Blackberry Dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi (Studi Korelasional Pengaruh Blackberry Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi di Kalangan Siswa SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan)

(1)

BLACKBERRY DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI (Studi Korelasional Pengaruh Blackberry Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi di

Kalangan Siswa SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan)

Disusun oleh : Fenny Meta Sitorus

070904084

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Blackberry dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi (Studi Korelasional Pengaruh Blackberry Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi di Kalangan Siswa SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan). Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis motivasi siswa Shafiyyatul Amaliyyah Medan menggunakan handphone Blackberry. Penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis informasi apa saja yang mendukung pelajaran disekolah yang diperoleh siswa dari penggunaan Blackberry dan untuk menganalisis pengaruh penggunaan Blackberry terhadap pemenuhan kebutuhan informasi dikalangan siswa SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori komunikasi, teori teknologi komunikasi , Blackberry, kebutuhan informasi, dan teori Uses and Gratification. Dimana ingin diketahui pengaruh penggunaan Blackberry terhadap pemenuhan kebutuhan informasi siswa.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional yakni meneliti hubungan penggunaan Blackberry terhadap pemenuhan kebutuhan informasi siswa SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan. Sedangkan rumus statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah rumus koefisien korelasi Spearman.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan yang berjumlah 297 orang. Untuk menentukan besarnya sampel (sampling) digunakan rumus Arikunto dan didapat sampel sebesar 60 responden. Sedangkan teknik penarikan sampel yang digunakan adalah Purposive sampling.

Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa rs= 0,575. Selanjutnya untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan digunakan skala Guilford berada pada skala >0,40. Dengan demikian terdapat hubungan yang cukup berarti antara penggunaan Blackberry terhadap pemenuhan kebutuhan informasi siswa Shafiyyatul Amaliyyah Medan. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara penggunaan Blackberry terhadap pemenuhan kebutuhan informasi siswa Shafiyyatul Amaliyyah Medan.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kebaikan dan penyertaan yang diberikanNya. Bukan karena kuat, gagah dan kemampuan yang dimiliki, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih atas pemeliharaanNya dan rancangan damai sejahtera yang Dia berikan.

Ucapan terimakasih yang terdalam penulis persembahkan kepada kedua orang tua, ayah Jonson Sitorus dan ibu tercinta Heddy Sihotang yang telah memberikan banyak nasehat, dukungan moril maupun materi, cinta dan doa yang tak putus-putusnya. Ucapan terimakasih juga peneliti persembahkan kepada saudara-saudaraku yang luar biasa Ilham Heri Agus Sitorus, Elisa Yeren Sitorus, Grace Juli Asih Sitorus dan Ladytia Theresia Sitorus atas dukungan, kasih dan doa-doanya.

Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan, nasehat serta dukungan dari banyak pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Dra. Dewi Kurniati, M.si sebagai dosen pembimbing yang telah banyak membimbing penulis hingga rampungnya skripsi ini. Terimakasih sebesar-besarnya untuk waktu, keramahan dan bimbingan yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Prof.Dr.Badaruddin,M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra.Fatmawardi Lubis, MA selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.


(4)

4. Ibu Drs. Syafruddin Pohan, M,si selaku dosen pembimbing akademik penulis yang telah banyak memberikan bimbingan selama penulis menjalani perkuliahan.

5. Terimakasih kepada seluruh staf Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara : Kak Icut, Kak Maya dan Kak Ros.

6. Bapak Colia Selaku Kepala Sekolah SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan atas izin dan bantuannya selama melakukan penelitian.

7. Sahabat-sahabatku tercinta Indah, Lusi, Ercilia, Nova, Diana, dan Agustina atas dukungan yang tak henti kepada penulis.

8. Orang yang paling kukasihi Bongar Limbong atas dukungan dan cinta yang sangat memotivasiku.

9. Sahabat-sahabat seperjuanganku di Ilmu komunikasi Enon dan Nisa, serta teman-teman Ilmu Komunikasi 2007 : Astri, Tetty, Natasia, dan semua teman-teman 07 yang belum dapat penulis tulis satu persatu.

Tiada seorangpun pribadi yang sempurna, demikian juga penulis. Menyadari hal itu, penulis juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis menerima segala kritik dan saran yang membangun demi menyempurnakan tugas akhir ini. Penulis juga berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang membacanya.

Medan, Januari 2011

Penulis, Fenny Meta Sitorus


(5)

DAFTAR ISI Abstraksi ………..i Kata Pengantar……….ii Daftar Isi………..iv Daftar Tabel……….…………vi Daftar Gambar……….viii

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah……….1

I.2 Perumusan Masalah………6

I.3 Pembatasan Masalah………...6

I.4 Tujuan dan Manfaat penelitian………...7

I.5 Kerangka Teori………....8

I.5.1. Komunikasi………...8

I.5.2. Teknologi Komunikasi ………....10

I.5.3. Blackberry……….………...…11

I.5.4. Kebutuhan Informasi………...13

I.5.5. Uses and Gratification……….………16

I.6 Kerangka Konsep………...18

I.7 Model Teoritis………19

I.8 Operasional Variabel………..19

I.9 Definisi Operasional………...20

I.10 Hipotesis………...22

BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi……….24

II.1.1 Pengertian Komunikasi……….24

II.1.2 Proses Komunikasi………..….26

II.1.3 Elemen-elemen Komunikasi……….….…...28

II.1.4 Fungsi Komunikasi ………..……30

II.2 Teknologi Komunikasi………..…32

II.3 Blackberry ………...………..…...36

II.4 Kebutuhan Informasi………...37

II.5 Uses and Gratification……….………..42

II.5.1 Sejarah Teori Uses and Gratification ……….………42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian………..………...48

III.1.1 Latar Belakang YP. Shafiyyatul Amaliyyah Medan ………...……...48


(6)

III.1.3 Faktor Keunggulan dan Sarana dan Prasarana YP. Shafiyyatul Amaliyyah

Medan ………...…49

III.2 Metode Penelitian………..54

III.3 Populasi dan Sampel………..54

III.3.1 Populasi………..……….…....54

III.3.2 Sampel……….…….……..56

III.4 Teknik Penarikan Sampel………...…...57

III.5 Teknik Pengumpulan Data………..….57

III.6 Tenik Analisis Data………..58

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data………61

4.2 Proses Pengolahan Data……….62

4.3 Analisis Deskriptif……….…63

4.4 Hipotesis……….……...88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan………91

5.2 Saran………..92 DAFTAR PUSTAKA


(7)

DAFTAR TABEL

No Tabel Halaman

Tabel 1 : Operasional Variabel ... 1

Tabel 2 : Jumlah Siswa Aktif SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan ... 2

Tabel 3 : Jenis Kelamin ... 3

Tabel 4 : Kelas ... 64

Tabel 5 : Intensitas Penggunaan Blackberry ... 65

Tabel 6 : Intensitas Menggunakan E-mail ... 66

Tabel 7 : Intensitas Menggunakan Blackberry Messanger... 67

Tabel 8 : Intensitas Menggunakan Instan Messenging ... 68

Tabel 9 : Intensitas Menggunakan Web Browser ... 69

Tabel 10 : Responden Mengenai Fasilitas E-mail dalam Membantu Siswa Bertukar Bahan Pelajaran atau Tugas ... 70

Tabel 11 : Responden Mengenai Kemudahan Penggunaan E-mail dalam Mempengaruhi Peningkatan Penetahuan Siswa ... 71

Tabel 12 : Fasilitas Penggunaan Fitur Chatting (perubahan status, broadcast messanger dan conference message) pada Blackberry Messanger ... 72

Tabel 13 : Pendapat Responden Mengenai Fasilitas Blackberry Messanger Membantu Siswa Berkomunikasi dengan Orang Lain diluar Sekolah ... 73

Tabel 14 : Pendapat Responden Penggunaan Blackberry dalam Membantu Siswa Mengurangi Ketegangan Selepas Menjalani Aktivitas Sehari-hari ... 74

Tabel 15 : Pendapat Responden Mengenai Penggunaan Fasilitas Web Browser dalam Membantu Siswa men-download File-File yang Mendukung Pelajaran di Sekolah (seperti mencari bahan-bahan ujian, tugas) ... 75

Tabel 16 : Pendapat Responden Mengenai Informasi pada Blackberry Menjadi Solusi bagi Pemenuhan Kebutuhan Informasi Anda di sekolah ... 76

Tabel 17 : Pendapat Responden Mengenai Penggunaan Blackberry dalam Menambah Pengetahuan Siswa Mengenai Pelajaran di sekolah ... 77


(8)

Tabel 19 : Pendapat Responden Mengenai Penggunaan Blackberry dalam Mengurangi Masalah di sekolah ... 79 Tabel 20 : Pendapat Responden mengenai fitur-fitur pada Blackberry dalam membantu mengusir

rasa bosan dan mengisi waktu luang di sekolah ... 80 Tabel 21 : Pendapat Responden mengenai penggunaan Blackberry dalam membantu siswa untuk

mencapai gambaran dan karakter diri ... 81 Tabel 22 : Pendapat responden bahwa pengunaan Blackberry di sekolah mempengaruhi

minat/konsentrasi belajar ... 82 Tabel 23 : Motivasi Responden menggunakan Blackberry untuk Lifestyle ... 83 Tabel 24 : Motivasi Responden menggunakan Blackberry untuk Hiburan

... 84 Tabel 25: Motivasi Responden menggunakan Blackberry untuk menambah pengetahuan

... 85 Tabel 26 : Motivasi Responden menggunakan Blackberry untuk meningkatkan status sosial ... 86 Tabel 38 : Correlations ... 88


(9)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Blackberry dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi (Studi Korelasional Pengaruh Blackberry Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi di Kalangan Siswa SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan). Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis motivasi siswa Shafiyyatul Amaliyyah Medan menggunakan handphone Blackberry. Penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis informasi apa saja yang mendukung pelajaran disekolah yang diperoleh siswa dari penggunaan Blackberry dan untuk menganalisis pengaruh penggunaan Blackberry terhadap pemenuhan kebutuhan informasi dikalangan siswa SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori komunikasi, teori teknologi komunikasi , Blackberry, kebutuhan informasi, dan teori Uses and Gratification. Dimana ingin diketahui pengaruh penggunaan Blackberry terhadap pemenuhan kebutuhan informasi siswa.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional yakni meneliti hubungan penggunaan Blackberry terhadap pemenuhan kebutuhan informasi siswa SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan. Sedangkan rumus statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah rumus koefisien korelasi Spearman.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan yang berjumlah 297 orang. Untuk menentukan besarnya sampel (sampling) digunakan rumus Arikunto dan didapat sampel sebesar 60 responden. Sedangkan teknik penarikan sampel yang digunakan adalah Purposive sampling.

Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa rs= 0,575. Selanjutnya untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan digunakan skala Guilford berada pada skala >0,40. Dengan demikian terdapat hubungan yang cukup berarti antara penggunaan Blackberry terhadap pemenuhan kebutuhan informasi siswa Shafiyyatul Amaliyyah Medan. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara penggunaan Blackberry terhadap pemenuhan kebutuhan informasi siswa Shafiyyatul Amaliyyah Medan.


(10)

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Komunikasi antarmanusia (human communication) merupakan ciri pokok kehidupan manusia sebagai makhluk sosial pada tingkat kehidupan sederhana maupun pada tingkat kehidupan modern yang lebih kompleks seperti sekarang ini. Komunikasi pada hakikatnya merupakan wahana utama bagi kehidupan manusia dan merupakan jantung dalam segala kehidupan sosial. Sejak dahulu perubahan-perubahan sosial yang terjadi di bumi ini tidak terlepas dari peranan komunikasi, melalui komunikasilah terjadi kontak dan interaksi sosial, baik antarpribadi, antarkelompok, antarsuku, maupun antarbangsa. Kebutuhan untuk mengadakan komunikasi dengan orang lain itu adalah wajar, karena melalui komunikasi manusia dapat mengadakan pertukaran pengetahuan, informasi, pengalaman, dan mengembangkan kerja sama. Hal ini didorong oleh keinginan manusia untuk mengembangkan diri menuju kehidupan yang lebih baik.

Dunia informasi saat ini seakan tidak bisa terlepas dari teknologi. Konsumsi masyarakat akan teknologi menjadikan dunia teknologi semakin lama semakin canggih. Komunikasi yang dulunya memerlukan waktu yang lama dalam penyampaiannya kini dengan teknologi segalanya menjadi sangat dekat dan tanpa jarak. Awalnya, teknologi diciptakan untuk mempermudah setiap kegiatan manusia. Lahir dari pemikiran manusia yang berusaha untuk mempermudah kegiatan-kegiatannya yang kemudian diterapkan dalam kehidupan. Kini teknologi


(11)

telah berkembang pesat dan semakin maju seiring dengan perkembangan zaman sehingga terjadi pengalihan fungsi teknologi.

Kemajuan teknologi yang disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan akan arus informasi membuat semakin banyak digunakannya teknologi komunikasi.

Handphone merupakan salah satu dari teknologi komunikasi yang membantu

manusia untuk mendapatkan informasi secara cepat. Disamping untuk membantu mencari informasi, handphone juga berfungsi menyebarkan informasi. Sehingga dengan berkembangnya kemajuan teknologi komunikasi, berkembang pula penggunaan handphone. Teknologi berkembang sangat pesat seiring dengan berjalannya waktu. Semakin lama, manusia pun semakin dimanjakan dengan adanya penemuan-penemuan baru dalam teknologi. Semakin dimudahkan dengan banyaknya penemuan baru yang diciptakan oleh manusia itu sendiri juga.

Di era yang serba modern ini, teknologi semakin hari semakin berkembang dan menjadikan teknologi sebagai salah satu bagian penting bagi kehidupan manusia. Kemajuan teknologi tersebut, menimbulkan inovasi–inovasi yang mengubah banyak aspek dalam kegiatan manusia. Salah satu aspek tersebut adalah aspek komunikasi. Dalam kehidupan sehari-harinya, manusia pasti melakukan komunikasi, dan seiring dengan berkembangnya kemajuan teknologi ini, maka muncul pula cara-cara baru untuk berkomunikasi.

Perkembangan teknologi juga telah memunculkan komunikasi baru dalam bentuk Computer Mediated Communication (CMC). Computer-Mediated

Communication (CMC) adalah istilah yang digunakan untuk melakukan


(12)

atau lebih dapat saling berinteraksi, namun bagaimana dua orang atau lebih dapat berkomunikasi satu dengan lainnya dengan menggunakan alat bantu komputer melalui program aplikasi yang ada pada komputer tersebut. Dengan ini dapat diketahui, bahwa yang diperlukan partisipan CMC dalam menjalankan komunikasi dengan komunikannya harus melibatkan dua komponen, yaitu komputer dan jaringan internet.

Dewasa ini handphone merupakan sebuah barang yang tidak lagi didominasi oleh masyarakat menegah ke atas. Dinamika handphone yang telah menjadi kebutuhan primer untuk menjalin komunikasi yang cepat di kalangan masyarakat menjadikan handphone tersebut telah bergeser yang awalnya merupakan kebutuhan sekunder menjadi kebutuhan primer. Kelonjakan penggunaan handphone di kalangan masyarakat Indonesia dimulai di awal tahun 2000-an, ketika produk-produk handphone mulai banyak membanjiri pasar Indonesia. Kini dunia handphone adalah dunia untuk berkomunikasi, berbagi, mencipta dan menghibur dengan suara, tulisan, gambar, musik dan video. Disamping harga yang ditawarkan cukup terjangkau, berbagai fitur

handphone juga diberikan sebagai penunjang majunya teknologi. Dengan semakin

berkembangnya teknologi, perangkat handphone semakin lengkap mulai dari game, mp3, kamera, internet,dll.

(http://kuliahkomunikasi.com/2008/10/computer-mediated-communication/).

Fenomena yang belakangan ini mulai menarik terkait dengan penggunaan


(13)

untuk melahirkan sebuah handphone yang smart. Smartphone yang mengerti kebutuhan-kebutuhan manusia. Blackberry merupakan salah satu smartphone yang dewasa ini mulai mencuat di kalangan pengguna handphone. Fitur-fitur yang menarik disertai dengan kemudahan untuk mengakses informasi yang cepat serta fitur-fitur tertentu yang hanya dimiliki oleh handphone ini menyebabkan masyarakat mulai tertarik untuk menggunakannya, tidak terkecuali siswa.

Blackberry diciptakan oleh Mike Lazaridis, seorang pengusaha asal Kanada. Tahun 1979, Lazaridis memutuskan kuliah di Universitas Waterloo jurusan Electrical Engineering bidang ilmu komputer. Saat menjadi mahasiswa, Lazaridis mendirikan perusahaan bernama Research in Motion (RIM). Blackberry pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada pertengahan Desember 2004 oleh operator adalah mempunyai koneksi internet 24 jam nonstop, serta dilengkapi dengan fasilitas push email, dimana para pengguna Blackberry dapat menerima dan mengirim email dengan cepat semudah mengirim SMS, selain itu mereka dapat

online melalui situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter

Dengan sesama pengguna Blackberry mereka dapat chatting menggunakan

Blackberry Messenger. Tidak hanya itu, Blackberry sebagai suatu alat komunikasi

dapat digunakan sebagai penunjuk arah dan peta online dengan menggunakan GPS

( General Positioning System) serta penggunaan aplikasi pendukung lainnya yang

bisa didapatkan dengan mengunduh secara gratis atau berbayar. Untuk mendapatkan semua fasilitas tersebut para pengguna Blackberry harus


(14)

berlangganan Blackberry Internet Service (BIS) yang ditawarkan oleh para operator seluler yang ada di Indonesia 2011)

Blackberry tidak hanya mampu menggebrak dunia telekomunikasi dunia khususnya di Indonesia, tetapi juga mampu membuat penggunanya kecanduan. Bahkan di beberapa negara seperti Kanada memberikan gelar Crackberry sebagai kecanduan akan Blackberry. Blackberry memang berhasil menjadikan konsumennya kecanduan dalam menggunakan fitur-fitur yang tersedia, selain fungsi telepon dan sms. Konsumennya dapat betah berlama-lama chatting atau sekedar meng-upload foto terbarunya untuk di share kepada orang lain. Bahkan di Indonesia sendiri, para pengguna Blackberry yang kecanduan diberi istilah “autis”, karena mereka dianggap sebagai pengguna yang keasyikan ber-Blackberry sehingga lupa waktu.

Begitu pentingnya sebuah informasi membuat manusia berlomba-lomba untuk memperolehnya. Baik melalui media maupun mencari sendiri informasi tersebut. Tidak terkecuali dengan siswa/i di Sekolah Menengah Atas. Siswa adalah generasi penerus yang membutuhkan informasi untuk menambah pengetahuan mereka disekolah, share dengan teman-teman melalui jejaring sosial dan masih banyak lagi. Kemunculan Blackberry telah membawa dampak dalm dunia pendidikan. Para siswa dapat mengembangkan kemampuannya di bidang penelitian dan meningkatkan kepekaannya akan permasalahan yang terjadi di seluruh penjuru dunia. Informasi yang didapat dari Blackberry memungkinkan bagi siswa untuk


(15)

dapat menghasilkan karya-karya baru yang orisinil, memiliki nilai yang tinggi, dan dapat dikembangkan untuk kepentingan yang lebih bernilai guna.

Pemanfaatan fasilitas Blackberry dapat dilakukan oleh siswa untuk mengakses berbagai informasi yang berkaitan dengan mata pelajaran yang dipelajarinya di sekolah maupun sebagai sumber referensi. Para siswa juga dapat memanfaatkan Blackberry sebagai alat atau penghubung komunikasi mereka dengan orang lain. Dengan begitu mereka akan dapat belajar berinteraksi dengan orang lain secara lintas budaya sehingga mereka dapat pengalaman baru berinteraksi dengan orang yang berbeda, baik dari segi budaya maupun bahasa.

SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan adalah salah satu sekolah swasta yang berbasis Internasional yang cukup terkenal di kota Medan. Remaja yang bersekolah disini kebanyakan berasal dari kalangan ekonomi menengah ke atas. Jadi hal ini memungkinkan siswa/i di sekolah ini menggunakan handphone Blackberry. Melalui hasil observasi peneliti bahwa di sekolah tersebut banyak yang menggunakan handphone Blackberry.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian pengaruh penggunaan Blackberry terhadap pemenuhan kebutuhan informasi di kalangan siswa Shafiyyatul Amaliyyah Medan.


(16)

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah pengaruh penggunaan Blackberry terhadap pemenuhan kebutuhan informasi di kalangan siswa SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan?”.

I.3. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti sebagai berikut:

a. Penelitian bersifat korelasional, yaitu menganalisis pengaruh penggunaan Blackberry terhadap pemenuhan kebutuhan informasi di kalangan siswa SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan.

b. Objek penelitian yang diteliti adalah Siswa SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan. c. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Oktober-November 2011.

I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui motivasi siswa Shafiyyatul Amaliyyah Medan menggunakan

handphone Blackberry

b. Untuk mengetahui informasi apa saja yang mendukung pelajaran disekolah yang diperoleh siswa dari Blackberry


(17)

c. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan Blackberry terhadap pemenuhan kebutuhan informasi dikalangan siswa SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan

I.4.2. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah:

a. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.

b. Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai teknologi komunikasi dan pengaruhnya dalan kehidupan sehari-hari.

c. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak-pihak yang memberikan perhatian terhadap pengetahuan yang berhubungan dengan teknologi komunikasi khususnya penggunaan handphone Blackberry.

I.5. Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir dalam memecahkan atau menyoroti permasalahannya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana akan disoroti (Nawawi,2001:39-40).

Teori adalah himpunan konstruk (konsep), definisi dan preposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat,


(18)

2004:6). Teori berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan memberikan pandangan terhadap sebuah permasalahan.

Dalam penelitian ini, teori yang dianggap relevan antara lain: I.5.1. Komunikasi

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inngris berasal dari bahasa latin communis yang berarti “sama”. Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering dipakai sebagai asal-usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata lain yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana, 2005:41)

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain, baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga, ditempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat atau dimana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalan komunikasi.

Secara sederhana dalam proses komunikasi yang terjadi adalah bermuara pada usaha untuk mendapatkan kesaman makna atau pemahaman pada subjek yang melakukan komunikasi tersebut. Komunikasi bukan hanya hal yang wajar dalam pola tindakan manusia, tetapi juga paling rumit (Purba, dkk, 2006: 29). Ungkapan diatas tidak dapat dipungkiri karena komunikasi merupakan hal yang dilakukan sejak manusia lahir ke bumi. Komunikasi dapat diartikan sebagai bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain dengan sengaja maupun tidak sengaja, dan tidak terbatas pada komunikasi verbal saja (Cangara, 2003: 20).

Komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun non verbal antara si pengirim dan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku (Muhammad,


(19)

2007:4-5). Komunikasi juga dapat diartikan sebagai proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik langsung maupun tidak langsung melalui media.

Bermacam-macam definisi komunikasi yang dikemukakan orang untuk memberikan batasan terhadap apa yang dimaksud dengan komunikasi, sesuai dari sudut mana mereka memandangnya. Tentu saja masing-masing definisi tersebut ada benarnya dan tidak salah karena disesuaikan dengan bidang dan tujuan mereka masing-masing. Rubben memberikan definisi komunikasi manusia yang lebih komprehensif, yaitu suatu proses melalui mana individu dalam hubungannya, dalam kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat menciptakan, mengirimkan dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungannya dan orang lain (Muhammad, 2007:3).

Harold Laswell dalam (Effendi, 2004: 10) mengatakan bahwa cara yang paling baik untuk menjelaskan komunikasi adalah menjawab pertanyaan sebagai berikut; ”Who says what in which channel to whom with what effect” (Effendi, 2004: 10) paradigma Laswell tersebut menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan yakni:

Komunikator (communicator, source, sender) Pesan (message)

Media (channel, media)

Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient) Efek (effect, impact, influence)


(20)

Seorang komunikator akan mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan sikap. Pendapat dan tingkah laku komunikator melalui mekanisme daya tarik pihak komunikan merasa bahwa komunikator ikut serta dengannya, dengan kata lain pihak komunikan merasa adanya persamaan antara komunikator dengannya sehingga dengan demikian komunikan bersedia taat kepada pesan yang dikomunikasikan oleh komunikator.

I.5.2. Teknologi Komunikasi

Sebagai manusia, makhluk yang mengisi bumi, maka tidak seorangpun yang tidak terlibat dalam proses itu. Penemuan-penemuan dalam bidang elektronika komunikasi pada gilirannya berdampak sangat luas dalam bidang komunikasi khususnya interaksi, relasi maupun komunikasi antar pribadi. Usaha-usaha manusia untuk mengubah cara-cara berkomunikasi – selain melalui penemuan teknologi komunikasi pun sebenarnya telah dilakukan sejak lama (Liliweri, 1991:63).

Teknologi komunikasi adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan komunikasi. Rogers dalam (Lubis, 2005: 42), mendefinisikan teknologi komunikasi sebagai “alat pengangkut keras, struktur organisasi dan nilai-nilai sosial yang digunakan untuk mengumpulkan, memproses, dan mempertukarkan informasi dengan orang lain”.

Perkembangan teknologi komunikasi dewasa ini berlangsung demikian pesatnya sehingga para ahli menyebut gejala ini sebagai suatu revolusi. Sekalipun kemajuan tersebut masih dalam perjalananya, sejak sekarang sudah dapat


(21)

diperkirakan terjadinya perubahan dibidang komunikasi maupun bidang-bidang lain yang berhubungan, sebagai implikasi dari perkembangan yang dimaksud. Perubahan-perubahan yang kelak terjadi, terutama disebabkan berbagai kemampuan dan potensi teknologi komunikasi tersebut, yang memungkinkan manusia untuk saling berhubungan dan memenuhi kebutuhan komunikasi mereka secara hampir tidak terbatas.

I.5.3. Blackberry

Blackberry adalah

layanan Messenger/BBM), dan berbagai kemampuan nirkabel lainnya. Penggunaan suatu kebutuhan untuk fashion. Blackberry pertama kali diperkenalkan pada tahun 1997 oleh perusahaan menyampaikan informasi melalui jaringan data nirkabel dari layanan perusahaan telepon genggam hingga mengejutkan dunia.

Blackberry pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada pertengahan Desember 2004 oleh operator

(

merupakan pengejewantahan dari RIM yang merupakan rekan utama Blackberry. Pasar Blackberry kemudian diramaikan oleh dua operator besar lainnya di tanah air yakni akhirnya membuka kantor perwakilan di Indonesia pada November 2010.


(22)

Keunggulan dari Blackberry, yaitu push e-mail. Dengan push e-mail semua e-mail masuk dapat diteruskan langsung ke ponsel. proses kompresi dan scan di server Blackberry sehingga aman dari virus. Pengguna tidak perlu mengakses internet terlebih dulu dan membuka satu persatu e-mail yang masuk, atau pemeriksaan e-mail baru. Hal ini dimungkinkan karena pengguna akan terhubung secara terus-menerus dengan dunia maya melalui jaringan telepon seluler yang tersedia. Alat penyimpanan juga memungkinkan para pengguna untuk mengakses data yang sampai ketika berada di luar layanan jangkauan nirkabel. Begitu pengguna terhubung lagi, Blackberry Enterprise Server akan menyampaikan data terbaru yang masuk. Kelebihan lainnya adalah kemampuan Blackberry yang dapat menampung e-mail hingga puluhan ribu tanpa ada risiko hang, asalkan masih ada memori tersisa (

.

Blackberry juga bisa digunakan untuk jaringan Blackberry dengan memasukan nomor identitas unik dari setiap ponsel Blackberry (PIN). Semua layanan Blackberry ini dikenal sangat aman baik e-mail, chatting, maupun browsing. Untuk browsing

Mengenai keberadaan Blackberry, ada pro kontra tersendiri.ada yang suka dan ada yang tidak. Di samping untuk memenuhi kebutuhan informasi, blackberry juga mempunyai efek negatif. Pengguna Blackberry lebih banyak menghabiskan waktu di depan Blackberry, istilahnya autis sama BB. Blackberry juga bisa


(23)

mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Kita seolah jadi tergantung dengan Blackberry. Bagi pengguna Blackberry benda tersebut sudah menjadi bagian hidup yang tidak terpisahkan.

I.5.4. Kebutuhan Informasi

Wilbur Schramm (1977 : 13) mendefinisikan informasi sebagai segala sesuatu “yang mengurangi ketidakpastian atau mengurangi jumlah kemungkinan alternatif dalam situasi”. Informasi menjadi kebutuhan manusia yang esensial untuk mencapai tujuan. Melalui informasi, manusia dapat mengetahui peristiwa yang terjadi di sekitarnya, memperluas cakrawala pengetahuan, dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari- hari.

Di era globalisasi, informasi telah menjadi kebutuhan utama dalam kehidupan manusia. Kebutuhan informasi yaitu pengakuan seseorang atas adanya ketidakpastian dalam dirinya. Rasa ketidakpastian ini mendorong seseorang untuk mencari informasi. Banyaknya informasi yang beredar saat ini dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat, yang dikenal sebagai masyarakat informasi, dimana pada masyarakat ini standar hidup, bentuk pekerjaan dan sistem pendidikan dipengaruhi oleh informasi. Satu hal yang menonjol pada masyarakat informasi ini adalah adanya kesadaran tentang pentingnya informasi dalam kehidupan sehari-hari, dan kemampuan untuk memperoleh, mengevaluasi dan menggunakannya untuk tujuan-tujuan tertentu yang lebih luas. Ciri ini disebut melek informasi atau


(24)

Dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, orang memerlukan informasi. Berdasarkan beberapa pendapat tentang kebutuhan informasi, maka kondisi yang menyebabkan munculnya kebutuhan informasi adalah pada saat seseorang menemui suatu masalah yang belum dapat dicari solusinya secara pribadi, sehingga ia memerlukan informasi dari sumber-sumber di luar dirinya.

Menetapkan kebutuhan informasi bagi suatu perpustakaan merupakan fenomena yang rumit. Bahkan pemakai sendiri mengalami kesulitan mengungkapkan dan mendefinisikan informasi mereka. Oleh karena itu prosedur pengumpulan data yang komprehensif perlu dilakukan untuk mengetahui kebutuhan informasi oleh suatu kelompok pemakai.

Kebutuhan informasi adalah pernyataan seseorang atas adanya ketidakcocokan antara tingkat kepastiannya dengan obyek lingkungan yang sedang dihadapinya. Atau dengan kata lain bahwa kebutuhan informasi ini muncul pada saat seseorang mulai menganggap bahwa keadaan pengetahuan yang dimiliki saat itu kurang dari yang dibutuhkannya untuk menyelesaikan suatu masalah (Rakhmat, 2005: 425).

Dalam Rakhmat (2005: 205), Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Mivhael Gurevitch, uses and gratification meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain, barangkali termasuk juga yang tidak kita inginkan.


(25)

Elihu Katz dalam Rakhmat (2005: 205), mengidentifikasi lima kelompok yang dibutuhkan dalam hal penggunaan media, yaitu:

1. Kebutuhan Kognitif (Cognitive Needs)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan, juga memuaskan rasa penasaran dan dorongan untuk penyelidikan.

2. Kebutuhan Afektif (Affective Needs)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional.

3. Kebutuhan Pribadi secara Integratif (Personal Integrative Needs)

Kebutuhan individu yang terintegrasi melalui pengalaman dan sikap individu tersebut dalam memahami setiap sikap, tindakan dan pengalaman tersebut.

4. Kebutuhan Sosial secara Integratif (Social Integrative Needs)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat beafiliasi.

5. Kebutuhan Pelepasan (Escapist Needs)

Kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan dan hasrat akan keanekaragaman. Dengan adanya Kebutuhan- kebutuhan dari diri khalayak, membuat khalayak menjadi aktif dalam menggunakan media. Khalayak menjadi produktif dalam mengkonsumsi media, sehinngga khalayak akan memilih media yang diinginkannya.


(26)

1.5.5. Uses and Gratifications

Model Uses and Gratifications untuk pertama kali dijelaskan oleh Elihu Katz. Model ini digambarkan sebagai a dramatic break with effect tradition of the

past, yaitu loncatan dramatis dari model jarum hipodermik. Model ini tidak tertarik

pada apa yang dilakukan media terhadap khalayaknya tetapi lebih tertarik pada apa yang dilakukan khalayak terhadap media. Katz mengatakan bahwa penelitiannya diarahkan kepada jawaban terhadap pertanyaan: “apa yang dilakukan media untuk khalayak?”.

Model Uses and Gratifications menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Khalayak dianggap secara aktif dengan sengaja menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya dan mempunyai tujuan.

Studi dalam bidang ini memusatkan pehatian pada penggunaan (uses) isi media untuk mendapatkan kepuasan (gratification) atas pemenuhan kebutuhan seseorang. Dari sisnilah timbul Uses and Gratifications (penggunaan dan pemenuhan kebutuhan).

Menurut para pendirinya, Elihu Katz, Jay G. Blumler dan Michael Gurevitch (dalam Rakhmat, 2005: 205), Uses and Gratifications meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber- sumber lain yang membawa pola terpaan media yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain, termasuk juga yang tidak kita


(27)

inginkan. Blumler dan Katz (1974) menjelaskan bahwa merumuskan asumsi-asumsi dasar dari teori ini yaitu:

1. Khalayak diangggap aktif, artinya sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan.

2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak,

3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan itu terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan.

4. Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yanh diberikan anggota khalayak, artinya orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu.

5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus diangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.

Teori Uses and Gratifications lebih menekankan pada pendekatan manusiawi didalam melihat media. Artinya, manusia itu punya otonom, wewenang untuk memperlakukan media. Blumler dan Katz percaya bahwa tidak hanya ada satu jalan bagi khalayak untuk menggunakan media. Sebaliknya, mereka percaya bahwa ada banyak alasan khalayak untuk menggunakan media. Menurut pendapat teori ini, konsumen media mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana


(28)

(lewat media mana) mereka menggunakan media dan bagaimana media itu akan berdampak bagi dirinya (Nurudin, 2004: 181).

I.6. Kerangka Konsep

Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dalam mengantar penelitian dalam rumus hipotesis (Nawawi, 1995:33).

Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Dalam pengertian ilmiah, konsep harus memiliki kriteria yang tepat dalam menjelaskan variabel penelitian (Bungin, 2005: 28).

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Bebas atau Independent Variable (X)

Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor atau unsur lain (Nawawi, 1995: 56)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah handphone merek Blackberry. 2. Variabel Terikat atau Dependent Variable (Y)

Variabel Terikat adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas dan bukan karena variabel lain (Nawawi, 1995: 57)


(29)

Variabel Antara (Z) Karakteristik Responden 3. Variabel Antara atau Intervening Variable (Z)

Variabel antara yang berada diantara variabel bebas dan variabel terikat, berfungsi sebagai penguat atau pelemah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat tersebut.

Variabel antara dalam penelitian ini adalah karakteristik responden.

I.7. Model Teoritis

Variabel-variabel yang dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut:

Gambar 1. Model teoritis Variabel Bebas (X)

Blackberry

Variabel Terikat (Y) Pemenuhan Kebutuhan


(30)

I.8. Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan di atas, maka untuk lebih memudahkan penelitian diperlukan suatu operasional variabel terkait, yaitu sebagai berikut:

Tabel 1

Variabel Teoritis Variabel Operasional Variabel Bebas (X)

Penggunaan Blackberry

a.Push e-mail b.Instan messenging c.Blackberry Messenger d.Web Browser

Variabel Terikat (Y) Pemenuhan

Kebutuhan Informasi

a. Kebutuhan Kognitif b. Kebutuhan Afektif c. Kebutuhan Pribadi secara

Integratif

d. Kebutuhan Sosial secara Integratif

e. Kebutuhan Pelepasan Variabel Antara (Z)

Karakteristik Responden

a. Jenis kelamin b. Kelas

c. Intensitas pemakaian Blackberry


(31)

I.9. Definisi Operasional

Definisi Operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Definisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 1995: 46).

Definisi opersional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas

a. Push e-mail, yaitu pesan-pesan secara otomatis dikirim ke Blackberry dan dapat

segera menerima pemnberitahuan begitu e-mail tiba.

b. Instan Messenging, yaitu mengirimkan pesan-pesan singkat secara langsung pada

saat yang bersamaan (real time) dengan menggunakan teks kepada pengguna lainnya yang sedang terhubung ke jaringan yang sama.

c. Blackberry Messenger, yait

para pengguna perangkat dimiliki masing-masing perangkat


(32)

2. Variabel Terikat

a. Kebutuhan Kognitif, yaitu kebutuhan siswa/i Shafiyyatul Amaliyyah yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan, dan pemahaman mengenai lingkungan.

b. Kebutuhan Afektif, yaitu kebutuhan siswa/i Shafiyyatul Amaliyyah yang berkaitan dengan pengalaman yang estetis, menyenangkan dan pengalaman yang bersifat emosional.

c. Kebutuhan Pribadi Secara Integratif, yaitu kebutuhan siswa/i Shafiyyatul Amaliyyah yang berhubungan dengan usaha-usaha yang memperkuat kepercayaan, kesetiaan, status pribadi. Kebutuhan untuk memperkuat kepercayaan, kesetiaan, status pribadi, kebutuhan seperti ini dapat diperoleh dari adanya keinginan setiap individu untuk meningkatkan harga diri.

d. Kebutuhan Sosial Secara Integratif, yaitu kebutuhan siswa/i Shafiyyatul Amaliyyah yang berhubungan usaha-usaha untuk memperkuat kontak dengan keluarga, teman dan dengan alam sekelilingnya. Kebutuhan tersebut didasarkan oleh adanya keinginan setiap individu untuk bersosialisasi.

e. Kebutuhan Pelepasan, yaitu kebutuhan siswa/i Shafiyyatul Amaliyyah yang berkaitan dengan hasrat ingin melarikan diri dari kenyataan, emosi, ketegangan dan kebutuhan akan hiburan.

3. Variabel Antara

a. Jenis kelamin : penggolongan sex responden b. Kelas : kelas responden


(33)

I.10. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara atau jawaban sementara dari suatu fenomena dan atau pertanyaan penelitian yang dirumuskan setelah mengkaji suatu teori. Oleh sebab itu, rumusan hipotesis ditulis dalam bentuk pernyataan ilmiah atau proposisi, yang mengandung hubungan dua variabel atau lebih. Meskipun demikian, pernyataan tersebut mesti diuji kebenaranyya secara empiris, sebab pendapat yang terkandung dalam pernyataan tersebut belumlah mendalam.

Goode dan Haat menjelaskan cirri-ciri hipotesis yang baik adalah hipotesis harus jelas secara konseptual, harus mempunyai rujukan empiris, harus bersifat spesifik, harus dihubungtkan dengan teknik penelitian yang ada, dan harus berkaitan dengan suatu teori (Rakhmat, 2007: 14-15). Hipotesis adalah sarana penelitian yang penting dan tidak bisa ditinggalkan karena merupakan instrumen kerja dari teori (Singarimbun, 1995: 43). Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti (Suyanto dan Sutinah, 2005: 43).

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ho: Tidak terdapat hubungan antara penggunaan Blackberry dengan pemenuhan kebutuhan informasi

Ha: Terdapat hubungan antara penggunaan Blackberry dengan pemenuhan kebutuhan informasi


(34)

BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi

II. 1.1 Pengertian Komunikasi

Secara epistemologi istilah kata komunikasi atau dalam bahasa Inggris

communication berasal dari bahasa Latin yakni communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti “sama”. Sama dalam arti kata ini bisa diinterpretasikan dengan

pemaknaannya adalah sama makna mengenai suatu hal. Komunikasi berlangsung apabila diantara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan terhadap suatu hal yang dikomunikasikan. Jika seseorang mengerti mengenai akan suatu hal yang disampaikan oleh orang lain kepadanya, maka komunikasi berlangsung. Dengan kata lain, hubungan diantara mereka bersifat komunikatif (Effendi, 2004:30).

Komunikasi sendiri adalah sebuah kebutuhan naluriah yang ada pada semua makhluk hidup. Tak hanya manusia, binatang juga melakukan proses komunikasi diantara sesamanya dengan bahasanya sendiri. Oleh sebab itu, Dr. Everett Kleinjan dari East West Center Hawaii menyatakan bahwa komunikasi sudah merupakan bagian kekal dari kehidupan manusia seperti halnya bernafas, jadi sepanjang manusia ingin hidup, maka ia perlu berkomunikasi (Cangara, 2005: 1).

Sifat manusia untuk menyampaikan keinginan dan hasratnya kepada orang lain, merupakan awal dari keterampilan manusia berkomunikasi secara otomatis berdasarkan


(35)

lambang-lambang isyarat (non-verbal), kemudian disusun untuk memberi arti setiap lambang- lambang itu dalam bentuk bahasa verbal.

Terdapat kesulitan dalam mendefinisikan atau menafsirkan komunikasi. Kesulitan ini muncul karena konsep komunikasi muncul karena konsep komunikasi itu sendiri adalah sesuatu yang abstrak dan mempunyai berbagai makna. Kesulitan lainnya karena makna komunikasi yang digunakan sehari-hari berbeda dengan penggunaan komunikasi yang dimaksud oleh para ahli komunikasi untuk kepentingan keilmuan.

Carl Hovland (dalam Purba dkk, 2006:29), seorang sarjana psikologi yang menaruh perhatian pada perubahan sikap merumuskan komunikasi adalah proses dimana seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang-perangsang (biasanya lambang-lambang dalam bentuk kata-kata) untuk merubah tingkah laku orang lain (komunikan).

Berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui bahwa ilmu komunikasi mempelajari dan meneliti perubahan sikap dan pendapat yang diakibatkan oleh informasi yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain.

Harold D.Laswell mengatakan bahwa cara yang tepat untuk menerangkan komunikasi adalah menjawab pertanyaan “Siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya” (Effendy, 2004:10) paradigma Lasswell tersebut menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:

− Komunikator − Pesan (message)


(36)

Komunikan (communicat, communicate, receiver, recipient) Efek (effect, influence)

Sedangkan menurut Fisher (Arifin, 2003: 20), komunikasi menyentuh semua aspek kehidupan masyarakat atau sebaliknya semua aspek kehidupan masyarakat menyentuh komunikasi. Justru itu orang melukiskan komunikasi sebagai ubiquitos atau serba hadir, artinya komunikasi berada dimana pun dan kapan pun juga.

II.1. 2 Proses Komunikasi

Proses komunikasi dapat diartikan sebagai “Transfer informasi” atau pesan-pesan (messages) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan sebagai komunikan (Ruslan, 2003 :73). Esensi dalam proses komunikasi adalah untuk memperoleh kesamaan makna di antara orang yang terlibat dalam proses komunikasi antar manusia.

Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Proses komunikasi terbagi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder (Effendy, 2000 : 11).

a. Proses Komunikasi secara Primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambing (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, warna, gambar, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.


(37)

b. Proses Komunikasi secara Sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media perantara.

Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relative jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.

Pada umumnya kalau kita berbicara di kalangan masyarakat, yang dinamakan media komunikasi itu adalah media kedua sebagaimana diterangkan di atas. Jarang sekali orang menganggap bahasa sebagai media komunikasi. Hal ini disebabkan oleh bahasa sebagai lambang (symbol) beserta isi (content) – yakni pikiran atau perasaan – yang dibawanya menjadi totalitas pesan (message), yang tak dapat dipisahkan. Tidak seperti media dlam bentuk surat, telepon, radio da lain-lainnya yang jelaa tidak selalu dipergunakan. Tampaknya seolah-olah orang tak mungkin berkomunikasi tanpa bahasa, tetapi orang mungkin dapat berkomunikasi tanpa surat, atau telepon, atau televisi, dan sebagainya.

II.1. 3 Elemen-elemen Komunikasi

Rasberry dan Lindsay (Pohan, 2005 : 55) merinci elemen-elemen komunikasi yang biasanya terjadi dalam peristiwa proses komunikasi manusia dengan relative lebih lengkap, antara lain:


(38)

1) Sumber (source, encoder, communication, sender, initiator), adalah setiap orang (kelompok, lembaga) yang mengambil inisiatif, memprakarsai penyampaian pesan-pesan, ide-ide, buah pikiran, gagasan.

2) Penyandian (enconding), sintem saraf pusat dari komunikator atau inisiator mengubah rangsangan pikiran dan ide-ide itu dari symbol, tanda, lambang, bunyi, dan suara gerak tubuh guna membawa pesan secara sempurna.

3) Pesan-pesan (messages), adalah keseluruhan dari system symbol, kata-kata, bunyi, ekspresi muka, ekspresi vokal, gerak tubuh, penampilan dan lain-lain yang membawa makna tertentu bagi penerima (receiver) atau pendengarnya.

4) Pengiriman atau penyampaian (transmission), pesan-pesan yang sudah diinformasikan dalam bentuk bahasa verbal dan nonverbal tersebut dikirim kepada lingkungan, ini memungkinkan ketersediaan dan kemudahan bagi penerima sehingga otak dan otot penerima menanggapinya dalam berbagai bentuk reaksi seperti suara, gerakan tubuh dan sebagainya.

5) Saluran (channel, medium), adalah sarana terpilih seperti: surat, telepon, tatap muka dan lain-lain untuk melalui mana pesan-pean dikirim kepada orang yang dituju (individu, kelompok kecil, group, organisasi)

6) Penerima (receiver), adalah penerima,pendengar, mitra bicara dimana tanggapannya tergantung pada sejauh mana ketepatan atau ketelitian dalam mengutamakan pemilihan rasa, kebutuhan, lingkungan, dan pemahaman terhadap pesan serta menaruh kepercayaan terhadap kejujuran komunikator.


(39)

7) Pemaknaan sandi (decoding) atau menterjemahkan sandi, adalah proses mental (psikologis) dimana penerima menterjemahkan (decoding) symbol bahasa verbal dan nonverbal yang digunakan komunikator tersebut ke dalam pengertiannya. 8) Penafsiran pesan (interpreting), adalah proses menyeleksi secara mental dalam

diri penerima dalam menafsirkan pesan yang diterimanya menurut kompleks latar belakang seperti: pengetahuan, sikap, pengalaman, tingkat pendidikan dan budaya serta sistem sosial dimana penerima hidup dan dibesarkan.

9) Umpan balik (feedback), adalah tanggapan kembali penerima (receiver) terhadap pesan yang dapat dipahami dan dirasakan kembali kepada komunikator. Kemampuan ketepatan komunikator menangkap keseluruhan tanggapan penerima (receiver) yang diungkapkan baik secara sadar maupun tidak sadar, dinyatakan dalam kompleks tanggapan berupa ekspresi vokal, ekspresi muka, dan petunjuk nonverbal lainnya, keseluruhan tanggapan kembali tersebut sangat penting bagi pengukuran efektivitas sejauh mana tingkat keberhasilan komunikasi tercapai. II.1. 4 Fungsi Komunikasi

Effendi (2000 : 27) menjelaskan, apabila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas, tidak hanya diartikan sebagai pertukaran pesan dan berita, tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar-menukar data, fakta, dan ide, maka fungsinya dalam setiap sistem sosial adalah sebagai berikut:

1) Informasi : Pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar orang dapat


(40)

mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi internasional, lingkungan, dan orang lain, agar dapat mengambil keputusan yang tepat.

2) Sosialisasi (pemasyarakatan) : Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif yang menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam masyarkat.

3) Motivasi : Menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.

4) Perdebatan dan diskusi : Menyediakan dan saling tukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum dan agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kegitan bersama di tingkat internasional, nasional, dan lokal.

5) Pendidikan : Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak, dan pendidikan keterampilan serta kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.

6) Memajukan kebudayaan : Penyebarluasan hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu, perkembangan kebudayaan dengan memperluas horizon seseorang, membangunkan imajinasi dan mendorong kreativitas serta kebutuhan estetikanya.


(41)

7) Hiburan : Penyebarluasan sinyal, simbol, suara, dan citra (image) dari drama, tari, kesenian, kesusasteraan, musik, komedi, olahraga, permainan, dan sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan kelompok dan individu.

8) Integrasi : Menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu kesempatan memperoleh berbagai pesan yang diperlukan mereka agar mereka dapat saling kenal dan mengerti dan menghargai kondisi, pendangan, dan keinginan orang lain.

Sedangkan menurut Harold D. Lasswell, proses komunikasi di masyarakat menunjukkan tiga fungsi :

1) Pengamatan terhadap lingkungan (the surveillance of the environment), penyingkapan ancaman dan kesempatan yang mempengaruhi nilai masyarakat dan bagian-bagian unsur di dalamnya.

2) Korelasi unsur-unsur masyarakat ketika menanggapi lingkungan (correlation of

the components of society in making a response to the environment).

3) Penyebarluasan warisan sosial (transmission of the social inheritance). Disini berperan sebagai pendidik, baik dalam kehidupan rumah tangganya maupun di sekolah, yang meneruskan warisan sosial kepada keturunan berikutnya.

Aristoteles mengatakan suatu pesan akan terlaksana dengan baik hanya cukup dengan tiga unsur saja yaitu, sumber, pesan dan penerima. Sedangkan Claude E. Shannon dan Warren Weaver (1949) menyatakan bahwa proses komunikasi memerlukan unsur pengirim, transmitter, signal, penerima dan tujuan (Cangara, 2003:22).


(42)

II.2 Teknologi Komunikasi

Kecanggihan teknologi semakin berkembang sejalan dengan era yang semakin maju dan penelitian-penelitian baru yang dilakukan manusia untuk mendapatkan penemuan-penemuan baru termasuk bidang komunikasi.

Kata teknologi berasal dari asal kata Latin Texere yang berarti to weave (menenun) atau to construct (membangun) (Rogers, 1986). Kata teknologi tidak hanya terbatas kepada penggunaan mesin-mesin, meskipun dalam pengertian sempit sering digunakan keterkaitan teknologi dan mesin dalam bahasa sehari-hari.

Menurut BNET Business Dictionary (2008), Teknologi Komunikasi adalah sistem elektronik yang digunakan untuk berkomunikasi antar individu atau kelompok orang. Teknologi komunikasi memfasilitasi komunikasi antar individu atau kelompok orang yang tidak bertemu secara fisik dilokasi yang sama. Teknologi komunikasi dapat berupa telepon,

telex, fax, radio, audio video’ electronic, data incharge dan e-mail. Teknologi komunikasi

adalah peralatan-peralatan perangkat keras, struktur organisasi, dan nilai sosial yang mana individu mengumpulkan, memproses dan terjadi pertukaran informasi dengan individu lain (Rogers, 1986).

Teknologi komunikasi dan informasi sebagai suatu produk dan proses telah berkembang sedemikian rupa sehingga mempengaruhi segenap kehidupan manusia dalam berbagai bentuk aplikasi. Tofler yang dikutip oleh Yusuf Hadi Miarso (2007) menggambarkan perkembangan itu sebagai revolusi yang berlangsung dalam tiga gelombang, yaitu:


(43)

• Gelombang ke-1: timbul dalam bentuk teknologi pertanian yang telah berlangsung ribuan tahun

• Gelombang ke-2: teknologi industri yang berlangsung hanya dalam masa 300 tahun, dan

• Gelombang ke-3: merupakan revolusi teknologi elektronik dan informatika, yang berlangsung hanya dalam kurun waktu puluhan tahun saja.

Secara umum perkembangan dalam era informasi menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut:

a. Meningkatnya daya muat untuk mengumpulkan, menyimpan, memanipulasikan dan menyajikan informasi

b. Kecepatan penyajian informasi yang meningkat

c. Miniaturisasi perangkat keras yang disertai dengan ketersediaannya yang

melimpah

d. Keragaman pilihan informasi untuk melayani berbagai macam kebutuhan

e. Biaya perolehan informasi, terutama biaya untuk transmisi data yang cepat dalam

jarak jauh, yang secara relatif semakin turun

f. Kemudahan pengunaan produk teknologi komunikasi dan informasi, baik yang

berupa perangkat keras maupun perangkat lunaknya

g. Kemampuan distribusi informasi yang semakin cepat dan luas, dan karena itu informasi lebih mudah diperoleh, denagn menembes batas-batas geografis, politis maupun kedaulatan


(44)

h. Meningkatnya kegunaan informasi dengan keanekaragaman pelayanan yang dapat diberikan, hingga memungkinkan pemecahan masalah yang ada secara lebih baik serta dibuatnya prediksi masa depan yang lebih tepat (Miarso, 2007: 487-488).

Rujukan-rujukan penting yang terkandung dalam teknologi komunikasi seperti yang dikemukakan oleh Miarso (2007: 491), sebagai berikut:

1. Proses harus rasional dan efisien

2. Harus mensistem karena segala sesuatu akan mempunyai dampak dan dipengaruhi oleh hal-hal lain dalam lingkungannya.

3. Harus bersistem, yaitu mempertimbangkan segala varibel yang mungkin berpengaruh dalam menentukan prosedur tindakan agar proses itu efektif,

4. Melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan, 5. Mengarah pada pemecahan masalah bersama, 6. Memadukan berbagai prinsip, konsep, dan gagasan,

7. Mempertimbangkan kondisi lingkungan (lokal, nasional, maupun internasional) untuk mencapai tujuan.

Everett M. Rogers, 1986 dalam Bungin (2006: 111), mengatakan bahwa dalam hubungan komunikasi di masyarakat, dikenal empat era komunikasi, yaitu era tulis, era media cetak, era media telekomunikasi dan era media komunikasi interaktif. Dalam era terakhir, yakni era media komunikasi interaktif yang dikenal media komputer, video text,


(45)

masyarakat percaya bahwa perkembangan teknologi media berkembang dimulai dari era media tulis dan cetak.

Teknologi komunikasi berubah dengan begitu cepat sehingga banyak orang berbicara tentang “revolusi teknologi” atau “ledakan informasi”. Beberapa teknologi baru yang sedang dalam proses pengembangan atau yang ada sekarang adalah videotape

recorder, video cassette, TV kabel, surat kabar online, akses pelayanan informasi

komputer dengan computer pribadi di rumah, internet dan world wide web, serta CD-ROM. Banyak teknologi ini mempunyai dampak yang dragmatis yaitu memberikan pengguna control yang jauh lebih banyak pada proses telekomunikasi dan informasi yang diterima (Severin dan Tankard, 2007: 305).

Dalam sejarah perkembangan pendidikan, teknologi komunikasi adalah bagian daripada media yang digunakan untuk menyampaikan pesan ilmu pada orang banyak, mulai dari teknologi percetakan beberapa abad yang lalu, seperti buku yang dicetak, hingga media telekomunikasi seperti, suara yang direkam pada kaset, video, televisi dan CD. Perkembangan teknologi komunikasi seperti Blackberry telah mengarahkan sejarah teknologi pendidikan pada alur yang baru.

II.3 Blackberry

Blackberry adalah

mail, telepon, sms, menjelajah internet dan berbagai kemampuan nirkabel lainnya.

Pennggunaan gadget canggih ini begitu fenomenal belakangan ini, sampai menjadi suatu kebutuhan untuk fashion.


(46)

Blackberry pertama kali diperkenalkan pada tahun 1997 oleh perusahaan Kanada, Research in Motion (RIM). Kemampuannya menyampaikan informasi melalui jaringan data nirkabel dari layanan perusahaan telepon genggam hingga mengejutkan dunia. Saat ini siapa yang tidak kenal dengan smartphone Blackberry , fenomena gadget canggih ini yang menjadi kebutuhan fashion saat ini.

Blackberry masuk dan diperkenalkan di Indonesia pada pertengahan Desember 2004 oleh perusahaan operator merupakan pengejewantahan dari RIM yang merupakan rekan utama Blackberry. Pasar Blackberry kemudian diramaikan oleh dua operator besar lainnya di tanah air yakni akhirnya membuka kantor perwakilan di Indonesia pada November 2010.

Produk yang menjadi andalan Blackberry yaitu layanan push email-nya karena semua email baru, daftar kontak dan informasi kalender ‘didorong’ secara otomatis masuk kedalam Blackberry dan dengan push e-mail milik Blackberry pengiriman dan penerimaan

e-mail dengan Blackberry dapat dengan mudah dilakukan dan tentunya e-mail yang

dikirim dan diterima sudah mengalami proses kompresi dan scan di server Blackberry sehingga aman dari virus. Blackberry juga dapat menampung puluhan bahkan ratusan

e-mail yang masuk tanpa khawatir smartphone Blackberry akan mengalami hang asalkan

memori yang kita cadangkan cukup besar untuk menampungnya.

Selain itu fitur lain yang dimiliki Blackberry yaitu terseduanya beberapa fasilitas chatting Blackberry Messenger yaitu fasilitas chatting dengan memasukkan PIN Blackberry untuk menambah teman dan bertukar informasi seperti Yahoo Messenger jika


(47)

untuk menambah teman anda, maka Blackberry memiliki fitur PIN Blackberry sebagai identitas.

II.4 Kebutuhan Informasi

Kebutuhan adalah salah satu aspek psikologis yang menggerakkan makhluk hidup dalam aktivitas-aktivitasnya dan menjadi dasar atau alasan berusaha

Mc Quail berpendapat bahwa kebutuhan berasal dari “pengalaman sosial” dan bahwa media massa sekalipun “kadang-kadang dapat membantu membangkitkan khalayak ramai suatu kesadaran akan kebutuhan tertentu yuang berhubungan dengan situasi sosialnya” (Lull, 1998:117)

Aktivitas atau kegiatan yang dilaksanakan manusia dalam kehidupannya sehari-hari untuk mencapai sasaran tertentu biasanya akan memalui proses pemuasan akan kebutuhan. Jika seseorang merasa kesepian dan ingin bersosialisasi, tetapi malu dan terhalang dalam situasi sosial, dia dapat berpaling pada media untuk mendapatkan interaksi tidak langsung dan kemudian kebutuhannya pun terpuaskan sesuai apa yang dinikmatinya di media yang ia tunjuk.

Dengan adanya kebutuhan dari diri khalayak, membuat khalayak menjadi aktif dalam menggunakan media. Khalayak menjadi produktif dalam mengkonsumsi media, sehingga khalayak akan memilih media yang diinginkannya. Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia tersebut dalam rangka memuaskan kebutuhan-kebutuhan dalam penggunaan mereka terhadap media maka dikaitkanlah motif- motif tertentu dalam tindakan sosialnya.


(48)

Barelson (1989) dalam (Rakhmat, 2004: 199) mengemukakan alasan khalayak membaca surat, alasan tersebut ternyata terbagi kedalam lima kategori membaca untuk memperoleh informasi, membaca untuk menadapat prrestise sosial, membaca untuk melarikan diri dari ketegangan atau stress, membaca sebagai kebutuhan sehari-hari dan membaca untuk mengetahui keadaan lingkungan sosial.

Jika dihubungkan dengan penggunaan media, motif seorang anggota khalayak adalah untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan fungsi media itu sendiri . adapun fungsi media yang sesuai dengan pendekatan uses and gratification adalah:

1. Informasi

− Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia

− Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, hal0-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan

− Memuaskan rasa ingin tahu − Belajar. Pendidikan sendiri 2. Identitas diri

− Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi − Menemukan model perilaku

− Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media) − Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri

3. Integrasi dan interaksi sosial


(49)

− Memperoleh teman

− Memperoleh pengetahuan tentang orang lain, empati sosial 4. Hiburan

− Me;lepaskan diri atau terpisah dari permasalahan − Bersantai

− Memperoleh kenikmatan jiwa (Mc Quail, 1996:72)

Kebutuhan pada dasarnya memiliki kaitan erat dengan faktor motivasi. Pemenuhan kebutuhan informasi dilatarbelakangi oleh adanya motivasi tertentu yang ada dalam diri individu. Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu. Perbedaan motif ini juga berlaku dalam perilaku penggunaan media. Berbedanya motif seseorang dalam menggunakan media menimbulkan perbedaan pula pada tingakat kepuasan yang didapat individu dalam menggunakan media. Semakin sesuai pesan komunikasi dengan motivasi semakin besar pula kemungkinan tersebut dapat diterima dengan baik oleh komunikan (Ardianto dkk, 2004: 87).

Dalam Rakhmat (2005: 205), Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael Gurevitch,

uses and gratification meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang

menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain, barangkali termasuk juga yang tidak kita inginkan.


(50)

Elihu Katz dalam (Nurudin, 2004: 184) mengidentifikasi lima kelompok yang dibutuhkan dalam hal penggunaan media, yaitu:

6. Kebutuhan Kognitif (Cognitive Needs)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan, juga memuaskan rasa penasaran dan dorongan untuk penyelidikan.

7. Kebutuhan Afektif (Affective Needs)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional.

8. Kebutuhan Pribadi secara Integratif (Personal Integrative Needs)

Kebutuhan individu yang terintegrasi melalui pengalaman dan sikap individu tersebut dalam memahami setiap sikap, tindakan dan pengalaman tersebut.

9. Kebutuhan Sosial secara Integratif (Social Integrative Needs)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat beafiliasi.

10. Kebutuhan Pelepasan (Escapist Needs)

Kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan dan hasrat akan keanekaragaman. Dengan adanya Kebutuhan- Kebutuhan dari diri khalayak, membuat khalayal menjadi aktif dalam menggunakan media. Khalayak menjadi produktif dalam mengkonsumsi media, sehinngga khalayak akan memilih media yang diinginkannya.


(51)

Keinginan dan kebutuhan masing-masingindividu berbeda dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat, sehingga motif juga berbeda-beda. Motif seseorang bisa bersifat tunggal, bisa juga bergabung. Melihat berbagai motif yang berbeda antara orang-perorang, maka intensitas tanggapan seseorang terhadap pesan komunikasi pun akan berbeda sesuai dengan jenis motifnya.

Dennis Mc Quial dkk dalam (Severin 2007:356), mereka menemukan 4 tipologi motivasi khalayak yang terangkum dalam skema media – person interaction sebagai berikut:

1. Pengalihan pelarian dari rutinitas dan masalah ; pelepasan emosi

2. Hubungan personal manfaat sosial informasi dalam percakapan; pengganti media untuk kepentingan perkawanan

3. Identitas pribadi atau psikologi individu penguatan nilai atau penambah keyakinan; pemahaman diri, eksplorasi realitas dan sebagainya

4. Pengawasan informasi mengenai hal-hal yang mungkin mempengaruhi seseorang atau akan membantu sesorang melakukan atau menuntaskan sesuatu.

II.5 Teori Uses and Gratification

II. 5.1 Sejarah Teori Uses and Gratification

Salah satu teori dalam komunikasi massa yang popular dan sering digunakan sebagai kerangka teori dalam mengkaji realitas komunikasi massa adalah Uses and

Gratification. Model Uses and Gratification untuk pertama kali dijelaskan oleh Elihu Katz


(52)

kajian yang sedang sekarat itu adalah studi komunikasi massa yang persuasi. Dia menunjukkan bahwa kebanyakan penelitian komunikasi sampai waktu itu diarahkan kepada penyelidikan efek kampanye persuasi pada khalayak. Katz mengatakan bahwa penelitiannya diarahkan kepada jawaban terhadap pertanyaan, apa yang dilakukan media untuk khalayak? (what do the media do to people?). Model Uses and Gratification menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak (Effendi, 2003: 289).

Model ini merupakan suatu loncatan dramatis dari model jarum hipodermik. Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media terhadap khalayaknya tetapi lebih tertarik pada apa yang dilakukan khalayak terhadap media. Anggota khalayak diangggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Dari sini timbul istilah Uses

and Gratification, penggunaan dan pemenuhan kebutuhan. Dalam asumsi ini tersirat

pengertian bahwa komunikasi massa berguna (utility); bahwa komunikasi media diarahkan oleh motif (intentionality); bahwa perilaku media mencerminkan kepentingan dan preferensi (selectivity); dan bahwa khalayak sebenarnya kepala batu (stubborn). Karena penggunaan media hanyalah satu cara untuk memenuhi kebutuhan psikologis, efek media dianggap sebagai situasi ketika kebutuhan itu terpenuhi.


(53)

Model Uses and Gratification dapat dilukiskan seperti terlihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 2. Uses and Gratification

(Rakhmat: 2004: 66)

Antaseden meliputi variabel individual yang terdiri dari data demografis seperti usia, jenis kelamin dan faktor-faktor psikologis komunikan, serta variabel lingkungan seperti organisasi, sistem sosial dan struktur sosial. Motif dapat dioperasionalkan dengan berbagai cara: unfungsioanal (hasrat melarikan diri, kontak sosial atau bermain), bifungsional (informasi-edukasi, fantasist escapist, atau gratifikasi segera tertangguhkan), empat fungsional (diversi, hubungan personal, identitas personal dan surveillance;

surveillance (bentuk-bentuk pencarian informasi), korelasi, hiburan, transmisi budaya) dan

multifungsional.

Penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai jenis isi media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan antara individu konsuman media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan. Efek media dapat dioperasionalkan sebagai evaluasi kemampuan media untuk memberikan kepuasan, sebagai depedensi media, dan sebagai pengetahuan (Rakhmat, 2004:65).

Antaseden Motif Penggunaan Media Efek

Variabel Individual Personal Hubungan Kepuasan

Variabel Lingkungan Diversi Macam isi Pengetahuan Personal Identity Hubungan dengan isi


(54)

Banyak orang membaca karena merasa bahwa hal itu berterima secara sosial dan sebagian orang merasa bahwa surat kabar merupakan hal yang tak tergantikan dalam mencari informasi mengenai berbagai persoalan yang ada di dunia. Namun demikian, banyak juga yang mencari pelarian, relaksasi hiburan, dan prestise sosial. Orang-orrang ini mengerti bahwa kesadaran akan persoalan-persoalan umum sangat berharga dalam percakapan. Sebagian yang lain mencari bantuan untuk kehidupan sehari-hari mereka dengan membaca materi yang berkenaan denagn mode, resep makanan, ramalan cuaca maupun informasi yang bermanfaat lainnya.

Apa yang mendorong kita untuk menggunakan media? Mengapa kita senang acara X dan membenci acara Y? Bila anda kesepian, mengapa anda lebih memilih mendengarkan music klasik dalam radio daripada membaca novel? Apakah media massa berhasil memenuhi kebutuhan kita? Inilah diantara sekian banyak pertanyaan yang berkenaan dengan Uses and Gratification. Teori ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri seseorang tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Teori ini menekankan bahwa khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Studi dalam bidang ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) media untuk mendapatkan kepuasan (gratification) atau kebutuhan seseorang.

Penggunaan isi media untuk mendapatkan pemenuhan atas kebutuhan seseorang atau Uses and Gratification salah satu teori dan pendekatan yang sering digunakan dalam komunikasi. Teori dan pendekata ini tidak mencakup atau mewakili keseluruhan proses komunikasi, karena sebagian besar perilaku audiens hanya dijelaskan melalui berbagai kebutuhan dan kepentingan mereka sebagai suatu fenomena mengenai proses penerimaan pesan media (Bungin, 2006:284).


(55)

Efek merupakan perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa. Karena fokusnya pesan, maka efek haruslah berkaitan dengan pesan disampaikan media massa. Kita cenderung melihat efek media massa baik yang berkaitan dengan pesan maupun dengan media itu sendiri. Pendekatan kedua ialah melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa, penerimaan informasi, perubahan perasaan atau sikap, dan perubahan perilaku atau dengan istilah lain perubahan kognitif, afektif dan behavioral. Pendekatan yang ketiga meninjau satuan observasi yang dikenai efek komunikasi massa individu, kelompok atau bangsa (Rakhmat, 2005: 218).

Riset yang lebih mutakhir dilakukan oleh Dennis McQuail dan kawan-kawan dan mereka menemukan empat tipologi motivasi khalayak yang terangkum dalam skema media – person interaction sebagai berikut (Severin dan Tankard 2007:356):

1. Pengalihan pelarian dari rutinitas dan masalah ; pelepasan emosi

2. Hubungan personal manfaat sosial informasi dalam percakapan; pengganti media untuk kepentingan perkawanan

3. Identitas pribadi atau psikologi individu penguatan nilai atau penambah keyakinan; pemahaman diri, eksplorasi realitas dan sebagainya

4. Pengawasan informasi mengenai hal-hal yang mungkin mempengaruhi seseorang atau akan membantu sesorang melakukan atau menuntaskan sesuatu.


(56)

II. 5.2 Asumsi Dasar Teori Uses and Gratification

Katz, Blumler & Gurevitch menjelaskan mengenai asumsi dasar dari teori Uses and

Gratification yaitu:

1. Khalayak dianggap aktif, artinya khalayak sebagai bagian penting dari penggunaan media diasumsikan mempunyai tujuan.

2. Dalam proses komunikasi massa, inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada khalayak.

3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi lebih luas. Bagaiman kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan.

4. Tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak. Artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu.

5. Penilaian tentang arti cultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.

Herbert Blumler dan Elihu Katz dalam Rakhmat (1993: 204) adalah orang pertama yang mengenalkan teori ini. Teori ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif dalam memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna itu adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik didalam usaha memenuhi kebutuhannya.


(57)

Menurut mereka, asumsi-asumsi dasar dari teori ini dianggap aktif, artinya sebagian penting dari penggunaan media massa mempunyai tujuan. Dalam proses komunikasi massa, banya inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan pemilihan media terletak pada anggota khalayak. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia. Teori ini bertujuan untuk menjawab atau menjelaskan bagaimana pertemuan antara kebutuhan seseorang dengan media atau lebih khusus informasi yang terdap[at dalam media, terutama media massa.

Konsep dasar dari model uses and gratification oleh para pendirinya Elihu Katz adalah sebagai berikut:

(1) Sumber sosial dan psikologis dari (2) kebutuhan yang melahirkannya (3) harapan-harapan dari (4) media massa atau sumber-sumber yang menyebabkan (5) perbedaan pada terpaan media massa (keterlibatan dalam kegiatan lain) dan menghasilkan (6) pemenuhan kebutuhan dan (7) akibat-akibat lain seringkali akibat yang tidak dikehendaki.

Oleh karena adanya kebutuhan manusia yanh berbeda maka khalayak cenderung memilih media atau jenis media yang dirasakan dapat memenuhi kebutuhan dan member kepuasan. Dengan perkataan lain, pendekatan uses and gratification menunjukka bagaimana tingkah laku khalayak bukanlah permasalahan penting, tetapi yang lebih utama adalah dapat memenuhi kebutuhan pribadi sosial khalayak. Jadi, penekanannya adalah khalayak menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan pribadinya.


(58)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

III.1.1 Latar Belakang Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medann

Melatarbelakangi dari firman Allah dan Hadits di atas, di era yang semakin global dan kompetitif ini, dituntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas dan berwawasan luas. Pendidikan menjadi pilihan yang strategis dalam mempersiapkannya. Pendidikan di dalam Islam bukan hanya sekedar mengejar selembar ijazah dan pekerjaan, untuk wujud penghambaan diri kepada Allah SWT, untuk memakmurkan isi bumi dan membangun masyarakat sejahtera dan adil dengan berakhlaqul karimah. Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah didirikan sebagai wahana peran serta untuk menumbuhkembangkan keunggulan kualitas sumber daya manusia sebagaimana disebut diatas yang dimulai dari pendidikan dini dan akan terus berkelanjutan. Agar mereka dapat menjadi generasi yang dapat hidup di zamannya, karena pendidikan di YP. Shafiyyatul Amaliyyah adalah pendidikan yang berorientasi ke masa depan. Untuk tujuan itulah YP. Shafiyyatul Amaliyyah dituntut agar dapat menciptakan pendidikan yang dinamis, efektif sehingga dapat menghantarkannya kepada kehidupan dunia dan akhirat.


(59)

III.1.2. Visi dan Misi SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan

a. Visi

Mengupayakan Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah menjadi lembaga pendidikan yang mempersiapkan pemimpin masa depan yang bertaqwa dengan wawasan/intelektual yang luas, berakhlaqul karimah dan sehat yang disebut sebagai GOLDEN GENERATION.

b. Misi

Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah mempersiapkan generasi yang berwawasan ilmu KeIllahian dan ilmu keIlmiahan, agar anak memiliki kepribadian yang karimah, yang pandai bersyukur kepada khaliknya, dan siap hidup di zamannya yang semakin kompetitif di era globalisasi ini.

III.1.3 Faktor Keunggulan YP. Shafiyyatul Amaliyyah Medan

• Sistem pendidikan yang terintegrasi antara ilmu agama dan ilmu umum.

• Kurikulum terpadu KBK (lintas bidang studi)

Konsep pembelajarannya adalah Learning By Doing Indoor dan Outdoor /alam.

• Praktek ibadah secara penghayatan dan pengamalan.

• Siswa mendapat remedia/pengayaan untuk meningkatkan prestasi.


(60)

• Kegiatan eksrakurikuler yang bervariasi (seni dan olahraga), terarah, terencana dan sistematis.

• Guru dan SDM yang berdedikasi tinggi dan profesional.

• Sarana dan prasarana yang baik dan lengkap.

• Lingkungan yang islami, indah-asri, aman dan nyaman. III.1.4 Sarana dan Prasarana YP. Shafiyyatul Amaliyyah Medan

Untuk mewujudkan media pendidikan dalam Islam, maka YPSA juga memenuhi kriteria antara lain: Masjid, Sekolah, Perlengkapan belajar mengajar juga guru-guru yang berkompeten dalam bidangnya masing-masing. YPSA dibangun di atas tanah yang luas, asri dan mudah terjangkau kendaraan umum, yang terletak di Jl.Setia Budi No. 191 / Jl. Kemuning No.8 diatas tanah seluas + 1,2 Ha. Berikut sarana dan prasarana yang ada di YPSA.

1. Gedung, Kantor

2. Ruang Belajar Full AC 3. Masjid

4. Ruang Multiguna 5. Lab.Komputer 6. Lab.Bahasa 7. Lab.Matematika 8. Lab.IPA

9. Perpustakaan 10. Ruang Audiovisual


(61)

12. Ruang Bermain Indoor dan Outdoor 13. Studio Musik

14. Ruang Makan Siswa 15. Klub Sepak Bola

16. Klinik Pemerisaan Kesehatan “ Mitra Bunda “ 17. Konsultasi Psikolog

18. Food Court, Kantin Sekolah.” Almaidah “ 19. Supermarket Qraz

20. Kebun Bunga “Florien” dan Pembibitan

21.Outbond dan Homestay

22. Bus Antarjemput 23. Asuransi Kecelakan

24. Lingkungan yang islami, nyaman, dan aman.

III.1.5 Pendidikan Non-Formal YP. Shafiyyatul Amaliyyah Medan

• Taman Kanak-kanak Al Qur'an (TKA)

• Taman Pendidikan Al Qur'an (TPA)

• Privat-privat Les

Moslem Children Center (MCC) Language Developing Center (LDC)


(1)

Kp = ( x 100%

Kp = x 100%

Kp = 0,330625 x 100%

Kp = 33,06 %

Maka dapat disimpulkan, bahwa kekuatan dari penggunaan Blackberry adalah 33,06% dalam mempengaruhi kebutuhan informasi siswa SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan. Hal tersebut bermakna bahwa hanya 33,06% pemenuhan kebutuhan informasi siswa SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan dipengaruhi oleh penggunaan Blackberry. Selebihnya 66,94% pemenuhan kebutuhan informasi siswa dipengaruhi oleh faktor lain.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan

Berdasarkan penyajian dan analisis data yang telah dilakukan sesuai dengan langkah-langkah yang dituntun dan telah dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut::

1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti, menurut para responden, Blackberry juga mampu meningkatkan komunikasi siswa diluar sekolah. Dengan demikian, para siswa dapat mengetahui segala permasalahan yang terjadi di dunia, melakukan interaksi lintas budaya. Blackberry dapat juga membantu mencapai gambaran dan karakter diri siswa dan menjadi solusi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan informasi siswa Shafiyyatul Amaliyyah Medan.

2. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti, menurut para responden, penggunaan Blackberry dapat memenuhi kebutuhan informasi, pengetahuan dan hiburan siswa. Hal itu dikarenakan penggunaan Blackberry yang mudah dan cepat sehingga memudahkan siswa mendapatkan informasi yang dibutuhkan baik informasi yang bersifat umum maupun yang berkenaan dengan untuk menunjang pendidikan siswa disekolah. 3. Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan penulis, terdapat hubungan antara

penggunaan Blackberry terhadap pemenuhan kebutuhan informasi siswa SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan. Terdapat hubungan yang cukup berarti (0,575) antara penggunaan Blackberry dengan pemenuhan kebutuhan informasi siswa. Sedangkan uji signifikansi yang dilakukan dalam penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara Blackberry dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi Siswa.


(3)

V.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dari jawaban kuesioner siswa Safiyyatul Amaliyyah Medan, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan Blackberry pada siswa Safiyyatul Amaliyyah Medan sebaiknya lebih dimotivasi karena kepentingan berbagai info yang terkait dengan pelajaran di sekolah, bukan karena mengikuti trend maupun sebagai lifestyle.

2. Pola penggunaan fitur-fitur Blackberry sejauh ini cukup optimal digunakan oleh siswa Safiyyatul Amaliyyah Medan dan sebaiknya tetap dipertahankan

3. Penggunaan Blackberry sebaiknya dilakukan dengan seoptimal mungkin. Untuk siswa Safiyyatul Amaliyyah Medan, yang diutamakan adalah penggunaan Blackberry tidak mengganggu kegiatan disekolah maupun kewajibannya sebagai murid di sekolah

4. Fitur-fitur pada Blackberry diharapkan dapat menjadi jembatan yang dapat menghubungkan seseorang tidak hanya dengan teman namun juga degan anggota keluarga lain. Sehingga semua yang dilakukan mereka dapat diketahui dan diawasi secara tidak langsung oleh oang tua. Blackberry juga dapat mendekatkan sesama penggunanya.

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, E dan Komala, L. 2004. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.


(4)

Arifin, Anwar. 2003. Ilmu Komunikasi : Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Bungin, Burhan. 2005. Analisis Data Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Rajawali Press.

____________. 2006. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Cangara, Hafied. 2003. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Effendi, Onong Uchjana.2000. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

_______________. 2004. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Kriyantono, Rachmad. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Liliweri, Alo. 1991. Komunikasi Antarpribadi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Lubis, Suwardi. 2005. Teknologi Komunikasi Pembangunan. Medan: Penerbit Universitas Sumatera Utara.

Lull, James. 1998. Media Komunikasi Kebudayaan : Suatu Pendekatan Global. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

McQuail, Dennis.1996. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga.


(5)

Muhammad, Arni. 2007. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara

Mulyana, Deddy dan Jalaluddin Rakhmat. 2005. Komunikasi Antarbudaya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Nawawi, Hadari. 1995. Metode penelitian Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. _____________. 2001. Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Nuruddin. 2004. Komunikasi Massa. Malang : Cespur

Pohan, Syafruddin. 2005. Komunikasi Organisasi. Medan: FISIP USU.

Purba, Amir, dkk, 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Medan: Putaka Bangsa Press

Rakhmat, Jalaluddin. 2004. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

________________. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Rogers, Everett. M. 1986. Communication Technology The New Media in Society. London: The Free Press.

Ruslan, Rosady. 2003. Manajemen Public Relation dan Media Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Severin, Werner J. & James W. Tankard, Jr. 2007. Teori Komunikasi Sejarah, Metode Terapan di dalam Media Massa. Edisi Ketujuh. Jakarta: Kencana.

Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta: PT Pustaka LP3S Indonesia

Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2005. Berbagai Alternatif Metode Penelitian Sosial. Pendekatan. Jakarta: Kencana

Umar, Husein. 2002. Metode Riset Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum


(6)

Sumber Lain:

(

(


Dokumen yang terkait

Situs “Www.Baidu.Com” Dan Kepuasan Akan Pemenuhan Kebutuhan Informasi Dalam Bahasa Mandarin (Studi Korelasional tentang Pengaruh situs “www.baidu.com” terhadap Kepuasan akan Pemenuhan Kebutuhan Informasi dalam Bahasa Mandarin di Kalangan Mahasiswa Sastra

0 32 115

Media Internal Perusahaan Dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi (Studi Korelasional Pengaruh Majalah MINAT Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Karyawan di Kantor Pusat PT Perkebuan Nusantara IV)

9 138 104

Penggunaan Internet Dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Penggunaan Fasilitas Internet Di Perpustakaan USU Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Di Kalangan Mahasiswa FISIP USU Medan.

5 39 129

Program “Asal Usul” Dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi Akan Mitos (Studi Korelasional Tentang Program “Asal Usul” di Trans7 dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi Akan Mitos di Kalangan Masyarakat Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Polonia Kota Medan)

1 23 156

Media Online Dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi (Studi Korelasional Media Online www.medan.tribunnews.Com Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

8 70 106

Hubungan Antara informasi dalam blackberry group messenger dengan pemenuhan kebutuhan informasi anggota komunitas mobil absolve.

0 0 4

Situs “Www.Baidu.Com” Dan Kepuasan Akan Pemenuhan Kebutuhan Informasi Dalam Bahasa Mandarin (Studi Korelasional tentang Pengaruh situs “www.baidu.com” terhadap Kepuasan akan Pemenuhan Kebutuhan Informasi dalam Bahasa Mandarin di Kalangan Mahasiswa Sastra

0 0 17

Situs “Www.Baidu.Com” Dan Kepuasan Akan Pemenuhan Kebutuhan Informasi Dalam Bahasa Mandarin (Studi Korelasional tentang Pengaruh situs “www.baidu.com” terhadap Kepuasan akan Pemenuhan Kebutuhan Informasi dalam Bahasa Mandarin di Kalangan Mahasiswa Sastra

0 1 12

Media Internal Perusahaan Dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi (Studi Korelasional Pengaruh Majalah MINAT Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Karyawan di Kantor Pusat PT Perkebuan Nusantara IV)

0 0 25

MEDIA INTERNAL PERUSAHAAN DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI (Studi Korelasional Pengaruh Majalah MINAT Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Karyawan di Kantor Pusat PT Perkebuan Nusantara IV) SKRIPSI

0 0 17