra Otoparts Tbk pada tahun 2014 Tingkat pengembalian aset (ROA) mengalami peningkatan tetapi berbanding terbalik dengan harga sahamnya yang mengalami penurunan. Berdasarkan laporan keuangan tahunan hal ini diindikasikan karena daya beli masyarakat yang menurun akan produk otomotif sehingga mengakibatkan penjualan otomotif relatif stagnan, serta pada tahun yang sama terjadi kenaikan harga baku impor karena nilai tukar melonjak. Dengan


(8)

adanya permasalahan tersebut menyebabkan menurunnya daya tarik investor terhadap saham perusahaan otomotif . hal ini juga tidak sesuai dengan teori yang ada dimana menurut Lestari dan Sugiharto (2007: 196) Semakin tinggi ROA maka semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor, Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut semakin diminati oleh investor sehingga nantinya dapat meningkatkan harga saham perusahaan tersebut.

PT. Gajah Tunggal pada tahun 2011 dan 2012 Tingkat pengembalian aset mengalami peningkatan dan Rasio Hutang atas Modal mengalami penurunan tetapi berbanding terbalik dengan harga sahamnya yang mengalami penurunan. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang ada dimana menurut (Robert Ang, 1997:18.35). Semakin besar DER menunjukkan semakin besar biaya hutang yang harus dibayar perusahaan maka berdampak pada profitabilitas yang semakin berkurang. Hal ini menyebabkan hak para pemegang saham akan semakin berkurang, sehingga akan berpengaruh pada minat investor yang juga akan mempengaruhi harga saham. Pada tahun 2014 Tingkat pengembalian aset PT. Gajah Tunggal berada pada titik terendah dibandingkan tahun sebelumnya, Berdasarkan laporan tahunan hal tersebut diindikasikan karena laba yang diterima perusahaan berkurang dikarenakan meningkatnya beban biaya operasional terutama disebabkan oleh meningkatnya biaya transportasi serta beban gaji dan tunjangan.Tingginya biaya transportasi merupakan akibat dari kenaikan biaya pengiriman ke Amerika Serikat,


(9)

destinasi ekspor perusahaan yang terbesar, serta meningkatnya biaya logistik di indonesia.

PT.Selamat Sempurna,Tbk pada tahun 2014 Tingkat pengembalian aset mengalami peningkatan dan Rasio Hutang atas Modal mengalami penurunan tetapi berbanding terbalik dengan harga sahamnya yang mengalami penurunan, hal ini tidak sesuai dengan teori yang ada.

PT. Indokordsa Tbk pada tahun 2011 Tingkat Pengembalian aset berada pada nilai terendah, hal ini diindikasikan karena pada tahun 2011 terjadi penurunan perolehan laba usaha dan pada tahun 2012 Tingkat pengembalian aset mengalami peningkatan dan Rasio Hutang atas Modal mengalami penurunan tetapi berbanding terbalik dengan harga sahamnya yang mengalami penurunan, hal ini tidak sesuai dengan teori yang ada.

PT.Multi Prima Sejahtera, Tbk pada tahun 2012 Tingkat pengembalian aset mengalami peningkatan dan rasio hutang atas modal mengalami penurunan, tetapi berbanding terbalik dengan harga sahamnya yang mengalami penurunan, Hal ini tidak sesuai dengan teori yang ada.

PT.Indospring Tbk pada tahun 2012 Rasio Hutang atas Modal mengalami penurunan tetapi berbanding terbalik dengan harga sahamnya yang menurun. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang ada.

Fenomena yang terjadi pada perusahaan Sektor Sektor Otomotif dan Komponen di atas diperkuat dengan adanya artikel yang memuat bahwa pada tahun 2012 Bank Indonesia (BI) mengeluarkan aturan tentang minimum down payment


(10)

(DP) atau peningkatan uang muka kredit kendaraan bermotor. Aturan ini langsung ditanggapi negatif dari pelaku industri terkait, seperti industri otomotif dan multifinance, karena ditenggarai mengakibatkan turunnya daya beli. BI menetapkan DP minimal 25 % untuk pembelian kendaraan bermotor roda dua dan DP minimal 20 % untuk pembelian kendaraan bermotor roda empat. Hal ini langsung mengakibatkan menurunnya harga saham perusahaan sektor otomotif karena para investor menanggapi ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia tersebut akan berdampak buruk terhadap kinerja perusahaan otomotif kedepannya. Sumber : http://www.beritasatu.com/pasar-modal/95709-astra-international-masih-andalkan-otomotif.html

Selain berdampak pada produsen kendaraan bermotor dengan adanya kebijakan Bank Indonesia menaikan uang muka kredit kendaraan bermotor juga akan berpengaruh terhadap perusahaan komponen yang terdaftar di Bursa efek indonesia, karena tidak bisa dipungkiri adanya keterkaitan antara produsen kendaraan bermotor dengan perusahaan komponen yang terdaftar di bursa efek indonesia karena tidak sedikit produsen kendaraan bermotor bekerja sama dengan perusahaan komponen dalam memproduksi sebuah kendaraan bermotor baik roda empat ataupun roda dua. Sehingga apabila terjadi penurunan penjualan kendaraan bermotor maka otomatis pendapatan atau penjualan akan komponen otomotif juga akan berkurang dan akan berdampak pada menurunnya minat investor untuk menanamkan modalnya pada saham perusahaan Sektor Sektor Otomotif dan Komponen karena dinilai dengan menurunnya daya beli masyarakat terhadap


(11)

produk-produk otomotif akan mengakibatkan keuntungan berupa deviden yang akan diterima investor akan ikut berkurang juga.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Tingkat Pengembalian Aset (ROA) dan Rasio Hutang atas Modal (DER) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Otomotif dan Komponen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Periode 2010-2014)”.

1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

1. Tingkat Pengembalian Aset (ROA) pada 6 perusahaan Sektor Otomotif dan Komponen pada beberapa tahun tertentu mengalami peningkatan, tetapi berbanding terbalik dengan harga sahamnya yang mengalami penurunan. 2. Rasio Hutang atas Modal (DER) pada 6 perusahaan Sektor Otomotif dan

Komponen pada beberapa tahun tertentu mengalami penurunan, tetapi berbanding terbalik dengan harga sahamnya yang mengalami penurunan.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan hal tersebut maka dirumuskan pertanyaan penelitian (research question) sebagai berikut :

1. Bagaimana Tingkat Pengembalian Aset (ROA) pada perusahaan Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(12)

2. Bagaimana Rasio Hutang atas Modal (DER) pada perusahaan Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Bagaimana Harga Saham pada perusahaan Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Seberapa besar pengaruh Tingkat Pengembalian Aset (ROA) dan Rasio Hutang atas Modal (DER) terhadap harga saham pada perusahaan Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai Tingkat Pengembalian Aset (ROA), Rasio Hutang atas Modal (DER) serta harga saham pada perusahaan Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

1.3.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan hal tersebut, maka adapun tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Mengetahui Tingkat Pengembalian Aset (ROA) pada perusahaan Sektor Otomotif dan Komponenyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Mengetahui Rasio Hutang atas Modal (DER) pada perusahaan Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Mengetahui Harga Saham pada perusahaan Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(13)

4. Mengetahui besarnya pengaruh Tingkat Pengembalian Aset (ROA) dan Rasio Hutang atas Modal (DER) terhadap harga saham pada perusahaan Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Praktis

Adapun kegunaan praktis yang diharapkan sebagai berikut :

1. Bagi Bursa Efek Indonesia dalam memberikan informasi tentang pelaksanaan pembentukan saham sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan terkait perubahan saham.

2. Bagi perusahaan khususnya perusahaan sektor aneka industri subsektor Sektor Otomotif dan Komponen dalam menyikapi keterkaitan Tingkat Pengembalian Aset (ROA) dan Rasio Hutang atas Modal (DER) dengan harga saham.

3. Bagi investor, kreditur, dan masyarakat sebagai bahan pertimbangan dalam berinvestasi.

1.4.2 Kegunaan Akademis

Adapun kegunaan akademis yang diharapkan sebagai berikut :

1. Bagi manajemen keuangan, sebagai referensi agar dapat memberikan kontribusi tentang pengembangan keterkaitan Tingkat Pengembalian Aset (ROA) dan Rasio Hutang atas Modal (DER) dengan harga saham.


(14)

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi penelitian

Peneliti mengambil lokasi penelitian pada 6 (enam) perusahaan Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun pengambilan data di Bursa Efek Indonesia Cabang Bandung, Jalan Veteran No.10.

1.5.2 Waktu Penelitian

Adapun waktu pelaksanaan penelitian dilakukan selama 6 bulan yang dimulai dari bulan Maret sampai dengan Agustus 2015.

Tabel 1.2

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

No Kegiatan

Maret April Mei Juni Juli Agustus

Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Melakukan Penelitian

2 Mencari Data

3 Penyusunan Proposal dan bimbingan

4 Seminar

5 Revisi

6 Bimbingan

7 Sidang


(15)

13 BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Tingkat Pengembalian Aset (ROA)

Menurut Werner Murhadi (2013:64), Tingkat Pengembalian Aset adalah:

“Return on Asset mencerminkan seberapa besar return yang dihasilkan atas setiap aset rupiah uang yang ditanamkan dalam bentuk aset”.

Menurut Toto Prihadi (2012:166-167), Rasio laba atas aset (ROA) adalah: Rasio untuk mengetahui sampai seberapa jauh aset yang digunakan dapat menghasilkan laba, dalam hal ini EBIT. Dengan demikian rasio ini untuk mengetahui keseluruhan hasil sebelum beban bunga utang dibanding dengan keseluruhan aset.

Menurut Gill dan Chatton (2008:50), Return On Assetsadalah :

“Rasio yang digunakan untuk mengukur pendapatan (laba) yang dihasilkan dari penggunaan aset (aktiva) usaha”.

Menurut Van Horne dan Wachowicz (2005:235), Return On Assets adalah:

“Rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas keseluruhan dalam menghasilkan laba melalui aktiva yang tersedia”.

Menurut Anthony dan Govindarajan, (2002: 345), Return On Assets adalah :

ROA adalah rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan aspek earning atau profitabilitas. ROA berfungsi untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang


(16)

dimiliki. Semakin besar ROA yang dimiliki oleh sebuah perusahaan maka semakin efisien penggunaan aktiva oleh perusahaan untuk beroperasi sehingga akan memperbesar laba. Laba yang besar akan menarik investor karena perusahaan tersebut memiliki tingkat pengembalian yang semakin tinggi.

Menurut Bambang Riyanto (2001:336), Return on assets adalah :

ROA yaitu kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto. Keuntungan netto yang dimaksud adalah keuntungan netto sesudah pajak”.

Rumus yang digunakan untuk mengukur ROA adalah sebagai berikut :

Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Return On Asset merupakan bagian dari rasio profitabilitas, Rasio ini menunjukan berapa besar laba bersih yang diperoleh perusahaan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa menilai apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktiva untuk kegiatan operasionalnya. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukan efektifitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan. Dengan rasio ROA yang tinggi menunjukan semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh pendapatan, hal ini nantinya akan berdampak pada peningkatan kepercayaan investor terhadap saham perusahaan.


(17)

2.1.2 Rasio Hutang atas Modal (DER)

Menurut Sutrisno (2009:218 ), Debt to Equity Ratio adalah:

Rasio hutang dengan modal sendiri merupakan imbangan antara hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit dibanding dengan hutangnya. Bagi perusahaan sebaiknya besarnya hutang tidak boleh melebihi modal sendiri agar beban tetapnya tidak terlalu tinggi . untuk pendekatan konservatif besarnya hutang maksimal sama dengan modal sendiri, artinya debt to equitynya maksimal 100%.

Menurut Kasmir (2013: 157-159), Rasio Hutang atas Modal (DER) adalah:

“Rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas”.

Menurut Toto Prihadi (2012: 168), Rasio Hutang atas Modal (DER) adalah :

“Rasio perbandingan antara utang dan ekuitas. Rasio satu menunjukan jumlah utang sama dengan ekuitas. Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi risiko kebangkrutan perusahaan”.

Menurut Darsono (2005: 54), Rasio Hutang atas Modal (DER) adalah : Rasio yang menunjukan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya.


(18)

Menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2006:70), Debt to Equity Ratio adalah :

“Rasio yang menunjukan perbandingan anatara hutang dengan modal sendiri”.

Menurut Van Horne dan Wachowicz Jr (2005:209), Debt to Equity Ratio adalah :

“Rasio hutang atas modal (Debt to Equity Ratio) menunjukkan sejauh mana pendanaan dari hutang digunakan jika dibandingkan dengan pendanaan ekuitas”.

Rumus yang digunakan untuk menghitung Debt to Equity Ratio (DER) adalah sebagai berikut:

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Rasio hutang atas modal adalah rasio yang dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang, semakin tinggi rasio ini menandakan bahwa jumlah hutang lebih besar dibandingkan modal sendiri/ekuitasnya. Investor cenderung akan menghindari perusahaan dengan nilai DER yang besar, karena dikhawatirkan dividen yang akan diterima oleh investor kurang maksimal kedepannya, hal ini dikarenakan dengan nilai hutang yang besar akan menimbulkan bunga pinjaman yang besar pula sehingga investor menilai perusahaan tersebut cukup beresiko.


(19)

2.1.3 Harga Saham

Saham merupakan salah satu bentuk efek atau surat berharga yang diperdagangkan dipasar modal (bursa). Laba bersih per saham adalah Laba bersih setelah bunga pajak di bagi dengan jumlah lembar saham yang beredar.

Pengukuran dari variabel harga saham ini yaitu harga penutupan saham (closing price) tiap perusahaan yang diperoleh dari harga saham pada periode akhir tahun.

Menurut Irham Fahmi(2012:81), mendefinisikan bahwa saham adalah : a. Tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/dana pada suatu perusahaan. b. Kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan

diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya.

c. Persediaan yang siap untuk dijual.

Menurut R.Agus Sartono (2001:41, harga saham adalah :

“Nilai sekarang atau present value dari aliran kas yang diharapkan diterima.”

Menurut Jogiyanto (2010:67), pengertian saham adalah :

“Saham merupakan suatu bentuk penjualan hak kepemilikan perusahaan kepada pihak lain.”

Pengertian harga saham menurut Darmadji & Fakhrudin (2012:102) adalah:

Harga yang terjadi di bursa pada waktu tertentu. Harga saham bisa berubah naik atau pun turun dalam hitungan waktu yang begitu cepat. Ia dapat berubah dalam hitungan menit bahkan dapat berubah dalam hitungan detik. Hal tersebut dimungkinkan karena tergantung dengan permintaan dan penawaran antara pembeli saham dengan penjual saham.


(20)

Sedangkan menurut Rusdin (2008:66), harga saham adalah:

Harga saham ditentukan menurut hukum permintaan penawaran atau kekuatan tawar menawar. Makin banyak orang yang ingin membeli, maka harga saham tersebut cenderung naik. Sebaliknya, makin banyak orang yang ingin menjual saham, maka saham tersebut akan bergerak turun. Dari definisi diatas dapat ditarik garis besarnya bahwa harga saham merupakan nilai bukti dari saham dimana saham tersebut telah beredar. Harga saham dapat juga diartikan sebagai harga yang dibuat dari adanya perjanjian antara para penjual dan pembeli saham yang didasari oleh harapan mereka terhadap keuntungan yang akan diterima oleh masing-masing pihak baik penjual ataupun pembeli. Adapun penentuan harga jual saham yang diperdagangkan di pasar perdana ditentukan oleh emiten (issuing firm) dan penjamin emisi (underwriter).

2.1.3.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham

Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perubahan harga saham yaitu:

1. Tingkat Bunga

Tingkat bunga dapat mempengaruhi harga saham dengan cara :

Mempengaruhi persaingan di pasar modal antara saham dengan obligasi, apabila suku bunga naik maka investor akan menjual sahamnya untuk ditukarkan dengan obligasi. Hal ini akan menurunkan harga saham. Hal sebaliknya juga akan terjadi apabila tingkat bunga mengalami penurunan maka investor akan mempertahankan sahamnya.


(21)

2. Laba per lembar saham

Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan menerima laba atas saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba per lembar saham (EPS) yang diberikan perusahaan akan memberikan pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong investor untuk melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga saham perusahaan akan terus meningkat. Dan sebaliknya, apabila laba per lembar saham rendah, maka pengembaliannya tidak baik dan investor enggan untuk berinvestasi, sehingga harga saham menurun.

3. Jumlah laba yang didapat perusahaan

Pada umumnya, investor melakukan investasi pada perusahaan yang mempunyai profit yang cukup baik karena akan menunjukan prospek yang baik sehingga investor tertarik untuk berinvestasi, yang nantinya akan mempengaruhi harga saham perusahaan.

4. Jumlah Kas Deviden yang Diberikan

Sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham, maka peningkatan pembagian deviden merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan dari pemegang saham karena jumlah kas deviden yang besar adalah yang diinginkan oleh investor sehingga harga saham naik.

5. Tingkat Resiko dan Pengembalian

Apabila tingkat resiko dan proyeksi laba yang diharapkan perusahaan meningkat maka akan mempengaruhi harga saham perusahaan.

Sumber :http://batuphat.blogspot.com/2013/01/faktor-faktor-yang mempengaruhi-harga.html


(22)

2.1.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian terdahulu yang mendasari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Daniarto Raharjo, Dul Muid (2013), meneliti tentang analisis pengaruh faktor-faktor fundamental rasio keuangan terhadap perubahan harga saham dengan menggunakan metode analisis regresi linear berganda. Hasil pengujian data menunjukan Secara simultan dengan menggunakan semua variabel yaitu ROE, ROA, DER, CR, EPS dan BVS menunjukan pengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan harga saham. Dari hasil analisis model regresi, diperoleh nilai koefisien determinan sebesar 0,118. Hal ini menandakan bahwa 11,8 % variasi dan harga saham dapat dijelaskan oleh variasi dari variabel indevenden (ROE, ROA, DER, CR, EPS dan BVS).

Fillya arum pandansari (2012), meneliti tentang analisis faktor fundamental terhadap harga saham dengan menggunakan metode analisis regresi linear berganda. Ada pengaruh antara variabel return on asset (ROA), Debt to equity ratio (DER), Book value per share (BVS) terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2008-2010. Secara parsial return on asset (ROA) dan debt to equity ratio (DER) berpengaruh terhadap harga saham perusahaan di bursa efek indonesia dengan arah positif.

Jatnika dwi asri (2011), meneliti tentang pengaruh earning per share (eps), debt to equity ratio (DER), dan pertumbuhan asset terhadap perubahan harga saham dengan menggunakan metode regresi linier berganda. Dari hasil uji statistik menunjukan bahwa EPS, DER dan pertumbuhan asset yang digunakan


(23)

dalam model secara simultan berpengaruh terhadap perubahan harga saham dan Secara parsial earning per share (eps) dan pertumbuhan asset berpengaruh positif terhadap perubahan harga saham, sementara debt to equity ratio tidak terbukti berpengaruh negatif terhadap perubahan harga saham.

Ika Veronica Abigael K dan Ardiani Ika S (2008), meneliti tentang Pengaruh Return On Asset, Price Earning Ratio, Earning per Share, Debt to Equity Ratio, Price to Book Value terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur di BEI dengan menggunakan metode analisis regresi. Hasil pengujian variabel ROA dan DER diperoleh memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa ada pertimbangan yang sedikit berbeda dari investor mengenai ROA karena ada investor yang cenderung membandingkan laba yang diperoleh perusahaan dengan total aset yang dimiliki oleh perusahaan yang juga menunjukkan rasio laba dengan pengembalian yang dapat diperoleh untuk setiap nilai aset.

Stella (2009), meneliti tentang Pengaruh Price earnings ratio, Debt to equity ratio, Return on asset dan Pice to book value terhadap harga pasar saham dengan menggunakan metode analisis regresi. PER berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham, DER berpengaruh negatif terhadap harga pasar saham, dan ROA tidak berpengaruh terhadap harga pasar saham.

Martinus Robert Hutauruk, Hj.Sri Mintarti, H.Ardi Paminto (2014).“Influence of Fundamental Ratio, Market Ratio and Business Performance

to The Systematic Risk and Their Impacts to The Return on Shares at The Agricultural Sector Companies at The Indonesia Stock Exchange for The Period


(24)

of 2010-2013”. Lebih lanjut, rasio pasar yang terdiri dari EPS, SMP dan PER memiliki tidak ada pengaruh yang signifikan resiko sistematis saham. Kinerja bisnis, dalam hal ini diwakili oleh ROA, ROE, dan ROI, secara signifikan mempengaruhi resiko sistematis saham.

Dari uraian penelitian terdahulu di atas, maka peneliti membuat tabel persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu melalui tabel di bawah ini:

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No. Peneliti dan Judul

Variabel &

Alat Analisis Kesimpulan Persamaan Perbedaan 1. Daniarto

Raharjo, Dul Muid (2013). “Analisis

Pengaruh Faktor-Faktor

Fundamental Rasio Keuangan Terhadap

Perubahan Harga Saham”.

Variabel Bebas (x): ROE, ROA, DER, CR, EPS dan BVS

Variabel Terikat (y): Perubahan Harga Saham Alat Analisis: Analisis Regresi

Secara simultan ROE, ROA, DER, CR, EPS dan BVS berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan harga saham.

Sama-sama menggunakan ROA dan DER sebagai variabel bebas.

Beberapa rasio keuangan yang digunakan mempunyai subjek yang berbeda

2. Fillya arum pandansari (2012),

Analisis faktor fundamental terhadap harga saham”

Variabel Bebas (x): ROA, DER, dan BVS Variabel terikat (y) : Harga saham

variabel return on asset (ROA) secara parsial berpengaruh terhadap harga saham perusahaan di bursa efek indonesia dengan arah positif; variabel debt to equity ratio (DER) secara parsial berpengaruh terhadap harga saham perusahaan di bursa efek indonesia dengan arah positif.

Sama-sama menggunakan ROA dan DER sebagai variabel bebas.

Menggunakan variabel BVS sebagai variabel bebas


(25)

3. Jatnika dwi asri (2011), “pengaruh earning per share (eps), debt to equity ratio (DER), dan pertumbuhan asset terhadap perubahan harga saham

Variabel Bebas (x): EPS, DER, Variabel Terikat (y): Perubahan Harga saham

earning per share, debt to equity ratio, dan

pertumbuhan asset yang digunakan dalam model secara simultan berpengaruh terhadap perubahan harga saham. Secara parsial earning per share dan

pertumbuhan asset berpengaruh positif terhadap

perubahan harga saham, sementara debt to equity ratio tidak terbukti berpengaruh negatif terhadap perubahan harga saham.

Sama-sama menggunakan DER sebagai variabel bebas.

Menggunakan variabel EPS sebagai variabel bebas

4. Ika Veronica Abigael K dan Ardiani Ika S (2008),

“Pengaruh Return On Asset, Price Earning Ratio, Earning per Share, Debt to Equity Ratio, Price to Book Value terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur di BEI”

Variabel Bebas (x): ROA, PER, EPS, DER, dan PBV

Variabel Terikat (y): Harga saham

secara parsial, seluruh

variable yang digunakan dalam penelitian ini terbukti

berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Sama-sama menggunakan ROA dan DER sebagai variabel bebas.

Menggunakan variabel EPS, PER dan PBV sebagai variabel bebas

5. Stella (2009) “Pengaruh Price earnings ratio, Debt to equity ratio, Return on asset dan Pice to book value terhadap harga pasar saham”

Variabel Bebas (x): PER,DER dan ROA Variabel Terikat (y): Harga pasar saham

PER berpengaruh positif signifikan terhadap harga

saham, DER

berpengaruh negatif terhadap harga pasar saham, dan ROA tidak berpengaruh terhadap harga pasar saham.

Sama-sama menggunakan ROA dan DER sebagai variabel bebas.

Menggunakan Variabel PER sebagai variabel bebas.


(26)

6. Martinus Robert Hutauruk, Hj.Sri Mintarti, H.Ardi Paminto (2014)

“Influence of

Fundamental Ratio, Market Ratio and Business

Performance to The Systematic Risk and Their Impacts to The Return on Shares

at The

Agricultural Sector Companies at The Indonesia Stock Exchange for The Period of 2010-2013”

Variabel Bebas (x):

Fundamental Ratio, market ratio, business performance, systematic risk Variabel Terikat (y): Returns on shares

Alat Analisis: Purposive Sampling Method

DER, NPM TATO, dan TDA secara signifikan

berpengaruh signifikan terhadap risiko sistematis saham. danrasio pasar yang terdiri dari EPS, SMP dan PER tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap resiko sistematis saham. Kinerja bisnis, dalam hal ini diwakili oleh ROA, ROE, dan ROI, secara signifikan

mempengaruhi resiko sistematis saham.

Sama-sama menggunakan ROA sebagai variabel bebas. Rasio keuangan yang digunakan hanya sebagian dari keseluruhan dan subjek penelitian berbeda

2.2 Kerangka Pemikiran

Pasar modal adalah tempat dimana perusahaan menjual sahamnya kepada para calon investor yang ingin menanamkan modalnya dalam bentuk lembaran saham. Dalam menanamkan modalnya Investor akan menentukkan perusahaan yang baik dari segi kinerja finansialnya, investor akan menganalisa kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan analisis rasio.

Dalam menganalisis kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya, investor perlu melakukan pemeriksaan atas berbagai aspek kesehatan keuangan perusahaan. Dengan menggunakan alat analisis laporan keuangan, Alat yang sering digunakan selama proses analisis adalah rasio keuangan.

Rasio keuangan dirancang untuk membantu investor dalam mengevaluasi laporan keuangan. Rasio keuangan diperoleh dengan cara menghubungkan


(27)

elemen-elemen laporan keuangan, dan rasio yang digunakan menurut tujuan penggunaanya yaitu rasio profitabilitas dan rasio leverage.

Rasio profitabilitas yang digunakan adalah Return on Assets (ROA) merupakan rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan atau laba pada tingkat pendapatan. Dengan mengetahui ROA, kita dapat menilai apakah perusahaan telah efisien dalam menggunakan aktivanya untuk kegiatan operasinya dan ROA juga dapat dijadikan sebagai alat ukur para analis keuangan dalam menganalisa kinerja perusahaan dilihat dari kinerja finansialnya.

Rasio leverage digunakan untuk mengukur sejauh mana perusahan dipengaruhi oleh hutang dalam permodalannya.

Debt to Equity Ratio adalah rasio yang menunjukan persentase penyedian dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya

Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi lain yang dilakukan peusahaan kepada pemegang sahamnya. Harga saham juga merupakan salah satu alat ukur untuk kinerja dari sebuah organisasi atau dalam penelitian ini sebuah perusahaan.


(28)

Kenaikan harga saham diharapkan memberikan indikasi terhadap return saham yang akan diterima sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan. Dengan return yang tinggi dalam jangka panjang akan memberikan keuntungan bagi perusahaan dan investor. Hal ini menunjukkan kondisi kinerja perusahaan yang baik.

2.2.1 Hubungan antara Tingkat Pengembalian Aset (ROA) dan Harga Saham

Menurut Lestari dan Sugiharto (2007:196), ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva. Dengan kata lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut semakin diminati oleh investor, karena tingkat pengembalian atau deviden akan semakin besar. Hal ini juga akan berdampak pada harga saham dari perusahaan tersebut di pasar modal yang akan semakin meningkat sehingga ROA akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Fillya Arum Pandansari (2012) dimana Return On Asset (ROA) secara parsial berpengaruh terhadap harga saham perusahaan di bursa efek indonesia dengan arah positif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham .


(29)

2.2.2 Hubungan antara Rasio Hutang atas Modal (DER) dan Harga Saham Menurut (Robert Ang, 1997:18.35). Semakin besar DER menunjukkan semakin besar biaya hutang yang harus dibayar perusahaan maka berdampak pada profitabilitas yang semakin berkurang. Hal ini menyebabkan hak para pemegang saham akan semakin berkurang, sehingga akan berpengaruh pada minat investor dalam menamkan modalnya pada saham. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Ika Veronica Abigael K dan Ardiani Ika S (2008) dimanaHasil penelitian menunjukan bahwa DER berpengaruh signifikan terhadap harga saham dengan arah negatif pada taraf 5%. Hal ini disebabkan karena adanya pertimbangan negatif dari investor dalam memandang DER. Oleh sebagian investor DER dipandang besarnya tanggung jawab perusahaan terhadap pihak ketiga yaitu kreditor yang memberikan pinjaman kepada perusahaan sehingga semakin besar nilai DER akan memperbesar kemungkinan penggunaan laba yang diperoleh perusahaan dalam bentuk dividen, hal ini menyebabkan permintaan saham akan menurun yang pada akhirnya harga saham juga akan turun.

2.2.3 Hubungan Antara Tingkat Pengembalian Aset (ROA) Dan Rasio Hutang atas Modal (DER) Dan Harga Saham

Tingkat Pengembalian Aset (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari aktivitas investasi. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset, dengan tingkat ROA yang baik maka nantinya akan


(30)

berdampak pada minat investor untuk menanamkan modalnya pada saham perusahaan dan Rasio Hutang atas Modal (DER) memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap harga saham karena rasio ini menunjukan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang dalam menjalankan operasionalnya, semakin rendah rasio ini maka semakin baik perusahaan tersebut karena rasio DER yang rendah menunjukan bahwa perusahaan tingkat hutangnya lebih rendah dibandingkan modal sendiri sehingga nantinya akan berdampak pada ketertarikan investor terhadap saham perusahaan. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Daniarto Raharjo, Dul Muid (2013), dimana secara simultan ROA dan DER memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap perubahan harga saham.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Tingkat pengembalian aset (ROA) dan Rasio Hutang atas Modal (DER) berkaitan erat dengan harga saham, hal ini dikarenakan Tingkat pengembalian aset (ROA) dan Rasio Hutang atas Modal (DER) merupakan faktor-faktor yang dapat menunjukan kondisi kinerja suatu perusahaan dari segi financialnya, kinerja keuangan perusahaan akan semakin baik jika nilai profitabilitas dan leverage -nya baik sehingga hal tersebut akan menarik para investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut yang pada akhirnya akan mengakibatkan semakin tingginya harga saham, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat, yang mana dalam dalam penelitian ini digambarkan dalam bagan kerangka pemikiran sebagai berikut :


(31)

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Pemikiran

Rasio Leverage Investor

Menilai kinerja perusahaan melalui laporan keuangan

Rasio Profitabilitas

Return On Asset (ROA)

Debt To Equity Ratio (DER)

Harga Saham Rasio Keuangan


(32)

2.3 Paradigma Penelitian

Gambar 2.2

Bagan Paradigma Penelitian

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis diperlukan dalam sebuah penelitian untuk menetapkan kesimpulan sementara. Menurut Umi Narimawati (2010:7) mengemukakan bahwa:

“Hipotesis adalah asumsi atau dugaan sementara yang harus diuji kebenarannya dalam suatu analisis statistik.”

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tingkat Pengembalian Aset (ROA) (X1) -EAT

-Total Aktiva Bambang Riyanto (2001:336)

Rasio Hutang atas Modal

(DER) (X2) -Total Kewajiban -Total Ekuitas

James C. Van Horne , John M. Wachowicz Jr (2005:209)

Harga Saham (Y) -Harga Penutupan Saham

(Closing Price) Fillya arum pandansari (2012)

Ika Veronica Abigael K dan Ardiani Ika S (2008)

Daniarto Raharjo, Dul Muid (2013)


(33)

Adanya pengaruh Tingkat Pengembalian Aset (ROA) dan Rasio Hutang atas Modal (DER) secara parsial dan simultan terhadap harga saham pada perusahaan Sektor Otomotif dan Komponenyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(34)

32 3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.

Husein Umar (2005:303) menjelaskan pengertian dari objek penelitian sebagai berikut:

“Bahwa objek penelitian menjelaskan tentang apa dan apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu.”

Objek penelitian yang menjadi fokus penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel yang mempengaruhi dan yang mengakibatkan variabel terikat (VariableDependent). Adapun variabel bebas yang digunakan peneliti adalah Tingkat Pengembalian Aset (ROA) (� ), Rasio Hutang atas Modal (DER) (� ).

2. Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel bebas. Adapun variabel terikat yang digunakan peneliti adalah harga saham (Y). Penelitian dilakukan pada 6 (Enam)


(35)

Perusahaan Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Metode Penelitian yang digunakan

Menurut Deni Darmawan (2013 :127), Metode penelitian adalah :

“Cara yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data dan informasi mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti”.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah untuk diambil kesimpulannya. Dengan menggunakan metode penelitian ini dapat diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai data yang diteliti.

Menurut Margono dalam Deni Darmawan (2013 :38), menjelaskan metode deskriptif sebagai berikut :

“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk mendeskripsikan hal-hal yang saat ini berlaku. Penelitian ini tidak menguji hipotesis melaiknkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel yang diteliti”.

Menurut Margono dalam Deni Darmawan (2013 :37), metode kuantitatif adalah sebagai berikut :


(36)

“Metode Kuantitatif merupakan suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui”.

Penelitian ini, menggunakan metode deskriptif yang digunakan untuk menjelaskan kondisi Tingkat Pengembalian Aset (ROA), Rasio Hutang atas Modal (DER) dan harga saham. Sedangkan metode verifikatif digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari Tingkat Pengembalian Aset (ROA) dan Rasio Hutang atas Modal (DER) terhadap Harga Saham serta menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.

3.2.2 Desain Penelitian

Dalam melakukan penelitian, perlu dibuat desain penelitian yang bertujuan agar data dan informasi yang diperoleh lengkap dan akurat. Selain itu dalam melakukan suatu penelitian sangat diperlukan perencanaan dan perancangan penelitian, sehingga penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik.

Desain Penelitian menurut Moh. Nazir (2003:84) adalah:

“Desain Penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.”

Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati (2011:30) adalah:

1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian.


(37)

2. Mengidentifikasi permasalahan Tingkat Pengembalian Aset (ROA), Rasio Hutang atas Modal (DER) dan harga saham yang terjadi pada perusahaan Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Menetapkan rumusan masalah Tingkat Pengembalian Aset (ROA), Rasio

Hutang atas Modal (DER) dan harga saham pada Perusahaan Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Menetapkan tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh Tingkat Pengembalian Aset (ROA), Rasio Hutang atas Modal (DER) dan harga saham pada perusahaan otomotif dan komponen.

5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori. 6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang

digunakan.

7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data.

8. Melakukan analisis data deskriptif (kualitatif) dan verifikatif (kuantitatif) untuk Tingkat Pengembalian Aset (ROA), Rasio Hutang atas Modal (DER) dan harga saham pada Perusahaan Sektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

9. Menyusun pelaporan hasil penelitian.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka tabel desain penelitian dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.1 Desain Penelitian No. Desain Penelitian

Tujuan Penelitian Metode yang digunakan Jenis Data 1.

Untuk Mengetahui Tingkat Pengembalian Aset (ROA)

Deskriptif

Sekunder 2.

Untuk Mengetahui Rasio Hutang atas Modal (DER)

Deskriptif

3. Untuk Mengetahui

Harga Saham Deskriptif

4.

Untuk Mengetahui besarnya pengaruh ROA dan DER terhadap harga saham


(38)

Kegunaan desain penelitian adalah untuk memperoleh suatu keterangan yang maksimum mengenai cara membuat penelitian dan bagaimana proses perencanaan serta pelaksanaan penelitian dilakukan. Maka dapat digambarkan desain penelitian dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Keterangan:

X1 = Tingkat Pengembalian Aset (Return On Asset) X2 = Rasio Hutang atas Modal (Debt to Equity Ratio) Y = Harga Saham

3.2.3 Operasionalisasi Variabel

Operasional variabel menurut Nur Indrianto (2002:69) adalah sebagai berikut: Penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain

X1

X2


(39)

untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik.

Judul yang diambil penulis yaitu, Pengaruh Tingkat Pengembalian Aset (ROA) dan Rasio Hutang atas Modal (DER) Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sektor Otomotif dan Komponen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”, maka variabel dalam penelitian ini terdiri dari : Tingkat Pengembalian Aset (� ) dan Rasio Hutang atas Modal (� ) yang merupakan variabel bebas, sedangkan variabel terikatnya adalah harga saham. Adapun definisi operasionalisasi masing-masing operasional sebagai berikut:

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala Sumber Data Tingkat

Pengembalian Aset (X1)

“ROA yaitu

kemampuan dari

modal yang

diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto. Keuntungan neto yang dimaksud adalah keuntungan neto sesudah pajak”.

Bambang Riyanto (2001:336)

Return On Aset :

-Laba bersih setelah pajak (EAT)

-Total Aktiva

� =�� � � %

% Rasio -Laporan Keuangan L/R -Laporan Keuangan Neraca


(40)

3.2.4 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.4.1 Sumber Data

Data yang digunakan oleh peneliti mengenai “Pengaruh Tingkat Pengembalian Aset (ROA) dan Rasio Hutang atas Modal (DER) terhadap harga saham adalah Laporan Keuangan Tahunan, yang termasuk ke dalam data sekunder.

Menurut Deni Darmawan (2013 :13), data sekunder adalah sebagai berikut : Rasio Hutang atas

Modal (� )

“Debt to Equity Ratio yaitu “ Rasio hutang dengan ekuitas (Debt to Equity Ratio) menunjukkan sejauh

mana pendanaan dari hutang digunakan jika dibandingkan dengan pendanaan ekuitas”

Van Horne dan Wachowicz Jr (2005:209)

Debt to Equity Ratio : -Total Kewajiban -Total Ekuitas

� =�otal k�waji�an�otal Ek�itas � %

% Rasio -Laporan Keuangan

Harga Saham Nilai sekarang atau present value dari aliran kas yang diharapkan

diterima.

R.Agus Sartono (2001:41)

Harga Penutupan Saham (Closing Price)

Periode Tahun 2010-2014

Rp Rasio -Historical Stock Price


(41)

“Data yang diperoleh dari dokumen/publikasi/laporan Penelitian dari dinas/instansi maupun sumber data lainnya yang menunjang”.

Menggunakan data sekunder karena peneliti mengumpulkan informasi dari data yang telah diolah oleh pihak lain, yaitu informasi mengenai data-data yang terkait dengan Perusahaan Sektor Otomotif dan Komponen yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

3.2.4.2 Teknik Penentuan Data 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2012:90), menyatakan bahwa populasi adalah sebagai berikut:

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Berdasarkan penelitian tersebut, maka populasi dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan Perusahaan Sektor Otomotif dan Komponen di Bursa Efek Indonesia.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2012:90), menyatakan bahwa sampel adalah sebagai berikut:

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.


(42)

Sampel penelitian diambil secara purposive sampling, yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada beberapa tahapan dan beberapa kriteria tertentu. Adapun dalam penelitian ini digunakan kriteria–kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan Sektor Otomotif dan Komponen di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada kurun waktu penelitian (periode 2010– 2014).

2. Tersedia data laporan keuangan selama kurun waktu penelitian (periode 2010– 2014).

3. Mencantumkan Harga saham pada laporan keuangan selama kurun waktu penelitian (periode 2010 –2014).

Kesimpulannya, penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 6 Perusahaan Sektor Otomotif dan Komponen (data csoss section) dengan periode laporan keuangan selama 5 tahun (data time series). Total keseluruhan data yang dijadikan sampel adalah 30 buah panel data.

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder sehingga metode pengumpulan data menggunakan cara non participant observation. Dengan demikian langkah yang dilakukan adalah dengan mencatat seluruh data yang diperlukan dalam penelitian, yaitu Perusahaan Sektor Otomotif dan Komponen sebagai mana yang tercantum di Bursa Efek Indonesiaperiode tahun 2010-2014.


(43)

3.2.5.1 Studi Pustaka

Menurut M.Nazir (1988:111) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan: “Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.”

Studi Kepustakaan yaitu mengadakan penelitian dengan cara mempelajari dan membaca literatur-literatur yang ada hubungannya dengan permasalahan yang menjadi obyek penelitian.

3.2.6 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.2.6.1 Rancangan Analisis

Menurut Umi Narimawati (2010:41), Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Adapun analisis-analisis yang digunakan dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut:


(44)

1. Analisis Deskriptif (Kualitatif)

Menurut Sugiyono (2011:147), bahwa :

Metode Analisis Deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Berdasarkan teori diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa analisis kualitatif digunakan untuk menggambarkan bagaimana Tingkat Pengembalian Aset (ROA), Rasio Hutang atas Modal (DER) dan harga saham pada Perusahaan Sektor Otomotif dan Komponen yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014.

Untuk menghitung Tingkat Pengembalian Aset (ROA) dapat digunakan rumus ROA sebagai berikut:

Sumber: Bambang Riyanto (2001:336)

Untuk menghitung Rasio Hutang atas Modal dapat digunakan rumus DER sebagai berikut:

Sumber:Van Horne dan Wachowicz Jr (2005:209)

Sedangkan untuk perkembangan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

��� = �� � %


(45)

Keterangan:

� = Perkembangan Tahun Sekarang � − = Perkembangan Tahun Sebelumnya

2. Analisis Verifikatif (Kuantitatif)

Menurut Sugiyono (2009:31), analisis kuantitatif adalah sebagai berikut : “Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif. Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik nonparametris.”

Adapun langkah-langkah dalam pengujian statistik yang digunakan penulis adalah sebagai berikut :

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Menurut Andi Supangat (2007:352) , garis regresi adalah:

Suatu garis yang ditarik diantara titik-titik (scatter diagram) sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk menaksir besarnya variabel yang satu berdasarkan variabel yang lain, dan dapat juga dipergunakan untuk mengetahui macam korelasinya (positif atau negatifnya).

Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk membuktikan seberapa besar pengaruh Tingkat Pengembalian Aset dan Rasio Hutang atas Modal terhadap harga saham.


(46)

= +

+

+ �

Analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai indikator. Analisis ini digunakan dengan melibatkan variabel dependen (Y) dan variabel independen (X1 dan X2 ). Persamaan regresinya sebagai berikut:

Dimana:

Y = Variabel Terikat (Harga Saham) = Bilangan Berkonstanta

, = Koefisien Arah Garis

� = Variabel Bebas � Tingkat Pengembalian Aset (Return On Asset) � = Variabel Bebas � Rasio Hutang atas Modal (Debt To Equity Ratio) � = Kesalahan Residual (error)

Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada regresi berganda, maka perlu dilakukan pengujian asumsi klasik.

2. Uji Asumsi Klasik

Dalam mencari keabsahan analisis regresi berganda, penelitian ini akan diuji dengan menggunakan uji asumsi klasik, yang bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi yang diperoleh dapat menghasilkan estimator yang baik. Adapun ke empat uji asumsi klasik itu adalah :


(47)

� − � = − �a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable dependen (harga saham) dan variabel independen (Tingkat pengembalian aset dan Rasio Hutang atas Modal) mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Menurut Wing Wahyu winarno (2011 : 5.37), untuk pengujian lebih akurat diperlukan alat analisis dan Eviews menggunakan dua cara, yaitu dengan histogram dan uji Jarque-bera.

Jarque-bera adalaha uji statistik untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal. Uji ini mengukur perbedaan skewness dan kurtosis data dan dibandingkan dengan apabila datanya bersifat normal. Rumus yang digunakan adalah :

Adapun Ketentuan dalam pengujian Normalitas dalam Eviews dengan menggunakan nilai Koefisien � �− � dan Probabilitasnya, adalah sebagai berikut :

 Nilai J-B tidak signifikan ( lebih kecil dari 2), maka data berdistribusi normal.  Nilai Probabilitas lebih besar dari 5% (0,05) maka data berdistribusi normal. b. Uji Multikolinearitas

Istilah multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan linear diantara independent variable dalam regresi. Jika independent variable berkorelasi


(48)

dengan sempurna, maka disebut multikolinieritas sempurna yang berarti ada hubungan linear yang “sempurna” (pasti) diantara beberapa atau semua independent variable dari model regresi. Multikolinieritas merupakan suatu situasi dimana beberapa atau semua variabel bebas berkorelasi kuat. Jika terdapat korelasi yang kuat diantara sesama variabel independen maka konsekuensinya adalah :

1. Koefisien – koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.

2. Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga.

Kondisi terjadinya multikolinieritas ditunjukan dengan berbagai informasi berikut:

a. Nilai R2 tinggi, tetapi variabel independen banyak yang tidak signifikan.

b. Dengan menghitung koefisien korelasi antar variabel independen, Apabila koefisiennya rendah, maka tidak terdapat multikolinieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas merupakan keadaan dimana variabel dari setiap gangguan tidak konstan. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan White Heteroskedasticity di dalam software eviews 5 for windows. Hasil yang perlu diperhatikan dari Uji ini adalah apabila nilai Obs*R-Squared ≥α=5% dan probability

≥ α=5% maka tidak terjadi heteroskedastisitas, dan sebaliknya. Menurut Widarjono (2007:125) :

“Pengujian White Heteroskedasticity bertujuan untuk mendeteksi apakah varians dari setiap unsur error term menunjukkan suatu angka yang konstan.”


(49)

uji Glejser. Dasar pengambilan keputusan uji heteroskedastisitas melalui uji Glejser dilakukan sebagai berikut:

1. Apabila koefisien parameter beta dari persamaan regresi signifikan statistik, yang berarti data empiris yang diestimasi terdapat heteroskedastisitas.

2. Apabila probabilitas nilai test tidak signifikan statistik, maka berarti data empiris yang diestimasi tidak terdapat heteroskedastisitas.

d. Uji Otokorelasi

Masalah serial korelasi timbul karena residual tidak bebas dari suatu observasi ke observasi lainnya. Masalah ini sering ditemukan apabila menggunakan data time series runtut waktu. Hal ini disebabkan karena eror pada seorang individu cenderung akan mempengaruhi eror pada individu yang sama pada periode berikutnya. Sedangkan cross section masalah serial korelasi jarang terjadi karena eror pada observasi yang berbeda berasal dari individu yang berbeda.

Untuk menguji ada tidaknya otokorelasi dapat dilakukan dengan menghitung nilai statistik Durbin-Watson (D-W). Uji Durbin-Watson merupakan salah satu uji yang banyak dipakai untuk mengetahui ada tidaknya otokorelasi. Adapun kriteria Pengujian D-W adalah sebagai beriku :

Tabel 3.3

Tabel Uji Durbin-Watson

0 dL dU 2 4-dU 4-dL Tolak Ho,

berarti ada otokorelasi

positif.

Tidak dapat diputuskan

Tidak menolak Ho, berarti tidak ada

otokorelasi.

Tidak dapat diputuskan

Tolak Ho, berarti ada otokorelasi Negatif.


(50)

Apabila nilai d berada diantara dU dan 4-dU maka tidak ada otokorelasi, dan bila d ada diantara 0 hingga dL, dapat disimpulkan bahwa data mengandung otokorelasi positif, demikian seterusnya.

Apabila hasil Uji D-W tidak dapat disimpulkan apakah terdapat otokorelasi atau tidak maka dapat dilanjutkan dengan uji runs test, dimana uji ini dilakukan untuk melihat apakah sampel diambil secara random atau sebaliknya. analisis ini digunakan untuk mengetahui kesimpulan yang lebih pasti apakah terjadi otokorelasi atau tidak

3. Analisis Korelasi

Koefisien korelasi antara Tingkat Pengembalian Aset (Return On Asset) dengan Harga Saham, Rasio Hutang atas Modal (Debt To Equity Ratio) dengan Harga Saham, digunakan untukmengetahui hubungan antara Tingkat Pengembalian Aset (Return On Asset) dan Rasio Hutang atas Modal (Debt To Equity Ratio ) terhadap harga saham apakah bernilai positif atau negatif. Hubungan yang bernilai positif jika nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel. Menurut Sugiyono (2007:228) perhitungan koefisien korelasidilakukan dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

r = Koefisien Korelasi

X= Variabel Bebas (Independen)

� = �

√�

� = �


(51)

Y = Variabel Terikat (Dependen)

Angka korelasi berkisar antara 0 sampai dengan 1. Kuat atau lemahnya hubungan kedua variabel ditentukan oleh besarnya kecilnya angka korelasi. Koefisien korelasi mempunyai nilai -1 ≤ r ≤ +1 dimana:

a. Apabila r = +1, maka korelasi antara kedua variabel dikatakan sangat kuat dan searah, artinya jika X naik sebesar 1 maka Y juga akan naik sebesar 1 atau sebaliknya.

b. Apabila r = 0, maka hubungan antara kedua variabel sangat lebar atau tidak ada hubungan sama sekali.

c. Apabila r = -1, maka korelasi antara kedua variabel sangat kuat dan berlawanan arah, artinya apabila X naik sebesar 1 maka Y akan turun sebesar 1 atau sebaliknya.

Untuk dapat memberi interpretasi terhadap seberapa kuat hubungan itu maka digunakan pedoman seperti tertera pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3.4

Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat Rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang


(52)

0,80-1,000 Sangat Kuat

Sumber:Statistika untuk ekonomi dan Bisnis, Andi Supangat, 2006

4. Analisis Determinasi

Koefisien determinasi disebut sebagai koefisien penentu, karena varian yang terjadi pada harga saham dapat dijelaskan melalui varian yang terjadi pada Tingkat Pengembalian Aset (Return On Asset) dan Rasio Hutang atas Modal (Debt To Equity Ratio). Menurut Sugiyono (2007: 231) untuk menghitung koefisien determinasi dilakukan dengan cara mengkuadratkan koefisien korelasi (r2).

a. Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui besarnya pengaruh Tingkat Pengembalian Aset (Return On Asset) dan Rasio Hutang atas Modal (Debt To Equity Ratio) terhadap harga saham dapat diketahui dengan menggunakan analisis koefisien determinasi. Adapun rumus untuk mencari koefisien determinasi adalah:

Keterangan :

Kd = Nilai koefisien determinasi r = Koefisien korelasi (pearsons )

100% = Pengali yang dinyatakan dalam persentase


(53)

3.2.6.2 Pengujian Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban suatu teori sementara yang sebenarnya masih memerlukan pengujian. Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, (Arikunto 2003:62).

Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, maka adapun hipotesis yang akan dikemukakan sebagai berikut :

1. Uji hipotesis secara simultan

Dalam penelitian ini pengujian secara simultan menggunakan Uji-F. Melakukan uji F untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat. Uji F dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

� = Koefisien Determinasi k = Banyaknya koefisien regresi n = Jumlah Sampel

(Sugiyono, 2007:230)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara bersama sama dapat berperan atas variabel terikat. Jika nilai Fhitung > Fkritis, maka � yang menyatakan bahwa variasi perubahan nilai variabel bebas Tingkat Pengembalian Aset (Return On Asset) dan Rasio Hutang atas Modal (Debt To Equity


(54)

Ratio) tidak dapat menjelaskan perubahan nilai variabel terikat (Harga Saham) ditolak dan sebaliknya.

a. Hipotesis

� : β β = 0, Tingkat Pengembalian Aset (Return On Asset) dan Rasio Hutang atas Modal (Debt To Equity Ratio) berpengaruh tidak signifikanterhadap Harga Saham. Ha: β β ≠ 0, Tingkat Pengembalian Aset (Return On Asset) dan Rasio Hutang atas Modal (Debt To Equity Ratio) berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.

b. Kriteria Pengujian

� ditolak apabila ℎ� �� > �� (a = 0,05). Menurut Guilford (dalam Umi Narimawati, 2010:52), bahwa tafsiran koefisien korelasi variabel dalam penelitian adalah sebagai berikut :

Tabel 3.5

Kategori Korelasi Metode Guilford Besarnya Pengaruh Bentuk Hubungan

0,00-0,20 Sangat longgar, dapat diabaikan

0,21-0,40 Rendah

0,41-0,60 Moderat / cukup

0,61-0,80 Erat

0,81-1,00 Sangat Erat


(55)

Apabila pada pengujian secara simultan H ditolak, artinya sekurang-kurangnya ada sebuah β ≠ 0. Untuk mengetahui β1 yang tidak sama dengan nol, maka dilakukan pengujian secara parsial.

Gambar 3.2

Daerah Penerimaan dan penolakan Ho pada Pengujian Simultan 2. Uji Hipotesis secara parsial

Melakukan uji-t, untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat, untuk menguji koefisien regresi secara Parsial, menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

r = Korelasi parsial yang ditentukan n = Jumlah sampel

t = ℎ� ��

= √ − � −

Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho


(56)

a. Hipotesis Hipotesis Pertama

H : β = 0, Tingkat Pengembalian Aset (Return On Asset) berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham

Ha ; β ≠ 0, Tingkat Pengembalian Aset (Return On Asset) berpengaruh signifikan terhadap harga saham

Hipotesis Kedua

H ; β = 0, Rasio Hutang atas Modal (Debt To Equity Ratio) berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham

Ha; β ≠ 0, Rasio Hutang atas Modal (Debt To Equity Ratio) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

b. Kriteria Pengujian

� ditolak apabila ℎ� �� < �� (a = 0,05). Kriteria penarikan pengujian :

Jika menggunakan tingkat kekeliruan (a = 0,05) untuk diuji dua pihak, maka kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yaitu sebagai berikut :

a. Jika ℎ� ���� maka H ada didaerah penolakan, berarti Ha diterima artinya antara variabel bebas dan variabel terikat ada hubungannya.

b. Jika ℎ� ���� maka H ada didaerah penerimaan, berarti Ha ditolak artinya antara variabel bebas dan variabel terikat tidak ada hubungannya.


(57)

Sumber Sugiyono (dalam Umi Narimawati, 2010:54) Gambar 3.3

Uji Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis parsial

1. Penarikan Kesimpulan

Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya. Jika thitung dan Fhitung jatuh di daerah penolakan (penerimaan), maka H ditolak (diterima) dan Ha diterima (ditolak). Kesimpulannya, Tingkat Pengembalian Aset (Return On Asset) dan Rasio Hutang atas Modal (Debt To Equity Ratio) berpengaruh atau tidak berpengaruh terhadap Harga Saham yang diberikan. Tingkat signifikannya yaitu 5% (a = 0,05), artinya jika hipotesis nol ditolak (diterima) dengan taraf kepercayaan 95%, maka kemungkinan bahwa hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95% dan hal ini menunjukan adanya (tidak adanya pengaruh yang meyakinkan (signifikan) antara dua variabel tersebut.

Daerah Penerimaan Ho

Daerah Penolakan Ho

-t table 0 t table


(58)

56 4.1 Gambaran Umum Perusahaan

Bursa Efek Indonesia (BEI), atau Indonesia Stock Exchange (IDX) merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Pada tahun 2004, Pemerintah memutuskan untuk menggabung Bursa Efek Jakarta sebagai pasar saham dengan Bursa Efek Surabaya sebagai pasar obligasi dan derivatif untuk meningkatkan efektivitas operasional dan transaksi. Bursa Efek Indonesia mulai beroperasi pada 1 Desember 2007.

Bursa Efek Indonesia menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta Automated Trading System (JATS) sejak 22 Mei 1995, menggantikan sistem manual yang digunakan sebelumnya. Tahun 2009 sistem JATS digantikan dengan sistem baru bernama JATS-NextG. Untuk memberikan informasi yang lebih lengkap tentang perkembangan bursa kepada publik, Bursa Efek Indonesia menyebarkan data pergerakan harga saham melalui media cetak dan elektronik. Satu indikator pergerakan harga saham tersebut adalah indeks harga saham.

Saat ini, BEI mempunyai tujuh macam indeks saham antara lain IHSG, Indeks Sektoral, Indeks LQ45, .Indeks Individual, Jakarta Islamic Index, Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan, dan Indeks Kompas100. Bursa Efek Indonesia berpusat di Kawasan Niaga Sudirman, Jl. Jend. Sudirman 52-53, Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Adapun dalam penelitian ini mengambil kasus pada perusahaan otomotif yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.


(59)

Perusahaan-perusahaan sektor Otomotif dan Komponen yang di maksud diantaranya adalah PT.Astra Otoparts, Tbk, PT. Gajah Tunggal, Tbk, PT. Selamat Sempurna, Tbk, PT. Indo Kordsa, Tbk, PT. Multi Prima Sejahtera, Tbk, PT. Indospring, Tbk.

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Sejarah perusahaan yang dipaparkan dalam penelitian ini terkait dengan objek penelitian, yaitu perusahaan sektor aneka industri Perusahaan Sektor Otomotif dan Komponen . Berikut diantaranya yaitu:

1. PT.Astra Otoparts, Tbk.

PT Astra Otoparts Tbk (Astra Otoparts) adalah sebuah grup perusahaan komponen otomotif terbesar dan terkemuka di Indonesia yang memproduksi dan mendistribusikan beranekaragam suku cadang kendaraan bermotor roda dua dan roda empat. Segmen pasar terbesar Perseroan adalah pasar pabrikan otomotif (OEM/Original Equipment for Manufacturer) dan pasar suku cadang pengganti (REM/Replacement Market). Saat ini Grup Astra Otoparts terdiri dari 7 unit bisnis, 14 anak perusahaan konsolidasi, 18 associates dan jointly controlled entities, 2 cost companies, serta 11 sub-subsidiary companies yang aktif, yang didukung oleh 37.754 orang karyawan.

Dalam rangka memperluas kapasitas, membangun kompetensi dan meningkatkan daya saing di pasar global, Perseroan menjalin aliansi strategis dengan mendirikan anak perusahaan patungan bersama-sama pemasok komponen terkemuka dari Jepang, Eropa, Amerika Serikat, China, dan Taiwan, seperti Aisin


(60)

Seiki, Aisin Takaoka, Akashi Kikai Seisakusho, Akebono Brake, Aktiebolaget SKF, Asano Gear, Daido Steel, Denso, DIC Corporation, GS Yuasa, Juoku Technology, Kayaba, Keihin Seimitsu Kogyo, Mahle, MetalArt, NHK Precision, Nippon Gasket, Nittan Valve, Pirelli, SunFun Chain, Toyoda Gosei,Toyota Industries, dan Visteon.

Di bidang manufaktur, Astra Otoparts memiliki 4 unit bisnis, 12 anak perusahaan konsolidasi, 18 associates dan jointly controlled entities, 2 cost companies, serta 11 sub-subsidiary companies yang aktif. Produk komponen Perseroan dan rangkaiannya (assemblies) didistribusikan secara langsung ke pasar OEM dan ke pasar REM di dalam dan luar negeri melalui unit bisnis perdagangan Astra Otoparts. Pabrikan otomotif terkemuka yang menjadi pelanggan Perseroan diantaranya adalah Toyota, Daihatsu, Isuzu, UD Trucks, Chevrolet, Hino, Honda, Hyundai, Kia, Mazda, Mercedes-Benz, Mitsubishi, Perodua, dan Suzuki untuk kendaraan roda empat; dan Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki, dan TVS untuk kendaraan roda dua.

Di bidang perdagangan, Astra Otoparts memiliki unit bisnis domestik, unit bisnis internasional, dan unit bisnis retail yang mendistribusikan komponen otomotif ke pasar suku cadang pengganti. Perseroan memiliki jaringan distribusi domestik yang luas, mencakup 50 main dealers, 23 kantor penjualan, dan 12.000 toko suku cadang yang tersebar di seluruh Indonesia. Produk Perseroan tidak hanya menguasai pasar dalam negeri tetapi juga telah merambah ke lebih dari 30 negara di Timur Tengah, Asia Oceania, Afrika, Eropa, dan Amerika, serta memiliki kantor perwakilan di Dubai.


(61)

Sejak tahun 1998, Astra Otoparts mengembangkan jaringan retail otomotif modern pertama di Indonesia dengan konsep bisnis waralaba yang fokus pada fast moving parts, quick service, dan related service. Jaringan retail yang dikenal dengan nama Shop&Drive ini terus berkembang hingga akhir tahun 2014, dan telah memiliki lebih dari 300 outlet yang tersebar di pulau Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi.

2. PT. Gajah Tunggal, Tbk.

PT. Gajah Tunggal Tbk. (IDX:GJTL ) adalah salah satu perusahaan pembuat ban di Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada 1951 dengan memproduksi dan mendistribusikan ban luar dan ban dalam sepeda. Selanjutnya perusahaan ini berkembang memperluas produksi dengan membuat variasi produk melalui produksi ban sepeda motor tahun 1971, diikuti oleh ban bias untuk mobil penumpang dan niaga pada tahun 1981. Awal tahun 90-an, Perusahaan mulai memproduksi ban radial untuk mobil penumpang dan truk.

Pada saat ini Gajah Tunggal mengoperasikan 5 pabrik ban dan ban dalam untuk memproduksi ban radial, ban bias dan ban sepeda motor, serta 2 pabrik yang memproduksi kain ban dan SBR (Styrene Butadiene Rubber) yang terkait dengan fasilitas produksi ban. Kelima pabrik ban dan pabrik kain ban ini berlokasi di Tangerang, sekitar 30 kilometer disebelah barat Jakarta. Sedangkan pabrik SBR berlokasi di komplek Industri Kimia di Merak, Banten, sekitar 90 km disebelah barat Jakarta.


(1)

123

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung: CV.Alfabeta.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Cetakan Ketujuh. Bandung: CV.Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung: CV.Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Administrasi , Cetakan Ke-20 .Bandung: CV.Alfabeta.

Sutrisno. (2009). Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi, Cetakan Ketujuh.Yogyakarta : Ekonisia.

Toto Prihadi. (2011). Praktis Memahami Laporan Keuangan Sesuai IFRS dan PSAK, Jakarta : PPM

Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, dan Linna Ismawati. (2010). Penulisan Karya Ilmiah:Paduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir. Jakarta: Genesis

Umi Narimawati. (2011) Metodologi Penelitian : Dasar Penyusunan Penelitian Ekonomi. Jakarta : Genesiss

Van Horne, James C dan Jr, Jhon M. Wachowicz. (2005). Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Buku 1 Edisi Keduabelas. Jakarta:Salemba Empat Werner Murhadi. (2013). Analisi Laporan Keuangan Proyeksi dan Valuasi Saham.

Jakarta : Salemba Empat

Weston, J.Fred dan Copeland T.E. (1992). Dasar – Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta : Erlangga

Winarno, Wing Wahyu (2011). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, Buku Edisi ketiga.Unit Penerbit dan percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.Yogyakarta

http://batuphat.blogspot.com/2013/01/faktor-faktor-yang mempengaruhi harga.html

http://finance.yahoo.com/ www.idx.co.id


(2)

124

(http://industri.kontan.co.id/news/indo-kordsa-perluas-pabrik

http://www.duniaprofesional.com/dunia-kerja/mengapa-saham-bisa-naik-turun/ http://www.beritasatu.com/pasar-modal/95709-astra-international-masih

andalkan-otomotif.html

http://swa.co.id/corporate/financial-report/kenaikan-biaya-tenaker-pengaruhi-bisnis-astra

http://www.teguhhidayat.com/2013/03/gajah-tunggal.html www.wikipedia.com


(3)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Muhammad Aditya Fhirman Tempat,Tanggal Lahir : Bandung, 05 September 1992

Agama : Islam

Alamat : Kp.Cipasir samsat RT/RW 05/02 Ds.Jelegong Kec.Rancaekek Kab.Bandung.

Telp/Hp : 081222683449

Email : Adityafhirman@ymail.com

Status : Lajang

DATA PENDIDIKAN

1. SDN Permata Hijau 1999-2005 Berijazah

2. SMP Al-Masoem 2005-2008 Berijazah

3. SMK Bandung Timur 2008-2011 Berijazah

4. Universitas Komputer Indonesia Jurusan Manajemen Ekonomi S1

2011-2015 Berijazah

PENGALAMAN KERJA

PENGALAMAN KERJA Kerja Praktek di PT.Tunas Daihatsu 2010 Kerja Praktek di PT.Sherish Cipta Interior

Bag.Administrasi Keuangan

Juli – Agustus 2014

PENDIDIKAN INFORMAL

Program Jenis Kegiatan Tahun


(4)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, segala Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya. Tidak lupa pula shalawat serta salam penulis tunjukan kepada Nabi Besar Rasulullah Muhammad SAW yang telah berjuang membawa umat manusia kepada fitrah yang benar. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul : “Pengaruh Tingkat Pengembalian

Aset (ROA) dan Rasio Hutang atas Modal (DER) terhadap Harga Saham

pada Perusahaan Sektor Otomotif dan Komponen yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (Periode 2010-2014)”.

Skripsi ini sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam menempuh ujian sidang akhir jenjang Strata I Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

Penulis berusaha menyajikan Skripsi ini sebaik mungkin, namun demikian penulis menyadari bahwa Skripsi ini jauh dari sempurna dan banyak kekurangan.Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan, pengalaman, serta pengetahuan yang dimiliki penulis., namun demikian penulis berusaha dalam penyusunannya memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak yang akan menjadi masukan yang berharga bagi penulis guna memperbaiki dan menyempurnakan Skripsi di masa yang akan datang.


(5)

vii

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada yang terhormat :

1. Dr. Ir. H. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof.Dr. Hj. Ria Ratna Ariawati, SE.,M.S., Ak. Selaku Dosen Pembimbing yang selalu sabar dan meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan pengarahan-pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi.

3. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec.Lic, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Dr. Raeni Dwi Santy, SE.,M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Komputer Indonesia.

5. Seluruh Staff Dosen Pengajar dan Staff Sekretariat Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

6. Bapak Hari Mulyono Selaku Kepala Kantor PT.Bursa Efek Indonesia Perwakilan Bandung.

7. Seluruh Staff PT.Bursa Efek Indonesia Perwakilan yang tidak disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian. 8. Ayah Ibunda tercinta yang selalu memberikan motivasi dan Do’a untuk

penulis sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini .

9. Tika Novisariningsih Wahyuni yang selalu membantu, memotivasi, memberi masukan dan selalu meluangkan waktunya untuk penulis. 10.Sahabatku Pirman Guntara, aldi Dwi Priadi, Aldi Fatwa Nugraha, Achmad


(6)

viii

yang tidak dapat disebutkan satu persatu, serta teman seperjuangan semasa

kuliah yaitu “Anak-anak MN2-11” terima kasih atas kebersamaan dan

bantuannya selama ini.

Atas segala amal kebaikan seluruh pihak yang penulis sebutkan dan tidak penulis sebutkan, mudah-mudahan Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda. Akhir kata semoga Skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya, meskipun masih banyak kekurangan dan jauh untuk dikatakan sempurna. Amin .

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Bandung, Agustus 2015


Dokumen yang terkait

Pengaruh Tingkat Pengembalian Asset Dan Rasio Hutang Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 8 1

Pengaruh Tingkat Pengembalian Aktiva dan Rasio Hutang terhadap Harga Saham pada Perusahaan Asuransi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 22 113

Pengaruh Rasio Hutang dan Rasio Penilaian Pasar Terhadap Tingkat Pengembalian Saham pada Perusahaan Otomotif dan Komponen yang Terdaftar Di BEI 2010-2014

0 2 1

Pengaruh Tingkat Pengembalian Aset (ROA) Dan Rasio Lancar (CR) Terhadap Keuntungan Saham Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode (2009-2014)

0 10 1

Pengaruh Perputaran Piutang dan Rasio Utang Modal Terhadap Pengembalian Atas Aset (Studi Kasus pada Perusahaan Pembiayaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)

3 25 65

Pengaruh Rasio Hutang Pada Modal Dan Rasio Harga Laba Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 4 151

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Rasio Kredit Bermasalah Terhadap Tingkat Pengembalian Atas Aset pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014

2 12 65

Pengaruh TIngkat Pengembalian Aset dan Likuiditas Terhadap Harga Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)

1 8 55

Pengaruh Kapitalisasi Pasar dan Rasio Hutang Terhadap Tingkat Pengembalian Saham pada Perusahaan Ritel yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014

1 56 69

PENGARUH RASIO HUTANG DAN PROFITABILITAS TERHADAP TINGKAT PENGEMBALIAN SAHAM PADA PERUSAHAAN ASURANSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2014-2016

0 0 13