erator  listrik  dan  pengembangan teknologi PLTBg dari sampah kota.   Perancangan sistem  konversi energi  lis-
trik  dari  sampah dan  mendesain landfill  penghasil bio- gas  serta  adsorben  untuk  meningkatkan  kualitas
biogas yang  dihasilkan disajikan dalam makalah ini.
Dengan  tersedianya  teknologi  ini,  diharapkan dua isu  strategis dapat  dipecahkan,  yaitu   lingkungan dan
ketersediaan  energi    yang   kedepannya  akan    ikut   me- ningkatkan rasio  elektrifikasi.
II.    METODOLOGI
Metode yang  digunakan dalam penelitian ini adalah survei,   perancangan dan  eksperimen.  Sampel  diambil
dari  kota  Pontianak Pasar  Flamboyan dan  TPA  Batu Layang.    Landfill  skala  Pilot  di  tempatkan  pada  lokasi
di  area    Fakultas  Teknik    Untan.      Perancangan, eksperimen  dan  analisis  dilakukan  di  Lab.  Teknik
Kendali    UNTAN,  Lab.     Kimia    FMIPA   UNTAN  dan Lab.   Limbah   Bahan Berbahaya dan  Beracun  B3 ITB.
Prosedur penelitian adalah sebagai  berikut:
•  Survei    dan    identifikasi   persoalan   TPA   dalam menghasilkan  biogas  untuk  dikonversi  menjadi
lis- trik, •  Rancang  bangun  landfill    skala  pilot  untuk
fermen- tasi  anaerobik sampah kota, •   Pengisian  landfill    skala    pilot    dengan  sampah
or-  ganik    kota    terpilah  dan    melakukan karakterisasi sampah,
• Pembuatan
prototipe PLTBg
dengan memodifikasi   generator  bensin    agar  dapat
dijalankan  dengan  ba-  han  bakar    Liquified Petroleum Gas  LPG dan  Bio- gas,
•  Analisis   fase   fermentasi  pada  landfill   skala   pi- lot  hidrolisis,  acidogenesis,  dan  metanogenesis
melalui pengambilan data  COD  dan  pH  dari  lindi, •  Analisis  GSA Adsorben  Kaolin-Zeolit, Impregnasi
KI, Impregnasi  KI-ZnO, •  Analisis   aliran   gas  dan   Konsentrasi Biogas  CH
4
, CO
2
, H
2
S, CO baik  tanpa atau  dengan adsorben, •  Pengujian  generator  listrik      dengan    tiga
bahan  bakar  Bensin,  LPG,   dan  Biogas  hasil fermentasi  sampah  dan  pengukuran  parameter
listrik.
III.    HASIL DAN  PEMBAHASAN
A.    Hasil  Identifikasi
TPA   yang   telah   disurvei  tidak   menghasilkan  gas CH
4
sampai saat  ini  meskipun sudah  ditutup  kurang lebih  beberapa tahun. Hal  ini kemungkinan besar  dise-
babkan  oleh  konstruksi  pipa    yang  terendam  karena be-  rada    di  bawah  permukaan  lindi,    karakteristik
sampah,  dan  sistem    pengumpulan  biogas  yang  tidak sempurna.
B.    Karakterisasi  Sampah  kota Sampel
Pada   penelitian ini,  karakterisasi sampah  kota  yang digunakan  disajikan  pada
T
A  B  E  L
1
.      Dalam penelitian  ini   dibuat  landfill    skala    laboratorium  dan
skala   pilot. Makalah  ini   akan   difokuskan  pada  skala pilot.       To- tal  sampah yang  dimuat ke  dalam landfill
skala  pilot adalah ±16 ton.
T
A B E L
1:  Hasil Analisis Sampah Kota
No Parameter
Nilai
1 Nitrogen-Total
0,59  BK 2
C-Organik 22,27  BK
3 Phospat
523,032 mgKg BK 4
Nilai  kalor 4418,22 Calgr
5 CN
37,74  BK 6
Kadar  air 37,28
G
A M B A R
1:  Konstruksi dan Pengisian Landfill Skala
Pilot
Adapun  konstruksi landfill  skala  pilot  dan  sebagian proses  pengisian disajikan pada
G
A M B A R
1
.
C.    Biogas
Hasil  pengukuran  konsentrasi biogas  di landfill  skala pilot   pada  bulan   ke-4  dengan  variasi   adsorben  yang
berbeda hasil  modifikasi dari  bulan-bulan  sebelumnya disajikan pada
G
A M B A R
2
. Dari
G
A  M  B  A  R
2
terlihat  bahwa  konsentrasi  gas CH
4
tanpa  adsorben  telah    mencapai  58,5  volume, namun  setelah    dilewatkan   pada  beberapa  jenis
adsorben  kon-  sentrasi  CH
4
meningkat  hingga mencapai  68,5  saat   menggunakan    adsorben  yang
merupakan  campuran  kaolin-zeolit dengan  rasio   3:1, sedangkan  saat  biogas dilewatkan pada adsorben yang
merupakan campuran
kaolin:zeolit   dengan perbandingan    kaolin:zeolit  =  1:6  konsentrasi  CH
4
adalah  sebesar   69,5  volume.   Dari hasil   analisis   ini dapat  dinyatakan  bahwa  adsorben campuran  kaolin-
zeolit  merupakan adsorben  yang
baik  dalam meningkatkan  konsentrasi  CH
4
terutama  cam-  puran kaolin:  zeolit  dengan rasio  1:6.
G
A  M  B  A  R
2:     Hasil  pengukuran    kandungan    biogas  pada
landfill skala pilot
Adsorbsi  gas   yang   sama   juga   dilakukan  dengan menggunakan karbon aktif  yang  dibuat dari  cangkang
sawit,  yaitu: a  Impregnasi dengan  senyawa logam   Kalium   Iodida
KI, b  Impregnasi dengan  senyawa logam   Kalium   Iodida
KI  yang    dilanjutkan dengan  penambahan  logam ZnO.
Kedua   jenis  karbon  aktif   a  dan   b  menunjukkan hasil  yang  sedikit  berbeda, dimana  adsorbsi dengan  a
dapat  meningkatkan konsentrasi CH
4
hingga  menca- pai  ±69,  sedangkan  karbon  aktif  yang   berasal   dari
cangkang  dan  mengalami  perlakukan  b  dapat mening- katkan konsentrasi gas  CH
4
hingga mencapai ±70,5  volume.       Dari     hasil     analisis     ini    dapat
disimpulkan  bahwa    adsorben   yang     terbaik  dalam meningkatkan  konsentrasi  gas  CH
4
adalah  karbon aktif   yang    berasal  dari  cangkang  sawit    dan  melalui
perlakuan  impregnasi  dengan  senyawa  KI  yang dilanjutkan dengan senyawa ZnO.
Selain  pengukuran gas  CH
4
, dilakukan juga  pengu- kuran gas  CO  carbon  monoksida, CO
2
karbon diok- sida  dan  Hidrogen Sulfida  H
2
S. Dari  gambar terlihat bahwa  rata-rata  kandungan  gas  secara  berurutan
tanpa  absorben  pada  landfill    skala  pilot  secara berurutan  un-  tuk  CH
4
,CO
2
,   CO  dan  H
2
S  adalah 58,5; 13,1; 7,42 dan
1,76  ppm.    Adsorben  yang   menaikan gas  CH
4
paling tinggi  adalah absorben karbon aktif  komersial menjadi
70,5  tetapi  menurunkan  CO  dan  CO
2
serta menaikkan  H
2
S.  Semakin  tinggi  CH
4
dan  semakin rendah  CO
2
,  CO  dan    H
2
S,  semakin  baik   biogas    dan absorbennya.      Ab-  sorben    yang    terbaik  dalam
menurunkan  paling   rendah gas  CO
2
dan   H
2
S  adalah karbon  aktif    dari    cangkang  dengan  aktivasi  kimia
menjadi 11,4 ppm   dan  0,83 ppm tetapi  menaikkan gas CO.  Absorben  yang  menurunkan  paling    rendah  CO
adalah  absorben kaoli-zeolit dengan rasio  1:1 menjadi 6,75 ppm  tetapi  menaikan konsentrasi gas  H
2
S. Pada    pengukuran  tanpa  menggunakan   adsorben
konsentrasi  gas  CO
2
adalah  sebesar   13,1  ppm,   berku- rang  menjadi 12; 12,7; 12,3 dan  11,4 ppm  setelah  meng-
gunakan  adsorben  kaolin:zeolit =  1:1;  kaolin:    zeolit =  3:1;  karbon  aktif   komersial  dan   karbon  aktif   dari
cangkang  sawit   yang   diaktivasi  secara   kimia.    Dapat dikatakan berasal   dari   cangkang  sawit   dan  diaktivasi
kimia  mampu menurunkan kadar CO
2
sebesar  13. Pengukuran tanpa menggunakan adsorben menun-
jukkan  nilai  rata-rat bahwa konsentrasi H
2
S pada land- fill skala  pilot  adalah 1,76 ppm.   Setelah  biogas  tersebut
konsentrasi  H
2
S berkurang  menjadi 0,83  ppm   untuk adsorben campuran  kaolin-zeolit masing-masing untuk
rasio  kaolin  : zeolite  = 3:1 dan  karbon aktif  yang  beradal dari  cangkang sawit  yang  telah  diaktivasi secara  kimia.
Di  sisi  lain,   aliran   gas   merupakan  faktor   penting dalam  melihat volume dari  biogas  dari  landfill.
G
A M
-
B A R
3
menyajikan  grafik   rata-rata  aliran   biogas   yang langsung diukur pada landfill  skala  pilot  ±16 ton  sam-
pah  dalam  penelitian ini.   Aliran   biogas  berkisar  an- tara  53-75 mlmenit.  Jika  kita  ambil  nilai  aliran   min-
imal  53  mlmenit,  dalam satu   jam  aliran   biogasnya adalah sebesar   3.180 mljam atau  0,0318 m
3
jam.   De- ngan   waktu  yang   lebih   panjang  didapat  volume  gas
sebesar   0,7632 m
3
hari atau   278,568 m
3
tahun.   Ada- pun  perkiraan waktu produksi gas dari  volume sampah
±16 ton  adalah antara 3,5-5 tahun.
G
A  M  B  A  R
3:    Hasil  Pengukuran  Aliran  Biogas  pada  Landfill