tinggi. Perintah raja biasanya diturunkan kepada pejabat-pejabat dibawah, antara lain yaitu:
a Rakryan Mahamantri Katrini biasa dijabat putra-putra raja b Rakryan Mantri ri Pakira-kiran dewan menteri yang melaksanakan
pemerintahan c Dharmmadhyaksa para pejabat hukum keagamaan
d Dharmma-upapatti para pejabat keagamaan
Dalam Rakryan Mantri ri Pakira-kiran terdapat seorang pejabat yang terpenting yaitu Rakryan Mapatih atau Patih Hamangkubhumi. Pejabat ini
dapat dikatakan sebagai perdana menteri yang bersama-sama raja dapat ikut melaksanakan kebijaksanaan pemerintahan. Selain itu terdapat pula
semacam dewan pertimbangan kerajaan yang anggotanya para sanak saudara raja yang disebut sebagai Bhattara Saptaprabhu.
440. Kerajaan islam
Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan Aceh
Kerajaan Demak
Kerajaan Pajang
Kerajaan Mataram Islam
Kerajaan Cirebon
Kerajaan Banten
Kerajaan Gowa-Tallo
Kerajaan Ternate dan Kerajaan Tidore
441. Agresi militer
AGRESI MILITER BELANDA I
21 Juli 1947
sampai 5 Agustus
1947
Perselisihan pendapat akibat perbedaan penafsiran dalam melaksanakan Perjanjian Linggarjati menimbulkan konflik antara
Indonesia dan Belanda. Pada tanggal 27 Mei 1947, Belanda mengeluarkan nota berupa ultimatum yang harus dijawab pemerintah
Indonesia dalam waktu 14 hari, karena tidak mencapai kesepakatan terhadap nota tersebut maka pada tanggal 21 Juli 1947, tengah Malam
Belanda melancarkan serangan keseluruh daerah republik Indonesia. Operasi yang di beri label “aksi polisional” ini merupakan agresi yang
dikenal dengan Agresi Militer I. Pasukan-pasukan belanda bergerak ke Jakarta dan Bandung untuk menguasai Jawa Barat, dan dari Surabaya
untuk menguasai Madura dan wilayah Jawa Timur, serta satu pasukanlagi untuk memduduki Semarang. Di Sumatra pasukan
Belanda berusaha menguasai perkebunan-perkebunan disekitar Medan. Instalasi minyak dan batubara di Palembang dan sekitarnya juga
diserang dan dikuasai. Pasuka TNI memutuskan mundur ke pedalaman sambil menjalankan taktik bumi hangus dan taktik gerilia.
Sistem wehrkreise diterapkan dengan menggantikan sistem pertahanan liner.
Dengan taktik itu, Belanda hanya mampu bergerak di kota-kota dan jalan raya. Sementara wilayah lainnya dikuasai sepenuhnya oleh TNI.
Walaupun dengan kemampuan teknik sangat terbatas, TNI Angkatan Udara mulai berperan aktif dalam perang melawan Belanda. Dengan
bermodalkan pesawat tua peninggalan Jepang, yang terdiri dari sebuah pesawat pengebom Guntai dan dua buah pesawat pemburu Cureng, dan
penerbangan AURI terlibat dalam beberapa serangan udara terhadap Belanda. Pada tanggal 29 Juli 1947, ketiga pesawat yang berpangkalan
di Maguwo Yogyakarta ini terlibat pertempuran di Ambarawa, Salatiga dan Semarang.
AGRESI MILITER BELANDA II
19 Desember 1948
Situasi dalam negeri Indonesia yang sedang memberantas PKI dimanfaatkan oleh Belanda. Pada tanggal 18 Desember 1948 malam,
Dr Beel memberitahukan kepada delegasi RI dan Komisi Tiga Negara
KTN bahwa Belanda tidak lagi terikat dan tidak mengakui perjanjian Renville. Keesokan harinya, Belanda melancarkan agresi militer yang
kedua kalinya. Sasaran Belanda langsung ditujukan untuk menguasai ibu kota RI di Yogyakarta. Denagn taktik perang kilat, Belanda juga
menyerang wilayah RI lainnya. Serangan diawali dengan terjunnya pasukan payung di Pangkalan Udara Maguwo Adisucipto dan
pengebomam beberapa tempat di Yogyakarta. Dalam waktu singkat, pasukan Belanda berhasil menguasai Ibu kota RI. Pimpinan tertinggi
negara dan beberapa pejabat tinggi, seperti Presiden, wakil presiden, kepala staf angkatan udara, dan beberapa pejabat tinggi lainnya
ditawan oleh Belanda. Presiden Sukarno diasingkan ke Parapat Sumatra Utara kemudian ke Bangka. Wakil Presiden Mohammad
Hatta dibuang ke Bangka. Pada saat pasukan Belanda menyerang kota Yogyakarta, kabinet sempat bersidang di Istana Presiden pada pagi hari
tanggal 19 Desember 1948. Sidang memutuskan bahwa bila terjadi sesuatu kepada Mr. Syafrudin Prawiranegara, Menteri Kemakmuran
Rakyat yang sedang berada di Bukittinggi untuk membentuk Pemerintahan Darurat RI PDRI.
442. Kapan Indonesia gabung APEC?