4
B. BAWANG PUTIH
Secara taksonomi,  klasifikasi tanaman bawang putih adalah sebagai berikut :
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Klas : Monocotyledone
Ordo : Lili
Familia : Liliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium sativum
Tanaman  bawang  putih  dapat  tumbuh  dengan  baik  pada  ketinggian  700  -  1000 meter  di  atas  permukaan  laut.  Suhu  lingkungan  yang  paling  sesuai  adalah  15  –  25
O
C, namun tanaman ini masih dapat tumbuh pada suhu 27 – 30
O
C. Tanaman  ini  merupakan  tanaman  semusim,  berbentuk  rumput  dengan  tunas-tunas
batang  berubah  bentuk  menjadi  umbi  kecil  atau  umbi  lapis.  Umbi  pada  bawang  putih merupakan  batang  semu  yang  berfungsi  sebagai  tempat  penyimpan  makanan  cadangan
dan berada di atas discus. Umbi bawang putih terdiri dari beberapa siung. Siung-siung ini dibungkus selaput tipis yang berlapis dan mengumpul, sehingga umbi seolah-olah tampak
besar. Bawang  putih  merupakan  tanaman  yang  tumbuh  tegak  dengan  tinggi  dapat
mencapai  30-60  m  dan  membentuk  rumpun  sebagaimana  warga  kelompok  monokotil, sistem  perakarannyaa  tidak  berupa  akar  tunggang,  melainkan  akar  erabut  yang  tidak
panjang.  Dengan  perakaran  yang  demikian  bawang  putih  tidak  tahan  terhadap kekeringan. Akar bawang putih mempunyai panjang maksimum sekitar 10 cm.
Daunnya  panjang,  pipih  dan  agak  melipat  ke  dalam  arah  membujur.  Banyaknya daun  7-10  helai  per  tanaman.  Kelopak-kelopak  daunnya  meskipun  tipis  tetapi  kuat  dan
membungkus kelopak-kelopak daun di dalamnya yang lebih muda sehingga membentuk batang semu.
5 Bagian  dasar  siungumbi  pada  hakikatnya  adalah  batang  pokok  tidak
sempurnarudimeter. Dari batang ini muncul akar-akar serabut mempunyai akar pengisap makanan semata dan bukan pencari air dalam tanah.
Tanaman  bawang  putih  diduga  berasal  dari  Cina,  kemudian  menyebar  ke  daerah laut tengah, dan beberapa negara di dunia. Budidaya bawang putih telah ada sejak abad
ke  16,  dan  kini  sentra  primer  dari  tanaman  ini  adalah  Cina,  India,  Asia  Tengah,  Timer Dekat,  Mediterania,  Meksiko  Selatan,  Amerika  Tengah  dan  Amerika  Selatan.  Tanaman
bawang  putih  diduga  masuk  ke  wilayah  Indonesia  pada  abad  ke  19,  bersamaan  dengan arus  lalulintas  pedagangan  antar  negara  ke  Indonesia,  terutama  dari  pedagang  Cina  dan
India. Nilai  gizi  bawang  putih  bervariasi  berdasarkan  jenis  dan  bagian  bawang  yang
dimakan.  Nilai  gizi  bawang  putih  juga  ditentukan  oleh  kondisi  pertumbuhan,  waktu panen dan cara pengolahannya.
Tabel  2.  Komposisi  kandungan  zat  gizi  dalam  100  gram  bawang  putih  Allium sativum
Zat Gizi
per 100 gram
Air gram
6.6 Energi
Kkal 122.0
Protein gram
7.0 Lemak
gram 0.3
Karbohidrat  gram 25.0
Serat gram
1.1 Kalsium
miligram 26.0
Fosfor miligram
109.0 Besi
miligram 1.2
Sumber : Tindall 1986 Sedangkan  menurut  Direktorat  Gizi,  Depkes  RI,    kandungan  gizi  umbi  bawang
putih  terdiri  dari  zat  organik  :  protein,  lemak  dan  karbohidrat,  di  samping  mengandung zat-zat hara : kalsium, vitamin dan belerang. Secara rinci kadar gizi umbi bawang putih
dapat dilihat pada Tabel 3.
6 Tabel 3. Kadar zat gizi umbi bawang putih per 100 gram
No Komponen
Nilai Gizi Keterangan
1. Protein
4.50 gr 2.
Lemak 0.20 gr
3. Karbohidrat
23.10 gr 4.
Kalsium 42.00 gr
5. Fosfor
134.00 gr 6.
Besi 1.00 gr
7. Vitamin B1
0.22 gr 8.
Vitamin C 15.00 gr
9. Air
71.00 gr 10.
Kalori 95.00 gr
Bagian yang dapat dimakan 88
Sumber : Direktorat Gizi Dep Kes RI, 1992 Umbi bawang putih juga mengandung asam amino yang disebut alliin. Bila alliin
ini mendapat pengaruh enzim alliinase, alliin dapat berubah menjadi allisin. Allisin terdiri dari  beberapa  jenis  sulfida,  dan  yang  paling  banyak  adalah  allil  sulfida.  Bila  allisin
bertemu dengan vitamin B1 akan membentuk ikatan allitiamin
7
II. KOMPONEN BIOAKTIF BAWANG DAN KHASIATNYA