Survey dan Pemetaan Status Hara K Pada Lahan Kelapa Sawit yang Terserang Ganoderma di PT. PD PATI Kabupaten Aceh Tamiang
Lampiran 1. Data Lokasi Pengambilan Sampel, Titik Koordinat Sampel
No. Sandi Afdeling Blok
Koordinat
Tinggi
K–
Sampel
Tempat tersedia
X
Y
(m)
(me/100g)
1
1
1
A8 395813 488684
37
1,58
2
2
1
A8 395705 458689
37
0,59
3
3
1
A8 395153 458692
31
0,7
4
4
1
A8 395106 458696
27
0,64
5
5
1
A8 395407 458689
21
0,99
6
6
1
A8 395302 458691
24
0,71
7
7
1
A8 395148 458763
23
1,13
8
8
1
A8 395143 458845
22
0,83
9
9
1
A8 395415 458940
24
1,06
10
10
1
A8 395485 458940
32
0,56
11
11
1
A8 395609 458904
29
0,88
12
12
1
A8 395789 458750
31
0,7
13
13
1
A7 395055 458686
37
1,15
14
14
1
A7 394871 458679
37
0,79
15
15
1
A7 394684 458671
40
0,62
16
16
1
A7 394611 458860
34
1,32
17
17
1
A7 394714 458864
31
1,25
18
18
1
A7 394917 458860
29
1,36
19
19
1
A7 395030 458878
32
1,81
20
20
1
A7 394707 459117
30
1,93
21
21
1
A7 394715 459088
28
0,98
22
22
1
A7 394953 459048
30
1,02
23
23
1
A7 394931 459114
34
2,15
24
24
1
B7 395042 459112
32
0,43
25
25
1
B7 395067 459182
22
0,95
26
26
1
B7 394863 459189
20
0,54
27
27
1
B7 394617 459161
21
0,45
28
28
1
B7 394646 459409
21
0,56
29
29
1
B7 394726 459418
18
1,42
30
30
1
B7 394834 459413
21
0,88
31
31
1
B7 394911 459413
20
1,09
32
32
1
B7 394839 459446
18
0,7
33
33
1
B7 394668 459482
23
0,53
34
34
1
B7 394658 459605
23
1,67
35
35
1
B7 394755 459610
27
1,33
36
36
1
B8 394871 459610
21
0,7
37
37
1
B8 395160 459187
26
0,15
38
38
1
B8 395264 459198
24
0,37
39
39
1
B8 395276 459271
24
0,29
40
40
1
B8 395158 459269
24
0,49
41
41
1
B8 395178 459366
21
1,02
42
42
1
B8 395247 459368
32
0,81
43
43
1
B8 395137 459723
26
0,58
44
44
1
B8 395220 459722
26
0,34
45
45
1
B8 395164 459813
26
0,36
46
46
1
B8 395127 459909
25
1,45
47
47
1
B8 395282 459589
27
0,65
CInten
org .Penyakit
(%)
0,000
0
2,028
3
2,613
1
1,131
4
2,379
3
1,833
2
1,560
4
0,819
2
0,975
4
1,989
4
2,457
1
1,287
4
0,000
1
1,716
0
1,365
1
0,936
3
0,078
1
1,209
0
1,989
2
0,975
2
1,326
0
2,574
2
0,507
1
3,432
2
3,081
1
2,223
1
1,248
3
1,521
2
1,638
0
2,340
0
2,730
1
1,989
0
2,262
0
2,145
0
1,950
1
1,560
1
1,443
0
0,741
0
1,716
3
0,975
0
1,326
0
2,067
1
2,145
1
0,624
0
2,184
0
1,053
1
2,340
1
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Data Analisis K-tersedia
No.
Sandi Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
Blok
K - tersedia
A8
A8
A8
A8
A8
A8
A8
A8
A8
A8
A8
A8
A7
A7
A7
A7
A7
A7
A7
A7
A7
A7
A7
B7
B7
B7
B7
B7
B7
B7
B7
B7
B7
B7
B7
B8
B8
B8
B8
B8
B8
B8
B8
B8
B8
B8
B8
1,58
0,59
0,7
0,64
0,99
0,71
1,13
0,83
1,06
0,56
0,88
0,7
1,15
0,79
0,62
1,32
1,25
1,36
1,81
1,93
0,98
1,02
2,15
0,43
0,95
0,54
0,45
0,56
1,42
0,88
1,09
0,7
0,53
1,67
1,33
0,7
0,15
0,37
0,29
0,49
1,02
0,81
0,58
0,34
0,36
1,45
0,65
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3.Kondisi Lingkungan di Sekitar Sampel
No Sampel KondisiLingkungan
Tanah
1
1
Piringan Semak
2
2
Piringan Semak
3
3
Piringan Semak
4
4
Piringan Bersih
5
5
Dekatdengan Tanaman TerserangBerat
6
6
Didaerah Berlereng
7
7
Didaerah Berlereng
8
8
Dekatdengan Jalan Produksi
9
9
Dekatdengan Jalan Produksi
10
10
Piringan Semak, Daerah Berlereng
11
11
PiringanSemak
12
12
PiringanSemak
13
13
Berlereng
14
14
PiringanBersih
15
15
DekatGenangan air
16
16
Pinggirjalan, dekatsumbertanamanterserangberat
17
17
Dekatjalan, parittergenang, drainaseburuk, semak
18
18
Dekatjalan, adarumahrayap
19
19
Terdapatgenangan air, gulmadipiringan
20
20
Dipinggirjalan
21
21
DekatjalanProduksi
22
22
Dekatjalan, semakbelukar
23
23
Dekatgenangan air, dekatkantor
24
24
Tanah berlereng, semakbelukar
25
25
Semakbelukar, dekattanamanterserangmati
26
26
Daerah berlereng, semakbelukar
27
27
Dibawahlereng
28
28
Didekatjalanpsrproduksi, semak
29
29
Dekatparit, semakbelukar
30
30
Piringanbersih
31
31
Piringanbersih, dekatpsrpikul
32
32
Piringanbersih
33
33
Piringansemak
34
34
Dekatdengantanamnaygdireplanting, daerahberlereng
35
35
Daerah berlereng
36
36
Semakbelukar
37
37
Semakbelukar, piringansemak
38
38
Piringansemak, terdapatbanyakjamur
39
39
Piringansemak, tidakterawat
40
40
Piringansemak
41
41
Piringansemak, tidakterawat
42
42
Rawa, piringansemak
43
43
Dekatparit, rawa, semakbelukar
44
44
Piringanbersih
45
45
Semakbelukar
46
46
Piringansemakbelukar
47
47
Rawa, semak
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Uji Asumsi Data Klasik
1. Uji Data Outlier
Histogram
Universitas Sumatera Utara
2. Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R
Std. Error of
Square
the Estimate
1
,410a
,168
,130
1,22309
a. Predictors: (Constant), C_org, K_ter
b. Dependent Variable: Int_peny
DurbinWatson
1,705
3. Uji Normalitas
Universitas Sumatera Utara
4. Uji Heretoskedastisitas
5. Uji Linearitas
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5.Uji Korelasi Data
Correlations
Int_pen
y
Pearson
Int_pen Correlation
y
Sig. (2-tailed)
N
Pearson
Correlation
K_ter
Sig. (2-tailed)
N
Pearson
Correlation
C_org
Sig. (2-tailed)
K_ter
C_org
1
,410**
,022
47
,004
47
,883
47
,410**
1
,044
,004
47
47
,771
47
,022
,044
1
,883
,771
N
47
47
47
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 6. Uji Regresi Data
Model Summary
Model
R
R Square Adjusted R Std. Error of
Square
the Estimate
a
1
,410
,168
,130
1,22309
a. Predictors: (Constant), C_org, K_ter
Model
1
Regression
Residual
Sum of
Squares
13,284
65,822
ANOVAa
df
Total
79,106
a. Dependent Variable: Int_peny
b. Predictors: (Constant), C_org, K_ter
2
44
Mean
Square
6,642
1,496
F
4,440
Sig.
,018b
46
Universitas Sumatera Utara
Coefficientsa
Unstandardized
Standardize
Coefficients
d
Coefficients
B
Std. Error
Beta
Model
(Constant
)
1
,306
,559
K_ter
30,146
10,131
,410
C_org
,007
,242
,004
Lampiran 7. Kriteria Sifat Tanah
Sifat Tanah
Satuan
S.
Rendah
C (Karbon)
%
8.5
>6.5
Universitas Sumatera Utara
PETA LOKASI PEGAMBILAN SAMPEL
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Ariffin, D., Idris, A. S. dan Singh, G. 2000. Status of Ganoderma in Oil Palm. Di
dalam: Flood J, Bridge PD, Holderners M. (Editor), Ganoderma Disease
of Perenial Crops. CABI Publishing, Wallingford, UK.
Distan Riau, 2011. Peranan Unsur hara Terhadap Kelapa Sawit. Dinas Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi Riau, Riau. Diakses dari
http://distan.riau.go.id/index.php.component/content/article/53pupuk/152
hara sawit
Foth, H. D. 1951. Fundamentals of Soil Science Sixth Edition. John Wiley &
Sons. New York.
Mih, A. M. and T. R. Kinge. 2015. Ecology of Basal Stem Rot Disease of Oil
Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Cameron. American Journal of
Agriculture and Forestry 3 (5):208-215.
Nadiah, A. 2013. Jamur Ganoderma: Peran Ganda Yang Bertentangan. POPT
Ahli Pertama. BBPPTP Surabaya
Novizan, 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agro Media Pustaka, Jakarta.
Nyakpa, M. Y, A. M. Lubis, M. A. Pulung, A. Ghaffar Amrah, Ali Munawar, Go
Ban Hong, N. Hakim. 1988. Kesuburan Tanah. Penerbit Universitas
Lampung. Lampung.
Priyatno, T. P. 2012. Pendekatan Ekologis Mengatasi Penyakit Busuk Pangkal
Batang Ganoderma pada Kelapa Sawit. J. Agroinovasi. Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik
Pertanian. Bogor
Rayes, M. L. 2007. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. Penerbit Andi.
Yogyakarta.
Redaksi Agromedia. 2007. Petunjuk Pemupukan. Jakarta: PT. Agromedia Pustaka
Rosmarkan, A. dan N. W. Yuwono. 2011. Ilmu Kesuburan Tanah. Penerbit
Kanisius. Yogyakarta
Reitemeier, R. F. 1957. Soil in The Yearbook of Agriculture. The United States
Department of Agriculture. Washington D. C.
Sinaga, M. S. 1993. Prospek Gliocladium Sebagai Agen Biokontrol Patogen Tular
Tanah. Wahana Informasi dan Alih Teknologi Pertanian, Agrotek 1(2).
Sinaga MS, Bonny PWS, Susanto A. 2003. Keragaman mikroorganisme rhizosfer
kelapa sawit dan patogenesitas Ganoderma boninense Pat. sebagai dasar
pengendalian penyakit busuk pangkal batang. Laporan Akhir Hibah
Bersaing IX. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Universitas Sumatera Utara
Semangun, H. 2000. Penyakit-Penyakit Tanaman Perkebunan di Indonesia.
Ed ke-4 (revisi). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Subronto, Purba RY, Suprianto E, Setiowati RD. 2003. Upaya mendapatkan
bahan tanaman kelapa sawit yang toleran Ganoderma boninense. Pusat
Penelitian Kelapa Sawit 13(1).
Susanto, A. 2002. Kajian pengendalian hayati Ganoderma boninense Pat,
penyebab penyakit busuk pangkal batang kelapa sawit [disertasi]. Bogor:
Fakultas Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.
Susanto A., P.S. Sudharto and R.Y. Purba. 2005. Enhancing biological control of
basal stem root disease (Ganoderma boninense) in oil palm plantations.
Journal Mycopathologia, volume 159(1): 153-157.
Sutanto, R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Konsep dan Kenyataan. Kanisius.
Yogyakarta.
Tamtomo, J. P. 2008. Land Surveying and Mapping : Pengukuran dan Pemetaan
Tanah. http://tanahkoe.tripod.com/bhumiku/id10.html.
Wood L.K. dan E.E. deTurk. 1941. The Absorption of Photassium In Soils In
Non-Replaceable Forms. Soil Sci. Soc. Amer. Proc. 5:152-161.
Worden, E. C., T. K. Broschat, and C. Yurgalevitc. 2007. Care and Maintenance
of Landscape Palms in South Florida. Institute of Food and Agriculture
Science. University of Florida. Florida
Universitas Sumatera Utara
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di areal perkebunan tanaman kelapa sawit PT.
PD. PATI, yang berlokasi di Desa Seumadeum Kabupaten Aceh Tamiang, dengan
mengambil sampel tanah pada tanaman yang terserang ganoderma, kemudian
sampel tanah dianalisis di Laboratorium Socfin Indonesia Sumatera Utara dan
Laboratorium Biologi Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada
bulan Meo 2015 sampai dengan September 2015.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta lokasi penelitian
skala 1 : 23000 digunakan sebagai peta dasar, sampel tanah yang diambil pada
beberapa titik tanaman yang terserang Ganoderma sp. Serta bahan – bahan kimia
yang mendukung untuk analisis di laboratorium.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Global Position System
(GPS) untuk mengetahui koordinat lokasi penelitian, bor tanah untuk mengambil
sampel tanah terganggu, kantong plastic sebagai wadah sampel tanah kotak gabus
sebagai wadah sampel, kamera untuk dokumentasi, dan alat lainnya yang
berhubungan dengan pengambilan sampel tanah di lapangan dan yang mendukung
analisa di laboratorium.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode Proporsional
Purposive Random Sampling. Penetapan sampel tanah ditetapkan secara acak
dengan mengacu pada peta kerja dengan skala 1 : 23000.
Universitas Sumatera Utara
Pelaksanaan Penelitian
Adapun tahapan kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Persiapan
Persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan pekerjaan di lapangan,
terlebih dahulu dilakukan pra-survey di lapangan, konsultasi dengan komisi
pembimbing, penyusunan usulan penelitian, pengadaan peta kerja, studi literature
dan penyusunan rencana kerja di lapangan yang berguna untuk mempermudah
pekerjaan secara sistematis sehingga didapatkan hasil sesuai dengan yang
diharapkan.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan di lapangan dimulai dengan mengadakan survey pendahuluan
untuk orientasi lapangan penelitian. Pelaksanaan survey utama yang tujuannya
untuk pengambilan contoh tanah yang akan dianalisis.
Pengambilan contoh tanah yang akan dijadikan sampel diambil dengan
menggunakan metode Proporsional Purposive Random Sampling menggunakan
bor tanah di sekitaran pangkal batang tanaman kelapa sawit pada kedalaman
10-20 cm dan berpedoman pada peta kerja. Dari setiap pengambilan contoh
dicatat hasil pembacaan koordinat pada GPS
Setelah diperoleh contoh tanah dari pengeboran 2 titik disetiap tanaman
maka dikompositkan dan diambil + 1 kg untuk setiap contoh tanah dan dimasukan
ke dalam kantong plastik yang sudah disediakan, selama pengambilan contoh
tanah tersebut juga dilakukan pengamatan dan pencatatan keadaan lingkungan di
areal pengambilan sampel.
Universitas Sumatera Utara
3. Analisis Laboratorium
Sampel tanah yang diambil dari daerah penelitian kemudian di analisis di
Laboratorium Socfin Indonesia Sumatera Utara dan Laboratorium Biologi Tanah
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara untuk mengetahui keadaan K
dalam tanah. Oleh karena itu dilakukan analisis laboratorium dengan
menggunakan metode :
Ketersediaan hara K menggunakan metode ekstrak HCl 25%
Bahan organic dengan menggunakan metode Walkley and Black
4. Pengolahan Data
Dari output yang diperoleh melalui hasil analasis maupun tingkat serangan
Ganoderma sp. dilapangan, kemudian dilakukan penggabungan (overlay) peta
sebaran hara K dengan data tingkat serangan Ganoderma sp.
Untuk melihat hubungan kedua variable tersebut, maka penulis
menggunakan analisis regresi kuadratik dan analisis spasial menggunakan SPSS
ver. 20.0.
a. Analisis Sampel Tanah dan Intensitas Serangan
Analisis sampel tanah dilakukan di Laboratorium Socfin Indonesia
Sumatera Utara dan Laboratorium Biologi Tanah, Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara.
Pengukuran intensitas serangan mengacu pada rumus klasifikasi tingkat
kerusakan disebabkan penyakit pada tabel berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.Klasifikasitingkatkerusakandisebabkanpenyakit
Tingkat Kerusakan
Tanda Kerusakan yang Terlihat
Sehat
Kerusakan ≤ 5%
Ringan
Kerusakan antara >5% - 25%
Sedang
Kerusakan >25% - 50%
Berat
Kerusakan > 50% - 75%
SangatBerat/ Mati
Kerusakan> 75% - 100%
(Herliyanadkk., 2011).
Nilai
0
1
2
3
4
b. Uji Asumsi Data Klasik
Uji asumsi data klasik dilakukan bertujuan untuk melihat ada tidaknya
data outlier, linearitas, normalitas dan heteroskedastisitas.
c. Analisis Korelasi
Untuk melihat hubungan antara sebaran hara K terhadap laju infeksi
Ganoderma sp.
d. Analisis Regresi
Untuk melihat hubungan antara ketersediaan hara K terhadap laju infeksi
Ganoderma sp., penulis kaji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda
dalam bentuk persamaan :
Y = a + b1X1 + b2X2
Dengan:
Y
= variable terikat (intensitas serangan)
a
= intersep dari garis sumbu Y
b
= koefisien regresi linear
X1
= variable bebas (ketersrdiaan hara K)
X2
= variable bebas (bahan organik)
Universitas Sumatera Utara
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Kondisi Umum Wilayah Penelitian
Penelitian ini dilakukan di perkebunan PT PD PATI desa Seumadeum
kecamatan Kejuruan Muda Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi Aceh terletak pada
03o53‟18‟‟ – 04o32‟56,76” Lintang Utara sampai 97o43,41 – 98o13,45‟41” dengan
luasan daerah 780,75 Ha. Perkebunan ini terdiri atas 2 afdelling dengan masing –
masing blok yaitu 20 dan 16 blok. Empat blok diantaranya terserang penyakit
Busuk Pangkal Batang (BPB).
Data Kondisi Umum Sampel
Kegiatan survei di lapangan dan di laboratorium memperoleh data berupa
K-tersedia dan C-organik. Data diolah dengan menggunakan SPSS untuk
mendapatkan Rataan, Maksimum, Minimum, Standart Deviasi danVariansi. Hal
yang dimaksud disajikan pada tabel berikut :
Tabel 2. Data Umum Sampel Tanah dengan Beberapa Parameter Pengamatan dan
Analisis Laboratorium
Rataan
Maksimum
Minimum
Std.
Variansi
Deviasi
K-tersedia
0.0353
0.08
0.01
0.1782
0.00
C-organik
1.6803
3.43
0.00
0.7471
0.558
IntsPenyakit
1.3830
4.00
0.00
1.3113
1.720
Dari tabel di atas diketahui bahwa data K-tersedia memiliki rataan 0.0353
yang termasuk dalam kategori rendah, C-organik memiliki rataan 1.6803 yang
termasuk dalam kategori rendah dan intensitas penyakit memiliki rataan 1.3830
yang termasuk dalam kategori skala rendah.
Universitas Sumatera Utara
Balitan (2005) (Lampiran 9) menggolongkan tingkat kandungan
K-tersedia tanah menjadi 5 status, yaitu : Sangat rendah, Rendah, Sedang, Tinggi,
dan Sangat Tinggi. Penggolongan kandungan K-tersedia di lokasi penelitian
disajikan pada gambar dan tabel berikut:
Gambar 1.Sebaran K-tersedia Tanah
Tabel 3. Data Luas Wilayah Sebaran K-tersedia Tanah
Luas
Status
--ha-Sangat Rendah
54.52
Rendah
32.29
Sedang
8.07
Total
94.88
%
57.45
34.04
8.51
100
Dari tabel data hasil analisis kandungan K-tersedia tanah terlihat bahwa
areal penelitian didominasi dengan kandungan K-tersedia yang berstatus sangat
rendah dengan nilai persentase sebesar 57.45% dengan luas area sebesar 54.53 ha.
Sementara itu untuk kandungan K-tersedia yang berstatus rendah sebesar 34.04%
dan sedang 8.51%.
Universitas Sumatera Utara
Balitan 2005 (Lampiran 9) menggolongkan tingkat kandungan C-organik
tanah menjadi 5 status, yaitu : Sangat rendah, Rendah, Sedang, Tinggi, dan Sangat
Tinggi. Penggolongan kandungan karbon organik (C-org) di lokasi penelitian
disajikan pada gambar dan tabel berikut:
Gambar 2. Sebaran C-organik Tanah
Tabel 4. Data Luas Wilayah Sebaran C-organik Tanah
Status
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Total
Luas
--ha-20.19
40.37
30.28
4.04
94.88
%
21.28
42.55
31.91
4.26
100
Dari tabel di atas terlihat bahwa areal penelitian didominasi dengan
keadaan C-organik yang berstatus rendah dengan nilai persentase yang cukup
tinggi yaitu sebesar 42.55% dengan luasan daerah 40.l7 Ha. Sementara itu, untuk
status kandungan C-organik sangat rendah sebesar 21.28%, sedang sebesar
31.91% dan tinggi 4.26%.
Universitas Sumatera Utara
Uji Asumsi Data Klasik
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan statistika uji asumsi
data klasik diperoleh data seperti uji data normalitas dan uji data untuk analisis
korelasi dan regresi (Lampiran 4)
Analisis Korelasi
Dari hasil pengolahan statistika hubungan (kolerasi) antara intensitas
penyakit busuk pangkal batang (Ganoderma sp.) dengan kandungan K-tersedia
dan C-organik dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 5. Uji Korelasi Antara Intensitas Penyakit Busuk Pangkal Batang
(Ganoderma) dengan Kandungan K-tersedia dan C-organik Tanah
Korelasi
K-tersedia
C-organik
IntensitasPenyakit
K-tersedia
C-organik
0,772
0,004
0,883
Dari Tabel diatas diketahui bahwa terdapat korelasi nyata antara
K-tersedia dengan intensitas penyakit busuk pangkal batang (Ganoderma sp.)
dengan nilai signifikansi 0,004. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang
sangat nyata namun lemah antara kedua variable tersebut (Lampiran 7).
Analisis Regresi
Dari hasil analisis regresi antara K-tersedia dan C-organik terhadap
intensitas penyakit memiliki nilai koefisien regresi (R 2) sebesar 0.410. Sementara
dari hasil nilai regresi dari intensitas penyakit terhadap K-tersedia memiliki nilai
koefisien regresi (r2) sebesar 0.168. Dari data tersebut diperoleh persamaan
sebagai berikut :
Y = 0.779 + 30.146X1 + 0.007X2……………………………………..(1)
Universitas Sumatera Utara
Pembahasan
Berdasarkan hasil uji korelasi K-tersedia tanah terhadap intensitas
penyakit busuk pangkal batang (Ganoderma sp.) diketahui bahwa nilai
signifikansi sebesar 0.004 yang menunjukkan adanya hubungan nyata antar kedua
variable, saling mempengaruhi namun lemah. Dimana kadar K-tersedia dalam
tanah sangat rendah dan intensitas serangan penyakit berada dalam skala sedang.
Hal ini sesuai literatur Lawani (1995) yang menyatakan bahwa unsur K
merupakan salah satu unsur makro primer bagi setiap tanaman. Unsur ini berada
bebas di dalam plasma sel dan titik tumbuh tanaman, dapat memacu pertumbuhan
pada tingkat permulaan menambah daya tahan tanaman terhadap serangan hama,
penyakit dan kekeringan.
Berdasarkan data uji korelasi C-organik tanah terhadap intensitas penyakit
busuk pangkal batang (Ganoderma sp.) diketahui bahwa nilai signifikansinya
sebesar 0.883 dimana ada hubungan yang nyata antara kedua variable tersebut..
Hal ini dapat dikarenakan bahan organik yang menjadi sumber energi bagi
mikroorganisme bersifat antagonis terhadap patogen Ganoderma. Hal ini sesuai
dari hasil penelitian Mih and Kinge (2015) yang menyatakan bahwa komposisi
bahan organik yang terdekomposisi cukup tinggi akan berasosiasi dengan
aktivitas mikrobia yang tinggi dan melawan populasi spesies Ganoderma.
Berdasarkan data uji korelasi K-tersedia tanah terhadap kadungan
C-organik tanah diketahui bahwa nilai signifikansinya sebesar 0.772 dimana ada
hubungan yang nyata antara kedua variable tersebut. Hal ini disebabkan karena
bahan organik merupakan sumber unsur hara N, P, dan K. Hal ini sesuai literatur
Sutedjo (1999) yang menyatakan bahwa bahan organik dapat meningkatkan
Universitas Sumatera Utara
kapasitas tukar kation, hal ini berhubungan dengan muatan-muatan negatif yang
terdapat didalamnya. Muatan negatif ini merupakan potensi humus mengadsorbsi
kation-kation seperti Ca, Mg dan K yang diikat dengan kekuatan sedang sehingga
mudah dipertukarkan atau mengalami proses pertukaran kation. Dengan demikian
pemberian bahan organik dapat meningkatkan efisiensi pemupukan kalium,
karena hara menjadi tidak mudah tercuci, juga dapat meningkatkan ketersediaan
hara N, P, dan K bagi tanaman.
Berdasarkan data uji regresi K-tersedia dan C-organik terhadap intensitas
penyakit tanaman diperoleh persamaan Y = 0.779 + 30.146X1 + 0.007X2, dimana
setiap kenaikan 1% ( me/100g) K-tersedia didalam tanah dapat meningkatkan
intensitas serangan penyakit sebesar 30%. Hal ini dapat dikarenakan perakaran
tanaman yang rusak akibat serangan penyakit tidak dapat menyerap kalium secara
keseluruhan yang mengakibatkan tanaman kelapa sawit tetap kekurangan kalium.
Kalium yang terdapat pada lapisan luar (epidermis) organ tanaman secara tidak
langsung mempengaruhi ketahanan tanamanan terhadap serangan penyakit karena
semakin banyak kalium yang diserap maka semakin tebal epidermis organ
tanaman tersebut. Hal ini sesuai literature Reitemeier (1957) yang menyatakan
bahwa Kalium diperlukan untuk beberapa fungsi fisiologi dasar yaitu
pembentukan gula dan pati dan pergerakannya keberbagai bagian tanaman,
sintesis protein, pembelahan sel normal dan pertumbuhan dan netralisasi asam
organik menigkatkan resistensi beberapa tanaman untuk penyakit tertentu,
meningkatkan kekuatan batang dan tangkai, sehingga ada sedikit ketahanan.
Universitas Sumatera Utara
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Intensitas penyakit busuk pangkal batang hanya berkolerasi nyata dengan
K dan C-organik
2. Intensitas penyakit busuk pangkas batang dipengaruhi oleh K dan C-organik
dengan persamaan Y = 0.779 + 30.146X1 + 0.007X2 dimana setiap kenaikan
1% K di dalam tanah meningkatkan intensitas penyakit sebesar 30%.
Saran
Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang analisis serapan kalium pada
tanaman untuk mengetahui kadar kalium pada tanaman.
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
Survei Tanah dan Pemetaan
Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari lingkungan alam
dan potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah
satu dokumentasi utama sebagai dasar dalam proyek-proyek pengembangan
wilayah. Makin banyak informasi yang diperoleh dari pelaksanaan survei pada
skala yang besar akan memberikan manfaat yang lebih besar (Hakim dkk, 1986).
Survei merupakan pendeskripsian karakteristik tanah-tanah di suatu
daerah, mengklasifikasikannya menurut sistem klasifikasi baku, memplot jenis
dan ketersediaan hara tanah pada peta dan membuat prediksi tentang sifat tanah.
Perbedaan
penggunaan
mempengaruhi
tanah
tanah
itulah
dan
yang
bagaimana
terutama
tanggapan
perlu
pengelolaan
diperhatikan
(dalam
merencanakan dan melakukan survei tanah) (Rayes, 2007).
Tujuan survei tanah adalah mengklasifikasikan, menganalisis dan
memetakan tanah dengan mengelompokkan tanah-tanah yang sama dan hampir
sama sifatnya ke dalam satuan peta tanah tertentu dengan mengamati profil tanah
atas warna, struktur, tekstur, konsistensi, sifat-sifat kimia dan lain-lain
(Hardjowigeno, 2003).
Interpretasi terhadap hasil survei tanah bagi pengembang sampai saat ini
meliputi:
a. Pendugaan potensi produksi jenis-jenis tanaman utama pada setiap tipe tanah
dibawah tingkat pengelolaan tertentu.
Universitas Sumatera Utara
b. Kebutuhan masukan (input) bagi setiap jenis tanaman, yakni sebesar input
yang perlu bagi setiap level produksi yang diinginkan atau setiap tipe tanah
tertentu.
c. Kemungkinan perubahan perilaku setiap tipe tanah akibat irigasi.
d. Kemungkinan pembuatan drainase buatan.
e. Pendugaan respon terhadap penggunaan pupuk dan kapur yang banyak
dikonsumsi oleh sifat-sifat tanah yang permanen berdasarkan tingkat
kesuburan yang ditunjukkan oleh uji tanah (Hakim dkk, 1986).
Dalam survei tanah dikenal 3 macam metode survei, yaitu metode grid
(menggunakan prinsip pendekatan sintetik), metode fisiografi dengan bantuan
interpretasi foto udara (menggunakan prinsip analitik), dan metode grid bebas
yang merupakan penerapan gabungan dari kedua metode survei. Biasanya dalam
metode grid bebas, pemeta „bebas‟ memilih lokasi titik pengamatan dalam
mengkonfirmasi secara sistematis menarik batas dan menentukan komposisi
satuan peta (Rayes, 2007).
Rossiter (2000) mengemukakan bahwa disiplin survei sumber daya lahan
kini memasuki era baru karena munculnya teknologi dan metode baru sebagai
berikut:
1. Satelit penginderaan jauh (yang dalam waktu dekat hamper sama detailnya
dengan foto udara) yang sangat bermanfaat untuk persiapan peta dasar dan
klasifikasi tutupan lahan
2. GPS (Global Positioning System) yang sangat bermanfaat untuk menentukan
lokasi secara akurat, mampu menemukan teknologi pemetaan bawah
Universitas Sumatera Utara
permukaan, serta berkembangnya model elevasi digital (DEM) untuk
memprediksi karakteristik medan.
3. Geostatistik dan teknik interpolasi lainnya.
4. Sistem informasi geografis (SIG) untuk penyimpana, transformasi, analisis dan
pencetakan peta.
Pemetaan merupakan pengukuran, perhitungan dan penggambaran
permukaan bumi (termodiology geodesi) dengan menggunakan cara atau metode
tertentu
sehingga
didapatkan
hasil
berupa
softcopy maupun
hardcopy
(Tamtomo, 2008).
Tujuan pemetaan adalah melakukan pengelompokan tanah ke dalam
satuan-satuan peta tanah yang masing-masing mempunyai sifat-sifat yang sama.
Masing-masing satuan peta diberi warna yang sedapat mungkin sesuai dengan
warna tanah yang sebenarnya. Disamping itu dicantumkan pula simbol-simbol
atau nomor urutnya untuk memudahkan pembacaannya. Walaupun demikian
batas-batas persamaan tersebut sudah barang tentu dibatasi oleh ketelitian (skala)
dari peta-peta tersebut (Hardjowigeno, 2007).
Survei dan pemetaan tanah merupakan satu kesatuan kerja saling
melengkapi dan saling memberi manfaat bagi peningkatan penggunaannya seperti
keadaan fisik dan lingkungan lokasi survei, keadaan tanah, klasifikasi dan
interpretasi kemampuan lahan (Sutanto 2005).
Kalium (K)
Unsur hara yang diserap oleh tanaman berasal dari 3 sumber sebagai
berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Bahan organik. Sebagian besar unsur hara terkandung di dalam bahan organik.
Sebagian dapat langsung digunakan oleh tanaman, sebagian lagi disimpan
untuk jangka waktu yang lebih lama. Bahan organik harus mengalami
dekomposisi atau pelapukan terlebih dahulu sebelum tersedia bagi tanaman.
2. Mineral alami. Setiap jenis batuan mineral yang membentuk tanah
mengandung bermacam-macam unsur hara. Mineral alami ini berubah menjadi
unsur hara yang tersedia bagi tanaman setelah mengalami penghancuran oleh
cuaca.
3. Unsur hara yang terjerap atau terikat. Unsur hara ini terikat di permukaan atau
di antara lapisan koloid tanah dan sebagai sumber utama dari unsur hara yang
dapat diatur oleh manusia.
(Novizan, 2002).
Ada 6 unsur yang dibutuhkan tanaman alam jumlah banyak. Diantaranya
N, P, K, Ca, S, dan Mg. Keenam unsur tersebut lebih dikenal sebagai unsur hara
makro. Bahkan N, P, K disebut sebagai unsur hara pokok, karena mutlak
dibutuhkan tanaman untuk tumbuh (Redaksi Agromedia, 2007).
Kalium adalah unsur hara makro yang banyak dibutuhkan oleh tanaman,
dan diserap tanaman dalam bentuk ion K+. Sumber utama kalium di dalam tanah
berasal dari pelapukan mineral – mineral primer seperti felspar, mika, biotit dan
lain– lain. Kalium tanah berada dalam keseimbangan bentuk-bentuk: mineral,
terfiksasi, dapat diper tukarkan, dan larut dalam cairan tanah (Wood dan deTurk,
1941):
Km
Mineral
Kf
terfiksasi
Kdd
Kl
dapat dipertukarkan
larut
Universitas Sumatera Utara
Kalium
diperlukan untuk
beberapa fungsi
fisiologi
dasar
yaitu
pembentukan gula dan pati dan pergerakannya ke berbagai bagian tanaman,
sintesis proteis, pembelahan sel normal dan pertumbuhan dan netralisasi asam
organik. Pada tanaman yang berbeda, kalium juga menyumbang hara dengan cara
yang lebih khusus. Dengan cara meningkatkan rasa, ukuran dan warna buah dan
sayuran, menigkatkan resistensi beberapa tanaman untuk penyakit tertentu,
meningkatkan kekuatan
batang dan tangkai, sehingga ada sedikit ketahanan
(Reitemeier, 1957).
Kalium memiliki efek menyeimbangkan kelebihan hasil nitrogen. Kalium
juga meningkatkan sintesis dan translokasi karbohidrat, sehingga mendorong
ketebalan dinding sel dan kekuatan tangkai. Kekurangan K dapat terlihat pada
kerusakan tangkai (Foth, 1951).
Kekurangan Kalium (K) pada pertumbuhan kelapa sawit merupakan
masalah yang tersebar dan serius. Kekurangan kalium dapat berakibat fatal bagi
kelapa sawit yang terserang penyakit. Gejala-gejala ini sangat terlihat pada ujung
dan pinggiran daun, dan kurang terlihat di dasar daun. Kekurangan K dapat
dicegah dengan aplikasi sulfur kalium sulfat, tetapi Mg juga harus diterapkan
untuk mencegah ketidakseimbangan K-Mg (Worden dkk, 2007). Kekurangan K
berasosiasi dengan munculnya penyakit seperti Ganoderma (Distan Riau, 2011).
Ketersediaan kalium di dalam tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu: tipe koloid tanah, temperatur, keadaan basah dan kering, pH tanah, dan
pelapukan. Kandungan kalium tersedia akan meningkat bila keadaan tanah yang
lembab dikeringkan, terutama pada tanah-tanah dengan kadar kalium yang rendah
hingga sedang (Nyakpa dkk, 1988).
Universitas Sumatera Utara
Ketersediaan kalium dalam tanah dapat berkurang karena 3 hal yaitu
pengambilan K oleh tanaman pencucian kalium oleh air, dan erosi. Biasanya
tanaman menyerap K lebih banyak diserap dari unsure lain kecuali nitrogen.
Kalium dalam jaringan tanaman dapat tetap berbentuk ion K+ dan tidak
ditemukan dalam senyawa organic. Kalium bersifat mobil (mudah bergerak)
sehingga siap dipindahkan dari satu organ ke organ lain yang membutuhkan
(Novizan, 2002).
Busuk Pangkal Batang (Ganoderma sp.)
Penyakit busuk pangkal batang (basat stem rot) adalah penyakit yang
terpenting dalam perkebunan'kelapa sawit dewasa ini. Penyakit ini semakin lama
sernakin rneluas, dengan persentase tanaman sakit meningkat seiring dengan
bertarnbahnya waktu. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Ganoderma boninense.
Jamur ini akan berkembang biak dengan cepat pada batang tanarnan,
menyebabkan
busuk
dan
akhirnya
tanaman
meqadi
roboh
dan
mati
(Sernangun, 2000).
Berdasarkan klasifikasi ilmiah, Ganoderma sp. masuk ke dalam
Kingdom:
Fungi,
Filum:
Basidiomycota,
Kelas:
Agaricomycetes,
Ordo: Polyporales, Famili: Ganodermataceae dan Genus: Ganoderma. Ganoderma
adalah organisme eukariotik yang digolongkan ke dalam kelompok jamur sejati.
Dinding sel terdiri atas kitin, namun sel nya tidak memiliki klorofil. Ganoderma
mendapatkan makanan secara heterotrof yaitu dengan mengambil makanan dari
bahan organik disekitar tempat tumbuhnya. Bahan organik itulah yang nantinya
akan diubah menjadi molekul-molekul sederhana dan diserap langsung oleh hifa
(Nadiah, 2013).
Universitas Sumatera Utara
Di Indonesia serangan busuk pangkal batang awalnya rendah pada
tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun, selanjutnya serangan meningkat sebesar
40% ketika tanaman kelapa sawit mencapai usia 12 tahun (Ariffin dkk, 2000).
Pada lahan generasi keempat serangan busuk pangkal batang terjadi lebih awal
dan menyerang tanaman berumur 1 hingga 2 tahun (Sinaga dkk, 2003).
Susanto (2002) menyatakan bahwa penyakit busuk pangkal batang dapat
menyerang bibit-bibit kelapa sawit sejak di persemaian. Hal ini diduga karena
patogen penyebab busuk pangkal batang semakin menyebar pada lahan yang
sering diremajakan. Pernyataan ini diperkuat oleh Subronto dkk (2003) bahwa
pada lahan generasi pertama serangan penyakit ini sangat rendah, dengan
bertambahnya generasi tanam berikutnya maka persentase serangan akan semakin
tinggi, dan gejala penyakit sudah dapat terlihat pada awal pertumbuhan tanaman.
Pada tanaman muda gejala eksternal ditandai dengan menguningnya
sebagian besar daun atau pola belang di beberapa bagian daun yang diikuti
klorotik. Daun kuncup yang belum membuka ukurannya lebih kecil daripada daun
normal dan mengalami nekrotik pada bagian ujungnya. Selain itu tanaman yang
terserang juga kelihatan lebih pucat dari tanaman lain yang ada disekitarnya
(Ariffin dkk,2000; Sinaga dkk, 2003), pertumbuhannya terhambat dan memiliki
daun pedang (spear leaves) yang tidak membuka.
Gejala pada tingkat serangan lanjut adalah selain adanya daun tombak
yang tidak terbuka yaitu adanya nekrosis pada daun tua dimulai dari bagian
bawah. Daun-daun tua yang mengalami nekrosis selanjutnya patah dan tetap
menggantung pada pohon. Pada akhirnya tanaman akan mati dan tumbang. Gejala
yang tampak pada daun menandakan bahwa penampang pangkal batang telah
Universitas Sumatera Utara
mengalami pembusukan sebesar 50% atau lebih. Gejala yang khas sebelum tubuh
buah terbentuk adalah terjadi pembusukan pada pangkal batang. (Ariffin dkk,
2000; Susanto, 2002).
Penularan penyakit busuk pangkal batang terutama terjadi melalui kontak
akar tanaman sehat dengan sumber inokulum yang dapat berupa akar dan batang
sakit. Akar-akar tanaman kelapa sawit muda, tertarik kepada tunggul yang
membusuk yang mengandung banyak hara dan kelembaban tinggi. Agar dapat
menginfeksi akar tanaman sehat, cendawan harus mempunyai bekal makanan
(food base) yang cukup (Semangun, 2000).
Luka pada tanaman berperan sebagai titik mula atau membantu tempat
masuknya Ganoderma ke tanaman. Luka pada tanaman ini dapat disebabkan oleh
faktor biologis misalnya gigitan tikus, tupai, babi hutan, dan serangga. Faktor
yang kedua adalah luka mekanis, misalnya akibat parang, cangkul ataupun alat
berat. Tanaman yang lemah akan mudah terserang patogen. Lemahnya tanaman
ini dapat disebabkan karena kurangnya hara bagi tanaman. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kebun yang dipupuk dengan unsur hara makro seperti
nitrogen (N), potassium (P), dan kalium (K) dapat meningkatkan kesehatan
tanaman (Ariffin dkk, 2000).
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dewasa ini, tanaman kelapa sawit sangat banyak dikembangkan di
Indonesia. Pengembangan yang dilakukan baik oleh pemerintah maupun pihak
swasta sangat menentukan produksi yang akan dicapai oleh perkebunan.
Indonesia menempati urutan kedua setelah Malaysia sebagai penghasil kelapa
sawit dunia.
PT. PD. PATI berdiri pada tahun 1983 dengan luas areal perkebunan
kelapa sawit sebesar 780, 75 Ha. Perkebunan kelapa sawit ini merupakan
perkebunan yang sudah melewati 2 generasi kepemimpinan dengan 2 kali
replanting. Replanting pertama dilakukan pada tahun 1990-an dan replanting
kedua dilakukan pada tahun 2005. Perkebunan tersebut terdiri atas 2 afdelling
yang sering disebut dengan nama Pantai Kiara Estate (PKE) 1 dan 2.
Pertumbuhan kelapa sawit tidak terlepas dari serangan penyakit. Salah
satu penyakit yang menyerang adalah penyakit Busuk Pangkal Batang (BPB)
(Semangun, 2000). Saat ini penyakit BPB merupakan penyakit yang penting,
terutama pada kebun-kebun kelapa sawit yang telah mengalami peremajaan.
Semakin sering suatu kebun mengalami peremajaan maka semakin tinggi
persentase kejadian penyakit BPB. Hal ini terjadi karena setelah cendawan
menginfeksi tanaman, areal pertanaman akan terus terkontaminasi dan inokulum
patogen akan terakumulasi sejalan dengan semakin seringnya penanaman kelapa
sawit (Susanto dkk, 2005).
Di Indonesia, penyakit busuk pangkal batang sudah menyerang tanaman
kelapa sawit di Sumatera Utara, Riau dan Lampung dengan tingkat serangan
Universitas Sumatera Utara
mencapai 20%-30%. Akibatnya, tanaman yang sakit akan mengurangi jumlah
Tandan Buah Segar (TBS) dan menurunkan rendemen (Nadiah, 2013).
Penyebab penyakit ini adalah Ganoderma boninense Pat. yang merupakan
cendawan patogen tular tanah. Seperti umumnya patogen tular tanah,
keberadaannya dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang sangat kompleks, apalagi
penyakit busuk pangkal batang bersifat sistemik dan monosiklik (Susanto, 2002;
Sinaga dkk, 2003). Patogen tular tanah mempunyai kemampuan saprofitik yang
tinggi dan parasitik fakultatif dengan kisaran inang yang luas, memiliki beberapa
macam stuktur patogen untuk bertahan dalam keadaan lingkungan.
Kalium merupakan salah satu hara utama dalam elemen kesuburan..
Kalium terdapat pada lapisan luar (epidermis) semua organ tanaman (akar, batang,
daun dan bunga) dan secara tidak langsung mempengaruhi kekebalan tubuh
tanaman. Pada lahan yang terserang Ganoderma biasanya kadar kalium dalam
tanahnya rendah
Pemetaan suatu unsur hara diharapkan dapat menjadi panduan untuk
mengetahui persebaran hara sehingga memudahkan dalam hal perawatan.
Menurut Sutanto (2005) survei dan pemetaan tanah merupakan satu kesatuan
kerja saling melengkapi dan saling memberi manfaat bagi peningkatan
penggunaannya seperti keadaan fisik dan lingkungan lokasi survei, keadaan tanah,
klasifikasi dan interpretasi kemampuan lahan.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik melakukan penelitian untuk
mengetahui persebaran hara K pada tanaman kelapa sawit yang terserang
Ganoderma.
Universitas Sumatera Utara
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hubungan sebaran hara K terhadap intensitas serangan
penyakit busuk pangkal batang (Ganoderma sp.) di PT. PD PATI Kabupaten
Aceh Tamiang.
Kegunaan Penulisan
Sebagai salah satu syarat untuk dapat membuat skripsi di program studi
Agroteknologi minat Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
This study aims to determine the distribution of nutrients K and its
interaction with the intensity of stem rot disease (Ganodema sp.) on oil palm
plantations PT. PD. PATI Aceh Tamiang. This research was conducted in the
Laboratory Socfin Indonesia North Sumatra and Soil Biology Laboratory, Faculty
of Agriculture, University of North Sumatra, Medan in May 2015 through
September 2015. Soil sampling is done by using purposive Proportional Random
Sampling and analysis of K nutrient extracts using HCl 25% K2O and interpreting
the nutrient status map. The data obtained were processed using correlation and
regression in SPSS Statistics 20.0.
The results showed that the intensity of stem rot disease (Ganodema sp.)
real correlated with K-available and C-organic. Intensity of stem rot disease
(Ganodema sp.) is influenced by the K-available and C-orgnik with the equation
Y = 0.779 + 30.146X1 + 0.007X2
Keywords: Potassium, Stem Base Rot (Ganoderma sp.), Correlation and
Regression
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran hara K dan interaksinya
terhadap intensitas serangan penyakit busuk pangkal batang (Ganodema sp.) pada
perkebunan kelapa sawit PT. PD. PATI Kabupaten Aceh Tamiang. Penelitian ini
dilakukan di Laboratorium Socfin Indonesia Sumatera Utara dan Laboratorium
Biologi Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan pada Mei
2015 hingga September 2015. Pengambilan contoh tanah dilakukan dengan
menggunakan metode Proportional Purposive Random Sampling dan analisis
hara K mengunakan K2O ekstrak HCl 25% serta menginterpretasikan dalam peta
status hara. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan uji korelasi dan
regresi pada program SPSS Statistic 20.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas penyakit busuk pangkal
batang (Ganodema sp.) berkolerasi nyata dengan K-tersedia dan C-organik.
Intensitas penyakit busuk pangkal batang (Ganodema sp.) dipengaruhi oleh
K-tersedia dan C-orgnik dengan persamaan Y= 0.779 + 30.146X1 + 0.007X2.
Kata Kunci : Kalium, Busuk Pangkal Batang (Ganoderma sp.), Korelasi dan
Regresi
Universitas Sumatera Utara
SURVEY DAN PEMETAAN STATUS HARA K PADA LAHAN KELAPA SAWIT
YANG TERSERANG GANODERMA DI PT. PD PATI
KABUPATEN ACEH TAMIANG
SKRIPSI
OLEH
TATY DWIE SETYA NASUTION
110301136
AGROEKOTEKNOLOGI – ILMU TANAH
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2016
Universitas Sumatera Utara
Judul Skripsi
Nama
NIM
Program Studi
Jurusan
: Survey dan Pemetaan Status Hara K Pada Lahan
Kelapa Sawit yang Terserang Ganoderma di PT. PD PATI
Kabupaten Aceh Tamiang
: Taty Dwie Setya Nasution
: 110301136
: Agroekoteknologi
: Ilmu Tanah
Disetujui Oleh
Komisi Pembimbing
Ir. Supriadi, M.S.
Ketua
Ir. M. M. B. Damanik, M.Sc.
Anggota
Mengetahui
Prof. Dr. Ir. T. Sabrina, M.Sc
Ketua Program Studi Agroekoteknologi
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas
rahmat dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Judul dari skripsi ini adalah “Survey dan Pemetaan Status Hara K
Pada Lahan Kelapa Sawit yang Terserang Penyakit Busuk Pangkal Batang
(Ganoderma sp.) di PT. PD PATI Kabupaten Aceh Tamiang”. Penulisan
skripsi ini merupakan satu diantara beberapa syarat untuk mendapatkan gelar
sarjana di Fakultas Pertanian minta Ilmu Tanah Program Studi Agroekoteknologi
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir.
Supriadi, M.S selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Ir. M. M. B.
Damanik, M.Sc selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah membimbing
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.
Medan, Februari 2016
Penulis
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
This study aims to determine the distribution of nutrients K and its
interaction with the intensity of stem rot disease (Ganodema sp.) on oil palm
plantations PT. PD. PATI Aceh Tamiang. This research was conducted in the
Laboratory Socfin Indonesia North Sumatra and Soil Biology Laboratory, Faculty
of Agriculture, University of North Sumatra, Medan in May 2015 through
September 2015. Soil sampling is done by using purposive Proportional Random
Sampling and analysis of K nutrient extracts using HCl 25% K2O and interpreting
the nutrient status map. The data obtained were processed using correlation and
regression in SPSS Statistics 20.0.
The results showed that the intensity of stem rot disease (Ganodema sp.)
real correlated with K-available and C-organic. Intensity of stem rot disease
(Ganodema sp.) is influenced by the K-available and C-orgnik with the equation
Y = 0.779 + 30.146X1 + 0.007X2
Keywords: Potassium, Stem Base Rot (Ganoderma sp.), Correlation and
Regression
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran hara K dan interaksinya
terhadap intensitas serangan penyakit busuk pangkal batang (Ganodema sp.) pada
perkebunan kelapa sawit PT. PD. PATI Kabupaten Aceh Tamiang. Penelitian ini
dilakukan di Laboratorium Socfin Indonesia Sumatera Utara dan Laboratorium
Biologi Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan pada Mei
2015 hingga September 2015. Pengambilan contoh tanah dilakukan dengan
menggunakan metode Proportional Purposive Random Sampling dan analisis
hara K mengunakan K2O ekstrak HCl 25% serta menginterpretasikan dalam peta
status hara. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan uji korelasi dan
regresi pada program SPSS Statistic 20.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas penyakit busuk pangkal
batang (Ganodema sp.) berkolerasi nyata dengan K-tersedia dan C-organik.
Intensitas penyakit busuk pangkal batang (Ganodema sp.) dipengaruhi oleh
K-tersedia dan C-orgnik dengan persamaan Y= 0.779 + 30.146X1 + 0.007X2.
Kata Kunci : Kalium, Busuk Pangkal Batang (Ganoderma sp.), Korelasi dan
Regresi
Universitas Sumatera Utara
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kuala pada tanggal 23 November 1993 dari
Bapak Taufik Nasution dan Ibu Septi Ria Ginting. Penulis merupakan anak kedua
dari tiga bersaudara.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) pada tahun 2005 di
SD Negeri 025992 Binjai, Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada tahun 2008 di
SMP Negeri 2 Binjai, Sekolah Menengah Atas (SMA) pada tahun 2011 di SMA
Negeri 1 Binjai. Penulis masuk ke perguruan tinggi pada tahun 2011 melalui jalur
Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jurusan
Agroekoteknologi minat Ilmu Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera
Utara.
Penulis merupakan anggota Himpunan Mahasiswa Agroekoteknologi
(HIMAGROTEK), anggota Ikatan Mahasiswa Ilmu Tanah (IMILTA), asisten
Kesuburan Tanah dan Pemupukan dan melaksanakan Praktek Kerja Lapang
(PKL) di PT. Surya Bratasena Plantation pada bulan Juli-Agustus 2014.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ iv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ v
PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................................. 1
Tujuan Penelitian ......................................................................................... 3
Kegunaan Penelitian .................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA
Survey dan Pemetaan ................................................................................... 4
Kalium ......................................................................................................... 5
Busuk Pangkal Batang (Ganoderma sp.) ..................................................... 6
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 9
Bahan dan Alat............................................................................................. 9
Metode Penelitian ........................................................................................ 9
Pelaksanaan Penelitian ................................................................................. 10
Persiapan ............................................................................................ 10
Pelaksanaan ........................................................................................ 10
Analisis Laboratorium ........................................................................ 11
Pengolahan Data ................................................................................. 11
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ............................................................................................................. 13
Pembahasan ................................................................................................. 17
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan .................................................................................................. 20
Saran ............................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
1.
Klasifikasi Tingkat Kerusakan Penyakit Busuk Pangkal
Batang
2.
Data Umum Sampel Tanah dengan Beberapa Parameter
Pengamatan dan Analisis Laboratorium
3.
Data Luas Wilayah Sebaran K-tersedia Tanah di Kebun PT.
PD. PATI
4.
Data Luas Wilayah Sebaran Karbon Organik (C-org) Tanah
di Kebun PT. PD. PATI
5.
Uji Korelasi Antara Intensitas Penyakit Busuk Pangkal
Batang (Ganoderma) dengan Kandungan K-tersedia dan Corganik Tanah
Hal.
11
13
14
15
16
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
1.
Peta Sebaran K-tersedia Tanah di Kebun PT.PD.PATI
2.
Peta Sebaran KarbonOrganik Tanah di Kebun PT.PD.PATI
Hal.
14
15
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Keterangan
1.
Data Lokasi Pengambilan Sampel, Titik Koordinat Sampel,
Ketinggian Tempat, Kandungan K-tersedia Tanah, Kandungan
Karbon Organik (C-org), dan Intensitas Penyakit Busuk Pangkal
Batang (Ganoderma sp.)
2.
Data Analisis K-tersedia Tanah
3.
Kondisi Lingkungan di Sekitar Pengambilan Sampel
4.
Uji Asumsi Klasik
5.
Data Uji Korelasi
6.
Data Uji Regresi
7.
Kriteria Sifat Tanah
Hal.
22
23
24
25
27
28
29
Universitas Sumatera Utara
No. Sandi Afdeling Blok
Koordinat
Tinggi
K–
Sampel
Tempat tersedia
X
Y
(m)
(me/100g)
1
1
1
A8 395813 488684
37
1,58
2
2
1
A8 395705 458689
37
0,59
3
3
1
A8 395153 458692
31
0,7
4
4
1
A8 395106 458696
27
0,64
5
5
1
A8 395407 458689
21
0,99
6
6
1
A8 395302 458691
24
0,71
7
7
1
A8 395148 458763
23
1,13
8
8
1
A8 395143 458845
22
0,83
9
9
1
A8 395415 458940
24
1,06
10
10
1
A8 395485 458940
32
0,56
11
11
1
A8 395609 458904
29
0,88
12
12
1
A8 395789 458750
31
0,7
13
13
1
A7 395055 458686
37
1,15
14
14
1
A7 394871 458679
37
0,79
15
15
1
A7 394684 458671
40
0,62
16
16
1
A7 394611 458860
34
1,32
17
17
1
A7 394714 458864
31
1,25
18
18
1
A7 394917 458860
29
1,36
19
19
1
A7 395030 458878
32
1,81
20
20
1
A7 394707 459117
30
1,93
21
21
1
A7 394715 459088
28
0,98
22
22
1
A7 394953 459048
30
1,02
23
23
1
A7 394931 459114
34
2,15
24
24
1
B7 395042 459112
32
0,43
25
25
1
B7 395067 459182
22
0,95
26
26
1
B7 394863 459189
20
0,54
27
27
1
B7 394617 459161
21
0,45
28
28
1
B7 394646 459409
21
0,56
29
29
1
B7 394726 459418
18
1,42
30
30
1
B7 394834 459413
21
0,88
31
31
1
B7 394911 459413
20
1,09
32
32
1
B7 394839 459446
18
0,7
33
33
1
B7 394668 459482
23
0,53
34
34
1
B7 394658 459605
23
1,67
35
35
1
B7 394755 459610
27
1,33
36
36
1
B8 394871 459610
21
0,7
37
37
1
B8 395160 459187
26
0,15
38
38
1
B8 395264 459198
24
0,37
39
39
1
B8 395276 459271
24
0,29
40
40
1
B8 395158 459269
24
0,49
41
41
1
B8 395178 459366
21
1,02
42
42
1
B8 395247 459368
32
0,81
43
43
1
B8 395137 459723
26
0,58
44
44
1
B8 395220 459722
26
0,34
45
45
1
B8 395164 459813
26
0,36
46
46
1
B8 395127 459909
25
1,45
47
47
1
B8 395282 459589
27
0,65
CInten
org .Penyakit
(%)
0,000
0
2,028
3
2,613
1
1,131
4
2,379
3
1,833
2
1,560
4
0,819
2
0,975
4
1,989
4
2,457
1
1,287
4
0,000
1
1,716
0
1,365
1
0,936
3
0,078
1
1,209
0
1,989
2
0,975
2
1,326
0
2,574
2
0,507
1
3,432
2
3,081
1
2,223
1
1,248
3
1,521
2
1,638
0
2,340
0
2,730
1
1,989
0
2,262
0
2,145
0
1,950
1
1,560
1
1,443
0
0,741
0
1,716
3
0,975
0
1,326
0
2,067
1
2,145
1
0,624
0
2,184
0
1,053
1
2,340
1
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Data Analisis K-tersedia
No.
Sandi Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
Blok
K - tersedia
A8
A8
A8
A8
A8
A8
A8
A8
A8
A8
A8
A8
A7
A7
A7
A7
A7
A7
A7
A7
A7
A7
A7
B7
B7
B7
B7
B7
B7
B7
B7
B7
B7
B7
B7
B8
B8
B8
B8
B8
B8
B8
B8
B8
B8
B8
B8
1,58
0,59
0,7
0,64
0,99
0,71
1,13
0,83
1,06
0,56
0,88
0,7
1,15
0,79
0,62
1,32
1,25
1,36
1,81
1,93
0,98
1,02
2,15
0,43
0,95
0,54
0,45
0,56
1,42
0,88
1,09
0,7
0,53
1,67
1,33
0,7
0,15
0,37
0,29
0,49
1,02
0,81
0,58
0,34
0,36
1,45
0,65
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3.Kondisi Lingkungan di Sekitar Sampel
No Sampel KondisiLingkungan
Tanah
1
1
Piringan Semak
2
2
Piringan Semak
3
3
Piringan Semak
4
4
Piringan Bersih
5
5
Dekatdengan Tanaman TerserangBerat
6
6
Didaerah Berlereng
7
7
Didaerah Berlereng
8
8
Dekatdengan Jalan Produksi
9
9
Dekatdengan Jalan Produksi
10
10
Piringan Semak, Daerah Berlereng
11
11
PiringanSemak
12
12
PiringanSemak
13
13
Berlereng
14
14
PiringanBersih
15
15
DekatGenangan air
16
16
Pinggirjalan, dekatsumbertanamanterserangberat
17
17
Dekatjalan, parittergenang, drainaseburuk, semak
18
18
Dekatjalan, adarumahrayap
19
19
Terdapatgenangan air, gulmadipiringan
20
20
Dipinggirjalan
21
21
DekatjalanProduksi
22
22
Dekatjalan, semakbelukar
23
23
Dekatgenangan air, dekatkantor
24
24
Tanah berlereng, semakbelukar
25
25
Semakbelukar, dekattanamanterserangmati
26
26
Daerah berlereng, semakbelukar
27
27
Dibawahlereng
28
28
Didekatjalanpsrproduksi, semak
29
29
Dekatparit, semakbelukar
30
30
Piringanbersih
31
31
Piringanbersih, dekatpsrpikul
32
32
Piringanbersih
33
33
Piringansemak
34
34
Dekatdengantanamnaygdireplanting, daerahberlereng
35
35
Daerah berlereng
36
36
Semakbelukar
37
37
Semakbelukar, piringansemak
38
38
Piringansemak, terdapatbanyakjamur
39
39
Piringansemak, tidakterawat
40
40
Piringansemak
41
41
Piringansemak, tidakterawat
42
42
Rawa, piringansemak
43
43
Dekatparit, rawa, semakbelukar
44
44
Piringanbersih
45
45
Semakbelukar
46
46
Piringansemakbelukar
47
47
Rawa, semak
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Uji Asumsi Data Klasik
1. Uji Data Outlier
Histogram
Universitas Sumatera Utara
2. Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R
Std. Error of
Square
the Estimate
1
,410a
,168
,130
1,22309
a. Predictors: (Constant), C_org, K_ter
b. Dependent Variable: Int_peny
DurbinWatson
1,705
3. Uji Normalitas
Universitas Sumatera Utara
4. Uji Heretoskedastisitas
5. Uji Linearitas
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5.Uji Korelasi Data
Correlations
Int_pen
y
Pearson
Int_pen Correlation
y
Sig. (2-tailed)
N
Pearson
Correlation
K_ter
Sig. (2-tailed)
N
Pearson
Correlation
C_org
Sig. (2-tailed)
K_ter
C_org
1
,410**
,022
47
,004
47
,883
47
,410**
1
,044
,004
47
47
,771
47
,022
,044
1
,883
,771
N
47
47
47
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 6. Uji Regresi Data
Model Summary
Model
R
R Square Adjusted R Std. Error of
Square
the Estimate
a
1
,410
,168
,130
1,22309
a. Predictors: (Constant), C_org, K_ter
Model
1
Regression
Residual
Sum of
Squares
13,284
65,822
ANOVAa
df
Total
79,106
a. Dependent Variable: Int_peny
b. Predictors: (Constant), C_org, K_ter
2
44
Mean
Square
6,642
1,496
F
4,440
Sig.
,018b
46
Universitas Sumatera Utara
Coefficientsa
Unstandardized
Standardize
Coefficients
d
Coefficients
B
Std. Error
Beta
Model
(Constant
)
1
,306
,559
K_ter
30,146
10,131
,410
C_org
,007
,242
,004
Lampiran 7. Kriteria Sifat Tanah
Sifat Tanah
Satuan
S.
Rendah
C (Karbon)
%
8.5
>6.5
Universitas Sumatera Utara
PETA LOKASI PEGAMBILAN SAMPEL
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Ariffin, D., Idris, A. S. dan Singh, G. 2000. Status of Ganoderma in Oil Palm. Di
dalam: Flood J, Bridge PD, Holderners M. (Editor), Ganoderma Disease
of Perenial Crops. CABI Publishing, Wallingford, UK.
Distan Riau, 2011. Peranan Unsur hara Terhadap Kelapa Sawit. Dinas Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi Riau, Riau. Diakses dari
http://distan.riau.go.id/index.php.component/content/article/53pupuk/152
hara sawit
Foth, H. D. 1951. Fundamentals of Soil Science Sixth Edition. John Wiley &
Sons. New York.
Mih, A. M. and T. R. Kinge. 2015. Ecology of Basal Stem Rot Disease of Oil
Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Cameron. American Journal of
Agriculture and Forestry 3 (5):208-215.
Nadiah, A. 2013. Jamur Ganoderma: Peran Ganda Yang Bertentangan. POPT
Ahli Pertama. BBPPTP Surabaya
Novizan, 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agro Media Pustaka, Jakarta.
Nyakpa, M. Y, A. M. Lubis, M. A. Pulung, A. Ghaffar Amrah, Ali Munawar, Go
Ban Hong, N. Hakim. 1988. Kesuburan Tanah. Penerbit Universitas
Lampung. Lampung.
Priyatno, T. P. 2012. Pendekatan Ekologis Mengatasi Penyakit Busuk Pangkal
Batang Ganoderma pada Kelapa Sawit. J. Agroinovasi. Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik
Pertanian. Bogor
Rayes, M. L. 2007. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. Penerbit Andi.
Yogyakarta.
Redaksi Agromedia. 2007. Petunjuk Pemupukan. Jakarta: PT. Agromedia Pustaka
Rosmarkan, A. dan N. W. Yuwono. 2011. Ilmu Kesuburan Tanah. Penerbit
Kanisius. Yogyakarta
Reitemeier, R. F. 1957. Soil in The Yearbook of Agriculture. The United States
Department of Agriculture. Washington D. C.
Sinaga, M. S. 1993. Prospek Gliocladium Sebagai Agen Biokontrol Patogen Tular
Tanah. Wahana Informasi dan Alih Teknologi Pertanian, Agrotek 1(2).
Sinaga MS, Bonny PWS, Susanto A. 2003. Keragaman mikroorganisme rhizosfer
kelapa sawit dan patogenesitas Ganoderma boninense Pat. sebagai dasar
pengendalian penyakit busuk pangkal batang. Laporan Akhir Hibah
Bersaing IX. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Universitas Sumatera Utara
Semangun, H. 2000. Penyakit-Penyakit Tanaman Perkebunan di Indonesia.
Ed ke-4 (revisi). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Subronto, Purba RY, Suprianto E, Setiowati RD. 2003. Upaya mendapatkan
bahan tanaman kelapa sawit yang toleran Ganoderma boninense. Pusat
Penelitian Kelapa Sawit 13(1).
Susanto, A. 2002. Kajian pengendalian hayati Ganoderma boninense Pat,
penyebab penyakit busuk pangkal batang kelapa sawit [disertasi]. Bogor:
Fakultas Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.
Susanto A., P.S. Sudharto and R.Y. Purba. 2005. Enhancing biological control of
basal stem root disease (Ganoderma boninense) in oil palm plantations.
Journal Mycopathologia, volume 159(1): 153-157.
Sutanto, R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Konsep dan Kenyataan. Kanisius.
Yogyakarta.
Tamtomo, J. P. 2008. Land Surveying and Mapping : Pengukuran dan Pemetaan
Tanah. http://tanahkoe.tripod.com/bhumiku/id10.html.
Wood L.K. dan E.E. deTurk. 1941. The Absorption of Photassium In Soils In
Non-Replaceable Forms. Soil Sci. Soc. Amer. Proc. 5:152-161.
Worden, E. C., T. K. Broschat, and C. Yurgalevitc. 2007. Care and Maintenance
of Landscape Palms in South Florida. Institute of Food and Agriculture
Science. University of Florida. Florida
Universitas Sumatera Utara
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di areal perkebunan tanaman kelapa sawit PT.
PD. PATI, yang berlokasi di Desa Seumadeum Kabupaten Aceh Tamiang, dengan
mengambil sampel tanah pada tanaman yang terserang ganoderma, kemudian
sampel tanah dianalisis di Laboratorium Socfin Indonesia Sumatera Utara dan
Laboratorium Biologi Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada
bulan Meo 2015 sampai dengan September 2015.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta lokasi penelitian
skala 1 : 23000 digunakan sebagai peta dasar, sampel tanah yang diambil pada
beberapa titik tanaman yang terserang Ganoderma sp. Serta bahan – bahan kimia
yang mendukung untuk analisis di laboratorium.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Global Position System
(GPS) untuk mengetahui koordinat lokasi penelitian, bor tanah untuk mengambil
sampel tanah terganggu, kantong plastic sebagai wadah sampel tanah kotak gabus
sebagai wadah sampel, kamera untuk dokumentasi, dan alat lainnya yang
berhubungan dengan pengambilan sampel tanah di lapangan dan yang mendukung
analisa di laboratorium.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode Proporsional
Purposive Random Sampling. Penetapan sampel tanah ditetapkan secara acak
dengan mengacu pada peta kerja dengan skala 1 : 23000.
Universitas Sumatera Utara
Pelaksanaan Penelitian
Adapun tahapan kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Persiapan
Persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan pekerjaan di lapangan,
terlebih dahulu dilakukan pra-survey di lapangan, konsultasi dengan komisi
pembimbing, penyusunan usulan penelitian, pengadaan peta kerja, studi literature
dan penyusunan rencana kerja di lapangan yang berguna untuk mempermudah
pekerjaan secara sistematis sehingga didapatkan hasil sesuai dengan yang
diharapkan.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan di lapangan dimulai dengan mengadakan survey pendahuluan
untuk orientasi lapangan penelitian. Pelaksanaan survey utama yang tujuannya
untuk pengambilan contoh tanah yang akan dianalisis.
Pengambilan contoh tanah yang akan dijadikan sampel diambil dengan
menggunakan metode Proporsional Purposive Random Sampling menggunakan
bor tanah di sekitaran pangkal batang tanaman kelapa sawit pada kedalaman
10-20 cm dan berpedoman pada peta kerja. Dari setiap pengambilan contoh
dicatat hasil pembacaan koordinat pada GPS
Setelah diperoleh contoh tanah dari pengeboran 2 titik disetiap tanaman
maka dikompositkan dan diambil + 1 kg untuk setiap contoh tanah dan dimasukan
ke dalam kantong plastik yang sudah disediakan, selama pengambilan contoh
tanah tersebut juga dilakukan pengamatan dan pencatatan keadaan lingkungan di
areal pengambilan sampel.
Universitas Sumatera Utara
3. Analisis Laboratorium
Sampel tanah yang diambil dari daerah penelitian kemudian di analisis di
Laboratorium Socfin Indonesia Sumatera Utara dan Laboratorium Biologi Tanah
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara untuk mengetahui keadaan K
dalam tanah. Oleh karena itu dilakukan analisis laboratorium dengan
menggunakan metode :
Ketersediaan hara K menggunakan metode ekstrak HCl 25%
Bahan organic dengan menggunakan metode Walkley and Black
4. Pengolahan Data
Dari output yang diperoleh melalui hasil analasis maupun tingkat serangan
Ganoderma sp. dilapangan, kemudian dilakukan penggabungan (overlay) peta
sebaran hara K dengan data tingkat serangan Ganoderma sp.
Untuk melihat hubungan kedua variable tersebut, maka penulis
menggunakan analisis regresi kuadratik dan analisis spasial menggunakan SPSS
ver. 20.0.
a. Analisis Sampel Tanah dan Intensitas Serangan
Analisis sampel tanah dilakukan di Laboratorium Socfin Indonesia
Sumatera Utara dan Laboratorium Biologi Tanah, Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara.
Pengukuran intensitas serangan mengacu pada rumus klasifikasi tingkat
kerusakan disebabkan penyakit pada tabel berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.Klasifikasitingkatkerusakandisebabkanpenyakit
Tingkat Kerusakan
Tanda Kerusakan yang Terlihat
Sehat
Kerusakan ≤ 5%
Ringan
Kerusakan antara >5% - 25%
Sedang
Kerusakan >25% - 50%
Berat
Kerusakan > 50% - 75%
SangatBerat/ Mati
Kerusakan> 75% - 100%
(Herliyanadkk., 2011).
Nilai
0
1
2
3
4
b. Uji Asumsi Data Klasik
Uji asumsi data klasik dilakukan bertujuan untuk melihat ada tidaknya
data outlier, linearitas, normalitas dan heteroskedastisitas.
c. Analisis Korelasi
Untuk melihat hubungan antara sebaran hara K terhadap laju infeksi
Ganoderma sp.
d. Analisis Regresi
Untuk melihat hubungan antara ketersediaan hara K terhadap laju infeksi
Ganoderma sp., penulis kaji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda
dalam bentuk persamaan :
Y = a + b1X1 + b2X2
Dengan:
Y
= variable terikat (intensitas serangan)
a
= intersep dari garis sumbu Y
b
= koefisien regresi linear
X1
= variable bebas (ketersrdiaan hara K)
X2
= variable bebas (bahan organik)
Universitas Sumatera Utara
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Kondisi Umum Wilayah Penelitian
Penelitian ini dilakukan di perkebunan PT PD PATI desa Seumadeum
kecamatan Kejuruan Muda Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi Aceh terletak pada
03o53‟18‟‟ – 04o32‟56,76” Lintang Utara sampai 97o43,41 – 98o13,45‟41” dengan
luasan daerah 780,75 Ha. Perkebunan ini terdiri atas 2 afdelling dengan masing –
masing blok yaitu 20 dan 16 blok. Empat blok diantaranya terserang penyakit
Busuk Pangkal Batang (BPB).
Data Kondisi Umum Sampel
Kegiatan survei di lapangan dan di laboratorium memperoleh data berupa
K-tersedia dan C-organik. Data diolah dengan menggunakan SPSS untuk
mendapatkan Rataan, Maksimum, Minimum, Standart Deviasi danVariansi. Hal
yang dimaksud disajikan pada tabel berikut :
Tabel 2. Data Umum Sampel Tanah dengan Beberapa Parameter Pengamatan dan
Analisis Laboratorium
Rataan
Maksimum
Minimum
Std.
Variansi
Deviasi
K-tersedia
0.0353
0.08
0.01
0.1782
0.00
C-organik
1.6803
3.43
0.00
0.7471
0.558
IntsPenyakit
1.3830
4.00
0.00
1.3113
1.720
Dari tabel di atas diketahui bahwa data K-tersedia memiliki rataan 0.0353
yang termasuk dalam kategori rendah, C-organik memiliki rataan 1.6803 yang
termasuk dalam kategori rendah dan intensitas penyakit memiliki rataan 1.3830
yang termasuk dalam kategori skala rendah.
Universitas Sumatera Utara
Balitan (2005) (Lampiran 9) menggolongkan tingkat kandungan
K-tersedia tanah menjadi 5 status, yaitu : Sangat rendah, Rendah, Sedang, Tinggi,
dan Sangat Tinggi. Penggolongan kandungan K-tersedia di lokasi penelitian
disajikan pada gambar dan tabel berikut:
Gambar 1.Sebaran K-tersedia Tanah
Tabel 3. Data Luas Wilayah Sebaran K-tersedia Tanah
Luas
Status
--ha-Sangat Rendah
54.52
Rendah
32.29
Sedang
8.07
Total
94.88
%
57.45
34.04
8.51
100
Dari tabel data hasil analisis kandungan K-tersedia tanah terlihat bahwa
areal penelitian didominasi dengan kandungan K-tersedia yang berstatus sangat
rendah dengan nilai persentase sebesar 57.45% dengan luas area sebesar 54.53 ha.
Sementara itu untuk kandungan K-tersedia yang berstatus rendah sebesar 34.04%
dan sedang 8.51%.
Universitas Sumatera Utara
Balitan 2005 (Lampiran 9) menggolongkan tingkat kandungan C-organik
tanah menjadi 5 status, yaitu : Sangat rendah, Rendah, Sedang, Tinggi, dan Sangat
Tinggi. Penggolongan kandungan karbon organik (C-org) di lokasi penelitian
disajikan pada gambar dan tabel berikut:
Gambar 2. Sebaran C-organik Tanah
Tabel 4. Data Luas Wilayah Sebaran C-organik Tanah
Status
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Total
Luas
--ha-20.19
40.37
30.28
4.04
94.88
%
21.28
42.55
31.91
4.26
100
Dari tabel di atas terlihat bahwa areal penelitian didominasi dengan
keadaan C-organik yang berstatus rendah dengan nilai persentase yang cukup
tinggi yaitu sebesar 42.55% dengan luasan daerah 40.l7 Ha. Sementara itu, untuk
status kandungan C-organik sangat rendah sebesar 21.28%, sedang sebesar
31.91% dan tinggi 4.26%.
Universitas Sumatera Utara
Uji Asumsi Data Klasik
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan statistika uji asumsi
data klasik diperoleh data seperti uji data normalitas dan uji data untuk analisis
korelasi dan regresi (Lampiran 4)
Analisis Korelasi
Dari hasil pengolahan statistika hubungan (kolerasi) antara intensitas
penyakit busuk pangkal batang (Ganoderma sp.) dengan kandungan K-tersedia
dan C-organik dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 5. Uji Korelasi Antara Intensitas Penyakit Busuk Pangkal Batang
(Ganoderma) dengan Kandungan K-tersedia dan C-organik Tanah
Korelasi
K-tersedia
C-organik
IntensitasPenyakit
K-tersedia
C-organik
0,772
0,004
0,883
Dari Tabel diatas diketahui bahwa terdapat korelasi nyata antara
K-tersedia dengan intensitas penyakit busuk pangkal batang (Ganoderma sp.)
dengan nilai signifikansi 0,004. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang
sangat nyata namun lemah antara kedua variable tersebut (Lampiran 7).
Analisis Regresi
Dari hasil analisis regresi antara K-tersedia dan C-organik terhadap
intensitas penyakit memiliki nilai koefisien regresi (R 2) sebesar 0.410. Sementara
dari hasil nilai regresi dari intensitas penyakit terhadap K-tersedia memiliki nilai
koefisien regresi (r2) sebesar 0.168. Dari data tersebut diperoleh persamaan
sebagai berikut :
Y = 0.779 + 30.146X1 + 0.007X2……………………………………..(1)
Universitas Sumatera Utara
Pembahasan
Berdasarkan hasil uji korelasi K-tersedia tanah terhadap intensitas
penyakit busuk pangkal batang (Ganoderma sp.) diketahui bahwa nilai
signifikansi sebesar 0.004 yang menunjukkan adanya hubungan nyata antar kedua
variable, saling mempengaruhi namun lemah. Dimana kadar K-tersedia dalam
tanah sangat rendah dan intensitas serangan penyakit berada dalam skala sedang.
Hal ini sesuai literatur Lawani (1995) yang menyatakan bahwa unsur K
merupakan salah satu unsur makro primer bagi setiap tanaman. Unsur ini berada
bebas di dalam plasma sel dan titik tumbuh tanaman, dapat memacu pertumbuhan
pada tingkat permulaan menambah daya tahan tanaman terhadap serangan hama,
penyakit dan kekeringan.
Berdasarkan data uji korelasi C-organik tanah terhadap intensitas penyakit
busuk pangkal batang (Ganoderma sp.) diketahui bahwa nilai signifikansinya
sebesar 0.883 dimana ada hubungan yang nyata antara kedua variable tersebut..
Hal ini dapat dikarenakan bahan organik yang menjadi sumber energi bagi
mikroorganisme bersifat antagonis terhadap patogen Ganoderma. Hal ini sesuai
dari hasil penelitian Mih and Kinge (2015) yang menyatakan bahwa komposisi
bahan organik yang terdekomposisi cukup tinggi akan berasosiasi dengan
aktivitas mikrobia yang tinggi dan melawan populasi spesies Ganoderma.
Berdasarkan data uji korelasi K-tersedia tanah terhadap kadungan
C-organik tanah diketahui bahwa nilai signifikansinya sebesar 0.772 dimana ada
hubungan yang nyata antara kedua variable tersebut. Hal ini disebabkan karena
bahan organik merupakan sumber unsur hara N, P, dan K. Hal ini sesuai literatur
Sutedjo (1999) yang menyatakan bahwa bahan organik dapat meningkatkan
Universitas Sumatera Utara
kapasitas tukar kation, hal ini berhubungan dengan muatan-muatan negatif yang
terdapat didalamnya. Muatan negatif ini merupakan potensi humus mengadsorbsi
kation-kation seperti Ca, Mg dan K yang diikat dengan kekuatan sedang sehingga
mudah dipertukarkan atau mengalami proses pertukaran kation. Dengan demikian
pemberian bahan organik dapat meningkatkan efisiensi pemupukan kalium,
karena hara menjadi tidak mudah tercuci, juga dapat meningkatkan ketersediaan
hara N, P, dan K bagi tanaman.
Berdasarkan data uji regresi K-tersedia dan C-organik terhadap intensitas
penyakit tanaman diperoleh persamaan Y = 0.779 + 30.146X1 + 0.007X2, dimana
setiap kenaikan 1% ( me/100g) K-tersedia didalam tanah dapat meningkatkan
intensitas serangan penyakit sebesar 30%. Hal ini dapat dikarenakan perakaran
tanaman yang rusak akibat serangan penyakit tidak dapat menyerap kalium secara
keseluruhan yang mengakibatkan tanaman kelapa sawit tetap kekurangan kalium.
Kalium yang terdapat pada lapisan luar (epidermis) organ tanaman secara tidak
langsung mempengaruhi ketahanan tanamanan terhadap serangan penyakit karena
semakin banyak kalium yang diserap maka semakin tebal epidermis organ
tanaman tersebut. Hal ini sesuai literature Reitemeier (1957) yang menyatakan
bahwa Kalium diperlukan untuk beberapa fungsi fisiologi dasar yaitu
pembentukan gula dan pati dan pergerakannya keberbagai bagian tanaman,
sintesis protein, pembelahan sel normal dan pertumbuhan dan netralisasi asam
organik menigkatkan resistensi beberapa tanaman untuk penyakit tertentu,
meningkatkan kekuatan batang dan tangkai, sehingga ada sedikit ketahanan.
Universitas Sumatera Utara
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Intensitas penyakit busuk pangkal batang hanya berkolerasi nyata dengan
K dan C-organik
2. Intensitas penyakit busuk pangkas batang dipengaruhi oleh K dan C-organik
dengan persamaan Y = 0.779 + 30.146X1 + 0.007X2 dimana setiap kenaikan
1% K di dalam tanah meningkatkan intensitas penyakit sebesar 30%.
Saran
Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang analisis serapan kalium pada
tanaman untuk mengetahui kadar kalium pada tanaman.
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
Survei Tanah dan Pemetaan
Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari lingkungan alam
dan potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah
satu dokumentasi utama sebagai dasar dalam proyek-proyek pengembangan
wilayah. Makin banyak informasi yang diperoleh dari pelaksanaan survei pada
skala yang besar akan memberikan manfaat yang lebih besar (Hakim dkk, 1986).
Survei merupakan pendeskripsian karakteristik tanah-tanah di suatu
daerah, mengklasifikasikannya menurut sistem klasifikasi baku, memplot jenis
dan ketersediaan hara tanah pada peta dan membuat prediksi tentang sifat tanah.
Perbedaan
penggunaan
mempengaruhi
tanah
tanah
itulah
dan
yang
bagaimana
terutama
tanggapan
perlu
pengelolaan
diperhatikan
(dalam
merencanakan dan melakukan survei tanah) (Rayes, 2007).
Tujuan survei tanah adalah mengklasifikasikan, menganalisis dan
memetakan tanah dengan mengelompokkan tanah-tanah yang sama dan hampir
sama sifatnya ke dalam satuan peta tanah tertentu dengan mengamati profil tanah
atas warna, struktur, tekstur, konsistensi, sifat-sifat kimia dan lain-lain
(Hardjowigeno, 2003).
Interpretasi terhadap hasil survei tanah bagi pengembang sampai saat ini
meliputi:
a. Pendugaan potensi produksi jenis-jenis tanaman utama pada setiap tipe tanah
dibawah tingkat pengelolaan tertentu.
Universitas Sumatera Utara
b. Kebutuhan masukan (input) bagi setiap jenis tanaman, yakni sebesar input
yang perlu bagi setiap level produksi yang diinginkan atau setiap tipe tanah
tertentu.
c. Kemungkinan perubahan perilaku setiap tipe tanah akibat irigasi.
d. Kemungkinan pembuatan drainase buatan.
e. Pendugaan respon terhadap penggunaan pupuk dan kapur yang banyak
dikonsumsi oleh sifat-sifat tanah yang permanen berdasarkan tingkat
kesuburan yang ditunjukkan oleh uji tanah (Hakim dkk, 1986).
Dalam survei tanah dikenal 3 macam metode survei, yaitu metode grid
(menggunakan prinsip pendekatan sintetik), metode fisiografi dengan bantuan
interpretasi foto udara (menggunakan prinsip analitik), dan metode grid bebas
yang merupakan penerapan gabungan dari kedua metode survei. Biasanya dalam
metode grid bebas, pemeta „bebas‟ memilih lokasi titik pengamatan dalam
mengkonfirmasi secara sistematis menarik batas dan menentukan komposisi
satuan peta (Rayes, 2007).
Rossiter (2000) mengemukakan bahwa disiplin survei sumber daya lahan
kini memasuki era baru karena munculnya teknologi dan metode baru sebagai
berikut:
1. Satelit penginderaan jauh (yang dalam waktu dekat hamper sama detailnya
dengan foto udara) yang sangat bermanfaat untuk persiapan peta dasar dan
klasifikasi tutupan lahan
2. GPS (Global Positioning System) yang sangat bermanfaat untuk menentukan
lokasi secara akurat, mampu menemukan teknologi pemetaan bawah
Universitas Sumatera Utara
permukaan, serta berkembangnya model elevasi digital (DEM) untuk
memprediksi karakteristik medan.
3. Geostatistik dan teknik interpolasi lainnya.
4. Sistem informasi geografis (SIG) untuk penyimpana, transformasi, analisis dan
pencetakan peta.
Pemetaan merupakan pengukuran, perhitungan dan penggambaran
permukaan bumi (termodiology geodesi) dengan menggunakan cara atau metode
tertentu
sehingga
didapatkan
hasil
berupa
softcopy maupun
hardcopy
(Tamtomo, 2008).
Tujuan pemetaan adalah melakukan pengelompokan tanah ke dalam
satuan-satuan peta tanah yang masing-masing mempunyai sifat-sifat yang sama.
Masing-masing satuan peta diberi warna yang sedapat mungkin sesuai dengan
warna tanah yang sebenarnya. Disamping itu dicantumkan pula simbol-simbol
atau nomor urutnya untuk memudahkan pembacaannya. Walaupun demikian
batas-batas persamaan tersebut sudah barang tentu dibatasi oleh ketelitian (skala)
dari peta-peta tersebut (Hardjowigeno, 2007).
Survei dan pemetaan tanah merupakan satu kesatuan kerja saling
melengkapi dan saling memberi manfaat bagi peningkatan penggunaannya seperti
keadaan fisik dan lingkungan lokasi survei, keadaan tanah, klasifikasi dan
interpretasi kemampuan lahan (Sutanto 2005).
Kalium (K)
Unsur hara yang diserap oleh tanaman berasal dari 3 sumber sebagai
berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Bahan organik. Sebagian besar unsur hara terkandung di dalam bahan organik.
Sebagian dapat langsung digunakan oleh tanaman, sebagian lagi disimpan
untuk jangka waktu yang lebih lama. Bahan organik harus mengalami
dekomposisi atau pelapukan terlebih dahulu sebelum tersedia bagi tanaman.
2. Mineral alami. Setiap jenis batuan mineral yang membentuk tanah
mengandung bermacam-macam unsur hara. Mineral alami ini berubah menjadi
unsur hara yang tersedia bagi tanaman setelah mengalami penghancuran oleh
cuaca.
3. Unsur hara yang terjerap atau terikat. Unsur hara ini terikat di permukaan atau
di antara lapisan koloid tanah dan sebagai sumber utama dari unsur hara yang
dapat diatur oleh manusia.
(Novizan, 2002).
Ada 6 unsur yang dibutuhkan tanaman alam jumlah banyak. Diantaranya
N, P, K, Ca, S, dan Mg. Keenam unsur tersebut lebih dikenal sebagai unsur hara
makro. Bahkan N, P, K disebut sebagai unsur hara pokok, karena mutlak
dibutuhkan tanaman untuk tumbuh (Redaksi Agromedia, 2007).
Kalium adalah unsur hara makro yang banyak dibutuhkan oleh tanaman,
dan diserap tanaman dalam bentuk ion K+. Sumber utama kalium di dalam tanah
berasal dari pelapukan mineral – mineral primer seperti felspar, mika, biotit dan
lain– lain. Kalium tanah berada dalam keseimbangan bentuk-bentuk: mineral,
terfiksasi, dapat diper tukarkan, dan larut dalam cairan tanah (Wood dan deTurk,
1941):
Km
Mineral
Kf
terfiksasi
Kdd
Kl
dapat dipertukarkan
larut
Universitas Sumatera Utara
Kalium
diperlukan untuk
beberapa fungsi
fisiologi
dasar
yaitu
pembentukan gula dan pati dan pergerakannya ke berbagai bagian tanaman,
sintesis proteis, pembelahan sel normal dan pertumbuhan dan netralisasi asam
organik. Pada tanaman yang berbeda, kalium juga menyumbang hara dengan cara
yang lebih khusus. Dengan cara meningkatkan rasa, ukuran dan warna buah dan
sayuran, menigkatkan resistensi beberapa tanaman untuk penyakit tertentu,
meningkatkan kekuatan
batang dan tangkai, sehingga ada sedikit ketahanan
(Reitemeier, 1957).
Kalium memiliki efek menyeimbangkan kelebihan hasil nitrogen. Kalium
juga meningkatkan sintesis dan translokasi karbohidrat, sehingga mendorong
ketebalan dinding sel dan kekuatan tangkai. Kekurangan K dapat terlihat pada
kerusakan tangkai (Foth, 1951).
Kekurangan Kalium (K) pada pertumbuhan kelapa sawit merupakan
masalah yang tersebar dan serius. Kekurangan kalium dapat berakibat fatal bagi
kelapa sawit yang terserang penyakit. Gejala-gejala ini sangat terlihat pada ujung
dan pinggiran daun, dan kurang terlihat di dasar daun. Kekurangan K dapat
dicegah dengan aplikasi sulfur kalium sulfat, tetapi Mg juga harus diterapkan
untuk mencegah ketidakseimbangan K-Mg (Worden dkk, 2007). Kekurangan K
berasosiasi dengan munculnya penyakit seperti Ganoderma (Distan Riau, 2011).
Ketersediaan kalium di dalam tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu: tipe koloid tanah, temperatur, keadaan basah dan kering, pH tanah, dan
pelapukan. Kandungan kalium tersedia akan meningkat bila keadaan tanah yang
lembab dikeringkan, terutama pada tanah-tanah dengan kadar kalium yang rendah
hingga sedang (Nyakpa dkk, 1988).
Universitas Sumatera Utara
Ketersediaan kalium dalam tanah dapat berkurang karena 3 hal yaitu
pengambilan K oleh tanaman pencucian kalium oleh air, dan erosi. Biasanya
tanaman menyerap K lebih banyak diserap dari unsure lain kecuali nitrogen.
Kalium dalam jaringan tanaman dapat tetap berbentuk ion K+ dan tidak
ditemukan dalam senyawa organic. Kalium bersifat mobil (mudah bergerak)
sehingga siap dipindahkan dari satu organ ke organ lain yang membutuhkan
(Novizan, 2002).
Busuk Pangkal Batang (Ganoderma sp.)
Penyakit busuk pangkal batang (basat stem rot) adalah penyakit yang
terpenting dalam perkebunan'kelapa sawit dewasa ini. Penyakit ini semakin lama
sernakin rneluas, dengan persentase tanaman sakit meningkat seiring dengan
bertarnbahnya waktu. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Ganoderma boninense.
Jamur ini akan berkembang biak dengan cepat pada batang tanarnan,
menyebabkan
busuk
dan
akhirnya
tanaman
meqadi
roboh
dan
mati
(Sernangun, 2000).
Berdasarkan klasifikasi ilmiah, Ganoderma sp. masuk ke dalam
Kingdom:
Fungi,
Filum:
Basidiomycota,
Kelas:
Agaricomycetes,
Ordo: Polyporales, Famili: Ganodermataceae dan Genus: Ganoderma. Ganoderma
adalah organisme eukariotik yang digolongkan ke dalam kelompok jamur sejati.
Dinding sel terdiri atas kitin, namun sel nya tidak memiliki klorofil. Ganoderma
mendapatkan makanan secara heterotrof yaitu dengan mengambil makanan dari
bahan organik disekitar tempat tumbuhnya. Bahan organik itulah yang nantinya
akan diubah menjadi molekul-molekul sederhana dan diserap langsung oleh hifa
(Nadiah, 2013).
Universitas Sumatera Utara
Di Indonesia serangan busuk pangkal batang awalnya rendah pada
tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun, selanjutnya serangan meningkat sebesar
40% ketika tanaman kelapa sawit mencapai usia 12 tahun (Ariffin dkk, 2000).
Pada lahan generasi keempat serangan busuk pangkal batang terjadi lebih awal
dan menyerang tanaman berumur 1 hingga 2 tahun (Sinaga dkk, 2003).
Susanto (2002) menyatakan bahwa penyakit busuk pangkal batang dapat
menyerang bibit-bibit kelapa sawit sejak di persemaian. Hal ini diduga karena
patogen penyebab busuk pangkal batang semakin menyebar pada lahan yang
sering diremajakan. Pernyataan ini diperkuat oleh Subronto dkk (2003) bahwa
pada lahan generasi pertama serangan penyakit ini sangat rendah, dengan
bertambahnya generasi tanam berikutnya maka persentase serangan akan semakin
tinggi, dan gejala penyakit sudah dapat terlihat pada awal pertumbuhan tanaman.
Pada tanaman muda gejala eksternal ditandai dengan menguningnya
sebagian besar daun atau pola belang di beberapa bagian daun yang diikuti
klorotik. Daun kuncup yang belum membuka ukurannya lebih kecil daripada daun
normal dan mengalami nekrotik pada bagian ujungnya. Selain itu tanaman yang
terserang juga kelihatan lebih pucat dari tanaman lain yang ada disekitarnya
(Ariffin dkk,2000; Sinaga dkk, 2003), pertumbuhannya terhambat dan memiliki
daun pedang (spear leaves) yang tidak membuka.
Gejala pada tingkat serangan lanjut adalah selain adanya daun tombak
yang tidak terbuka yaitu adanya nekrosis pada daun tua dimulai dari bagian
bawah. Daun-daun tua yang mengalami nekrosis selanjutnya patah dan tetap
menggantung pada pohon. Pada akhirnya tanaman akan mati dan tumbang. Gejala
yang tampak pada daun menandakan bahwa penampang pangkal batang telah
Universitas Sumatera Utara
mengalami pembusukan sebesar 50% atau lebih. Gejala yang khas sebelum tubuh
buah terbentuk adalah terjadi pembusukan pada pangkal batang. (Ariffin dkk,
2000; Susanto, 2002).
Penularan penyakit busuk pangkal batang terutama terjadi melalui kontak
akar tanaman sehat dengan sumber inokulum yang dapat berupa akar dan batang
sakit. Akar-akar tanaman kelapa sawit muda, tertarik kepada tunggul yang
membusuk yang mengandung banyak hara dan kelembaban tinggi. Agar dapat
menginfeksi akar tanaman sehat, cendawan harus mempunyai bekal makanan
(food base) yang cukup (Semangun, 2000).
Luka pada tanaman berperan sebagai titik mula atau membantu tempat
masuknya Ganoderma ke tanaman. Luka pada tanaman ini dapat disebabkan oleh
faktor biologis misalnya gigitan tikus, tupai, babi hutan, dan serangga. Faktor
yang kedua adalah luka mekanis, misalnya akibat parang, cangkul ataupun alat
berat. Tanaman yang lemah akan mudah terserang patogen. Lemahnya tanaman
ini dapat disebabkan karena kurangnya hara bagi tanaman. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kebun yang dipupuk dengan unsur hara makro seperti
nitrogen (N), potassium (P), dan kalium (K) dapat meningkatkan kesehatan
tanaman (Ariffin dkk, 2000).
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dewasa ini, tanaman kelapa sawit sangat banyak dikembangkan di
Indonesia. Pengembangan yang dilakukan baik oleh pemerintah maupun pihak
swasta sangat menentukan produksi yang akan dicapai oleh perkebunan.
Indonesia menempati urutan kedua setelah Malaysia sebagai penghasil kelapa
sawit dunia.
PT. PD. PATI berdiri pada tahun 1983 dengan luas areal perkebunan
kelapa sawit sebesar 780, 75 Ha. Perkebunan kelapa sawit ini merupakan
perkebunan yang sudah melewati 2 generasi kepemimpinan dengan 2 kali
replanting. Replanting pertama dilakukan pada tahun 1990-an dan replanting
kedua dilakukan pada tahun 2005. Perkebunan tersebut terdiri atas 2 afdelling
yang sering disebut dengan nama Pantai Kiara Estate (PKE) 1 dan 2.
Pertumbuhan kelapa sawit tidak terlepas dari serangan penyakit. Salah
satu penyakit yang menyerang adalah penyakit Busuk Pangkal Batang (BPB)
(Semangun, 2000). Saat ini penyakit BPB merupakan penyakit yang penting,
terutama pada kebun-kebun kelapa sawit yang telah mengalami peremajaan.
Semakin sering suatu kebun mengalami peremajaan maka semakin tinggi
persentase kejadian penyakit BPB. Hal ini terjadi karena setelah cendawan
menginfeksi tanaman, areal pertanaman akan terus terkontaminasi dan inokulum
patogen akan terakumulasi sejalan dengan semakin seringnya penanaman kelapa
sawit (Susanto dkk, 2005).
Di Indonesia, penyakit busuk pangkal batang sudah menyerang tanaman
kelapa sawit di Sumatera Utara, Riau dan Lampung dengan tingkat serangan
Universitas Sumatera Utara
mencapai 20%-30%. Akibatnya, tanaman yang sakit akan mengurangi jumlah
Tandan Buah Segar (TBS) dan menurunkan rendemen (Nadiah, 2013).
Penyebab penyakit ini adalah Ganoderma boninense Pat. yang merupakan
cendawan patogen tular tanah. Seperti umumnya patogen tular tanah,
keberadaannya dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang sangat kompleks, apalagi
penyakit busuk pangkal batang bersifat sistemik dan monosiklik (Susanto, 2002;
Sinaga dkk, 2003). Patogen tular tanah mempunyai kemampuan saprofitik yang
tinggi dan parasitik fakultatif dengan kisaran inang yang luas, memiliki beberapa
macam stuktur patogen untuk bertahan dalam keadaan lingkungan.
Kalium merupakan salah satu hara utama dalam elemen kesuburan..
Kalium terdapat pada lapisan luar (epidermis) semua organ tanaman (akar, batang,
daun dan bunga) dan secara tidak langsung mempengaruhi kekebalan tubuh
tanaman. Pada lahan yang terserang Ganoderma biasanya kadar kalium dalam
tanahnya rendah
Pemetaan suatu unsur hara diharapkan dapat menjadi panduan untuk
mengetahui persebaran hara sehingga memudahkan dalam hal perawatan.
Menurut Sutanto (2005) survei dan pemetaan tanah merupakan satu kesatuan
kerja saling melengkapi dan saling memberi manfaat bagi peningkatan
penggunaannya seperti keadaan fisik dan lingkungan lokasi survei, keadaan tanah,
klasifikasi dan interpretasi kemampuan lahan.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik melakukan penelitian untuk
mengetahui persebaran hara K pada tanaman kelapa sawit yang terserang
Ganoderma.
Universitas Sumatera Utara
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hubungan sebaran hara K terhadap intensitas serangan
penyakit busuk pangkal batang (Ganoderma sp.) di PT. PD PATI Kabupaten
Aceh Tamiang.
Kegunaan Penulisan
Sebagai salah satu syarat untuk dapat membuat skripsi di program studi
Agroteknologi minat Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
This study aims to determine the distribution of nutrients K and its
interaction with the intensity of stem rot disease (Ganodema sp.) on oil palm
plantations PT. PD. PATI Aceh Tamiang. This research was conducted in the
Laboratory Socfin Indonesia North Sumatra and Soil Biology Laboratory, Faculty
of Agriculture, University of North Sumatra, Medan in May 2015 through
September 2015. Soil sampling is done by using purposive Proportional Random
Sampling and analysis of K nutrient extracts using HCl 25% K2O and interpreting
the nutrient status map. The data obtained were processed using correlation and
regression in SPSS Statistics 20.0.
The results showed that the intensity of stem rot disease (Ganodema sp.)
real correlated with K-available and C-organic. Intensity of stem rot disease
(Ganodema sp.) is influenced by the K-available and C-orgnik with the equation
Y = 0.779 + 30.146X1 + 0.007X2
Keywords: Potassium, Stem Base Rot (Ganoderma sp.), Correlation and
Regression
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran hara K dan interaksinya
terhadap intensitas serangan penyakit busuk pangkal batang (Ganodema sp.) pada
perkebunan kelapa sawit PT. PD. PATI Kabupaten Aceh Tamiang. Penelitian ini
dilakukan di Laboratorium Socfin Indonesia Sumatera Utara dan Laboratorium
Biologi Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan pada Mei
2015 hingga September 2015. Pengambilan contoh tanah dilakukan dengan
menggunakan metode Proportional Purposive Random Sampling dan analisis
hara K mengunakan K2O ekstrak HCl 25% serta menginterpretasikan dalam peta
status hara. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan uji korelasi dan
regresi pada program SPSS Statistic 20.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas penyakit busuk pangkal
batang (Ganodema sp.) berkolerasi nyata dengan K-tersedia dan C-organik.
Intensitas penyakit busuk pangkal batang (Ganodema sp.) dipengaruhi oleh
K-tersedia dan C-orgnik dengan persamaan Y= 0.779 + 30.146X1 + 0.007X2.
Kata Kunci : Kalium, Busuk Pangkal Batang (Ganoderma sp.), Korelasi dan
Regresi
Universitas Sumatera Utara
SURVEY DAN PEMETAAN STATUS HARA K PADA LAHAN KELAPA SAWIT
YANG TERSERANG GANODERMA DI PT. PD PATI
KABUPATEN ACEH TAMIANG
SKRIPSI
OLEH
TATY DWIE SETYA NASUTION
110301136
AGROEKOTEKNOLOGI – ILMU TANAH
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2016
Universitas Sumatera Utara
Judul Skripsi
Nama
NIM
Program Studi
Jurusan
: Survey dan Pemetaan Status Hara K Pada Lahan
Kelapa Sawit yang Terserang Ganoderma di PT. PD PATI
Kabupaten Aceh Tamiang
: Taty Dwie Setya Nasution
: 110301136
: Agroekoteknologi
: Ilmu Tanah
Disetujui Oleh
Komisi Pembimbing
Ir. Supriadi, M.S.
Ketua
Ir. M. M. B. Damanik, M.Sc.
Anggota
Mengetahui
Prof. Dr. Ir. T. Sabrina, M.Sc
Ketua Program Studi Agroekoteknologi
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas
rahmat dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Judul dari skripsi ini adalah “Survey dan Pemetaan Status Hara K
Pada Lahan Kelapa Sawit yang Terserang Penyakit Busuk Pangkal Batang
(Ganoderma sp.) di PT. PD PATI Kabupaten Aceh Tamiang”. Penulisan
skripsi ini merupakan satu diantara beberapa syarat untuk mendapatkan gelar
sarjana di Fakultas Pertanian minta Ilmu Tanah Program Studi Agroekoteknologi
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir.
Supriadi, M.S selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Ir. M. M. B.
Damanik, M.Sc selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah membimbing
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.
Medan, Februari 2016
Penulis
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
This study aims to determine the distribution of nutrients K and its
interaction with the intensity of stem rot disease (Ganodema sp.) on oil palm
plantations PT. PD. PATI Aceh Tamiang. This research was conducted in the
Laboratory Socfin Indonesia North Sumatra and Soil Biology Laboratory, Faculty
of Agriculture, University of North Sumatra, Medan in May 2015 through
September 2015. Soil sampling is done by using purposive Proportional Random
Sampling and analysis of K nutrient extracts using HCl 25% K2O and interpreting
the nutrient status map. The data obtained were processed using correlation and
regression in SPSS Statistics 20.0.
The results showed that the intensity of stem rot disease (Ganodema sp.)
real correlated with K-available and C-organic. Intensity of stem rot disease
(Ganodema sp.) is influenced by the K-available and C-orgnik with the equation
Y = 0.779 + 30.146X1 + 0.007X2
Keywords: Potassium, Stem Base Rot (Ganoderma sp.), Correlation and
Regression
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran hara K dan interaksinya
terhadap intensitas serangan penyakit busuk pangkal batang (Ganodema sp.) pada
perkebunan kelapa sawit PT. PD. PATI Kabupaten Aceh Tamiang. Penelitian ini
dilakukan di Laboratorium Socfin Indonesia Sumatera Utara dan Laboratorium
Biologi Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan pada Mei
2015 hingga September 2015. Pengambilan contoh tanah dilakukan dengan
menggunakan metode Proportional Purposive Random Sampling dan analisis
hara K mengunakan K2O ekstrak HCl 25% serta menginterpretasikan dalam peta
status hara. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan uji korelasi dan
regresi pada program SPSS Statistic 20.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas penyakit busuk pangkal
batang (Ganodema sp.) berkolerasi nyata dengan K-tersedia dan C-organik.
Intensitas penyakit busuk pangkal batang (Ganodema sp.) dipengaruhi oleh
K-tersedia dan C-orgnik dengan persamaan Y= 0.779 + 30.146X1 + 0.007X2.
Kata Kunci : Kalium, Busuk Pangkal Batang (Ganoderma sp.), Korelasi dan
Regresi
Universitas Sumatera Utara
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kuala pada tanggal 23 November 1993 dari
Bapak Taufik Nasution dan Ibu Septi Ria Ginting. Penulis merupakan anak kedua
dari tiga bersaudara.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) pada tahun 2005 di
SD Negeri 025992 Binjai, Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada tahun 2008 di
SMP Negeri 2 Binjai, Sekolah Menengah Atas (SMA) pada tahun 2011 di SMA
Negeri 1 Binjai. Penulis masuk ke perguruan tinggi pada tahun 2011 melalui jalur
Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jurusan
Agroekoteknologi minat Ilmu Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera
Utara.
Penulis merupakan anggota Himpunan Mahasiswa Agroekoteknologi
(HIMAGROTEK), anggota Ikatan Mahasiswa Ilmu Tanah (IMILTA), asisten
Kesuburan Tanah dan Pemupukan dan melaksanakan Praktek Kerja Lapang
(PKL) di PT. Surya Bratasena Plantation pada bulan Juli-Agustus 2014.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ iv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ v
PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................................. 1
Tujuan Penelitian ......................................................................................... 3
Kegunaan Penelitian .................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA
Survey dan Pemetaan ................................................................................... 4
Kalium ......................................................................................................... 5
Busuk Pangkal Batang (Ganoderma sp.) ..................................................... 6
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 9
Bahan dan Alat............................................................................................. 9
Metode Penelitian ........................................................................................ 9
Pelaksanaan Penelitian ................................................................................. 10
Persiapan ............................................................................................ 10
Pelaksanaan ........................................................................................ 10
Analisis Laboratorium ........................................................................ 11
Pengolahan Data ................................................................................. 11
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ............................................................................................................. 13
Pembahasan ................................................................................................. 17
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan .................................................................................................. 20
Saran ............................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
1.
Klasifikasi Tingkat Kerusakan Penyakit Busuk Pangkal
Batang
2.
Data Umum Sampel Tanah dengan Beberapa Parameter
Pengamatan dan Analisis Laboratorium
3.
Data Luas Wilayah Sebaran K-tersedia Tanah di Kebun PT.
PD. PATI
4.
Data Luas Wilayah Sebaran Karbon Organik (C-org) Tanah
di Kebun PT. PD. PATI
5.
Uji Korelasi Antara Intensitas Penyakit Busuk Pangkal
Batang (Ganoderma) dengan Kandungan K-tersedia dan Corganik Tanah
Hal.
11
13
14
15
16
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
1.
Peta Sebaran K-tersedia Tanah di Kebun PT.PD.PATI
2.
Peta Sebaran KarbonOrganik Tanah di Kebun PT.PD.PATI
Hal.
14
15
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Keterangan
1.
Data Lokasi Pengambilan Sampel, Titik Koordinat Sampel,
Ketinggian Tempat, Kandungan K-tersedia Tanah, Kandungan
Karbon Organik (C-org), dan Intensitas Penyakit Busuk Pangkal
Batang (Ganoderma sp.)
2.
Data Analisis K-tersedia Tanah
3.
Kondisi Lingkungan di Sekitar Pengambilan Sampel
4.
Uji Asumsi Klasik
5.
Data Uji Korelasi
6.
Data Uji Regresi
7.
Kriteria Sifat Tanah
Hal.
22
23
24
25
27
28
29
Universitas Sumatera Utara