Agus Irawan Sensus, 2014. MODEL KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENGEMBANGKAN
KETERAMPILAN SOSIAL ANAK DENGAN HIGH FUNCTIONING AUTISM DISEKOLAH DASAR INKLUSIF Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
mengembangkan keterkaitan atau lintasan teori pendidikan khusus, termasuk di dalamnya kajian anak autis dengan kerangka konseling kelompok di sekolah
inklusif. Kajian ini juga dapat bermanfaat mengingat dewasa ini terjadi kecenderungan untuk mengembangkan layanan bimbingan konseling dalam
berbagai setting, termasuk di dalamnya dalam setting layanan bimbingan konseling bagi anak autis.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendatangkan manfaat praktis, di antaranya sebagai berikut:
a. Sebagai bahan masukkan bagi pihak-pihak terkait di sekolah dasar inklusif,
seperti kepala sekolah, guru mata pelajaran dan khususnya guru BK tentang taraf keterampilan sosial anak autis dan upaya pengembangannya;
b. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru kelas dan guru BK di sekolah
inklusif dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling, khususnya dengan konseling kelompok dengan teknik bermain peran pada anak
dengan High Functioning Autism di sekolah dasar inklusif; c.
Bagi peneliti selanjutnya, dapat dijadikan bahan kajian untuk mendalami variabel atau lingkup penelitian lebih lanjut misalnya tentang faktor-faktor
kontekstual yang mempengaruhi perkembangan anak autis secara komprehensif.
F. Definisi Operasional Variabel
Untuk memberikan arah atau batasan yang jelas tentang aspek-aspek yang akan diungkap dalam penelitian ini, perlu dijelaskan beberapa batasan
sebagai berikut:
1. Model Konseling Kelompok dengan Teknik Bermain Peran
Menurut Nugent, dalam Blochler, 1987: 23 menjelaskan bahwa “konseling kelompok adalah intervensi yang direncanakan, sistematis, yang
ditujukan untuk membantu individu menjadi lebih sadar atas dirinya sendiri, memaksimalkan kebebasan dan efektivitas manusia”. Aspek-aspek dimaksud
Agus Irawan Sensus, 2014. MODEL KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENGEMBANGKAN
KETERAMPILAN SOSIAL ANAK DENGAN HIGH FUNCTIONING AUTISM DISEKOLAH DASAR INKLUSIF Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
nampak dalam definisi deskriptif tentang konseling kelompok sebagaimana dikemukakan oleh Shertzer Stone 1980: 46
sebagai berikut: “konseling kelompok adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu melalui
suasana kelompok yang memungkinkan individu dapat mengembangkan wawasan dan pemahaman yang diperlukan tentang suatu masalah tertentu,
mengeksplorasi dan menentukan alternatif terbaik untuk memecahkan masalah atau dalam upaya mengembangkan pribadinya.
S ecara konseptual konseling kelompok adalah “upaya bantuan kepada
individu dalam suasana kelompok, bersifat pencegahan, penyembuhan, dan pengembangan”, serta memberi kemudahan perkembangan dan pertumbuhan”.
Dari batasan tersebut, dapat dipahami bahwa melalui kegiatan konseling kelompok tersebut, konselor dapat memfasilitasi pengembangan potensi
individu melalui penciptaan suasana kelompok yang relevan, kondusif, dan diperlukan serta dipahami oleh anggota dalam kelompok.
Konseling kelompok
dengan pendekatan
behavioral dalam
perkembangannya terdiri dari berbagai teknik. Salah satu teknik yang populer dalam konseling kelompok adalah teknik bermain peran. Konseling kelompok
dengan dengan teknik bermain peran ini menekankan pada upaya melatih atau mengajar konseli tentang keterampilan mengelola diri yang dapat
digunakannya untuk mengendalikan kehidupannya, untuk menangani masalah masa kini dan masa datang, dan untuk mampu berfungsi dengan memadai
tanpa terapi yang terus menerus Krumboltz Thoresen, 1976, dalam Natawidjaja 2009: 259. Para ahli dalam pendekatan behavioristik banyak
menekankan pendapatnya tentang upaya membantu manusia ke arah pembentukan “perilaku pengarahan diri” self-directed behavior dan “gaya
hidup yang dikelola diri sendiri” self-managed live style Natawidjaja, 2009:
259. Perumusan model konseling kelompok dengan teknik bermain peran
yang efektif dalam penelitian ini dihasilkan dari analisis empirik tentang keterampilan sosial anak dengan High Functioning Autism di sekolah dasar
Agus Irawan Sensus, 2014. MODEL KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENGEMBANGKAN
KETERAMPILAN SOSIAL ANAK DENGAN HIGH FUNCTIONING AUTISM DISEKOLAH DASAR INKLUSIF Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
inklusif dan kerangka konseptual konseling kelompok dengan teknik bermain peran. Dengan demikian, maka dapat dirumuskan bahwa model konseling
kelompok dengan teknik bermain peran dalam penelitian ini adalah sebuah model konseling kelompok yang dirumuskan berdasarkan analisis empirik
perilaku sosial anak dengan High Functioning Autism di sekolah dasar inklusif dan analisis konseptual tentang konseling kelompok dengan teknik bermain
peran yang ditujukan untuk mengembangkan keterampilan sosial anak dengan High Functioning Autism di sekolah dasar inklusif Kota Bandung.
Implementasi dari model konseling kelompok dengan teknik bermain peran yang efektif ini, dilaksanakan dalam 3 tahapan utama, yaitu:
a. Tahapan Permulaan; yaitu suatu tahapan sebelum terbentuknya kelompok
konseling dan pertemuan-pertemuan pertama dari keseluruhan rencana konseling. Dalam tahapan permulaan pada konseling kelompok dengan
teknik bermain peran ini, peneliti menentukan jumlah anggota dalam konseling kelompok
—berapa orang anak dengan High Functioning Autism
dan anak reguler dalam kelompok konseling, dan target perilaku target behavior yang hendak dicapai dalam proses konseling kelompok.
b. Tahapan Pelaksanaan; yaitu tahapan dimana peneliti konselor
merumuskan rancangan perilaku bantuan dan penerapan teknik bermain peran.
c. Tahapan Akhir; yaitu suatu tahapan konseling kelompok dimana peneliti
konselor pertama-tama berusaha membantu konseli untuk mengalihkan perubahan yang telah diperoleh konseli dalam kegiatan kelompok kepada
keadaan yang sebenarnya dalam aktivitas sehari-hari.
Agus Irawan Sensus, 2014. MODEL KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENGEMBANGKAN
KETERAMPILAN SOSIAL ANAK DENGAN HIGH FUNCTIONING AUTISM DISEKOLAH DASAR INKLUSIF Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
2. Keterampilan Sosial Anak dengan High Functioning Autism