Siaran EPL Barclays Premier League dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi (Studi korelasional tentang Pengaruh Siaran EPL Barclays Premier League terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Masyarakat Di Perumahan Johor Indah Permai I Medan )

(1)

DAFTAR REFERENSI

Ardianto, Elvinaro& Lukrati. 2004. Komunikasi Massa Suatu Pengantar.Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Birowo, M. Antonius.2004. Metode Penelitian Komunikasi. Yogyakarta : Gitanyali. Bungin, Burhan. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Prenada Media. Effendy, Onong Uchyana. 1993. Kamus Komunikasi. Mandar Maju, Bandung. . 2003. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : Citra

Aditya Bakti.

Eriyanto. 2007. Teknik Sampling. Yogyakarta : LKIS.

Fisher, Aubrey B, 1986, Teori-teori Komunikasi. Remaja Karya, Bandung. Khasali,Renald.1995.Manajemen Periklanan – Konsep Aplikasinya di Indonesia.

Jakarta:Pustaka Utama Grafiti

Kriyantono, Racmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Prenada Media. Morrisan. 2008. Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio & Televisi.

Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya.

Marshall, Jill dan Werndly, Angela. 2002. The Language of television. London dan New York : Routledge.

Mc Quail , Dennis.1996. Teori Komunikasi Massa : Suatu Pengantar, edisi kedua, Erlangga, Jakarta.

Nasution, M. Arif, dkk. 2008. Metode Penelitian. Medan : FISIP USU Press Nawawi, Hadari. 1995. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta:Gajah Mada

University Press.

Nurudin. 2011. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : Rajawali Pers.

Pohan, Syafruddin. Dkk. 2012. Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian. Medan : PT. Grasindo Monoratama.

Purba, Amir dkk. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Medan : USU Press. Rakhmat,Jallaludin.2005.Psikologi Komunikasi. Bandung:Remaja Rosdakarya. ---2004. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung :


(2)

Remaja Rosdakarya.

Santoso, Edy dan Mite Setiansah. 2010. Teori Komunikasi. Yogyakarta : Graha Ilmu. Singarimbun, Masri dan Sofian Edi. 2008. Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES. Usman, Wan. 2005. Metode Kuantitatif. Jakarta : Universitas Terbuka

West, Richard dan Lynn H Turner. 2009. Pengantar Teori Komunikasi. Jakarta. Salemba Humanika

Internet

Premier League, (PremierLeague.com), 17

November 2012.

Kassies, Bert,


(3)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Gambar 3.1

Wilayah Kecamatan Medan Johor

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan 3.1.1 Sejarah Berdirinya Kantor Camat Medan Johor

Kecamatan Medan Johor adalah salah satu dari 21 kecamatan yang berada di Wilayah Kota Medan berada pada ketinggian 12 dari permukaan laut, yang sebelumnya termasuk kecamatan Tanjung Morawa, Kecamatan Patumbak dan Kecamatan Deli Tua Kabupatan Deli Serdang. Masuknya Kecamatan Medan Johor ke Wilayah Kotamadya Medan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1973 tanggal 10 Mei 1973 yang luas arealnya ± 3.228 Ha dan terdiri dari 10 Kelurahan.


(4)

Selanjutnya berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara, tanggal 19 Oktober 1987 Nomor : 140 / K / 1978 tentang Pemekaran Kelurahan di Wilayah Kota Medan, yang salaah satu diantaranya terdapat di Kecamatan Medan Johor. Dengan demikian jumlah Kelurahan yang tadinya hanya 10 maka setelah keluarnya SK tersebut jumlah Kelurahan di Kecamatan Medan Johor menjadi 11 Kelurahan.

Terakhir dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor : 50 Tahun 1991, Kecamatan Medan Johor mengalami pemekaran sehingga jumlah keluraahan menjadi 6 kelurahan yaitu :

1. Kelurahan Suka Maju 2. Kelurahan Titi Kuning 3. Kelurahan Kedai Durian 4. Kelurahan Pangkalan Masyur 5. Kelurahan Gedung Johor 6. Kelurahan Kwala Berkala

Selama terbentuknya Kecamatan Medan Johor dari tahun 1973 sampai dengan saat ini dapat dilihat daftar nama - nama Camat yang pernah menjabat sebagai Kepala Wilayah di Kecamataan Medan Johor yaitu :


(5)

Tabel 3.1

Nama Camat dan Lama Masa Bakti di Kecamatan Medan Johor

NO NAMA CAMAT MASA BAKTI

1 Adnan Ramli 1974 s/d 1977

2 Drs. Gandhi Diapari Tambunan 1977 s/d 1979

3 B.S Parlaungan 1979 s/d 1985

4 Drs. Zainal Arifin Nasution, BA 1985 s/d 1988 (Telah meninggal dunia tahun 2003)

5 Drs. Ramli 1988 s/d 1993

6 Ahmad Husni Nasution, BA 1993 s/d 1998

7 Drs. Farit Wajedi 1988 s/d 1999

8 H. Dammikrot, S. Sos, M.Si 1999 s/d 2004 9 Nasib, S.Sos, M.si Februari 2004 s/d 06 Des 2006 10 Pulungan Harahap, SH, M.Si 06 Des 2006 s/d 2011 11 Mhd. Azwarlin Nasution, SH 2011 s/d sekarang Sumber : Kantor Camat Medan Johor

Dari beberapa mantan Camat Medan Johor yang menunjukkan prestasi kerja / kinerja yang sangat dibanggakan adalah Bapak Drs. H. RAMLI, MM. menjabat sebagai Walikota Medan sejak tahun 2005, yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Kota Medan dan sekarang mendampingi Drs. H. Abdillah, Ak, MBA yang terpilih dalam pemilihan Kepala Daerah secara Langsung Kota Medan 2005.

3.1.2 Batas-batas dan Luas Wilayah

Kecamatan Medan Johor merupakan daerah pemukiman penduduk, daerah pengembangan wisata dan berada di kawasan pinggiran bahagian Selatan Kota Medan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang. Luas areal keseluruhan ± 1.696 Ha, yang terdiri dari 6 Kelurahan, memiliki 81 Lingkungan dengan batas-batas sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Maimoon dan Medan Polonia, Medan Kota, Medan Baru dan Medan Selayang.


(6)

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Namo Rambe dan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang.

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Amplas.

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Selayang dan Medan Tuntungan.

Untuk mengetahui luas wilayah Kecamatan Medan Johor secara lebuh rinci berikut jumlah penduduk sampai dengan Triwulan I Tahun 2007 per 31 Maret 2007 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.2

Perbandingan Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Johor No Kelurahan Luas

Wilayah (Ha)

Jumlah KK

Jumlah Kependudukan Jumlah Lingk

RT RW

L P Jumlah

(L+P)

1 Suka Maju 152 3.048 7.834 7.834 15.289 13 27 11 2 Titi Kuning 181 5.217 12.335 12.223 24.558 15 47 15 3 Kedai

Durian

98 1.459 3.289 3.289 6.877 5 14 3

4 PKL

Mansyur

400 7.315 17.328 16.706 34.034 15 46 13

5 Gedung Johor

315 5.266 12.618 12.685 25.303 13 17 6

6 Kwala Bekala

550 7.159 16.874 16.964 33.838 20 47 16

Jumlah 1.696 28.725 70.577 69.322 139.899 81 198 64


(7)

3.1.3 Kependudukan

Untuk mengetahui potensi sumber daya manusia lebih lanjut, dapat dilihat data-data kependudukan di Kecamatan Medan Johor di bagi berdasarkan Suku, berdasarkan Agama, dan berdasarkan Mata Pencaharian, berdasarkan Kewarganegaraan dan Jenis Kelamin.

a. Data Kependudukan Berdasarkan Suku :

Tabel berikut menunjukkan data kependudukan di Kecamatan Medan Johor berdasarkan usia.

Tabel 3.3

Data Penduduk Kecamatan Medan Johor Berdasarkan Suku No SUKU JUMLAH Persentase (%)

1 Jawa 4.865 35,00%

2 Melayu 3.058 22,00%

3 Mandailing 1.948 14,00%

4 Batak 1.112 8,00%

5 Minang 542 3,90%

6 Aceh 375 2,70%

7 Nias 278 2,00%

8 India 42 0,30%

9 Cina 1.237 8,90%

10 Dan lain-lain 445 3,20%

TOTAL 139.899 100,00%

Sumber : Kantor Camat Kecamatan Medan Johor b. Data Penduduk Menurut Agama

Agama Islam merupakan penduduk mayoritas yang mendiami Kecamatan Medan Johor, hal ini dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:


(8)

Tabel 3.4

Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Johor Berdasarkan Agama No Agama Jumlah Persentase (%)

1 Islam 96.260 68.81% 2 Kristen 25.694 18.37% 3 Katholik 4.907 3.51%

4 Hindu 536 0.38%

5 Budha 12.502 8.93%

TOTAL 139.899 100%

Sumber : Kantor Camat Kecamatan Medan Johor c. Data Penduduk Menurut Mata Pencaharian :

Tabel 3.5

Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Johor Berdasarkan Mata Pencaharian

No Pekerjaan Jumlah Persentase

(%)

1 Buruh 3.373 5,97%

2 PNS / ABRI 6.837 12,10%

3 Pegawai Swasta 26.240 46,44%

4 Pedagang 15.131 26,78%

5 Petani 1.023 1,81%

6 Jasa – Jasa 3.899 6,90%

TOTAL 56.502 100,00%


(9)

d. Data Penduduk Menurut Status Kewarganegaraan Tabel 3.6

Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Johor Berdasarkan Status Kewarganegaraan

No Kewarganegaraan Laki-Laki % Wanita % Jumlah (%) 1 WNI 70.571 50,44 69.361 49,316 139.887 100

2 WNA 6 0,01 6 0,01 12 100

Jumlah 70.577 50,45 69.322 49,55 139.899 100 Sumber : Kantor Camat Kecamatan Medan Johor

3.1.4 Visi dan Misi

3.1.4.a Visi dan Misi Kecamatan Medan Johor Visi kecamatan Medan Johor :

Dengan mengacu kepada visi kota Medan yaitu Medan metropolitan yang modern, madani dan religius maka visi kecamatan Medan Johor adalah “menciptakan kecamatan Medan Johor yang bersih, sehat, tertib, aman, rapi dan indah serta berwawasan lingkungan” melalui pemberdayaan kelurahan dengan memberdayakan masyarakat di segala bidang.

Misi

Untuk mewujudkan visi tersebut diperlukan beberapa misi yang merupakan titik konsentrasi kegiatan yang menjadi pedoman dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan. Adapun misi yang akan diwujudkan yaitu :

1. Memberdayaan kelurahan dengan memberdayakan masyarakat. 2. Meningkatkan sumberdaya manusia.

3. Meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat. 4. Meningkatkan kebersihan.

5. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. 6. Meningkatkan kamtibmas yang kondusif.


(10)

7. Meningkatkan penghijauan.

8. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.

Dengan terwujudnya misi kecamatan Medan Johor maka telah mendukung kemajuan dan kemakmuran medan kota metropolitan melalui bekerja sama dan sama- sama bekerja yang merupakan motto kota Medan.

3.1.4.b Target

Dalam upaya mencapai misi ini maka camat Medan Johor menetapkan program kerja yang dimulai sejak saat dilantik tanggal 05 Desember 2011 berdasarkan SK Walikota Medan no. 821.2/980/k, hal ini dimulai dari pembenahan dan pembinaan aparat di kelurahan dan di kecamatan , membenahi suasana kerja, peningkatan layanan kepada masyarakat, pembenahan kebersihan dan penghijauan, dan peningkatan terhadap pendapatan asli daerah.keseluruhan program kerja ini dievaluasi bersama para staf setiap triwulan guna mengkaji keefektifan terhadap upaya yang telah dilakukan, dimana jika terdapat kekurangan dapat dianalisa lebih baik guna peningkatan terhadap tujuan yang ingin dicapai.

1. Pemberdayaan masyarakat direncanakan untuk meningkatkan peran aktif masyarakat untuk memelihara kebersihan lingkungan masing-masing, kepedulian masyarakat terhadap kondisi keamanan dan ketertiban di lingkungannya hal ini dapat dilihat pada lampiran, pembinaan dan dukungan terhadap usaha kecil yang dilaksanakan masyarakat, dan peran aktif masyarakat untuk membangun dengan swadaya.

2. Pembenahan dan pembinaan terhadap pegawai di kecamatan dan di kelurahan dimaksudkan untuk lebih meningkatkan kinerja dan disiplin dalam pelaksanaan tugas diberikan, di setiap kesempatan camat Medan Johor selalu mengingatkan mengenai peranan pegawai kecamatan dan kelurahan untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat. Terhadap pegawai yang kinerjanya kurang memuskan selalu diupayakan lebih dahulu untuk membinanya sejalan dengan prinsip walikota medan bahwa membina bukan membinasakan. Sejalan dengan hal ini dilakukan juga peningkatan sumber daya manusia di kantor camat Medan Johor, dan melakukan efisiensi kerja dengan menerapkan komputerisasi pada


(11)

surat-surat dan data di kecamatan Medan Johor, sehingga untuk berbagai laporan seperti laporan Bulanan kependudukan, laporan keuangan, laporan mingguan PBB, Data kepala lingkungan dan lain sebagainya diproses dan disimpan pada komputer sehingga memudahkan akses cepat dan evaluasi. Terhadap lingkungan kerja juga dilakukan perbaikan dengan melakukan berbagai pembenahan di kantor Camat Medan Johor, menata kembali suasana kantor agar pegawai merasa betah dan bergairah dalam bekerja, dibangunnya taman dan kolam sehingga menjadi sejuk dan asri, disediakannya sarana hiburan saat beristirahat, juga sarana olahraga seperti meja tennis, meja bilyar dan lapangan badminton serta secara periodik mengajak pegawai beserta keluarganya untuk bersama-sama menikmati suasana santai di hari libur.

3. Meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat dilakukan dengan berbagai terobosan seperti pemberian ucapan selamat ulang tahun kapada warga yang masa berlaku KTP-nya telah berakhir, bahkan nuntuk meningkatkan pelayanan waktu perpanjangan KTP dipersingkat menjadi dua hari, dan camat selalu mengingatkan kepada pegawai di kecamatan dan di kelurahan serta kepala lingkungan benar-benar melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya, serta memberikan contoh bagaimana di hari libur sekalipun siap untuk menandatangani surat yang benar-benar dibutuhkan masyarakat, atau pada musim penghujan sebagai kepala wilayah mau untuk turun ke lokasi yang diperlukan. Untuk menampung saran/ keluhan masyarakat yang merasa tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan dibuat satu kotak saran / kelurahan yang diletakkan di depan Kantor Camat Medan Johor. Yang sekaligus berguna untuk mengevaluasi kinerja terhadap pelayanan masyarakat.

4. Kebersihan ditingkatkan dengan upaya melakukan himbauan kepada masyarakat untuk proaktif memelihara kebersihan di halaman dan parit rumahnya masing-masing, dan hal ini dilakukan melalui pendekatan kepada tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh pemuda, melalui berbagai pertemuan informal. Gotong royong secara berkala juga tetap dilakukan guna menjaga kebersihan yang sekaligus berhubungan erat dengan kesehatan, apalagi memasuki musim penghujan dimana penyakit akan lebih mudah berjangkit pada


(12)

lingkungan yang tidak terawat. Kegiatan gotong royong ini selain melibatkan pegawai dan kepala lingkungan juga masyarakat.

5. Bekerjasama dengan puskesmas dan pustu se-Kecamatan Medan Johor, TP. PKK Kecamatan Medan Johor, TP. PKK Kelurahan sekecamatan Medan Johor dan seluruh kader, dilakukan upaya peningkatan derajat kesehatan dengan mengintensifikasikan posyandu di seluruh wilayah kecamatan dan untuk keluarga miskin dibagikan kartu sehat, yaitu fasilitas berobat gratis yang dilaksanakan oleh pemerintah Kota Medan.

6. Menjaga kondisi keamanan dan ketertiban dilakukan bekerjasama dengan unsur Kaposekta Delitua dan Ramil 0/MJ, meliputi koordinasi langsung untuk tetap menjaga keadaan yang tetap stabil. Serta penyuluhan untuk mencegah penylahgunaan obat-obatan terlarang (narkoba) di kalangan generasi muda, juga mengaktifkan peran siskamling dan PAM Swakarsa yang cukup efektif dalam menjaga keamanan di lingkungan.

7. Dalam program penghijauan kecamat medan johor memiliki target agar penghijauan dapat ditingkatkan dengan penanaman pohon penghijauan baik itu seperti penghijauan mahoni, angsana, johar dimana dalam hal ini kecamatan Medan Johor bekerjasama dengan dinas pertamanan kota medan melakukan penanaman penghijaun yang lebih bermanfaat kepada masyarakat di sepanjang jalan protokol kecamatan sekaligus melaksanakan pemeliharaan terhadap pohon penghijauan yang yelah ada dengan memberdayakan kepling untuk mengawasinya. Juga dihimbau kepada warga masyarakat untuk turut serta menggalakkan penghijauan sekaligus menjaga pohon penghijauan yang berfungsi sebagai paru-paru kota.

3.1.5 Susunan Organisasi Kecamatan

Susunan organisasi kecamatan terdiri dari : 3.1.5.a Camat Membawahi :

1. Sekretaris kecamatan 2. Seksi pemerintahan 3. Seksi ketentraman


(13)

4. Seksi pemberdayaan masyarakat 5. Seksi pelayanan umum

6. Seksi kesejahteraan sosial 3.1.5.b Jabatan Fungsional

Konsep rincian tugas pokok dan fungsi kecamatan: 1.1. Tugas pokok

Berdasarkan keputusan walikota Medan nomor : 63 tahun 2001 tanggal 13 November 2001 tentang tugas pokok dan fungsi kecamatan di lingkungan pemerintahan kota Medan, pada pasal 3 disebutkan tugas pokok camat sebagai berikut :

- Membantu kepala daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan

- Pembinaan kehidupan masyarakatdalam wilayah kecamatan. 1.2 Fungsi

Sesuai dengan pasal 4 surat keputusan walikota medan nomor 63 tahun 2001 tanggal 13 november 2001 tentang tugas pokok dan fungsi kecamatan di lingkungan pemerintahan kota medan, camat mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Mekaksanakan pelimpahan sebagai kewenangan pemerintahan daerah. 2. Menyelenggarakan pelayanan pemerintah daerah.

3. Menyelenggarakan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan, dan pembinaan kemasyarakatan.

4. Memantau dan mengendalikan program kerja kelurahan. 5. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan.

3.1.5.c Sekretaris Kecamatan

1. Sekretariat kecamatan mempunyai tugas melakukan pembinaan administrasi dan memberikan pelayanan teknis administrative kepada seluruh satuan organisasi pemerintahan kecamatan.


(14)

a. Melakukan penyusunan program kecamatan.

b. Melakukan pembinaan dan penyuluhan program kerja kelurahan. c. Melakukan pemantauan dan pengendalian program kerja kecamatan. d. Melakukan seksi administrasi keuangan kecamatan.

e. Melakukan pembinaan seksi administrasi keuangan kelurahaan. f. Melaksanakan seksi tata usaha dan kearsipan kelurahan.

g. Melaksanakanpembinaan seksi administrasi kepegawain kelurahan.

h. Melaksanakan seksi perlengkapan rumag tangga dan barang inventarisasi kecamatan / kelurahan.

i. Membantu camat dalam mengkoordinasi kegiatan-kegiatan kepala seksi, cabang dinas, UPTD dan kelurahan.

j. Mencari, menggumpulkan menghimpun dan mengolah data serta informasi yang berhubungan dengan bidang perangkat dan administrasi kelurahan. k. Menyiapkan bahan penyusunan kebijaksanaan, pedoman dan petunjuk

teknis dibidang perangkat dan administrasi kelurahan.

l. Menginventarisisr permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan bidang perangkat dan administrasi kelurahan serta menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah.

m. Menyiapkan bahan dalam rangka penyusunan petunjuk pembinaan peraturan kelurahan.

n. Menyusun dan menyajikan data statistic dan grafik atau visualisasi data dibidang perangkat kelurahan.

o. Menyiapkan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan yang berhubungan dengan pencalonan, pengusulan, pengangkatan dan pemberhentian yang berlaku.

p. Menghimpun serta memecahkan masalah yang timbul dalam pencalonan, pengusulan, pengangkatan dan pemberhentian perangkat kelurahan.

q. Menyiapkan bahan dan memberikan saran tentang upaya peningkatan kesejahteraan perangkat kelurahan.

r. Menyiapkan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan pelaksanaan tata usaha kelurahan, administrasi keuangan kelurahan,


(15)

administrasi peralatan dan kekayaan kelurahan serta administrasi kelurahan lainnya.

s. Melakukan evaluasi dan mengkoordinasi penyusunan tugas pemerintahan kecamatan.

Seksi pemerintahan:

1. Seksi pemerintahan mempunyai tugas melakukan seksi pemerintahan umum dan pemerintahan kelurahan serta otonomi daerah.

2. Rincian tugas seksi pemerintahan :

a. Menyiapkan bahan penyelenggaraan pemerintahan umum dan pemerintahan kelurahan.

b. Melaksanakan pembinaan keagrarian.

c. Melaksanakan pembinaan ideologi Negara kesatuan bangsa, organisasi sosial politik, organisasi kemasyarakatan dan lembaga kemasyarakatan lainnya.

d. Menyelenggarakan seksi pemilihan umum.

e. Mencari, mengumpulkan, menghimpun dan mengelolah data serta informasi yang berhubungan dengan bidang pemerintahan kelurahan.

f. Menyiapkan bahan penyusunan kebijaksanaan, pedoman dan petunjuk teknis di bidang pemerintahan kelurahan.

g. Menginventarisasi permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan bidang pemeritahan kelurahan dan menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalahan.

h. Menyiapkan bahan pemberian pedoman dan petunjuk serta bimbingan dalam penyelanggaraan pemerintahan kelurahan.

i. Menyiapkan bahan pemberian pedoman dan petunjuk teknis peningkatan pemeliharaan ketertiban pemerintahan kelurahan.

j. Menyiapkan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis penyusunan program dan pembinaan perubahan batas wilayah kelurahan serta perubahan nama ibukota kelurahan.

k. Mengusahakan sarana dan prasarana dalam rangka penyelenggaraan ketertiban pemerintahan kecamatan


(16)

3.1.5.d Seksi Ketentraman DAN Ketertiban Umum

1. Seksi ketentraman dan ketertiban umum mempunyai tugas melakukan seksi pembinaan ketentraman dan ketertiban umum serta pembinaan satuan polisi pamong praja.

2. Rincian tugas seksi ketentraman dan ketertiban umum :

a. Mencari, mengumpulkan, menghimpun dan mengolah data informasi yang berhubungan dengan bidang ketentraman dan ketertiban umum dan pembinaan satuan polisi pamong praja.

b. Melaksanakan pembinaan kepada masyarakat tentang ketentraman dan ketertiban umum.

c. Melaksanakan pengamanan dan penelitian terhadap pelanggaran peraturan daerah serta peraturan perundang-undangan lainnya yang menyangkut ketentraman dan ketertiban umum.

d. Melakukan kerja sama dengan instansi lainnya dalam rangka pembinaan kekuatan satuan polisi pamong praja.

e. Melakukan koordinasi dengan unit kerja/instansi terkait sesuai dengan bidang tugasnya dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas.

f. Menyiapkan bahan rangka penyusunan pola pembinaan dan pemeliharaan ketertiban kelurahan.

g. Melakukan evaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas dibidang ketentraman dan ketertiban umum.

3.1.5.e Seksi Pemberdayaan Masyarakat

1. Seksi pemberdayaan masyarakat mempunyai tugas melakukan perencanaan dan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dalampembangunan fisik, non fisik, perekonomian, koperasi, produksi dan distribusi.

2. Rincian tugas seksi pemberdayaan masyarakat: a. Menyusun program pembangunan fisik dan non fisik.

b. Melakukan pembinaan pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan fisik dan non fisik.

c. Menyusun program peningkatan perekonomian, koperasi, produksi, dan distribusi.


(17)

d. Melakukan pembinaan pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan perekonomian, koperasi, produksi dan distribusi.

e. Melakukan pembinaan terhadap pemberdayaan lembaga sosial masyarakat. f. Melakukan evaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas dibidang

pemberdayaan lembaga sosial masyarakat.

g. Menyiapkan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan lembaga kelurahan.

h. Melakukan usaha-usaha dalam rangka pembinaan dan pengembangan LKMD, lembaga keagamaan, lembaga perekonomian, koperasi serta lembaga sosial lainya di kelurahan.

i. Menyiapkan bahan penyusunan petunjuk pembinaan tentang tata cara pelaksanaan musyawarah kelurahan, rembug kelurahan dan ikatan perangkat kelurahan lainnya.

3.1.5.f Seksi Pelayanan Umum

1. Seksi pelayanan umum mempunyai tugas menyiapkan dan menyusun program serta meningkatkan pelayanan umum.

2. Rincian tugas seksi pelayanan umum :

a. Menyusun program peningkatan pelayanan umum.

b. Membuat protap (prosedur tetap) pelayanan umum satu pintu. c. Menyiapkan sarana dan prasarana pelayanan umum.

d. Melaksanakan pelayanan/ penyelenggaraan administrasi kependudukan surat-surat masyarakat yang memerlukan legalisir camat.

e. Melakukan pembinaan kepada pemerintahan kelurahaan tentang peningkatan pelayanan umum.

f. Melakukan kerjasama dengan instansi terkait dan pemerintahan kelurahan dalam rangka memberikan penyuluhan kepada masyrakat tentang protap pelayanan umum.

g. Melakukan evaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas dibidang pelayanan umum.


(18)

3.1.5.f Seksi Kesejahteraan Sosial

Tugas pokok dan fungsi seksi kesejahteraan sosial

1. Seksi kesejahteraan sosial mempunyai tugas menyusun program dan pembinaan kesejahteraan sosial serta pembinaan kelestarian lingkungan hidup.

2. Rincian tugas seksi kesejahteraan sosial :

a. Menyusun program pembinaan kesejahteraan sosial.

b. Melaksanakan pembinaan di bidang kegiatan kesejahteraan sosial yang meliputi kesehatan, pendidikan kebudayaan, keagamaan, bantuan dan pelayanan sosial. c. Melakukan pembinaan terhadap generasi muda dan karang taruna.

d. Melakukan pembinaan terhadap pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana.

e. Melakukan kerja sama dengan instansi terkait dalam rangka membina anak nakal dan korban narkoba.

f. Melakukan pembinaan kelestarian lingkungan hidup.

g. Membantu tugas-tugas penanggulangan bencana alam dan kebarakan serta membuat laporan pelaksanaannya.

h. Melakukan evaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas di bidang kesejahteraan sosial.

Kelompok Jabatan fungsional

Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas kecamatan di lingkungan pemerintahan kota medan sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. Kelompok jabatan fungsional ini terdiri dari beberapa hal yaitu sebagai berikut :

a. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga, dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan keahliannya.

b. Setiap kelompok tersebut dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior. c. Jumlah jabatan fungsional tersebut ditentukan berdasarkan kebutuhan daerah. d. Jenis dan jenjang fungsional tersebut diatur sesuai dengan peraturan pemeritah.


(19)

Tata kerja kelompok jabatan fungsional

1. Dalam melaksanakan tugasnya setiap pemimpin satuan organisasi dalam lingkup kecamatan wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi secara vertical dan horizontal.

2. Setiap pemimpin satuan organisasi bertanggung jawab memimpin, mengkoordinasi bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.

3. Setiap pemimpin satuan organisasi mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan langsung dan menyampaikan laporan tepat waktunya.

4. Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahannya diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan lebih lanjut untuk memberikan petunjuk kepada bawahannya.

5. Setiap pimpinan berjenjang menyampaikan laporan tepat pada waktunya kepada atasan langsung sesuai dengan bidang tugasnya, untuk selanjutnya disampaikan kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah

3.1.5.g Program Kegiatan Kecamatan Bidang Pemerintahan

Dalam pelaksanaan tugas camat sehari-hari yang sangat menonjol adalah dibidang pemerintahan yang meliputi: Pelayanan administrasi kependudukan. Dengan pelayanan mengaju kepada keputusan Walikota medan nomor :22 Tahun 2002 tanggal 07 mei 2002 tentang pembebasan Retribusi kartu tanda penduduk (KT) dan kartu kelurga (KK) di kota medan, pemerintah kecamatan medan johor telah secara utuh melaksanakannya terhadap warga masyarakat khususnya bagi yang telah terdaftar

sebagai penduduk di kec. Medan johor.

Proses dan mekanisme Pembuatan KTP dan KK mengacu kepada Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 18 Tahun 2002 tanggal 06 September tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk Dalam Kerangka Sistem Informasi Manegemen Kependudukan (SIMDUK) dan Akta Catatan Sipil di Kota Medan.


(20)

Sebagaimana diprogramkan bahwa pemprosesan KTP dan KK dalam jangka waktu 4 (empat) hari kerja namun Pemerintah Kecamatan Medan Johor berupaya untuk mempersingkat waktu dengan mengupayakan dalam waktu 2 (dua) hari kerja dan khusus bagi warga masyarakat yang sangat mendesak membutuhkan KTP / KK dengan berkoordinasi dengan Dinas Kependudukan Kota Medan dapat diselesaikan dalam waktu 1 (satu) hari kerja.

Selanjutnya untuk pemberitahuan habisnya masa berlaku KTP setiap warga, Pemerintah Kecamatan Medan Johor menyampaikan kepada warga melalui surat Pemberitahuan sekaligus Ucapan Selamat Ulang Tahun. Disamping pelayanan KTP dan KRT masih banyak lagi jenis pelayanan yang diberikan pada masyarakat yang membutuhkan antara lain :

- Surat Keterangan Pindah,

- Kartu Nomor Induk Kependudukan (Kartu NIK), - Kartu Identitas Penduduk Musiman (KIPEM), - Surat Izin Menetap (SIM),

- Surat Keterangan Kelahiran Dan Surat Keterangan Lahir Mati, - Surat Keterangan Kematian,

- Surat Keterangan Perubahan Status Kewarganegaraan (SKPSK) - Dan surat – surat keterangan lainnya.

Kunci keberhasilan camat dalam menjalankan tugas-tugas yang telah digariskan oleh pemerintahan kota yang dalam hal ini walikota medan adlah dilihat dari keberhasilan di bidang pemerintahan khususnya pelayanan Administrasi kependudukan.

Bidang Pembangunan

Kecamatan medan johor dengan luas areal kurang lebih 1.696 ha perlu dikelola dengan manejemen yang baik sehingga pemerataan pembangunan dapat dirasakan oleh masyarakat setempat. Hal ini telah deprogram oleh pemerintah kecamatan medan johor antara lain : pembangunan jalan secara berkelanjutan melalui usulan proyek pembangunan pada setiap tahun anggaran, pembinaan masyarakat di bidang usaha ekonomi kecil dan menengah, kebersihan lingkungan yang selalu mengacu kepada program pemerintah kota medan, meningkatkan pendapatan asli daerah dengan


(21)

meningkatkan pendapatan perkapita penduduk lebih dahulu, mengurangi angka pengangguran, meningkatkan tingkat pendidikan masyarakat (SD) melalui penyuluhan- penyuluhan, mengurangi kenakalan remaja dan lain lain tujuannya adalah pembangunan masyarakat kecamatan medan johor seutuhnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Bidang Kemasyarakatan

Program pembinaan kemasyarakatan yang dilakukan pihak Pemerintah Kecamatan Medan Johor adalah sebagai berikut :

a. Kesehatan

- Bekerjasama dengan Pimpinan Puskesmas utuk mengaktifkan Posyandu – posyandu yang ada di lingkungan.

- Kemudian melakukan pelatihan terhadap siswa/I sekolah dari berbagai tingkatan untuk menjai dokter kecil dan dokter remaja sarta meningkatakan pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS ).

- Pengobatan gratis di Puskesmas – Puskesmas bagi masyarakat yang kurang mampu hanya dengan menunjukkan Kartu Keluarga atau KTP Medan Johor dan juga Kartu Sehat yang telah diterbitkan oleh Dinas Kesehatan Kota Medan dan diketahui oleh Lurah dan Camat.

- Mendorong masyarakat untuk berpartisipasi memfasilitasi pengobatan – penobatan gratis dan khitanan missal baik melalui individu maupun lembaga – lembaga kesehatan seperti klinik, praktek – praktek dokter dan lain – lain.

- Mengadakan sosialisasi pencegahan terhadap penyakit HIV – AIDS, Demam Berdarah Dengue dan Penyakit menular lainnya.

- Bekerjasama dengan Puskesmas yang berada di Kecamatan Medan Johor, PKK dan kader mendukung pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) yang diselenggarakan oleh Pemerintah guna mencegah penyakit polio.

b. Keagamaan

Asrama Haji Embarkasi Polonia Medan yang terletak di Kecamatan Medan Johortepatnya di Kelurahan Pangkalan Mansyur mjenjadikan Kecamatan medan Johor ikut aktif dalam menerima tamu – tamu Allah yang berniat akan pergi dan pulang


(22)

menunaikan Ibadah Haji ke dan dari Tanah Suci. Setiap tahun Kecamatan Medan Johor Mengadakan MTQ Tingkat Kecamatan, sekaligus menjadi seleksi bagi peserta MTQ Tingkat Kota Medan.

c. Pendidikan

Dalam bidang pendidikan secara intern Camat Medan Johor selalu memacu setip pegawaimKecamatan dan Kelurahan untuk terus meningkatkan pengetahuan baik formal maupun informal serta mendorong untuk mengikuti kursus maupun pelatihan yang diadakan Pemko Medan guna peningkatan kemampuan sumber daya manusia.

d. Kebersihan dan Gotong Royong

Program Kebersihan di Kecamatan Medan Johor diarahkan untuk menyadarkan masyarakat berperan serta aktif dalam menjaga kebersihan linkungan / halaman masing – masing, yang di lakukan melalui penyuluhan, spanduk dan brosur. Gotong Royong juga tetap dilakukan secara berkala disetiap lingkungan guna mengantisipasi penyebaran penyakit, tersumbatnya parit dan got.

3.1.5.h Potensi Kecamatan Potensi yang Dimiliki

Secara garis besar Kecamatan Medan Johor merupaka kawasan pemukiman namun masih memiliki kawasan pertanian yang terdapat di Kelurahan Medan Johor dan kwala berkala, yang masih memiliki peluang untuk dapat dikembangkan menjadi kawasan agrobisnis yang bernilai ekonomis, apalagi jika dapat dikembangkan secara professional

3.1.5.i Fasilitas Umum dan Sosial

Data fasilitas umum dan fasilitas umum dan fasilitas sosial di kecamatan medan joho yang tersedia dan sangat bermanfaat dalam menunjang kebutuhan sekunder masyarakat dapat dilihat pada tabel :


(23)

Tabel 3.7

Fasilitas Umum di Kecamatan Medan Johor No Jenis fasilitas / sarana

Jumlah Keterangan

Jumlah Keterangan

1 Telepon umum 11 Unit

2 Wartel 51 Unit

3 Jasa PLN 20.161 Pelanggan

4 PDAM 14.123 Pelanggan

5 Pasar 2 Unit (kelurahan Titi Kuning dan Kwala Bekala

6 Kantor pos dan giro 2 Unit (kelurahan Pangkalan Mansur 7 Perbankan 6 unit 6 Unit

8 Anjungan tunai 23 Unit

Sumber : Kecamatan Medan Johor 3.2 Metode Penelitian

Metode atau dalam bahasa Inggris method berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti rangkaian yang sistematis dan yang merujuk kepada tata cara yang sudah dibina berdasarkan rencana yang pasti, mapan dan logis pula (Effendy, 2003: 56). Pendekatan atau metode yang digunakan adalah kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional adalah metode yang berusaha menjelaskan suatu permasalahan atau gejala yang lebih khusus dalam menjelaskan antara 2 objek. Metode penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada-tidaknya hubungan dan apabila ada, seberapa besar eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh tayangan EPL Barclays Premier League terhadap pemenuhan kebutuhan informasi masyarakat Perumahan Johor Indah Permai I. Adapun cara yang digunakan adalah dengan mengambil data melalui kuisioner yang disebarkan kepada responden.


(24)

3.3. Populasi dan sampel 3.3.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam penelitian (Nawawi, 1995: 141). Dalam penelitian ini populasinya seluruh Penghuni Laki-laki Perumahan Johor Indah Permai I Pangkalan Mahsyur Kota Medan.

3.3.2. Sampel

Sampel secara sederhana diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian. Dengan kata lain, sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi (Nawawi, 1995:144). Pada riset kuantitatif bertujuan generalisasi, karena itu sampel yang baik adalah sampel yang memenuhi unsur representatif.

Mengenai ukuran sampel, tidak ada ukuran pasti dari banyak periset. Menurut Arikunto, jika jumlah populasi hanya berkisar 100 ke bawah, maka sebaiknya jumlah sampel adalah jumlah keseluruhan populasi (total sampling), namun jika jumlah populasi antara 100-150 atau lebih maka diambil total sampel sekitar 15-35% dari jumlah keseluruhan populasi. Sementara Subiakto (1995) menjelaskan bila populasinya cukup banyak, agar mempermudah dapat pula dengan 50%, 25% atau minimal 10% dari seluruh populasi (Kriyantono,2009:161).

Secara ilmiah, ukuran atau jumlah sampel juga bisa dilakukan dengan penghitungan statistik. Penghitungan statistik ini bisa diterapkan baik untuk populasi yang diketahui jumlahnya atau belum. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan rumus penghitungan statistik Yamane. Adapun rumus Yamane :

N = � ��2+1

Sedangkan untuk menentukan responden yang berhak dijadikan sampel digunakan teknik Proportional Stratified Random Sampling. Teknik ini digunakan karena populasi


(25)

dalam penelitian ini bersifat heterogen dengan karakteristik yang bervariasi. Selain itu teknik Purposive Sampline yakni responden adalah penduduk laki-laki Perumahan Johor IndaH Permai I yang telah menonton tayangan EPL Barclays Premier League minimal 3 kali.

Penggunaan teknik ini memungkinkan untuk memberi peluang kepada populasi yang lebih kecil untuk tetap dipilih sebagai sampel (Rakhmat, 2004: 79) dengan rumus:

n = N (n1×n2)

Keterangan:

n = Jumlah sampel N = jumlah Populasi n฀ = Jumlah sampel n2 = Jumlah blok 3.3.1.1 Purposive Sampling

Pengambilan sampel dengan teknik ini disesuaikan dengan tujuan penelitian, dimana sampel yang digunakan sesuai dengan criteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian. Kriteria sampel dalam dalam penelitian ini adalah penduduk Perumahan Johor Indah Permai I yang telah menonton tayangan Barclays Premier League sebanyak 3 (tiga) kali.

3.3.1.2 Accidental Sampling

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara memilih siapa saja yang kebetulan berada di lokasi penelitian untuk dijadikan sampel. Setelah jumlahnya diperkirakan mencukupi maka pengumpulan data dihentikan (Kriyantono, 2009 : 156).

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Agar diperoleh data yang objektif, maka penulis menggunakan teknik unuk memperoleh data tersebut melalui cara:


(26)

a. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan ini merupakan data primer yang diperoleh dengan cara terjun langsung ke lapangan terhadap objek yang telah dipilih yaitu dengan cara mengedarkan kuesioner (questioner). Kuesioner, yaitu suatu daftar yang berisikan suatu rangkaian pertanyaan mengenai suatu hal atau suatu bidang. Kuesioner ini di maksudkan sebagai daftar pertanyaan untuk memperoleh jawaban-jawaban dari para responden (Kriyantono, 2009 : 93). Kuesioner ini merupakan sebaran pertanyaan kepada responden dan bersifat tertutup.

b. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan ini merupakan data sekunder yakni data yang didapat melalui kepustakaan, dengan mempelajari buku-buku, majalah-majalah, bahan perkuliahan yang kiranya punya relevansi langsung dengan masalah skripsi penulis. 3.5 Teknik Analisa Data

Data yang diperoleh dalam penelitian akan dianalisa dalam beberapa tahap analisa yaitu:

a. Analisa Tabel Tunggal

Merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari 2 kolom yaitu sejumlah frekuensi dan kolom persentase untuk setiap kategori (Singarimbun, 2008: 266).

b. Analisa Tabel Silang

Teknik yang digunakan untuk menganalisa dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel yang lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut positif atau negatif (Singarimbun, 2008 : 273).


(27)

c. Uji Hipotesa

Untuk menguji hubungan antara kedua variabel yang dikorelasikan digunakan koefisien korelasi tata jenjang (Rank Order Correlation Coeficient) oleh Spearman. Uji hipotesis ini menggunakan korelasi Spearman Rank karena jenis data yang dikorelasikan karena adanya jenjang dari kedua variabel tidak harus membentuk distribusi normal. Jadi korelasi Spearman Rank bekerja dengan data ordinal atau berjenjang atau ranking.

Keterangan ; rs = koefisien korelatif �pearman n = jumlah sampling

di = menunjukkan perbedaan tiap rank

Untuk menguji signifikan apakah masing – masing variabel berpengaruh dengan menggunakan rumus :

t = Keterangan : t = nilai terhitung

rs = nilai koefisien korelasi n = jumlah sampel

jika tabel t tabel > t hitung , maka hubungan signifikan ( Ha diterima ) jika tabel t tabel < t hitung , maka hubungan tidak signifikan ( Ho diterima )

Selanjutnya untuk melihat tinggi rendahnya korelasi (derajat hubungan) digunakan skala Guildford atau koefsien asosiasi, sebagai berikut (Kriyantono, 2006:169)

< 0,20 : hubungan rendah sekali ; lemah sekali

(

1

)

6 1 2 2 − − −

= n n di rs

r

r

s s N − − 1 2


(28)

0,20 – 0,40 : hubungan rendah tapi pasti 0,41 – 0,70 : hubungan yang cukup berarti 0,71 – 0,90 : hubungan yang tinggi kuat ; kuat


(29)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data

Dalam proses penelitian ini, ada beberapa tahapan pengumpulan data yang peneliti lakukan yaitu :

4.1.1 Tahap Awal

Sebelum melakukan penelitian ke lokasi penelitian, peneliti terlebih dahulu meminta izin kepada pihak Pengelola Komplek Johor Indah Permai. Namun sebelum itu peneliti mengajukan surat permohonan izin melakukan penelitian dari bagian pendidikan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Setelah peneliti memperoleh surat–surat izin tersebut, maka peneliti dapat melakukan penelitian di lokasi penelitian tersebut.

4.1.2 Pengumpulan Data

Mulai tanggal 04 Maret – 20 Maret 2014, peneliti menyebarkan kuesioner kepada responden. Lamanya waktu penyebaran kuesioner lebih dikarenakan masalah teknis, sebagian besar responden merupakan pekerja dan pengusaha sehingga hanya memiliki waktu bertemu di malam hari. Peneliti menyebarkan kuesioner tersebut sebanyak 97 kuesioner kepada responden. Jumlah ini jauh berkurang dari jumlah dengan menggunakan rumus Taroyamane dikarenakan sebagian besar responden tidak memenuhi kriteria sampel.

Kuesioner penelitian tersebut berisi 24 pertanyaan yang seluruhnya harus dijawab responden, dimana terdiri dari 2 pertanyaan untuk karakteristik responden, 37 pertanyaan mengenai pengaruh tayangan BPL terhadap pemenuhan kebutuhan informasi. Dalam menjawab pertanyaan – pertanyaan tersebut, peneliti juga menjelaskan pertanyaan–pertanyaan yang kurang dimengerti responden dan untuk memastikan agar tidak ada satu pun pertanyaan yang terlewatkan.


(30)

4.1.3 Proses Pengolahan Data

Setelah peneliti selesai mengumpulkan data dari 97 responden, maka pengolahan data akan dimulai. Adapun tahap pengolahan data yang akan peneliti lakukan adalah sebagai berikut :

4.1.3.a Penomoran Kuesioner

Kuesioner yang telah dikumpulkan akan diberi nomor urut sebagai pengenal (01-97).

4.1.3.b Editing

Editing adalah proses pengeditan jawaban responden untuk memperjelas setiap jawaban yang meragukan dan menghindari terjadinya kesalahan saat pengisian data ke dalam kotak yang disediakan.

4.1.3.cCoding

Coding adalah proses pemindahan jawaban–jawaban responden ke kotak kode yang disediakan di kuesioner dalam bentuk angka (score).

4.1.3.d Inventarisasi Variabel

Inventarisasi variabel yaitu data mentah yang diperoleh akan dimasukkan ke dalam lembar Fotron Cobol (FC) sehingga memuat seluruh data dalam satu kemasan. 4.1.3.e. Tabulasi Data

Dalam tahap ini, data dari Fotron Cobol (FC) dimasukkan ke dalam tabel yaitu tabel tunggal dan tabel silang. Penyebaran data dalam tabel secara rinci meliputi kategori frekuensi, presentasi dan selanjutnya dianalisis.

4.2 Analisis Tabel Tunggal

Merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagi–bagikan variabel penelitian ke dalam kategori–kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri dari kolom, sejumlah frekuensi dan persentase untuk setiap kategori.


(31)

Tabel 4.1

Jenis Kelamin Responden

Tabel 4.1 menunjukkan terdapat 64 responden (66%) berjenis kelamin pria. Sedangkan 33 responden (34%) berjenis kelamin wanita. Mayoritas responden adalah pria, karena olahraga sepakbola yang ditayangkan Barclays Premier League sangat digemari kaum pria.

Tabel 4.2 Hobi Responden

Tabel 4.2 menyatakan mayoritas responden yakni sebanyak 48 responden (49.5%) menyukai olahraga. Terdapat 17 responden (17.5%) menyukai travelling. Terdapat 17 responden (17.5%) menyukai membaca. Sementara terdapat 15 responden (15,5%) memiliki hobi lainnya selain hobi di atas. Tabel ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menggunakan waktu luangnya untuk melakukan hobi olahraga di luar rutinitas yang dijalani setiap hari.

No. Jenis kelamin Frekuensi Persen (%)

1 Pria 64 66,0

2 Wanita 33 34,0

Total 97 100,0

No Hobi Frekuensi Persen (%)

1 Olahraga 48 49,5

2 Travelling 17 17,5

3 Membaca 17 17,5

4 Lainnya 15 15,5


(32)

Tabel 4.3

Lama Waktu Menonton Dalam Sehari

Tabel 4.3 menyatakan terdapat 2 responden (2.1%) memiliki kebiasaan menonton <1 jam. Mayoritas responden yakni terdapat 50 responden (51.5%) memiliki kebiasaan menonton 1-3 jam. Terdapat 41 responden (42.3%) memiliki kebiasaan menonton 3-5 jam. Terdapat 4 responden (4.1%) memiliki kebiasaan menonton >5 jam. Pada teori studi dampak tayangan media, tabel ini menunjukkan bahwa responden termasuk dalam golongan medium viewer dan high viewer. Selain melakukan hobi seperti pada tabel 4.2, responden juga menggunakan waktu luangnya untuk menonton tayangan televisi.

Tabel 4.4

Intensitas Menonton Hari Senin

Tabel 4.4 menyatakan terdapat 47 responden (48.5%) memiliki kebiasaan menonton <2 jam pada hari senin. Mayoritas responden memiliki kebiasaan menonton 2-5 jam pada hari senin, terdapat 48 responden (49.5%) memiliki kebiasaan menonton

No Lama Waktu Menonton Frekuensi Persen (%)

1 <1 Jam 2 2,1

2 1-3 Jam 50 51,5

3 3-5 jam 41 42,3

4 >5 Jam 4 4,1

Total 97 100,0

No. Intensitas menonton hari senin Frekuensi Persen (%)

1 <2 Jam 47 48,5

2 2-5 jam 48 49,5

3 >5 Jam 2 2,1


(33)

2-5 jam pada hari senin. Sementara hanya terdapat 2 responden (2.1%) memiliki kebiasaan menonton >5 jam pada hari senin.

Tabel 4.5

Intensitas Menonton Hari Selasa

Tabel 4.5 menyatakan terdapat 44 responden (45.4%) memiliki kebiasaan menonton <2 jam pada hari selasa. Terdapat 51 responden (2-5) memiliki kebiasaan menonton 2-5 jam pada hari selasa. Terdapat 2 responden (2.1%) memiliki kebiasaan menonton >5 jam pada hari selasa.

Tabel 4.6

Intensitas Menonton Hari Rabu

Tabel 4.6 menyatakan terdapat 43 responden (44.3%) memiliki kebiasaan menonton < 2 jam pada hari rabu. Terdapat 51 responden (52.6%) memiliki kebiasaan menonton 2-5 jam pada hari rabu. Terdapat 2 responden (2.1%) memiliki kebiasaan menonton >5 jam pada hari rabu.

No. Intensitas menonton hari selasa Frekuensi Persen (%)

1 <2 Jam 44 45,4

2 2-5 jam 51 52,6

3 >5 Jam 2 2,1

Total 97 100,0

No. Intensitas menonton hari rabu Frekuensi Persen (%)

1 <2 Jam 44 44,3

2 2-5 jam 51 52,6

3 >5 Jam 2 2,1


(34)

Tabel 4.7

Intensitas Menonton Hari Kamis

Tabel 4.7 menyatakan terdapat 42 responden (43.3%) memiliki kebiasaan menonton <2 jam pada hari kamis. Terdapat 54 responden (55.7%) memiliki kebiasaan menonton 2-5 jam pada hari kamis. Terdapat 1 responden (1.0%) memiliki kebiasaan menonton >5 jam pada hari kamis.

Tabel 4.8

Intensitas Menonton Hari Jumat

Tabel 4.8 menyatakan terdapat 45 responden (46.4%) memiliki kebiasaan menonton <2 jam pada hari jumat. Terdapat 48 responden (49.5%) memiliki kebiasaan menonton 2-5 jam pada hari jumat. Terdapat 4 responden (4.1%) memiliki kebiasaan menonton >5 jam pada hari jumat.

No. Intensitas menonton hari kamis Frekuensi Persen (%)

1 <2 Jam 42 43,3

2 2-5 jam 54 55,7

3 >5 Jam 1 1,0

Total 97 100,0

No. Intensitas menonton hari jumat Frekuensi Persen (%)

1 <2 Jam 45 46,4

2 2-5 jam 48 49,5

3 >5 Jam 4 4,1


(35)

Tabel 4.9

Intensitas Menonton Hari Sabtu

Tabel 4.9 menyatakan terdapat 20 responden (20.6%) memiliki kebiasaan menonton <2 jam pada hari sabtu. Terdapat 53 responden (56.6%) memiliki kebiasaan menonton 2-5 jam pada hari sabtu. Terdapat 24 responden (24.7%) memiliki kebiasaan menonton >5 jam pada hari sabtu.

Tabel 4.10

Intensitas Menonton Hari Minggu

Tabel 4.10 menyatakan terdapat 18 responden (18.6%) memiliki kebiasaan menonton <2 jam pada hari minggu. Terdapat 46 responden (47.4%) memiliki kebiasaan menonton 2-5 jam pada hari minggu. Terdapat 32 responden (33.0%) memiliki kebiasaan menonton >5 jam pada hari minggu.

No. Intensitas menonton hari sabtu Frekuensi Persen (%)

1 <2 Jam 20 20,6

2 2-5 jam 53 54,6

3 >5 Jam 24 24,7

Total 97 100,0

No. Intensitas menonton hari minggu Frekuensi Persen (%)

1 <2 Jam 19 18,6

2 2-5 jam 46 47,4

3 >5 Jam 32 33,0


(36)

Tabel 4.11

Tayangan Barclays Premier League Memberi Informasi

Tabel 4.11 menyatakan terdapat 9 responden (9.3%) tidak setuju tayangan BPL memberi informasi. Terdapat 11 responden (11.3%) kurang setuju tayangan BPL memberi informasi. Terdapat 49 responden (50.5%) setuju tayangan BPL memberi informasi. Terdapat 28 responden (28.9%) sangat setuju tayangan BPL memberi informasi.

Tabel 4.12

Tayangan Barclays Premier League Menunjukkan Karakter

Tabel 4.12 menyatakan terdapat 4 responden (4.1%) tidak setuju tayangan BPL menunjukkan karakter. Terdapat 11 responden (11.3%) kurang setuju tayangan BPL menunjukkan karakter. Terdapat 57 responden (58.8%) setuju tayangan BPL menunjukkan karakter. Terdapat 25 responden (25.8%) sangat setuju tayangan BPL menunjukkan karakter.

No.

Tayangan BPL memberi

informasi Frekuensi Persen (%)

1 Tidak setuju 9 9,3

2 Kurang setuju 11 11,3

3 Setuju 49 50,5

4 Sangat setuju 28 28,9

Total 97 100,0

No.

Tayangan BPL menunjukkan

karakter Frekuensi Persen (%)

1 tidak setuju 4 4,1

2 kurang setuju 11 11,3

3 Setuju 57 58,8

4 sangat setuju 25 25,8


(37)

Tabel 4.13

Tayangan Barclays Premier League Memperluas Pertemanan

Tabel 4.13 menyatakan terdapat 4 responden (4.1%) tidak setuju tayangan BPL memperluas pertemanan. Terdapat 4 responden (4.1%) kurang setuju tayangan BPL memperluas pertemanan. Terdapat 48 responden (49.5%) setuju tayangan BPL memperluas pertemanan. Terdapat 41 responden (42.3%) sangat setuju tayangan BPL memperluas pertemanan.

Tabel 4.14

Tayangan Barclays Premier League Memberi Hiburan

Tabel 4.15 menyatakan terdapat 4 responden (4.1%) tidak setuju tayangan BPL memberi hiburan. Terdapat 2 responden (2.1%) kurang setuju tayangan BPL memberi hiburan. Terdapat 54 responden (55.7%) setuju tayangan BPL memberi hiburan. Terdapat 37 responden (38.1%) sangat setuju tayangan BPL memberi hiburan.

No

Tayangan BPL memperluas

pertemanan Frekuensi Persen (%)

1 tidak setuju 4 4,1

2 kurang setuju 4 4,1

3 Setuju 48 49,5

4 sangat setuju 41 42,3

Total 97 100,0

No. Tayangan BPL memberi hiburan Frekuensi Persen (%)

1 tidak setuju 4 4,1

2 kurang setuju 2 2,1

3 Setuju 54 55,7

4 sangat setuju 37 38,1


(38)

Tabel 4.15

Pola Menonton Barclays Premier League

Tabel 4.15 menyatakan terdapat 40 responden (41.2%) menonton sendiri tayangan BPL. Terdapat 30 responden (30.9%) menonton bersama teman tayangan BPL. Terdapat 27 responden (27.8%) Nonton bareng tayangan BPL.

Tabel 4.16

Tempat Menonton Barclays Premier League

Tabel 4.16 menyatakan terdapat 54 responden (55.7%) menonton tayangan BPL di rumah. Terdapat 7 responden (7.2%) menonton tayangan BPL di kawasan sekitar rumah/komplek. Terdapat 36 responden (37.1%) menonton tayangan BPL di kafe /restoran.

No. Pola menonton BPL Frekuensi Persen (%)

1 Menonton Sendiri 40 41,2

2 Bersama Teman 30 30,9

3 Nonton Bareng 27 27,8

Total 97 100,0

No. Tempat menonton BPL Frekuensi Persen (%)

1 Rumah 54 55,7

2 Kawasan sekitar rumah / komplek 7 7,2

3 Kafe / restoran 36 37,1


(39)

Tabel 4.17 Nama Stasiun Televisi

Tabel 4.17 menyatakan terdapat 31 responden (32.0%) yang menonton stasiun televisi indosiar. Terdapat 31 responden (32.0%) yang menonton stasiun televisi SCTV. Terdapat 35 responden (36.1%) yang menonton TV berlangganan.

Tabel 4.18

Informasi Seputar Pemain Favorite

Tabel 4.18 menyatakan terdapat 4 responden (4.1%) tidak setuju tayangan BPL memberikan informasi seputar pemain favorite. Terdapat 3 responden (3.1%) kurang setuju tayangan BPL memberikan informasi seputar pemain favorite. Terdapat 62 responden (63.9%) setuju tayangan BPL memberikan informasi seputar pemain favorite. Terdapat 28 responden (28.9%) sangat setuju tayangan BPL memberikan informasi seputar pemain favorite.

No. Nama Stasiun Televisi Frekuensi Persen (%)

1 Indosiar 31 32,0

2 SCTV 31 32,0

3 TV Berlangganan 35 36,1

Total 97 100,0

No.

Informasi seputar pemain

favorite Frekuensi Persen (%)

1 tidak setuju 4 4,1

2 kurang setuju 3 3,1

3 setuju 62 63,9

4 sangat setuju 28 28,9


(40)

Tabel 4.19

Informasi Seputar klub Favorite

Tabel 4.19 menyatakan terdapat 4 responden (4.1%) tidak setuju tayangan BPL memberikan informasi seputar klub favorite. Terdapat 5 responden (5.2%) kurang setuju tayangan BPL memeberikan informasi seputar klub favorite. Terdapat 53 responden (54.6%) setuju tayangan BPL memberikan informasi seputar klub favorite. Terdapat 35 responden (36.1%) sangat setuju tayangan BPL memberikan informasi seputar klub favorite.

Tabel 4.20

Pemain Yang Menjadi Top Skor

Tabel 4.20 menyatakan terdapat 3 responden (3.1%) tidak setuju tayangan BPL memberikan informasi pemain yang menjadi top skor. Terdapat 1 responden (1.0%) kurang setuju tayangan BPL memberikan informasi pemain yang menjadi top skor. Terdapat 57 responden (58.8%) setuju tayangan BPL memberikan informasi pemain yang menjadi top skor. Terdapat 36 responden (37.1%) sangat setuju tayangan BPL memberikan informasi pemain yang menjadi top skor.

No. Informasi seputar klub favorit Frekuensi Persen (%)

1 tidak setuju 4 4,1

2 kurang setuju 5 5,2

3 Setuju 53 54,6

4 sangat setuju 35 36,1

Total 97 100,0

No. Pemain yang menjadi top skor Frekuensi Persen (%)

1 tidak setuju 3 3,1

2 kurang setuju 1 1,0

3 Setuju 57 58,8

4 sangat setuju 36 37,1


(41)

Tabel 4. 21 Merk Sponsor Club

Tabel 4.21 menyatakan terdapat 3 responden (3.1%) tidak setuju tayangan BPL memberikan informasi merk sponsor klub. Terdapat 7 responden (7.2%) kurang setuju tayangan BPL memberikan informasi merk sponsor klub. Terdapat 55 responden (56.7%) setuju tayangan BPL memberikan informasi merk sponsor klub. Terdapat 32 responden (33.0%) sangat setuju tayangan BPL memberikan informasi merk sponsor klub.

Tabel 4.22 Pemain Berbakat

Tabel 4.22 menyatakan terdapat 1 responden (1.0%) tidak setuju tayangan BPL memberikan informasi pemain berbakat. Terdapat 3 responden (3.1%) kurang setuju tayangan BPL memberikan informasi pemain berbakat. Terdapat 54 responden (55.7%) setuju tayangan BPL memberikan informasi pemain berbakat. Terdapat 39 responden (40.2%) sangat setuju tayangan BPL memberikan informasi pemain berbakat.

No. Merk sponsor klub Frekuensi Persen (%)

1 tidak setuju 3 3,1

2 kurang setuju 7 7,2

3 Setuju 55 56,7

4 sangat setuju 32 33,0

Total 97 100,0

No. pemain berbakat Frekuensi Persen (%)

1 tidak setuju 1 1,0

2 kurang setuju 3 3,1

3 setuju 54 55,7

4 sangat setuju 39 40,2


(42)

Tabel 4.23 Pelatih

Table 4.23 menyatakan terdapat 2 responden (2.1%) tidak setuju tayangan BPL memeberikan informasi tentang pelatih. Terdapat 4 responden (4.1%) kurang setuju tayangan BPL memberikan informasi tentang pelatih. Terdapat 55 responden (56.7%) setuju tayangan BPL memberikan informasi tentang pelatih. Terdapat 36 responden (37.1%) sangat setuju tayangan BPL memberikan informasi tentang pelatih.

Tabel 4.24 Harga Kontrak Pemain

Tabel 4.24 menyatakan terdapat 3 responden (3.1%) tidak setuju tayangan BPL memberikan informasi harga kontrak pemain. Terdapat 8 responden (8.2%) kurang setuju tayangan BPL memberikan informasi harga kontrak pemain. Terdapat 54 responden (55.7%) setuju tayangan BPL memberikan informasi harga kontrak pemain. Terdapat 32 responden (33.0%) sangat setuju tayangan BPL memberikan informasi harga kontrak pemain.

No. Pelatih Frekuensi Persen (%)

1 tidak setuju 2 2,1

2 kurang setuju 4 4,1

3 Setuju 55 56,7

4 sangat setuju 36 37,1

Total 97 100,0

No. harga kontrak pemain Frekuensi Persen (%)

1 tidak setuju 3 3,1

2 kurang setuju 8 8,2

3 Setuju 54 55,7

4 sangat setuju 32 33,0


(43)

4.3 Analisis Tabel Silang

Analisis tabel silang terdapat bagian ini akan memuat tentang penilaian dan data dalam satu tabel. Analisis tabel silang merupakan salah satu teknik yang dipergunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan yang lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negatif. Namun sanalisis tabel ini bukanlah dapat disajikan sebagai penentu utama untuk melihat hubungan variabel yang diteliti, tetapi ditujukan untuk melihat bagaimana penilaian data yang satu dan hubungannya dengan data yang lain.

Kumpulan data yang akan disajikan dan dianalisis dalam tabel silang ini terdiri dari:

1. Hubungan antara intensitas menonton dan tayangan Barclays Premier League memberi hiburan.

2. Hubungan antara pola menonton dan tempat menonton

3. Hubungan tempat menonton dan tayangan Barclays Premier League dapat memperluas teman.

4. Hubungan pola menonton dan tayangan Barclays Premier League dapat memberi hiburan.

Tabel 4.25

Hubungan antara intensitas menonton dan tayangan

Barclays Premier League memberi Hiburan

memberi hiburan

Total tidak setuju kurang setuju setuju sangat setuju

lama maktu menonton tv sehari

<1jam 2 0 0 0 2

1-3jam 2 2 46 0 50

3-5jam 0 0 8 33 41

>5jam 0 0 0 4 4


(44)

Tabel 4.25 menunjukkan bahwa responden dengan intensitas menonton 1-3 jam berjumlah 50 responden dan 46 responden setuju tayangan Barclays Premier League memberi hiburan kepada responden. Terdapat 41 responden dengan intensitas menonton 3-5 jam, sangat setuju tayangan Barclays Premier League memberikan hiburan kepada responden. Tabel 4.25 ini menunjukkan bahwa sebagian besar penonton terhibur setelah menonton tayangan Barclays Premier League. Tayangan ini menampilkan pertandingan pada kompetisi liga Inggris.

Kompetisi ini bergulir dari bulan Agustus – Mei setiap tahunnya. Setiap akhir pekan selama masa kompetisi tersebut, pertandingan Liga Inggris hadir menemani waktu akhir pekan penonton liga Inggris di Indonesia. Akhir pekan biasanya dihabiskan dengan jalan-jalan, makan di restoran, nonton bioskop, dan lain-lain. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memberi hiburan setelah rutinitas pada hari kerja. Tayangan Premier League memiliki tingkat yang sama dengan kegiatan tersebut. Penonton televisi memilih menonton pertandingan liga Inggris untuk memberi hiburan bagi diri mereka.

Tabel 4.26

Hubungan Antara Pola Menonton dan Tempat Menonton

lokasi menonton

Total Rumah

sekitaran rumah /

komplek kafe / restoran

pola menonton menonton sendiri 40 0 0 40

bersama teman 14 7 9 30

nonton bareng 0 0 27 27

Total 54 7 36 97

Tabel 4.26 menunjukkan 40 responden dengan pola menonton sendiri, seluruh responden memilih lokasi menonton di dalam rumah. Terdapat 30 responden memiiki kebiasaan menonton bersama teman, 14 responden memilih menonton bersama teman


(45)

di rumah, 7 responden memilih di sekitaran rumah / komplek dan 9 responden memilih kafe / responden. Terdapat 27 responden memiliki kebiasaan nonton bareng dan seluruh responden memilih kafe/restoran sebagai tempat menyaksikan pertandingan liga Inggris.

Tabel di atas menunjukkan hanya sebagian besar penonton Barclays Premier League memiliki hobi menonton bareng bersama komunitas fans klub. Hal ini sangat berbeda dengan kebiasaan penonton di liga Eropa atau liga Inggrsi yang memiliki kebiasaan menonton bersama di dalam stadion atau kafe-kafe di kota mereka. Penonton Barclays Premier League memilih menonton sendiri di dalam rumah agar bisa memberi hiburan pada mereka.

Tabel 4.27

Hubungan Antara Lokasi Menonton dan Tayangan

Barclays Premier League Dapat Memperluas Teman memperluas teman

Total tidak

setuju

kurang

setuju setuju

sangat setuju lokasi

menonto n

Rumah 4 4 46 0 54

sekitaran rumah / komplek

0 0 2 5 7

kafe / restoran 0 0 0 36 36

Total 4 4 48 41 97

Tabel 4.27 menunjukkan terdapat 36 responden yang memilih lokasi menonton di kafe / restoran. Terdapat 36 responden yang sangat setuju pilihan lokasi kafe / restoran dapat membantu memperluas teman. Responden meyakini, menonton Barclays Premier League di kafe / restoran dapat membantu responden memperluas teman.

Tabel 4.27 juga menunjukkan bahwa 46 responden, dari 54 responden yang meilih lokasi menonton di dalam rumah, setuju bahwa tayangan Barclays Premier League dapat membantu memperluas teman. Homogenitas hobi yang sama memudahkan penonton Barclays Premier League untuk menjalin komunikasi. Walaupun penonton tayangan ini berasal dari latar belakang yang beragam, tetapi penonton tersebut memiliki kesamaan yang sama yaitu hobi menonton tayangan


(46)

Barclays Premier League. Hal ini dapat membantu menjalin komunikasi, kemudian memperluas teman.

Tabel 4.28

Hubungan Antara Pola Menonton dan Tayangan

Barclays Premier League Memberi Hiburan memberi hiburan

Total tidak setuju kurang setuju setuju sangat setuju

pola menonton menonton sendiri 4 2 34 0 40

bersama teman 0 0 20 10 30

nonton bareng 0 0 0 27 27

Total 4 2 54 37 97

Tabel 4.28 menunjukkan 27 responden yang memiliki kebiasaan nonton bareng sangat setuju tayangan Barclays Premier League memberi hiburan. Terdapat 34 responden dengan kebiasaan menonton sendiri, setuju tayangan Barclays Premier League memberi hiburan kepada responden. Terdapat 30 responden dengan kebiasaan menonton di sekitaran rumah / komplek, 20 diantaranya setuju tayangan Barclays Premier League memberi hiburan kepada responden. Terdapat 10 responden sangat setuju tayangan Barclays Premier League memberi hiburan.

Tabel 4.28 menunjukkan sebagian besar responden dengan berbagai kebiasaan menonton meyakini tayangan Barclays Premier League memberi hiburan. Tayangan Barclays Premier League bisa memberi hiburan walaupun dinikmati dengan berbagai cara yaitu menonton sendiri, di sekitaran rumah / komplek dan kafe / restoran.

4.4 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu menguji tingkat hubungan antara kedua variabel yang dikorelasikan, dengan menggunakan rumus Koefisien Korelasi oleh Spearman yaitu:


(47)

rho = ) 1 ( 6 1 2 2 − −

N N d

Dengan menggunakan analisis Spearman melalui aplikasi SPSS 17.0, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.29 Uji Korelasi lama maktu menonton tv sehari memberi informasi Spearman's rho lama maktu menonton

tv sehari

Correlation Coefficient

1.000 .746**

Sig. (2-tailed) . .000

N 97 97

memberi informasi Correlation Coefficient

.746** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 97 97

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil korelasi Spearman pada tabel 4.29 di atas, maka diketahui besar korelasi koefisien Spearman (rho) adalah 0,746. Berdasarkan skala Guilford, hasil 0,746 menunjukkan hubungan tinggi yang kuat. Tanda korelasi pada koefisien korelasi menghasilkan + 0,746, yang menunjukkan arah hubungan yang sama antara variabel X dan variabel Y. Dengan kata lain, hal ini berarti semakin sering responden menyaksikan tayangan Barclays Premier League semakin terpenuhi kebutuhan informasi. Sebaliknya sedikit responden menonton tayangan Barclays Premier League maka sedikit pula informasi yang terpenuhi.


(48)

Signifikansi hasil korelasi dapat dilihat berdasarkan perbandingan nilai probabilitas dan tanda */** (flag of significant ) diberikan SPSS. Jika probabilitas > 0,005, maka Ha ditolak, jika probabilitas < 0,005 maka Ha diterima. Pada bagian output korelasi di atas terlihat pasangan data yang berkorelasi secara signifikan, yaitu antara pengaruh tayangan Barclays Premier League terhadap pemenuhan kebutuhan informasi (probablilitas 0,001 yang lebih kecil dari 0,005 atau 0,001 < 0,005).

Berdasarkan analisis di atas, dapat dirangkum bahwa hasil uji hipotesis pada penonton tayangan Barclays Premier League adalah 0,746. Sesuai kaidah dalam Spearman rs koefisien bahwa jika rs > 0 maka hipotesis diterima. Signifikan korelasi diketahui dari probabilitas yang lebih kecil dari 0,005 (0,001 < 0,005) dan tanda ** (flag of significant) yang menunjukkan kedua variabel berkorelasi secara signifikan, maka hubungannya adalah signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima dan hubungannya signifikan.

4.5 Pembahasan

Uses and gratifications meneliti kebutuhan secara psikologis dan sosial yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lainnya. Uses and gratifications ini juga menentukan fungsi komunikasi massa dalam melayani khalayak. Kebutuhan khalayak pertama kali dijelaskan oleh Laswell (1948) disajikan dalam bentuk fungsi media atau kepuasan kemudian diteruskan oleh Mc.Quail, Blumler dan Brown (Severin and Tankard, 2007:272) berdasarkan tipologi tersebut, adapun empat kategori pemuasan kebutuhan yakni :

- Hiburan (beralih dari rutinitas, melepaskan perasaan emosional).

- Hubungan Pribadi (kebutuhan sosial akan informasi dalam percakapan, pengganti media untuk hubungan persahabatan).

- Integrasi sosial (media memberikan substitusi dan dengan diperolehnya informasi tersebut daat digunakan di lingkungan sosial).

- Pengawasan ( informasi tentang hal sesuatu yang dapat menimbulkan efek atau menolong seseorang untuk melakukan atau menyelesaikan sesuatu).

Untuk setiap kegiatan menonton televisi terutama pada tayangan Barclays Premier League setiap penonton mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda termasuk


(49)

orientasi kognitif yang mereka miliki. Kebutuhan manusia harus dipenuhi sehingga melahirkan harapan- harapan terhadap media untuk menampilkan informasi dan hiburan. Tayangan Barclays Premier League menyediakan berbagai macam hiburan dan informasi untuk memenuhi kebutuhan penggunanya,

Tayangan Barclays Premier League menyediakan pertandingan liga Inggris secara rutin di akhir pekan. Waktu yang biasa banyak orang habiskan untuk keluarga atau teman dekat. Namun, penonton tayangan Barclays Premier League lebih memilih menyaksikan pertandingan liga Inggris untuk mendapatkan hiburan.

Variabel anteseden merupakan karakteristik responden secara umum yang ikut disajikan dalam penelitian ini untuk dapat mengetahui latar belakang penonton tayangan Barclays Premier League dan hal ini meliputi jenis kelamin, usia, hobi. Dari variabel anteseden dapat dijelaskan penonton tayangan Barclays Premier League yang paling banyak adalah laki-laki (66%) daripada perempuan (34%) serta memiliki hobi yang hampir sama yaitu mayoritas pada olahraga (49.6%).

Motif diperoleh dari bentuk media yang ditawarkan kepada khalayak, jika media itu menarik perhatian yang lebih maka khalayak pun memiliki hasrat untuk menggunakan media tersebut. Berbagai motif membuat khalayak berkeinginan untuk menonton tayangan Barclays Premier League mulai memberi informasi (50.5%), yang membuat mereka menonton tayangan Barclays Premier League.

Variabel dipengaruhi dalam penelitian in adalah kepuasaan khalayak setelah menyaksikan tayangan Barclays Premier League. Hasil penelitian ini menunjukkan, responden yang merupakan penduduk perumahan Johor Indah Permai merasakan tayangan Barclays Premier League memberikan informasi seputar pemain favorite (63.9%). Responden merasakan tayangan ini dapat menjadi media informasi bagi penonton untuk mengetahui informasi lebih mendalam mengenai pemain favorite mereka. Ulasan yang sering ditampilkan sebelum laga, pada saat laga berlangsung dan pada akhir laga menjadi media informasi bagi responden untuk meng-update informasi seputar pemain favoritenya.

Responden juga merasakan bahwa tayangan Barclays Premier League memberi informasi seputar klub favorite (54.6%), merk sponsor klub (56.7%), pemain yang


(50)

menjadi pencetak gol terbanyak (top skor)(58.8%), pemain berbakat (55.7%) dan pelatih klub (56.7%). Responden merasakan informasi seputar pemain, pelatih dan klub favorite mereka bisa didapatkan dengan menonton tayangan Barclays Premier League.

Perbincangan seputar informasi Barclays Premier League juga memberi kesempatan responden untuk memperluas teman. Hasil penelitian menunjukkan tayangan Barclasy Premier League dapat memperluas teman responden (49.5%). Hal ini disebabkan oleh kesamaan hobi dan pengetahuan yaitu menonton tayangan Barclays Premier League.


(51)

Bab V Penutup 5.1 Kesimpulan

Kesimpulan berikut ini adalah hasil penelitian yang peneliti peroleh dari analisa tabel tungal serta tabel silang, maka diperoleh hasil penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Tayangan Barclays Premier League menyediakan berbagai informasi seputar liga Inggris yaitu informasi pemain favorite, klub favorite, merk sponsor klub, pemain berbakat, pelatih dan harga kontrak pemain.

2. Responden yang merupakan penduduk Perumahan Johor Indah Permai merasakan bahwa tayangan Barclays Premier League dapat memenuhi kebutuhan informasi seputar liga Inggris. Informasi seputar pemain favorite (63.9%), klub favorite (54.6%), merk sponsor klub (56.7%), pemain yang menjadi pencetak gol terbanyak (top skor)(58.8%), pemain berbakat (55.7%) dan pelatih klub (56.7%).

3. Tayangan Barclays Premier League tidak hanya memberikan informasi seputar liga Inggris. Hasil penelitian menunjukkan responden meyakini tayangan ini dapat memperluas teman dan menunjukkan karakter. Teman yang didapatkan responden berkaitan erat dengan lokasi menonton. Penunjukkan karakter lebih dekat kepada informasi yang telah didapatkan setelah menonton tayangan ini. 4. Penggunaan media televisi pada tayangan Barclays Premier League

memberikan informasi, memperluas teman dan menunjukkan karakter masyarakat Perumahan Johor Indah Permai.

5.2 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang telah peneliti peroleh selama melakukan penelitian, maka peneliti memiliki saran sebagai berikut :

1. Tayangan Barclays Premier League sebagai tayangan olahraga favorite penduduk perumahan Johor Indah Permai hanya mengedepankan fungsi hiburan sehingga tidak menonjolkan efek pendidikan sama sekali terutama bagi sepakbola Indonesia.


(52)

2. Tayangan ini juga menimbulkan sifat konsumtif bagi responden. Begitu banyaknya iklan dalam pertandingan liga Inggris menjadi stimulus penonton untuk membeli barang – barang mewah seperti sepatu, baju klub (jersey) dan pernak-pernik lain.

3. Bagi peneliti lain, efek menonton dalam komunitas klub penggemar liga Inggris mungkin bisa menjadi masalah lain dari tayangan Barclays Premier League.


(53)

BAB II

URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori

Fungsi teori dalam riset adalah membantu periset menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya. Teori adalah himpunan konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Kriyantono, 2007: 45). Adapun teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah:

2.1.1 Komunikasi Massa

2.1.1.a Defenisi Komunikasi Massa

Komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner, yakni : komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang ( mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa (Ardianto, 2004 : 3).

Definisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi lain, yaitu Gerbner, komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang berkesinambungan serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri (Ardianto, 2004 : 4). Gerbner menekankan tentang pesan secara berkesinambungan yang memiliki pengaruh terhadap perilaku. Sementara itu, menurut Jay Black dan Frederick C disebutkan bahwa komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang diproduksi secara massal/tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim, dan heterogen (Nurudin, 2011 : 5).

Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan para ahli komunikasi. Namun, dari sekian banyak definisi itu, ada benang merah kesamaan definisi satu sama lain. Pada dasarnya, komunikasi massa adalah komunikasi melalui


(54)

media massa (media cetak dan elektronik). Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa).

Media massa yang dimaksud adalah media massa yang dihasilkan oleh teknologi modern. Komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang “mass mediated”. Dalam hal ini, juga perlu membedakan massa dalam arti umum dengan massa dalam arti komunikasi massa. Kata massa dalam hal ini lebih mendekati arti secara sosiologis. Dengan kata lain, massa yang dimaksud adalah kumpulan individu yang berada di suatu lokasi tertentu. Massa dalam komunikasi massa lebih menunjuk pada penerima pesan yang berkaitan dengan media massa. Dengan kata lain, massa yang dalam sikap dan perilakunya berkaitan dengan peran media massa. Oleh karena itu, massa disini menunjuk kepada khalayak, audience, penonton atau pembaca. Jadi dapat ditarik kesimpulan, bahwa komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik, sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Ardianto, 2004: 7).

2.1.1.bUnsur-unsur Komunikasi Massa

Komunikasi massa terdiri atas unsur-unsur (source), pesan (message), saluran dan penerima (receiver) serta efek (effect). Harold D.Laswell mengatakan untuk memahami komunikasi massa dapat dipahami dengan bentuk pertanyaan yang dibuatnya, who says what in which channel to whom and with what effect:

1. Who (sumber atau komunikan) : Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga, organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga. Lembaga yang dimaksudkan adalah surat kabar, stasiun radio, televisi, studio film, penerbit buku dan majalah.

2. What (pesan) : Organisasi memiliki rasio keluaran yang tinggi atas masukannya dan sanggup melakukan encode terhadap pesan-pesan yang sama pada saat yang bersamaan. Pesan dalam komunikasi massa dapat diproduksi dalam jumlah yang besar dan menjangkau audiens yang jumlahnya cukup banyak.


(55)

3. Which (saluran atau media) : Menyangkut pada peralatan mekanik yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa. Media itu bisa berupa televisi, surat kabar, majalah, radio, film dan internet.

4. Whom (penerima atau mass audience) Unsur ini menyangkut sasaran komunikasi massa. Menurut Charles Wright, ada tiga karakteristik audiens, yaitu: (1) large, dimana besarnya mass audience yang relatif dan menyebar di berbagai lokasi tidak dilakukan dengan tatap muka dan tidak terikat di tempat yang sama; (2) heterogen, dalam hal ini diartikan sebagai semua lapisan masyarakat dengan berbagai keanekaragamannya; dan (3) anonim diartikan sebagai anggota-anggota dari mass audience, pada umumnya tidak saling.

5. What (unsur efek atau akibat) : dalam komunikasi massa, jumlah umpan balik relatif sangat kecil dibandingkan dengan jumlah khalayak secara keseluruhan yang merupakan sasaran komunikasi massa dan sering tidak mewakili seluruh khalayak. Oleh karena itu, pengetahuan mass communication atau mass audience sangat terbatas dan cenderung terlambat atau delayed (Nurudin,)

2.1.1.c Ciri-ciri Komunikasi Massa

Komunikasi massa memiliki ciri-ciri tertentu (Nurudin,2011:19-32), seperti:

1. Komunikator bersifat melembaga : Artinya, gabungan antarberbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud di sini menyerupai sebuah sistem. Dengan demikian, komunikator dalam komunikasi massa setidak-tidaknya mempunyai ciri-ciri berupa kumpulan individu, dalam berkomunikasi individu-individu itu terbatasi perannya dengan sistem dalam media massa, pesan yang disebarkan atas nama media yang bersangkutan dan bukan atas nama pribadi unsur-unsur yang terlibat, apa yang dikemukakan oleh komunikator biasanya untuk mencapai keuntungan atau mendapatkan laba secara ekonomis.

2. Komunikan bersifat heterogen Artinya, mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan, berasal dari berbagai kelompok dalam masyarakat, tidak saling mengenal, tidak saling berinteraksi secara langsung, tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal.


(56)

3. Pesannya bersifat umum : Artinya, dapat ditujukan kepada semua kalangan, pesan-pesan tidak boleh bersifat khusus, tidak disengaja untuk golongan tertentu.

4. Komunikasinya berlangsung satu arah : Artinya, komunikasi yang hanya berjalan satu arah akan memberi konsekuensi umpan balik (feedback) yang sifatnya tertunda atau tidak langsung (delayed feedback).

5. Menimbulkan keserempakan : Artinya, ada keserempakan dalam proses penyebaran pesan-pesannya. Serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa hampir bersamaan

6. Mengandalkan peralatan teknis : Artinya, media massa sebagai alat utama dalam penyampaian pesan kepada khalayaknya sangat memerlukan bantuan peralatan teknis. Agar proses pemancaran atau penyebaran pesan lebih cepat dan serentak kepada khalayak yang tersebar.

7. Dikontrol oleh gatekeeper : Gatekeeper berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami.

2.1.1.d Fungsi Komunikasi Massa

Sean Mac Bride, ketua komisi masalah-masalah komunikasi UNESCO (1980) mengemukakan bahwa komunikasi massa dapat berfungsi sebagai:

1. Informasi, yakni kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta, dan pesan, opini dan komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadaaan yang terjadi diluar dirinya.

2. Sosialisasi, yakni menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan bagaimana orang bersikap sesuai nilai-nilai yang ada, serta bertindak sebagai anggota masyarakat secara efektif.

3. Motivasi, yakni mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang mereka baca, lihat, dan dengar dari media massa.

4. Bahan diskusi, yakni menyediakan informasi sebagai bahan diskusi untuk mencapai persetujuan dalam hal perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang menyangkut orang banyak.


(57)

5. Pendidikan, yakni membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, baik untuk pendidikan formal maupun non formal.

6. Memajukan kebudayaan, yakni menyebarluaskan hasil-hasil kebudayaan melalui pertukaran program siaran.

7. Hiburan, yakni media massa memberikan situasi yang menyenangkan atau hiburan bagi khalayaknya. Karena salah satu kebutuhan manusia adalah mendapatkan hiburan yang cukup.

8. Integrasi, yakni menjembatani perbedaan-perbedaan dari khalayak di seluruh tempat(Effendy, 2004: 27-28).

2.1.1.e Hambatan Komunikasi Massa

Ketidakjelasan ucapan dan hambatan lain dalam proses komunikasi sebelum pesan mencapai audience dinamakan gangguan (noise). Gangguan terjadi dalam tiga bentuk : gangguan semantik, gangguan saluran dan gangguan lingkungan :

- Gangguan Semantik : komunikasi massa itu sendiri dapat mengganggu kesuksesan pesannya jika disusun dengan buruk. Susunan kata yang buruk adalah salah satu contoh gangguan semantik. Bicara seperti orang ngedumel juga termasuk penghambat komunikasi.

- Gangguan Saluran : siaran radio AM yang terputus-putus dinamakan gangguan saluran (channel noise). Bentuk gangguan saluran lainnya adalah tinta blobor di majalah dan mikrofon yang tidak berbunyi saat penyiar membacakan berita. - Gangguan Lingkungan : intrusi yang terjadi di tempat penerimaan disebut

gangguan lingkungan. Misalnya, ketika membaca tiba-tiba bel pintu rumah berdering atau tiba-tiba mendengar jeritan anak kecil sewaktu mendegarkan lagu di radio (Vivian, 2008 :460-461).

2.1.2 Teori Uses and gratification

Uses and gratifications muncul karena adanya kebutuhan dan motif penggunaan media. Pendekatan uses and gratification dijabarkan pertama kali dalam sebuah artikel yang ditulis Elihu Katz (1959). Katz berpendapat bahwa penelitian komunikasi pada masa itu kebanyakan bertujuan untuk mencari jawaban atas pertanyaan, “Apa yang dilakukan media terhadap orang banyak?”. Katz dan Blumler, dan Michael Gurevitch


(1)

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di : Pada Tanggal :

Yang Menyatakan


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

Lembar Persetujuan

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh: Nama : Ricky Prastyo

NIM : 070904097 Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul : SIARAN EPL BARCLAYS PREMIER LEAGUE DAN PEMENUHANAN KEBUTUHAN INFORMASI

(Studi korelasional tentang Pengaruh Siaran EPL Barclays Premier League terhadap pemenuhan kebutuhan informasi masyarakat di Perumahan Johor Indah Permai I Medan)

Medan, Mei 2014

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Drs. Hendra Harahap, M.Si

NIP. 196710021994031002 NIP.195102191987011001 Dra.Fatma Wardy Lubis, M.A

Dekan FISIP USU

NIP. 196805251992031002 Prof. Dr. Badaruddin, M.Si


(3)

ABSTRAKSI

Media massa televisi memiliki perkembangan yang sangat pesat, ditandai dengan banyaknya masyarakat yang mengkonsumsinya dibandingkan dengan media massa lainnya. Salah satu tayangan yang banyak digemari di Indonesia adalah Barclays Premier League. Kompetisi profesional sepakbola Liga Inggris ini hadir setiap akhir pekan dengan menampilkan pertandingan yang seru.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tayangan Barclays Premier League terhadap pemenuhan kebutuhan informasi masyarakat perumahan Johor Indah Permai I Kecamatan Medan Johor. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah uses and gratification. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer yang berupa kuisioner. Responden dalam penelitian ini sebanyak 97 responden. Pemilihan responden berdasarkan kriteria tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Berdasarkan hasil korelasi Spearman besar korelasi koefisien Spearman (rho) adalah 0,746. Berdasarkan skala Guilford, hasil 0,746 menunjukkan hubungan tinggi yang kuat. Pada bagian output korelasi di atas terlihat pasangan data yang berkorelasi secara signifikan, yaitu antara pengaruh tayangan Barclays Premier League terhadap pemenuhan kebutuhan informasi (probablilitas 0,001 yang lebih kecil dari 0,005 atau 0,001 < 0,005). Berdasarkan analisis di atas, dapat dirangkum bahwa hasil uji hipotesis pada penonton tayangan Barclays Premier League adalah 0,746. Sesuai kaidah dalam Spearman rs koefisien bahwa jika rs > 0 maka hipotesis diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima dan hubungannya signifikan.


(4)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Kata Pengantar ... iii

Lembar Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah ... iv

Abstraksi ... v

Daftar Isi ... vi

Daftar Gambar ... vii

Daftar Tabel ... viii BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1.2 Pembatasan Masalah ...

1.3 Rumusan Masalah ... 1.4 Tujuan Penelitian ... 1.5 Manfaat penelitian ... BAB II URAIAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teori ... 2.1.1 Komunikasi Massa...

2.1.1.a Defenisi Komunikasi Massa 2.1.1.b Unsur – Unsur Komunikasi Massa 2.1.1.c Ciri – Ciri Komunikasi Massa 2.1.1.d Fungsi Komunikasi Massa


(5)

2.1.1.e Hambatan Komunikasi Massa

2.1.2 Teori Uses and Gratification... 2.1.3 Motif Penggunaan Media...

2.1.4 Televisi Sebagai Komunikasi Massa... 2.2 Kerangka Konsep ... 2.3 Variabel Penelitian ... 2.4 Defenisi Operasional ... 2.5 Hipotesis ...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

3.2 Metode Penelitian ... 3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi ………..…. 3.4.2 Sampel………. 3.4 Teknik Pengumpulan Data………... 3.5 Teknik Analisis Data ...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian ... 4.1.1 Tahap Awal


(6)

4.1.3 Proses Pengolahan Data 4.1.3.a Penomoran Kuesioner 4.1.3.b Editing

4.1.3.c Coding

4.1.3.d Inventarisasi Tabel 4.1.3.e Tabulasi Data 4.2 Analisis Tabel Tunggal

4.2.1 Karakteristik Responden

4.3 Analisis Tabel Silang... 4.4 Uji Hipotesis ...

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... 68 5.2 Saran ... 69 DAFTAR PUSTAKA