menerimanya. Pengangkut bertanggung jawab juga dari saat penerimaan barang-barang hingga penyerahannya terhadap ekspeditur.
Agency : Jenis ini sama dengan Makelar dan Komisioner, namun
pengaturannya tidak ada dalam KUHD maupun KUH Perdata, akan tetapi agency saat ini sangat banyak berdiri dan diakui oleh masyarakat. Sehingga
dalam prakteknya memakai aturan dalam Pasal 1338 KUH Perdata, Pemberian kuasa Pasal 1792 – 1819 KUH Perdata, Pasal 62 – 64 KUHD,
dan Kebiasaan Dagang, serta Keputusan Menteri Perdagangan tentang Agen Tunggal.
3.1.2 HAK DAN KEWAJIBAN SERTA SYARAT MENJADI PERANTARA Hak perantara
Agen perdagangan, komisioner, maupun makelar mempunyai hak sama yaitu hak retensi, yang diatur dalam pasal 1812 KUH Perdata, yang
menyatakan bahwa pemegangpenerima kuasa mempunyai hak untuk menahan segala apa yang menjadi kepunyaan pemberi kuasa yang berada
dalam komisioner, hak retensi diatur dalam Pasal 85 KUH Dagang. Hak retensi hak menahan yang dipunyai komisioner adalah hak yang diberikan
kepada pemegang saham last hebber sebagaimana yang telah diatur dalam pasal 1812. Hak ini dapat dipandang sebagai alat kuat bagi pemegang kuasa
untuk dapat menuntut sesuatu berdasarkan perjanjian. Hak lain yang dimiliki komisioner adalah hak yang didahulukan privilege terhadap barang-barang
yang berada ditangannya untuk perhitungan piutangnya karena upah, biaya lain dari principalnya atau committentnya pasal 80 dan 81 KUH dagang.
Kewajiban Perantara
Karena hubungan antara perantara dengan principalnya atau komitennya merupakan hubungan antara pemberi kuasa, maka kewajiban
seorang perantara sama dengan kewajiban yang menerima kuasa seperti yang diatur dalam KHU perdata tentang pemberian kuasa.
Kewajiban perantara dagang secara umum menurut KUH PERDATA : a Penerima kuasa perantara selama belum dibebaskan dari tugasnya
sebagai kuasa ,kerugian, dan bungan yang mungkin timbul karena tidak melaksanakan tugasnya.
b Harus melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Apabila tidak maka ia akan melalaikan kewajibannya dan dapat dituntut untuk membayar ganti
rugi yang timbul karena kelalaiannya. c Berkewajiban member laporan tentang segala aktifitas tentang
pertanggung jawaban keuangan kepada pemberi kuasa. Kewajiban perantara lainnya :
a Tiap-tipa perjanjian melalui perantara harus di catat dan di salinannya harus secepat mungkin disampaikan kepada masing-masing pihak.
salinan itu berisi syarat-syarat yang telah di tetapkan dalam perjanjian. pasal 66 dan 67 KUHD
b Kalau hakim memerintahkannya , makelar harus menunjukan catatannya dengan maksud agar hakim dapat membandingkannya dengan surat-surat
perjanjian yang diserahkan padanya.mengenai hal ini hakim berwenang meminta keterangan dari makelar yang bersangkutan.
c Makelar berkewajiban menyimpan barang dalam hal jual beli. d Makelar sebagai penerima kuasa diwajibkanmelakukan perintah dari
pemberi kuasa sebaik mungkin.
Persyaratan Menjadi Perantara
Sudah dewasa dan cakap wenang menurut hukum, artinya tidak dalam sakit ingatan, sakit jiwa, atau dibawah pengampunan untuk melakukan
perjanjian–perjanjian.
3.1.3 FUNGSI DAN BENTUK SURAT BERHARGA Fungsi surat berharga :