Pemetaan Status Hara P dan K Pada Lahan Pertanian Di Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Kepustakaan

Adi, Isbandi. 1994. Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu Pekerjaan Sosial :

Dasar-Dasar Pemikiran. Jakarta : PT. Raja Grafindo.

Aditama Tjandra Yoga, 2003, Manajemen Adminsitrasi Rumah sakit, Edisi II, Jakarta, UI Press. (Siregar, 2004)

Azwar, Azrul. 1996. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan : Aplikasi Prinsip Lingkaran Pemecahan Masalah. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Azwar, Azrul. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga. Jakarta : Binarupa Aksara.

Azwar, S. 2007. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, edisi 2. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Bungin, Burhan. 2013. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi : Format-Format

Kuantitatif dan Kualitatif untuk Studi Sosiologi, Kebijakan, Publik, Komunikasi, Manajemen dan Pemasaran. Jakarta : Kencana.

Maramis, WF. 2006. Ilmu Perilaku dalam Pelayanan Kesehatan. Surabaya : Airlangga University Press.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-Prinsip Dasar). Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Rys, Vladimir. 2011. Merumuskan Ulang Jaminan Sosial : Kembali Ke

Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta : Pustaka Alfabet.

Severin, WJ & Tankard, JW. 2008. Teori Komunikasi : Sejarah, Metode, dan


(2)

Siagian, M. 2011. Metode Penelitian Sosial-Pedoman Praktis Penelitian Bidang

Ilmu-Ilmu Sosial dan Kesehatan. Medan : PT. Grasindo Monorotama.

Siagian & Suriadi, A. 2012. CSR Perspektif Pekerjaan Sosial. Medan : PT. Grasindo Monorotama.

Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT. Refika Aditama. Suharto, Edi. 2008. Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik. Bandung : Alfabeta.

Sulaeman, Endang S. 2012. Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan;Teori

dan Implementasi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2005. Metode Penelitian Sosial : Berbagai alternative

Pendekatan. Jakarta : Kencana.

Suyanto, Bagong & Sutinah. 2008. Metode Penelitian Sosial : Berbagai Alternatif

Pendekatan. Jakarta : Kencana.

Taylor, Shelley E., Letitia Anne Peplau., David O. Sears. 2009. Psikologi Sosial,

Edisi Kedua Belas. Jakarta : Kencana.

Usman, H., Akbar. 2009. Metode Penelitian Sosial. Jakarta : PT. Bumi Aksara Wibhawa, Budhi., Santoso T. Raharjo., Meilanny Budiarti S. 2010. Dasar-Dasar

Pekerjaan Sosial Pengantar Profesi Pekerjaan Sosial. Bandung : Widya

Padjajaran.

Sumber Lain :

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 28 tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional

Undang-Undang Dasar 1945.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial.


(3)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.

Sumber Online :

http://a-research.upi.edu/ diakses pada 20 Oktober 2015 pukul 15:20 Wib.

http://dinkes.batubarakab.go.id/angka-kematian-mortalitas, di akses Pada tanggal 19 Oktober 2015 pada pukul 19:45 Wib)

http://id.wikipedia.org/wiki/Respons diakses pada tanggal 20 Oktober 2015 pukul 16:21 Wib.

16:32 Wib.

http://www.analisadaily.com/news, diakses pada tanggal 19 Oktober 2015 pukul 14:37 Wib.

http://www.beritasatu.com /kesra/1474343-angka-kematian-ibu-dan - bayi - meningkat- tajam.html, di akses pada tanggal 20 oktober 2015, Pukul 15:34 Wib).

http://www.bpjs-kesehatan.go.id diakses pada tanggal 20 Januari 2015 pukul 21:15 Wib.

http://health.detik.com/angka - kematian -ibu - tinggi – bkkbn – serukan – 4 – jangan – dan – 3 - terlambat diakses pada tanggal 18 Oktober 2015 pukul 10:24 Wib. http://www.pamjaki.org/pamjaki-266/askeskin–tak-sesuai-sistem-asuransisosial.html

diakses pada tanggal 18 Oktober 2015 pukul 13:12 Wib.


(4)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Penelitian ini tergolong tipe penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu. Kemudian menarik ke permukaan sebagai suatu ciri atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun variabel tertentu (Bungin, 2013 : 48). Melalui penelitian deskriptif, penulis ingin membuat gambaran menyeluruh tentang bagaimana respon peserta BPJS Kesehatan Mandiri terhadap pelayanan kesehatan di RSUD Batubara Kabupaten Batubara.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD Batubara Kabupaten Batubara, Jalan Datuk Kubah Kuwala Gunung Kec. Lima Puluh Kab. Batu Bara. Alasan peneliti memilih lokasi penelitian ini karena RSUD Batubara Kabupaten Batubara merupakan salah satu organisasi yang menjadi Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan (FTKL) yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada peserta BPJS Kesehatan.

3.3 Populasi Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan objek yang diteliti (Suyanto & Sutinah, 2008 : 139). Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai,


(5)

peristiwa, sikap hidup dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin, 2013 : 101).

Adapun yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah peserta BPJS Kesehatan Mandiri yang telah menikmati dan memanfaatkan jasa pelayanan kesehatan di RSUD Batubara selama tiga bulan terakhir (Juli 2015 sampai September 2015) yang berjumlah 322 orang.

3.4 Sampel Penelitian

Secara umum sampel adalah contoh. Dalam kaitannya dengan penelitian, sampel adalah sebagian dari objek, kejadian, atau individu yang terpilih dari populasi yang akan diambil datanta atau yang akan diteliti (Roscoe dalam Siagian, 2011 : 156).

Sampel dalam penelitian ini adalah peserta BPJS Kesehatan Mandiri yang telah menikmati dan memanfaatkan jasa pelayanan kesehatan di RSUD Batubara. Menurut pendapat Ari Kunto, untuk menentukan sampel penelitian yang menyatakan bahwa jika populasi lebih dari 100 orang maka untuk menentukan jumlah sampel adalah antara 10%-15% atau 20%-25% dari jumlah populasi (Arikunto, 1992:107). Berdasarkan populasi penelitian adalah 320 orang, maka peneliti mengambil sampel penelitian ini sebesar 25% dari jumlah populasi, yaitu 25% x 320 = 80 peserta.

Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik sampling bertujuan (purposive sampling), yaitu teknik penarikan sampel dengan sampel yang dipilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitian (Usman dan Akbar, 2009:45). Adapun kriteria pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah :

1. Peserta yang mendapatkan pelayanan kesehatan rawat jalan tingkat lanjutan dan rawat inap tingkat lanjutan di RSUD Batubara pada tahun 2015;


(6)

2. Peserta yang telah mendapatkan pelayanan kesehatan rawat jalan tingkat lanjutan dan rawat inap tingkat lanjutan minimal 3 kali di RSUD Batubara; 3. Peserta rujukan dari Puskesmas;

4. Peserta berusia 20 – 55 tahun.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Memperoleh data yang diperlukan, maka dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data atau informasi yang menyangkut masalah yang akan diteliti melalui penelaahan buku, surat kabar, artikel, karya tulis dan referensi kepustakaan lainnya.

2. Studi lapangan, yaitu pengumpulan data atau informasi melalui kegiatan penelitian dengan turun langsung ke lokasi penelitian untuk mencari fakta - fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Adapun alat-alat yang digunakan dalam rangka studi lapangan ini, yaitu :

a. Observasi, yaitu pengamatan terhadap objek dan fenomena yang berkaitan dengan penelitian.

b. Kuesioner, merupakan daftar pertanyaan terstruktrur dengan alternatif (option) jawaban yang telah tersedia sehingga responden tinggal memilih jawaban sesuai dengan aspirasi, persepsi, sikap, keadaan, atau pendapat pribadinya (Suyanto & Sutinah, 2005 : 60).

c. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara tatap muka dengan responden yang bertujuan untuk melengkapi data yang diperlukan.


(7)

3.6Teknik Analisis Data

Teknik analisis data penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu cara memeriksa data dari responden, kemudian dicari frekuensi dan persentasenya untuk disusun dalam bentuk tabel tunggal serta selanjutnya dijelaskan secara kualitatif. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, persepsi dan partisipasi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Merumuskan kesimpulan hasil penelitan, khususnya mengidentifikasi respon, penulis menggunakan skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap, persepsi dan partisipasi seseorang atau sekelompok orang yang berhubungan dengan suatu hal. Skala ini sering disebut sebagai summated scale yang berisi sejumlah pernyataan dengan kategori respon. Pertama-tama ditentukan beberapa alternative kategori respon atau seri item respons (compiling possible scale item) yang mengekspresikan luas jangkauan sikap dari ekstrem positif ke ekstrem negative untuk direspon oleh responden. Tiap respon dihubungkan dengan nilai skor atau nilai skala untu masing-masing pernyataan (Silalahi, 2009 : 229).

Pemberian skor data dilakukan mulai respon yang negatif menuju respon yang positif, yakni skor negatif adalah -1, skor netral adalah 0 dan skor positif adalah 1.

Sebelum menentukan klasifikasi persepsi, sikap dan partisipasi maka ditentukanlah interval kelas sebagai pengukuran, yaitu :

Interval Kelas (I) =

banyak kelas (K)

nilai tertinggi (H) − nilai terendah (L)

= 1 − (−1) 3


(8)

Menentukan kategori respon positif, netral maupun respon negatif dengan adanya nilai batasan sebagai berikut :

a. -1,00 sampai dengan -0,33 = respon negatif b. -0,33 sampai dengan 0,33 = respon netral c. 0,33 sampai dengan 1 = respon positif


(9)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Kondisi Geografis

Secara astronomis Kabupaten Batubara terletak antara 2046’ – 3026’ LU dan 99005’ – 990

1. Sebelah Utara : Bandar Khalipah (Kabupaten Serdang Bedagai) dan Selat Malaka.

39’ BT. Secara Geografis Kabupaten Batubara merupakan sebuah kawasan di bagian timur dari provinsi Sumatera Utara. Kabupaten ini juga terletak di tepi pantai Selat Malaka, sekitar 175 km selatan ibu kota Medan. Kabupaten Batubara berbatasan dengan :

2. Sebelah Selatan :Meranti (Kabupaten Asahan) dan Ujung Padang (Kabupaten Simalungun).

3. Sebelah Barat :Bosar Maligas, Bandar, Bandar Masilam, Dolok Batunanggar (Kabupaten Simalungun) dan Tebing Tinggi (Kabupaten Serdang Bedagai).

4. Sebelah Timur : Air Joman (Kabupaten Asahan) dan Selat Malaka.

Luas Kabupaten Batubara keseluruhan adalah sekitar 922,2 Km2

1. Kecamatan Medang Deras

yang terdiri dari 7 (Tujuh) Kecamatan yaitu :

2. Kecamatan Sei Suka 3. Kecamatan Air Putih 4. Kecamatan Lima Puluh 5. Kecamatan Talawi


(10)

6. Kecamatan Tanjung Tiram 7. Kecamatan Sei Balai

Wilayah Kabupaten Batubara merupakan wilayah yang bertopografi relative datar dan landai dengan ketinggian 0 – 80 m dpl (diatas permukaan laut). Wilayah ini terletak di tepi pantai pulau sumatera (sumatera utara), merupakan daerah endapan yang dikenal sebagai daerah rendah yang relative datar, dimana seluruh wilayahnya sebelah utara berbatasan dengan selat malaka, dengan panjang pantai kurang lebih 110 km.

Kabupaten Batubara beriklim tropis sebagaimana iklim di Indonesia secara umumnya dengan temperature tinggi dan suhu udara yang tinggi pula sepanjang tahun, yaitu 230 – 270 C, dengan dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim penghujan terjadi pada bulan September s/d Maret dan Musim kemarau terjadi pada bulan Maret s/d bulan September. Sedangkan tingkat curah hujannya dalah 1.702 mm/tahun.

4.2 Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Batubara

Rumah sakit umum daerah batubara merupakan rumah sakit yang didirikan pada tanggal 22 desember 2012 sebagai salah satu syarat berdirinya suatu kabupaten sesuai dengan undang undang otonomi yang baru. Rumah sakit ini didirikan di ibu kota kabupaten Batubara, tepatnya didesa kuala gunung kecamatan Limapuluh, terdiri dari ruang administrasi, ruang poliklinik, ruang unit gawat darurat (UGD), ruang apotek, ruang operasi, ruang rawatan khusus (ICU), ruang gizi, ruang rawat inap.

Rumah Sakit Umum Daerah Batubara merupakan RSUD yang baru di operasionalkan pada tanggal 07 januari 2013, sesuai dengan surat keputusan Menteri


(11)

Kesehatan nomor : HK.02.03./I/0153/2013 berdiri diatas tanah seluas + 3 ha, Memiliki SDM tenaga PNS 82 orang dimana di bidang struktural 6 orang dan 76 orang di bidang fungsional dan dibantu oleh tenaga honorer perawat 56 orang. Di bidang fungsional; tenaga perawat 34 orang, kebidanan 17 orang, gizi 5 orang, perawat gigi 2 orang, farmasi 4 orang, analis 2 orang , fisioterapis 2 orang, elektro medis 2 orang, dokter gigi 3 orang, dokter umum 5 orang. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit satu-satunya yang ada di kabupaten Batubara, merupakan pusat rujukan kabupaten untuk pasien jaminan kesehatan nasional (JKN).

4.3 Visi dan Misi 4.3.1 Visi

Melaksanakan tugas pokok dan fungsi untuk mencapai tujuan Rumah Sakit, maka pimpinan dan karyawan RSUD Batubara menyepakati visi Rumah Sakit sebagai berikut :

Visi : “Terciptanya Pelayanan kesehatan yang berkualitas, Cepat,Tepat, Tanggap, Profesional dan Memuaskan”.

4.3.2 Misi

Misi RSUD Batubara adalah :

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu secara profesional dengan dilandasi kebutuhan manusiawi serta terjangkau dan menjangkau masyarakat Kabupaten Batubara.

2. Menyelenggarakan pelayanan dokter 24 jam.

3. Menyelenggarakan pelayanan prima dan cepat tanggap kepada pasien gawat darurat, dan dengan tersedianya obat-obatan emergencyyang lengkap.


(12)

4. Meningkatkan kesejahteraan pasien.

4.3.3 Motto

Motto Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Batubara adalah : “Setia dan Ikhlas melayani Sepenuh Hati”.

4.4 Struktur Organisasi RSUD Batubara

Dikarenakan masih dalam tipe D, didalam melaksanakan tugasnya seorang direktur di bantu oleh kepala sub bagian tata usaha, seksi pelayanan kesehatan dan seksi keperawatan, serta kelompok jabatan fungsional, satuan pengawas intern, kepala instalasi dan komite medik. Seperti struktur berikut :


(13)

Bagan 4.1

Struktur Organisasi RSUD Rumah Sakit Umum Daerah Batubara

Direktur

Dr. Hj. Mariana Lubis MKT

Kelompok Jabatan Sub Bagian Tata Usaha

Umi Kalsum Syarif

Seksi Pelayanan Kesehatan

Dr. Zulkarnain

Seksi Keperawatan

Murniati Ritonga S.Kep

Satuan Pengawas Intern (SPI)

Komite

Dr. Ivan Anshari

Instalasi

UGD : Sahril AmKep

Farmasi : Boy Indrawan S.Farm Apt ICU : Nirza, S.Kep, Ners

Lab : Citra Listia, AAk UTD : M Hendro Skm, M.Kes VK : Hj. Aida Zulfa Am Keb R Inap : Leli Supiani AmKeb R anak : Rianti AmKeb OK : Karmila AmKep Gizi : Sukma Dewi, AMG Loundry :


(14)

4.5 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

4.5.1 Tugas Pokok dan Fungsi Direktur Rumah Sakit

Tugas Pokok dari Direktur Rumah Sakit, adalah:

Melaksanakan sebagian urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintahan Daerah di bidang Kesehatan. Sedangkan Fungsi nya adalah :

1. Menyelenggarakan pelayanan medis dan non medis.

2. Menyelenggarakan pelayanan asuhan keperawatan atau dan rujukan. 3. Menyelenggarakan diklat dan penelitian pengembangan.

4. Mengelola ketatausahaan kepegawaian dan keuangan. 5. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati.

4.5.2 Tugas Pokok dan Fungsi Subbagian Tata Usaha

Tugas Pokok dari Subbagian Tata Usaha adalah :

Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan ketatausahaan, rumah tangga, kepegawaian, kesejahteraan pegawai, keuangan, rencana kegiatan tahunan, dokumentasi, perlengkapan RSUD Batubara. Sedangkan Fungsinya adalah :

1. Melaksanakan tugas-tugas ketatausahaan dan rumah tangga. 2. Melaksanakan tugas-tugas perlengkapan.

3. Melaksanakan tugas-tugas administrasi kepegawaian. 4. Melaksanakan tugas-tugas administrasi keuangan.

5. Menyusun dan mengevaluasi pemanfaatan dana pembangunan dan belanja rutin RSUD Batubara.


(15)

4.5.3 Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Seksi Keperawatan

Tugas Pokok dari Kepala seksi Keperawatan adalah :

Melaksanakan Kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan dan penunjang medis. Sedangkan Fungsinya adalah :

1. Menghimpun dan mengolah Peraturan Perundang-undangan, Pedoman dan Petunjuk Teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan keperawatan dan diklat sebagai pedoman dan landasan kerja.

2. Mencari, mengumpulkan, menghimpun dan mengolah data serta informasi yang berhubungan dengan keperawatan dan diklat.

3. Menginventarisir permasalahan yang berhubungan dengan keperawatan dan diklat serta menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah.

4. Menyusun rencana dan program kerja berdasarkan Tupoksi dan Renstra RSUD yang meliputi :

a. standar logistik keperawatan; b. asuhan keperawatan;

c. pengembangan dan pembinaan mutu keperawatan; d. pengembangan SDM keperawatan;

e. kebutuhan tenaga dan pendistribusian.

5. Membuat standar pelayanan kesehatan yang meliputi rencana pelayanan, kapasitas pelayanan dan proses pelayanan.

6. Melakukan penilaian mutu pelayanan keperawatan.

7. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan.


(16)

4.5.4 Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan

Tugas Pokok dari Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan adalah :

Melaksanakan kegiatan yang berubungan dengan pelayanan Kesehatan. Sedangkan Fungsinya adalah :

1. Menghimpun dan mengolah Peraturan Perundang-undangan, Pedoman dan Petunjuk Teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan pelayanan Kesehatan sebagai pedoman dan landasan kerja.

2. Mencari, mengumpulkan, menghimpun dan mengolah data serta informasi yang berhubungan dengan pelayanan Kesehatan.

3. Menginventarisir permasalahan yang berhubungan dengan pelayanan Kesehatan serta menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah.

4. Menyusun rencana dan program kerja berdasarkan Tupoksi dan Renstra RSUD.

5. Menyusun rencana peningkatan dan pengembangan pelayanan Kesehatan. 6. Mengkoordinasikan semua kebutuhan pelayanan Kesehatan.

7. Membuat dan menyusun standard lokasi dan tata letak instansi.

8. Membuat dan menyusun standard tenaga yang dibutuhkan instalansi pelayanan medis.

9. Melakukan pemantauan, pengawasan dan pengendalian penggunaan fasilitas penunjang medis.


(17)

Tabel 4.1

Jabatan Struktural Struktur Organisasi RSUD Batubara

NO Eselon Jumlah Terisi Tidak Terisi Keterangan

1 III 1 1 - Direktur

2 IV 4 4 - Kasubag dan Kasi

Sumber : Tata Usaha RSUD Batubara.

Tabel 4.2

Jabatan Fungsional Struktur Organisasi RSUD Batubara

No Profesi JLH Keterangan

1 Dokter Spesialis 5

2 Dokter Umum 5

3 Dokter Gigi 3

4 Perawat 34

5 Bidan 17

6 Analis Laboratorium 2

7 Farmasi 4

8 Gizi 5

9 Elektro Medis 2


(18)

4.6 Kegiatan RSUD Batubara

4.6.1 Kegiatan Instalansi Rawat Jalan

Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik) melaksanakan pelayanan setiap hari kerja (senin s/d sabtu) dari pukul 08.00 WIB s/d pukul 13.00 WIB. Poliklinik RSUD Batubara terdiri dari:

1. Poliklinik Umum 2. Poliklinik Anak 3. Poliklinik Bedah 4. Poliklinik Kebidanan 5. Poliklinik Gigi

4.6.2 Kegiatan Instalansi Rawat Inap

Pelayanan Rawat Inap RSUD Batubara meliputi beberapa ruang perawatan dengan jumlah kapasitas tempat tidur sebanyak 91 tempat tidur yang terbagi dalam Kelas I, Kelas II dan Kelas III. Adapun ruang rawat inap terdiri dari 5 (lima) ruang perawatan yaitu:

1. Ruang Penyakit Dalam (RPD) 2. Ruang Perawatan Bedah (RPB)

3. Ruang Perawatan Kebidanan (RPK)/Nifas 4. Ruang Kesehatan Anak (RKA)

5. Ruang Perinatologi


(19)

Salah satu unit pelayanan yang berperan penting di RSUD Batubara adalah Instalasi Gawat Darurat (IGD), yang melaksanakan pelayanan selama 24 jam jaga.Pelayanan gawat darurat meliputi :

1. Emergency 24 jam.

2. Kasus non emergency di luar poliklinik. 3. Observasi.

4. Pelayanan penunjang.

Instalasi Gawat Darurat terdiri dari beberapa ruangan yaitu:

a. Ruang Resusitasi b. Ruang TRIAGE c. Ruang Observasi d. Ruang Dokter e. Ruang Perawat

4.6.4 Kegiatan Pembedahan

Pelayanan tindakan pembedahan di RSUD Batubara dilaksanakan di ruang bedah sentral. Kamar operasi terdiri dari 2 (dua) kamar, 1 (satu) kamar untuk tindakan bedah umum dan 1 (satu) kamar operasi untuk tindakan bedah obgyn. Ruang Bedah sentral juga dilengkapi dengan satu (satu) ruangan RR (Recovery

Room). Peralatan di kamar operasi terdiri dari:

1. Meja operasi 2. Lampu operasi 3. Mesin Anestesi 4. Vital Sign Monitor

5. Cutte


(20)

7. Sterilisasi Ruangan 8. Laring oscope

4.6.5 Kegiatan Laboratorium

Pelayanan Laboratorium di RSUD Batubara dilaksanakan setiap hari kerja. Pelayanan laboratorium dilengkapi dengan alat-alat pemeriksaan Automatic. Adapun alat-alat yang dipergunakan adalah:

1. Hematology Analyzer

2. Uritest Analyzer

3. Electrolit Analyzer

4. Chemystri Analyzer

5. Micoplate reader dan Microplate washer

6. Dan lain-lain.

4.6.6 Kegiatan Instalansi Farmasi

Instalasi farmasi melaksanakan pelayanan setiap hari kerja (24 jam) termasuk hari libur. Instalasi farmasi melayani kebutuhan instalasi rawat jalan dan rawat inap melalui permintaan ruangan dan resep. Adapun yang dilayani adalah obat, alat kesehatan habis pakai, reagent labor dan alat medik.

4.6.7 Kegiatan Instalansi Gizi

Instalasi gizi melaksanakan pelayanan setiap hari selama 24 jam termasuk hari libur, pelayanan yang dilakukan meliputi penyediaan makanan bagi pasien rawat inap dan pengaturan diet pasien.


(21)

BAB V ANALISIS DATA

5.1 Pengantar

Bab ini akan dibahas data-data yang diperoleh dari lapangan, terutama diperoleh dari hasil kuesioner yang diajukan kepada responden peserta BPJS Kesehatan Mandiri yang telah menikmati dan memanfaatkan pelayanan kesehatan di RSUD Batubara. Menganalisis data merupakan suatu upaya untuk menata dan mengelompokkan data menjadi suatu bagian-bagian tertentu menurut kelompok data jawaban responden. Analisis data yang dimaksud adalah suatu interpretasi langsung yang berdasarkan data dan informasi yang diperoleh di lapangan dan tetap berpedoman pada tujuan penelitian.

Penulis mencoba menganalisis data-data yang diperoleh dari hasil kuesioner yang diajukan kepada para responden yaitu peserta BPJS Kesehatan Mandiri yang menikmati dan memanfaatkan pelayanan kesehatan di RSUD Batubara yang diwakili oleh 80 responden. Data yang dianalisis pada bab ini adalah :

1. Analisis Karakteristik Responden.

2. Respon Peserta BPJS Kesehatan Mandiri terhadap Pelayanan Kesehatan di RSUD Batubara Kabupaten Batubara.

3. Analisis data kuantitatif terhadap pelayanan kesehatan di RSUD Batubara Kabupaten Batubara.


(22)

5.2 Karakteristik Umum Responden

5.2.1 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Data distribusi responden berdasarkan jenis kelamin disajikan dalam tabel 5.1 berikut ini:

Tabel 5.1

Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi (F) Presentase (%)

1 2

Laki – Laki Perempuan

34 46

42,5 57,5

Jumlah 80 100

Sumber : Kuesioner, 2015

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan di lapangan oleh peneliti mengenai jenis kelamin responden yang mendominasi kunjungan ke Rumah Sakit yaitu peserta BPJS Kesehatan berjenis kelamin perempuan yang berjumlah 46 orang dengan persentase 57,5%. Sedangkan jumlah responden laki-laki lebih sedikit yaitu 34 orang dengan persentase 34,5%. Sampel yang telah ditetapkan sebagai responden dalam penelitian ini tidak mempunyai kriteria tertentu, baik laki-laki dan perempuan dapat dijadikan sampel asalkan pernah menikmati dan memanfaatkan pelayanan kesehatan di RSUD Batubara minimal 2 kali kunjungan. Tabel di atas menunjukkkan bahwa baik laki-laki maupun perempuan sama-sama rentan mengalami masalah kesehatan.

5.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia

Sampel yang telah ditetapkan sebagai responden dalam penelitian ini mempunyai kriteria tertentu, yakni responden berusia 20 s/d 55 tahun. Hal ini bertujuan agar kuesioner penelitian dapat dipahami oleh responden, sehingga


(23)

memudahkan kegiatan pengumpulan data penelitian. Data distribusi responden berdasarkan usia disajikan dalam tabel 5.2 berikut ini:

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Usia

No Usia Frekuensi (F) Presentase (%)

1 2 3 4 5 6 7 20 -25 26 – 30 31 – 35 36 – 40 41 – 45 46 – 50 51 – 55

8 14 15 9 20 6 8 10 17,5 18,75 11,25 25 7,5 10

Jumlah 80 100

Sumber : Kuesioner, 2015

Berdasarkan data pada tabel 5.2 dapat diketahui bahwa responden yang memiliki usia berkisar antara 41 - 45 tahun lebih banyak memanfaatkan pelayanan kesehatan di RSUD Batubara yaitu sebanyak 20 responden dengan presentase 26,92%. Sedangkan responden yang berusia lebih tua berkisar antara 46 - 50 tahun lebih sedikit jumlahnya yakni 6 orang responden dengan presentase 3,84%. Angka tersebut tentu dapat kita simpulkan bahwasanya responden yang paling dominan menderita penyakit adalah pada kisaran usia 41 – 45 tahun. Pada kisaran usia tersebut tergolong usia produktif, artinya individu masih mampu bekerja dan menghasilkan sesuatu, sehingga mudah lelah dan rentan terhadap penyakit yang mengganggu kesehatan tubuhnya.


(24)

5.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Data distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan disajikan dalam tabel 5.3 berikut ini:

Tabel 5.3

Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Pendidikan Frekuensi (F) Presentase (%)

1 2 3 4

SD

SMP/Sederajat SMA/Sederajat Perguruan Tinggi

32 16 24 8

40 20 30 10

Jumlah 80 100

Sumber : Kuesioner, 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.3 diketahui bahwa peserta BPJS Kesehatan Mandiri yang menjadi responden dalam penelitian ini didominasi oleh mereka yang berpendidikan terakhir tamat SD (Sekolah Dasar) yaitu berjumlah 32 responden dimana persentasenya sebanyak 40%, yang artinya bahwa responden tidak berhasil menuntaskan program pemerintah wajib belajar 9 tahun. Data di atas juga menunjukkan bahwa hanya 8 orang responden dengan presentase 10% yang merasakan tingkat pendidikan di Perguruan Tinggi. Hal ini menunjukkan bahwasanya tingkat pendidikan masyarakat Kabupaten Batubara masih tergolong rendah atau dalam artian kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Batubara masih rendah. Kondisi yang demikian sangat berpengaruh terhadap kualitas pembangunan masyarakat setempat yang tercermin dari tingkat kesehatan, teknologi, keterampilan, dll. Khususnya kesehatan, tingkat pendidikan yang rendah akan mempengaruhi pola pikir masyarakat mengenai kesehatan tubuhnya, yakni semakin rendah tingkat pendidikan individu maka usaha untuk menjaga dan mengusahakan


(25)

kesehatan tubunya semakin rendah pula. Sebaliknya, semakin tinggi tingkat pendidikan individu maka semakin tinggi pula usaha untuk menjaga kesehatan tubuh. Tingkat pendidikan setiap responden juga berpengaruh pada respon yang mereka berikan terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di RSUD Batubara.

5.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Data distribusi responden berdasarkan pekerjaan disajikan dalam tabel 5.4 berikut ini :

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Frekuensi (F) Presentase (%)

1 2 3 4 5 6 Petani Buruh Nelayan Wiraswasta

PNS/Pegawai BUMN/TNI POLRI Ibu Rumah Tangga

24 7 6 19 8 16 30 8,75 7,5 23,75 10 20

Jumlah 80 100

Sumber : Kuesioner, 2015

Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 5.4 diketahui bahwa pekerjaan responden sebagian besar didominasi oleh mereka yang berprofesi sebagai petani, yaitu berjumlah 24 reponden dengan presentase 30%. Kemudian pekerjaan responden terbanyak kedua setelah profesi petani adalah beraktivitas sebagai wiraswasta yakni berjumlah 19 responden dengan presentase 23,75%.

Tabel di atas menunjukkan bahwa mata pencaharian sebagian besar penduduk Kabupaten Batubara adalah petani. Penduduk rata-rata menanam padi di sawah, tidak


(26)

tertutup kemungkinan juga untuk menanam sayur-sayuran, baik untuk dikonsumsi pribadi ataupun dijual. Sehingga selain untuk memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga sendiri, petani juga memperoleh penghasilan sebagai modal untuk pemenuhan kebutuhan lainnya.

5.2.5 Distribusi Responden Berdasarkan Agama

Data distribusi responden berdasarkan pekerjaan disajikan dalam tabel 5.5 berikut ini :

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Agama

No Agama Frekuensi (F) Presentase (%)

1 2 3

Islam

Kristen Katolik Kristen Protestan

65 10 5

81,25 12,5 6,25

Jumlah 80 100

Sumber : Kuesioner, 2015

Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 5.5 menunjukkan bahwa mayoritas responden menganut agama Islam yaitu berjumlah 65 Responden dengan presentase 81,25%. Angka ini menunjukkan jumlah responden yang beragama Islam melebihi setengah dari jumlah total responden. Berdasarkan tabel ini diketahui juga bahwa sebagian besar penduduk Kabupaten Batubara menganut agama Islam, walaupun sebagian penduduk juga ada yang menganut agama Kristen Katolik yaitu 10 responden, dengan presentase 12,5% dan Kristen protestan yaitu 5 responden, dengan presentase 6,25%.


(27)

5.2.6 Distribusi Responden Berdasarkan Suku Bangsa

Data distribusi responden berdasarkan Suku bangsa disajikan dalam tabel 5.6 berikut ini :

Tabel 5.6

Distribusi Responden Berdasarkan Suku Bangsa

No Suku Frekuensi (F) Presentase (%)

1 2 3 4 5 Jawa Melayu Batak Toba Karo Mandailing 32 23 10 5 10 40 28,75 12,5 6,25 12,5

Jumlah 80 100

Sumber : Kuesioner, 2015

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan di lapangan oleh peneliti, menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat kabupaten batubara bersuku jawa yaitu sebanyak 32 responden dengan presentase 40%. Sedangkan kedua terbanyak setelah Suku jawa adalah suku melayu yaitu 23 responden dengan presentase 28,75%. Selebihnya Suku Batak Toba yaitu 10 reponden dengan presentase 12,5%. Mengenai suku bangsa keseluruhan responden yang menikmati dan memanfaatkan pelayanan kesehatan di RSUD Batubara adalah suku Jawa. Data ini menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Batubara adalah mayoritas suku Jawa. Walaupun ada beberapa pendatang yang sudah lama berdomisili di Kabupaten Batubara, mereka sudah berbaur dengan penduduk asli sehingga tidak terdapat perbedaan suku yang mencolok satu dengan lainnya dalam lingkungan kehidupan sehari-hari.


(28)

5.2.7 Distribusi Responden Berdasarkan Status Perkawinan

Data distribusi responden berdasarkan pekerjaan disajikan dalam tabel 5.7 berikut ini :

Tabel 5.7

Distribusi Responden berdasarkan Status Perkawinan

No Status Perkawinan Frekuensi (F) Presentase (%)

1 2

Sudah Menikah Belum menikah

58 22

72,5 27,5

Jumlah 80 100

Sumber : Kuesioner, 2015

Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 5.7 menunjukkan bahwa mayoritas responden berstatus sudah menikah yaitu berjumlah 58 orang dengan presentase (72,5%). Angka ini menunjukkan jumlah responden yang berstatus sudah menikah melebihi setengah dari jumlah total responden. Sedangkan responden yang berstatus belum menikah lebih sedikit jumlahnya yakni hanya 22 orang dengan presentase (27,5%). Hal ini menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Batubara yang berstatus sudah menikah lebih rentan sakit disebabkan oleh semakin bertambahnya beban atau tanggung jawab terhadap keluarga, sehingga lebih banyak menguras pikiran, tenaga dan waktu yang berakibat pada kurangnya perhatian terhadap kondisi kesehatan pribadi.

5.2.8 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Kunjungan di RSUD Batubara

Data distribusi responden berdasarkan jumlah kunjungan di RSUD Batubara disajikan dalam tabel 5.8 berikut ini :


(29)

Tabel 5.8

Distribusi Responden berdasarkan Jumlah Kunjungan di RSUD Batubara

No Kunjungan Frekuensi (F) Presentase (%)

1 2 3

2 Kali 3 – 5 Kali ≥ 5 Kali

45 28 7

56,25 35 8,75

Jumlah 80 100

Sumber : Kuesioner, 2015

Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 5.8 menunjukkan bahwa mayoritas responden telah 2 kali melakukan kunjungan di RSUD Batubara untuk menikmati dan memanfaatkan pelayanan kesehatan yaitu berjumlah 45 orang dengan presentase (56,25%). Responden yang berkunjung sebanyak 3 – 5 kali ke Rumah Sakit lebih sedikit hanya berjumlah 28 orang dengan presentase (35%). Sedangkan Responden yang telah lebih dari 5 kali ke Rumah Sakit hanya 7 orang dengan presntase (8,75%). Hal ini menunjukkan bahwa kriteria pemilihan sampel (responden) dalam penelitian ini sudah memenuhi syarat, yakni responden yang menikmati dan memanfaatkan pelayanan kesehatan minimal 2 kali kunjungan. Dalam kunjungan tersebut, selain dengan alasan responden ingin berobat, responden juga ingin melakukan kontrol kondisi kesehatan sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan dokter yang memeriksa sebelumnya.

5.3 Respon Peserta BPJS Kesehatan Mandiri Terhadap Pelayanan Kesehatan di RSUD Batubara

Uraian tentang respon peserta BPJS Kesehatan Mandiri terhadap pelayanan kesehatan di RSUD Batubara akan disajikan dalam bentuk indikator meliputi persepsi, sikap dan partisipasi peserta BPJS Kesehatan Mandiri yang menikmati dan


(30)

memanfaatkan pelayanan kesehatan. Adapun analisis Respon Peserta BPJS Kesehatan Mandiri Terhadap Pelayanan Kesehatan di RSUD Batubara dibagi kedalam sub-sub berikut ini:

a. Persepsi b. Sikap c. Partisipasi

Adapun untuk mengetahui hasil dari respon peserta BPJS Kesehatan Mandiri digunakan skala pengukuran menggunakan skala likert dengan ketentuan interval sebagai berikut:

a. Respon dengan nilai -1,00 sampai dengan -0,33 = respon negatif b. Respon dengan nilai -0,33 sampai dengan 0,33 = respon netral c. Respon dengan nilai 0,33 sampai dengan 1 = respon positif

5.3.1 Persepsi

1. Informasi tentang RSUD Batubara Memberikan Pelayanan Kesehatan bagi Peserta BPJS Kesehatan Mandiri

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan di lapangan oleh peneliti mengenai informasi tentang RSUD Batubara memberikan pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan Mandiri, diketahui bahwa keseluruhan responden mengetahui tentang informasi tersebut. Tahu dalam hal ini yaitu responden benar telah mengetahui bahwasanya RSUD Batubara merupakan partner BPJS Kesehatan, yang memberikan jaminan kepada seluruh peserta untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatannya. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa responden, mereka mengetahui informasi ini sudah lama sejak awal tahun 2014 dimana PT.


(31)

ASKES beralih menjadi BPJS Kesehatan. Hal tersebut mendukung hasil penelitian yaitu dimana keseluruhan responden benar telah mengetahui informasi mengenai RSUD Batubara sebagai partner BPJS Kesehatan memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh peserta.

2. Sumber Informasi tentang RSUD Batubara Memberikan Pelayanan Kesehatan bagi Peserta BPJS Kesehatan Mandiri

Data distribusi responden berdasarkan sumber informasi awal responden mengetahui bahwa RSUD Batubara memberikan pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan Mandiri disajikan dalam tabel 5.9 berikut ini :

Tabel 5.9

Distribusi berdasarkan Informasi Awal tentang RSUD Batubara Memberikan Pelayanan Kesehatan bagi Peserta BPJS Kesehatan Mandiri

No Jawaban Responden Frekuensi (F) Presentase (%)

1 2 3 4

Sosialisasi Pihak BPJS Puskesmas

Media/Surat Kabar Lain – lain

20 54 4 2

25 67,5

5 2,5

Jumlah 80 100

Sumber : Kuesioner, 2015

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.9 mayoritas responden yaitu sebanyak 54 responden menjawab Puskesmas sebagai tempat pertama sekali mereka mengetahui informasi awal mengenai RSUD Batubara memberikan pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan Mandiri. Menurut hasil wawancara dengan pihak Rumah Sakit, sebelum peserta menikmati pelayanan kesehatan dari Rumah


(32)

Sakit, mereka wajib lebih dulu meminta surat rujukan dari Puskesmas terdekat. Hal ini juga merupakan prosedur yang harus dipatuhi oleh peserta BPJS Kesehatan sebelum menikmati langsung pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Sehingga, kebanyakan responden mengetahui informasi dari Puskesmas bahwa RSUD sebagai tempat rujukan tingkat lanjutan memberikan pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan khususnya mandiri.

Selain itu, 20 orang responden menjawab sosialisasi dari pihak BPJS Kesehatan sebagai media yang memberikan informasi terbaru mengenai pelayanan kesehatan di RSUD Batubara bagi peserta BPJS Kesehatan Mandiri. Hal ini dikarenakan beberapa responden memiliki antusias yang tinggi terhadap program jaminan kesehatan terbaru dari pemerintah yang saat ini dikenal dengan BPJS Kesehatan, sehingga setiap ada sosialisasi dari pihak BPJS Kesehatan mereka selalu menyempatkan diri untuk hadir. Sosialisasi dilaksanakan di Rumah Sakit yang cara penyampaiannya dilakukan secara langsung dan tidak langsung.

Penyampaian secara langsung dilaksanakan dengan bertatap muka langsung dengan peserta, dengan bantuan slide presentasi untuk mempermudah kegiatan sosialisasi. Sedangkan sosialisasi secara tidak langsung melalui spanduk dan brosur yang dibagikan kepada setiap peserta yang berkunjung ke Rumah Sakit. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa peserta, diketahui bahwa mereka telah 2 kali mengikuti sosialisasi yang dilaksanakan oleh BPJS Kesehatan. Peserta yang mengikuti sosialisasi akan mendapatkan informasi-informasi penting mengenai seputar kegiatan ataupun program yang dilaksanakan oleh BPJS Kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan peserta.


(33)

3. Pemahaman tentang Arti Pelayanan Kesehatan

Data distribusi responden berdasarkan pemahaman responden tentang arti pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di RSUD Batubara disajikan dalam tabel 5.10 berikut ini :

Tabel 5.10

Distribusi Berdasarkan Pemahaman tentang Arti Pelayanan Kesehatan

No Kategori Frekuensi (F) Presentase (%)

1 2 3

Paham

Kurang Paham Tidak Paham

15 30 35

18,75 37,5 43,75

Jumlah 80 100

Sumber: Kuesioner, 2015

Pengetahuan responden tentang informasi awal mengenai RSUD Batubara memberikan pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan Mandiri akan menimbulkan tanggapan tentang pemahaman dari arti pelayanan kesehatan itu sendiri. Paham dalam hal ini yaitu responden mengetahui bahwa pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan secara bersama-sama untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan.

Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 5.10 menunjukkan bahwa mayoritas responden banyak yang tidak paham mengenai arti pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di RSUD Batubara. Tidak paham merupakan opsi jawaban dimana responden sama sekali tidak mengetahui arti dari pelayanan kesehatan itu sendiri. Hasil dari wawancara peneliti dengan beberapa responden, diketahui selama ini responden hanya menikmati dan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang


(34)

diberikan tanpa memahami apa sebenarnya arti dari pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh pihak RSUD. Selain itu ada 30 responden yang kurang paham tentang arti pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di RSUD Batubara. Kurang paham merupakan opsi jawaban dimana responden hanya mengetahui bahwa pelayanan kesehatan adalah upaya yang dilakukan untuk menyembuhkan individu dari penyakit yang dideritanya.

4. Pengetahuan tentang Jenis-Jenis Kegiatan Pelayanan Kesehatan

Data distribusi responden berdasarkan pengetahuan responden tentang jenis-jenis pelayanan kesehatan yang disediakan bagi peserta di RSUD Batubara disajikan dalam tabel 5.11 berikut ini :

Tabel 5.11

Distribusi Berdasarkan Pengetahuan tentang Jenis-jenis Kegiatan Pelayanan Kesehatan di RSUD Batubara

No Kategori Frekuensi (F) Presentase (%)

1 2 3

Tahu

Kurang Tahu Tidak Tahu

46 9 25

57,5 11,25 31,25

Jumlah 80 100

Sumber : Kuesioner, 2015

Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 5.11 menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu berjumlah 46 orang dengan presentase (57,5%) mengetahui dengan jelas jenis-jenis kegiatan pelayanan kesehatan yang disediakan bagi peserta di RSUD Batubara. Tahu dalam hal ini yaitu responden mengetahui jenis-jenis kegiatan pelayanan kesehatan tersebut antara lain: Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) dan Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL). RJTL meliputi


(35)

konsultasi medis, pemeriksaan fisik, radiologi, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan kehamilan, tindakan medis kecil dan sedang serta pemberian obat. Sedangkan RITL meliputi rawat inap, operasi sedang dan besar, serta pemberian obat. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan beberapa responden, diketahui responden mengetahui dengan jelas keseluruhan jenis-jenis kegiatan pelayanan kesehatan tersebut dikarenakan sering melihat dokter atau petugas kesehatan memberikan pelayanan kesehatan tersebut kepada pasien ataupun responden pernah memanfaatkan jenis kegiatan pelayanan kesehatan tersebut.

Selain itu, ada 25 responden dengan presentase (31,25%) yang tidak tahu jenis-jenis pelayanan kesehatan yang disediakan bagi peserta di RSUD Batubara. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa responden, diketahui bahwa walaupun responden pernah memanfaatkan pelayanan kesehatan di RSUD Batubara, mereka tidak tahu apa saja jenis pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter dan petugas kesehatan lainnya. Hal ini dikarenakan responden kurang peduli ataupun tidak adanya rasa ingin tahu tentang jenis-jenis kegiatan pelayanan kesehatan yang disediakan bagi peserta di RSUD Batubara.

5. Pemahaman tentang Jenis-Jenis Kegiatan Pelayanan Kesehatan

Data distribusi responden berdasarkan pemahaman responden tentang jenis-jenis pelayanan kesehatan yang disediakan bagi peserta di RSUD Batubara disajikan dalam tabel 5.12 berikut ini :


(36)

Tabel 5.12

Distribusi Berdasarkan Pemahaman tentang Jenis-jenis Kegiatan Pelayanan Kesehatan di RSUD Batubara

No Kategori Frekuensi (F) Presentase (%)

1 2 3

Paham

Kurang Paham Tidak Paham

21 17 42

26,25 21,25 52,5

Jumlah 80 100

Sumber : Kuesioner, 2015

Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 5.12 menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu berjumlah 42 orang dengan presentase (52,5%) Tidak memahami dengan jelas jenis-jenis kegiatan pelayanan kesehatan yang disediakan bagi peserta di RSUD Batubara. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan beberapa responden, diketahui bahwa walaupun responden pernah memanfaatkan pelayanan kesehatan di RSUD Batubara, mereka tidak tahu apa saja jenis pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter dan petugas kesehatan lainnya. Hal ini dikarenakan responden kurang peduli ataupun tidak adanya rasa ingin tahu tentang jenis-jenis kegiatan pelayanan kesehatan yang disediakan bagi peserta di RSUD Batubara.

Namun, ada 21 responden dengan presentase yang telah memahami dengan benar jenis-jenis pelayanan kesehatan yang disediakan bagi peserta di RSUD Batubara. Paham dalam hal ini yaitu responden Mengerti dengan benar maksud dari Jenis-jenis kegiatan pelayanan kesehatan tersebut, yang antara lain adalah Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) dan Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL). RJTL meliputi konsultasi medis, pemeriksaan fisik, radiologi, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan kehamilan, tindakan medis kecil dan sedang serta


(37)

pemberian obat. Sedangkan RITL meliputi rawat inap, operasi sedang dan besar, serta pemberian obat.

6. Pengetahuan tentang Manfaat Pelayanan Kesehatan

Data distribusi responden berdasarkan pengetahuan responden tentang manfaat pelayanan kesehatan bagi peserta di RSUD Batubara disajikan dalam tabel 5.13 berikut ini :

Tabel 5.13

Distribusi Berdasarkan Pengetahuan tentang Manfaat Pelayanan Kesehatan di RSUD Batubara

No Kategori Frekuensi (F) Presentase (%)

1 2 3

Tahu

Kurang Tahu Tidak Tahu

46 9 25

57,5 11,25 31,25

Jumlah 80 100

Sumber : Kuesioner, 2015

Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 5.13 menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu berjumlah 46 orang dengan presentase (57,5%) mengetahui manfaat pelayanan kesehatan bagi peserta di RSUD Batubara. Manfaat pelayanan kesehatan yang diberikan oleh RSUD yaitu antara lain menyembuhkan penyakit, memulihkan kesehatan, memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit dalam suatu kelompok dan masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa responden, diketahui bahwa responden yang berjumlah 46 orang mengetahui dengan jelas manfaat pelayanan tersebut, karena telah merasakan manfaat pelayanan kesehatan itu sendiri dalam kehidupannya.


(38)

Selain itu, terdapat 25 responden dengan presentase (31,25%) yang tidak tahu tentang manfaat pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pihak RSUD. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan beberapa responden, diketahui bahwa sebagian responden yang tidak tahu manfaat pelayanan kesehatan tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan yang didukung oleh rendahnya pendidikan. Penyebab lainnya yaitu karena responden juga kurang merasakan manfaat pelayanan kesehatan tersebut dalam dirinya, atau kurang puas menerima pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya. Sehingga, responden tidak mengetahui dengan jelas apa sebenarnya manfaat pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter ataupun petugas kesehatan lainnya.

7. Pemahaman tentang Manfaat Pelayanan Kesehatan

Data distribusi responden berdasarkan pemahaman responden tentang manfaat pelayanan kesehatan bagi peserta di RSUD Batubara disajikan dalam tabel 5.14 berikut ini :

Tabel 5.14

Distribusi Berdasarkan Pemahaman tentang Manfaat Pelayanan Kesehatan di RSUD Batubara

No Kategori Frekuensi (F) Presentase (%)

1 2 3

Paham

Kurang Paham Tidak Paham

46 9 25

57,5 11,25 31,25

Jumlah 80 100

Sumber : Kuesioner, 2015

Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 5.14 menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu berjumlah 46 orang dengan presentase (57,5%) memahami manfaat pelayanan kesehatan bagi peserta di RSUD Batubara. Manfaat


(39)

pelayanan kesehatan yang diberikan oleh RSUD yaitu antara lain menyembuhkan penyakit, memulihkan kesehatan, memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit dalam suatu kelompok dan masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa responden, diketahui bahwa responden yang berjumlah 46 orang memahami dengan jelas manfaat pelayanan tersebut, karena telah merasakan manfaat pelayanan kesehatan itu sendiri dalam kehidupannya.

Selain itu, terdapat 25 responden dengan presentase (31,25%) yang tidak Paham tentang manfaat pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pihak RSUD. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan beberapa responden, diketahui bahwa sebagian responden yang tidak tahu manfaat pelayanan kesehatan tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan yang didukung oleh rendahnya pendidikan. Penyebab lainnya yaitu karena responden juga kurang merasakan manfaat pelayanan kesehatan tersebut dalam dirinya, atau kurang puas menerima pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya. Sehingga, responden tidak mengetahui dengan jelas apa sebenarnya manfaat pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter ataupun petugas kesehatan lainnya.

8. Pengetahuan tentang Prosedur Memperoleh Pelayanan Kesehatan

Data distribusi responden berdasarkan pengetahuan responden tentang prosedur untuk memperoleh pelayanan kesehatan di RSUD Batubara bagi peserta BPJS Kesehatan Mandiri disajikan dalam tabel 5.15 berikut ini :


(40)

Tabel 5.15

Distribusi terhadap Pengetahuan tentang Prosedur Memperoleh Pelayanan Kesehatan

No Kategori Frekuensi (F) Presentase (%)

1 2 3

Tahu

Kurang Tahu Tidak Tahu

66 2 12

82,5 2,5

15

Jumlah 80 100

Sumber : Kuesioner, 2015

Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 5.15 menunjukkan bahwa hampir semua responden yaitu 66 Responden dengan presentase (82,5%) mengetahui dengan jelas prosedur untuk memperoleh pelayanan kesehatan bagi peserta di RSUD Batubara. Prosedur pelayanan yang diharapkan yaitu peserta datang ke Rumah Sakit dengan menunjukkan nomor identitas peserta JKN dan surat rujukan dari Puskesmas/Klinik yang telah terdaftar sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Kemudian peserta menerima Surat Eligibilitas Peserta (SEP) untuk mendapatkan pelayanan, baik pelayanan rawat jalan atau rawat inap sesuai dengan indikasi medis.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan beberapa responden, mereka mengetahui dengan jelas prosedur memperoleh pelayanan kesehatan tersebut karena apabila peserta tidak mengikuti prosedur yang ada maka petugas Rumah Sakit tidak akan memberikan pelayanan kesehatan. Pengetahuan responden mengenai prosedur untuk memperoleh pelayanan kesehatan juga sangat membantu pihak RSUD karena terlengkapinya syarat-syarat administrasi pasien, sehingga tidak ada kesulitan dalam mendata pasien yang telah menerima pelayanan kesehatan (rekam medik).


(41)

Selain itu, terdapat 12 responden dengan presentase (15%) yang tidak tahu prosedur untuk memperoleh pelayanan kesehatan di RSUD Batubara. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan beberapa responden, mereka tidak tahu prosedur pelayanan kesehatan di Rumah Sakit karena biasanya mereka dibantu oleh saudara atau perawat ketika proses pendaftaran pasien. Sehingga mereka tidak tahu menahu prosedur dan syarat-syarat yang diperlukan untuk memperoleh pelayanan kesehatan bagi peserta. Hal tersebut dijumpai pada orang tua yang sakit dan tidak mampu lagi mengurus diri sendiri, sehingga butuh bantuan orang lain.

9. Pemahaman tentang Prosedur Memperoleh Pelayanan Kesehatan

Data distribusi responden berdasarkan pemahaman responden tentang prosedur untuk memperoleh pelayanan kesehatan di RSUD Batubara bagi peserta BPJS Kesehatan Mandiri disajikan dalam tabel 5.16 berikut ini :

Tabel 5.16

Distribusi terhadap Pemahaman tentang Prosedur Memperoleh Pelayanan Kesehatan

No Kategori Frekuensi (F) Presentase (%)

1 2 3

Paham

Kurang Paham Tidak Paham

66 2 12

82,5 2,5

15

Jumlah 80 100

Sumber : Kuesioner, 2015

Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 5.16 menunjukkan bahwa hampir semua responden yaitu 66 Responden dengan presentase (82,5%) memahami dengan jelas prosedur untuk memperoleh pelayanan kesehatan bagi peserta di RSUD Batubara. Prosedur pelayanan yang diharapkan yaitu peserta datang ke Rumah Sakit dengan menunjukkan nomor identitas peserta JKN dan surat rujukan dari


(42)

Puskesmas/Klinik yang telah terdaftar sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Kemudian peserta menerima Surat Eligibilitas Peserta (SEP) untuk mendapatkan pelayanan, baik pelayanan rawat jalan atau rawat inap sesuai dengan indikasi medis.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan beberapa responden, mereka mengetahui dengan jelas prosedur memperoleh pelayanan kesehatan tersebut karena apabila peserta tidak mengikuti prosedur yang ada maka petugas Rumah Sakit tidak akan memberikan pelayanan kesehatan. Pengetahuan responden mengenai prosedur untuk memperoleh pelayanan kesehatan juga sangat membantu pihak RSUD karena terlengkapinya syarat-syarat administrasi pasien, sehingga tidak ada kesulitan dalam mendata pasien yang telah menerima pelayanan kesehatan (rekam medik).

Selain itu, terdapat 12 responden dengan presentase (15%) yang tidak paham prosedur untuk memperoleh pelayanan kesehatan di RSUD Batubara. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan beberapa responden, mereka tidak paham prosedur pelayanan kesehatan di Rumah Sakit karena biasanya mereka dibantu oleh saudara atau perawat ketika proses pendaftaran pasien. Sehingga mereka tidak tahu menahu prosedur dan syarat-syarat yang diperlukan untuk memperoleh pelayanan kesehatan bagi peserta. Hal tersebut dijumpai pada orang tua yang sakit dan tidak mampu lagi mengurus diri sendiri, sehingga butuh bantuan orang lain.

10.Pemahaman Responden tentang Penjelasan Dokter

Data distribusi responden berdasarkan pemahaman responden tentang pemahaman responden tentang penjelasan yang diberikan dokter atau petugas


(43)

kesehatan lainnya mengenai penyakit yang diderita disajikan dalam tabel 5.17 berikut ini :

Tabel 5.17

Distribusi berdasarkan Pemahaman tentang Penjelasan Dokter/Petugas Kesehatan Lainnya Mengenai Penyakit Yang Diderita

No Kategori Frekuensi (F) Presentase (%)

1 2

Paham

Kurang Paham

68 12

85 15

Jumlah 80 100

Sumber : Kuesioner, 2015

Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 5.17 menunjukkan bahwa hampir keseluruhan responden yakni 68 orang dengan presentase (85%) memahami penjelasan yang diberikan oleh dokter ataupun petugas kesehatan lainnya mengenai penyakit yang diderita. Paham tentang penjelasan yang diberikan oleh dokter ataupun petugas kesehatan lainnya dalam hal ini meliputi responden memahami sebab penyakit yang dideritanya, proses penyembuhan penyakit yang dideritanya dan penggunaan obat yang diresepkan oleh dokter.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa responden yang telah berkonsultasi dengan dokter, mereka memahami dengan baik penjelasan yang diberikan oleh dokter meliputi hal-hal tersebut. Pemahaman responden ini sangatlah penting untuk menilai ketepatan diagnosa yang diberikan oleh dokter. Selain itu, pemahaman tentang penjelasan mengenai penyakit yang diderita juga penting karena dengan mengetahui penyakit yang diderita maka responden akan berusaha untuk berperilaku hidup sehat supaya tidak mudah terserang penyakit.


(44)

Tabel di atas juga menyajikan data adanya 12 responden dengan presentase (15%) yang kurang paham tentang penjelasan yang diberikan dokter atau petugas kesehatan lainnya mengenai penyakit yang diderita. Kurang paham dalam hal ini, responden hanya memahami penggunaan obat yang diresepkan oleh dokter tanpa memahami penjelasan dokter mengenai penyakit yang pada saat itu dideritanya. Menurut hasil wawancara dengan responden yang kurang paham, hal ini terjadi karena rasa sakit yang diderita sehingga tidak memperdulikan penjelasan dokter, mereka hanya fokus pada bagaimana cara penggunaan obat yang diresepkan oleh dokter supaya sakitnya segera sembuh. Selain itu, usia yang sudah senja berpengaruh pada daya tangkap responden yang lemah. Meskipun demikian, data menunjukkan tidak ada responden yang menjawab tidak paham tentang penjelasan dokter atau petugas kesehatan lainnya.

5.3.2 Sikap

1. Penilaian tentang Sosialisasi Program BPJS Kesehatan

Data distribusi responden berdasarkan Penilaian responden tentang Sosialisasi Program BPJS Kesehatan disajikan dalam tabel 5.18 berikut ini :

Tabel 5.18

Distribusi berdasarkan Penilaian Responden tentang Sosialisasi Program BPJS Kesehatan

No Kategori Frekuensi (F) Presentase (%)

1 2

Baik

Kurang Baik

32 48

40 60

Jumlah 80 100


(45)

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan di lapangan oleh peneliti mengenai Penilaian responden tentang Sosialisasi Program BPJS Kesehatan, Sebanyak 48 responden dengan Presentase (60%) menjawab Kurang Baik atas hal tersebut. Menurut hasil observasi dan wawancara peneliti dengan beberapa responden, sikap responden yang demikian dikarenakan Kurangnya Sosialisasi yang dilakukan oleh pihak BPJS Kesehatan terhadap peserta BPJS Kesehatan.

Namun, Responden sebanyak 32 orang dengan presentase (40%) menjawab Sosialisasi yang dilakukan oleh Pihak BPJS Kesehatan sudah baik. Sehingga responden telah mendapatakan informasi serta manfaat dari pelayanan Kesehatan.

2. Keberadaan RSUD Batubara sebagai Partner BPJS Kesehatan

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan di lapangan oleh peneliti mengenai sikap responden terhadap keberadaan RSUD Batubara sebagai partner BPJS Kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan, keseluruhan responden menjawab setuju atas hal tersebut. Menurut hasil observasi dan wawancara peneliti dengan beberapa responden, sikap responden yang demikian dikarenakan RSUD Batubara yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan sangat membantu responden dalam menikmati pelayanan kesehatan tingkat lanjutan yang dibutuhkan apabila pelayanan kesehatan primer tidak mampu menangani penyakit yang diderita. Selain itu, dapat membantu responden dalam menghadapi biaya kesehatan karena telah ditanggung oleh BPJS Kesehatan (dengan syarat membayar iuran/bulan/orang sesuai kemampuan). Hal ini didasari ketika responden tiba-tiba terserang penyakit dan harus berobat ke Rumah Sakit, responden tidak perlu memikirkan biaya kesehatan dan tidak perlu merasa cemas.


(46)

3. Iuran dana premi

Data distribusi responden berdasarkan tanggapan responden terhadap Iuran dana Premi, disajikan dalam tabel 5.19 berikut ini :

Tabel 5.19

Distribusi berdasarkan Tanggapan responden terhadap Iuran Dana Premi

No Kategori Frekuensi (F) Presentase (%)

1 2

Setuju

Kurang Setuju

75 5

93,75 6,25

Jumlah 80 100

Sumber : Kuesioner, 2015

Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 5.19 dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu 75 orang dengan Presentase (93,75%) Setuju terhadap Iuran dana Premi yang telah ditentukan oleh Pihak Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap beberapa responden yang mempunyai sikap ini alasannnya adalah karena Responden merasa iuran dana premi yang dibayarkan sudah sesuai dengan fasilitas dan pelayanan kesehatan yang telah diberikan. Selain itu juga dengan Iuaran tersebut para responden merasa sedikit ikut membantu meringankan permasalahan kesehatan bagi orang – orang yang kurang mampu.

Responden yang memiliki sikap kurang setuju hanya 5 orang dengan presentase (6,25%). Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan responden yang memiliki sikap kurang setuju terhadap iuran dana Premi Karena Responden merasa pelayanan yang dilakukan Oleh RSUD kurang memuaskan.


(47)

4. Pemberian Obat oleh Dokter

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan di lapangan oleh peneliti mengenai tanggapan responden bahwa pemberian obat oleh dokter dalam pelayanan kesehatan telah berhasil meningkatkan kesembuhan peserta, yaitu keseluruhan responden menjawab setuju atas hal tersebut. Menurut hasil kuesioner dan wawancara peneliti dengan beberapa responden diketahui bahwa tanggapan responden yang demikian alasannya adalah karena mereka sudah pernah merasakan kesembuhan dari penyakit yang diderita setelah mengkonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter di RSUD Batubara. Ketika diserang penyakit yang sama seperti sebelumnya, mereka menganggap hal itu terjadi karena kelalaian diri sendiri yang tidak menjaga kondisi kesehatan dengan baik, bukan karena obat yang dikonsumsi sebelumnya atas resep dokter tidak mujarab untuk menyembuhkan penyakitnya. Sehingga, responden setuju bahwa pemberian obat yang diberikan oleh dokter bermanfaat untuk memulihkan kembali atau menyembuhkan kondisi kesehatan yang sebelumnya sakit.

5. Proses Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan

Data distribusi responden berdasarkan proses pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi peserta di RSUD Batubara disajikan dalam tabel 5.20 berikut ini :


(48)

Tabel 5.20

Distribusi berdasarkan Proses Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan bagi Peserta di RSUD Batubara

No Kategori Frekuensi (F) Presentase (%)

1 2 3

Baik

Kurang Baik Tidak Baik

56 6 18

70 7,5 22,5

Jumlah 80 100

Sumber : Kuesioner, 2015

Kesembuhan pasien merupakan hal yang penting dalam mengukur kualitas pelayanan kesehatan Rumah Sakit. Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 5.20 menunjukkan bahwa terdapat 56 responden dengan presentase (70%) yang memberikan tanggapan baik terhadap proses pelaksanaan pelayanan kesehatan di RSUD Batubara. Indikator proses pelaksanaan pelayanan kesehatan yang baik meliputi tingginya angka kesembuhan pasien, rendahnya efek samping yang dialami, rendahnya kematian pasien, dan tingginya angka kepuasan pasien. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan beberapa responden, sebagian besar responden berpendapat bahwa proses pelayanan kesehatan di RSUD Batubara sudah sesuai dengan indikator. Sehingga, mereka memberikan tanggapan yang baik terhadap proses pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi peserta yang dilaksanakan di RSUD Batubara.

Tabel di atas juga menyajikan data dimana terdapat 6 responden dengan presentase (7,5%) yang memberikan tanggapan kurang baik. Proses pelayanan kesehatan yang kurang baik dalam hal ini maksudnya yaitu ada hal-hal yang tidak sesuai dengan indikator. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan responden, hal yang tidak sesuai tersebut adalah rendahnya angka kesembuhan dan kepuasan


(49)

pasien. Responden tidak merasakan adanya tingkat kesembuhan yang dialami setelah 2 kali melakukan proses pelayanan kesehatan di RSUD Batubara. Sehingga hal ini berpengaruh pada rendahnya tingkat kepuasan responden terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter dan petugas kesehatan lainnya. Hal inilah yang menyebabkan responden memberikan tanggapan kurang baik terhadap proses pelaksanaan pelayanan kesehatan.

Responden yang memberikan tanggapan tidak baik terhadap proses pelaksanaan pelayanan kesehatan, yaitu berjumlah 18 orang dengan presentase (22,5%). Proses pelaksanaan pelayanan kesehatan yang tidak baik berarti secara keseluruhan tidak memenuhi indikator. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti, sikap responden yang demikian didukung alasan yang kuat yaitu alat-alat medis di RSUD Batubara masih kurang lengkap, sehingga proses pelaksanaan pelayanan kesehatan yang dikerjakan tidak maksimal. Selain karena kurangnya kelengkapan alat-alat medis, alasan lainnya yaitu dalam proses pelaksanaan pelayanan kesehatan tidak tersedia dokter spesialis yang memadai untuk menangani berbagai macam penyakit. Tersedia atau tidak tersedianya dokter spesialis di setiap Rumah Sakit juga menjadi tolak ukur untuk menilai kualitas dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan.

6. Kesesuaian Pelayanan Kesehatan dengan Kebutuhan Peserta

Data distribusi responden berdasarkan kegiatan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh dokter di RSUD Batubara sudah sesuai dengan kebutuhan peserta disajikan dalam tabel 5.21 berikut ini :


(50)

Tabel 5.21

Distribusi berdasarkan Kegiatan Pelayanan Kesehatan oleh Dokter Sudah Sesuai dengan Kebutuhan Peserta

No Kategori Frekuensi (F) Presentase (%)

1 2 3

Setuju

Kurang Setuju Tidak Setuju

22 26 32

27,5 32,5 40

Jumlah 80 100

Sumber : Kuesioner, 2015

Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 5.21 dapat diketahui bahwa responden mempunyai sikap yang berbeda-beda tentang pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter sudah sesuai dengan kebutuhan. Responden yang memiliki Sikap setuju berjumlah 22 responden dengan presentase (22%). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap beberapa responden yang mempunyai sikap ini alasannnya adalah karena setiap mereka menerima pelayanan kesehatan dari dokter atau petugas lainnya di RSUD Batubara sudah sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan yang dimaksud dalam hal ini adalah dari kebutuhan akan penjelasan dokter tentang penyakit yang dideritanya, kesigapan dokter dalam memberikan pelayanan, dan kebutuhan rasa nyaman ketika sedang menerima pelayanan kesehatan. Sehingga, responden ini memiliki sikap setuju bahwasanya kegiatan pelayanan kesehatan oleh dokter sudah sesuai dengan kebutuhan.

Responden yang memiliki sikap kurang setuju yaitu 26 orang dengan presentase (32,5%). Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan responden yang memiliki sikap kurang setuju bahwa kegiatan pelayanan kesehatan oleh dokter sudah sesuai kebutuhan, alasan mereka adalah karena dokter di RSUD Batubara kurang disiplin dalam hal waktu. Responden yang pada saat itu membutuhkan pertolongan


(51)

medis, namun dokternya belum datang, sehingga, responden tidak bisa langsung ditangani penyakitnya dan harus menunggu beberapa menit atau jam kemudian untuk menerima pelayanan kesehatan oleh dokter. Hal ini yang menyebabkan responden kurang setuju bahwa pelayanan kesehatan oleh dokter sudah sesuai dengan kebutuhan.

Responden yang tidak setuju sedikit lebih banyak dari responden yang kurang setuju, yaitu 32 responden dengan presentase (40%). Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa responden yang tidak setuju, alasan mereka adalah tenaga dokter spesialis di RSUD Batubara. Selama ini responden hanya ditangani oleh dokter umum saja, sehingga kebutuhan responden untuk berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis yang ahli dibidangnya tidak dapat terealisasi. Sebagian responden berharap di RSUD Batubara tersedia Dokter Spesialis yang ahli dibidangnya. Hal ini merupakan salah satu kebutuhan yang segera mungkin harus diperhatikan dan dipenuhi oleh RSUD Batubara.

7. Konsultasi Medis oleh Dokter

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan di lapangan oleh peneliti mengenai sikap responden terhadap kegiatan konsultasi medis oleh dokter di RSUD Batubara telah bermanfaat untuk meningkatkan kondisi kesehatan, yaitu keseluruhan responden menjawab setuju atas hal tersebut. Konsultasi medis dalam hal ini meliputi penjelasan dokter tentang penyebab penyakit yang diderita oleh pasien, proses penyembuhan yang harus dilakukan oleh pasien untuk sembuh dari penyakitnya, dan pemberian resep obat kepada pasien untuk mengurangi rasa sakit sampai pasien sembuh total. Hasil kuesioner dan wawancara peneliti dengan beberapa responden, diketahui bahwasanya sikap responden yang demikian didukung oleh cara dokter menyampaikan masalah kesehatan yang


(52)

dihadapi responden sangat baik, sehingga dapat dimengerti dan dipahami dengan jelas oleh responden. Hasil konsultasi ini kemudian menjadi suatu pola hidup yang dipercaya oleh responden untuk dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kondisi kesehatan yang lebih baik.

8. Kesejahteraan Peserta

Data distribusi responden berdasarkan pelaksanaan pelayanan kesehatan di RSUD Batubara telah berhasil meningkatkan kesejahteran peserta disajikan dalam tabel 5.22 berikut ini :

Tabel 5.22

Distribusi berdasarkan Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan telah Berhasil Meningkatkan Kesejahteraan Peserta

No Kategori Frekuensi (F) Presentase (%)

1 2 3

Setuju

Kurang Setuju Tidak Setuju

48 2 30

60 2,5 37,5

Jumlah 80 100

Sumber : Kuesioner, 2015

Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 5.22 diketahui responden yang mempunyai sikap setuju yaitu 48 Responden dengan presentase (60%) menyatakan bahwa pelaksanaan pelayanan kesehatan di RSUD Batubara telah berhasil meningkatkan kesejahteraan. Berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara peneliti dengan beberapa responden yang mempunyai sikap setuju, alasannya adalah apabila tidak terdapat sarana dan prasarana kesehatan di daerah mereka maka kesejahteraan mereka pun terancam. Mereka sadar bahwa kesehatan merupakan hal yang penting, sebab kondisi yang sehat mendukung produktivitas yang tinggi pula. Produktivitas


(53)

yang tinggi akan berdampak pada hasil kerja yang memuaskan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup. Apabila kebutuhan hidup terpenuhi, maka kesejahteraan hidup pun semakin meningkat.

Responden yang menyatakan kurang setuju bahwa pelaksanaan pelayanan kesehatan telah berhasil meningkatkan kesejahteraan peserta, yaitu hanya berjumlah 2 orang dengan presentase (2,5%). Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan responden yang menyatakan kurang setuju, peneliti mengambil kesimpulan bahwa responden yang demikian kurang memahami konsep kesejahteraan yang sebenarnya. Mereka hanya mengetahui bahwa kesejahteraan terjadi apabila semakin meningkatnya penghasilan sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup.

Responden yang tidak setuju bahwa pelaksanaan pelayanan kesehatan telah berhasil meningkatkan kesejahteraan peserta, yaitu berjumlah 30 orang dengan presentase (37,5%). Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa responden yang tidak setuju, peneliti mengambil kesimpulan bahwa responden yang demikian tidak memahami konsep kesejahteraan yang sebenarnya. Mereka hanya mengetahui bahwa kesejahteraan terjadi apabila semakin meningkatnya penghasilan sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup. Padahal sebenarnya kesehatan juga merupakan hal yang penting, bagaimana seseorang memiliki penghasilan yang besar jika kondisi kesehatannya tidak baik. Pemahaman yang demikian terjadi karena rendahnya pendidikan dan kurangnya kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan agar tetap mendukung produktivitas yang tinggi pula.


(54)

9. Kepuasan Peserta

Data distribusi responden berdasarkan pelaksanaan pelayanan kesehatan di RSUD Batubara telah berhasil meningkatkan kepuasan peserta disajikan dalam tabel 5.23 berikut ini :

Tabel 5.23

Distribusi berdasarkan Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan telah Berhasil Meningkatkan Kepuasan Peserta

No Kategori Frekuensi (F) Presentase (%)

1 2 3

Setuju

Kurang Setuju Tidak Setuju

22 31 27

27,5 38,75 33,75

Jumlah 80 100

Sumber : Kuesioner, 2015

Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 5.23 diketahui bahwa responden mempunyai sikap yang berbeda-beda terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan di RSUD Batubara telah berhasil meningkatkan kepuasan peserta. Berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara peneliti dengan beberapa responden yang mempunyai sikap setuju yakni berjumlah 22 orang dengan presentase (27,5%), alasannya adalah karena pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter dan petugas kesehatan lainnya meningkatkan angka kesembuhan pasien serta rendahnya efek samping yang dialami oleh pasien pasca berobat ke Rumah Sakit. Hal ini tentu saja meningkatkan kepuasan pasien, sehingga responden memiliki sikap setuju bahwasanya pelaksanaan pelayanan kesehatan telah berhasil meningkatkan kepuasan peserta.

Responden yang kurang setuju bahwa pelaksanaan pelayanan kesehatan di RSUD Batubara telah berhasil meningkatkan kepuasan peserta, yakni berjumlah 31


(55)

responden dengan presentase (38,75%). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan beberapa responden yang kurang setuju, alasannya adalah karena tidak selalu responden mengalami kesembuhan total setelah memanfaatkan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter, walaupun tidak ada efek samping yang dialami. Sehingga, responden merasa kurang puas terhadap pelayanan kesehatan tersebut. Hal inilah juga yang membuat responden kurang setuju bahwa pelaksanaan pelayanan kesehatan di RSUD Batubara telah berhasil meningkatkan kepuasan peserta.

Responden yang menyatakan tidak setuju bahwa pelaksanaan pelayanan kesehatan di RSUD Batubara telah berhasil meningkatkan kepuasan peserta berjumlah 27 orang dengan presentase (33,75%). Berdasarkan hasil wawancara dengan responden yang tidak setuju, alasannya adalah karena penyakit yang diderita tidak sepenuhnya dapat ditangani oleh dokter di RSUD Batubara, sehingga harus dirujuk lagi ke Rumah Sakit lain yang memiliki ketersediaan obat-obatan, alat-alat medis yang lebih lengkap dan canggih serta dokter spesialis yang ahli dibidangnya. Hal inilah yang membuat responden tidak mendapatkan kepuasan dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh RSUD Batubara.

10.Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan di lapangan oleh peneliti, keseluruhan responden memiliki sikap setuju bahwa pelaksanaan pelayanan kesehatan di RSUD Batubara perlu ditingkatkan mutu pelayanannya. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan beberapa responden, adapun pelaksanaan pelayanan kesehatan yang perlu dibenahi yaitu baik dari segi fisik maupun manajemen pelayanan rumah sakit. Dari segi fisik yang


(56)

terutama ketersediaan obat-obatan dan kelengkapan alat-alat kesehatan atau medis yang mendukung terlaksananya pelayanan kesehatan yang maksimal bagi pasien.

Manajemen pelayanan kesehatan rumah sakit perlu dibuatnya suatu peraturan yang lebih membangun kedisiplinan petugas rumah sakit, tidak hanya kedisiplinan dalam waktu, tetapi dari kedisiplinan penampilan dan kerapian juga penting. Selain itu, ketersediaan dokter baik umum dan spesialis haruslah memadai, sehingga kualitas konsultasi medis dan pengobatan yang diberikan pun semakin tinggi, yang kemudian akan menambah tingkat kepuasan pasien dan berpengaruh juga pada peningkatan tipe Rumah Sakit.

11.Tindak Lanjut dari Program BPJS Kesehatan

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan di lapangan oleh peneliti, keseluruhan responden memiliki sikap setuju bahwa Program BPJS Kesehatan tetap dilanjutkan atau di jalankan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan beberapa responden, adapun pelaksanaan pelayanan kesehatan yang perlu dibenahi yaitu baik dari segi fisik maupun manajemen pelayanan rumah sakit. Dari segi fisik yang terutama ketersediaan obat-obatan dan kelengkapan alat-alat kesehatan atau medis yang mendukung terlaksananya pelayanan kesehatan yang maksimal bagi pasien.

Manajemen pelayanan kesehatan rumah sakit perlu dibuatnya suatu peraturan yang lebih membangun kedisiplinan petugas rumah sakit, tidak hanya kedisiplinan dalam waktu, tetapi dari kedisiplinan penampilan dan kerapian juga penting. Selain itu, ketersediaan dokter baik umum dan spesialis haruslah memadai, sehingga kualitas konsultasi medis dan pengobatan yang diberikan pun semakin tinggi, yang kemudian akan menambah tingkat kepuasan pasien dan berpengaruh juga pada peningkatan tipe Rumah Sakit.


(57)

5.3.3 Partisipasi

1. Terdaftar sebagai Peserta BPJS Kesehatan

Data distribusi responden berdasarkan lamanya Responden menjadi Peserta BPJS Kesehatan disajikan dalam tabel 5.24 berikut ini :

Tabel 5.24

Distribusi berdasarkan Lamanya Responden menjadi Peserta BPJS Kesehatan

No Kategori Frekuensi (F) Presentase (%)

1 2 3 4

Kurang dari 3 bulan 3 – 6 bulan

7 – 9 bulan

Lebih dari 10 bulan

56 8 6 10

70 10 7,5 12,5

Jumlah 80 100

Sumber : Kuesioner, 2015

Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 5.24 diketahui bahwa mayoritas responden yang menjadi peserta BPJS kesehatan kurang dari 3 Bulan yaittu berjumlah 56 orang dengan presentase (70%). Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan bebarapa responden, peneliti mengambil kesimpulan bahwa mereka baru menjadi peserta BPJS Kesehatan kurang dari 3 bulan dikarenakan mereka mendaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan ketika mereka telah mengalami masalah kesehatan.

Responden yang telah terdaftar sejak 3 – 6 Bulan sebagai peserta BPJS Kesehatan berjumlah 8 orang dengan presentase (10%). Responden yang telah terdaftar sejak 7 - 9 Bulan sebagai peserta BPJS Kesehatan berjumlah 6 orang dengan presentase (7,5%). Selain itu Responden yang telah terdaftar Lebih dari 10 Bulan sebagai peserta BPJS Kesehatan berjumlah 10 orang dengan presentase (12,5%).


(58)

2. Memilih RSUD Batubara sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan (FKTL)

Data distribusi responden dalam memilih RSUD Batubara sebagai FKTL untuk memperoleh pelayanan kesehatan disajikan dalam tabel 5.25 berikut ini :

Tabel 5.25

Distribusi dalam Memilih RSUD Batubara untuk Memperoleh Pelayanan Kesehatan

No Kategori Frekuensi (F) Presentase (%)

1 2

Selalu Jarang

35 45

43,75 56,25

Jumlah 80 100

Sumber : Kuesioner, 2015

Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 5.25 diketahui bahwa responden memiliki jawaban yang berbeda-beda tentang apakah selalu memilih RSUD Batubara untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Jawaban ‘selalu’ dalam hal ini artinya setiap responden ingin berobat ke Rumah Sakit, RSUD Batubara menjadi pilihan utama untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Sebanyak 35 responden dengan presentase (43,75%) menjawab selalu memilih RSUD Batubara. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa responden, alasan mereka menjawab selalu adalah karena ketercapaian pelayanan kesehatan. Maksudnya yaitu pelayanan kesehatan di RSUD Batubara dapat dicapai dan lokasinya tidak terlalu jauh dari daerah tempat tinggal. Alasan lainnya yaitu karena adanya kecocokan dengan dokter yang memeriksa penyakitnya. Responden berpendapat bahwa resep yang diberikan oleh dokter selalu mengurangi rasa sakit yang dideritanya. Sehingga membuat responden selalu mencari pengobatan dari dokter di RSUD Batubara.


(59)

Responden yang menjawab jarang memilih RSUD Batubara sebagai partner BPJS Kesehatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan, yaitu sebanyak 45 responden dengan presentase (56,25%). Jarang dalam hal ini artinya responden hanya sesekali saja memilih RSUD Batubara untuk memperoleh pelayaan kesehatan. Hasil kuesioner dan wawancara peneliti dengan beberapa responden yang menjawab demikian, alasannya adalah karena RSUD Batubara lokasinya cukup jauh dari tempat tinggalnya sehingga tidak dapat dijangkau. Walaupun begitu, masih ada kemungkinan responden untuk memilih RSUD Batubara karena pelayanan kesehatannya cukup baik dan memuaskan pasien.

3. Konsultasi Medis Setelah Selesai Berobat

Data distribusi responden berdasarkan intensitas melakukan kegiatan konsultasi medis dengan dokter di RSUD Batubara setelah selesai berobat untuk mengetahui kondisi kesehatan disajikan dalam tabel 5.26 berikut ini:

Tabel 5.26

Distribusi berdasarkan Intensitas Melakukan Kegiatan Konsultasi Medis dengan Dokter Setelah Selesai Berobat di RSUD Batubara

No Kategori Frekuensi (F) Presentase (%)

1 2 3

Selalu Jarang Tidak Pernah

15 29 36

18,75 36,25 45

Jumlah 80 100

Sumber : Kuesioner, 2015

Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 5.26 diketahui bahwa responden memiliki jawaban yang berbeda-beda tentang intensitas melakukan kegiatan konsultasi medis dengan dokter setelah selesai berobat di RSUD Batubara. Sebanyak


(60)

15 responden dengan presentase (18,75%) menjawab selalu berkonsultasi dengan dokter setelah selesai berobat. Hal ini berarti responden tersebut setiap kali setelah berobat ke dokter wajib berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui kondisi kesehatannya, apakah semakin ada peningkatan atau sebaliknya, sehingga ketika ada gangguan penyakit lain dapat dilakukan pencegahan sesegera mungkin. Alasan inilah yang membuat responden selalu melakukan kegiatan konsultasi medis dengan dokter setelah selesai berobat.

Sebanyak 29 orang responden dengan presentase (36,25%) menjawab jarang melakukan konsultasi dengan dokter setelah selesai berobat. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa responden, diketahui bahwa responden jarang berkonsultasi dengan dokter setelah selesai berobat karena tidak adanya instruksi dari dokter sebelumnya. Mereka merasa cukup puas dengan konsultasi pertama pada saat berobat. Mereka menganggap bahwa konsultasi dengan dokter hanya dilakukan pada saat berobat saja, kecuali ada petunjuk langsung dari dokter, misalnya setelah melakukan operasi wajib konsultasi lagi dengan dokter.

Responden yang menjawab tidak pernah melakukan konsultasi medis dengan dokter setelah selesai berobat yaitu berjumlah 36 orang dengan presentase (45%). Tidak Pernah dalam hal ini berarti responden tidak berniat untuk melakukan konsultasi lagi dengan dokter setelah selesai berobat. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa responden yang demikian, diketahui bahwa alasannya adalah karena responden malas datang ke Rumah Sakit hanya untuk konsultasi dengan dokter jika tidak ada keluhan sakit. Hal ini berarti kurangnya kepedulian responden untuk memelihara kondisi kesehatan tubuhnya agar tetap sehat.


(1)

5.3.3.2Memilih RSUD Batubara sebagai Fasilitas Kesehatan

Tingkat Lanjutan (FKTL) ………..108

5.3.3.3Konsultasi Medis Setelah Selesai Berobat ………109

5.3.3.4Memanfaatkan Laboratorium ………111

5.3.3.5Mengikuti Instruksi dan Resep Dokter ………..112

5.3.3.6Memberikan Tanggapan dan Saran ………...113

5.3.3.7Tindakan terhadap Ketersediaan Sarana dan Prasarana ………115

5.3.3.8Tindakan terhadap Pelayanan Kesehatan Yang Tidak Sesuai dengan Kebutuhan ……….117

5.3.3.9Merasakan Manfaat dari Pelayanan Kesehatan ……….119

5.4 Analisis Data Kuantitatif Responden Terhadap Pelayanan Kesehatan di RSUD Batubara ………121

5.4.1 Persepsi Responden Terhadap Pelayanan Kesehatan di RSUD Batubara ………122

5.4.2 Sikap Responden Terhadap Pelayanan Kesehatan di RSUD Batubara ………123

5.4.3 Partisipasi Responden Terhadap Pelayanan Kesehatan di RSUD Batubara ………124

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan ………127

6.2 Saran ………..128 DAFTAR PUSTAKA


(2)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelami ... 72

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia……….73

Tabel 5.3 Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan……….74

Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan………75

Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Agama………76

Tabel 5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Suku Bangsa………...77

Tabel 5.7 Distribusi Responden berdasarkan Status Perkawinan……...………78

Tabel 5.8 Distribusi Responden berdasarkan Jumlah Kunjungan di RSUD Batubara……….79

Tabel 5.9 Distribusi berdasarkan Informasi Awal tentang RSUD Batubara Memberikan Pelayanan Kesehatan bagi Peserta BPJS Kesehatan Mandiri……….81

Tabel 5.10 Distribusi Berdasarkan Pemahaman tentang Arti Pelayanan Kesehatan………...83

Tabel 5.11 Distribusi Berdasarkan Pengetahuan tentang Jenis-jenis Kegiatan Pelayanan Kesehatan di RSUD Batubara………...84

Tabel 5.12 Distribusi Berdasarkan Pemahaman tentang Jenis-jenis Kegiatan Pelayanan Kesehatan di RSUD Batubara………...86

Tabel 5.13 Distribusi Berdasarkan Pengetahuan tentang Manfaat Pelayanan Kesehatan di RSUD Batubara………...87

Tabel 5.14 Distribusi Berdasarkan Pemahaman tentang Manfaat Pelayanan Kesehatan di RSUD Batubara………...88 Tabel 5.15 Distribusi terhadap Pengetahuan tentang Prosedur


(3)

Memperoleh Pelayanan Kesehatan………...90 Tabel 5.16 Distribusi terhadap Pemahaman tentang Prosedur

Memperoleh Pelayanan Kesehatan………...91 Tabel 5.17 Distribusi berdasarkan Pemahaman tentang Penjelasan Dokter/

Petugas Kesehatan Lainnya Mengenai Penyakit Yang Diderita…………93 Tabel 5.18 Distribusi berdasarkan Penilaian Responden tentang Sosialisasi

Program BPJS Kesehatan………...94 Tabel 5.19 Distribusi berdasarkan Tanggapan responden terhadap Iuran Dana

Premi………..96 Tabel 5.20 Distribusi berdasarkan Proses Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan

bagi Peserta di RSUD Batubara……….98 Tabel 5.21 Distribusi berdasarkan Kegiatan Pelayanan Kesehatan oleh Dokter

Sudah Sesuai dengan Kebutuhan Peserta……….100 Tabel 5.22 Distribusi berdasarkan Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan telah

Berhasil Meningkatkan Kesejahteraan Peserta………102 Tabel 5.23 Distribusi berdasarkan Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan telah

Berhasil Meningkatkan Kepuasan Peserta………104 Tabel 5.24 Distribusi berdasarkan Lamanya Responden menjadi Peserta

BPJS Kesehatan………107 Tabel 5.25 Distribusi dalam Memilih RSUD Batubara untuk Memperoleh

Pelayanan Kesehatan………108 Tabel 5.26 Distribusi berdasarkan Intensitas Melakukan Kegiatan Konsultasi

Medis dengan Dokter Setelah Selesai Berobat di RSUD Batubara…….109 Tabel 5.27 Distribusi dalam Memanfaatkan Pelayanan Pemeriksaan Darah


(4)

Tabel 5.28 Distribusi Responden dalam Mengikuti Instruksi dan Resep

Dokter terhadap Keluhan Penyakit Yang Diderita………112 Tabel 5.29 Distribusi dalam Memberikan Tanggapan dan Saran

Terhadap Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan di RSUD Batubara………114 Tabel 5.30 Distribusi tentang Tindakan terhadap Ketersediaan Sarana dan

Prasarana Yang Mendukung Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan

di RSUD Batubara………116 Tabel 5.31 Distribusi tentang Tindakan terhadap Pelayanan Kesehatan Yang

Tidak Sesuai dengan Kebutuhan Peserta di RSUD Batubara………117 Tabel 5.32 Distribusi Berdasarkan Sudah Merasakan Manfaat dari

Pelayanan Kesehatan di RSUD Batubara bagi Perkembangan


(5)

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.10. Alur Pemikiran……….………...49 Bagan 4.1 Struktur Organisasi RSUD Rumah Sakit Umum Daerah Batubara….…..63


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Identitas Responden di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Batubara Kabupaten Batubara

2. Daftar Pertanyaan (Kuesioner)

3. Hasil Skala likert Karakteristik Jawaban Responden 4. Surat Keterangan Dosen Pembimbing

5. Berita Acara Seminar Proposal Penelitian

6. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara