3. Metode karya wisata, yaitu kunjungan secara langsung ke objek-objek yang sesuai dengan bahan kegiatan yang sedang dibahas di lingkungan kehidupan
anak. 4. Metode bermain peran, yaitu permainan yang memerankan tokoh-tokoh atau
benda-benda sekitar anak sehingga dapat mengembangkan daya khayal imajinasi dan penghayatan terhadap bahan kegiatan yang dilaksanakan.
5. metode demontrasi, yaitu cara mempertunjukkan atau memeragakan suatu objek atau proises dari suatu kejadian atau peristiwa.
6. Metode bercerita ceramah, yaitu cara bertutur dan menyampaikan cerita atau memberikan penerangan secara lisan.
7. Metode sosiodrama, yaitu suatu cara memerankan beberapa peran dalam suatu cerita tertentu yang menuntut integrasi di antara para pemerannya.
8. Metode bercakap-cakap, yaitu suatu cara bercakap-cakap dalam bentuk Tanya jawab antara anak dengan anak, atau anak dengan guru.
B. Konsepsi Metode Pengajaran “Celmek Cerita”
“Bercerita dengan alat peraga” dalam pelaksanaannya kegiatan ini dipergunakan alat peraga dengan maksud untuk memberikan kepada anak
suatu tanggapan yang tepat mengenai hal-hal yang didengar dalam cerita. Dengan demikian dapat dihindarkan bahwa tanggapan fantasi anak terlalu
menyimpang dari apa sebenarnya yang dimaksud oleh guru. Alat peraga yang dipergunakan, yaitu:
1. Alat peraa langsung binatang atau benda yang sebenarnya. 2. Alat peraga tak langsung, yakni benda tiruan, gambar terlepas atau dalam
buku dan guntingan-guntingan yang ditempelkan pada papan flannel. Saleh, 1988: 9.
Dari kutipan di atas dapat dianalogikan bahwa pengajaran dengan clemek cerita adalah bentuk-bentuk bercerita yang merupkan dari metode pengajaran dengan
7
alat peraga tak langsung, yakni seorang guru memekai clemek yang terbuat dari kain planel dengan ditempeli gambar-gambar sesuai dengan cerita yang bisa dipasang dan
dilepas sesuai dengan kebutuhan.
C. Konsepsi Kemandirian
Kemandirian adalah “Hal atau keadaan dapat berdiri sendiri, tanpa bergantung pada orang lain.” Tim, 1996: 555.
Dalam buku “Membentuk Anak Mandiri, Bermotivasi Tinggi dan Percaya Diri” dijelaskan anak disebut mandiri apabila :
1. Mampu memberikan keputusan sendiri. 2. Memiliki alternatif dalam mengambil keputusan.
3. Tahua akan potensi yang dimiliki dri sendiri. 4. mampu mengerjakan tuga kesehariannya sendiri.
5. tidak bergantung pada orang lain.Racman, 2005:3.
Banyak sekali anak usia TK kelompok A utamanya yang segala sesuatunya masih sangat tergantung kepada orang lain. Semua aktivitas selalu masih harus
dibantu orang lain. Di rumah masih harus dibantu oleh kakak, ibu, ayah, nenek, atau pembantu. Misalkan anak ingin memakai sepatu, anak masih harus dibantu mencari
sepatu di mana berada, kemudian memakaikan sepatu. Begitu juga pada saat anak ingin memakai baju anak masih harus dibantu dengan segala hal sampai baju tersebut
betul-betul terpakai. Anak yang masih demikian, yakni masih sangat tergantung kepada orang lain, tidak mau berusaha atau tidak mau melakukan setiap suatu
kegiatan untuk kepentingan diri sendiri adalah anak yang belum mandiri. 8
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan sifat penelitian adalah pendekatan kualitatif karena dalam penelitian ini lebih
mengutamakan deskreftif analitik untuk memecahkan konsep-konsep di dalamnya; bukan menggunakan numeric statistik.
“Penelitian kualitatif mengandalkan pengamatan, berperan serta partisipant observation, dan wawancara pendalaman indepth interview sebagai
instrumen.”Bogdan, 1982:13 :Penelitian kualitatif data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka,
melainkan data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya.” Moleong, 19993:5.
Dalam kesempatan lain juga dijelaskan, “Penelitian sendiri atau dengan bantuan orang lain akan berperan sebagai alat pengumpul data utama. Peneliti
disebut instrumen kreatif, artinya ia sendiri yang harus rajin dan giat untuk menggali beberapa informasi dan sekaligus peneliti juga sebagai pengumpul, penganalisis, dan
pembuat laporan penelitian.”Moleong.1994:17.
B. Model Penelitian