Siaran EPL Barclays Premier League dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi (Studi korelasional tentang Pengaruh Siaran EPL Barclays Premier League terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Masyarakat Di Perumahan Johor Indah Permai I Medan )
Siaran EPL Barclays Premier League dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi (Studi korelasional tentang Pengaruh Siaran EPL Barclays Premier League terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Masyarakat Di Perumahan Johor
Indah Permai I Medan ) SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh : Ricky Prasetyo
070904097
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014
(2)
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang bentanda tangan di bawah ini :
Nama :
NIM :
Departemen :
Fakultas :
Universitas :
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Ekslusif (Non exclusive Royaty- Free Rights) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
... ... ...
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalty Nonekslusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta
(3)
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di : Pada Tanggal :
Yang Menyatakan
(4)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
Lembar Persetujuan
Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh: Nama : Ricky Prastyo
NIM : 070904097 Departemen : Ilmu Komunikasi
Judul : SIARAN EPL BARCLAYS PREMIER LEAGUE DAN PEMENUHANAN KEBUTUHAN INFORMASI
(Studi korelasional tentang Pengaruh Siaran EPL Barclays Premier League terhadap pemenuhan kebutuhan informasi masyarakat di Perumahan Johor Indah Permai I Medan)
Medan, Mei 2014
Dosen Pembimbing Ketua Departemen
Drs. Hendra Harahap, M.Si
NIP. 196710021994031002 NIP.195102191987011001 Dra.Fatma Wardy Lubis, M.A
Dekan FISIP USU
NIP. 196805251992031002 Prof. Dr. Badaruddin, M.Si
(5)
ABSTRAKSI
Media massa televisi memiliki perkembangan yang sangat pesat, ditandai dengan banyaknya masyarakat yang mengkonsumsinya dibandingkan dengan media massa lainnya. Salah satu tayangan yang banyak digemari di Indonesia adalah Barclays Premier League. Kompetisi profesional sepakbola Liga Inggris ini hadir setiap akhir pekan dengan menampilkan pertandingan yang seru.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tayangan Barclays Premier League terhadap pemenuhan kebutuhan informasi masyarakat perumahan Johor Indah Permai I Kecamatan Medan Johor. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah uses and gratification. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer yang berupa kuisioner. Responden dalam penelitian ini sebanyak 97 responden. Pemilihan responden berdasarkan kriteria tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Berdasarkan hasil korelasi Spearman besar korelasi koefisien Spearman (rho) adalah 0,746. Berdasarkan skala Guilford, hasil 0,746 menunjukkan hubungan tinggi yang kuat. Pada bagian output korelasi di atas terlihat pasangan data yang berkorelasi secara signifikan, yaitu antara pengaruh tayangan Barclays Premier League terhadap pemenuhan kebutuhan informasi (probablilitas 0,001 yang lebih kecil dari 0,005 atau 0,001 < 0,005). Berdasarkan analisis di atas, dapat dirangkum bahwa hasil uji hipotesis pada penonton tayangan Barclays Premier League adalah 0,746. Sesuai kaidah dalam Spearman rs koefisien bahwa jika rs > 0 maka hipotesis diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima dan hubungannya signifikan.
(6)
DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Lembar Pengesahan ... ii
Kata Pengantar ... iii
Lembar Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah ... iv
Abstraksi ... v
Daftar Isi ... vi
Daftar Gambar ... vii
Daftar Tabel ... viii BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1.2 Pembatasan Masalah ...
1.3 Rumusan Masalah ... 1.4 Tujuan Penelitian ... 1.5 Manfaat penelitian ...
BAB II URAIAN TEORITIS
2.1 Kerangka Teori ... 2.1.1 Komunikasi Massa...
2.1.1.a Defenisi Komunikasi Massa 2.1.1.b Unsur – Unsur Komunikasi Massa 2.1.1.c Ciri – Ciri Komunikasi Massa 2.1.1.d Fungsi Komunikasi Massa
(7)
2.1.1.e Hambatan Komunikasi Massa
2.1.2 Teori Uses and Gratification... 2.1.3 Motif Penggunaan Media...
2.1.4 Televisi Sebagai Komunikasi Massa... 2.2 Kerangka Konsep ... 2.3 Variabel Penelitian ... 2.4 Defenisi Operasional ... 2.5 Hipotesis ...
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
3.2 Metode Penelitian ... 3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi ………..…. 3.4.2 Sampel………. 3.4 Teknik Pengumpulan Data………... 3.5 Teknik Analisis Data ...
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian ... 4.1.1 Tahap Awal
(8)
4.1.3 Proses Pengolahan Data 4.1.3.a Penomoran Kuesioner 4.1.3.b Editing
4.1.3.c Coding
4.1.3.d Inventarisasi Tabel 4.1.3.e Tabulasi Data 4.2 Analisis Tabel Tunggal
4.2.1 Karakteristik Responden
4.3 Analisis Tabel Silang... 4.4 Uji Hipotesis ...
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ... 68 5.2 Saran ... 69
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(9)
ABSTRAKSI
Media massa televisi memiliki perkembangan yang sangat pesat, ditandai dengan banyaknya masyarakat yang mengkonsumsinya dibandingkan dengan media massa lainnya. Salah satu tayangan yang banyak digemari di Indonesia adalah Barclays Premier League. Kompetisi profesional sepakbola Liga Inggris ini hadir setiap akhir pekan dengan menampilkan pertandingan yang seru.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tayangan Barclays Premier League terhadap pemenuhan kebutuhan informasi masyarakat perumahan Johor Indah Permai I Kecamatan Medan Johor. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah uses and gratification. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer yang berupa kuisioner. Responden dalam penelitian ini sebanyak 97 responden. Pemilihan responden berdasarkan kriteria tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Berdasarkan hasil korelasi Spearman besar korelasi koefisien Spearman (rho) adalah 0,746. Berdasarkan skala Guilford, hasil 0,746 menunjukkan hubungan tinggi yang kuat. Pada bagian output korelasi di atas terlihat pasangan data yang berkorelasi secara signifikan, yaitu antara pengaruh tayangan Barclays Premier League terhadap pemenuhan kebutuhan informasi (probablilitas 0,001 yang lebih kecil dari 0,005 atau 0,001 < 0,005). Berdasarkan analisis di atas, dapat dirangkum bahwa hasil uji hipotesis pada penonton tayangan Barclays Premier League adalah 0,746. Sesuai kaidah dalam Spearman rs koefisien bahwa jika rs > 0 maka hipotesis diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima dan hubungannya signifikan.
(10)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Liga Utama Inggris (Premier League), sebelumnya disebut dengan F.A. Premier League adalah sebuah kompetisi liga sepak bola profesional di Inggris yang merupakan kompetisi antar klub tingkat tertinggi di negara Inggris. Saat ini mendapat dukungan sponsor dari Barclays Bank sehingga nama resminya menjadi Barclays Premier League. Di luar Inggris Raya biasa disebut dengan English Premier League.
Sebelum dibentuk Premier League pada tahun 1992, kompetisi liga sepak bola profesional tingkat tertinggi di Inggris adalah Liga Sepak Bola Divisi Pertama (Football League First Division). Menjelang akhir musim 1991-92, beberapa klub sepak bola teratas memisahkan diri dari liga sepak bola setelah membuat kesepakatan-kesepakatan menguntungkan dengan stasiun televisi. Pada tanggal 20 Februari 1992 dibentuk format kompetisi baru dengan nama FA Premier League dengan jumlah anggota sebanyak 22 klub pada musim pertama.
English Premier League (EPL) pun akhirnya digulirkan untuk pertamakali pada musim 1992-93 dengan diikuti 22 klub. Gol pertama dicetak oleh Brian Deane yang membawa Sheffield United menang atas Manchester United 2-1. Oleh sebab peraturan FIFA, yang mengharuskan liga domestik mengurangi jumlah pertandingannya, klub peserta English Premier League (EPL) dirampingkan menjadi 20 tim pada 1995. Pada saat itu, English Premier League (EPL) memberlakukan degradasi untuk empat klub terbawah di akhir musim. Sedangkan dua tim teratas dari divisi satu mendapat hak promosi.
Pada 8 Juni 2006, FIFA meminta seluruh liga Eropa mengurangi jumlah klub peserta menjadi 18 sejak musim 2007/08. Namun Liga Premier tidak merespon instruksi tersebut dan tetap mengikutsertakan 20 klub di divisi Premier. Dengan 20 buah klub peserta, Liga Premier mewajibkan setiap klub bertemu dengan klub lain dua kali dalam satu musim. Sekali untuk pertandingan di kandang (home) dan sekali di kandang lawan (away) dengan total pertandingan sebanyak 38 untuk setiap tim.
(11)
Tim yang menang mendapat 3 poin, sedangkan seri mendapat 1 poin dan kalah tak diberi poin. Peringkat tim disusun berdasarkan jumlah poin di klasemen, selain juga memperhitungkan selisih gol dan produktivitas gol. Tiga tim terbawah pada akhir musim harus mengalami degradasi ke Divisi Satu (Football League Championship). Tiga tempat di Liga Premier kemudian akan diisi oleh dua tim teratas di Divisi Satu serta pemenang babak playoff yang diikuti tim peringkat tiga hingga enam Divisi satu.
Liga Primer adalah liga sepak bola yang paling banyak ditonton di dunia, disiarkan di 212 wilayah kepada 643 juta pemirsa (PremierLeague.com). Pada musim 2010-11 rata-rata jumlah kehadiran penonton dalam setiap pertandingan Liga Premier adalah 35.363, yang merupakan jumlah tertinggi kedua dari liga sepak bola profesional Jerman, Bundesliga, dengan tingkat hunian stadion adalah 92,2%. Liga Primer juga mendapat peringkat koefisien liga (coefficients of leagues) pertama dari UEFA berdasarkan penampilan di kompetisi Eropa selama lima tahun terakhir.
Jumlah penonton Liga Inggris di Indonesia diprediksi naik setiap tahunnya. Meskipun belum ada penelitian yang menunjukkan jumlah secara signifikan. Di kota Medan, kenaikan dapat dilihat dengan banyaknya jumlah titik nonton bareng setiap akhir pekannya. Tidak hanya di daerah pusat nongkrong anak muda seperti : Jalan Halat, Merdeka Walk, dan Jalan Dr. Mansyur. Acara nonton bareng tersebar hampir di seluruh wilayah Kota Medan.
Peningkatan jumlah penonton juga ditandai dengan tumbuhnya banyak komunitas fans club di Medan. Berdasarkan Liga Suporter Kota Medan, terdapat 14 komunitas fans club antara lain : Big Reds Indonesia (Liverpool), Manc United Indonesia (Manchester United), Arsenal Suporters Indonesia (Arsenal) dan beberapa klub Italia serta Spanyol lainnya.
Di Kelurahan Pangkalan Mashyur, Kecamatan Medan Johor ini banyak terdapat perumahan-perumahan kelas menengah dan mewah, daerah ini sangat potensial bagi para investor yang bergerak dibidang Real Estate, disamping itu juga sangat berpotensi dibidang agrobisnis dan pendidikan. Disini juga terdapat Balai Pembibitan Pertanian dan sebuah Asrama Haji yang besar dan megah dengan pelayanan hajinya setiap tahun sering mendapat penghargaan secara Nasional. Walaupun bukan sebagai daerah pusat
(12)
industri di Kecamatan Medan Johor ini juga terdapat beberapa industri kecil seperti Pengolahan Kopi dan Produk Minuman ringan.
Salah satu perumahan di kelurahan Pangkalan Mahsyur ini adalah Perumahan Johor Indah Permai I. Perumahan ini terletak cukup strategis di jalan Karya Wisata. Di perumahan ini, penduduk laki-laki sangat menyukai menonton acara sepakbola. Setiap malam minggu ada beberapa titik yang melaksanakan nonton bareng. Bahkan dalam event-event besar seperti Final Liga Champion, Piala Eropa dan Piala Dunia lapangan di dalam komplek digunakan sebagai tempat nonton bareng.
Antusias penduduk laki-laki ini juga terlihat saat menonton tayangan Liga Inggris. Walaupun tidak dilakukan secara resmi dari perwakilan warga, hampir setiap pekan beberapa tempat digunakan sebagai tempat nonton bareng. Di beberapa kegiatan keagamaan, pesta pernikahan dan acara lain, pembicaraan seputar tim Liga Inggris sangat sering didengar.
Berdasarkan uraian dia atas, peneliti tertarik untuk meneliti unsur-unsur apa yang mempengaruhi penduduk perumahan Johor Indah Permai I ketika menonton Liga Inggris. Peneliti ingin meneliti “sejauh mana pengaruh kebutuhan informasi
masyarakat Perumahan Johor Indah Permai I terhadap tayangan EPL Barclays Premier League”.
1.2 Perumusan Masalah
Didasari oleh latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut yaitu, “Bagaimanakah pemenuhan kebutuhan informasi masyarakat Perumahan Johor Indah Permai I Medan terhadap tayangan EPL Barclays Premier League?”.
1.3 Pembatasan Masalah
Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peniliti membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini bersifat korelasional, yaitu menguji hubungan antara pengaruh tayangan EPL Barclays Premier League Terhadap pemenuhan kebutuhan informasi masyarakat Perumahan Johor Indah Permai I Medan.
(13)
2. Penelitian terbatas pada tayangan EPL Barclays Premier League. 3. Lokasi penelitian adalah Perumahan Johor Indah Permai I Medan.
4. Objek Penelitian adalah masyarakat Perumahan Johor Indah Permai I Medan Jenis Kelamin Pria dan sudah 3 kali menonton tayangan EPL Barclays Premier League.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan media oleh masyarakat Perumahan Johor Indah Permai I dalam memenuhi kebutuhan informasi mereka.
2. Untuk mengetahui bagaimana tayangan televisi memenuhi kebutuhan informasi masyarakat Perumahan Johor Indah Permai I.
3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara tayangan EPL Barclays Premier League terhadap pemenuhan kebutuhan informasi masyarakat Perumahan Johor Indah Permai I.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan tentang uses and gratification, terutama tentang motivasi mengkonsumsi media.
2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi dan memperkaya bahan penelitian dan sumber bacaan di lingkungan FISIP USU, khususnya Ilmu Komunikasi.
3. Secara praktis, penelitian ini sebagai sumbangan kepada pihak media massa elektronik yaitu televisi.
(14)
BAB II
URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori
Fungsi teori dalam riset adalah membantu periset menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya. Teori adalah himpunan konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Kriyantono, 2007: 45). Adapun teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah:
2.1.1 Komunikasi Massa
2.1.1.a Defenisi Komunikasi Massa
Komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner, yakni : komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang ( mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa (Ardianto, 2004 : 3).
Definisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi lain, yaitu Gerbner, komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang berkesinambungan serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri (Ardianto, 2004 : 4). Gerbner menekankan tentang pesan secara berkesinambungan yang memiliki pengaruh terhadap perilaku. Sementara itu, menurut Jay Black dan Frederick C disebutkan bahwa komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang diproduksi secara massal/tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim, dan heterogen (Nurudin, 2011 : 5).
Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan para ahli komunikasi. Namun, dari sekian banyak definisi itu, ada benang merah kesamaan definisi satu sama lain. Pada dasarnya, komunikasi massa adalah komunikasi melalui
(15)
media massa (media cetak dan elektronik). Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa).
Media massa yang dimaksud adalah media massa yang dihasilkan oleh teknologi modern. Komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang “mass mediated”. Dalam hal ini, juga perlu membedakan massa dalam arti umum dengan massa dalam arti komunikasi massa. Kata massa dalam hal ini lebih mendekati arti secara sosiologis. Dengan kata lain, massa yang dimaksud adalah kumpulan individu yang berada di suatu lokasi tertentu. Massa dalam komunikasi massa lebih menunjuk pada penerima pesan yang berkaitan dengan media massa. Dengan kata lain, massa yang dalam sikap dan perilakunya berkaitan dengan peran media massa. Oleh karena itu, massa disini menunjuk kepada khalayak, audience, penonton atau pembaca. Jadi dapat ditarik kesimpulan, bahwa komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik, sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Ardianto, 2004: 7).
2.1.1.bUnsur-unsur Komunikasi Massa
Komunikasi massa terdiri atas unsur-unsur (source), pesan (message), saluran dan penerima (receiver) serta efek (effect). Harold D.Laswell mengatakan untuk memahami komunikasi massa dapat dipahami dengan bentuk pertanyaan yang dibuatnya, who says what in which channel to whom and with what effect:
1. Who (sumber atau komunikan) : Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga, organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga. Lembaga yang dimaksudkan adalah surat kabar, stasiun radio, televisi, studio film, penerbit buku dan majalah.
2. What (pesan) : Organisasi memiliki rasio keluaran yang tinggi atas masukannya dan sanggup melakukan encode terhadap pesan-pesan yang sama pada saat yang bersamaan. Pesan dalam komunikasi massa dapat diproduksi dalam jumlah yang besar dan menjangkau audiens yang jumlahnya cukup banyak.
(16)
3. Which (saluran atau media) : Menyangkut pada peralatan mekanik yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa. Media itu bisa berupa televisi, surat kabar, majalah, radio, film dan internet.
4. Whom (penerima atau mass audience) Unsur ini menyangkut sasaran komunikasi massa. Menurut Charles Wright, ada tiga karakteristik audiens, yaitu: (1) large, dimana besarnya mass audience yang relatif dan menyebar di berbagai lokasi tidak dilakukan dengan tatap muka dan tidak terikat di tempat yang sama; (2) heterogen, dalam hal ini diartikan sebagai semua lapisan masyarakat dengan berbagai keanekaragamannya; dan (3) anonim diartikan sebagai anggota-anggota dari mass audience, pada umumnya tidak saling.
5. What (unsur efek atau akibat) : dalam komunikasi massa, jumlah umpan balik relatif sangat kecil dibandingkan dengan jumlah khalayak secara keseluruhan yang merupakan sasaran komunikasi massa dan sering tidak mewakili seluruh khalayak. Oleh karena itu, pengetahuan mass communication atau mass audience sangat terbatas dan cenderung terlambat atau delayed (Nurudin,)
2.1.1.c Ciri-ciri Komunikasi Massa
Komunikasi massa memiliki ciri-ciri tertentu (Nurudin,2011:19-32), seperti:
1. Komunikator bersifat melembaga : Artinya, gabungan antarberbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud di sini menyerupai sebuah sistem. Dengan demikian, komunikator dalam komunikasi massa setidak-tidaknya mempunyai ciri-ciri berupa kumpulan individu, dalam berkomunikasi individu-individu itu terbatasi perannya dengan sistem dalam media massa, pesan yang disebarkan atas nama media yang bersangkutan dan bukan atas nama pribadi unsur-unsur yang terlibat, apa yang dikemukakan oleh komunikator biasanya untuk mencapai keuntungan atau mendapatkan laba secara ekonomis.
2. Komunikan bersifat heterogen Artinya, mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan, berasal dari berbagai kelompok dalam masyarakat, tidak saling mengenal, tidak saling berinteraksi secara langsung, tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal.
(17)
3. Pesannya bersifat umum : Artinya, dapat ditujukan kepada semua kalangan, pesan-pesan tidak boleh bersifat khusus, tidak disengaja untuk golongan tertentu.
4. Komunikasinya berlangsung satu arah : Artinya, komunikasi yang hanya berjalan satu arah akan memberi konsekuensi umpan balik (feedback) yang sifatnya tertunda atau tidak langsung (delayed feedback).
5. Menimbulkan keserempakan : Artinya, ada keserempakan dalam proses penyebaran pesan-pesannya. Serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa hampir bersamaan
6. Mengandalkan peralatan teknis : Artinya, media massa sebagai alat utama dalam penyampaian pesan kepada khalayaknya sangat memerlukan bantuan peralatan teknis. Agar proses pemancaran atau penyebaran pesan lebih cepat dan serentak kepada khalayak yang tersebar.
7. Dikontrol oleh gatekeeper : Gatekeeper berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami.
2.1.1.d Fungsi Komunikasi Massa
Sean Mac Bride, ketua komisi masalah-masalah komunikasi UNESCO (1980) mengemukakan bahwa komunikasi massa dapat berfungsi sebagai:
1. Informasi, yakni kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta, dan pesan, opini dan komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadaaan yang terjadi diluar dirinya.
2. Sosialisasi, yakni menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan bagaimana orang bersikap sesuai nilai-nilai yang ada, serta bertindak sebagai anggota masyarakat secara efektif.
3. Motivasi, yakni mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang mereka baca, lihat, dan dengar dari media massa.
4. Bahan diskusi, yakni menyediakan informasi sebagai bahan diskusi untuk mencapai persetujuan dalam hal perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang menyangkut orang banyak.
(18)
5. Pendidikan, yakni membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, baik untuk pendidikan formal maupun non formal.
6. Memajukan kebudayaan, yakni menyebarluaskan hasil-hasil kebudayaan melalui pertukaran program siaran.
7. Hiburan, yakni media massa memberikan situasi yang menyenangkan atau hiburan bagi khalayaknya. Karena salah satu kebutuhan manusia adalah mendapatkan hiburan yang cukup.
8. Integrasi, yakni menjembatani perbedaan-perbedaan dari khalayak di seluruh tempat(Effendy, 2004: 27-28).
2.1.1.e Hambatan Komunikasi Massa
Ketidakjelasan ucapan dan hambatan lain dalam proses komunikasi sebelum pesan mencapai audience dinamakan gangguan (noise). Gangguan terjadi dalam tiga bentuk : gangguan semantik, gangguan saluran dan gangguan lingkungan :
- Gangguan Semantik : komunikasi massa itu sendiri dapat mengganggu kesuksesan pesannya jika disusun dengan buruk. Susunan kata yang buruk adalah salah satu contoh gangguan semantik. Bicara seperti orang ngedumel juga termasuk penghambat komunikasi.
- Gangguan Saluran : siaran radio AM yang terputus-putus dinamakan gangguan saluran (channel noise). Bentuk gangguan saluran lainnya adalah tinta blobor di majalah dan mikrofon yang tidak berbunyi saat penyiar membacakan berita. - Gangguan Lingkungan : intrusi yang terjadi di tempat penerimaan disebut
gangguan lingkungan. Misalnya, ketika membaca tiba-tiba bel pintu rumah berdering atau tiba-tiba mendengar jeritan anak kecil sewaktu mendegarkan lagu di radio (Vivian, 2008 :460-461).
2.1.2 Teori Uses and gratification
Uses and gratifications muncul karena adanya kebutuhan dan motif penggunaan media. Pendekatan uses and gratification dijabarkan pertama kali dalam sebuah artikel yang ditulis Elihu Katz (1959). Katz berpendapat bahwa penelitian komunikasi pada masa itu kebanyakan bertujuan untuk mencari jawaban atas pertanyaan, “Apa yang dilakukan media terhadap orang banyak?”. Katz dan Blumler, dan Michael Gurevitch
(19)
(1974) mengemukakan konsep dasar teori ini yaitu meneliti asal mula kebutuhan manusia secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan-harapan tertentu dari media massa atau sumbersumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat yang lain, termasuk yang tidak kita inginkan (Kriyantono, 2006: 204).
Teori uses and gratification digambarkan sebagai ‘a dramatic break with effect tradition of the past’, suatu loncatan dramatis dari teori jarum hipodemik. Teori ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media terhadap media. Khalayak dianggap aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya (Rakhmat,2004: 65). Studi ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) media untuk mendapatkan kepuasan (gratification) atas kebutuhan seseorang. Sebagian besar prilaku khalayak akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan dan kepentingan individu. Model ini meneliti asal mula kebutuhan manusia secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan. Penelitian yang menggunakan uses and gratification memusatkan pada kegunaan isi media untuk memperoleh gratifikasi atau pemenuhan kebutuhan (Ardianto, 2004: 70).
Menurut teori ini, konsumen media memiliki kebebasan untuk memutuskan bagaimana mereka menggunakan media dan bebas memilih media mana yang mampu memuaskan kebutuhan khalayak, serta bagaimana media itu akan berdampak bagi khalayak itu sendiri. Seleksi terhadap media yang dilakukan oleh khalayak disesuaikan dengan kebutuhan dan motif. Seleksi media ini berlaku untuk semua jenis media baik cetak maupun elektronik. Katz, Blumler, dan Michael Gurevitch mengemukakan konsep dasar teori ini yaitu meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis sosial, yang menimbulkan harapan-harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber yang lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain, barangkali juga termasuk yang tidak kita inginkan (Rakmat, 2005: 204). Mereka juga merumuskan asumsi-asumsi dasar dari teori ini:
1. Audiens dipandang bersikap aktif, artinya peranan penting manfaat media massa diasumsikan beriorentasi pada sasaran.
(20)
2. Dalam proses komunikasi massa, banyak inisiatif pengaitan antara gratifikasi kebutuhan dan pilihan media yang terletak pada audien.
3. Media bersaing dengan sumber-sumber pemenuhan kebutuhan yang lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan.
4. Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan khalayak; artinya,orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu.
5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.
Dengan adanya kebutuhan-kebutuhan dari diri khalayak, membuat khalayak menjadi aktif dalam menggunakan media. Khalayak menjadi produktif dalam mengkonsumsi media. Sehingga khalayak akan memilih media yang diinginkannya.
Teori Uses and gratification beroperasi dalam beberapa cara yang bisa dilihat dalam bagan di bawah ini :
(21)
Gambar 2.1
Bagan Uses And Gratification
Sumber : Kriyantono, 2009 : 208
Hal menarik pada teori uses and gratification ini adalah khalayak dipandang aktif dalam menggunakan media. Para sarjana menggunakan teori ini tentang mengapa orang melakukan hal tertentu berdasarkan kebutuhan dan keinginan, seperti mencari air, makan dan rumah agar diterima secara sosial. Para sarjana ini mengidentifikasi lusinan alasan mengapa orang menggunakan media, diantaranya untuk mengawasi, sosialisasi dan diversi.
- Fungsi mengawasi : liputan berita adalah bentuk paling jelas dari fungsi media sebagai pengawas dan pemantauan (surveillance function). Dari laporan cuaca orang membuat keputusan untuk membawa jas hujan atau payung. Semua orang
Pemuasan media (fungsi) :
1.Pengamatan lingkungan 2.diversi/hiburan 3.identitas personal 4.hubungan sosial Penggunaan Media Massa :
1. Jenis-jenis media, SK, majalah, radio, TV dan film 2.Isi media 3.Terpaan media 4 Konteks sosial
Sumber pemuasan kebutuhan yang berhubungan dengan non media : 1.Keluarga 2.Komunikasi interpersonal 3.Hobi 4.Tidur 5.Obat-obatan,dll Kebutuhan khalayak : 1.Kognitif 2.Afektif 3.Integratif Personal 4.Interatif Sosial 5.Pelepasan ketegangan Lingkungan Sosial : 1.Ciri-ciri demografis 2.Afiliasi kelompok 3.Ciri-ciri personal
(22)
membutuhkan informasi yang reliabel atau dapat diandalkan (reliable) tentang lingkungan di sekitarnya. Media berita menyediakan fungsi pemantauan untuk audience mereka, menyurvei dunia untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dan diinginkan orang.
- Fungsi sosialisasi adalah proses seumur hidup, dan banyak dibantu oleh media massa. Misalnya, tanpa melihat media, sulit untuk berpartisipasi dalam percapakan tentang apa yang dilakukan kaum Yankee kemaren malam, tentang film terbaru Tom Cruise. Fungsi sosialisasi membantu orang menyelaraskan diri dengan masyarakat.
- Fungsi pengalihan (diversi) : melalui media massa orang bisa melarikan diri dari kejemuan sehari-hari, misalnya dengan menonton opera sabun, kisah misteri pembunuhan atau menikmati musik pop. Hasilnya bisa stimulasi, relaksasi atau pengenduran emosi (Vivian, 2008 : 476-477).
2.1.3 Motif Penggunaan Media
Kebutuhan adalah salah satu aspek psikologis yang menggerakkan makhluk hidup dalam aktifitas-aktifitasnya dan menjadi dasar (alasan) berusaha. McQuail dkk berpendapat bahwa kebutuhan berasal dari “pengalaman sosial” dam bahwa media massa sekalipun “ kadang - kadang dapat membantu membangkitkan khalayak ramai suatu kesadaran akan kebutuhan tertentu yang berhubungan dengan situasi sosialnya” (Lull,1998:117).
Aktivitas atau kegiatan yang dilaksanakan oleh manusia dalam kehidupannya sehari-hari untuk mencapai sasaran tertentu biasanya akan melalui proses pemuasan akan kebutuhan. Jika seseorang merasa kesepian dan ingin bersosialisasi, tetapi malu dan terhalang dalam situasi sosial, dia dapat berpaling pada media untuk mendapatkan interaksi tidak langsung dan kemudian kebutuhannya pun terpuaskan sesuai apa yang dinikmatinya di media yang ia tunjuk.
Dengan adanya kebutuhan-kebutuhan dari diri khalayak, membuat khalayak menjadi aktif dalam menggunakan media. Khalayak menjadi produktif dalam mengkonsumsi media. Sehingga khalayak akan memilih media yang diinginkannya.
(23)
Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia tersebut dalam rangka memuaskan kebutuhan dalam penggunaan mereka terhadap media massa maka dikaitkanlah motif-motif tertentu dalam tindakan sosialnya.
Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu. Setiap individu pasti memiliki motif yang berbeda-beda dalam melakukan sesuatu. Perbedaan motif ini juga berlaku dalam prilaku penggunaan media. Berbedanya motif seseorang dalam menggunakan media menimbulkan perbedaan pula dalam tingkat kepuasan yang didapat individu dalam menggunakan media. Semakin sesuai pesan komunikasi dengan motivasi, semakin besar pula kemungkinan komunikasi tersebut dapat diterima dengan baik oleh komunikan (Ardianto, 2004: 87).
Motif adalah pernyataan dari dalam berupa gerakan yang sering munculsebelum melakukan tingkah laku, hubungan antara motif dan tingkah laku sangat berdekatan. Seseorang dapat bertingkah laku dan seseorang juga bisa termotivasi untuk bertingkah laku. Idealnya, kita tidak berpengalaman tinggi dalam gerakan, tetapi kita juga berkesempatan untuk bertingkah laku dengan maksud memenuhi kebutuhan. Adapun fungsi media yang sesuai dengan pendekatan Uses an Gratification adalah:
1. Informasi
- Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat, dan dunia
- Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan.
- Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum. - Belajar, pendidikan sendiri
2. Identitas diri
- Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi. - Menemukan model prilaku.
- Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media) - Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri.
(24)
3. Integrasi dan interaksi sosial
- Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial. - Memperoleh teman.
- Memperoleh pengetahuan tentang orang lain, empati sosial. 4. Hiburan
- Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan. - Bersantai.
- Memperoleh kenikmatan jiwa (Mc Quail, 1996: 72).
2.1.4 Kebutuhan Informasi
Menurut A. Budiarjo, kebutuhan adalah suatu keadaan yang timbul dalam organism, bilamana organism tersebut kekurangan sesuatu yang penting bagi kehidupannya atau perbaikan menurut psikologis (Budiarjo, 1998 : 300). Pada ilmu komunikasi, ada beberapa kebutuhan yang menjadi motif bagi individu untuk mengkonsumsi media. Dalam bukunya ahli komunikasi Onong Uchana Effendy menyebutkan beberapa kebutuhan manusia. Kebutuhan individu itu terdiri dari kebutuhan kognifit, kebutuhan afektif, kebutuhan integratif personal, kebutuhan integratif sosial, kebutuhan pelepasan ketegangan atau melarikan diri dari kenyataan (Effendy, 2002 : 293).
Kebutuhan kognitif yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan afektif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenagkan dan emosional. Kebutuhan integratif personal, yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas dan status individual. Hal – hal tersebut diperoleh dari hasrat akan harga diri. Kebutuhan integratif sosial, kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman dan dunia. Hal – hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi. Kebutuhan pelepasan ketegangan, dimana kebutuhan ini berkaitan untuk menghindarkan tekanan, ketegangan dan hasrat akan keanekaragaman.
(25)
Informasi didefenisikan sebagai data yang dioleh menjadi suatu hal yang lebih berguna dan berarti bagi si penerima informasi. Sumber suatu informasi adalah data. Tanpa data kita tidak akan mengetahui kejadian yang terjadi pada suatu tempat dan waktu tertentu (wikipedia.com). Sementara Pace (2002 : 29) mendefenisikan informasi adalah suatu istilah untuk merujuk kepada apa yang kita sebut pertunjukkan pesan dan sering digunakan untuk merujuk kepada nilai keuntungan dan kerugian, evaluasi kinerja dan pendapat pribadi yang dinyatakan dalam surat dan memo, laporan teknis dan data. Informasi yang dibutuhkan orang banyak biasanya informasi yang informatif dimana selain memenuhi kebutuhan masyarakat, juga memberikan informasi bagi penikmatnya. Untuk itu perlu diperhatikan sifat – sifat informasi yang informatif. Menurut Wijaya (1991 : 20) sifat – sifat informasi yang informatif sebagai berikut :
a. Informasi yang relevan dan tidak relevan.
Informasi yang relevan adalah informasi yang ada hubungannya dan kepentingan bagi si penerimanya. Sedangkan informasi yang tidak relevan ada atau sedikit sekali kepentingannya bagi si penerimanya.
b. Informasi dapat berguna dan kurang berguna tergantung kebutuhan dari pihak yang akan menerima.
c. Informasi dapat tepat waktunya (aktual) atau tidak tepat waktu
Informasi yang dikatakan tepat waktu apabila dapat dicapai si penerima sebelum ia mengambil keputusan. Bila informasi tersebut tidak tepat waktu maka informasinya telah basi.
d. Informasi dapat valid dan tidak valid
Bila informasi yang diberikan kepada seseorang merupakan informasi yang keliru, maka informasi tersebut merupakan tidak valid. Sebaiknya jika informasi benar maka informasi tersebut valid.
Informasi yang diberikan sebagainya dapat dimengerti, menarik tersusun, rapih, ringkas dan padat. Ketepatan dalam lambang-lambang komunikasi harus diperhatikan agar terwujud komunikasi yang informatif dan efektif. Informasi menjadi kebutuhan pokok bagi penerima informasi tertentu, sehingga jika kebutuhan informasi tidak
(26)
terpenuhi akan menjadi masalah bagi penerima informasi. Informasi dibutuhkan penerima informasi bertujuan untuk menambah pengetahuan atau wawasan dan meningkatkan keterampilan yang pada akhirnya dapat merubah sikap dan perilakunya. Kebutuhan informasi bagi setiap penerima informasi berbeda-beda antara penerima informasi yang satu dengan lainnya. Kebutuhan informasi bagi penerima informasi dapat diketahui dengan cara melakukan identifikasi kebutuhan penerima informasi.
Penerima informasi juga membutuhkan informasi yang akurat, relevan, ekonomis, cepat, tepat serta mudah mendapatkannya. Pada saat ini penerima informasi dihadapkan kepada beberapa permasalahan seperti banjir informasi, informasi yang disajikan tidak sesuai, kandungan informasi yang diberikan kurang tepat, jenis informasi kurang relevan, bahkan ada juga informasi yang tersedia namun tidak dapat dipercaya. Permasalahan tersebut menjadi sebuah tantangan bagi penyedia informasi.
Kebutuhan dan motif penggunaan media atau uses and gratifications dimulai di lingkungan sosial, dimana yang dilihat adalah kebutuhan-kebutuhan khalayak. Lingkungan sosial meliputi ciri-ciri afialiasi kelompok dan ciri-ciri kepribadian. Kebutuhan individual dikategorisasikan (Effendy, 2003:294), sebagai berikut:
1. Kebutuhan Kognitif (Cognitif Needs) : Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan, juga memuaskan rasa penasaran dan dorongan untuk penyelidikan. 2. Kebutuhan Afektif (Affective Needs) : Kebutuhan yang berkaitan dengan
peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional. 3. Kebutuhan Pribadi (Personal Integrative Needs) : Yaitu kebutuhan yang
berkaitan dengan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Hal tersebut diperoleh dari hasrat akan harga diri.
4. Kebutuhan Sosial Secara Integratif (Social Integrative Needs) : Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat berafiliasi.
5. Kebutuhan Pelepasan (Escapist Needs) : Kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman.
(27)
2.1.5 Televisi sebagai Komunikasi Massa
Istilah televisi terdiri dari dua suku kata, yaitu “tele” yang berarti jauh dan “vision” yang berarti penglihatan. Televisi adalah salah satu bentuk media komunikasi massa yang selain mempunyai daya tarik yang kuat, disebabkan unsur-unsur kata, musik, dan sound effect, juga memiliki keunggulan yang lain yaitu berupa unsur visual berupa gambar hidup yang menimbulkan pesan yang mendalam bagi pemirsanya dalam usaha untuk mempengaruhi khalayak dengan mengubah emosi dan pikiran pemirsanya (Effendy, 1993: 192).
Salah satu media dalam komunikasi adalah televisi. Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia (Ardianto, 2004: 125). Sedangkan menurut Kuswandi, media televisi sebagai salah satu pioner dalam penyebaran informasi dan dengan menggunakan perangkat satelit, kini menjadi media informasi yang terus berkembang pesat (Kuswandi, 1996: 1).
Menurut Effendy, televisi siaran merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yaitu berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dan komunikannya bersifat heterogen. (Effendy, 2002:21). Marshall Mc. Luhan, yakin bahwa media elektronik, dalam hal ini televisi mampu membuat kita tergantung dan menciptakan kembali dunia dalam sebuah “perkampungan global”.
Televisi merupakan suatu media massa yang diperuntukkan kepada khalayak ramai juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Menurut Khasali dalam menjalankan fungsinya, televisi memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan dan kelemahan televisi. (Khasali, 1995:121 - 125). Beberapa kelebihan televisi di antaranya: 1. Karena sifatnya yang audio visual, pemirsa dapat terbantu oleh kehadiran
gambar. Oleh karena itu setiap orang pasti memiliki gambaran yang sama, tidak ada imajinasi yang berbeda.
2. Dapat menyaksikan kejadian di tempat jauh tanpa harus pergi ke tempat tersebut. Hal ini dapat dinikmati dalam siaran langsung pertandingan olahraga atau konser musik. Tak perlu pergi ke Inggris untuk menyaksikan pertandingan
(28)
Chelsea Vs Manchester United. Cukup duduk santai di depan televisi bisa menyaksikan pertandingan tersebut.
3. Dapat menikmati beragam tayangan hiburan dengan gratis. Tak perlu pergi ke movie theater untuk menyaksikan film yang bermutu.
4. Informasi yang disajikan bersifat up to date, kejadian yang baru terjadi dapat disaksikan di televisi.
5. Banyaknya saluran dalam televisi membuat setiap orang dapat menyaksikan program favorit masing-masing (Morissan, 2008:56 – 58).
Beberapa kekurangan televisi di antaranya:
1. Dibatasi oleh durasi program dan panjangnya visualisasi. 2. Tidak bisa didengarkan sambil lalu.
3. Kemungkinan muncul tayangan yang mengandung unsur kekerasan, kriminalitas, dan seks tanpa disensor semakin banyak. Hal ini dapat berperangaruh buruk terutama bagi anak-anak dan remaja.
4. Sebagai media elektronik, pesan yang disampaikan bersifat selintas. 5. Berita yang disampaikan kurang mendalam (Morissan,2008:60).
2.1.6 Barclays Premier League 2.2 Kerangka Konsep
Dalam penelitian, seorang peneliti menggunakan istilah yang khusus untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang ditelitinya. Inilah yang disebut konsep, yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Melalui konsep, peneliti diharapkan akan dapat menyederhanakan pemikirannya dengan menggunakan istilah untuk beberapa kejadian yang berkaitan satu dengan yang lainnya (Singarimbun, 2008: 32).
Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Adanya kerangka konsep dapat menuntun penelitian pada rumusan hipotesis (Nawawi, 1991: 40). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
(29)
1. Variabel Antaseden
Variabel anteseden mempunyai kesamaan dengan variabel antara yakni merupakan hasil yang lebih mendalam dari penelusuran hubungan kausal antara variabel. Variabel anteseden mendahului variabel pengaruh (Singarimbun,2008:66). Posisi variabel ini sangat menentukan terhadap motif. Variabel anteseden dalam penelitian ini adalah karakteristik responden yang meliputi:
Jenis kelamin.
Tingkat Pendidikan.
Tingkat Penghasilan.
Usia.
Hobi
2. Variabel bebas (X)
Merupakan segala faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya faktor atau unsur yang lain (Nawawi, 1995:40). Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Tayangan EPL Barclays Premier League.
3. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya (Kriyantono, 2008:21). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemenuhan kebutuhan informasi masyarakat Perumahan Johor Indah Permai I.
Berdasarkan kerangka konsep diatas, maka dapat disusun model teoritis sebagai berikut :
(30)
Gambar 2.2 Model Teoritis
Sumber : (Kriyantono,2009 : 208)
2.3 Variabel Penelitian
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah di urikan diatas, maka untuk memudahkan penelitian, perlu dibuat variabel penelitian sebagai berikut:
Efek :
1.Kepuasan 2.Pengetahuan
Penggunaan Media:
1.Hubungan 2.Macam Isi 3.Hubungan dengan Isi
Motif :
1.Orientasi Kognitif : • Informasi • Surveillence (pengawasan) • Eksplorasi media 2.Personal Diversi Kebutuhan
pelepasan dari tekanan kebutuhan akan hiburan 3.Personel Identity
Variabel Antaseden :
-Jenis Kelamin -Tingkat Pendidikan -Tingkat Penghasilan -Hobi -Usia
(31)
Tabel 2.1 Variabel Penelitian
Variabel Teoritis Variabel Operasional
1. Variabel Antaseden 1.Variabel Individual : - Jenis Kelamin
- Hobi - Usia
2.Variabel Lingkungan : - Tingkat Pendidikan. - Tingkat Penghasilan 2. Variabel Bebas (X)
Tayangan EPL Barclays Premier League
Motif menonton televisi : - Kebutuhan Kognitif - Kebutuhan Afektif
- Kebutuhan Integratif Personal - Kebutuhan Integratif Sosial - Kebutuhan Pelepasan 3. Variabel Terikat (Y)
Pemenuhan Kebutuhan Informasi
a. Kepuasan. b. Pengetahuan.
2.4 Defenisi Operasional
Defenisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Defenisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, defenisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Singarimbum, 2008:46).
Defenisi Operasional dari variabel-variabel penelitian ini adalah: Anteseden:
(32)
- Jenis kelamin : yakni dilihat dari jenis kelamin penduduk Perumahan Johor Indah Permai I. Pada Penelitian ini responden seluruhnya berjenis kelamin Laki-laki.
- Hobi : yakni hal yang disukai oleh sesorang sehingga mempengaruhi informasi yang dicarinya.
- Usia : yakni usia seseorang sehingga mempengaruhi pilihan informasi yang dicarinya.
2. Variabel Lingkungan, yakni terdiri dari: - Tingkat Pendidikan
- Tingkat Penghasilan Motif :
1. Orientasi kognitif adalah kebutuhan mahasiswa akan informasi dan pemahaman akan suatu kondisi atau keadaan.
- Informasi-entertainment yaitu informasi yang didapat penduduk Perumahan Johor Indah Permai I setelah menonton tayangan EPL Barclays Premier League.
- Surveillance (pengawasan), yakni menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian yang pada tayangan EPL Barclays Premier League.
- Eksplorasi realitas, yakni melihat kesesuaian antara informasi yang didapat dari tayangan EPL Barclays Premier League dengan realitas.
2. Personal diversi, yakni Kebutuhan pelepasan dari tekanan kebutuhan akan hiburan yaitu masyarakat Perumahan Johor Indah Permai I merasa terhibur atas informasi yang diperolehnya dari tayangan EPL Barclays Premier League.
3. Personel Identity, yakni masyarakat Perumahan Johor Indah Permai I menggunakan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi.
(33)
Efek :
1. Kepuasan, yakni kemampuan media untuk memberikan kepuasan. Dalam hal ini apakah tayangan EPL Barclays Premier League memberikan kepuasan terhadap masyarakat Perumahan Johor Indah Permai I.
2. Pengetahuan, yakni apa yang diketahui masyarakat Perumahan Johor Indah Permai I perihal persoalan tertentu.\
2.5 Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang bersifat dugaan sementara mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut Champion, hipotesis merupakan penghubung antar teori dan dunia empiris (Kriyantono, 2004 :14)
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho: Tidak ada pengaruh antara Pemenuhan Kebutuhan Informasi Masyarakat Perumahan Johor Indah Permai I terhadap tayangan EPL Barclays Premier League. Ha: Ada pengaruh antara Pemenuhan Kebutuhan Informasi Masyarakat Perumahan Johor Indah Permai I terhadap tayangan EPL Barclays Premier League.
(34)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Gambar 3.1
Wilayah Kecamatan Medan Johor
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan 3.1.1 Sejarah Berdirinya Kantor Camat Medan Johor
Kecamatan Medan Johor adalah salah satu dari 21 kecamatan yang berada di Wilayah Kota Medan berada pada ketinggian 12 dari permukaan laut, yang sebelumnya termasuk kecamatan Tanjung Morawa, Kecamatan Patumbak dan Kecamatan Deli Tua Kabupatan Deli Serdang. Masuknya Kecamatan Medan Johor ke Wilayah Kotamadya Medan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1973 tanggal 10 Mei 1973 yang luas arealnya ± 3.228 Ha dan terdiri dari 10 Kelurahan.
(35)
Selanjutnya berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara, tanggal 19 Oktober 1987 Nomor : 140 / K / 1978 tentang Pemekaran Kelurahan di Wilayah Kota Medan, yang salaah satu diantaranya terdapat di Kecamatan Medan Johor. Dengan demikian jumlah Kelurahan yang tadinya hanya 10 maka setelah keluarnya SK tersebut jumlah Kelurahan di Kecamatan Medan Johor menjadi 11 Kelurahan.
Terakhir dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor : 50 Tahun 1991, Kecamatan Medan Johor mengalami pemekaran sehingga jumlah keluraahan menjadi 6 kelurahan yaitu :
1. Kelurahan Suka Maju 2. Kelurahan Titi Kuning 3. Kelurahan Kedai Durian 4. Kelurahan Pangkalan Masyur 5. Kelurahan Gedung Johor 6. Kelurahan Kwala Berkala
Selama terbentuknya Kecamatan Medan Johor dari tahun 1973 sampai dengan saat ini dapat dilihat daftar nama - nama Camat yang pernah menjabat sebagai Kepala Wilayah di Kecamataan Medan Johor yaitu :
(36)
Tabel 3.1
Nama Camat dan Lama Masa Bakti di Kecamatan Medan Johor
NO NAMA CAMAT MASA BAKTI
1 Adnan Ramli 1974 s/d 1977
2 Drs. Gandhi Diapari Tambunan 1977 s/d 1979
3 B.S Parlaungan 1979 s/d 1985
4 Drs. Zainal Arifin Nasution, BA 1985 s/d 1988 (Telah meninggal dunia tahun 2003)
5 Drs. Ramli 1988 s/d 1993
6 Ahmad Husni Nasution, BA 1993 s/d 1998
7 Drs. Farit Wajedi 1988 s/d 1999
8 H. Dammikrot, S. Sos, M.Si 1999 s/d 2004 9 Nasib, S.Sos, M.si Februari 2004 s/d 06 Des 2006 10 Pulungan Harahap, SH, M.Si 06 Des 2006 s/d 2011 11 Mhd. Azwarlin Nasution, SH 2011 s/d sekarang
Sumber : Kantor Camat Medan Johor
Dari beberapa mantan Camat Medan Johor yang menunjukkan prestasi kerja / kinerja yang sangat dibanggakan adalah Bapak Drs. H. RAMLI, MM. menjabat sebagai Walikota Medan sejak tahun 2005, yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Kota Medan dan sekarang mendampingi Drs. H. Abdillah, Ak, MBA yang terpilih dalam pemilihan Kepala Daerah secara Langsung Kota Medan 2005.
3.1.2 Batas-batas dan Luas Wilayah
Kecamatan Medan Johor merupakan daerah pemukiman penduduk, daerah pengembangan wisata dan berada di kawasan pinggiran bahagian Selatan Kota Medan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang. Luas areal keseluruhan ± 1.696 Ha, yang terdiri dari 6 Kelurahan, memiliki 81 Lingkungan dengan batas-batas sebagai berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Maimoon dan Medan Polonia, Medan Kota, Medan Baru dan Medan Selayang.
(37)
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Namo Rambe dan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang.
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Amplas.
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Selayang dan Medan Tuntungan.
Untuk mengetahui luas wilayah Kecamatan Medan Johor secara lebuh rinci berikut jumlah penduduk sampai dengan Triwulan I Tahun 2007 per 31 Maret 2007 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.2
Perbandingan Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Johor
No Kelurahan Luas Wilayah
(Ha)
Jumlah KK
Jumlah Kependudukan Jumlah Lingk
RT RW
L P Jumlah
(L+P)
1 Suka Maju 152 3.048 7.834 7.834 15.289 13 27 11 2 Titi Kuning 181 5.217 12.335 12.223 24.558 15 47 15
3 Kedai
Durian
98 1.459 3.289 3.289 6.877 5 14 3
4 PKL
Mansyur
400 7.315 17.328 16.706 34.034 15 46 13
5 Gedung Johor
315 5.266 12.618 12.685 25.303 13 17 6
6 Kwala
Bekala
550 7.159 16.874 16.964 33.838 20 47 16
Jumlah 1.696 28.725 70.577 69.322 139.899 81 198 64
(38)
3.1.3 Kependudukan
Untuk mengetahui potensi sumber daya manusia lebih lanjut, dapat dilihat data-data kependudukan di Kecamatan Medan Johor di bagi berdasarkan Suku, berdasarkan Agama, dan berdasarkan Mata Pencaharian, berdasarkan Kewarganegaraan dan Jenis Kelamin.
a. Data Kependudukan Berdasarkan Suku :
Tabel berikut menunjukkan data kependudukan di Kecamatan Medan Johor berdasarkan usia.
Tabel 3.3
Data Penduduk Kecamatan Medan Johor Berdasarkan Suku No SUKU JUMLAH Persentase (%)
1 Jawa 4.865 35,00%
2 Melayu 3.058 22,00%
3 Mandailing 1.948 14,00%
4 Batak 1.112 8,00%
5 Minang 542 3,90%
6 Aceh 375 2,70%
7 Nias 278 2,00%
8 India 42 0,30%
9 Cina 1.237 8,90%
10 Dan lain-lain 445 3,20%
TOTAL 139.899 100,00%
Sumber : Kantor Camat Kecamatan Medan Johor b. Data Penduduk Menurut Agama
Agama Islam merupakan penduduk mayoritas yang mendiami Kecamatan Medan Johor, hal ini dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:
(39)
Tabel 3.4
Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Johor Berdasarkan Agama No Agama Jumlah Persentase (%)
1 Islam 96.260 68.81%
2 Kristen 25.694 18.37% 3 Katholik 4.907 3.51%
4 Hindu 536 0.38%
5 Budha 12.502 8.93%
TOTAL 139.899 100%
Sumber : Kantor Camat Kecamatan Medan Johor c. Data Penduduk Menurut Mata Pencaharian :
Tabel 3.5
Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Johor Berdasarkan Mata Pencaharian
No Pekerjaan Jumlah Persentase
(%)
1 Buruh 3.373 5,97%
2 PNS / ABRI 6.837 12,10%
3 Pegawai Swasta 26.240 46,44%
4 Pedagang 15.131 26,78%
5 Petani 1.023 1,81%
6 Jasa – Jasa 3.899 6,90%
TOTAL 56.502 100,00%
(40)
d. Data Penduduk Menurut Status Kewarganegaraan
Tabel 3.6
Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Johor Berdasarkan Status Kewarganegaraan
No Kewarganegaraan Laki-Laki % Wanita % Jumlah (%)
1 WNI 70.571 50,44 69.361 49,316 139.887 100
2 WNA 6 0,01 6 0,01 12 100
Jumlah 70.577 50,45 69.322 49,55 139.899 100 Sumber : Kantor Camat Kecamatan Medan Johor
3.1.4 Visi dan Misi
3.1.4.a Visi dan Misi Kecamatan Medan Johor
Visi kecamatan Medan Johor :
Dengan mengacu kepada visi kota Medan yaitu Medan metropolitan yang modern, madani dan religius maka visi kecamatan Medan Johor adalah “menciptakan kecamatan Medan Johor yang bersih, sehat, tertib, aman, rapi dan indah serta berwawasan lingkungan” melalui pemberdayaan kelurahan dengan memberdayakan masyarakat di segala bidang.
Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut diperlukan beberapa misi yang merupakan titik konsentrasi kegiatan yang menjadi pedoman dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan. Adapun misi yang akan diwujudkan yaitu :
1. Memberdayaan kelurahan dengan memberdayakan masyarakat. 2. Meningkatkan sumberdaya manusia.
3. Meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat. 4. Meningkatkan kebersihan.
5. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. 6. Meningkatkan kamtibmas yang kondusif.
(41)
7. Meningkatkan penghijauan.
8. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.
Dengan terwujudnya misi kecamatan Medan Johor maka telah mendukung kemajuan dan kemakmuran medan kota metropolitan melalui bekerja sama dan sama- sama bekerja yang merupakan motto kota Medan.
3.1.4.b Target
Dalam upaya mencapai misi ini maka camat Medan Johor menetapkan program kerja yang dimulai sejak saat dilantik tanggal 05 Desember 2011 berdasarkan SK Walikota Medan no. 821.2/980/k, hal ini dimulai dari pembenahan dan pembinaan aparat di kelurahan dan di kecamatan , membenahi suasana kerja, peningkatan layanan kepada masyarakat, pembenahan kebersihan dan penghijauan, dan peningkatan terhadap pendapatan asli daerah.keseluruhan program kerja ini dievaluasi bersama para staf setiap triwulan guna mengkaji keefektifan terhadap upaya yang telah dilakukan, dimana jika terdapat kekurangan dapat dianalisa lebih baik guna peningkatan terhadap tujuan yang ingin dicapai.
1. Pemberdayaan masyarakat direncanakan untuk meningkatkan peran aktif masyarakat untuk memelihara kebersihan lingkungan masing-masing, kepedulian masyarakat terhadap kondisi keamanan dan ketertiban di lingkungannya hal ini dapat dilihat pada lampiran, pembinaan dan dukungan terhadap usaha kecil yang dilaksanakan masyarakat, dan peran aktif masyarakat untuk membangun dengan swadaya.
2. Pembenahan dan pembinaan terhadap pegawai di kecamatan dan di kelurahan dimaksudkan untuk lebih meningkatkan kinerja dan disiplin dalam pelaksanaan tugas diberikan, di setiap kesempatan camat Medan Johor selalu mengingatkan mengenai peranan pegawai kecamatan dan kelurahan untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat. Terhadap pegawai yang kinerjanya kurang memuskan selalu diupayakan lebih dahulu untuk membinanya sejalan dengan prinsip walikota medan bahwa membina bukan membinasakan. Sejalan dengan hal ini dilakukan juga peningkatan sumber daya manusia di kantor camat Medan Johor, dan melakukan efisiensi kerja dengan menerapkan komputerisasi pada
(42)
surat-surat dan data di kecamatan Medan Johor, sehingga untuk berbagai laporan seperti laporan Bulanan kependudukan, laporan keuangan, laporan mingguan PBB, Data kepala lingkungan dan lain sebagainya diproses dan disimpan pada komputer sehingga memudahkan akses cepat dan evaluasi. Terhadap lingkungan kerja juga dilakukan perbaikan dengan melakukan berbagai pembenahan di kantor Camat Medan Johor, menata kembali suasana kantor agar pegawai merasa betah dan bergairah dalam bekerja, dibangunnya taman dan kolam sehingga menjadi sejuk dan asri, disediakannya sarana hiburan saat beristirahat, juga sarana olahraga seperti meja tennis, meja bilyar dan lapangan badminton serta secara periodik mengajak pegawai beserta keluarganya untuk bersama-sama menikmati suasana santai di hari libur.
3. Meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat dilakukan dengan berbagai terobosan seperti pemberian ucapan selamat ulang tahun kapada warga yang masa berlaku KTP-nya telah berakhir, bahkan nuntuk meningkatkan pelayanan waktu perpanjangan KTP dipersingkat menjadi dua hari, dan camat selalu mengingatkan kepada pegawai di kecamatan dan di kelurahan serta kepala lingkungan benar-benar melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya, serta memberikan contoh bagaimana di hari libur sekalipun siap untuk menandatangani surat yang benar-benar dibutuhkan masyarakat, atau pada musim penghujan sebagai kepala wilayah mau untuk turun ke lokasi yang diperlukan. Untuk menampung saran/ keluhan masyarakat yang merasa tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan dibuat satu kotak saran / kelurahan yang diletakkan di depan Kantor Camat Medan Johor. Yang sekaligus berguna untuk mengevaluasi kinerja terhadap pelayanan masyarakat.
4. Kebersihan ditingkatkan dengan upaya melakukan himbauan kepada masyarakat untuk proaktif memelihara kebersihan di halaman dan parit rumahnya masing-masing, dan hal ini dilakukan melalui pendekatan kepada tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh pemuda, melalui berbagai pertemuan informal. Gotong royong secara berkala juga tetap dilakukan guna menjaga kebersihan yang sekaligus berhubungan erat dengan kesehatan, apalagi memasuki musim penghujan dimana penyakit akan lebih mudah berjangkit pada
(43)
lingkungan yang tidak terawat. Kegiatan gotong royong ini selain melibatkan pegawai dan kepala lingkungan juga masyarakat.
5. Bekerjasama dengan puskesmas dan pustu se-Kecamatan Medan Johor, TP. PKK Kecamatan Medan Johor, TP. PKK Kelurahan sekecamatan Medan Johor dan seluruh kader, dilakukan upaya peningkatan derajat kesehatan dengan mengintensifikasikan posyandu di seluruh wilayah kecamatan dan untuk keluarga miskin dibagikan kartu sehat, yaitu fasilitas berobat gratis yang dilaksanakan oleh pemerintah Kota Medan.
6. Menjaga kondisi keamanan dan ketertiban dilakukan bekerjasama dengan unsur Kaposekta Delitua dan Ramil 0/MJ, meliputi koordinasi langsung untuk tetap menjaga keadaan yang tetap stabil. Serta penyuluhan untuk mencegah penylahgunaan obat-obatan terlarang (narkoba) di kalangan generasi muda, juga mengaktifkan peran siskamling dan PAM Swakarsa yang cukup efektif dalam menjaga keamanan di lingkungan.
7. Dalam program penghijauan kecamat medan johor memiliki target agar penghijauan dapat ditingkatkan dengan penanaman pohon penghijauan baik itu seperti penghijauan mahoni, angsana, johar dimana dalam hal ini kecamatan Medan Johor bekerjasama dengan dinas pertamanan kota medan melakukan penanaman penghijaun yang lebih bermanfaat kepada masyarakat di sepanjang jalan protokol kecamatan sekaligus melaksanakan pemeliharaan terhadap pohon penghijauan yang yelah ada dengan memberdayakan kepling untuk mengawasinya. Juga dihimbau kepada warga masyarakat untuk turut serta menggalakkan penghijauan sekaligus menjaga pohon penghijauan yang berfungsi sebagai paru-paru kota.
3.1.5 Susunan Organisasi Kecamatan
Susunan organisasi kecamatan terdiri dari : 3.1.5.a Camat Membawahi :
1. Sekretaris kecamatan 2. Seksi pemerintahan 3. Seksi ketentraman
(44)
4. Seksi pemberdayaan masyarakat 5. Seksi pelayanan umum
6. Seksi kesejahteraan sosial 3.1.5.b Jabatan Fungsional
Konsep rincian tugas pokok dan fungsi kecamatan: 1.1. Tugas pokok
Berdasarkan keputusan walikota Medan nomor : 63 tahun 2001 tanggal 13 November 2001 tentang tugas pokok dan fungsi kecamatan di lingkungan pemerintahan kota Medan, pada pasal 3 disebutkan tugas pokok camat sebagai berikut :
- Membantu kepala daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan
- Pembinaan kehidupan masyarakatdalam wilayah kecamatan. 1.2 Fungsi
Sesuai dengan pasal 4 surat keputusan walikota medan nomor 63 tahun 2001 tanggal 13 november 2001 tentang tugas pokok dan fungsi kecamatan di lingkungan pemerintahan kota medan, camat mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Mekaksanakan pelimpahan sebagai kewenangan pemerintahan daerah. 2. Menyelenggarakan pelayanan pemerintah daerah.
3. Menyelenggarakan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan, dan pembinaan kemasyarakatan.
4. Memantau dan mengendalikan program kerja kelurahan. 5. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan.
3.1.5.c Sekretaris Kecamatan
1. Sekretariat kecamatan mempunyai tugas melakukan pembinaan administrasi dan memberikan pelayanan teknis administrative kepada seluruh satuan organisasi pemerintahan kecamatan.
(45)
a. Melakukan penyusunan program kecamatan.
b. Melakukan pembinaan dan penyuluhan program kerja kelurahan. c. Melakukan pemantauan dan pengendalian program kerja kecamatan. d. Melakukan seksi administrasi keuangan kecamatan.
e. Melakukan pembinaan seksi administrasi keuangan kelurahaan. f. Melaksanakan seksi tata usaha dan kearsipan kelurahan.
g. Melaksanakanpembinaan seksi administrasi kepegawain kelurahan.
h. Melaksanakan seksi perlengkapan rumag tangga dan barang inventarisasi kecamatan / kelurahan.
i. Membantu camat dalam mengkoordinasi kegiatan-kegiatan kepala seksi, cabang dinas, UPTD dan kelurahan.
j. Mencari, menggumpulkan menghimpun dan mengolah data serta informasi yang berhubungan dengan bidang perangkat dan administrasi kelurahan. k. Menyiapkan bahan penyusunan kebijaksanaan, pedoman dan petunjuk
teknis dibidang perangkat dan administrasi kelurahan.
l. Menginventarisisr permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan bidang perangkat dan administrasi kelurahan serta menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah.
m. Menyiapkan bahan dalam rangka penyusunan petunjuk pembinaan peraturan kelurahan.
n. Menyusun dan menyajikan data statistic dan grafik atau visualisasi data dibidang perangkat kelurahan.
o. Menyiapkan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan yang berhubungan dengan pencalonan, pengusulan, pengangkatan dan pemberhentian yang berlaku.
p. Menghimpun serta memecahkan masalah yang timbul dalam pencalonan, pengusulan, pengangkatan dan pemberhentian perangkat kelurahan.
q. Menyiapkan bahan dan memberikan saran tentang upaya peningkatan kesejahteraan perangkat kelurahan.
r. Menyiapkan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan pelaksanaan tata usaha kelurahan, administrasi keuangan kelurahan,
(46)
administrasi peralatan dan kekayaan kelurahan serta administrasi kelurahan lainnya.
s. Melakukan evaluasi dan mengkoordinasi penyusunan tugas pemerintahan kecamatan.
Seksi pemerintahan:
1. Seksi pemerintahan mempunyai tugas melakukan seksi pemerintahan umum dan pemerintahan kelurahan serta otonomi daerah.
2. Rincian tugas seksi pemerintahan :
a. Menyiapkan bahan penyelenggaraan pemerintahan umum dan pemerintahan kelurahan.
b. Melaksanakan pembinaan keagrarian.
c. Melaksanakan pembinaan ideologi Negara kesatuan bangsa, organisasi sosial politik, organisasi kemasyarakatan dan lembaga kemasyarakatan lainnya.
d. Menyelenggarakan seksi pemilihan umum.
e. Mencari, mengumpulkan, menghimpun dan mengelolah data serta informasi yang berhubungan dengan bidang pemerintahan kelurahan.
f. Menyiapkan bahan penyusunan kebijaksanaan, pedoman dan petunjuk teknis di bidang pemerintahan kelurahan.
g. Menginventarisasi permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan bidang pemeritahan kelurahan dan menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalahan.
h. Menyiapkan bahan pemberian pedoman dan petunjuk serta bimbingan dalam penyelanggaraan pemerintahan kelurahan.
i. Menyiapkan bahan pemberian pedoman dan petunjuk teknis peningkatan pemeliharaan ketertiban pemerintahan kelurahan.
j. Menyiapkan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis penyusunan program dan pembinaan perubahan batas wilayah kelurahan serta perubahan nama ibukota kelurahan.
k. Mengusahakan sarana dan prasarana dalam rangka penyelenggaraan ketertiban pemerintahan kecamatan
(47)
3.1.5.d Seksi Ketentraman DAN Ketertiban Umum
1. Seksi ketentraman dan ketertiban umum mempunyai tugas melakukan seksi pembinaan ketentraman dan ketertiban umum serta pembinaan satuan polisi pamong praja.
2. Rincian tugas seksi ketentraman dan ketertiban umum :
a. Mencari, mengumpulkan, menghimpun dan mengolah data informasi yang berhubungan dengan bidang ketentraman dan ketertiban umum dan pembinaan satuan polisi pamong praja.
b. Melaksanakan pembinaan kepada masyarakat tentang ketentraman dan ketertiban umum.
c. Melaksanakan pengamanan dan penelitian terhadap pelanggaran peraturan daerah serta peraturan perundang-undangan lainnya yang menyangkut ketentraman dan ketertiban umum.
d. Melakukan kerja sama dengan instansi lainnya dalam rangka pembinaan kekuatan satuan polisi pamong praja.
e. Melakukan koordinasi dengan unit kerja/instansi terkait sesuai dengan bidang tugasnya dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas.
f. Menyiapkan bahan rangka penyusunan pola pembinaan dan pemeliharaan ketertiban kelurahan.
g. Melakukan evaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas dibidang ketentraman dan ketertiban umum.
3.1.5.e Seksi Pemberdayaan Masyarakat
1. Seksi pemberdayaan masyarakat mempunyai tugas melakukan perencanaan dan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dalampembangunan fisik, non fisik, perekonomian, koperasi, produksi dan distribusi.
2. Rincian tugas seksi pemberdayaan masyarakat: a. Menyusun program pembangunan fisik dan non fisik.
b. Melakukan pembinaan pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan fisik dan non fisik.
c. Menyusun program peningkatan perekonomian, koperasi, produksi, dan distribusi.
(48)
d. Melakukan pembinaan pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan perekonomian, koperasi, produksi dan distribusi.
e. Melakukan pembinaan terhadap pemberdayaan lembaga sosial masyarakat. f. Melakukan evaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas dibidang
pemberdayaan lembaga sosial masyarakat.
g. Menyiapkan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan lembaga kelurahan.
h. Melakukan usaha-usaha dalam rangka pembinaan dan pengembangan LKMD, lembaga keagamaan, lembaga perekonomian, koperasi serta lembaga sosial lainya di kelurahan.
i. Menyiapkan bahan penyusunan petunjuk pembinaan tentang tata cara pelaksanaan musyawarah kelurahan, rembug kelurahan dan ikatan perangkat kelurahan lainnya.
3.1.5.f Seksi Pelayanan Umum
1. Seksi pelayanan umum mempunyai tugas menyiapkan dan menyusun program serta meningkatkan pelayanan umum.
2. Rincian tugas seksi pelayanan umum :
a. Menyusun program peningkatan pelayanan umum.
b. Membuat protap (prosedur tetap) pelayanan umum satu pintu. c. Menyiapkan sarana dan prasarana pelayanan umum.
d. Melaksanakan pelayanan/ penyelenggaraan administrasi kependudukan surat-surat masyarakat yang memerlukan legalisir camat.
e. Melakukan pembinaan kepada pemerintahan kelurahaan tentang peningkatan pelayanan umum.
f. Melakukan kerjasama dengan instansi terkait dan pemerintahan kelurahan dalam rangka memberikan penyuluhan kepada masyrakat tentang protap pelayanan umum.
g. Melakukan evaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas dibidang pelayanan umum.
(49)
3.1.5.f Seksi Kesejahteraan Sosial
Tugas pokok dan fungsi seksi kesejahteraan sosial
1. Seksi kesejahteraan sosial mempunyai tugas menyusun program dan pembinaan kesejahteraan sosial serta pembinaan kelestarian lingkungan hidup.
2. Rincian tugas seksi kesejahteraan sosial :
a. Menyusun program pembinaan kesejahteraan sosial.
b. Melaksanakan pembinaan di bidang kegiatan kesejahteraan sosial yang meliputi kesehatan, pendidikan kebudayaan, keagamaan, bantuan dan pelayanan sosial. c. Melakukan pembinaan terhadap generasi muda dan karang taruna.
d. Melakukan pembinaan terhadap pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana.
e. Melakukan kerja sama dengan instansi terkait dalam rangka membina anak nakal dan korban narkoba.
f. Melakukan pembinaan kelestarian lingkungan hidup.
g. Membantu tugas-tugas penanggulangan bencana alam dan kebarakan serta membuat laporan pelaksanaannya.
h. Melakukan evaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas di bidang kesejahteraan sosial.
Kelompok Jabatan fungsional
Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas kecamatan di lingkungan pemerintahan kota medan sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. Kelompok jabatan fungsional ini terdiri dari beberapa hal yaitu sebagai berikut :
a. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga, dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan keahliannya.
b. Setiap kelompok tersebut dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior. c. Jumlah jabatan fungsional tersebut ditentukan berdasarkan kebutuhan daerah. d. Jenis dan jenjang fungsional tersebut diatur sesuai dengan peraturan pemeritah.
(50)
Tata kerja kelompok jabatan fungsional
1. Dalam melaksanakan tugasnya setiap pemimpin satuan organisasi dalam lingkup kecamatan wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi secara vertical dan horizontal.
2. Setiap pemimpin satuan organisasi bertanggung jawab memimpin, mengkoordinasi bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.
3. Setiap pemimpin satuan organisasi mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan langsung dan menyampaikan laporan tepat waktunya.
4. Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahannya diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan lebih lanjut untuk memberikan petunjuk kepada bawahannya.
5. Setiap pimpinan berjenjang menyampaikan laporan tepat pada waktunya kepada atasan langsung sesuai dengan bidang tugasnya, untuk selanjutnya disampaikan kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah
3.1.5.g Program Kegiatan Kecamatan Bidang Pemerintahan
Dalam pelaksanaan tugas camat sehari-hari yang sangat menonjol adalah dibidang pemerintahan yang meliputi: Pelayanan administrasi kependudukan. Dengan pelayanan mengaju kepada keputusan Walikota medan nomor :22 Tahun 2002 tanggal 07 mei 2002 tentang pembebasan Retribusi kartu tanda penduduk (KT) dan kartu kelurga (KK) di kota medan, pemerintah kecamatan medan johor telah secara utuh melaksanakannya terhadap warga masyarakat khususnya bagi yang telah terdaftar
sebagai penduduk di kec. Medan johor.
Proses dan mekanisme Pembuatan KTP dan KK mengacu kepada Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 18 Tahun 2002 tanggal 06 September tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk Dalam Kerangka Sistem Informasi Manegemen Kependudukan (SIMDUK) dan Akta Catatan Sipil di Kota Medan.
(51)
Sebagaimana diprogramkan bahwa pemprosesan KTP dan KK dalam jangka waktu 4 (empat) hari kerja namun Pemerintah Kecamatan Medan Johor berupaya untuk mempersingkat waktu dengan mengupayakan dalam waktu 2 (dua) hari kerja dan khusus bagi warga masyarakat yang sangat mendesak membutuhkan KTP / KK dengan berkoordinasi dengan Dinas Kependudukan Kota Medan dapat diselesaikan dalam waktu 1 (satu) hari kerja.
Selanjutnya untuk pemberitahuan habisnya masa berlaku KTP setiap warga, Pemerintah Kecamatan Medan Johor menyampaikan kepada warga melalui surat Pemberitahuan sekaligus Ucapan Selamat Ulang Tahun. Disamping pelayanan KTP dan KRT masih banyak lagi jenis pelayanan yang diberikan pada masyarakat yang membutuhkan antara lain :
- Surat Keterangan Pindah,
- Kartu Nomor Induk Kependudukan (Kartu NIK), - Kartu Identitas Penduduk Musiman (KIPEM), - Surat Izin Menetap (SIM),
- Surat Keterangan Kelahiran Dan Surat Keterangan Lahir Mati, - Surat Keterangan Kematian,
- Surat Keterangan Perubahan Status Kewarganegaraan (SKPSK) - Dan surat – surat keterangan lainnya.
Kunci keberhasilan camat dalam menjalankan tugas-tugas yang telah digariskan oleh pemerintahan kota yang dalam hal ini walikota medan adlah dilihat dari keberhasilan di bidang pemerintahan khususnya pelayanan Administrasi kependudukan.
Bidang Pembangunan
Kecamatan medan johor dengan luas areal kurang lebih 1.696 ha perlu dikelola dengan manejemen yang baik sehingga pemerataan pembangunan dapat dirasakan oleh masyarakat setempat. Hal ini telah deprogram oleh pemerintah kecamatan medan johor antara lain : pembangunan jalan secara berkelanjutan melalui usulan proyek pembangunan pada setiap tahun anggaran, pembinaan masyarakat di bidang usaha ekonomi kecil dan menengah, kebersihan lingkungan yang selalu mengacu kepada program pemerintah kota medan, meningkatkan pendapatan asli daerah dengan
(52)
meningkatkan pendapatan perkapita penduduk lebih dahulu, mengurangi angka pengangguran, meningkatkan tingkat pendidikan masyarakat (SD) melalui penyuluhan- penyuluhan, mengurangi kenakalan remaja dan lain lain tujuannya adalah pembangunan masyarakat kecamatan medan johor seutuhnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Bidang Kemasyarakatan
Program pembinaan kemasyarakatan yang dilakukan pihak Pemerintah Kecamatan Medan Johor adalah sebagai berikut :
a. Kesehatan
- Bekerjasama dengan Pimpinan Puskesmas utuk mengaktifkan Posyandu – posyandu yang ada di lingkungan.
- Kemudian melakukan pelatihan terhadap siswa/I sekolah dari berbagai tingkatan untuk menjai dokter kecil dan dokter remaja sarta meningkatakan pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS ).
- Pengobatan gratis di Puskesmas – Puskesmas bagi masyarakat yang kurang mampu hanya dengan menunjukkan Kartu Keluarga atau KTP Medan Johor dan juga Kartu Sehat yang telah diterbitkan oleh Dinas Kesehatan Kota Medan dan diketahui oleh Lurah dan Camat.
- Mendorong masyarakat untuk berpartisipasi memfasilitasi pengobatan – penobatan gratis dan khitanan missal baik melalui individu maupun lembaga – lembaga kesehatan seperti klinik, praktek – praktek dokter dan lain – lain.
- Mengadakan sosialisasi pencegahan terhadap penyakit HIV – AIDS, Demam Berdarah Dengue dan Penyakit menular lainnya.
- Bekerjasama dengan Puskesmas yang berada di Kecamatan Medan Johor, PKK dan kader mendukung pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) yang diselenggarakan oleh Pemerintah guna mencegah penyakit polio.
b. Keagamaan
Asrama Haji Embarkasi Polonia Medan yang terletak di Kecamatan Medan Johortepatnya di Kelurahan Pangkalan Mansyur mjenjadikan Kecamatan medan Johor ikut aktif dalam menerima tamu – tamu Allah yang berniat akan pergi dan pulang
(53)
menunaikan Ibadah Haji ke dan dari Tanah Suci. Setiap tahun Kecamatan Medan Johor Mengadakan MTQ Tingkat Kecamatan, sekaligus menjadi seleksi bagi peserta MTQ Tingkat Kota Medan.
c. Pendidikan
Dalam bidang pendidikan secara intern Camat Medan Johor selalu memacu setip pegawaimKecamatan dan Kelurahan untuk terus meningkatkan pengetahuan baik formal maupun informal serta mendorong untuk mengikuti kursus maupun pelatihan yang diadakan Pemko Medan guna peningkatan kemampuan sumber daya manusia.
d. Kebersihan dan Gotong Royong
Program Kebersihan di Kecamatan Medan Johor diarahkan untuk menyadarkan masyarakat berperan serta aktif dalam menjaga kebersihan linkungan / halaman masing – masing, yang di lakukan melalui penyuluhan, spanduk dan brosur. Gotong Royong juga tetap dilakukan secara berkala disetiap lingkungan guna mengantisipasi penyebaran penyakit, tersumbatnya parit dan got.
3.1.5.h Potensi Kecamatan Potensi yang Dimiliki
Secara garis besar Kecamatan Medan Johor merupaka kawasan pemukiman namun masih memiliki kawasan pertanian yang terdapat di Kelurahan Medan Johor dan kwala berkala, yang masih memiliki peluang untuk dapat dikembangkan menjadi kawasan agrobisnis yang bernilai ekonomis, apalagi jika dapat dikembangkan secara professional
3.1.5.i Fasilitas Umum dan Sosial
Data fasilitas umum dan fasilitas umum dan fasilitas sosial di kecamatan medan joho yang tersedia dan sangat bermanfaat dalam menunjang kebutuhan sekunder masyarakat dapat dilihat pada tabel :
(1)
orientasi kognitif yang mereka miliki. Kebutuhan manusia harus dipenuhi sehingga melahirkan harapan- harapan terhadap media untuk menampilkan informasi dan hiburan. Tayangan Barclays Premier League menyediakan berbagai macam hiburan dan informasi untuk memenuhi kebutuhan penggunanya,
Tayangan Barclays Premier League menyediakan pertandingan liga Inggris secara rutin di akhir pekan. Waktu yang biasa banyak orang habiskan untuk keluarga atau teman dekat. Namun, penonton tayangan Barclays Premier League lebih memilih menyaksikan pertandingan liga Inggris untuk mendapatkan hiburan.
Variabel anteseden merupakan karakteristik responden secara umum yang ikut disajikan dalam penelitian ini untuk dapat mengetahui latar belakang penonton tayangan Barclays Premier League dan hal ini meliputi jenis kelamin, usia, hobi. Dari variabel anteseden dapat dijelaskan penonton tayangan Barclays Premier League yang paling banyak adalah laki-laki (66%) daripada perempuan (34%) serta memiliki hobi yang hampir sama yaitu mayoritas pada olahraga (49.6%).
Motif diperoleh dari bentuk media yang ditawarkan kepada khalayak, jika media itu menarik perhatian yang lebih maka khalayak pun memiliki hasrat untuk menggunakan media tersebut. Berbagai motif membuat khalayak berkeinginan untuk menonton tayangan Barclays Premier League mulai memberi informasi (50.5%), yang membuat mereka menonton tayangan Barclays Premier League.
Variabel dipengaruhi dalam penelitian in adalah kepuasaan khalayak setelah menyaksikan tayangan Barclays Premier League. Hasil penelitian ini menunjukkan, responden yang merupakan penduduk perumahan Johor Indah Permai merasakan tayangan Barclays Premier League memberikan informasi seputar pemain favorite (63.9%). Responden merasakan tayangan ini dapat menjadi media informasi bagi penonton untuk mengetahui informasi lebih mendalam mengenai pemain favorite mereka. Ulasan yang sering ditampilkan sebelum laga, pada saat laga berlangsung dan pada akhir laga menjadi media informasi bagi responden untuk meng-update informasi seputar pemain favoritenya.
Responden juga merasakan bahwa tayangan Barclays Premier League memberi informasi seputar klub favorite (54.6%), merk sponsor klub (56.7%), pemain yang
(2)
menjadi pencetak gol terbanyak (top skor)(58.8%), pemain berbakat (55.7%) dan pelatih klub (56.7%). Responden merasakan informasi seputar pemain, pelatih dan klub favorite mereka bisa didapatkan dengan menonton tayangan Barclays Premier League.
Perbincangan seputar informasi Barclays Premier League juga memberi kesempatan responden untuk memperluas teman. Hasil penelitian menunjukkan tayangan Barclasy Premier League dapat memperluas teman responden (49.5%). Hal ini disebabkan oleh kesamaan hobi dan pengetahuan yaitu menonton tayangan Barclays Premier League.
(3)
Bab V Penutup 5.1 Kesimpulan
Kesimpulan berikut ini adalah hasil penelitian yang peneliti peroleh dari analisa tabel tungal serta tabel silang, maka diperoleh hasil penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Tayangan Barclays Premier League menyediakan berbagai informasi seputar liga Inggris yaitu informasi pemain favorite, klub favorite, merk sponsor klub, pemain berbakat, pelatih dan harga kontrak pemain.
2. Responden yang merupakan penduduk Perumahan Johor Indah Permai merasakan bahwa tayangan Barclays Premier League dapat memenuhi kebutuhan informasi seputar liga Inggris. Informasi seputar pemain favorite (63.9%), klub favorite (54.6%), merk sponsor klub (56.7%), pemain yang menjadi pencetak gol terbanyak (top skor)(58.8%), pemain berbakat (55.7%) dan pelatih klub (56.7%).
3. Tayangan Barclays Premier League tidak hanya memberikan informasi seputar liga Inggris. Hasil penelitian menunjukkan responden meyakini tayangan ini dapat memperluas teman dan menunjukkan karakter. Teman yang didapatkan responden berkaitan erat dengan lokasi menonton. Penunjukkan karakter lebih dekat kepada informasi yang telah didapatkan setelah menonton tayangan ini. 4. Penggunaan media televisi pada tayangan Barclays Premier League
memberikan informasi, memperluas teman dan menunjukkan karakter masyarakat Perumahan Johor Indah Permai.
5.2 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang telah peneliti peroleh selama melakukan penelitian, maka peneliti memiliki saran sebagai berikut :
1. Tayangan Barclays Premier League sebagai tayangan olahraga favorite penduduk perumahan Johor Indah Permai hanya mengedepankan fungsi hiburan sehingga tidak menonjolkan efek pendidikan sama sekali terutama bagi sepakbola Indonesia.
(4)
2. Tayangan ini juga menimbulkan sifat konsumtif bagi responden. Begitu banyaknya iklan dalam pertandingan liga Inggris menjadi stimulus penonton untuk membeli barang – barang mewah seperti sepatu, baju klub (jersey) dan pernak-pernik lain.
3. Bagi peneliti lain, efek menonton dalam komunitas klub penggemar liga Inggris mungkin bisa menjadi masalah lain dari tayangan Barclays Premier League.
(5)
DAFTAR REFERENSI
Ardianto, Elvinaro& Lukrati. 2004. Komunikasi Massa Suatu Pengantar.Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Birowo, M. Antonius.2004. Metode Penelitian Komunikasi. Yogyakarta : Gitanyali. Bungin, Burhan. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Prenada Media. Effendy, Onong Uchyana. 1993. Kamus Komunikasi. Mandar Maju, Bandung. . 2003. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : Citra
Aditya Bakti.
Eriyanto. 2007. Teknik Sampling. Yogyakarta : LKIS.
Fisher, Aubrey B, 1986, Teori-teori Komunikasi. Remaja Karya, Bandung. Khasali,Renald.1995.Manajemen Periklanan – Konsep Aplikasinya di Indonesia.
Jakarta:Pustaka Utama Grafiti
Kriyantono, Racmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Prenada Media. Morrisan. 2008. Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio & Televisi.
Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya.
Marshall, Jill dan Werndly, Angela. 2002. The Language of television. London dan New York : Routledge.
Mc Quail , Dennis.1996. Teori Komunikasi Massa : Suatu Pengantar, edisi kedua, Erlangga, Jakarta.
Nasution, M. Arif, dkk. 2008. Metode Penelitian. Medan : FISIP USU Press Nawawi, Hadari. 1995. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta:Gajah Mada
University Press.
Nurudin. 2011. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : Rajawali Pers.
Pohan, Syafruddin. Dkk. 2012. Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian. Medan : PT. Grasindo Monoratama.
Purba, Amir dkk. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Medan : USU Press. Rakhmat,Jallaludin.2005.Psikologi Komunikasi. Bandung:Remaja Rosdakarya. ---2004. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung :
(6)
Remaja Rosdakarya.
Santoso, Edy dan Mite Setiansah. 2010. Teori Komunikasi. Yogyakarta : Graha Ilmu. Singarimbun, Masri dan Sofian Edi. 2008. Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES. Usman, Wan. 2005. Metode Kuantitatif. Jakarta : Universitas Terbuka
West, Richard dan Lynn H Turner. 2009. Pengantar Teori Komunikasi. Jakarta. Salemba Humanika
Internet
November 2012.
Kassies, Bert, Diakses pada 17 November 2012.