Geologi Detail Daerah Halerman

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 50-3 terdiri dari tufa gampingan, tufa pasiran bersisipan konglomerat, setempat napal batugamping berumur Miosen Akhir hingga Miosen Awal. Formasi Alor ini hampir meliputi sebagian besar pulau Alor, sedangkan Fm Laka tersebar hanya terdapat di Tanjung Kebola dan sebelah utara teluk Kalabahi. Kedua formasi ini ditutupi secara tidak selaras oleh produk gunung api tua Qtv yang terdiri dari lava, breksi dan tuffa pasiran berbatu apung bersusunan andesit sampai basal. Gunung api tua berumur Pliosen Akhir hingga Pliosen Awal. Sedangkan batuan berumur muda antara lain; batugamping koral Ql, endapan danau Qalk, serta Aluvium dan endapan pantai Qal diendapkan secara tidak selaras diatas batuan yang lebih tua.

2.2. Geologi Detail Daerah Halerman

Morfologi daerah prospek Halerman terlihat pada bagian belakang merupakan perbukitan bergelombang, umumnya ditempati oleh batuan Formasi Alor yang terdiri atas lava, breksi bersisipan tufa. Sedangkan pada bagian depan merupakan perbukitan sedang yang terpisah ditempati oleh batuan Dasit dan batuan intrusi Diorit Kuarsa. Pola sungai yang berkembang di daerah Halerman ini terlihat pola semi radier dan dentritik, sedangkan sungai utama sungai Mahi pada bagian hilir telah memperlihatkan pola meander dan telah ditutupi oleh batuan alluvial Batuan tertua di daerah Halerman terdiri atas batuan dasit yang telah mengalami ubahan lemah hingga sedang serta sebagian telah mengalami ubahan lanjut Gambar.4. Diikuti oleh batuan tufa lithic yang muncul akibat sesar naik mengikuti alur sungai Alu Muhi dengan ditandainya muncul aktivitas air panas. Batuan breksi vulkanik pada umumnya tidak mengalami ubahan dan terlihat menutupi batuan dasit, sedangkan batuan intrusi dan retas merupakan batuan termuda pada daerah ini yang menerobos batuan sekitarnya sehingga terjadi silisifikasi kuat dan stock work gypsum pada Bukit Kemuhaba dan Bukit Buktang, terlihat ada 7 sampai 21 veinlet gypsum Foto.1 dengan ketebalan veinlet 0,5 milimeter sampai tiga milimeter tebal terdapat pada ketebalan satu meter batuan. 2.3. Geologi Detail Daerah Wakapsir Batuan tertua di daeah Wakapsir terdiri dari batuan tufa dasit yang tersebar sebagian besar didaerah ini, ditutupi secara tidak selaras oleh batuan breksi vulkanik yang menyebar sampai bagian selatan pantai daerah Wakapsir Gambar.5. Sepanjang sungai Gilaa, sungai Sunan dan sungai Erba tersingkap batuan Dasit yang mengalami alterasi sedang hingga alterasi kuat Gambar.6 dan dibeberapa tempat Foto.2 dijumpai mineralisasi mineral logam bersama urat kuarsa Chalcopyrite, Malachite, Azurite, Bornite, Zinc, Galena Sphalerite, pyrite dan Emas ? serta Barite, kemungkinan akibat adanya intrusi batuan beku Andesit yang terlihat dibagian selatan daerah ini. Daerah Wakapsir lokasi 2 mempunyai potensi bahan galian mineral logam bersama urat kuarsa, mineral utama yaitu : Chalkopyrit, Bornit, Chrysocola, malachit, pyrit dan Galena serta emas. Pada daerah Sungai Gilaa, Sungai Suren dan Sungai Erba juga dijumpai singkapan mineralisasi dengan urat kuarsa mengandung logam dasar dan emas. Hasil analisis yang pernah dilakukan oleh Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2003 menunjukkan kandungan emas berkisar antara 0, 23 grt hingga 0, 43 grt Au. Tipe endapan mineralisasi daerah Wakapsir ini merupakan tipe epithermal dengan base metal dan sebagai gangue mineral Rhodochrosit dan kuarsa. Untuk hal ini Tim Konservasi Pulau Alor tahun 2004 juga melakukan penyontohan dan analisis kimia, untuk mengecek ulang apakah kadar emas dalam contoh tersebut memang demikian adanya atau berbeda dengan hasil analisis tersebut. Di daerah ini, menurut informasi dari masyarakat serta anggota legislatif DPRD Kabupaten Alor, telah ada investor yang datang untuk mengusahakan tambang emas. Mereka membawa teknologi amalgamasi dengan air raksa sebagai pengolahan dan sistem glundung tromol dengan pengerak kincir air seperti dapat dilihat pada Foto.3. Pemda Kabupaten Alor telah melakukan kerjasama dengan investor untuk melakukan penambangan emas tersebut, akan tetapi sampai sekarang belum ada hasilnya.

2.4. Bahan Galian Gypsum