BAB I www.atirta13.com

(1)

PENGGUNAAN CELEMEK CERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK TK KELOMPOK A

( PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL I PUCANGANOM – SIDOARJO)

Oleh :

Dra. MUJI DWI SRIWILUJENG NIP. 131 407 582

Kemitraan Antara :

Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang Dengan

Ditjen Peningkatan Mutu Pendidikan Tenaga Kependidikan

TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL I PUCANGANOM

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SIDOARJO


(2)

HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Judul Penelitian Penggunaan Celemek cerita untuk meningkatkan kemandirian anak TK kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom Sidoarjo

Identitas Peneliti a. Nama Lengkap b. Jenis Kelamin

c. Pangkat/ Golongan/NIP d. Asal Sekolah

e. Alamat Kantor dan No. Telp. f. Alamat rumah dan No. Telp

Dra. Muji Dwi Sriwilujeng Wanita

Pembina/IV a/131 407 582

TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom Jl. Raden Patah No. 77 Sidoarjo

(031) 8969863

Lemahputro RT 08 RW. 02 No. 16 Sidoarjo (031) 8944564

Lama penelitian 2 Bulan. September s.d. November 2006 Biaya yang diperlukan Rp. 2.000.000 (dua juta rupiah)

Mengetahui

Kepala Cabang Dinas Pendidikan Sidoarjo, 17 November 2006 Kecamatan Sidoarjo Peneliti

Drs. H. Mukhamad Khusaini, M.M Dra. Muji Dwi Sriwilujeng NIP. 114 450 27 NIP. 131 407 582

Menyetujui,

Ketua Lembaga Penelitian UM

Dr. Ibrahim Bafadal, M.Pd NIP. 131 652 225


(3)

Meningkatkan

Kemandirian Anak TK Kelompok A (Penelitian Tindakan Kelas di TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom – Sidoarjo

Kata Kunci : Penggunaan Celemek Ceria, Kemandirian Anak

Penggunaan celemek cerita untuk meningkatkan kemandirian anak adalah suatu usaha agar kegiatan pembelajaran di TK tidak monoton, membosankan, dan menjenuhkan. Dalam kenyataannya kegiatan pembelajaran masih sangat tekstual, sehingga bentuk-bentuk analogi yang harus di kembangkan secara kontekstual masih terkesan staknasi. Akibat dari pembelajaran seperti itu, untuk mendongkrak agar anak bisa lebih mandiri dan dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain akan terhambat.

Tujuan dari penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui pembelajaran bercerita dengan alat peraga celemek cerita di TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucangonom – Sidoarjo. 2) Untuk mengetahui kemandirian anak TK kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom – Sidoarjo. 3) Untuk mengetahu sejauh mana metode bercerita dengan alat peraga celemek cerita dalam meningkatkan kemandirian anak TK kelompo A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom – Sidoarjo.

Adapun pendekatan metode penelitain ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif, karena dalam penelitian ini l;ebih mengutamakan deskriptif analitik untuk memcahkan konsep-konsep di dalamnya, bukan mengunakan konsep-konsep numeric statistik.

Dalam pelaksanaannya penelitian ini terbagi atas dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Siklus I memberikan pengajaran secara umum dan siklus II berkenaan dengan perumusan materi pembelajaran.

Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah metode pembelajarn bercerita dengan menggunakan alat peraga celemek cerita yang di lakukan di TK kelomok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom – Sidoarjo dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian anak adalah suatu pilihan yang tepat dan cermat. Hal ini dapat dilihat dari paparan data perkembangan dari siklus I ke siklus berikutnya yang terdapat perkembangan secara signifikan. Dapat dilihat dengan jelas dari kemandirian anak yang mula-mula hanyamencapai 5% dengan penggunaan metode tepat dan cermat akhirnya merubah menjadi 100%


(4)

KATA PENGANTAR

Tidak ada tutur kata yang patut peneliti ucapkan, kecuali ucapan alhamdulillah. Karena atas rahmad, hidayah, dan nikmat-Nyalah peneliti dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Penggunaan Celemek Cerita Untuk Meningkatkan Kemandirian Anak TK Kelompok A (Penelitan Tindak Kelas di TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom – Sidoarjo).” Sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

Penelitian ini tidak akan dapat terlaksana sesuai dengan harapan peneliti, tanpa adanya pengarahan-pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu ucapan terimaksih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Ibrahim Bafadal, M.Pd. selaku ketua lembaga penelitian Universitas Negeri Malang.

2. Dra. Umu Dayati, M.Pd. selaku pendamping I dalam pelaksanaan penelitian ini. 3. Dra. Harti Kartini, M.Pd. selaku pendamping II dalam pelaksanaan penelitian ini 4. Kepala beserta pengajar TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom Sidoarjo

yang bersedia ditempati untuk kegiatan penelitian ini.

5. Teman-teman sejawat dan seprofesi yang tiada henti-hentinya dalam memberikan semangat kepada peneliti.

Insya Allah partisipasi dan bantuan Bapak/Ibu dari berbagai pihak di atas akan selalu mendapat taufik, hidayah, dan rida dari Allah Swt. Amin!


(5)

Akhirnya karena peneliti hanya manusia biasa yang penuh dengan kekhilafan, tentu dalan penyusunan penulisan ini terdapat kesalahan-kesalahan dan kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik datangnya dari mana saja dan kapan saja akan penuliti terima dengan senang hati.

Sidoarjo, 22 November 2006 Peneliti,


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR... v

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Hipotsis ... 4

E. Lingkup Penelitian ... 4

F. Definisi Oprasional... 5

G. Kegunaan Penelitian ... 5

BAB II AJIAN TEORITIS TENTANG METODE PENGAJAR -AN CELEMEK CERITA D-AN KEM-ANDIRI-AN -ANAK... 6

A. Konsepsi Metode Pengajaran ... 6

B. Konsepsi Metode Pengajaran “Celemek Certa”... 7

C. Konsepsi Kemandirian ... 8

BAB III METODE PENELITIAN ... 9

A. Pendekatan Penelitian ... 9

B. Model Penelitian ... 10

C. Rancangan Penelitian ... 14


(7)

D. Data dan Sumber Data Penelitian ... 14

E. Teknik Analisis Data ... 14

F. Alokasi Penelitian... 15

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ... 16

A. Siklus I ... 16

B. Siklus ... 21

BAB V PEMBAHASAN ... 22

A. Gambaran Metode Pembelajaran Bercerita dengan Alat Peraga Celemek Cerita ... 22

B. Gambaran Kemandirian Anak TK Kelompok A ... 24

C. Gambaran Metode Pembelajaran Bercerita dengan Alat Peraga “Celemek Cerita dalam Meningkatkan Kemandirian Anak 24 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 26

A. Kesimpulan ... 26

B. Saran ... 27

DAFTAR PUSTAKA ... 28 LAMPIRAN – LAMPIRAN


(8)

DAFTAR GAMBAR


(9)

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan pendidikan yang menyenangkan dengan prinsip “belajar sambil bermain, bermain seyara belajar”. Berangkat dari sinilah pembelajaran yang ada di TK harus dicermati, sehinga apa yang diharapkan, yakni agar anak-anak lebih mandiri dalam segala hal sesuai dengan kapasitas anak bisa tercapai. Metode pengajaran yang tepat dan cermat akan mengarahkan anak-anak pada hasil yang optimal.

Macam-macam metode pengajaran di antaranya adalah metode bercerita, permainan bahasa, sandiwara boneka, bercakap-cakap, dramatisasi, bermain peran, karya wisata, demontrasi, metode pemikiran dan perasaan terbuka, dan pemanasan atau apersepsi

Tiap-tiap metode tentu mempunyai tujuan secara khusus sekalipun kadang-kadang antara metode yang satu dengan metode yang lain mempunyai tujuan yang sama. Hal itu dapat dilihat dalam buku “Pedoman Guru Bidang Pengembangan Berbahasa di Taman Kanak-Kanak” yang dijelaskan:

Metode bercerita mempunyai tujuan melatih daya tangkap, melatih daya pikir, melatih daya konsentrasi, membantu perkembangan fantasi, menciptakan suasana menyenangkan, dan akrab di kelas.

Metode permainan bahasa mempunyai tujuan anak mengerti apa yang dikatakan kepadanya, anak pandai memusatkan perhatiannya pada apa yang


(10)

didengarnya, anak pandai menarik kesimpulan dan apa yang sudah didengarnya, dan anak suka mendengarkan pembicaraan orang lain.

Metode sandiwara boneka mempunyai tujuan melatih daya tangkap, melatih daya pikir, melatih daya konsentrasi, melatih membuat kesimpulan, membantu perkembangan intelegensi, membantu perkembangan fantasi, dan menciptakan suasana senang di kelas.

Metode bercakap-cakap mempunyai tujuan mengembangkan kecakapan dan keberanian, menyampaikan pendapat kepada orang lain, memberi kesempatan untuk berekspresi secara lisan, memperbaiki lafal dan ucapan, dan mengembangkan intelegensi.

Metode dramatisasi mempunyai tujuan memberi kesempatan yang sebaik-baiknya kepada anak untuk mengekpresikan diri dan memenuhi kebutuhan meniru.

Metode mengucapkan syair mempunyai tujuan memupuk persamaan irama dan perasaan estetis, memperkaya perbendaraan kata, dan melatih daya ingatan.

Metode bermain peran mempunyai tujuan melatih daya tangkap, melatih daya konsentrasi, melatih membuat kesimpulan, membantu perkembangan intelegensi, membantu perkembangan fantasi, dan menciptakan suasana senang.

Metode karya wisata mempunyai tujuan mengenal lingkungan secara langsung membantu perkembangan intelegensi, dan menambah perbendaraan bahasa. Begitu juga dengan metode-metode yang lain, misalkan metode demontrasi, metode pemikiran dan perasaan terbuka, maupun metode pemanasan atau apersepsi masing-masing tentu mempunyai tujuan khusus.


(11)

Metode-metode tersebut adalah sebuah variasi atau pilihan dalam setiap melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh setiap pengajar, sehingga tidak akan terjadi lagi penggunaan metode yang telah ditentukan melenceng atau tidak sesuia dengan tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini misalkan metode cerita dibantu dengan alat peraga yang menarik dan unik akan merangsang siswa untuk betul-betul memperhatikan setiap apa yang akan disampaikan oleh pengajar atau guru.

Untuk menjadikan agar anak mandiri, agar anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain adalah suatu harapan bagi semua pihak baik dari pihak sekolah maupun pihak orang tua atau wali murid, karena kemandirian adalah suatu hal yang sangat menting yang harus dimiliki oleh setiap anak. Agar tidak selalu bergantung pada orang lain. Kemandirian adalah “Hal atau keadaan dapat berdiri sendiri, tanpa bergantung pada orang lain.” (Tim.1996:555). Oleh karena itu metode bercerita dengan menggunakan alat peraga clemek cerita adalah sebuah pilihan yang tepat.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah metode pembelajaran bercerita dengan menggunakan alat peraga clemek cerita di TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom Sidoarjo? 2. Sejauh manakah kemandirian anak kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul


(12)

3. .Sejauh manakah metode pembelajaran bercerita dengan menggunakan alat peraga clemek cerita anak kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom Sidoarjo dalam meningkatkan kemandirian anak?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pembelajaran bercerita dengat alat pegaga clemek cerita di TK Aisyiyah Athfal I Pucanganom Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui kemandirian anak TK kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom Sidoarjo.

3. Untuk mengetahui sejauh mana metode bercerita dengan alat peraga clemek cetita dalam meningkatkan kemandirian anak TK kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom Sidoarjo.

D. Hipotesis

Berdasar atas rumusan masalah sebagai mana di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai beriku:

Menggunakan metode pembelajaran bercerita dengan alat peraga celemek cerita dapat meningkatkan kemandirian anak TK kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom Sidoarjo.

E. Lingkup Penelitian

Agar dalam pembehasan ini tidak terlalu meluas, maka pembahasan hanya difokuskan pada penggunaan metode pmbelajaran bercerita dengan menggunakan


(13)

alat peraga celemek cerita kaitannya dengan kemandirian anak TK kelompok A. Penelitian ini dilakukan di TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom Sidoarjo.

F. Definisi Oprasional

Agar tidak terjadi perbedaan arti, maka dalam penelitian ini diperlukan pendefinisian hal-hal sebagai erikut:

1. Penggunaan clemek cerita yang diajarkan di TK Kelompok A TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom Sidoarjo adalah pengembangan atau variasi dari metode bercerita di bidang pengembangan kemampuan berbahasa di Taman Kanak-Kanak yang menggunakan alat peraga tidak langsung, yakni benda tiruan, gambar guntingan-guntingan yang ditempelkan pada celemek yang terbuat dari kain flannel.

2. Yang dimaksud dengan kemandirian dalam penelitian ini adalah siswa dapat melakukan sesuatu yakni dapat memakai sepatu dan baju tanpa bantuan orang lain atau guru (pada saat di sekolah).

G. Kegunaan Penelitian

1. Secara teoritis kegunaan penelitian ini dapat memperbanyak atau memperkaya tentang variasi metode pengajaran bercerita dengan penggunaan alat peraga tidak langsung di bidang pengembangan kemampuan berbahasa di taman kanak-kanak..

2. Bisa dipergunakan sebagai bahan pertimbangan bagi para pengajar dalam rangka untuk memberikan variasai pengajaran agar tidak menjenuhkan.


(14)

BAB II

KAJIAN TEORITIS TENTANG METODE PENGAJARAN CELEMEK CERITA DAN KEMANDIRIAN ANAK

A. Konsepsi Metode Pengajaran

“Metode adalah merupakan cara utama yang bersifat umum dan luas yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan.” (Surahman, 1978: 121).

Sedangkan pengajaran adalah, ”1 proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan; 2 perihal mengajar; segala sesuatu mengenai mngajar.” (Tim. 1996: 13).

Dengan demikian metode pengajaran berarti suatu cara utama yang bersifat umum dan luas dalam melakukan proses, perbuatan, cara mengajar, atau mengajarkan untuk mencapai suatu tujuan.

Metode pengajaran di TK amatlah banyak. Sebagaimana yang telah dituangkan oleh peneliti pada bagian latar belakang. Adapun metode-metode yang dimaksudkan adalah:

1. Metode pemberian tugas, yaitu metede yang memberikan kesempatan pada anak untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung yang telah dipersiapkan oleh guru sehingga anak dapat mengalami secara nyata dan melaksanakan secara tuntas. Tugas dapat diberikan secara berkelompok ataupun individual.

2. Metode proyek, yaitu metode yang memberikan kesempatan pada anak untuk menggunakan alam sekitar dan atau kegiatan sehari-hari anak sebagai bahan pembahasan melalui berbagai kegiatan.


(15)

3. Metode karya wisata, yaitu kunjungan secara langsung ke objek-objek yang sesuai dengan bahan kegiatan yang sedang dibahas di lingkungan kehidupan anak.

4. Metode bermain peran, yaitu permainan yang memerankan tokoh-tokoh atau benda-benda sekitar anak sehingga dapat mengembangkan daya khayal (imajinasi) dan penghayatan terhadap bahan kegiatan yang dilaksanakan. 5. metode demontrasi, yaitu cara mempertunjukkan atau memeragakan suatu

objek atau proises dari suatu kejadian atau peristiwa.

6. Metode bercerita (ceramah), yaitu cara bertutur dan menyampaikan cerita atau memberikan penerangan secara lisan.

7. Metode sosiodrama, yaitu suatu cara memerankan beberapa peran dalam suatu cerita tertentu yang menuntut integrasi di antara para pemerannya. 8. Metode bercakap-cakap, yaitu suatu cara bercakap-cakap dalam bentuk Tanya

jawab antara anak dengan anak, atau anak dengan guru.

B. Konsepsi Metode Pengajaran “Celmek Cerita”

“Bercerita dengan alat peraga” dalam pelaksanaannya kegiatan ini dipergunakan alat peraga dengan maksud untuk memberikan kepada anak suatu tanggapan yang tepat mengenai hal-hal yang didengar dalam cerita. Dengan demikian dapat dihindarkan bahwa tanggapan fantasi anak terlalu menyimpang dari apa sebenarnya yang dimaksud oleh guru.

Alat peraga yang dipergunakan, yaitu:

1. Alat peraa langsung (binatang atau benda yang sebenarnya).

2. Alat peraga tak langsung, yakni benda tiruan, gambar terlepas atau dalam buku dan guntingan-guntingan yang ditempelkan pada papan flannel. (Saleh, 1988: 9).

Dari kutipan di atas dapat dianalogikan bahwa pengajaran dengan clemek cerita adalah bentuk-bentuk bercerita yang merupkan dari metode pengajaran dengan


(16)

alat peraga tak langsung, yakni seorang guru memekai clemek yang terbuat dari kain planel dengan ditempeli gambar-gambar sesuai dengan cerita yang bisa dipasang dan dilepas sesuai dengan kebutuhan.

C. Konsepsi Kemandirian

Kemandirian adalah “Hal atau keadaan dapat berdiri sendiri, tanpa bergantung pada orang lain.” (Tim, 1996: 555).

Dalam buku “Membentuk Anak Mandiri, Bermotivasi Tinggi dan Percaya Diri” dijelaskan anak disebut mandiri apabila :

1. Mampu memberikan keputusan sendiri.

2. Memiliki alternatif dalam mengambil keputusan. 3. Tahua akan potensi yang dimiliki dri sendiri. 4. mampu mengerjakan tuga kesehariannya sendiri. 5. tidak bergantung pada orang lain.(Racman, 2005:3).

Banyak sekali anak usia TK kelompok A utamanya yang segala sesuatunya masih sangat tergantung kepada orang lain. Semua aktivitas selalu masih harus dibantu orang lain. Di rumah masih harus dibantu oleh kakak, ibu, ayah, nenek, atau pembantu. Misalkan anak ingin memakai sepatu, anak masih harus dibantu mencari sepatu di mana berada, kemudian memakaikan sepatu. Begitu juga pada saat anak ingin memakai baju anak masih harus dibantu dengan segala hal sampai baju tersebut betul-betul terpakai. Anak yang masih demikian, yakni masih sangat tergantung kepada orang lain, tidak mau berusaha atau tidak mau melakukan setiap suatu kegiatan untuk kepentingan diri sendiri adalah anak yang belum mandiri.


(17)

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan sifat penelitian adalah pendekatan kualitatif karena dalam penelitian ini lebih mengutamakan deskreftif analitik untuk memecahkan konsep-konsep di dalamnya; bukan menggunakan numeric statistik.

“Penelitian kualitatif mengandalkan pengamatan, berperan serta (partisipant observation), dan wawancara pendalaman (indepth interview) sebagai instrumen.”(Bogdan, 1982:13)

:Penelitian kualitatif data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya.” (Moleong, 19993:5).

Dalam kesempatan lain juga dijelaskan, “Penelitian sendiri atau dengan bantuan orang lain akan berperan sebagai alat pengumpul data utama. Peneliti disebut instrumen kreatif, artinya ia sendiri yang harus rajin dan giat untuk menggali beberapa informasi dan sekaligus peneliti juga sebagai pengumpul, penganalisis, dan pembuat laporan penelitian.”(Moleong.1994:17).

B. Model Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Rangkaian tindakan akan melalui tahapan-tahapan, yakni tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan, analisis


(18)

dan refleksi. Dari hasil analisis dan refleksi setiap akhir kegiatan dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.

Adapun metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode cerita dengan penggunaan alat peraga clemek cerita untuk menarik perhatian siswa pada saat pembelajaran.

C. Rancangan Penelitian

Siklus I Perencanaan

Identifikasi masalah dan penetapan alternatif masalah

- Menentukan tema

- Membuat satuan kegiatan harian

- Mempersiapkan alat peraga/sumber belajar - Menyiapkan instrumen observas1

Tindakan - Melaksanakan pengajaran dengan mnggunakan alat peraga celemek cerita yang bergambar anak pandai memakau sepatu dan anak pandai memapakai baju. Secara bergantian sesuai dengan kebutuhan.

- Mengelompokkan anak dari anak 30 menjadi dua kelompk.

- Mempraktikkan memakai baju - Mempraktikkan memakai sepatu

Pengamatan - Melakukan observasi dengan menggunakan format data observasi tindakan kelas dengan kreteria 10


(19)

penilaian

- 1 : belum mampu

- 2 : mampu dengan bantuan - 3 : mampu tanpa bantuan

- 4 : mampu melebihi program guru

Refeksi - Objek penelitian sebanyak 30 anak dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran konsentrasi anak tidak bisa makksimal

-Pelaksanaan kegiatan kelompok praktik memakai sepatu dan baju, belum berhasil secara maksimal. Siklus

II

Perencanaa - menentukan tema

- membuat satuan kegiatan harian

-mempersiapkan alat peraga clemek cerita, bergambar anak pandai memakai sepatu dan anak pantai memakai baju.

- menyiapkan intrumen observasi

Tindakan - melaksanakan pengajaran dengan menggunakan alat peraga, clemek cerita, gambar-gambar sesuai dengan yang diharakan, dan sepatu sejumlah objek penelitian 30 anak.

- Mengeklompokkan anak menjadi tiga kelompok dengan tiap kelompok sepuluh anak.

- Mempraktikkan memakai baju, dan mempraktikkan memakai sepatu.

Pengamatan - Melakukan observasi dengan menggunakan format 12


(20)

data observasi tindakan kelas dengan krteria penelaian

-1. ; sama sekali belum mampu -2. ; mampu dengan bantuan - 3. : mampu tanpa bantuan

- 4. : mampu melebihi program guru

Refleksi - Objek penelitian sebanyak 30 anak (satu kelas) - Melaksanakan kegiatan kelompok praktik memakai spatu dan memakai baju.

Perencanaan - Menentukan tema

- Membuat satuan kegiatan harian

- Mempersiapkan alat peraga clemek cerita yang bergambar sepatu dan baju.

- Anak dipersipkan masuk kamar mandi

Tindakan - Melaksanakan pengajaran dengan menggunakan alat peraga clemek cerita yang bergambar sesuai dengan harapan.

- Mengelompokkan anak menjadi tiga kelompok d - Anak berdiskusi

- Anak mempraktikkan memakai sepatu dan mempraktikkan memakai baju.

Pengamata - Mengumpulkan data observasi Refleksi - Objek penelitian 30 anak satu kelas

- Pengumpulan data observasi - Rekapitulasi nilai


(21)

sendiri.

D. Data dan Sumber Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa catatan-catatan, rencana atau persiapan mengajar, laporan, dan dokumen-dokumen lain yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Adapun sumber data dalam penelitianm ini adalah guru dan siswa TK Aisyiyah Bustanul Athfal I kelompok A Pucanganom Sidoarjo.

E. Teknik Analisis Data

Dalam penganalisisan data ini peneliti menggunakan model deskripsi. Deskripsi bertujuan untuk mendeskripsikan peristiwa atau kejadian yang ada sebagaimana pernyataan, “Deskripsi digunakan apabila bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa dan kejadian yang ada sesuai dengan apa adanya.” (Sudjana, 1987:53). Deskripsi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data secara objektif, apa adanya yang terdapat dalam TK Aisyia Bustanul Athfal I Pucanganom Sidoarjo baik dari segi persiapan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, proses selama pembelajaran pembelajaran, maupn evaluasi pembelajarnnya.


(22)

F. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang diambil oleh peneliti adalah TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom Jalan Raden Patah nomor 77 kecamatan sidoarjo kabupaten Sidoarjo Provinsi Jawa Timur. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada hasil observasi lbahwa lokasi tersebut sangat strategis dan mudah di jangkau karena terletak di tengah kota. Selain itu sekolah ini tergolong sekolah yang dianggap bermutu dan difavoritkan oleh masyarakat, sehingga animo masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya sangat-sangatlah tinggi. Hal tersebut dapat dibuktikan pada setiap penerimaan siswa baru banyak sekali yang datang dari luar kecamatan sidoarjo harus siap bersaing antara satu dengan yang lain dan siap untuk tidak diterima karena kapasitas yang tersedia sangat terbatas. Sekalipun dalam kegiatan sehari-harinya dalam kegiatan pembelajaran masih banyak dijumpai siswa yang belum bisa mandiri untuk melakukan kegiatan yang berkenaan dengan dirinya sendiri. Misalkan anak masih harus dibantu memakai sepatu, yang seharusnya sudah tidak perlu dibantu lagi, begitu juga dengan kegiatan yang lain misalkan memakai baju, anak masih mencari guru-gurunya untuk membantu memakaikan. Oleh karena itu perlu adanya variasi pembelajaran yang lebih menarik, lebih hidup, dan tidak menjenuhkan.

BAB IV

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Berdasar atas observasi dan hasil diskusi guru atau pengajar kelompok A di TK Aisyia Bustanul Athfal I Pucanganom Sidoarjo ternyata pada umumnya masih


(23)

tetapi untuk mengurangi kejenuhan anak dalam tiap pembelajaran guru harus kaya dengan metode pembelajaran dan kaya dalam mengoptimalkan penggunaan alat peraga, sehingga hasil pembelajaran yang diharapkan, yakni agar anak bisa lebih mandiri bisa tercapai sesuai dengan harapan.

Agar permasalahan keterpakuan penggunaan alat peraga sangat bergantung pada buku-buku yang ada akhirnya menimbulkan kejenuhan segera dapat teratasi, salah satunya adalah perlunya adanya pengayaan metode bercerita dengan penggunaan alat peraga celemek cerita.

Dalam penelitian ini terbagi atas dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II yang masing-masing siklus terbagi atas bagian-bagian, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi dan masing-masing bagian terbagi atas beberapa bagian lagi.

A. Siklus I

1. Perencanaan

Dalam penelitian ini peneliti selain sebagai subjek penelitian juga sebagai objek penelitian, yang dibantu oleh guru lain. Dengan demikian objek penelitian selain peneliti sendiri juga terdapat guru lain. Oleh karena itu pemahaman konseptual sampai dengan persiapan-persiapan administrasi pengajaran harus tertata dengan baik. Adapun yang perlu dipahami dan disiapkan adalah penentuan tema yang harus diajarkan, kemudian pembuatan program mingguan, dilanjutkan dengan satuan kegiatan harian, setelah itu


(24)

persiapan alat peraga atau sumber belajar yang dalam bagian alat peraga ini harus diperjelas tentang alat peraga yang digunakan, yakni “celemek cerita”, sedangkan selanjutnya adalah persiapan instrumen observasi.

2. Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran ini dilakukan sebanyak empat kali pertemuan. Dalam pembelajaran ini selalu menggunakan alat peraga celemek cerita dengan gambar anak pandai memakai sepatu dan anak pandai memakai baju.

Pertemuan I

Guru bercerita tentang anak yang memakai sepatu dan baju

Pertemuan II

Mengelompokkan anak 30 menjadi dua kelompok. Masing-masing kelompok ada 15 anak.

Pertemuan III

Pemberian contoh pemakaian sepatu dan pemakain baju dari masing-masing kelompok dua anak.

16


(25)

baju yang benar.

3. Pengamatan Pertemuan I

Melaksanakan observasi dengan menggunakan format data obserfasi tindakan kelas dengan kreteria penilan sebagai berikut:

1 = belum mampu

2 = mampu dengan bantuan 3 = mampu tanpa bantuan

4 = mampu melebihi program guru

Hasil di lapangan setelah guru bercerita tentang anak memakai sepatu dan memakai baju dengan menggunakan alat perga celemek cerita bergambar anak mempraktikkan memakai sepatu dan memakai baju dengan dipandu oleh dua guru dengan jumlah 30 murid. Hasilnya anak masih belum mampu.

Pertemuan II

Setelah guru bercerita di depan anak dengan menggunakan celemek cerita yang ditempeli gambar anak pandai memakai sepatu dan gambar anak pandai memakai baju, anak disuruh mempraktikkan memakai sepatu dan memakai baju dengan dipandu oleh dua guru dari 30 murid yang dikelompokkan 18


(26)

menjadi dua kelompok, masing-masing kelompok 15 anak, hasilnya anak mampu, tetapi masih dengan bantuan.

Pertemuan III

Setelah guru bercerita tentang anak memakai sepatu dan memakai baju dengan menggunakan alat perga celemek cerita bergambar anak mempraktikkan memakai sepatu dan memakai baju dengan dipandu oleh dua guru dengan pengelompokkan dari 30 murid menjadi tiga kelompok. Masing masing kelompok terdiri atas 10 anak, hasilnya anak mampu, tetapi masih dengan bantuan guru.

Pertemuan IV

Setelah guru bercerita tentang anak memakai sepatu dan memakai baju dengan menggunakan alat peraga celemek cerita bergambar anak pandai memakai sepatu dan gambar anak pandai memakai baju, selanjutnya anak disuruh mempraktikkan memakai sepatu dan memakai baju dengan dipandu oleh dua guru dengan pengelompokkan dari 30 murid menjadi enam kelompok masing-masing kelompok lima anak, hasilnya anak mampu melakukan tanpa bantuan.

4. Refleksi


(27)

konsentrasi anak tidak bisa maksimal, sehingga pelaksanaan kegiatan praktik memakai baju dan memakai sepatu belum berhasil.

Pertemuan II

Pelaksanaan kegiatan praktik anak memakai baju dan memakai sepatu dapat dikatakan anak masih belum mampu meskipun sudah dikelompokkan dua kelompok dari tiga puluh anak.

Pertemuan III

Pelaksanaan kegiatan praktik anak memakai baju dan memakai sepatu sudah mulai mampu, meskipun masih dengan bantuan guru. Adapun pembagian kelompoknya adalah 30 murid dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yang masing-masing kelompok terdiri atas 10 anak.

Pertemuan IV

Dalam pelaksanaan kegiatan praktik anak memakai sepatu dan memakai baju ternyata anak mampu tampa bantuan guru dari 30 murid. Sedangkan pembagian kelompoknya adalah dibagi menjadi enam kelompok, yang masing-masing kelompok terdiri atas lima anak.


(28)

B. Siklus II

Siklus kedua ini sistematika yang peneliti gunakan sama; tidak jauh berbeda dengan siklus pertama. Pada siklus ini juga terdapat empat tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap tindakan. tahap pengamatan, dan tahab refleksi. Pada tiap-tiap tahap tebagi atas beberapa pertemuan. Adapun perbedaan yang paling signifikan dari siklus II bila dibandingkan dengan siklus I adalah pada penekanan kualitas hasil, pada siklus I kemandirian anak masih tergolong longgar, yakni yang penting anak mau memakai sepatau atau baju dan waktu yang digunakan tidak mutlak sebagai tolok ukur, Sedangkan pada siklus II kualitas kemandirian dan keterampilan adalah sebagai titik tekan yang utama.

BAB V PEMBAHASAN


(29)

Bustanul Athfal I Pucanganom – Sidoarjo, peneliti akan memaparkan gambaran tentang metode pembelajaran bercerita dengan alat peraga celemek cerita, gambaran kemandirian anak TK kelompok A, dan gambaran pembelajaran bercerita dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian anak.

A. Gambaran Metode Pembelajaran Bercerita dengan Alat Peraga “Celemek Cerita”

Guru mengajar dengan memakai celemek cerita yang ditempeli gambar anak yang pandai memakai sepatu dan gambar anak yang pandai memakai baju. Penempelan gambar tersebut dilakukan secara bergantian, mula-mula gambar yang ditempelkan adalah gambar anak yang pandai memakai sepatu dan yang selanjutnya adalah gambar anak yang pandai memakai baju. Pada awal masuk ini guru hanya ingin menarik perhatian anak-anak agar kegiatan pembelajaran segera terkondisikan. Untuk menguji apakah anak-anak secara mayoriotas atau minoritas sudah bisa memakai sepatu dan baju tanpa bantuan orang lain, maka guru tanpa banyak komentar tentang bagaimana cara memakai sepatu atau baju. Akan tetapi guru secara langsung memerintahkan kepada anak agar melapas sepatu yang dikenakan kemudian memakainya kembali. Selain itu guru juga memerintahkan agar anak memakai baju yang telah disiapkan dari rumah. Hasilnya dapat diketahui dari 30 anak yang bisa memakai sepatu hanya dua anak dan yang bisa memakai baju hanya 1 anak. Cara tersebut tampaknya kurang berhasil, maka selanjutnya cara yang


(30)

digunakan oleh guru agar siswa bisa memakai sepatu dan baju tanpa bantuan orang lain adalah dengan cra mempraktikan. Yaitu memanggil dua anak ke depat sebagai peragaan untuk mempraktikkan cara memakai sepatu dan cara memakai baju secara bergantian dengan bantuan seorang guru.. Setelah itu seluruh anak dengan cara dikelompokkan mempraktikkan cara memakai sepatu dan cara memakai baju. Dari 30 anak yang disuruh untuk memakai sepatu dan memakai baju 12 anak yang bisa memakai sepatu 10 anak yang bisa memakai baju. Cara mempraktikan memakai sepatu dan memakai baju ini diulang-ulang sampai sdengan empat kali dan hasi akhir menunjukkan dari 30 anak yang bisa memakai sepatu 30 anak dan anak yang bisa memaskai baju 30 anak.

Penggunaan celemek cerita dipakai oleh guru sejak sebelum masuk ke dalam kelas, sehingga masuk ke kelas guru sudah dalam keadam memakai celemek cerita dengan masked sebagaimana yang telah disampaikan bagian awal agar menarik perhatian anak dan kegiatan belajar mengajar segera terkondisikan.

Aktivitas dan reaksi siswa dalam penggunaan peraga celemek cerita ini bermacam-macam. Ada yang melihat saja dari kejauhan sambil memperhatikan gerak-gerik gurunya, ada yang ingin melihat dari dekat sambil memperhatikan gambar secara seksama sambil berkomentar macam-macam, “O, gambar orang dan ini gambar sepatu.” “Ini gambar siapa Bu?” “Bu, Bu, mengapa memakai ini Ibu masak ya?” “Mengapa Ibu memakai celemek?” dan lain-lain.


(31)

B. Gambaran Kemandirian Anak TK Kelompok A

Berdasarkan pengamatan anak kelompok A TK Bustanul Athfal I Puanganom sidoarjo pada saat kegiatan belajar dapat dilihat dari 30 anak yang bisa memakai sepatu dan memakai baju tanpa bantuan sama sekali dari guru adalah dua anak memakai sepatu dan satu anak memakai baju. Hal tersebut terjadi pada pertemuan pertama. Sedangkan pada pertemuan berikutnya anak yang sudah bisa memakai sepatu dua belas anak anak dan yang sudah bisa memakai baju 10 anak. Pada pertemuan ketiga anak yang sudah bisa memakai sepatu 25 anak dan anak yang sudah bisa memakai baju 24 anak. Sedangkan untuk pertemuan keempat anak yang bisa mmakai sepatu 30 anak dan yang bisa memakai baju 30 anak.

C. Gambaran Metode Pembelajaran Bercerita dengan Alat Peraga “Celemek Cerita” Dalam Meningkatkan Kemandirian Anak

Penggunaan metode bercerita dengan alat peraga celemek cerita dalam meningkatkan kemandirian anak dapat dilihat pada BAB V bagian A dan bagian B pada awalnya 30 anak memakai sepatu dan baju masih harus dibantu oleh guru karena anak yang bisa memakai sepatu dua anak dan yang bisa memakai baju hanya satu anak. Akan tetapi setelah menggunakan metode bercerita dengan dibantu alat peraga celemek cerita 100 persen bisa mandiri. Artinya dari 30 murid yang bisa memakai sepatu 30 murid, begitu juga yang bisa memakai baju 30 murid.

Perkembangan keberhasilan metode bercerita dengan penggunaan alat peraga celemek cerita dari 30 murid TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom Sidoarjo yang diteliti dapat dilihat pada tabel berikut:


(32)

No. Pertemuan

Hasil yang Dicapai Siswa yang

bisa memakai sepatu

Presentsi

Keberhasilan bisa memakaiSiswa yang baju

Presentasi Kebehasilan

1 Pertemuan I 2 6 % 1 3 %

2 Pertemuan II 12 36 % 10 30 % 3 Pertemuan III 25 75 % 24 72 % 4 Pertemuan IV 30 100 % 30 100 %

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN


(33)

berikut:

1. Metode pembelajaran bercerita dengan alat peraga celemek cerita yang dilakukan di TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucangonom sidoarjo dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian anak adalah suatu pilihan yang tepat dan cermat.

2. Kemandirian anak kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom Sidoarjo masih perlu ditingkatkan, karena tingkat kemandirian mereka untuk melakukan sesuatu sehari-hari untuk kepentingan diri sendiri masih sangat rendah. Hal itu dapat dilihat seperti pada saat memakai sepatu masih harus dibantu oleh guru, begitu juga memakai baju anak masih harus dibantu oleh guru.

3. Metode Pembelajaran Bercerita dengan alat peraga celemek cerita dapat meningkatkan kemandirian anak, hal ini dapat dilihat dari paparan data perkembangan dari siklus I ke siklus berikutnya yang terdapat perkembangan secara signifikan. Dapat dengan jelas dilihat dari kemandirian anak yang semula hanya mencapai 6% untuk anak yang memakai sepatu dan 3% untuk anak yang memakai baju. Dengan penggunaan metode tepat dan cermat akhirnya baik memakai sepatu maupun baju berubah menjadi 100%.


(34)

B. SARAN

1. Agar pembelajaran menjadi menarik seorang pengajar harus pandai-pandai memilih metode yang tepat dan cermat dalam setiap melaksanakan kegiatan belajar megajar, jangan hanya terpaku pada metode dan penggunaan alat peraga yang ada dalam buku, maka pada giliran selanjutnya adalah siswa merasa bosan dan jenuh karena metode yang digunakan oleh guru monoton. 2. Semoga TK Aisyiyah Bustanul Athfal I minimal bisa mempertahankan

metode-metode yang cermat dan tepat dalam setiap melaksanakan kegiatan pembelajarannya dan lebih baik lagi bila selalu berusaha dan belajar untuk meningkatkan demi kebaikan bersama.


(35)

Moleong, Lekxy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bantung: PT Remaja. Rachman, Arief. 2005. Memebntuk Anak Mandiri, Bermotivasi tinggi, dan Percaya Diri. Jakarta: Nikita.

Sujana, Nana. 1997. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah (Makalah – Skripsi – Tesis – disertasi) Jakarta: Sinar Baru Algensindo.

Surahmad, Winarno. 1994 . Dasar dan Teknik Reasearh. Bandung: Tarsita

Saleh, Chasman. 1988. Pedoman Guru Bidang Pengembangan kemampuan Berbahasa di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departeman Pendidikan dan Kebudayaan.

Tim. 1990 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Tim. 1996. Pedoman Guru Bidang Pengembangan Berbahasa di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan. Dan Kebudayaan.

Tim. 1997. Metode Khusus Pengembasngan Keterampilan di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Tim. 1997. Mendidik Kusus Pengembangan Daya Pikir di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.


(36)

(37)

No. Nama Anak Dapat Keterangan Memakai Sepatu Dapat Memakai Baju 1 2 3 4 1 2 3 4 1 M. Syeikhul Islam Alakbar

2 Rusdian Ahmad Atrisa 3 M. Haswin Alrasi 4 M. Raikhan 5 Asfah Asfiak

6 Bagas kukuh Priambodo 7 Evan Raikhan Refendi 8 Figuh Rixki Ananda 9 Lintang Samudra T 10 Fahmi bdul Azis 11 M. Rizal Aulia R. 12 M. Rafi Fahruddin 13 Kevin

14 Yuen Sello P. 15 Hijar Habibullah 16 Aulia Rahmah S. 17 Jihan Sabita 18 Nabila Yasmin 19 Rahmah Dini 20 Safana Safia Putri 21 Salsabila Laliatul F. 22 Aninda Fadillah 23 Annisa Cahya Fatikah 24 Aura Hawa Mega Mustika 25 Dea Putri Marita

26 Nadira Safa Mediati 27 Rania Ikdatul N. 28 Karina Salsabila 29 Hilfia Faradika Sasmi 30 Nadia Hasna Maulidia

Kreteria Nilai: Sidoarjo, 29 September 2006 1 : belum mampu Guru Kelompok A 2 : mampu dengan bantuan

3 : mampu tanpa bantuan


(38)

DATA OBSERVASI

PENELITIAN TINDAKAN KELAS No. Nama Anak

Jenis Kegiatan Keterangan Dapat Memakai Sepatu Dapat Memakai Baju 1 2 3 4 1 2 3 4 1 M. Syeikhul Islam Alakbar

2 Rusdian Ahmad Atrisa 3 M. Haswin Alrasi 4 M. Raikhan 5 Asfah Asfiak

6 Bagas kukuh Priambodo 7 Evan Raikhan Refendi 8 Figuh Rixki Ananda 9 Lintang Samudra T 10 Fahmi bdul Azis 11 M. Rizal Aulia R. 12 M. Rafi Fahruddin 13 Kevin

14 Yuen Sello P. 15 Hijar Habibullah 16 Aulia Rahmah S. 17 Jihan Sabita 18 Nabila Yasmin 19 Rahmah Dini 20 Safana Safia Putri 21 Salsabila Laliatul F. 22 Aninda Fadillah 23 Annisa Cahya Fatikah 24 Aura Hawa Mega Mustika 25 Dea Putri Marita

26 Nadira Safa Mediati 27 Rania Ikdatul N. 28 Karina Salsabila 29 Hilfia Faradika Sasmi 30 Nadia Hasna Maulidia

Kreteria Nilai: Sidoarjo, 03 November 2006 1 : belum mampu Guru Kelompok A 2 : mampu dengan bantuan

3 : mampu tanpa bantuan


(39)

No. Nama Anak Dapat Keterangan Memakai Sepatu Dapat Memakai Baju 1 2 3 4 1 2 3 4 1 M. Syeikhul Islam Alakbar

2 Rusdian Ahmad Atrisa 3 M. Haswin Alrasi 4 M. Raikhan 5 Asfah Asfiak

6 Bagas kukuh Priambodo 7 Evan Raikhan Refendi 8 Figuh Rixki Ananda 9 Lintang Samudra T 10 Fahmi bdul Azis 11 M. Rizal Aulia R. 12 M. Rafi Fahruddin 13 Kevin

14 Yuen Sello P. 15 Hijar Habibullah 16 Aulia Rahmah S. 17 Jihan Sabita 18 Nabila Yasmin 19 Rahmah Dini 20 Safana Safia Putri 21 Salsabila Laliatul F. 22 Aninda Fadillah 23 Annisa Cahya Fatikah 24 Aura Hawa Mega Mustika 25 Dea Putri Marita

26 Nadira Safa Mediati 27 Rania Ikdatul N. 28 Karina Salsabila 29 Hilfia Faradika Sasmi 30 Nadia Hasna Maulidia

Kreteria Nilai: Sidoarjo, 10 November 2006 1 : belum mampu Guru Kelompok A 2 : mampu dengan bantuan

3 : mampu tanpa bantuan


(40)

DATA OBSERVASI

PENELITIAN TINDAKAN KELAS No. Nama Anak

Jenis Kegiatan Keterangan Dapat Memakai Sepatu Dapat Memakai Baju 1 2 3 4 1 2 3 4 1 M. Syeikhul Islam Alakbar

2 Rusdian Ahmad Atrisa 3 M. Haswin Alrasi 4 M. Raikhan 5 Asfah Asfiak

6 Bagas kukuh Priambodo 7 Evan Raikhan Refendi 8 Figuh Rixki Ananda 9 Lintang Samudra T 10 Fahmi bdul Azis 11 M. Rizal Aulia R. 12 M. Rafi Fahruddin 13 Kevin

14 Yuen Sello P. 15 Hijar Habibullah 16 Aulia Rahmah S. 17 Jihan Sabita 18 Nabila Yasmin 19 Rahmah Dini 20 Safana Safia Putri 21 Salsabila Laliatul F. 22 Aninda Fadillah 23 Annisa Cahya Fatikah 24 Aura Hawa Mega Mustika 25 Dea Putri Marita

26 Nadira Safa Mediati 27 Rania Ikdatul N. 28 Karina Salsabila 29 Hilfia Faradika Sasmi 30 Nadia Hasna Maulidia

Kreteria Nilai: Sidoarjo, 15 November 2006 1 : belum mampu Guru Kelompok A 2 : mampu dengan bantuan

3 : mampu tanpa bantuan


(41)

Aktivitas siswa pada pelaksanaan tindakan Siklus I


(42)

FOTO-FOTO KEGIATAN

Aktivitas siswa pada pelaksanaan tindakan Siklus II


(1)

DATA OBSERVASI

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

No. Nama Anak

Jenis Kegiatan

Keterangan Dapat

Memakai Sepatu

Dapat Memakai

Baju

1 2 3 4 1 2 3 4

1 M. Syeikhul Islam Alakbar 2 Rusdian Ahmad Atrisa 3 M. Haswin Alrasi 4 M. Raikhan 5 Asfah Asfiak

6 Bagas kukuh Priambodo 7 Evan Raikhan Refendi 8 Figuh Rixki Ananda 9 Lintang Samudra T 10 Fahmi bdul Azis 11 M. Rizal Aulia R. 12 M. Rafi Fahruddin 13 Kevin

14 Yuen Sello P. 15 Hijar Habibullah 16 Aulia Rahmah S. 17 Jihan Sabita 18 Nabila Yasmin 19 Rahmah Dini 20 Safana Safia Putri 21 Salsabila Laliatul F. 22 Aninda Fadillah 23 Annisa Cahya Fatikah 24 Aura Hawa Mega Mustika 25 Dea Putri Marita

26 Nadira Safa Mediati 27 Rania Ikdatul N. 28 Karina Salsabila 29 Hilfia Faradika Sasmi 30 Nadia Hasna Maulidia

Kreteria Nilai: Sidoarjo, 29 September 2006 1 : belum mampu Guru Kelompok A 2 : mampu dengan bantuan

3 : mampu tanpa bantuan


(2)

DATA OBSERVASI

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

No. Nama Anak

Jenis Kegiatan

Keterangan Dapat

Memakai Sepatu

Dapat Memakai

Baju

1 2 3 4 1 2 3 4

1 M. Syeikhul Islam Alakbar 2 Rusdian Ahmad Atrisa 3 M. Haswin Alrasi 4 M. Raikhan 5 Asfah Asfiak

6 Bagas kukuh Priambodo 7 Evan Raikhan Refendi 8 Figuh Rixki Ananda 9 Lintang Samudra T 10 Fahmi bdul Azis 11 M. Rizal Aulia R. 12 M. Rafi Fahruddin 13 Kevin

14 Yuen Sello P. 15 Hijar Habibullah 16 Aulia Rahmah S. 17 Jihan Sabita 18 Nabila Yasmin 19 Rahmah Dini 20 Safana Safia Putri 21 Salsabila Laliatul F. 22 Aninda Fadillah 23 Annisa Cahya Fatikah 24 Aura Hawa Mega Mustika 25 Dea Putri Marita

26 Nadira Safa Mediati 27 Rania Ikdatul N. 28 Karina Salsabila 29 Hilfia Faradika Sasmi 30 Nadia Hasna Maulidia

Kreteria Nilai: Sidoarjo, 03 November 2006 1 : belum mampu Guru Kelompok A 2 : mampu dengan bantuan

3 : mampu tanpa bantuan


(3)

DATA OBSERVASI

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

No. Nama Anak

Jenis Kegiatan

Keterangan Dapat

Memakai Sepatu

Dapat Memakai

Baju

1 2 3 4 1 2 3 4

1 M. Syeikhul Islam Alakbar 2 Rusdian Ahmad Atrisa 3 M. Haswin Alrasi 4 M. Raikhan 5 Asfah Asfiak

6 Bagas kukuh Priambodo 7 Evan Raikhan Refendi 8 Figuh Rixki Ananda 9 Lintang Samudra T 10 Fahmi bdul Azis 11 M. Rizal Aulia R. 12 M. Rafi Fahruddin 13 Kevin

14 Yuen Sello P. 15 Hijar Habibullah 16 Aulia Rahmah S. 17 Jihan Sabita 18 Nabila Yasmin 19 Rahmah Dini 20 Safana Safia Putri 21 Salsabila Laliatul F. 22 Aninda Fadillah 23 Annisa Cahya Fatikah 24 Aura Hawa Mega Mustika 25 Dea Putri Marita

26 Nadira Safa Mediati 27 Rania Ikdatul N. 28 Karina Salsabila 29 Hilfia Faradika Sasmi 30 Nadia Hasna Maulidia

Kreteria Nilai: Sidoarjo, 10 November 2006 1 : belum mampu Guru Kelompok A 2 : mampu dengan bantuan

3 : mampu tanpa bantuan


(4)

DATA OBSERVASI

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

No. Nama Anak

Jenis Kegiatan

Keterangan Dapat

Memakai Sepatu

Dapat Memakai

Baju

1 2 3 4 1 2 3 4

1 M. Syeikhul Islam Alakbar 2 Rusdian Ahmad Atrisa 3 M. Haswin Alrasi 4 M. Raikhan 5 Asfah Asfiak

6 Bagas kukuh Priambodo 7 Evan Raikhan Refendi 8 Figuh Rixki Ananda 9 Lintang Samudra T 10 Fahmi bdul Azis 11 M. Rizal Aulia R. 12 M. Rafi Fahruddin 13 Kevin

14 Yuen Sello P. 15 Hijar Habibullah 16 Aulia Rahmah S. 17 Jihan Sabita 18 Nabila Yasmin 19 Rahmah Dini 20 Safana Safia Putri 21 Salsabila Laliatul F. 22 Aninda Fadillah 23 Annisa Cahya Fatikah 24 Aura Hawa Mega Mustika 25 Dea Putri Marita

26 Nadira Safa Mediati 27 Rania Ikdatul N. 28 Karina Salsabila 29 Hilfia Faradika Sasmi 30 Nadia Hasna Maulidia

Kreteria Nilai: Sidoarjo, 15 November 2006 1 : belum mampu Guru Kelompok A 2 : mampu dengan bantuan

3 : mampu tanpa bantuan


(5)

FOTO-FOTO KEGIATAN

Aktivitas siswa pada pelaksanaan tindakan Siklus I


(6)

FOTO-FOTO KEGIATAN

Aktivitas siswa pada pelaksanaan tindakan Siklus II