Analisis Permintaan Daging Sapi di Indon (1)
Burhanudin Yusuf Solikhin
1111046100066
Perbankan Syariah 5B
Analisis Permintaan Daging Sapi di Indonesia
Periode 1980-2010
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
daging sapi di Indonesia periode 1980-2010. Dalam penelitian ini digunakan empat variabel
independen yaitu Harga Daging Sapi (HSt), Produk Domestik Bruto Riil (PDBt), Jumlah
Penduduk (JPt), dan Harga Daging Ayam (HAt) sebagai barang subtitusi. Dari empat variabel
independen tersebut dapat dirumuskan model ekonomi dari analisis permintaan daging sapi
ini adalah sebagai berikut:
PDSt = β0 + β1 HSt + β2 PDBt + β3 JPt + β4 HAt + €
Keterangan:
PDSt
: Permintaan Daging Sapi (Kg)
β0
: Konstanta Persamaan Permintaan Daging Sapi
β1
: Koefisien Regresi Permintaan Daging Sapi
HS
: Harga Daging Sapi (Rp/Kg)
PDB
: Produk Domestik Bruto Riil (Nominal)
JP
: Jumlah Penduduk (Jiwa)
HA
: Harga Daging Ayam sebagai barang subtitusi (Rp/Kg)
€
: Error term
Teori Permintaan
Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang ingin dibeli oleh konsumen pada berbagai
tingkat harga dan pada waktu tertentu. Hukum permintaan menyatakan bahwa semua faktor
ekonomi tetap, ceteris paribus (dengan kata lain segalanya dalam keadaan sama), ketika harga
barang lebih tinggi maka jumlah barang yang diminta akan lebih rendah, dan ketika harga
barang lebih rendah maka akan meninggalkan jumlah permintaan barang. Oleh karena itu,
harga dan jumlah permintaan memiliki hubungan negatif atau terbalik dan kurva permintaan
menurun dari kiri ke kanan. Namun adakalanya ketika harganya naik, permintaannya justru
meningkat, ini dikategorikan sebagai barang giffen.
Burhanudin Yusuf Solikhin
1111046100066
Perbankan Syariah 5B
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan:
1. Harga barang itu sendiri Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan
terhadap barang itu bertambah.
2. Harga barang lain yang terkait Berpengaruh apabila terdapat 2 barang yang saling terkait
yang keterkaitannya dapat bersifat subtitusi (pengganti) dan bersifat komplemen
(penggenap).
3. Pendapatan per kapita. Dapat mencerminkan daya beli. Makin tinggi tingkat pendapatan,
daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu barang meningkat. Nilainya
didapat dari pembagian Produk Domestik Bruto atau Produk Nasional Bruto pada tahun
tertentu terhadap jumlah penduduk pada tahun tertentu. Sadono Sukirno (2004: 424)
4. Selera atau kebiasaan. Tinggi rendahnya suatu permintaan ditentukan oleh selera atau
kebiasaan dari pola hidup suatu masyarakat.
5. Jumlah penduduk. Semakin banyak jumlah penduduk yang mempunyai selera atau
kebiasaan akan kebutuhan barang tertentu, maka semakin besar permintaan terhadap
barang tersebut.
6. Perkiraan harga di masa mendatang. Bila kita memperkirakan bahwa harga suatu barang
akan naik, adalah lebih baik membeli barang tersebut sekarang, sehingga mendorong
orang untuk membeli lebih banyak saat ini guna menghemat belanja di masa depan.
7. Distribusi pendapatan Tingkat pendapatan perkapita bisa memberikan kesimpulan yang
salah bila distribusi pendapatan buruk. Jika distribusi pendapatan buruk, berarti daya beli
secara umum melemah, sehingga permintaan terhadap suatu barang menurun.
8. Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan. Bujukan para penjual untuk membeli
barang besar sekali peranannya dalam mempengaruhi masyarakat. Usaha-usaha promosi
kepada pembeli sering mendorong orang untuk membeli banyak daripada biasanya.
Burhanudin Yusuf Solikhin
1111046100066
Perbankan Syariah 5B
Tahun
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Sumber:
Permintaan
Daging Sapi
(Kg) (Y)
Harga
Daging Sapi
(Rp/Kg) (X1)
PDB Riil
(Rp Milyar)
(X2)
17815810
18743746
19894407
18883393
20436791
39766305
24100270
24616733
25373090
27682484
28570094
32139114
34377315
40116283
39993147
38185623
44542935
25738738
44038454
41129050
37988274
46414164
42242572
47384620
57986465
52521953
40912247
33307418
35467480
40782066
46650856
2140.2
2447
2517
2645
2836
3129
3489
3909
4329
4981
5697
6413
7927
8220
9203
10002
10992
11062
15971
22594
26787
30180
33676
34313.9
34484.1
38250.7
43720
49690
54381.5
60910.1
68225.4
54115.57
60870.7
65424.98
81523.94
94196.11
101647.8
107626
130708.5
148812.3
178854.8
209660.4
248539.4
280778.3
329775.8
382219.6
454514.1
532568
627695.4
955753.3
1099732
1389770
1646322
1821833
2013675
2295826
2774281
3339217
3950893
4948689
5606204
6436271
Jumlah
Penduduk
(000 jiwa)
(X3)
147490
147491
152988
156831
159831
163367
164489
170179
173799
177362
178170
181094
184491
187589
190676
193486
196807
199837
202873
205915
208961
209611
212884
215277
217855
221855
225160
228515
231920
235375
237641
Harga Ayam
Broiler
(Rp/Kg) (X4)
1088
1645
1812
1809
2257
2526
2514
2142
2514
2646
2671
2790
3150
3510
3905
3861
4699
4696
7746
8663
8957
9853
15134
16647
18312
19267
20459
22309
24328
26530
28931
Burhanudin Yusuf Solikhin
1111046100066
Perbankan Syariah 5B
Analisis Model Regresi
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
Std. Error
(Constant)
-4.239E7
1.963E7
HSt
-128.870
577.928
-7.050
JPt
HAt
Coefficients
Beta
Collinearity Statistics
T
Sig.
Tolerance
VIF
-2.160
.040
-.236
-.223
.825
.010 101.682
3.746
-1.168
-1.882
.071
.029
34.904
403.615
120.899
1.025
3.338
.003
.117
8.533
1320.776
907.444
1.067
1.455
.158
.021
48.625
PDBt
a. Dependent Variable: PDSt
Berdasarkan tabel coefficient di atas maka dapat diketahui nilai-nilai dari:
β0
: - 4.239 (Konstanta)
β1
: - 128.870
β2
: - 7.050
β3
: 403.615
β4
: 1320.776
Ketika permintaan daging di Indonesia dalam keadaan konstan atau tidak dipengaruhi
variabel apapun maka nilainya - 4.239
Ketika Harga Daging Sapi di Indonesia mengalami penurunan sebesar Rp 1 maka akan
menambah permintaan daging sapi di Indonesia sebanyak 128.87 Kg
Ketika Produk Domestik Bruto mengalami penurunan sebesar Rp 1,000,000,000 maka
akan menambah permintaan daging sapi di Indonesia sebanyak 7.050 Kg
Ketika Jumlah Penduduk mengalami kenaikan sebanyak 1000 jiwa maka akan menambah
permintaan daging sapi sebesar 403,615 kg
Ketika Harga Daging Ayam di Indonesia mengalami kenaikan sebesar Rp 1 maka akan
menambah permintaan daging sapi di Indonesia sebanyak 1320.776 Kg
Dari data yang sudah didapatkan di atas maka model regresinya adalah sebagai berikut:
PDSt = - 4.239 -128,87HSt – 7.050 PDBt + 403.615 JPt + 1320.776 HAt
Burhanudin Yusuf Solikhin
1111046100066
Perbankan Syariah 5B
Model Summaryb
Model
R
R Square
.844a
1
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.713
.669
Durbin-Watson
6.17261E6
1.906
a. Predictors: (Constant), HAt, JPt, PDBt, HSt
b. Dependent Variable: PDSt
Koefisien Korelasi (R)
Koefisien korelasi menunjukkan kuat dan lemahnya hubungan antara variabel dependen
dengan variabel independen. Dalam tabel di atas, nilai koefisien korelasinya sebesar
0.844 artinya hubungan antara variabel dependen dengan independen adalah hubungan
yang kuat. Karena nilai R yang mendekati 1 menunjukkan hubungan yang positif dan
kuat antara variabel independen dengan variabel dependen.
Koefisien Determinasi (R square)
Nilai R square menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel dependen terhadap
variabel independen. Dalam tabel di atas, nilai R square sebesar 0.713 atau yang berarti
variabel independen mempengaruhi variabel dependen sebesar 71.3% dan sisanya
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini.
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
(Constant)
-4.239E7
1.963E7
HSt
-128.870
577.928
-7.050
JPt
HAt
Beta
Collinearity Statistics
t
Sig.
Tolerance
VIF
-2.160
.040
-.236
-.223
.825
.010 101.682
3.746
-1.168
-1.882
.071
.029
34.904
403.615
120.899
1.025
3.338
.003
.117
8.533
1320.776
907.444
1.067
1.455
.158
.021
48.625
PDBt
a. Dependent Variable: PDSt
Uji T
Std. Error
Coefficients
Burhanudin Yusuf Solikhin
1111046100066
Perbankan Syariah 5B
Uji T dilakukan untuk mengetahui bagaimana variabel independen mempengaruhi variabel
dependen secara parsial. Hal ini dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai t hitung
dengan t tabel.
Berdasarkan tabel di atas, maka t hitung dari variabel HSt, PDBt, JPt, HAt berturut-turut
adalah: -0.223; -1.882; 3.338; dan 1.445 dengan nilai signifikansi berturut-turut adalah:
0.825; 0,071; 0,003; dan 0,158 . Nilai t tabel 2.055 dengan n sebanyak 31 , df = 26 dan α =
5%. Adapun ketentuan dalam pengujian t ini adalah sebagai berikut:
H0 : β1 : β 2 : β 3 : β 4 = 0 , variabel bebas HSt, PDBt, JPt, HAt, secara parsial berpengaruh
tidak signifikan terhadap variabel terikat PDSt.
Ha : β 1 : β 2 : β 3 : β 4 ≠ 0, variabel bebas HSt, PDBt, JPt, HAt, secara parsial berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel terikat PDSt.
Dari hasil uji T untuk variabel HSt, dengan nilai t hitung -0.223 < t tabel 2.055 maka H a
ditolak dan H0 diterima. Sedangkan nilai signifikan 0.825 > nilai alpha 0.05 maka Ha
ditolak dan H0 diterima. Berarti variabel HSt tidak mempunyai pengaruh signifikan
terhadap PDSt.
Dari hasil uji T untuk variabel PDBt, dengan nilai t hitung -1.882 < t tabel 2.055 maka
Ha ditolak dan H0 diterima. Sedangkan nilai signifikan 0,071 > nilai alpha 0.05 maka H a
ditolak dan H0 diterima. Berarti variabel PDBt tidak mempunyai pengaruh signifikan
terhadap PDSt.
Dari hasil uji T untuk variabel JPt, dengan nilai t hitung 3.338 > t tabel 2.055 maka H a
diterima dan H0 ditolak. Sedangkan nilai signifikan 0.003 < nilai alpha 0.05 maka H a
diterima dan H0 ditolak. Berarti variabel JPt mempunyai pengaruh signifikan terhadap
PDSt.
Dari hasil uji T untuk variabel HAt, dengan nilai t hitung 1.445 < t tabel 2.055 maka H a
ditolak dan H0 diterima. Sedangkan nilai signifikan 0.158 > nilai alpha 0.05 maka H a
ditolak dan H0 diterima. Berarti variabel HAt tidak mempunyai pengaruh signifikan
terhadap PDSt.
Uji F
Burhanudin Yusuf Solikhin
1111046100066
Perbankan Syariah 5B
Uji F dilakukan untuk mengetahui bagaimana variabel independen mempengaruhi variabel
dependen secara simultan (bersama-sama).
ANOVAb
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
2.459E15
4
6.148E14
Residual
9.906E14
26
3.810E13
Total
3.450E15
30
F
16.136
Sig.
.000a
a. Predictors: (Constant), HAt, JPt, PDBt, HSt
b. Dependent Variable: PDSt
Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut:
H0 : β = 0 , variabel bebas HSt, PDBt, JPt, HAt, secara simultan (bersama-sama) tidak
mampu menjelaskan variabel terikat PDSt.
Ha : β ≠ 0, variabel bebas HSt, PDBt, JPt, HAt, secara simultan (bersama-sama) mampu
menjelaskan variabel terikat PDSt.
Berdasarkan hasil uji F pada tabel annova di atas menunjukkan bahwa nilai probabilitas
kesalahan model (Sig F) yaitu 0.000 < nilai α sebesar 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel independen secara simultan (bersama-sama) mempengaruhi variabel dependen. H 0
ditolak dan Ha diterima. Berarti variabel independen HSt, PDBt, JPt, HAt, secara simultan
(bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen PDSt.
Selain itu uji F dapat dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel:
Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima
Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak
Dari tabel diperoleh nilai F hitung sebesar 16.136 > F tabel 2.742 Hal ini menunjukkan
bahwa variabel bebas secara simultan (bersama-sama) mempengaruhi variabel dependen. H 0
ditolak dan Ha diterima. Berarti variabel independen HSt, PDBt, JPt, HAt, secara simultan
(bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen PDSt.
Burhanudin Yusuf Solikhin
1111046100066
Perbankan Syariah 5B
1111046100066
Perbankan Syariah 5B
Analisis Permintaan Daging Sapi di Indonesia
Periode 1980-2010
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
daging sapi di Indonesia periode 1980-2010. Dalam penelitian ini digunakan empat variabel
independen yaitu Harga Daging Sapi (HSt), Produk Domestik Bruto Riil (PDBt), Jumlah
Penduduk (JPt), dan Harga Daging Ayam (HAt) sebagai barang subtitusi. Dari empat variabel
independen tersebut dapat dirumuskan model ekonomi dari analisis permintaan daging sapi
ini adalah sebagai berikut:
PDSt = β0 + β1 HSt + β2 PDBt + β3 JPt + β4 HAt + €
Keterangan:
PDSt
: Permintaan Daging Sapi (Kg)
β0
: Konstanta Persamaan Permintaan Daging Sapi
β1
: Koefisien Regresi Permintaan Daging Sapi
HS
: Harga Daging Sapi (Rp/Kg)
PDB
: Produk Domestik Bruto Riil (Nominal)
JP
: Jumlah Penduduk (Jiwa)
HA
: Harga Daging Ayam sebagai barang subtitusi (Rp/Kg)
€
: Error term
Teori Permintaan
Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang ingin dibeli oleh konsumen pada berbagai
tingkat harga dan pada waktu tertentu. Hukum permintaan menyatakan bahwa semua faktor
ekonomi tetap, ceteris paribus (dengan kata lain segalanya dalam keadaan sama), ketika harga
barang lebih tinggi maka jumlah barang yang diminta akan lebih rendah, dan ketika harga
barang lebih rendah maka akan meninggalkan jumlah permintaan barang. Oleh karena itu,
harga dan jumlah permintaan memiliki hubungan negatif atau terbalik dan kurva permintaan
menurun dari kiri ke kanan. Namun adakalanya ketika harganya naik, permintaannya justru
meningkat, ini dikategorikan sebagai barang giffen.
Burhanudin Yusuf Solikhin
1111046100066
Perbankan Syariah 5B
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan:
1. Harga barang itu sendiri Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan
terhadap barang itu bertambah.
2. Harga barang lain yang terkait Berpengaruh apabila terdapat 2 barang yang saling terkait
yang keterkaitannya dapat bersifat subtitusi (pengganti) dan bersifat komplemen
(penggenap).
3. Pendapatan per kapita. Dapat mencerminkan daya beli. Makin tinggi tingkat pendapatan,
daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu barang meningkat. Nilainya
didapat dari pembagian Produk Domestik Bruto atau Produk Nasional Bruto pada tahun
tertentu terhadap jumlah penduduk pada tahun tertentu. Sadono Sukirno (2004: 424)
4. Selera atau kebiasaan. Tinggi rendahnya suatu permintaan ditentukan oleh selera atau
kebiasaan dari pola hidup suatu masyarakat.
5. Jumlah penduduk. Semakin banyak jumlah penduduk yang mempunyai selera atau
kebiasaan akan kebutuhan barang tertentu, maka semakin besar permintaan terhadap
barang tersebut.
6. Perkiraan harga di masa mendatang. Bila kita memperkirakan bahwa harga suatu barang
akan naik, adalah lebih baik membeli barang tersebut sekarang, sehingga mendorong
orang untuk membeli lebih banyak saat ini guna menghemat belanja di masa depan.
7. Distribusi pendapatan Tingkat pendapatan perkapita bisa memberikan kesimpulan yang
salah bila distribusi pendapatan buruk. Jika distribusi pendapatan buruk, berarti daya beli
secara umum melemah, sehingga permintaan terhadap suatu barang menurun.
8. Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan. Bujukan para penjual untuk membeli
barang besar sekali peranannya dalam mempengaruhi masyarakat. Usaha-usaha promosi
kepada pembeli sering mendorong orang untuk membeli banyak daripada biasanya.
Burhanudin Yusuf Solikhin
1111046100066
Perbankan Syariah 5B
Tahun
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Sumber:
Permintaan
Daging Sapi
(Kg) (Y)
Harga
Daging Sapi
(Rp/Kg) (X1)
PDB Riil
(Rp Milyar)
(X2)
17815810
18743746
19894407
18883393
20436791
39766305
24100270
24616733
25373090
27682484
28570094
32139114
34377315
40116283
39993147
38185623
44542935
25738738
44038454
41129050
37988274
46414164
42242572
47384620
57986465
52521953
40912247
33307418
35467480
40782066
46650856
2140.2
2447
2517
2645
2836
3129
3489
3909
4329
4981
5697
6413
7927
8220
9203
10002
10992
11062
15971
22594
26787
30180
33676
34313.9
34484.1
38250.7
43720
49690
54381.5
60910.1
68225.4
54115.57
60870.7
65424.98
81523.94
94196.11
101647.8
107626
130708.5
148812.3
178854.8
209660.4
248539.4
280778.3
329775.8
382219.6
454514.1
532568
627695.4
955753.3
1099732
1389770
1646322
1821833
2013675
2295826
2774281
3339217
3950893
4948689
5606204
6436271
Jumlah
Penduduk
(000 jiwa)
(X3)
147490
147491
152988
156831
159831
163367
164489
170179
173799
177362
178170
181094
184491
187589
190676
193486
196807
199837
202873
205915
208961
209611
212884
215277
217855
221855
225160
228515
231920
235375
237641
Harga Ayam
Broiler
(Rp/Kg) (X4)
1088
1645
1812
1809
2257
2526
2514
2142
2514
2646
2671
2790
3150
3510
3905
3861
4699
4696
7746
8663
8957
9853
15134
16647
18312
19267
20459
22309
24328
26530
28931
Burhanudin Yusuf Solikhin
1111046100066
Perbankan Syariah 5B
Analisis Model Regresi
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
Std. Error
(Constant)
-4.239E7
1.963E7
HSt
-128.870
577.928
-7.050
JPt
HAt
Coefficients
Beta
Collinearity Statistics
T
Sig.
Tolerance
VIF
-2.160
.040
-.236
-.223
.825
.010 101.682
3.746
-1.168
-1.882
.071
.029
34.904
403.615
120.899
1.025
3.338
.003
.117
8.533
1320.776
907.444
1.067
1.455
.158
.021
48.625
PDBt
a. Dependent Variable: PDSt
Berdasarkan tabel coefficient di atas maka dapat diketahui nilai-nilai dari:
β0
: - 4.239 (Konstanta)
β1
: - 128.870
β2
: - 7.050
β3
: 403.615
β4
: 1320.776
Ketika permintaan daging di Indonesia dalam keadaan konstan atau tidak dipengaruhi
variabel apapun maka nilainya - 4.239
Ketika Harga Daging Sapi di Indonesia mengalami penurunan sebesar Rp 1 maka akan
menambah permintaan daging sapi di Indonesia sebanyak 128.87 Kg
Ketika Produk Domestik Bruto mengalami penurunan sebesar Rp 1,000,000,000 maka
akan menambah permintaan daging sapi di Indonesia sebanyak 7.050 Kg
Ketika Jumlah Penduduk mengalami kenaikan sebanyak 1000 jiwa maka akan menambah
permintaan daging sapi sebesar 403,615 kg
Ketika Harga Daging Ayam di Indonesia mengalami kenaikan sebesar Rp 1 maka akan
menambah permintaan daging sapi di Indonesia sebanyak 1320.776 Kg
Dari data yang sudah didapatkan di atas maka model regresinya adalah sebagai berikut:
PDSt = - 4.239 -128,87HSt – 7.050 PDBt + 403.615 JPt + 1320.776 HAt
Burhanudin Yusuf Solikhin
1111046100066
Perbankan Syariah 5B
Model Summaryb
Model
R
R Square
.844a
1
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.713
.669
Durbin-Watson
6.17261E6
1.906
a. Predictors: (Constant), HAt, JPt, PDBt, HSt
b. Dependent Variable: PDSt
Koefisien Korelasi (R)
Koefisien korelasi menunjukkan kuat dan lemahnya hubungan antara variabel dependen
dengan variabel independen. Dalam tabel di atas, nilai koefisien korelasinya sebesar
0.844 artinya hubungan antara variabel dependen dengan independen adalah hubungan
yang kuat. Karena nilai R yang mendekati 1 menunjukkan hubungan yang positif dan
kuat antara variabel independen dengan variabel dependen.
Koefisien Determinasi (R square)
Nilai R square menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel dependen terhadap
variabel independen. Dalam tabel di atas, nilai R square sebesar 0.713 atau yang berarti
variabel independen mempengaruhi variabel dependen sebesar 71.3% dan sisanya
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini.
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
(Constant)
-4.239E7
1.963E7
HSt
-128.870
577.928
-7.050
JPt
HAt
Beta
Collinearity Statistics
t
Sig.
Tolerance
VIF
-2.160
.040
-.236
-.223
.825
.010 101.682
3.746
-1.168
-1.882
.071
.029
34.904
403.615
120.899
1.025
3.338
.003
.117
8.533
1320.776
907.444
1.067
1.455
.158
.021
48.625
PDBt
a. Dependent Variable: PDSt
Uji T
Std. Error
Coefficients
Burhanudin Yusuf Solikhin
1111046100066
Perbankan Syariah 5B
Uji T dilakukan untuk mengetahui bagaimana variabel independen mempengaruhi variabel
dependen secara parsial. Hal ini dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai t hitung
dengan t tabel.
Berdasarkan tabel di atas, maka t hitung dari variabel HSt, PDBt, JPt, HAt berturut-turut
adalah: -0.223; -1.882; 3.338; dan 1.445 dengan nilai signifikansi berturut-turut adalah:
0.825; 0,071; 0,003; dan 0,158 . Nilai t tabel 2.055 dengan n sebanyak 31 , df = 26 dan α =
5%. Adapun ketentuan dalam pengujian t ini adalah sebagai berikut:
H0 : β1 : β 2 : β 3 : β 4 = 0 , variabel bebas HSt, PDBt, JPt, HAt, secara parsial berpengaruh
tidak signifikan terhadap variabel terikat PDSt.
Ha : β 1 : β 2 : β 3 : β 4 ≠ 0, variabel bebas HSt, PDBt, JPt, HAt, secara parsial berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel terikat PDSt.
Dari hasil uji T untuk variabel HSt, dengan nilai t hitung -0.223 < t tabel 2.055 maka H a
ditolak dan H0 diterima. Sedangkan nilai signifikan 0.825 > nilai alpha 0.05 maka Ha
ditolak dan H0 diterima. Berarti variabel HSt tidak mempunyai pengaruh signifikan
terhadap PDSt.
Dari hasil uji T untuk variabel PDBt, dengan nilai t hitung -1.882 < t tabel 2.055 maka
Ha ditolak dan H0 diterima. Sedangkan nilai signifikan 0,071 > nilai alpha 0.05 maka H a
ditolak dan H0 diterima. Berarti variabel PDBt tidak mempunyai pengaruh signifikan
terhadap PDSt.
Dari hasil uji T untuk variabel JPt, dengan nilai t hitung 3.338 > t tabel 2.055 maka H a
diterima dan H0 ditolak. Sedangkan nilai signifikan 0.003 < nilai alpha 0.05 maka H a
diterima dan H0 ditolak. Berarti variabel JPt mempunyai pengaruh signifikan terhadap
PDSt.
Dari hasil uji T untuk variabel HAt, dengan nilai t hitung 1.445 < t tabel 2.055 maka H a
ditolak dan H0 diterima. Sedangkan nilai signifikan 0.158 > nilai alpha 0.05 maka H a
ditolak dan H0 diterima. Berarti variabel HAt tidak mempunyai pengaruh signifikan
terhadap PDSt.
Uji F
Burhanudin Yusuf Solikhin
1111046100066
Perbankan Syariah 5B
Uji F dilakukan untuk mengetahui bagaimana variabel independen mempengaruhi variabel
dependen secara simultan (bersama-sama).
ANOVAb
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
2.459E15
4
6.148E14
Residual
9.906E14
26
3.810E13
Total
3.450E15
30
F
16.136
Sig.
.000a
a. Predictors: (Constant), HAt, JPt, PDBt, HSt
b. Dependent Variable: PDSt
Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut:
H0 : β = 0 , variabel bebas HSt, PDBt, JPt, HAt, secara simultan (bersama-sama) tidak
mampu menjelaskan variabel terikat PDSt.
Ha : β ≠ 0, variabel bebas HSt, PDBt, JPt, HAt, secara simultan (bersama-sama) mampu
menjelaskan variabel terikat PDSt.
Berdasarkan hasil uji F pada tabel annova di atas menunjukkan bahwa nilai probabilitas
kesalahan model (Sig F) yaitu 0.000 < nilai α sebesar 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel independen secara simultan (bersama-sama) mempengaruhi variabel dependen. H 0
ditolak dan Ha diterima. Berarti variabel independen HSt, PDBt, JPt, HAt, secara simultan
(bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen PDSt.
Selain itu uji F dapat dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel:
Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima
Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak
Dari tabel diperoleh nilai F hitung sebesar 16.136 > F tabel 2.742 Hal ini menunjukkan
bahwa variabel bebas secara simultan (bersama-sama) mempengaruhi variabel dependen. H 0
ditolak dan Ha diterima. Berarti variabel independen HSt, PDBt, JPt, HAt, secara simultan
(bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen PDSt.
Burhanudin Yusuf Solikhin
1111046100066
Perbankan Syariah 5B