Diagnose Keperawatan Intervensi Keperawatan dan Rasional

1. Diagnose Keperawatan

1. Resiko tinggi terjadi infeksi s.d penurunan daya tahan tubuh, prosedur invasive, malnutrisi dan penyakit kronis. 2. Resiko tinggi devisit cairan s.d kurang intake cairan, muntah, perdarahan, diare, demam 3. Nyeri s.d pembesaran organ intraabdominal, dan manifestasi dari kecemasan. 4. Keterbatasan aktivitas s.d kelemahan, penurunan cadangan energi, suplay oksigen yang tidak seimbang, terapi isolasi. 5. Kurangnya pengetahuan tentang perjalanan penyakit, prognosis dan pengobatan s.d kurangnya informasi, atau misinterprestasi.

2. Intervensi Keperawatan dan Rasional

DX INTERVENSI RASIONAL 1 - Tempatkan pada ruang khusus dan batasi pengunjung. Awasi pemberian buah dan sayyur segar. - Lakukan protap pencucian tangan bagi setiap orang yang kontak dengan klien - Monitor vital sign - Cegah peningkatan suhu tubuh dengan cara pemberian cairan yang adekuat serta lakukan kompres hangat. - Untuk menjaga klien dari agent patogen yang dapat menyebabkan infeksi. - Mencegah infeksi silang - Progresive hipertermia sebagai pertanda infeksi atau demam sebagai efek dari pemakaian kemotherapi maupun tranfusi - Membantu menghilangkan demam yang dapat menimbulkan ketidak seimbamgan cairan tubuh, ketidak 3 2. - Lakukan pemeriksaan suara nafas dan batuk secara teratur.. - Pegang klien dengan lembut dan linen tetap kering dan rapi. - Jaga integritas kulit, luka yang terbuka dan kebersihan kulit dengan pembersih antibakteri. - Periksa mukosa mulut dan lakukan oral hygiene. - Jaga kebersihan kebersihan anus dan genital. - Awasi istirahat dan pola tidur klien secara ketat. - Berikan asupan makanan yang adekuat yang mengandung cairan serta protein tinggi. - Lakukan tindakan kolaborasi: - Blood test count : WBC dan Neutrofil. - Lakukan kulture - Pemberian antibiotik sesuai order. - Review serial X-Ray - Berikan makanan yang memiliki resiko tinggi menimbulkan infeksi sperti yang sudah dimasak atau yang sudah diproses secara higienes. nyamanan serta komplikasi CNS. - Mencegah sumbatan sekresi saluran pernafasan. - Mencegah eksoriasi. - Untuk mencegah infeksi local. Luka biasanya tidak bernanah akibat rendahnya kadar granulosit. - Jaringan mukosa mulut merupakan medium bagi perkembangan bakteri. - Untuk mencegah terjadinya infeksi anal maupun genital. - Untuk konservasi energi bagi perkembangan sel-sel klien. - Untuk mempertahankan daya tahan tubuh klien dan keseimbangan cairan tubuh kien. - Penurunan WBC merupakan kesimpulan dari proses penyakit dan efek samping dari pengobatan kemoterapi. - Untuk mengetahui sensitivitas kuman. - Untuk mencegah infeksi - Indikator dari perkembangan kondisi klien. 4 3. - Monitor intake dan out-put - Tim bang berat badan setiap hari - Monitor Tensi dan frekwensi jantung. - Evaluasi turgor kulit, capiler refill, dan kondisi mukosa. - Perhatikan mukosa dari ptechie, ecchymosis, perdarahan gusi. - Lakukan tindakan yang lembut untuk mencegah perlukaan seperti menggunakan sikat gigi yang lembut, kapas swab, lakukan tepid sponge, gunakan alat cukur elektrik. - Kolaborasi: - Lakukan pemasangan IV line - Monitor laboratorium Platelet, HbCt, cloting. - Pemberian anti muntah - Pemberian Alluporinol - Kaji keluhan nyeri dengan skala - Penurunan volune cairan dapat menjadi prekusor kerusakan RBC sehingga dapat menimbulkan kerusakan tubulus ginjal dan terbentuknya batu ginjal. - Untuk melakukan analisis tentang fungsi ginjal. - Perubahan dapat menjadi indikasi hipovolemia. - Sebagai indicator status dehidrasi. - Penekanan bone narrow dan produksi platelet yang rendah beresiko menimbulkan perdarahan yang tak terkontrol. - Jaringan yang lemah, dan mekanisme pembekuan yang abnormal sering menjadi penyebab perdarahan tak terkontrol. - Untuk mempertahankan kebutuhan cairan tubuh. - Jika platelet count 20000mm. Penurunan HbHct dapat menimbulkan 5 4. 5 nyeri 0 – 10 - Monitor vital sign dan kaji ekpresi nonverbal. - Jaga lingkungan agar tetap tenang - Kurangi stimulasi yang meningkatkan stress. - Letakkan pada posisi nyaman - Lakukan perubahan posisi secara periodic - Evaluasi koping mekanisme klien - Kolaborasi: - Kadar asam urat - Pemberian analgetik - Pemberian narkotik - Antianxiety - Kaji kelemahan tubuh klien dan ajak anak berpartisipasi untuk bermain. - Berikan kesempatan istirahat dan tidur yang cukup - Berikan makanan selingan yang cukup selama kemotherapi - Kolaborasi: - Antiemetik - Berikan oksigen - Berikan penjelasan tentang patologi leukemia, tindakan serta prognosenya.kepada keluarga perdarahan. - Mencegah hilangnya cairan melalui muntahan. - Mencegah timbulnya nefropati - Untuk mempermudah intervensi dan observasi terhadap - Mengetahui efektivitas tindakan terhadap nyeri. - Meningkatkan kesempatan istirahat dan memperbaiki koping mekanisme. - Mencegah rasa tidak nyaman pada persendian - Meningkatkan sirkulasi jaringan dan mobilitas sendi. - Untuk mengetahui kemampuan kontrol klien terhadap nyeri. - Mengkaji efek dari leukemia terutama pada fase pengobatan, sehingga perlu dianalisa perlu tidaknya bantuan. - Untuk menyimpan energi dan perbaikan sel. - 6 - Menyiapkan mental untuk tindakan menghadapi kasus yang diderita anaknya. 7 BAB II TINJAUAN KASUS Ruangan: Interna laki –laki RSUD Dr. Sutomo Surabaya.

III. Pengkajian