Penawaran dan Permintaan Daging Sapi di Indonesia : Suatu Analisis Simulasi

RINGKASAN
NYAK ILHAM. Penawaran dan Perrnintaan Daging Sapi di lndonesia :
Suatu Analisis Sirnulasi (dibawah birnbingan BONAR M. SINAGA, sebagsi
ketua, KOOSWARDHONO MUDIKDJO dan TAHLIM SUDARYANTO sebagai
anggota).
Konsurnsi daging rnasyarakat lndonesia selarna 10 tahun terakhir
cenderung terus rneningkat. Kebutuhan tersebut sebagian bersurnber dari
daging sapi. Tingginya tingkat perturnbuhan konsurnsi daging sapi tidak
sebanding dengan tingkat perturnbuhan produksi daging sapi yang sebagian
besar berasal dari usaha peternakan sapi rakyat. Jika tidak dilakukan upayaupaya tertentu, keadaan ini diduga akan rnenyebabkan pengurasan populasi
ternak sapi potong.
Untuk rnemenuhi kebutuhan konsurnsi tersebut, pernerintah telah
rnelakukan upaya pengendalian penawaran rnelalui kebijakan irnpor,
pengernbangan usaha industri peternakan rakyat dan pernbatasan kuota
perdagangan antar daerah sapi potong.
Upaya peningkatan populasi
sebagai basis produksi dornestik dilakukan rnelalui kebijakan pengernbangan
pakan ternak, peningkatan rnutu bibit rnelalui kegiatan inserninasi buatan (IB),
dan pernberantasan penyakit.
Penelitian ini bertujuan untuk rnenganalisis : (1) faktor-faktor yang
rnernpengaruhi penawaran, perrnintaan, dan harga daging sapi di lndonesia;

(2) darnpak kebijakan penurunan tarif irnpor, penurunan tingkat suku bunga,
depresiasi rupiah, penghapusan kuota perdagangan antar daerah, dan
perubahan faktor-faktor eksternal terhadap penawaran, permintaan, dan
harga daging sapi di lndonesia, serta bagairnana pengaruhnya terhadap
kesejahteraan produsen dan konsurnen.
Penelitian ini rnenggunakan data sekunder deret waktu dari triwulan
kesatu 1990 sarnpai triwulan kedua 1997, yang dianalisis dengan pendekatan
ekonometrika. Model penawaran dan permintaan daging sapi dibangun
dalarn bentuk persarnaan sirnultan yang terdiri dari tujuh persarnaan
struktural dan tujuh persarnaan identitas. Pendugaan parameter dilakukan
dengan rnetode 3SLS (Three Stage Least Squares). Setelah divalidasi,
model disirnulasi dengan alternatif kebijakan, yaitu : penurunan tarif irnpor,
penghapusan kuota perdagangan antar daerah, depresiasi rupiah, penurunan
tingkat suku bunga, dan gabungan penurunan tarif, depresiasi rupiah dan
penurunan tingkat suku bunga ; dan alternatif perubahan faktor eksternal,
yaitu : peningkatan ekspor Selandia Baru, peningkatan ekspor Australia,
peningkatan irnpor Arnerika Serikat, peningkatan irnpor Jepang, dan
gabungan peningkatan ekspor Selandia Baru dan irnpor Arnerika Serikat.
Hasil penelitian rnenunjukkan bahwa penawaran peternakan rakyat
dipengaruhi oleh selisih harga daging dengan harga sapi dornestik,

penawaran industri peternakan rakyat, dummy hari raya, trend waktu, dan lag
penawaran peternakan rakyat; serta responsif terhadap perubahan selisih
harga daging dengan sapi dornestik. Untuk rnendukung usaha peternakan

rakyat diperlukan pusat informasi harga ternak sapi, perbaikan skim kredit
peternakan, dan peningkatan keberhasilan kegiatan inserninasi buatan.
Penawaran industri peternakan rakyat dipengaruhi oleh harga daging
sapi, harg&.sapi bakalan impor, tingkat suku bunga, dan lag penawaran
industriGeternak>n rakyat ; seda responsif terhdapperubahan hargadaging
sapi dan tingkat suku bunga.
-.
.
Penggunaan sapi bakalan impor menyebabkan
usaha ini rentan terhadap ' perubahan kondisi perekonomian. Untuk itu
diperlukan upaya pengadaan sapi bakalan lokal berkualitas dengan harga
yang bersaing.
lmpor daging sapi dipengaruhi oleh tarif impor, dummy hari raya, dan
lag impor daging sapi ; serta responsif terhadap perubahan tarif impor.
Pengenaan tarif impor untuk melindungi produsen dan meningkatkan
penerimaan pemerintah cukup efektif. Namun, penurunan tarif impor tidak

rnengganggu keberadaan usaha peternakan rakyat yang dikhawatirkan
selama ini, dan sebaliknya akan merugikan usaha industri peternakan.
f i e t a a n - d a g i n g - s . d i p e n g a r u h i oleh harga daging sapi, harga
ikan, pendapatan ~ m i % jumlah
:
penduduk kota, dummy hari rayaTdan lag
perrnintaan daging sapi ; serta responsif terhadap perubahan harga daging
sapi. Artinya komoditas ini masih rnerupakan barang mewah bagi sebagian
besar rnasyarakat lndonesia.
Keputusan rnengkonsumsi tidak hanya
ditentukan oleh tingkat pendapatan, tetapi juga oleh tingkat pendidikan dan
tingkat aksesabilitas masyarakat.
Harga daging sapi domestik dipengaruhi oleh harga daging irnpor,
harga ternak domestik, trend waktu, dummy hari raya, dan"5g harga daging
sapi domestik. Namun, harga daging sapi dornestik tidak responsif terhadap
perubahan seluruh peubah tersebut. Hal ini menunjukkan adanya peran
pemerintah dalam pengaturan penawaran daging sapi domestik yang akan
rnempengaruhi harga daging sapi domestik.
Di pasar internasional pangsa impor daging sapi lndonesia relatif kecil,
sehingga lndonesia merupakan price taker. Harga daging sapi impor

lndonesia dan harga daging sapi di pasar dunia lebih ditentukan oleh negaranegara besar, seperti Australia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat. Dalam
jangka panjang harga daging impor responsif terhadap perubahan harga sapi
Australia. Oleh karena itu, ketergantungan impor perlu diantisipasi melalui
upaya pembangunan peternakan yang berbasis sumberdaya lokal.
Secara menyeluruh, semua alternatif kebijakan akan rneningkatkan
kesejahteraan masyarakat, kecuali kebijakan depresiasi rupiah. Dampak
depresiasi rupiah dapat ditekan , bila pada saat yang sama juga menetapkan
kebijakan penurunan tarif impor dan penuruan suku bunga. Penurunan suku
bunga merupakan kebijakan yang mernberikan kondisi terbaik terhadap
produsen dan konsumen.
Jika data tersedia, untuk penelitian lebih lanjut disarankan membangun
persamaan harga ternak sapi domestik sebagai persamaan struktural.
Karena lndonesia rnerupakan price taker, rnaka dalam peneltian lebih lanjut
persamaan yang berkaitan dengan pasar internasional dapat disederhanakan

iii

menjadi peubah-peubah eksogen, yaitu persamaan harga irnpor dan
persarnaan harga dunia. Adanya kecenderungan volume impor daging sapi
yang terus rneningkat, maka pada penelitian lebih lanjut hendaknya

memperhatikan keterkaitan volume impor daging sapi dengan penawaran
produsen domestik.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang perilaku
penawaran peternakan rakyat, diperlukan penelitian dengan menggunakan
data penampang lintang pada tingkat usahatani ternak.