SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 47
B. STATUS GIZI
Status gizi balita merupakan salah satu indikator kesehatan yang dinilai keberhasilan pencapaiannya dalam MDGs. Status gizi balita
diukur berdasarkan umur, berat badan BB dan tinggi badanpanjang badan TB. Variabel umur, BB dan TB ini disajikan dalam bentuk tiga
indikator antropometri yaitu: berat badan menurut umur BBU, tinggi badan menurut umur TBU dan berat badan menurut tinggi badan
BBTB. Indikator BBU memberikan indikasi masalah gizi secara umum.
Indikator ini tidak memberikan indikasi tentang masalah gizi yang sifatnya kronis atau akut karena berat badan berkorelasi positif dengan
umur dan tinggi badan. Dengan kata lain berat badan yang rendah dapat diakibatkan oleh tubuh yang pendek kronis atau karena diare
atau penyakit infeksi lain akut. Tahun 2016 di Kota Denpasar dilaporkan sebanyak 30.889 balita dan sebanyak 0,1 bawah garis
merah BGM. Pada tahun 2016 ditemukan 3 orang balita gizi buruk 2 laki dan
1 perempuan. Seluruh balita gizi buruk yang ditemukan sudah mendapatkan perawatan.
C. Morbiditas
Angka kesakitan baik insiden maupun prevalen dari suatu penyakit disebut morbiditas. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit
dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu dan berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat.
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 48
C.1 Sepuluh Besar Penyakit Pola sepuluh penyakit terbanyak di Puskesmas Kota Denpasar tahun
2016
No ICD Diagnosa
L P
Total 1
J00 Acute nasopharyngitis
19422 20345
39767 2
I10 Essential primary hypertension HT Primer HT
Saja 11574
13582 25156
3 J02
Acute pharyngitis Faringitis 10769
9934 20703
4 R50.9 Fever, unspecified
6132 5694
11826 5
E11 Non esensial dependent diabetes mellitusDM Type
II usia 40
th
3485 3689
7174 6
K30 Dyspepsia
2559 4494
7053 7
R51 Headache Cepalgia + Sakit Kepala
2495 4035
6530 8
L23 Allergic contact dermatitis
2556 3669
6225 9
M13 Others Arthritis Atritis Lainnya
2307 2910
5217 10
A09 Diarrhoea and gastroenteritis of presumed
infectious origin 2541
2303 4844
C.1. Penyakit Menular Langsung
C.1.1 TB Paru Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
infeksi bakteri mycobacterium tuberculosis dengan sumber penularan pasien TB BTA Positif melalui percik renik dahak yang dikeluarkan
kemenkes, 2016. Tuberkulosis diperkirakan menyerang 9,6 juta orang dan menyebabkan kematian 1,2 juta orang di dunia.
Pada tahun 2016 ditemukan 6.793 suspek TB dengan 512 pasien BTA positif. Beberapa indikator TB antara lain:
1 Angka notifikasi kasus atau case notification rate CNR,
merupakan jumlah pasien baru yang ditemukan dan tercatat per 100.000 penduduk di suatu wilayah tertentu. Angka ini dapat
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 49
menggambarkan penemuan kasus di suatu wilayah tertentu yang bila dikumpulkan serial dapat menunjukkan kecenderungan meningkat
atau menurunnya penemuan kasus di suatu wilayah tertentu. Grafik….
CNR kasus TB per 100.000 penduduk di Kota Denpasar Tahun 2012-2016
70 54.9
56.47 50.76
57.6 98
128 121.47
117.53 130.4
50 100
150 200
2012 2013
2014 2015
2016 TB semua kasus
BTA +
Gambar diatas memperlihatkan masih terjadi fluktuasi CNR di Kota Denpasar dalam 5 tahun terakhir. CNR dianggap baik bila terjadi
peningkatan minimal
5 bila
dibandingkan dengan
tahun sebelumnya. Dari tahun 2015 ke 2016 sudah terjadi peningkatan
lebih dari 5. CNR TB Paru pada tahun 2016 sebesar 130,4 per 100.000 penduduk, dengan jumlah kematian akibat TB Paru sebesar
4 per 100.000 penduduk. Peningkatan angka penemuan ini disebabkan karena semakin ditingkatkannya jangkauan pelayanan
yang mengacu pada manajemen DOTS baik dari puskesmas, RS Pemerintah, RS Swasta maupun praktisi swasta sehingga semakin
banyak kasus yang bisa terdeteksi di masyarakat. 2
Angka keberhasilan pengobatan Saccess rate Pengobatan merupakan upaya untuk mengendalikan tuberculosis.
Indikator yang dipakai sebagai evaluasi hasil pengobatan penderita TB
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 50
Paru adalah succses rate, dimana indikator ini dapat dievaluasi setahun kemudian setelah penderita ditemukan dan diobati. Sukses rate akan
meningkat bila pasien TB Paru dapat menyelesaikan pengobatan dengan baik tanpa atau dengan pemeriksaan dahak. Pada tahun 2016
angka sukses rate pengobatan penderita TB di Kota Denpasar sebesar 87,14.
Gambaran sukses rate pengobatan penyakit TB Paru di Kota Denpasar seperti terlihat pada grafik dibawah ini :
Grafik 3.7 Succes Rate TB di Kota Denpasar tahun 2012 sd 2016
85.6 87.27
88.17
84.9 87.14
83 84
85 86
87 88
89
2012 2013
2014 2015
2016
Sumber seksi P2ML Bidang Bina P2P Dikes Kota Denpasar Data pada grafik 3.7 di atas menunjukkan bahwa dalam lima
tahun terakhir sucses rate kasus TB Paru di Kota Denpasar terlihat berfluktuasi, sempat mengalami penurunan cukup bermakna di tahun
2015 dengan capaian 84,9 dan meningkat kembali pada tahun 2016 menjadi 87,14. Renstra dinas kesehatan kota denpasar
menetapkan target sucses rate kasus TB Paru untuk tahun 2016 sebesar 85 dan target ini sudah terpenuhi.
Upaya yang perlu dilakukan untuk menurunkan Case Rate dan meningkatkan Success Rate adalah dengan cara meningkatkan
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 51
sosialisasi penanggulangan TB Paru dengan manajemen DOTS melalui jejaring internal maupun eksternal rumah sakit serta sektor terkait
lainnya. Disamping meningkatkan jangkauan pelayanan, upaya yang tidak kalah penting dan perlu dilakukan dalam rangka penanggulangan
penyakit TB Paru adalah meningkatkan kesehatan lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat. Kasus TB Paru sangat
dipengaruhi oleh kepadatan penduduk dan kemiskinan, karena penularan TB Paru adalah melalui kontak langsung langsung dengan
penderita. Status gizi juga mempengaruhi kasus TB Paru terutama angka kesembuhannya, dengan status gizi yang baik penderita TB Paru
akan lebih cepat pulih. C.1.2 Pneumonia
Pneumonia merupakan penyebab dari 15 kematian balita. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini yaitu
dengan meningkatkan penemuan pneumonia pada balita. Perkiraan kasus pneumonia secara nasional sebesar 3.55 namun angka
perkiraan kasus di masing-masing provinsi menggunakan angka yang berbeda-beda sesuai angka yang telah ditetapkan. Untuk Provinsi Bali
ditetapkan angka perkiraan kasus pneumonia balita adalah sebesar 2,05 dari total balita yang ada.
Infeksi Saluran Pernapasan Akut ISPA adalah penyakit infeksi akut yang menyerang pernapasan mulai dari hidung hingga alveoli.
Penyakit ISPA yang menjadi masalah dan masuk dalam program penanggulangan penyakit adalah pneumonia karena merupakan salah
satu penyebab kematian anak. Pneumonia adalah infeksi akut yang menyerang jaringan paru alveoli. Infeksi ini bisa disebabkan oleh
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 52
bakteri, jamur, virus atau kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi rentan yang terserang pneumonia adalah anak
umur 2 tahun. Penemuan dan tatalaksana kasus adalah salah satu kegiatan program penanggulangan.
Pada tahun 2016 di Kota Denpasar diperkirakan ada 1.346 penderita pneumonia balita, ditemukan dan ditangani sebanyak 1.352
penderita 100,43. Perlu diterus ditingkatkan upaya penemuan penderita penemonia
terutama pada Balita sehingga segera dapat ditangani. Pneumonia pada balita lebih banyak disebabkan karena faktor seperti kurang gizi, status
imunisasi yang tidak lengkap, terlalu sering membedung anak, kurang diberikan ASI, riwayat penyakit kronis pada orang tua bayibalita,
sanitasi lingkungan tempat tinggal yang kurang memenuhi syarat kesehatan, orang tua perokok dan lain sebagainya. Upaya yang telah
dilakukan untuk menanggulangi kasus pneumonia pada bayibalita adalah menghilangkan faktor penyebab itu sendiri melalui peningkatan
status gizi bayibalita, peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat PHBS, peningkatan sanitasi lingkungan tempat tinggal serta
peningkatan status imunisasi bayibalita.
C.1.3 Aquired Immuno Deficiency Syndrome AIDS HIVAIDs merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
infeksi virus Human Immunodeficiency Virus yang menyerang system kekebalan
tubuh penderitanya
sehingga penderita
mengalami penurunan ketahanan tubuh dan menjadi sangat mudah terinfeksi
berbagai macam penyakit yang lain.
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 53
Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dahulu dinyatakan sebagai HIV positif. HIV positif dapat diketahui dengan 3
cara yaitu VCT, sero survey dan survey terpadu biologis dan perilaku STBP. Sampai akhir Desember 2015 Kota Denpasar sudah memiliki
18 layanan VCT, 9 layanan IMS, 2 CST, 5 satelit ARV 2 PMTCT dan 1 MMT.
Penyebaran HIV-AIDS tidak mengenal batas daerah maupun wilayah. Perkembangan kasus AIDS dan infeksi HIV yang dilaporkan di
Kota Denpasar dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, seperti terlihat pada grafik dibawah ini:
Grafik 4.9 Jumlah kasus HIV Di Kota Denpasar
Tahun 2012 sd 2016
294 290
332 638
626
100 200
300 400
500 600
700
2012 2013
2014 2015
2016
Sedangkan kasus AIDS pada tahun 2016 dilaporkan sebanyak 611 orang mengalami sedikit peningkatan bila dibandingkan tahun 2015.
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 54
Grafik 4.10 Jumlah kasus AIDS Di Kota Denpasar
Tahun 2012 sd 2016
379 310
326 601
611
100 200
300 400
500 600
700
2012 2013
2014 2015
2016
Data di atas menunjukkan bahwa dalam kurun waktu lima tahun terakhir jumlah kasus baru HIV-AIDS meningkat secara signifikan
terutama mulai tahun 2015 hal ini disebabkan karena data diatas adalah data seluruh penderita yang mengakses layanan di Kota
Denpasar tanpa melihat asal penderita. Pada Tahun 2016 terjadi 7 kematian penderita AIDS, 5 laki-laki dan 2 perempuan. Kalau dilihat
berdasarkan kelompok umurnya 1 penderita meninggal umur 5-14 tahun, 4 penderita usia 25-49 tahun dan 2 penderita usia 50 tahun.
Bila dilihat berdasarkan proporsi jenis kelamin maka gambaran
penderita AIDS tahun 2016 adalah:
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 55
Grafik 4.11 Proporsi AIDS Berdasarkan Jenis Kelamin Di Kota Denpasar
Tahun 2016
34.37 65.63
laki-laki perempuan
Dilihat berdasarkan golongan umur penderita maka gambaran penderita AIDS di Kota Denpasar adalah:
Grafik 4.12 Proporsi AIDS Berdasarkan Golongan Umur
Di Kota DenpasarTahun 2016
22 8 4
67 74
436
4 tahun 5-14 th
15-19 th 20-24 th
25-49 th 50 th
Gambaran kasus menurut kelompok umur menggambarkan bahwa kasus baru AIDS tertinggi terjadi pada usia 20-24 tahun, dan
25-49 tahun yang mana kelompok ini merupakan kelompok produktif yang juga aktif secara sexual.
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 56
Penularan kasus HIV-AIDS dominan melalui hubungan seks, jarum suntik yang tercemar HIV, ibu hamil yang HIV positif.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menanggulangi penyebaran kasus HIV-AIDS di Kota Denpasar. Salah satunya adalah melakukan
skrining terhadap pendonor darah. Pada tahun 2016 Unit Tranfusi Darah UTD PMI Cabang Kota Denpasar yang berkedudukan di RSUD
Wangaya telah melakukan skrining terhadap 4.151 pendonor darah 3.191 laki-laki dan 960 perempuan. Dari jumlah tersebut sebanyak
11 sampel darah 0,26 positif terinfeksi HIV-AIDS. Disamping itu juga Dinas Kesehatan Kota Denpasar bekerja sama
dengan Komisi Penanggulangan AIDS KPA Kota Denpasar secara aktif melaksanakan penyuluhanKIE ke tempat-tempat kerjaperusahaan
terutama yang termasuk dalam kategori resiko tinggi seperti panti- panti pijat. Tujuan penyuluhan atau KIE tersebut adalah agar kelompok
berisiko tersebut mau datang ke Klinik VCT untuk memeriksakan diri secara berkala.
C.1.4 Diare Diare dapat didefinisikan sebagai kejadian buang air besar berair
lebih dari tiga kali namun tidak berdarah dalam 24 jam, bila disertai dengan darah disebut disentri. CFR diare secara nasional adalah 2,48
sedangkan di Kota Denpasar CFR nya 0. Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan di Kota
Denpasar, karena IR nya cukup tinggi. Penyakit gastroenteritis lain seperti diare berdarah dan tifus perut klinis juga termasuk ke dalam
sepuluh besar penyakit baik di Puskesmas maupun catatan rawat inap
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 57
di rumah sakit. Meskipun jumlah kasus diare cukup tinggi, namun angka kematiannya relative rendah. Serangan penyakit yang bersifat
akut mendorong penderitanya untuk segera mencari pengobatan ke pelayanan kesehatan. Dalam perjalanan alamiahnya sebagian besar
penderita sembuh sempurna. Pada tahun 2016 di Kota Denpasar ditemukan dan ditangani
17.645 penderita diare atau sebesar 125,6 dari jumlah perkiraan kasus yang ada. Gejala diare yang terkesan ringan dan dapat diobati
sendiri oleh
penderitanya menyebabkan
penderita enggan
mendatangi sarana pelayanan kesehatan. Penanggulangan diare dititikberatkan pada penanganan penderita
untuk mencegah kematian dan promosi kesehatan tentang hiegyne sanitasi dan makanan untuk mencegah penyebarluasan kasus KLB.
Upaya yang dilakukan oleh jajaran kesehatan baik oleh puskesmas maupun dinas kesehatan adalah meningkatkan penyuluhan
kesehatan kepada masyarakat, kaporitisasi air minum dan peningkatan sanitasi lingkungan.
C.1.5 Kusta Kusta adalah penyakit kulit infeksi yang disebabkan oleh
mycobacterium leprae. Bila penyakit kusta tidak ditangani maka dapat menjadi progresif menyebabkan kerusakan permanen pada
kulit, saraf, mata dan anggota gerak. Strategi global WHO menetapkan indikator eliminasi kusta adalah angka penemuan
penderita new case detection rate NCDR. Dengan NCDR 0,1 per 10.000 penduduk berarti Denpasar sudah dapat dikatagorikan
sebagai daerah rendah kusta dengan mengacu pada indicator pusat
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 58
bahwa daerah dengan NCDR 0,50 per 10.000 penduduk sudah dapat dikatakan sebagai daerah rendah kusta.
Gambaran Penyakit kusta dalam lima tahun terakhir seperti pada grafik di bawah ini :
Grafik 4.12 Prevalensi Penyakit Kusta Per 10.000 pddk Tahun 2012-2016 di Kota Denpasar
0.2
0.1 0.1
0.07 0.03
0.05 0.1
0.15 0.2
0.25
20 12
20 13
20 14
20 15
20 16
K a
s u
s
Keberhasilan penanganan kasus kusta di Kota Denpasar tidak terlepas dari upaya intensif dari dinas kesehatan, puskesmas dan
jajarannya serta adanya kemauan penderita untuk sembuh dari penyakit kusta. Prevalensi kusta dalam lima tahun terakhir di Kota
Denpasar sudah bisa ditekan menjadi 1 per 100.000 penduduk. Indikator yang dipakai dalam menilai keberhasilan program
kusta adalah angka proporsi cacat tingkat II cacat yang dapat dilihat oleh mata. Angka ini dapat dipakai untuk menilai kinerja petugas,
bila angka proporsi kecacatan tingkat II tinggi berarti terjadi keterlambatan penemuan penderita akibat rendahnya kinerja
petugas dan
rendahnya pengetahuan
masyarakat tentang
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 59
tandagejala penyakit kusta. Tahun 2016 Di Kota Denpasar tidak ditemukan orang dengan cacat tingkat II.
Indikator lain yang dipakai menilai keberhasilan program adalah adanya penderita anak diantara kasus baru, yang
mengindikasikan bahwa
masih terjadi
penularan kasus
di masyarakat. Proporsi kasus anak di Kota Denpasar sebesar 0.
Dalam lima tahun terakhir prevalensi kusta sudah mengalami penurunan yang cukup signifikan, dan berada pada posisi eliminasi
kusta.
C.2 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
Imunisasi merupakan salah satu upaya untuk mencegah supaya tidak terjadi kasus penyakit. Beberapa penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi antara lain:
C.2.1 Tetanus Neonatorum
Tetanus neonatorum TN disebabkan oleh basil Clostridium tetani, yang masuk ke tubuh melalui luka. Penyakit ini dapat menginfeksi bayi
baru lahir apabila pemotongan tali pusat tidak dilakukan dengan steril. Kasus TN banyak ditemukan pada daerah dengan cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan yang rendah. Pada tahun 2016 di kota Denpasar tidak ditemukan kejadian tetanus neonatorum, hal ini
kemungkinan besar di pengaruhi oleh cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang cukup baik 100 sehingga kejadian TN
pada bayi yang seringkali menjadi penyebab kematian bayi dapat ditekan.
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 60
C.2.2 Campak Penyakit campak adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
virus, dan sebagian besar menyerang anak – anak. Penularan campak dapat terjadi melalui kontak langsung dengan penderita campak atau
melalui udara yang terkontaminasi. Pada umumnya sebagian besar penderita campak akan sembuh, komplikasi sering terjadi pada anak
usia 5 tahun. Kasus campak pada penderita malnutrisi dan defesiensi vit A serta HIV bisa menjadi berat dan fatal. Komplikasi
campak antara lain Diare, Bronchopneumonia, Malnutrisi, otitis media, kebutaan, encephalitis.
Kegiatan surveilans campak di Kota Denpasar adalah Surveilans berbasis individu Case Based Measles Surveillance CBMS yang telah
dilaksanakan sejak tahun 2007 di unit pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta. Kegiatan CBMS adalah melakukan
pemeriksaan serologis terhadap kasus klinis dengan pemeriksaan antibody untuk penegakan diagnose campak.
Penegakan diagnose
kasus campak
dilakukan dengan
pemeriksaan antibody pada setiap kasus klinis campak yang ditemukan disarana pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta.
Dalam lima tahun terakhir insidens kasus campak per 100.000 penduduk dengan konfirmasi laboratorium positif campak seperti pada
grafik di bawah ini :
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 61
Grafik 3.13 Insiden Campak Per 100.000 Penduduk Di Kota Denpasar
Tahun 2012 sd 2016
0.03 0.01
0.08 0.09
0.05 0.1
20 12
20 13
20 14
20 15
20 16
Pada tahun 2016 di Kota Denpasar secara absolute terdapat 4 kasus campak yang sudah terkonfirmasi laboratorium.
Dalam penentuan KLB definisi KLB yang digunakan adalah bila di suatu wilayah ditemukan 5 atau lebih kasus klinis campak dalam waktu
4 minggu
berturut-turut, dan
terbukti memiliki
hubungan epidemiologis maka dinyatakan sebagai KLB Kasus Klinis Campak.
Untuk penegakan diagnose KLB dilakukan pemeriksaan laboratorium serum untuk pemeriksaan antibody dan pemeriksaan urin untuk
penentuan genotype virus. Pada tahun 2016 dilaporkan 1 kali KLB klinis campak di Kota Denpasar dengan jumlah pederita 6 orang 3 laki
dan 3 perempuan, tanpa kematian akibat campak CFR=0, dan dari pemeriksaan antibody didapatkan hasil positif rubella.
C.2.3 Poliomyelitis dan Acute Flaccid Paralysis AFP Lumpuh Layuh Akut
Penyakit poliomyelitis merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Penyebab penyakit tersebut adalah virus
polio yang menyerang system syaraf hingga penderita mengalami
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 62
kelumpuhan. Kelompok umur 0-3 tahun merupakan kelompok umur yang paling sering diserang penyakit ini, dengan gejala demam, lelah,
sakit kepala, mual, kaku di leher dan sakit di tungkai dan lengan. Saat Indonesia telah berhasil mendapatkan sertifikasi bebas polio
bersama negara-negara South East Asia Region SEARO pada tanggal 27 Maret 2014. Untuk mempertahan sertifikasi bebas polio maka harus
melakukan Strategi Eradikasi Polio Polio Endgame Strategic dimana
salah satu kegiatannya adalah Meningkatkan Kinerja Surveilans Acute Flaccid Paralysis AFP
. Berdasarkan Keputasan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 483MENKESSKIV2007 tentang Pedoman Surveilans AFP difinisi Surveilans AFP adalah pengamatan yang dilakukan terhadap
semua kasus lumpuh layuh akut AFP pada anak usia 15 tahun, yang merupakan kelompok yang rentan terhadap penyakit polio. Kasus
lumpuh layuh yang diamati adalah kasus lumpuh layuh yang terjadi secara mendadak dan tidak disebabkan oleh ruda paksa.
Salah satu tujuan surveilans AFP adalah untuk membuktikan indonesia bebas polio, dengan cara menemukan semua kasus afp dan
dilakukan pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan specimen tinja untuk membuktikan bahwa kasus AFP tersebut tidak disebabkan
oleh virus polio. Indikator surveilans AFP yang ditetapkan oleh Kementrian
Kesehatan yaitu ditemukannya Non Polio AFP Rate minimal sebesar 2100.000 anak usia 15 tahun dan specimen adekuat ≥ 80.
Hasil surveilens aktif pada tahun 2012 sd 2016 di Kota Denpasar seperti pada grafik di bawah ini :
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 63
Grafik 4.15 Kasus AFP Pada Umur 15 Tahun Di Kota Denpasar
Tahun 2012 sd 2016
1 2
3 4
5 6
7
AFP100.000 Pddk 15 Thn
6.24 2.49
3.19 1.03
1.19 5.3
2011 2012
2013 2014
2015 2016
Data pada grafik di atas menunjukkan selama empat tahun terakhir AFP rate tetap dapat dipertahankan diatas 2 per 100.000 anak
15 tahun. Namun mengalami penurunan yang cukup bermakna di tahun 2014. Pada tahun 2016 AFP rate per 100.000 penduduk
meningkat menjadi 5.4100.000 penduduk 15 tahun. Kedepannya perlu terus ditingkatkan kinerja surveilans untuk penyakit AFP dengan
meningkatkan kerjasama dengan RS baik RS pemerintah maupun swasta yang ada di Kota Denpasar.
Setiap kasus AFP yang ditemukan dalam kegiatan intensifikasi surveilans, akan dilakukan pemeriksaan spesimen tinja untuk
mengetahui ada tidaknya virus polio liar. Untuk itu diperlukan spesimen adekuat yang sesuai dengan persyaratan yaitu diambil ≤14 hari setelah
kelumpuhan dan suhu spesimen 0°C - 8°C sampai di laboratorium.
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 64
C.3 Penyakit ditularkan vector dan zoonosis C.3.1 Malaria
Angka kesakitan malaria untuk Jawa dan Bali diukur dengan Annual Parasite Rate Incidence API. Pada tahun 2016 terdapat satu
kasus penyakit malaria positif dari hasil pemeriksan secara klinis terhadap 1 sampel darah di Kota Denpasar. Penyakit malaria bukan
merupakan penyakit endemis tetapi merupakan kasus-kasus import dari penduduk yang berasal dari daerah endemis malaria atau orang
Bali khususnya yang berasal dari Kota Denpasar yang pernah tinggal di daerah endemis malaria seperti NTT, Maluku dan Papua.
C.3.2 Demam Berdarah Dengue DBD Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus Dengue dan ditularkan oleh vector nyamuk aedes aegypty. Indonesia merupakan negara tropis yang secara umum mempunyai
risiko terjangkit penyakit DBD, karena vektor penyebabnya yaitu nyamuk Aedes aegypti tersebar luas di kawasan pemukiman maupun
tempat-tempat umum, kecuali wilayah yang terletak pada ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. Serangan penyakit DBD
berimplikasi luas terhadap kerugian material dan moral berupa biaya rumah sakit dan pengobatan pasien, kehilangan produktivitas kerja dan
yang paling fatal adalah kehilangan nyawa. Perjalanan Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD cepat dan
dapat mengakibatkan kematian dalam waktu singkat. Penyakit ini merupakan penyakit menular yang sering menimbulkan kejadian luar
biasa KLB di Indonesia.
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 65
Kota Denpasar merupakan dearah endemis DBD baik tingkat desanya maupun kecamatan, karena selama tiga tahun berturut – turut
selalu dilaporkan adanya kasus DBD. Untuk daerah endemis kriteria kejadian luar biasa KLB DBD adalah terjadinya satu kematian akibat
DBD dan terjadinya peningkatan kasus secara bermakna 2 kali lipat dari periode sebelumnya
Jumlah kasus DBD pada tahun 2016 adalah 2.851 kasus, terdiri dari 1.644 penderita laki-laki dan 1.207 perempuan. Incidence rate
DBD pada tahun 2016 adalah sebesar 317,7 per 100.000 penduduk, bila dibandingkan dengan IR DBD tahun 2015 adalah sebesar 178,7 per
100.000 penduduk maka terjadi penurunan IR DBD yang cukup bermakna. Kematian akibat DBD pada tahun 2016 sebanyak 18 orang
CFR=0,6.
Grafik 3.14 IR DBD Per 100.000 penduduk di Kota Denpasar
Tahun 2012 sd 2016
142.8 249.9
211.7 178.7
317.7
50 100
150 200
250 300
350
2012 2013
2014 2015
2016 IR DBD
Sumber seksi P2B2 Bidang Bina P2P Dikes Kota Denpasar
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 66
Tiga hal penting dalam upaya pemberantasan DBD adalah 1 Peningkatan surveilans penyakit dan surveilans vektor, 2 diagnosis dini
dan pengobatan dini, 3 peningkatan upaya pemberantasan vektor penular penyakit DBD. Upaya pemberantasan vektor yang dilaksanakan
di Kota Denpasar adalah melalui pemberantasan sarang nyamuk PSN melalui 3M plus Menguras,menutup dan mengubur plus menabur
larvasida. Tingginya kasus DBD di Kota Denpasar disebabkan oleh
lingkungan dengan tingkat sanitasi yang kurang memadai, tingkat kepadatan penduduk serta tingkat kepadatan populasi nyamuk aedes
aegypty yang tinggi, serta masih rendahnya peran serta masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk. Berbagai upaya telah diambil
Pemerintah Kota Denpasar untuk menanggulangi penyakit Demam Berdarah di masyarakat, diantaranya adalah melalui Fogging massal
maupun fokus, Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN melalui program 3 M plus, penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta
peningkatan sanitasi lingkungan. Disamping melalui upaya tersebut di atas, Pemerintah Kota
Denpasar melalui Dinas Kesehatan Kota Denpasar secara rutin melaksanakan Lomba Kebersihan Lingkungan dan Pemberantasan
Sarang Nyamuk serentak di seluruh wilayah Kota Denpasar yang meliputi 4 Kecamatan, 43 DesaKelurahan yang didalamnya termasuk
399 Banjar DinasLingkungan. Lomba ini merupakan upaya yang sifatnya promotifpreventif dan sekaligus sebagai motivator bagi
masyarakat agar berperan aktif dalam memberantas penyakit Demam Berdarah Dengue melalui peningkatan kebersihan lingkungan masing-
masing rumah tangga. Kebijakan lain yang telah ditempuh pemerintah
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 67
Kota Denpasar dalam upaya menurunkan IR DBD adalah dengan mengangkat 430 petugas Juru Pemantau Jentik JUMANTIK yang
ditempatkan di masing – masing banjar serta 43 orang koordinator Jumantik yang ditempatkan di masing – masing Desa Kelurahan,
dimana setiap hari mereka melaksanakan pemantauan jentik ke rumah – rumah penduduk. Berbagai upaya yang telah dilakukan diharapkan
dapat menurunkan kasus DBD sampai dibawah targetyang ditetapkan secara Nasional yaitu sebesar 55100.000 penduduk dan kejadian luar
biasa yang lebih besar dapat dicegah.
C.3 Kejadian Luar Biasa KLB Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1501MENKESPERX2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu
yang dapat
Menimbulkan Wabah
dan Upaya
Penanggulangannya, difinisi KLB adalah “timbulnya atau meningkatnya
kejadian kesakitan danatau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan
merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah”. Setiap kejadian KLB harus dilaporkan dalam 1x24 jam dan segera
mendapat penanganan penanggulangan dan dilakukan secara terpadu oleh pemerintah daerah dan seluruh elemen masyarakat.
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2016 68
Pada tahun 2016 di Kota Denpasar telah terjadi 9 kali KLB dengan rincian sebagai berikut :
No Jenis KLB
Daerah terserang Kecamatan
Desa 1
DSS 3
3 2
Campak 1
1 3
Keracuanan Makanan 1
2 4
AFP 4
4
Semua KLB tersebut sudah dilaporkan dan ditangani dalam kurun waktu 24 jam.
PELAYANAN KES KES LINGK
_____________________________________________________________________69 Profil Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016
PELAYANAN KESEHATAN DAN KESEHATAN LINGKUNGAN
A. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak