SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 47
B. STATUS GIZI
Status gizi balita merupakan salah satu indikator kesehatan yang dinilai  keberhasilan  pencapaiannya  dalam  MDGs.  Status  gizi  balita
diukur  berdasarkan  umur,  berat  badan  BB  dan  tinggi  badanpanjang badan  TB.  Variabel  umur,  BB  dan  TB  ini  disajikan  dalam  bentuk  tiga
indikator antropometri yaitu: berat badan menurut umur BBU, tinggi badan  menurut  umur  TBU  dan  berat  badan  menurut  tinggi  badan
BBTB. Indikator  BBU  memberikan  indikasi  masalah  gizi  secara  umum.
Indikator  ini  tidak  memberikan  indikasi  tentang  masalah  gizi  yang sifatnya kronis atau akut karena berat badan berkorelasi positif dengan
umur  dan  tinggi  badan.  Dengan  kata  lain  berat  badan  yang  rendah dapat  diakibatkan  oleh  tubuh  yang  pendek  kronis  atau  karena  diare
atau  penyakit  infeksi  lain  akut.  Tahun  2016  di  Kota  Denpasar dilaporkan    sebanyak  30.889  balita  dan  sebanyak  0,1  bawah  garis
merah BGM. Pada tahun 2016 ditemukan 3 orang balita gizi buruk 2 laki dan
1  perempuan.  Seluruh  balita  gizi  buruk  yang  ditemukan  sudah mendapatkan perawatan.
C. Morbiditas
Angka kesakitan baik insiden maupun prevalen dari suatu penyakit disebut  morbiditas.  Morbiditas  menggambarkan  kejadian  penyakit
dalam  suatu  populasi  pada  kurun  waktu  tertentu  dan  berperan  dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat.
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 48
C.1 Sepuluh Besar Penyakit Pola  sepuluh  penyakit  terbanyak  di  Puskesmas  Kota  Denpasar  tahun
2016
No  ICD Diagnosa
L P
Total 1
J00 Acute nasopharyngitis
19422 20345
39767 2
I10 Essential primary hypertension HT Primer  HT
Saja 11574
13582 25156
3 J02
Acute pharyngitis Faringitis 10769
9934 20703
4 R50.9   Fever, unspecified
6132 5694
11826 5
E11 Non esensial dependent diabetes mellitusDM Type
II usia 40
th
3485 3689
7174 6
K30 Dyspepsia
2559 4494
7053 7
R51 Headache Cepalgia + Sakit Kepala
2495 4035
6530 8
L23 Allergic contact dermatitis
2556 3669
6225 9
M13 Others Arthritis Atritis Lainnya
2307 2910
5217 10
A09 Diarrhoea and gastroenteritis of presumed
infectious origin 2541
2303 4844
C.1. Penyakit Menular Langsung
C.1.1 TB Paru Tuberkulosis  merupakan  penyakit  menular  yang  disebabkan  oleh
infeksi  bakteri  mycobacterium  tuberculosis    dengan  sumber  penularan pasien  TB  BTA  Positif  melalui  percik  renik  dahak  yang  dikeluarkan
kemenkes, 2016. Tuberkulosis diperkirakan menyerang 9,6 juta orang dan menyebabkan kematian 1,2 juta orang di dunia.
Pada  tahun  2016  ditemukan  6.793  suspek  TB  dengan  512  pasien BTA positif. Beberapa indikator TB antara lain:
1 Angka  notifikasi  kasus  atau  case  notification  rate  CNR,
merupakan  jumlah  pasien  baru  yang  ditemukan  dan  tercatat  per 100.000  penduduk  di  suatu  wilayah  tertentu.  Angka  ini  dapat
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 49
menggambarkan  penemuan  kasus  di  suatu  wilayah  tertentu  yang  bila dikumpulkan  serial    dapat  menunjukkan  kecenderungan  meningkat
atau menurunnya penemuan kasus di suatu wilayah tertentu. Grafik….
CNR kasus TB per 100.000 penduduk di Kota Denpasar Tahun 2012-2016
70 54.9
56.47 50.76
57.6 98
128 121.47
117.53 130.4
50 100
150 200
2012 2013
2014 2015
2016 TB semua kasus
BTA +
Gambar  diatas  memperlihatkan  masih  terjadi  fluktuasi  CNR  di Kota Denpasar dalam 5 tahun terakhir. CNR dianggap baik bila terjadi
peningkatan minimal
5 bila
dibandingkan dengan
tahun sebelumnya.  Dari  tahun  2015  ke  2016  sudah  terjadi  peningkatan
lebih  dari  5.  CNR  TB  Paru  pada  tahun  2016  sebesar  130,4  per 100.000 penduduk, dengan jumlah kematian akibat TB Paru sebesar
4  per  100.000  penduduk.  Peningkatan    angka  penemuan  ini disebabkan  karena  semakin  ditingkatkannya  jangkauan  pelayanan
yang  mengacu  pada  manajemen  DOTS  baik  dari  puskesmas,  RS Pemerintah,  RS  Swasta  maupun  praktisi  swasta  sehingga  semakin
banyak kasus yang bisa terdeteksi di masyarakat. 2
Angka keberhasilan pengobatan Saccess rate Pengobatan merupakan upaya untuk mengendalikan tuberculosis.
Indikator  yang  dipakai  sebagai  evaluasi  hasil  pengobatan  penderita  TB
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 50
Paru adalah succses rate, dimana indikator ini dapat dievaluasi setahun kemudian  setelah  penderita  ditemukan  dan  diobati.  Sukses  rate  akan
meningkat  bila  pasien  TB  Paru  dapat  menyelesaikan  pengobatan dengan baik tanpa atau dengan pemeriksaan dahak. Pada tahun  2016
angka  sukses  rate  pengobatan  penderita  TB  di  Kota  Denpasar  sebesar 87,14.
Gambaran    sukses  rate  pengobatan  penyakit    TB  Paru    di    Kota Denpasar  seperti terlihat pada grafik dibawah ini :
Grafik 3.7 Succes Rate TB di Kota Denpasar tahun 2012 sd 2016
85.6 87.27
88.17
84.9 87.14
83 84
85 86
87 88
89
2012 2013
2014 2015
2016
Sumber seksi P2ML Bidang Bina P2P Dikes Kota Denpasar Data  pada  grafik  3.7  di  atas  menunjukkan  bahwa  dalam  lima
tahun  terakhir    sucses  rate  kasus  TB  Paru  di  Kota  Denpasar  terlihat berfluktuasi, sempat mengalami penurunan cukup bermakna di tahun
2015  dengan  capaian  84,9  dan  meningkat  kembali  pada  tahun 2016  menjadi  87,14.  Renstra  dinas  kesehatan  kota  denpasar
menetapkan  target  sucses  rate  kasus  TB  Paru  untuk  tahun  2016 sebesar 85 dan target ini sudah terpenuhi.
Upaya  yang  perlu  dilakukan  untuk  menurunkan  Case  Rate  dan meningkatkan  Success  Rate  adalah  dengan  cara  meningkatkan
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 51
sosialisasi  penanggulangan  TB  Paru  dengan  manajemen  DOTS  melalui jejaring  internal  maupun  eksternal  rumah  sakit  serta  sektor  terkait
lainnya.  Disamping  meningkatkan  jangkauan  pelayanan,  upaya  yang tidak kalah penting dan  perlu dilakukan dalam rangka penanggulangan
penyakit  TB  Paru  adalah  meningkatkan  kesehatan  lingkungan  serta perilaku  hidup  bersih  dan  sehat  di  masyarakat.  Kasus  TB  Paru  sangat
dipengaruhi  oleh  kepadatan  penduduk  dan  kemiskinan,  karena penularan  TB  Paru  adalah  melalui    kontak  langsung  langsung  dengan
penderita.  Status  gizi  juga  mempengaruhi  kasus  TB  Paru  terutama angka kesembuhannya, dengan status gizi yang baik penderita TB Paru
akan lebih cepat pulih. C.1.2 Pneumonia
Pneumonia  merupakan  penyebab  dari  15  kematian  balita.  Salah satu  upaya  yang  dilakukan  untuk  mengendalikan  penyakit  ini  yaitu
dengan  meningkatkan  penemuan  pneumonia  pada  balita.  Perkiraan kasus  pneumonia  secara  nasional  sebesar  3.55  namun  angka
perkiraan  kasus  di  masing-masing  provinsi  menggunakan  angka  yang berbeda-beda  sesuai  angka  yang  telah  ditetapkan.  Untuk  Provinsi  Bali
ditetapkan  angka  perkiraan  kasus  pneumonia  balita  adalah  sebesar 2,05 dari total balita yang ada.
Infeksi  Saluran  Pernapasan  Akut  ISPA  adalah  penyakit  infeksi akut  yang  menyerang  pernapasan  mulai  dari  hidung  hingga  alveoli.
Penyakit  ISPA  yang  menjadi  masalah  dan  masuk  dalam  program penanggulangan  penyakit  adalah  pneumonia  karena  merupakan  salah
satu  penyebab  kematian  anak.  Pneumonia  adalah  infeksi  akut  yang menyerang  jaringan  paru  alveoli.  Infeksi  ini  bisa  disebabkan  oleh
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 52
bakteri,  jamur,  virus  atau  kecelakaan  karena  menghirup  cairan  atau bahan  kimia.  Populasi  rentan  yang  terserang  pneumonia  adalah  anak
umur    2  tahun.  Penemuan  dan  tatalaksana  kasus  adalah  salah  satu kegiatan program penanggulangan.
Pada  tahun  2016  di  Kota  Denpasar  diperkirakan  ada  1.346 penderita  pneumonia  balita,  ditemukan  dan  ditangani  sebanyak  1.352
penderita 100,43. Perlu  diterus  ditingkatkan  upaya  penemuan  penderita  penemonia
terutama pada Balita sehingga segera dapat ditangani. Pneumonia pada balita lebih banyak disebabkan karena faktor seperti kurang gizi, status
imunisasi  yang  tidak  lengkap,  terlalu  sering  membedung  anak,  kurang diberikan  ASI,  riwayat  penyakit  kronis  pada  orang  tua  bayibalita,
sanitasi  lingkungan  tempat  tinggal  yang  kurang  memenuhi  syarat kesehatan,  orang  tua  perokok  dan  lain  sebagainya.  Upaya  yang  telah
dilakukan  untuk  menanggulangi  kasus  pneumonia  pada  bayibalita adalah  menghilangkan  faktor  penyebab  itu  sendiri  melalui  peningkatan
status  gizi  bayibalita,  peningkatan  perilaku  hidup  bersih  dan  sehat PHBS,  peningkatan  sanitasi  lingkungan  tempat  tinggal  serta
peningkatan status imunisasi bayibalita.
C.1.3 Aquired Immuno Deficiency Syndrome AIDS HIVAIDs  merupakan  penyakit  menular  yang  disebabkan  oleh
infeksi  virus  Human  Immunodeficiency  Virus  yang  menyerang  system kekebalan
tubuh penderitanya
sehingga penderita
mengalami penurunan  ketahanan  tubuh  dan  menjadi    sangat  mudah  terinfeksi
berbagai macam penyakit yang lain.
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 53
Sebelum  memasuki  fase  AIDS,  penderita  terlebih  dahulu dinyatakan  sebagai  HIV  positif.  HIV  positif  dapat  diketahui  dengan  3
cara  yaitu  VCT,  sero  survey  dan  survey  terpadu  biologis  dan  perilaku STBP.  Sampai  akhir  Desember  2015  Kota  Denpasar  sudah  memiliki
18  layanan  VCT,  9  layanan  IMS,  2  CST,  5  satelit  ARV  2  PMTCT  dan  1 MMT.
Penyebaran  HIV-AIDS  tidak  mengenal  batas  daerah  maupun wilayah. Perkembangan kasus AIDS dan infeksi HIV yang dilaporkan di
Kota  Denpasar  dari  tahun  ke  tahun  mengalami  peningkatan,  seperti terlihat pada grafik dibawah ini:
Grafik 4.9 Jumlah kasus HIV Di Kota Denpasar
Tahun 2012 sd 2016
294 290
332 638
626
100 200
300 400
500 600
700
2012 2013
2014 2015
2016
Sedangkan kasus AIDS pada tahun 2016 dilaporkan sebanyak 611 orang mengalami sedikit peningkatan bila dibandingkan tahun 2015.
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 54
Grafik 4.10 Jumlah kasus AIDS Di Kota Denpasar
Tahun 2012 sd 2016
379 310
326 601
611
100 200
300 400
500 600
700
2012 2013
2014 2015
2016
Data  di  atas  menunjukkan  bahwa  dalam  kurun  waktu  lima  tahun terakhir  jumlah  kasus  baru  HIV-AIDS  meningkat  secara  signifikan
terutama  mulai  tahun  2015  hal  ini  disebabkan  karena  data  diatas adalah  data  seluruh  penderita  yang  mengakses  layanan  di  Kota
Denpasar  tanpa  melihat  asal  penderita.  Pada  Tahun  2016  terjadi  7 kematian  penderita  AIDS,  5  laki-laki  dan  2  perempuan.  Kalau  dilihat
berdasarkan  kelompok  umurnya  1  penderita  meninggal  umur  5-14 tahun, 4 penderita usia 25-49 tahun dan 2 penderita usia 50 tahun.
Bila  dilihat  berdasarkan  proporsi  jenis  kelamin  maka  gambaran
penderita AIDS tahun 2016 adalah:
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 55
Grafik 4.11 Proporsi AIDS Berdasarkan Jenis Kelamin Di Kota Denpasar
Tahun 2016
34.37 65.63
laki-laki perempuan
Dilihat  berdasarkan  golongan  umur  penderita  maka  gambaran penderita AIDS di Kota Denpasar adalah:
Grafik 4.12 Proporsi AIDS Berdasarkan Golongan Umur
Di Kota DenpasarTahun 2016
22 8 4
67 74
436
4 tahun 5-14 th
15-19 th 20-24 th
25-49 th 50 th
Gambaran  kasus  menurut  kelompok  umur  menggambarkan bahwa kasus baru AIDS tertinggi terjadi pada usia 20-24 tahun, dan
25-49 tahun yang mana kelompok ini merupakan kelompok produktif yang juga aktif secara sexual.
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 56
Penularan  kasus  HIV-AIDS  dominan  melalui  hubungan  seks, jarum suntik yang tercemar HIV, ibu hamil yang HIV positif.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menanggulangi penyebaran kasus  HIV-AIDS  di  Kota  Denpasar.  Salah  satunya  adalah    melakukan
skrining  terhadap  pendonor  darah.  Pada  tahun  2016  Unit  Tranfusi Darah  UTD  PMI  Cabang  Kota  Denpasar  yang  berkedudukan  di  RSUD
Wangaya  telah  melakukan  skrining  terhadap  4.151  pendonor  darah 3.191  laki-laki  dan  960  perempuan.  Dari  jumlah  tersebut  sebanyak
11 sampel darah 0,26 positif terinfeksi HIV-AIDS. Disamping itu juga Dinas Kesehatan Kota Denpasar bekerja sama
dengan Komisi Penanggulangan AIDS KPA Kota Denpasar secara aktif melaksanakan  penyuluhanKIE  ke  tempat-tempat  kerjaperusahaan
terutama  yang  termasuk  dalam  kategori  resiko  tinggi  seperti  panti- panti pijat. Tujuan penyuluhan atau KIE tersebut adalah agar kelompok
berisiko  tersebut  mau  datang  ke  Klinik  VCT  untuk  memeriksakan  diri secara berkala.
C.1.4 Diare Diare dapat didefinisikan sebagai kejadian buang air besar berair
lebih  dari  tiga  kali  namun  tidak  berdarah  dalam  24  jam,  bila  disertai dengan darah disebut disentri. CFR diare secara nasional adalah 2,48
sedangkan di Kota Denpasar CFR nya 0. Penyakit  diare  masih  merupakan  masalah  kesehatan  di  Kota
Denpasar,  karena  IR  nya  cukup  tinggi.  Penyakit  gastroenteritis  lain seperti  diare  berdarah  dan  tifus  perut  klinis  juga  termasuk  ke  dalam
sepuluh  besar  penyakit  baik  di  Puskesmas  maupun  catatan  rawat  inap
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 57
di  rumah  sakit.  Meskipun  jumlah  kasus  diare  cukup  tinggi,  namun angka  kematiannya  relative  rendah.  Serangan  penyakit  yang  bersifat
akut  mendorong  penderitanya  untuk  segera  mencari  pengobatan  ke pelayanan  kesehatan.  Dalam  perjalanan  alamiahnya  sebagian  besar
penderita sembuh sempurna. Pada  tahun  2016  di  Kota  Denpasar  ditemukan  dan  ditangani
17.645  penderita  diare  atau  sebesar  125,6  dari  jumlah  perkiraan kasus yang ada. Gejala diare yang terkesan ringan dan dapat diobati
sendiri oleh
penderitanya menyebabkan
penderita enggan
mendatangi sarana pelayanan kesehatan. Penanggulangan diare dititikberatkan pada penanganan penderita
untuk  mencegah  kematian  dan  promosi  kesehatan  tentang  hiegyne sanitasi dan makanan untuk mencegah penyebarluasan kasus KLB.
Upaya  yang  dilakukan  oleh  jajaran  kesehatan  baik  oleh  puskesmas maupun  dinas  kesehatan  adalah    meningkatkan  penyuluhan
kesehatan  kepada  masyarakat,  kaporitisasi  air  minum  dan peningkatan sanitasi lingkungan.
C.1.5 Kusta Kusta  adalah  penyakit  kulit  infeksi  yang  disebabkan  oleh
mycobacterium  leprae.  Bila  penyakit  kusta  tidak  ditangani  maka dapat  menjadi  progresif  menyebabkan  kerusakan  permanen  pada
kulit,  saraf,  mata  dan  anggota  gerak.  Strategi  global  WHO menetapkan  indikator  eliminasi  kusta  adalah  angka  penemuan
penderita  new  case  detection  rate  NCDR.  Dengan  NCDR  0,1  per 10.000  penduduk  berarti  Denpasar  sudah  dapat  dikatagorikan
sebagai  daerah  rendah  kusta  dengan  mengacu  pada  indicator  pusat
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 58
bahwa daerah dengan NCDR 0,50 per 10.000 penduduk sudah dapat dikatakan sebagai daerah rendah kusta.
Gambaran Penyakit kusta dalam lima tahun terakhir seperti pada grafik di bawah ini :
Grafik 4.12 Prevalensi Penyakit Kusta Per 10.000 pddk Tahun 2012-2016 di Kota Denpasar
0.2
0.1 0.1
0.07 0.03
0.05 0.1
0.15 0.2
0.25
20 12
20 13
20 14
20 15
20 16
K a
s u
s
Keberhasilan  penanganan  kasus  kusta  di  Kota  Denpasar  tidak terlepas  dari  upaya  intensif  dari  dinas  kesehatan,  puskesmas  dan
jajarannya  serta  adanya  kemauan  penderita  untuk  sembuh  dari penyakit  kusta.  Prevalensi  kusta  dalam  lima  tahun  terakhir  di  Kota
Denpasar sudah  bisa ditekan menjadi  1 per 100.000 penduduk. Indikator  yang  dipakai  dalam  menilai  keberhasilan  program
kusta adalah angka proporsi cacat tingkat II cacat yang dapat dilihat oleh  mata.  Angka  ini  dapat  dipakai  untuk  menilai  kinerja  petugas,
bila  angka  proporsi  kecacatan  tingkat  II  tinggi  berarti  terjadi keterlambatan  penemuan  penderita  akibat  rendahnya  kinerja
petugas dan
rendahnya pengetahuan
masyarakat tentang
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 59
tandagejala  penyakit  kusta.  Tahun  2016  Di  Kota  Denpasar  tidak ditemukan  orang dengan cacat tingkat II.
Indikator  lain  yang  dipakai  menilai  keberhasilan  program adalah  adanya  penderita  anak  diantara  kasus  baru,  yang
mengindikasikan bahwa
masih terjadi
penularan kasus
di masyarakat.  Proporsi  kasus  anak  di  Kota  Denpasar  sebesar  0.
Dalam  lima  tahun  terakhir  prevalensi  kusta  sudah    mengalami penurunan  yang  cukup  signifikan,  dan  berada  pada  posisi  eliminasi
kusta.
C.2 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
Imunisasi  merupakan  salah  satu  upaya  untuk  mencegah  supaya tidak  terjadi  kasus  penyakit.  Beberapa  penyakit  yang  dapat  dicegah
dengan imunisasi antara lain:
C.2.1 Tetanus Neonatorum
Tetanus neonatorum TN disebabkan oleh basil Clostridium tetani, yang masuk ke tubuh melalui luka. Penyakit ini dapat menginfeksi bayi
baru lahir apabila pemotongan tali pusat tidak dilakukan  dengan steril. Kasus TN banyak ditemukan pada daerah dengan cakupan pertolongan
persalinan  oleh  tenaga  kesehatan  yang  rendah.  Pada  tahun  2016  di kota  Denpasar  tidak  ditemukan  kejadian  tetanus  neonatorum,  hal  ini
kemungkinan  besar  di  pengaruhi  oleh  cakupan  pertolongan  persalinan oleh  tenaga  kesehatan  yang  cukup  baik  100  sehingga  kejadian  TN
pada  bayi  yang  seringkali  menjadi  penyebab  kematian  bayi  dapat ditekan.
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 60
C.2.2 Campak Penyakit  campak  adalah  penyakit  menular  yang  disebabkan  oleh
virus, dan sebagian  besar menyerang anak – anak. Penularan campak dapat  terjadi    melalui  kontak  langsung  dengan  penderita  campak  atau
melalui  udara  yang  terkontaminasi.  Pada  umumnya  sebagian  besar penderita  campak  akan  sembuh,  komplikasi  sering  terjadi  pada  anak
usia      5  tahun.  Kasus  campak  pada  penderita  malnutrisi  dan defesiensi  vit  A  serta  HIV  bisa  menjadi  berat  dan  fatal.  Komplikasi
campak  antara  lain  Diare,  Bronchopneumonia,  Malnutrisi,  otitis  media, kebutaan, encephalitis.
Kegiatan  surveilans  campak  di  Kota  Denpasar  adalah  Surveilans berbasis individu  Case Based Measles Surveillance  CBMS yang telah
dilaksanakan  sejak  tahun  2007  di  unit  pelayanan  kesehatan  baik pemerintah  maupun  swasta.  Kegiatan  CBMS  adalah  melakukan
pemeriksaan    serologis  terhadap  kasus  klinis  dengan  pemeriksaan antibody untuk penegakan diagnose campak.
Penegakan diagnose
kasus campak
dilakukan dengan
pemeriksaan antibody pada setiap kasus klinis campak yang ditemukan disarana pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta.
Dalam  lima  tahun  terakhir  insidens  kasus  campak  per  100.000 penduduk  dengan konfirmasi laboratorium positif campak seperti pada
grafik di bawah ini :
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 61
Grafik  3.13 Insiden Campak Per 100.000 Penduduk Di Kota Denpasar
Tahun 2012 sd 2016
0.03 0.01
0.08 0.09
0.05 0.1
20 12
20 13
20 14
20 15
20 16
Pada  tahun  2016  di  Kota  Denpasar  secara  absolute  terdapat  4 kasus campak yang sudah terkonfirmasi laboratorium.
Dalam penentuan KLB definisi KLB yang digunakan adalah bila di suatu wilayah ditemukan  5 atau lebih kasus klinis campak dalam waktu
4 minggu
berturut-turut, dan
terbukti memiliki
hubungan epidemiologis  maka  dinyatakan  sebagai  KLB  Kasus  Klinis  Campak.
Untuk  penegakan  diagnose  KLB  dilakukan  pemeriksaan  laboratorium serum  untuk  pemeriksaan  antibody  dan  pemeriksaan  urin  untuk
penentuan  genotype  virus.  Pada  tahun  2016  dilaporkan  1  kali  KLB klinis campak di Kota Denpasar dengan jumlah pederita 6 orang 3 laki
dan  3  perempuan,  tanpa  kematian  akibat  campak  CFR=0,    dan  dari pemeriksaan antibody didapatkan hasil positif rubella.
C.2.3  Poliomyelitis  dan  Acute  Flaccid  Paralysis  AFP  Lumpuh  Layuh Akut
Penyakit  poliomyelitis  merupakan  salah  satu  penyakit  yang  dapat dicegah  dengan  imunisasi.  Penyebab  penyakit  tersebut  adalah  virus
polio  yang  menyerang  system  syaraf  hingga  penderita  mengalami
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 62
kelumpuhan.  Kelompok  umur  0-3  tahun  merupakan  kelompok  umur yang  paling  sering  diserang  penyakit  ini,  dengan  gejala  demam,  lelah,
sakit kepala, mual, kaku di leher dan sakit di tungkai dan lengan. Saat Indonesia telah berhasil mendapatkan sertifikasi bebas polio
bersama negara-negara South East  Asia Region SEARO  pada  tanggal 27 Maret 2014. Untuk mempertahan sertifikasi bebas polio maka harus
melakukan  Strategi  Eradikasi  Polio  Polio  Endgame  Strategic  dimana
salah  satu  kegiatannya  adalah  Meningkatkan  Kinerja  Surveilans Acute Flaccid Paralysis AFP
. Berdasarkan  Keputasan  Menteri  Kesehatan  Republik  Indonesia
Nomor  483MENKESSKIV2007  tentang  Pedoman  Surveilans  AFP difinisi  Surveilans  AFP  adalah  pengamatan  yang  dilakukan  terhadap
semua  kasus  lumpuh  layuh  akut  AFP  pada  anak  usia    15  tahun, yang merupakan kelompok yang rentan terhadap penyakit polio. Kasus
lumpuh  layuh  yang  diamati  adalah  kasus  lumpuh  layuh  yang  terjadi secara mendadak dan tidak disebabkan oleh ruda paksa.
Salah  satu  tujuan  surveilans  AFP  adalah  untuk  membuktikan indonesia  bebas  polio,  dengan  cara  menemukan  semua  kasus  afp  dan
dilakukan  pemeriksaan  laboratorium  berupa  pemeriksaan  specimen tinja  untuk  membuktikan  bahwa  kasus  AFP  tersebut  tidak  disebabkan
oleh virus polio. Indikator  surveilans  AFP  yang  ditetapkan  oleh  Kementrian
Kesehatan  yaitu  ditemukannya  Non  Polio  AFP  Rate  minimal  sebesar 2100.000 anak usia  15 tahun dan specimen adekuat ≥ 80.
Hasil  surveilens  aktif  pada  tahun  2012  sd  2016  di  Kota Denpasar seperti pada grafik di bawah ini :
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 63
Grafik 4.15 Kasus AFP Pada Umur  15 Tahun Di Kota Denpasar
Tahun 2012 sd 2016
1 2
3 4
5 6
7
AFP100.000 Pddk  15 Thn
6.24 2.49
3.19 1.03
1.19 5.3
2011 2012
2013 2014
2015 2016
Data  pada  grafik    di  atas  menunjukkan  selama  empat  tahun terakhir AFP rate tetap dapat dipertahankan diatas 2 per  100.000 anak
15  tahun.  Namun  mengalami  penurunan  yang  cukup  bermakna  di tahun    2014.  Pada  tahun  2016  AFP  rate    per  100.000  penduduk
meningkat  menjadi  5.4100.000  penduduk    15  tahun.  Kedepannya perlu  terus  ditingkatkan  kinerja  surveilans  untuk  penyakit  AFP  dengan
meningkatkan  kerjasama  dengan  RS  baik  RS  pemerintah  maupun swasta yang ada di Kota Denpasar.
Setiap  kasus  AFP  yang  ditemukan  dalam  kegiatan  intensifikasi surveilans,  akan  dilakukan  pemeriksaan  spesimen  tinja  untuk
mengetahui ada tidaknya virus polio liar. Untuk itu diperlukan spesimen adekuat yang sesuai dengan persyaratan yaitu diambil ≤14 hari setelah
kelumpuhan dan suhu spesimen 0°C - 8°C sampai di laboratorium.
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 64
C.3 Penyakit ditularkan vector dan zoonosis C.3.1 Malaria
Angka  kesakitan  malaria  untuk  Jawa  dan  Bali  diukur  dengan Annual  Parasite  Rate  Incidence  API.  Pada  tahun  2016  terdapat  satu
kasus  penyakit  malaria  positif  dari  hasil  pemeriksan  secara  klinis terhadap  1  sampel  darah  di  Kota  Denpasar.  Penyakit  malaria  bukan
merupakan  penyakit  endemis  tetapi  merupakan  kasus-kasus  import dari  penduduk  yang  berasal  dari  daerah  endemis  malaria  atau  orang
Bali khususnya yang berasal dari Kota Denpasar yang pernah tinggal di daerah endemis  malaria seperti NTT, Maluku dan Papua.
C.3.2 Demam Berdarah Dengue DBD Demam  Berdarah  Dengue  adalah  penyakit  yang  disebabkan  oleh
virus  Dengue  dan  ditularkan  oleh  vector  nyamuk  aedes  aegypty. Indonesia  merupakan  negara  tropis  yang    secara  umum  mempunyai
risiko  terjangkit  penyakit  DBD,  karena  vektor  penyebabnya  yaitu nyamuk  Aedes  aegypti  tersebar  luas  di  kawasan  pemukiman  maupun
tempat-tempat  umum,  kecuali  wilayah  yang  terletak  pada  ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. Serangan penyakit DBD
berimplikasi  luas  terhadap  kerugian  material  dan  moral  berupa  biaya rumah sakit dan pengobatan pasien, kehilangan produktivitas kerja dan
yang paling fatal adalah kehilangan nyawa. Perjalanan  Penyakit  Demam  Berdarah  Dengue  DBD  cepat  dan
dapat  mengakibatkan  kematian  dalam  waktu  singkat.  Penyakit  ini merupakan  penyakit  menular  yang  sering  menimbulkan  kejadian  luar
biasa KLB di Indonesia.
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 65
Kota  Denpasar  merupakan  dearah  endemis  DBD  baik  tingkat desanya maupun kecamatan, karena selama tiga tahun berturut – turut
selalu  dilaporkan  adanya  kasus  DBD.  Untuk  daerah  endemis  kriteria kejadian  luar  biasa  KLB  DBD  adalah  terjadinya  satu  kematian  akibat
DBD  dan  terjadinya  peningkatan  kasus  secara  bermakna  2  kali  lipat dari periode sebelumnya
Jumlah  kasus  DBD  pada  tahun  2016  adalah    2.851  kasus,  terdiri dari  1.644  penderita  laki-laki  dan  1.207  perempuan.  Incidence  rate
DBD  pada  tahun  2016  adalah  sebesar  317,7  per  100.000  penduduk, bila dibandingkan dengan IR DBD tahun 2015 adalah sebesar 178,7 per
100.000  penduduk  maka  terjadi  penurunan  IR  DBD  yang  cukup bermakna.  Kematian  akibat  DBD  pada  tahun  2016  sebanyak  18  orang
CFR=0,6.
Grafik 3.14 IR DBD Per 100.000 penduduk di Kota Denpasar
Tahun 2012 sd 2016
142.8 249.9
211.7 178.7
317.7
50 100
150 200
250 300
350
2012 2013
2014 2015
2016 IR DBD
Sumber seksi P2B2 Bidang Bina P2P Dikes Kota Denpasar
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 66
Tiga  hal  penting  dalam  upaya  pemberantasan  DBD  adalah  1 Peningkatan surveilans penyakit dan surveilans vektor, 2 diagnosis dini
dan  pengobatan  dini,  3  peningkatan  upaya  pemberantasan  vektor penular penyakit DBD. Upaya pemberantasan vektor yang dilaksanakan
di Kota Denpasar adalah melalui pemberantasan sarang nyamuk PSN melalui  3M  plus  Menguras,menutup  dan  mengubur  plus  menabur
larvasida. Tingginya  kasus  DBD  di  Kota  Denpasar  disebabkan  oleh
lingkungan  dengan  tingkat  sanitasi  yang  kurang  memadai,  tingkat kepadatan  penduduk  serta  tingkat  kepadatan  populasi  nyamuk  aedes
aegypty  yang  tinggi,  serta  masih  rendahnya  peran  serta  masyarakat dalam  pemberantasan  sarang  nyamuk.  Berbagai  upaya  telah  diambil
Pemerintah  Kota  Denpasar  untuk  menanggulangi  penyakit  Demam Berdarah  di  masyarakat,  diantaranya  adalah  melalui  Fogging  massal
maupun fokus, Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN melalui program 3  M  plus,  penyuluhan  Perilaku  Hidup  Bersih  dan  Sehat  serta
peningkatan sanitasi lingkungan. Disamping  melalui  upaya  tersebut  di  atas,  Pemerintah  Kota
Denpasar  melalui  Dinas  Kesehatan  Kota  Denpasar  secara  rutin melaksanakan  Lomba  Kebersihan  Lingkungan  dan  Pemberantasan
Sarang  Nyamuk  serentak  di  seluruh  wilayah  Kota  Denpasar  yang meliputi  4  Kecamatan,  43  DesaKelurahan  yang  didalamnya  termasuk
399  Banjar  DinasLingkungan.  Lomba  ini  merupakan  upaya  yang sifatnya  promotifpreventif  dan  sekaligus  sebagai  motivator  bagi
masyarakat  agar  berperan  aktif  dalam  memberantas  penyakit  Demam Berdarah  Dengue  melalui  peningkatan  kebersihan  lingkungan  masing-
masing  rumah  tangga.  Kebijakan  lain  yang  telah  ditempuh  pemerintah
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 67
Kota  Denpasar  dalam  upaya  menurunkan  IR  DBD  adalah  dengan mengangkat  430  petugas  Juru  Pemantau  Jentik  JUMANTIK  yang
ditempatkan  di  masing  –  masing  banjar  serta  43  orang  koordinator Jumantik  yang  ditempatkan  di  masing  –  masing  Desa  Kelurahan,
dimana setiap hari mereka melaksanakan pemantauan jentik ke rumah –  rumah  penduduk.  Berbagai  upaya  yang  telah  dilakukan  diharapkan
dapat  menurunkan  kasus  DBD  sampai  dibawah  targetyang  ditetapkan secara  Nasional  yaitu  sebesar  55100.000  penduduk  dan  kejadian  luar
biasa yang lebih besar dapat dicegah.
C.3 Kejadian Luar Biasa KLB Berdasarkan  Peraturan  Menteri  Kesehatan  Republik  Indonesia
Nomor  1501MENKESPERX2010  tentang  Jenis  Penyakit  Menular Tertentu
yang dapat
Menimbulkan Wabah
dan Upaya
Penanggulangannya,  difinisi  KLB  adalah “timbulnya  atau  meningkatnya
kejadian  kesakitan  danatau  kematian  yang  bermakna  secara epidemiologi  pada  suatu  daerah  dalam  kurun  waktu  tertentu,  dan
merupakan  keadaan  yang  dapat  menjurus  pada  terjadinya  wabah”. Setiap  kejadian  KLB  harus  dilaporkan  dalam  1x24  jam  dan  segera
mendapat  penanganan  penanggulangan  dan  dilakukan  secara  terpadu oleh pemerintah daerah dan seluruh elemen masyarakat.
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 68
Pada  tahun  2016  di  Kota  Denpasar  telah  terjadi  9  kali  KLB dengan rincian sebagai berikut :
No Jenis KLB
Daerah terserang Kecamatan
Desa 1
DSS 3
3 2
Campak 1
1 3
Keracuanan Makanan 1
2 4
AFP 4
4
Semua KLB tersebut sudah dilaporkan dan ditangani dalam kurun waktu  24 jam.
PELAYANAN KES  KES LINGK
_____________________________________________________________________69 Profil Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
PELAYANAN KESEHATAN DAN KESEHATAN LINGKUNGAN
A. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak