PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH, LAPORAN DAN MAKALAH

  

PENULISAN KARYA TULIS

PENULISAN KARYA TULIS

ILMIAH, LAPORAN DAN

  

MAKALAH

MAKALAH

  

BAHASA KARYA TULIS ILMIAH

BAHASA KARYA TULIS ILMIAH

Syarat Kebahasaan Syarat Kebahasaan

  a. Baku

  a. Baku

  Struktur bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah Struktur bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku baik mengenai struktur kalimat bahasa Indonesia baku baik mengenai struktur kalimat maupun kata. Demikian juga, pemilihan kata/istilah, dan maupun kata. Demikian juga, pemilihan kata/istilah, dan penulisan sesuai dengan kaidah ejaan. penulisan sesuai dengan kaidah ejaan.

  b. Logis

  b. Logis

  Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal.

  Indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal.

  c. Kuantitatif

  c. Kuantitatif Keterangan yang dikemukakan dalam tulisan dapat diukur secara

  Keterangan yang dikemukakan dalam tulisan dapat diukur secara pasti. pasti.

  d. Tepat

  d. Tepat Ide yang diungkapkan harus sesuai dengan ide yang dimaksudkan

  Ide yang diungkapkan harus sesuai dengan ide yang dimaksudkan oleh penutur atau penulis dan tidak mengandung makna ganda. oleh penutur atau penulis dan tidak mengandung makna ganda.

  e. Denotatif

  e. Denotatif Kata vang digunakan dipilih sesuai dengan arti sesungguhnya dan

  Kata vang digunakan dipilih sesuai dengan arti sesungguhnya dan tidak melibatkan perasaan karena sifat ilmu itu objektif tidak melibatkan perasaan karena sifat ilmu itu objektif

  f. Ringkas

  f. Ringkas

Ide dan gagasan diungkapkan dengan kalimat pendek sesuai

  

Ide dan gagasan diungkapkan dengan kalimat pendek sesuai

dengan kebutuhan, pemakaian kata seperlunya, tidak berlebihan. dengan kebutuhan, pemakaian kata seperlunya, tidak berlebihan. tetapi isinya bernas. tetapi isinya bernas.

  g. Runtun

  g. Runtun Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan

  Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan tingkatannya baik dalam kalimat maupun dalam paragraf. tingkatannya baik dalam kalimat maupun dalam paragraf.

  Bahasa Indonesia Benar dengan Baik Bahasa Indonesia Benar dengan Baik Bahasa vang digunakan akan dikatakan

  Bahasa vang digunakan akan dikatakan baik baik jika maksud yang jika maksud yang diungkapkan dapat dipahami dengan tepat oleh orang yang diungkapkan dapat dipahami dengan tepat oleh orang yang menerima bahasa tersebut. Dengan kata lain, bahasa yang menerima bahasa tersebut. Dengan kata lain, bahasa yang baik baik adalah bahasa vang efektif dalarn menvampaikan suatu maksud. adalah bahasa vang efektif dalarn menvampaikan suatu maksud.

  

Bahasa vang baik tidak selalu harus ragam baku. Keefektifan

Bahasa vang baik tidak selalu harus ragam baku. Keefektifan

komunikasi lebih banyak ditentukan oleh keserasian bahasa itu

komunikasi lebih banyak ditentukan oleh keserasian bahasa itu

dengan situasinva (waktu. tempat. dan orang yang diajak bicara). dengan situasinva (waktu. tempat. dan orang yang diajak bicara).

  

Bisa saja bahasa yang baik itu tidak benar kaidah kaidahnya.

  ‑ Bisa saja bahasa yang baik itu tidak benar kaidah kaidahnya.

  ‑

Sebaliknya, bahasa vang benar kaidah kaidahnya belum tentu

  

Sebaliknya, bahasa vang benar kaidah kaidahnya belum tentu

‑ bahasa. vang baik Sebab. misalnva akan janggal kedengarannya bahasa. vang baik Sebab. misalnva akan janggal kedengarannya bila di kantin kita menggunakan ragam bahasa baku seperti bahasa bila di kantin kita menggunakan ragam bahasa baku seperti bahasa seorang i1muwan yang sedang ceramah di dalam suatu seminar. seorang i1muwan yang sedang ceramah di dalam suatu seminar.

  Sebaliknva, akan janggal pula bila seorang ilmuwan yang sedang Sebaliknva, akan janggal pula bila seorang ilmuwan yang sedang

ceramah di dalam suatu seminar menggunakan bahasa seperti

ceramah di dalam suatu seminar menggunakan bahasa seperti

seorang awam yang sedang ngobrol di kantin. Dengan demikian, seorang awam yang sedang ngobrol di kantin. Dengan demikian, bahasa yang benar dengan baik itu adalah bahasa yang sesuai bahasa yang benar dengan baik itu adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah dan sesuai dengan situasi. dengan kaidah dan sesuai dengan situasi.

  

EJAAN

EJAAN

Pengertian Pengertian

  

Ejaan ialah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan

Ejaan ialah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan

bunyi-bunyi ujaran melalui huruf, menetapkan tanda-tanda baca, bunyi-bunyi ujaran melalui huruf, menetapkan tanda-tanda baca,

memenggal kata, dan bagaimana menggabungkan kata. Jadi,

memenggal kata, dan bagaimana menggabungkan kata. Jadi,

bagaimana menuliskan bahasa lisan dengan aturan-aturan tersebut bagaimana menuliskan bahasa lisan dengan aturan-aturan tersebut itulah yang berhubungan dengan ejaan. Dari segi bahasa, ejaan itulah yang berhubungan dengan ejaan. Dari segi bahasa, ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi bahasa adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi bahasa (kata, kalimat) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf dan tanda baca).

  (kata, kalimat) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf dan tanda baca).

  Lingkup Pembahasan Ejaan Lingkup Pembahasan Ejaan Lingkup pembahasan dalam ejaan meliputi hal-hal sebagai berikut:

  Lingkup pembahasan dalam ejaan meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. pemakaian huruf

  1. pemakaian huruf 2. pemakaian huruf kapital dan huruf miring

  2. pemakaian huruf kapital dan huruf miring 3. penulisan kata

  3. penulisan kata 4. penulisan unsur serapan

  4. penulisan unsur serapan 5. pemakaian tanda baca

  5. pemakaian tanda baca

  Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring

  1. Huruf Kapital

  1. Huruf Kapital

  Huruf kapital tidak identik dengan huruf besar Huruf kapital tidak identik dengan huruf besar meskipun istilah ini biasa diperlawankan dengan huruf meskipun istilah ini biasa diperlawankan dengan huruf kecil. Istilah huruf kapital digunakan untuk menandai kecil. Istilah huruf kapital digunakan untuk menandai satu bentuk huruf yang karena memiliki fungsi berbeda satu bentuk huruf yang karena memiliki fungsi berbeda dalam kata atau kalimat menjadi berbeda dari bentuk dalam kata atau kalimat menjadi berbeda dari bentuk huruf lain meskipun secara fonemis sebunyi. Huruf A huruf lain meskipun secara fonemis sebunyi. Huruf A

  (kapital) secara fonemis sebunyi dengan a (kecil), tetapi (kapital) secara fonemis sebunyi dengan a (kecil), tetapi karena fungsinya berlainan, penampilan grafisnya karena fungsinya berlainan, penampilan grafisnya berbeda. Huruf kapital digunakan pada awal kalimat, berbeda. Huruf kapital digunakan pada awal kalimat, nama tempat, nama orang, dan lain-lain. Secara umum, nama tempat, nama orang, dan lain-lain. Secara umum, penggunaan huruf kapital tidak menimbulkan penggunaan huruf kapital tidak menimbulkan permasalahan. Kesalahan penulisan sering terjadi pada permasalahan. Kesalahan penulisan sering terjadi pada penulisan kata Anda. Kata Anda harus selalu ditulis penulisan kata Anda. Kata Anda harus selalu ditulis dengan (A) kapital meskipun terletak di tengah atau di dengan (A) kapital meskipun terletak di tengah atau di akhir kalimat. akhir kalimat.

  2. Huruf Miring

  2. Huruf Miring Sebuah huruf, kata, atau kalimat ditulis dengan huruf

  Sebuah huruf, kata, atau kalimat ditulis dengan huruf miring untuk membedakan dari huruf, kata, atau kalimat miring untuk membedakan dari huruf, kata, atau kalimat lain dalam sebuah kata, kalimat, paragraf, atau lain dalam sebuah kata, kalimat, paragraf, atau karangan utuh. Huruf yang dicetak miring adalah karangan utuh. Huruf yang dicetak miring adalah penanda yang mengacu ke beberapa informasi, antara penanda yang mengacu ke beberapa informasi, antara lain sebagai penekanan, kutipan dari bahasa asing, lain sebagai penekanan, kutipan dari bahasa asing, istilah latin, nama penerbitan (koran, majalah, dan lain- istilah latin, nama penerbitan (koran, majalah, dan lain- lain). Jika ditulis dengan menggunakan mesin tik manual lain). Jika ditulis dengan menggunakan mesin tik manual atau tulisan tangan, huruf miring diganti dengan garis atau tulisan tangan, huruf miring diganti dengan garis bawah. Garis bawah hendaknya ditulis per kata, bukan bawah. Garis bawah hendaknya ditulis per kata, bukan per kalimat. per kalimat.

  Contoh: Contoh: a.

  a. Artikelnya yang berjudul “Perkembangan Sains dan

  Artikelnya yang berjudul “Perkembangan Sains dan Teknologi di Indonesia” dimuat pada koran

  Teknologi di Indonesia” dimuat pada koran Media

  Media Indonesia

  Indonesia (Salah)

  (Salah) b.

  b. Artikelnya yang berjudul “Perkembangan Sain dan

  Artikelnya yang berjudul “Perkembangan Sain dan Teknologi di Indonesia” dimuat pada koran

  Teknologi di Indonesia” dimuat pada koran Media

  Media Indonesia

  Indonesia (Betul)

  (Betul)

  Penulisan Kata Penulisan Kata

  Beberapa hal yang termasuk ke dalam pembahasan Beberapa hal yang termasuk ke dalam pembahasan tentang penulisan kata adalah penulisan (1) kata dasar, tentang penulisan kata adalah penulisan (1) kata dasar,

  (2) kata turunan, (3) bentuk ulang, (4) gabungan kata, (2) kata turunan, (3) bentuk ulang, (4) gabungan kata,

  (4) kata ganti (4) kata ganti ku, mu, kau ku, mu, kau

  , dan , dan nya nya

  , (5) partikel, (6) , (5) partikel, (6) singkatan dan akronim, dan (7) angka dan lambang singkatan dan akronim, dan (7) angka dan lambang bilangan. Kecuali gabungan kata (3), penulisan kata bilangan. Kecuali gabungan kata (3), penulisan kata umumnya tidak menimbulkan permasalahan umumnya tidak menimbulkan permasalahan

  Kesalahan penulisan gabungan kata umumnya Kesalahan penulisan gabungan kata umumnya ditemukan pada istilah khusus yang salah satu unsurnya ditemukan pada istilah khusus yang salah satu unsurnya hanya digunakan dalam kombinasi. Unsur gabungan hanya digunakan dalam kombinasi. Unsur gabungan kata yang demikian sering ditulis terpisah, padahal kata yang demikian sering ditulis terpisah, padahal seharusnya disatukan. seharusnya disatukan.

  Penulisan Unsur Serapan Penulisan Unsur Serapan Sebagaimana diketahui, bahasa Indonesia diangkat dari bahasa

  Sebagaimana diketahui, bahasa Indonesia diangkat dari bahasa Melayu. Di dalam perkembangannya bahasa ini banyak menyerap

  Melayu. Di dalam perkembangannya bahasa ini banyak menyerap dari bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun asing. Bahasa dari bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun asing. Bahasa

  Sunda, Jawa, dan Batak adalah tiga contoh bahasa daerah yang Sunda, Jawa, dan Batak adalah tiga contoh bahasa daerah yang

banyak memperkaya bahasa Indonesia. Sementara itu, bahasa

banyak memperkaya bahasa Indonesia. Sementara itu, bahasa

asing yang banyak diserap adalah bahasa Belanda, Inggris, asing yang banyak diserap adalah bahasa Belanda, Inggris, Portugis, Sanskerta, Arab, dan Cina.

  Portugis, Sanskerta, Arab, dan Cina.

  

Kriteria penyerapan bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia

Kriteria penyerapan bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia

secara lebih terperinci bisa dilihat pada diktat kuliah (lampirannya). secara lebih terperinci bisa dilihat pada diktat kuliah (lampirannya).

  

Secara umum bisa dikatakan bahwa bahasa Indonesia adalah

Secara umum bisa dikatakan bahwa bahasa Indonesia adalah

bahasa yang bahasa yang menulis bunyi menulis bunyi

  . Artinya, pelafalan kita terhadap sebuah . Artinya, pelafalan kita terhadap sebuah kata asing, itulah yang ditulis dalam bahasa Indonesia meskipun kata asing, itulah yang ditulis dalam bahasa Indonesia meskipun tidak sama sebunyi) betul. tidak sama sebunyi) betul.

  Pemakaian Tanda Baca Pemakaian Tanda Baca

  Kalimat yang baik harus didukung oleh penggunaan Kalimat yang baik harus didukung oleh penggunaan tanda baca yang tepat. Para penulis sering tidak tanda baca yang tepat. Para penulis sering tidak memperhatikan hal ini. Akibatnya, masih banyak memperhatikan hal ini. Akibatnya, masih banyak ditemukan kesalahan dalam pemakaian tanda baca ditemukan kesalahan dalam pemakaian tanda baca tersebut. tersebut.

  Pemakaian tanda baca dalam kalimat sangat penting Pemakaian tanda baca dalam kalimat sangat penting bukan hanya untuk ketertiban gramatikal, melainkan bukan hanya untuk ketertiban gramatikal, melainkan juga bagaimana gagasan yang dikemukakan bisa juga bagaimana gagasan yang dikemukakan bisa tersampaikan dengan baik. Manusia memahami sesuatu tersampaikan dengan baik. Manusia memahami sesuatu dengan bahasa, tetapi karena bahasa pula manusia bisa dengan bahasa, tetapi karena bahasa pula manusia bisa salah paham. Pemakaian tanda baca adalah salah satu salah paham. Pemakaian tanda baca adalah salah satu cara untuk menghindari kesalahpahaman tersebut. cara untuk menghindari kesalahpahaman tersebut.

MORFOLOGI MORFOLOGI A.

  Definisi Morfologi : ilmu bahasa yang mempelajari

A. Definisi

  Morfologi : ilmu bahasa yang mempelajari seluk-beluk kata serta pengaruh seluk-beluk kata serta pengaruh perubahan bentuk terhadap perubahan bentuk terhadap golongan dan arti kata. golongan dan arti kata.

  Bahasa Indonesia: bahasa aglutinatif, bahasa Bahasa Indonesia: bahasa aglutinatif, bahasa yang terdiri atas tempelan-tempelan yang terdiri atas tempelan-tempelan

  (pengimbuhan) (pengimbuhan)

  Bahasa Indonesia: 1) bentuk bebas, Bahasa Indonesia: 1) bentuk bebas,

  2) bentuk terikat 2) bentuk terikat

  B. Imbuhan

  B. Imbuhan 1.

1. Awalan: ber -, per -, meng -, di -, ter -,

  Awalan: ber -, per -, meng -, di -, ter -, se -, peng - se -, peng -

  2. Sisipan

  2. Sisipan : -e l -, -e m -, -er -, -in -

  : -e l -, -e m -, -er -, -in -

  3. Akhiran

  3. Akhiran

: -kan, - i, -a n , -n ya

  

: -kan, - i, -a n , -n ya

  4. Gabungan imbuhan: ber -kan, ber -an,

  4. Gabungan imbuhan: ber -kan, ber -an, per –an, pe –an, per -I, me -kan, per –an, pe –an, per -I, me -kan, memper -, memper –k an, memper -i memper -, memper –k an, memper -i

  C. Rumus Pembentukan Kata

  C. Rumus Pembentukan Kata 1.

  1. Ketahui/pastikan bentuk dasarnya Ketahui/pastikan bentuk dasarnya 2.

  2. Ketahui/pastikan bentuk terikat yang Ketahui/pastikan bentuk terikat yang mengimbuhinya mengimbuhinya

  Contoh: Contoh:

  a. kontrakkan : kontrak + -kan

  a. kontrakkan : kontrak + -kan

  b. kontrakan : kontra + -kan

  b. kontrakan : kontra + -kan Perhatikan pula bentuk

  Perhatikan pula bentuk

  tumpukan/tumpukkan

  • tumpukan/tumpukkan

  pertunjukan/pertunjukkan

  • pertunjukan/pertunjukkan

  dll

  • dll

  D. Variasi Imbuhan

  D. Variasi Imbuhan

  1. Awalan

  1. Awalan ber- ber- bervariasi menjadi bervariasi menjadi

bel-

bel-

jika diserangkaikan dengan kata jika diserangkaikan dengan kata ajar ajar .

  .

  2. Awalan

  2. Awalan ber- ber- dan dan ter- ter- bervariasi menjadi be-dan te- jika bervariasi menjadi be-dan te- jika diserangkaikan dengan kata yang suku pertamanya berbunyi “er” diserangkaikan dengan kata yang suku pertamanya berbunyi “er”

  Contoh: Contoh: ber- + cermin ber- + cermin

  : becermin : becermin ter- + percaya ter- + percaya

  : tepercaya : tepercaya

  3. Awalan me- bervariasi menjadi menge- jika diserangkaikan dengan

  3. Awalan me- bervariasi menjadi menge- jika diserangkaikan dengan bentuk dasar yang terdiri atas satu suku kata. bentuk dasar yang terdiri atas satu suku kata.

  Contoh: Contoh: me- + bom me- + bom

  = mengebom = mengebom me- + tik me- + tik

  = mengetik = mengetik me- + lap me- + lap

  = mengelap = mengelap

  E. Peluluhan (me-/pe-(N)) atau meng-

  E. Peluluhan (me-/pe-(N)) atau meng- /peng /peng

Peluluhan terjadi jika me-/pe-(N) diserangkaikan

  

Peluluhan terjadi jika me-/pe-(N) diserangkaikan

pada kata dengan huruf pertama pada kata dengan huruf pertama k, t, p, s k, t, p, s

  (konsonan tidak punya suara) (konsonan tidak punya suara)

  Contoh: Contoh: me-/pe-(N) + -kejar me-/pe-(N) + -kejar

  = = mengejar mengejar

  • tipu
  • tipu

  = = menipu menipu

  • + -pukul

  • + -pukul

  = = memukul memukul

  • + -sikut

  • sikut

  = = menyikut menyikut

  Catatan: pada kata kaji Catatan: pada kata kaji

  , kilat: , kilat: k k tidak luluh : tidak luluh : mengkaji, mengkilat mengkaji, mengkilat

  • kritik
  • kritik
  • traktir
  • traktir
  • program
  • program
  • syarat
  • syarat

  = = mentraktir mentraktir

  : pemrogram : pemrogram memproduksi memproduksi

  : : memprogram memprogram

  Perhatikan Perhatikan

  Catatan: khusus untuk pr, jika ditempeli pe-(N) bunyi Catatan: khusus untuk pr, jika ditempeli pe-(N) bunyi pr pr luluh. luluh.

  = = mensyaratkan mensyaratkan

  = = memprogram )* memprogram )*

  = = mengkritik mengkritik

  F. Klaster

  Me-/pe-(N) Me-/pe-(N)

  Perhatikan: Perhatikan:

  ), ), konsonan tersebut tidak luluh. konsonan tersebut tidak luluh.

  , dan , dan sy sy

  Kata yang diawali dengan dua konsonan berurutan ( kr, tr, pr kr, tr, pr

  F. Klaster Kata yang diawali dengan dua konsonan berurutan (

  : pemroduksi : pemroduksi

  G. Pohon Kata Ubah

  G. Pohon Kata

  Ubah berubah berubah mengubah mengubah perubahan perubahan pengubahan pengubahan pengubah : peubah pengubah : peubah ubahan ubahan

  Perhatikan bentuk: Perhatikan bentuk:

  • permukiman/pemukiman
  • permukiman/pemuk>penatar/petatar
  • penatar/pet>peninju/petinju
  • peninju/pet>perajin/pengrajin
  • perajin/pengr>pelepasan/penglepasan
  • pelepasan/penglepasan

  H. Makna Bentukan Kata

  H. Makna Bentukan Kata

Perhatikan arti beberapa bentukan kata

  

Perhatikan arti beberapa bentukan kata

berikut: berikut: pewaris/mewarisi/ahli waris pewaris/mewarisi/ahli waris menugasi/ditugasi menugasi/ditugasi menganugerahi/menganugrahkan menganugerahi/menganugrahkan membawahi/membawahkan membawahi/membawahkan mengatasi/mengataskan mengatasi/mengataskan mencemari/mencemarkan mencemari/mencemarkan berterima/keberterimaan berterima/keberterimaan

TATA KALIMAT TATA KALIMAT A.

  A.

  Definisi Definisi

  Kalimat : Kalimat : satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud

lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras

lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras

lembut, disela jeda, dan diakhiri intonasi akhir. Dalam wujud

lembut, disela jeda, dan diakhiri intonasi akhir. Dalam wujud

tulisan, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tulisan, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!). (Alwi, dkk., tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!). (Alwi, dkk.,

  1998:311 1998:311 ).

  ).

  : : gugusan kata berstruktur atau bersistem yang mampu gugusan kata berstruktur atau bersistem yang mampu menimbulkan makna yang sempurna (Santoso, 1990:127). Makna menimbulkan makna yang sempurna (Santoso, 1990:127). Makna yang sempurna adalah suatu makna yang dapat diterima oleh yang sempurna adalah suatu makna yang dapat diterima oleh orang lain sesuai dengan maksud yang dimiliki pembuat kalimat orang lain sesuai dengan maksud yang dimiliki pembuat kalimat

  

B. Fungsi dalam Komunikasi

  

B. Fungsi dalam Komunikasi

Fungsi kalimat : menyampaikan pesan.

  

Fungsi kalimat : menyampaikan pesan.

  

Unsur-Unsur Komunikasi: 1) Pengirim,

Unsur-Unsur Komunikasi: 1) Pengirim,

  2) Penerima, 3) Sarana 2) Penerima, 3) Sarana

  Pengirim Penerima Pesan Sarana/Bahasa

  • tdk terpengaruh bhs daerah/asing
  • tdk rancu
  • tdk taksa
  • tdk mubazir
  • logis
  • lengkap

  c. Pengaruh bahasa daerah

  c. Pengaruh bahasa daerah Contoh:

  Contoh: 1.

  1. Pengangkatan Pegawai negeri itu belum Pengangkatan Pegawai negeri itu belum ada surat keputusannya ada surat keputusannya 2.

  2. Atas perhatian Saudara kami haturkan

Atas perhatian Saudara kami haturkan

terima kasih terima kasih 3.

  3. Teknologinya Jepang jauh lebih maju dari Teknologinya Jepang jauh lebih maju dari kita kita 4.

  4. Kita punya kemampuan terbaik Kita punya kemampuan terbaik d d

  . Pengaruh bahasa asing . Pengaruh bahasa asing

  Contoh: Contoh: 1.

  1. My name

  My name is is

  Andi (nama saya adalah Andi) Andi (nama saya adalah Andi) 2.

  2. He knows a restaurant

  He knows a restaurant where where we can get a drink (Dia we can get a drink (Dia tahu rumah makan tahu rumah makan di mana di mana kita bisa mendapatkan kita bisa mendapatkan minuman) minuman) 3.

  3. Aeroplanes

  Aeroplanes which which cross the Atlantic are jets (pesawat- cross the Atlantic are jets (pesawat- pesawat pesawat yang mana yang mana mengarungi lautan atlantik itu mengarungi lautan atlantik itu adalah jet) adalah jet) 4.

  4. The man

  The man to whom to whom the letter was addressed had died the letter was addressed had died months before (orang months before (orang kepada siapa kepada siapa surat itu surat itu dialamatkan telah meninggal beberapa bulan lalu dialamatkan telah meninggal beberapa bulan lalu 5.

  5. The travelers

  The travelers with whom with whom

  I had spoken come from I had spoken come from distant town (para pelncong distant town (para pelncong dengan siapa dengan siapa saya telah saya telah berbicara datang dari kota yang jauh) berbicara datang dari kota yang jauh)

  e. Kalimat Rancu

  e. Kalimat Rancu Kalimat rancu terjadi jika kekacauan

  Kalimat rancu terjadi jika kekacauan penggabungan dua bentuk (dua bentuk yang penggabungan dua bentuk (dua bentuk yang benar disatukan menjadi salah) benar disatukan menjadi salah)

  Contoh: Contoh: 1.

  1. Diperlebarkan Diperlebarkan

  : dilebarkan/diperlebar : dilebarkan/diperlebar 2.

  2. Seringkali Seringkali

  : sering-sering/berkali-kali : sering-sering/berkali-kali 3.

  3. Dan lain sebagainya: dan lain-lain/dan Dan lain sebagainya: dan lain-lain/dan sebagainya sebagainya 4.

  4. Kadngkala Kadngkala

  : kadang-kadang/adakala : kadang-kadang/adakala 5.

  5. Pada zaman dahulu kala: zaman/kala Pada zaman dahulu kala: zaman/kala

  f. Kalimat Taksa

  f. Kalimat Taksa

Kalimat yang memiliki makna lebih dari satu

  

Kalimat yang memiliki makna lebih dari satu

(konotatif)

  (konotatif) Contoh:

  Contoh: 1.

  1. Lukisan Jamilah dipajang juga dalam

Lukisan Jamilah dipajang juga dalam

pameran itu. pameran itu.

  2.

  2. Garasi mobil yang mewah itu selalu Garasi mobil yang mewah itu selalu terpelihara terpelihara 3.

  3. Ibu Ahmad sakit Ibu Ahmad sakit

  g. Kalimat Tidak Lengkap

  g. Kalimat Tidak Lengkap Kalimat lengkap sekurang-kurangnya harus

  Kalimat lengkap sekurang-kurangnya harus memiliki S dan P dan berintonasi selesai memiliki S dan P dan berintonasi selesai

  Contoh: Contoh: 1.

  

1. Jika tidak ada dukungan masyarakat tidak akan

Jika tidak ada dukungan masyarakat tidak akan terwujud terwujud 2.

  2. Film produksi dalam negeri yang kurang Film produksi dalam negeri yang kurang bermutu yang tidak mampu bersaing di pasaran bermutu yang tidak mampu bersaing di pasaran 3.

  3. Sepuluh orang mahasiswa ITB yang berangkat Sepuluh orang mahasiswa ITB yang berangkat dua bulan lalu dengan menggunakan bus dua bulan lalu dengan menggunakan bus

  Kramat Jati dengan tujuan Sumatra untuk Kramat Jati dengan tujuan Sumatra untuk melakukan penelitian wabah penyakit demam melakukan penelitian wabah penyakit demam berdarah yang tiba-tiba berjangkit di beberapa berdarah yang tiba-tiba berjangkit di beberapa tempat di pulau itu tempat di pulau itu

  h. Kalimat Tidak Logis

  h. Kalimat Tidak Logis Kalimat yang secara semantik tidak bisa

  Kalimat yang secara semantik tidak bisa diterima akal. diterima akal.

  Contoh: Contoh: 1.

  1. Yang kencing di WC itu harus disiram Yang kencing di WC itu harus disiram 2.

  2. Dilarang kers membuang sampah ke Dilarang kers membuang sampah ke sungai. sungai.

  3.

  3. Jangan memarkir kendaraan di daerah Jangan memarkir kendaraan di daerah bebas parkir bebas parkir

i. Kalimat Mubazir/Pleonastis i. Kalimat Mubazir/Pleonastis

  Kalimat yang menggunakan kata atau Kalimat yang menggunakan kata atau kelompok kata yang berlebihan kelompok kata yang berlebihan

  Contoh: Contoh: 1.

  

1. Banyak kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan

Banyak kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan semaunya tanpa aturan. semaunya tanpa aturan.

  2.

  2. Tindakan manajer itu terlu keras sehingga Tindakan manajer itu terlu keras sehingga

akibatnya menyebabkan karyawn berunjuk

akibatnya menyebabkan karyawn berunjuk rasa. rasa.

  Kata yang sama maknanya: Kata yang sama maknanya:

  a) Adalah merupkan, b) mulai sejak, c) ulang

  a) Adalah merupkan, b) mulai sejak, c) ulang kembali, d) amat sangat sekali kembali, d) amat sangat sekali

  j. Variasi Kalimat j. Variasi Kalimat Beberapa cara memvariasikan kalimat.

  Beberapa cara memvariasikan kalimat.

  1.

  Menggabungkan beberapa kalimat pendek menjadi satu kalimat panjang. Caranya: a) dua kata yang sama kalimat panjang. Caranya: a) dua kata yang sama ditulis satu saja, b) menggunakan konjungsi ditulis satu saja, b) menggunakan konjungsi intrakalimat, c) makna kalimat setelah digabungkan intrakalimat, c) makna kalimat setelah digabungkan tidak boleh berubah. tidak boleh berubah.

1. Menggabungkan beberapa kalimat pendek menjadi satu

  Contoh: a) Peralatan untuk bernafas dalam air telah Contoh: a) Peralatan untuk bernafas dalam air telah ditemukan. b) Peralatan itu memungkinkan ditemukan. b) Peralatan itu memungkinkan dilakukannya pengumpulan hewan laut dalam keadaan dilakukannya pengumpulan hewan laut dalam keadaan segar. segar.

  Digabungkan menjadi: Peralatan untuk bernafas dalam Digabungkan menjadi: Peralatan untuk bernafas dalam air telah ditemukan sehingga memungkinkan air telah ditemukan sehingga memungkinkan dilakukannya pengumpulan hewan laut dalam keadaan dilakukannya pengumpulan hewan laut dalam keadaan segar segar

  2. Memenggal satu kalimat panjang

  2. Memenggal satu kalimat panjang

menjadi

menjadi

beberapa kalimat pendek

beberapa kalimat pendek

  Syarat: Syarat:

  1) 1)

  Setiap penggalan minimal harus memiliki Setiap penggalan minimal harus memiliki syarat subjek dan predikat syarat subjek dan predikat

  2) 2)

  Gunakan konjungsi antarkalimat Gunakan konjungsi antarkalimat

  3) 3)

  

Perhatikan apakah kalimat yang telah

Perhatikan apakah kalimat yang telah

terpisah tersebut memiliki koherensi atau terpisah tersebut memiliki koherensi atau tidak tidak

  3.

  3.

  Mengubah kalimat dengan Mengubah kalimat dengan

memindahkan

memindahkan

letak gatra (kata/kelompok kata yang

letak gatra (kata/kelompok kata yang

mempunyai fungsi dalam kalimat)

mempunyai fungsi dalam kalimat)

  Syarat: Syarat:

1) Bagilah kalimat berdasarkan gatra.

  1)

  Bagilah kalimat berdasarkan gatra.

  Contoh: (1) Dua hari yang lalu I (2) Contoh: (1) Dua hari yang lalu I (2)

teman saya I (3) pergi I (4) ke manila

teman saya I (3) pergi I (4) ke manila

  2) 2)

  

Pindah-pindahkan /pertukarkan gatra-

Pindah-pindahkan /pertukarkan gatra-

gatra tersebut sehingga kalimat bervariasi gatra tersebut sehingga kalimat bervariasi

  3) 3)

  Tidak boleh menambah atau mengurngi Tidak boleh menambah atau mengurngi kata

  PARAGRAF PARAGRAF Definisi Definisi paragraf adalah kelompok kalimat yang paragraf adalah kelompok kalimat yang merupakan bagian langsung dari sebuah merupakan bagian langsung dari sebuah karangan, terdiri atas satu pikiran utama yang karangan, terdiri atas satu pikiran utama yang

dikembangkan dalam beberapa pikiran penjelas,

dikembangkan dalam beberapa pikiran penjelas,

dan tersusun secara sistematis-logis”. dan tersusun secara sistematis-logis”.

  Syarat Syarat 1.

  Memiliki satu pokok PU dan beberapa PP

1. Memiliki satu pokok PU dan beberapa PP

  Unsur-Unsur Paragraf Unsur-Unsur Paragraf Transisi Transisi Transisi adalah penghubung antarparagraf. Penghubung ini bisa berupa kata,

  Transisi adalah penghubung antarparagraf. Penghubung ini bisa berupa kata, kelompok kata, atau kalimat. Kata sambung antarkalimat seperti kelompok kata, atau kalimat. Kata sambung antarkalimat seperti akan tetapi, akan tetapi, dengan demikian, jadi dengan demikian, jadi

  , dan , dan oleh sebab itu oleh sebab itu dapat digunakan sebagai transisi. dapat digunakan sebagai transisi.

  Pikiran Utama (PU) Pikiran Utama (PU) Pikiran utama adalah inti persoalan atau gagasan yang ingin disampaikan

  Pikiran utama adalah inti persoalan atau gagasan yang ingin disampaikan dalam paragraf. Pikiran utama ini bisa terdapat secara tersurat dalam kalimat dalam paragraf. Pikiran utama ini bisa terdapat secara tersurat dalam kalimat tertentu, bisa juga tersirat dalam keseluruhan uraian dalam paragraf tertentu, bisa juga tersirat dalam keseluruhan uraian dalam paragraf bersangkutan. bersangkutan.

  Pikiran Penjelas (PP) Pikiran Penjelas (PP)

Pikiran penjelas adalah rincian atau uraian pikiran yang menjelaskan gagasan atau inti

  

Pikiran penjelas adalah rincian atau uraian pikiran yang menjelaskan gagasan atau inti

persoalan (PU). Karena merupakan penjelas, PP biasanya terdiri atas beberapa kalimat.

persoalan (PU). Karena merupakan penjelas, PP biasanya terdiri atas beberapa kalimat.

  Penegas Penegas Penegas adalah bagian paragraf yang menegaskan inti persoalan atau pikiran utama

  Penegas adalah bagian paragraf yang menegaskan inti persoalan atau pikiran utama dalam paragraf. Fungsi penegas ada dua, yaitu sebagai pengulang atau penegas PU dalam paragraf. Fungsi penegas ada dua, yaitu sebagai pengulang atau penegas PU dan sebagai unsur yang menambah daya tarik sebuah paragraf, menghindarkan dan sebagai unsur yang menambah daya tarik sebuah paragraf, menghindarkan

  Skema Paragraf Skema Paragraf

Catatan: (1) Unsur-unsur itu tidak selalu hadir

  

Catatan: (1) Unsur-unsur itu tidak selalu hadir

serempak; serempak;

  (2) Urutan tidak selalu sama dengan (2) Urutan tidak selalu sama dengan skema skema

  Transisi PU PP Penegas

  Jenis Paragraf Jenis Paragraf

  A. Berdasarkan Pola Pikir

  A. Berdasarkan Pola Pikir

  

1. Paragraf Deduktif

  

1. Paragraf Deduktif

  Paragraf deduktif merupakan paragraf yang dimulai dengan inti Paragraf deduktif merupakan paragraf yang dimulai dengan inti uraian yang kemudian diikuti penjelasan. Dengan kata uraian yang kemudian diikuti penjelasan. Dengan kata lain, pikiran utamanya diletakkan di awal kemudian diikuti pikiran lain, pikiran utamanya diletakkan di awal kemudian diikuti pikiran penjelas. Contoh: penjelas. Contoh:

  “ “

  Akibat krisis ekonomi, harga sebagian bahan pokok Akibat krisis ekonomi, harga sebagian bahan pokok bergerak naik. Beras yang setahun lalu berharga Rp1.500,00/liter bergerak naik. Beras yang setahun lalu berharga Rp1.500,00/liter kini menjadi Rp 2000,00. Gula pasir yang semula Rp 3.000,00/kg kini menjadi Rp 2000,00. Gula pasir yang semula Rp 3.000,00/kg melonjak menjadi Rp 4.500,00/kg. Minyak kelapa yang dulu Rp melonjak menjadi Rp 4.500,00/kg. Minyak kelapa yang dulu Rp

  2.000,00/kg kini berubah menjadi Rp 4.500,00/kg. Demikian juga 2.000,00/kg kini berubah menjadi Rp 4.500,00/kg. Demikian juga bahan makanan pokok yang lain. Semua naik hampir mencapai bahan makanan pokok yang lain. Semua naik hampir mencapai

  100%” 100%”

  2. Paragraf Induktif

  2. Paragraf Induktif Paragraf dengan pola induktif merupakan kebalikan dari deduktif,

  Paragraf dengan pola induktif merupakan kebalikan dari deduktif, yaitu keterangan atau pikiran penjelas diletakkan di awal yaitu keterangan atau pikiran penjelas diletakkan di awal kemudian diakhiri dengan inti uraian atau pikiran utama. kemudian diakhiri dengan inti uraian atau pikiran utama.

  Contoh: Contoh:

  “ “

  Dalam kehidupan bermasyarakat, apa yang dibutuhkan Dalam kehidupan bermasyarakat, apa yang dibutuhkan seseorang belum tentu sama dengan apa yang dibutuhkan orang seseorang belum tentu sama dengan apa yang dibutuhkan orang lain. Di samping itu, suatu kebutuhan yang bisa dicapai oleh lain. Di samping itu, suatu kebutuhan yang bisa dicapai oleh seseorang belum tentu bisa dicapai orang lain. Dengan demikian, seseorang belum tentu bisa dicapai orang lain. Dengan demikian, dari waktu ke waktu kenyataan seperti itu akan selalu ada dari waktu ke waktu kenyataan seperti itu akan selalu ada

  Sehingga kemungkinan terjadinya konflik akibat perbedaan Sehingga kemungkinan terjadinya konflik akibat perbedaan tersebut akan selalu ada.” tersebut akan selalu ada.”

  

3. Paragraf Campuran

  

3. Paragraf Campuran

Paragraf campuran atau deduktif-induktif dimulai dengan inti

  Paragraf campuran atau deduktif-induktif dimulai dengan inti uraian (pikiran utama), diikuti penjelasan (pikiran penjelas), dan uraian (pikiran utama), diikuti penjelasan (pikiran penjelas), dan diakhiri dengan penegasan atau pengulangan inti uraian. diakhiri dengan penegasan atau pengulangan inti uraian.

  Contoh: Contoh:

  “ “

  Semua manusia pasti akan mati. Para penguasa yang disebut Semua manusia pasti akan mati. Para penguasa yang disebut

kaisar, sultan, raja, atau presiden meskipun hidup dengan fasilitas yang serba

kaisar, sultan, raja, atau presiden meskipun hidup dengan fasilitas yang serba

melimpah, mereka mati juga. Begitu pula para ahli bela diri yang setiap hari melimpah, mereka mati juga. Begitu pula para ahli bela diri yang setiap hari

memperkekar otot-otot tubuhnya dengan macam-macam pelatihan dan menu

memperkekar otot-otot tubuhnya dengan macam-macam pelatihan dan menu

makanan yang lengkap, akhirnya mati. Orang-orang suci mulai dari para nabi

makanan yang lengkap, akhirnya mati. Orang-orang suci mulai dari para nabi

sampai kyai yang doanya selalu atau hampir dikabulkan Tuhan, tetapi doa sampai kyai yang doanya selalu atau hampir dikabulkan Tuhan, tetapi doa untuk tidak mati tidak pernah terkabul. Jadi, manusia di dunia ini tidak ada untuk tidak mati tidak pernah terkabul. Jadi, manusia di dunia ini tidak ada yang bisa hidup abadi”. yang bisa hidup abadi”.

  

4. Paragraf Deskriptif

  

4. Paragraf Deskriptif

Paragraf deskriptif merupakan paragraph yang inti uraian atau pikiran

  Paragraf deskriptif merupakan paragraph yang inti uraian atau pikiran utamanya tersirat di seluruh bagian. Dengan demikian, inti uraian tersebut utamanya tersirat di seluruh bagian. Dengan demikian, inti uraian tersebut baru baru bisa ditemukan setelah membaca seluruh bagian paragraf tersebut dan bisa ditemukan setelah membaca seluruh bagian paragraf tersebut dan menyimpulkannya. menyimpulkannya.

  Contoh

Contoh

  “ “

  Letak kampus universitas itu kurang lebih seratus meter dari sebuah Letak kampus universitas itu kurang lebih seratus meter dari sebuah bukit yang di sekitar kakinya terhampar pepohonan yang rindang. Tepat di bukit yang di sekitar kakinya terhampar pepohonan yang rindang. Tepat di tengah kampus itu menjulang gedung utama dengan gaya arsitektur khas tengah kampus itu menjulang gedung utama dengan gaya arsitektur khas

  Indonesia lama. Berhadapan dengan gedung itu adalah perpustakaan yang Indonesia lama. Berhadapan dengan gedung itu adalah perpustakaan yang

tampak dari luar seperti tanpa penghuni karena pengunjungnya asyik dengan

tampak dari luar seperti tanpa penghuni karena pengunjungnya asyik dengan

bacaan masing-masing. Di setiap halaman gedung kuliah terdapat juga pohon-

bacaan masing-masing. Di setiap halaman gedung kuliah terdapat juga pohon-

pohon rindang tempat mahasiswa bersantai”. pohon rindang tempat mahasiswa bersantai”.

  2. Paragraf Perbandingan

  2. Paragraf Perbandingan Pikiran utama dijelaskan dengan membandingkan

  Pikiran utama dijelaskan dengan membandingkan dua hal, persamaan dan perbedaannya. dua hal, persamaan dan perbedaannya.

  Contoh Contoh

  “ “

  Kedua orang itu selain memiliki persamaan, juga Kedua orang itu selain memiliki persamaan, juga memiliki perbedaan. Aminah dan Hindun sama-sama memiliki perbedaan. Aminah dan Hindun sama-sama menyukai olah raga bulu tangkis. Juga mereka sama menyukai olah raga bulu tangkis. Juga mereka sama menyukai piknik ke pantai atau menonton film humor. menyukai piknik ke pantai atau menonton film humor.

  

Namun, dalam memilih warna pakaian mereka berbeda.

  

Namun, dalam memilih warna pakaian mereka berbeda.

  Aminah lebih menyukai warna merah, sedangkan Aminah lebih menyukai warna merah, sedangkan Hindun menyukai warna biru”.

  Hindun menyukai warna biru”.

  3. Paragraf Analogi

  3. Paragraf Analogi Pikiran utama dijelaskan dengan mengibaratkan atau

  Pikiran utama dijelaskan dengan mengibaratkan atau memgumpamakan dengan sesuatu yang memiliki kesamaan sifat. memgumpamakan dengan sesuatu yang memiliki kesamaan sifat.

  Contoh Contoh

  “ “

  Kehidupan manusia ibarat roda yang sedang berputar, Kehidupan manusia ibarat roda yang sedang berputar, kadang berada di atas kadang-kadang di bawah. Suatu waktu kadang berada di atas kadang-kadang di bawah. Suatu waktu mungkin juga roda itu meluncur cepat tanpa goncangan sebab mungkin juga roda itu meluncur cepat tanpa goncangan sebab melaju di jalan tol. Pada waktu yang lain roda itu penuh melaju di jalan tol. Pada waktu yang lain roda itu penuh goncangan karena berjalan melalui batu-batu dan lubang-lubang goncangan karena berjalan melalui batu-batu dan lubang-lubang yang dalam. Adakalanya roda itu harus mendaki tanjakan yang yang dalam. Adakalanya roda itu harus mendaki tanjakan yang sangat tajam, namun tidak jarang juga harus meluncuri turunan sangat tajam, namun tidak jarang juga harus meluncuri turunan yang licin”. yang licin”.

  4. Paragraf Sebab-Akibat

  4. Paragraf Sebab-Akibat Pikiran utama dijelaskan dengan mengemukakan sebab atau

  Pikiran utama dijelaskan dengan mengemukakan sebab atau akibat dari pernyataan-pernyataan. akibat dari pernyataan-pernyataan.

  Contoh Contoh

  “ “

  Banjir dapat disebabkan faktor-faktor berikut: (1) sungai- Banjir dapat disebabkan faktor-faktor berikut: (1) sungai- sungai yang makin sempit dan dangkal, (2) hutan-hutan yang sungai yang makin sempit dan dangkal, (2) hutan-hutan yang makin kerdil, dan (3) sampah yang dibuang sembarangan. Semua makin kerdil, dan (3) sampah yang dibuang sembarangan. Semua faktor itu selalu ada kaitannya dengan ulah manusia. Faktor faktor itu selalu ada kaitannya dengan ulah manusia. Faktor pertama merupakan akibat tepian sungai dijadikan permukiman. pertama merupakan akibat tepian sungai dijadikan permukiman.

  Faktor kedua merupakan akibat keserakahan dalam meraup Faktor kedua merupakan akibat keserakahan dalam meraup

  Keuntungan sehingga hutan ditebang sewenang-wenang. Faktor Keuntungan sehingga hutan ditebang sewenang-wenang. Faktor ketiga sebagai akibat rendahnya kesadaran lingkungan yang ketiga sebagai akibat rendahnya kesadaran lingkungan yang mungkin pula disebabkan kurangnya pendidikan”. mungkin pula disebabkan kurangnya pendidikan”.

  5. Paragraf Kronologi

  5. Paragraf Kronologi Pikiran utama dijelaskan dengan memberikan keterangan secara

  Pikiran utama dijelaskan dengan memberikan keterangan secara terperinci dari A sampai Z. terperinci dari A sampai Z.

  Contoh: Contoh:

  Proses kejadian manusia menurut ahli antropologi adalah Proses kejadian manusia menurut ahli antropologi adalah sebagai berikut. Sejenis makhluk yang disebut sebagai berikut. Sejenis makhluk yang disebut primat primat

  , muncul , muncul pertama kali dari mamalia kira-kira tujuh puluh juta tahun yang pertama kali dari mamalia kira-kira tujuh puluh juta tahun yang lalu. Setelah berevolusi kurang lebih selama empat puluh juta lalu. Setelah berevolusi kurang lebih selama empat puluh juta tahun makhluk primat itu bercabang-cabang di antaranya sejenis tahun makhluk primat itu bercabang-cabang di antaranya sejenis cabang yang disebut cabang yang disebut hominoid hominoid

  . Setelah menempuh waktu selama . Setelah menempuh waktu selama lima belas juta tahun, dari lima belas juta tahun, dari hominoid hominoid itu lahirlah sejenis kera yang itu lahirlah sejenis kera yang disebut disebut pongid pongid