PENYELENGGARA RE-SERTIFIKASI BIAYA PENYELENGGARAAN RE-SERTIFIKASI KETENTUAN ADMINISTRATIF RE-SERTIFIKASI SYARAT TEKNIS RE-SERTIFIKASI

9 ilmu dan kegiatan publikasi ilmiah yang dilakukan oleh Apoteker selama kurun waktu berlakunya Sertifikat Kompetensi. 10. Portofolio adalah sekumpulan informasi pribadi yang berisi catatan atau dokumen atas pencapaian prestasi dalam menjalankan praktik profesi danatau pendidikan profesinya. 11. Pengurus Pusat adalah Pengurus Ikatan Apoteker Indonesia di Tingkat Pusat. 12. Pengurus Daerah adalah Pengurus Ikatan Apoteker Indonesia di Tingkat Propinsi. 13. Pengurus Cabang adalah Pengurus Ikatan Apoteker Indonesia di tingkat KabKota.

B. PENYELENGGARA RE-SERTIFIKASI

Re-Sertifikasi diselenggarakan oleh Tim Sertifikasi dan Re-Sertifikasi Daerah sesuai dengan kebutuhan berdasarkan Pedoman ini.

C. BIAYA PENYELENGGARAAN RE-SERTIFIKASI

Biaya Re-Sertifikasi ditanggung oleh pemohon yang terdiri dari biaya Sertifikat Kompetensi yang besarnya ditentukan oleh Pengurus Pusat dan biaya registrasi dan verifikasi yang ditentukan oleh Pengurus Daerah IAI setempat.

D. KETENTUAN ADMINISTRATIF RE-SERTIFIKASI

Untuk mengikuti Program Re-Sertifikasi, Apoteker harus memenuhi ketentuan administratif sebagai berikut : a. Melampirkan photo copy Sertifikat Kompetensi Profesi Apoteker yang telah atau akan habis masa berlakunya. b. Mengisi borang Permohonan Re-Sertifikasi kepada Badan Sertifikasi Profesi melalui Pengurus Daerah. c. Mengisi borang-borang dalam Buku Log Log Book. d. Mengisi berkas-berkas dalam Portofolio Pembelajaran. e. Membayar biaya registrasi dan verifikasi Re-Sertifikasi. f. Membayar Sertifikat Kompetensi bila dinyatakan Lolos Re-Sertifikasi. Pengisian borang dan berkas dapat dilakukan secara ONLINE apabila sistem telah tersedia . Syarat-syarat dan ketentuan lebih lanjut mengenai Re-Sertifikasi ditentukan oleh Pengurus Pusat dalam hal ini adalah Badan Sertifikasi Profesi.

E. SYARAT TEKNIS RE-SERTIFIKASI

Untuk mengajukan permohonan Re-Sertifikasi, Apoteker memenuhi ketentuan : 1. Memiliki sekurangnya 60 SKP-Praktik, dan 2. Memiliki sekurangnya 60 SKP-Pembelajaran, dan 3. Memiliki sekurangnya 7,5 SKP-Pengabdian, denganatau tanpa 10 4. Memiliki sampai dengan 37,5 SKP-Publikasi Ilmiah, denganatau tanpa 5. Memiliki sampai dengan 37,5 SKP-Pengembangan Ilmu. Pencapaian SKP untuk keperluan Re-Sertifikasi tercermin seperti dalam Tabel 1. Tabel 1. Pencapaian Bobot SKP No Domain Kegiatan Proporsi Pencapain Jumlah SKP dalam 1 tahun Jumlah SKP dalam 5 tahun 1. Kegiatan Praktik Profesi 40 - 50 12 - 15 60 – 75 2. Kegiatan Pembelajaran 40 - 50 12 - 15 60 – 75 3. Kegiatan Pengabdian Masyarakat 5 - 15 1,5 - 4,5 7,5 – 22,5 4. Kegiatan Publikasi Ilmiah atau popular di bidang kefarmasian 0 - 25 0 - 7,5 0 - 37,5 5. Kegiatan Pengembangan Ilmu dan Pendidikan 0 - 25 0 - 7,5 0 - 37,5 Kinerja yang berupa Publikasi Ilmiah dan Pengembangan Ilmu bersifat “Tidak Wajib”. Satuan Kredit Partisipasi dibobot dalam bentuk Sertifikat-SKP yang diterbitkan oleh Organisasi Profesi Pengurus Pusat danatau Pengurus Daerah. Pengaturan : 1. Penentuan bobot SKP hanya dapat ditetapkan melalui SK Pengurus Pusat Pengurus Daerah IAI. 2. Bobot SKP dari organisasi profesi di luar IAI, hanya diakui sebagai kegiatan pembelajaran melalui rumus konversi berdasarkan Pedoman ini. 3. Penentuan mengenai besarnya konversi bobot SKP dilakukan oleh Badan danatau Tim Sertifikasi dan Re-Sertifikasi.

F. PENANGANAN APOTEKER YANG BELUM MEMILIKI SERTIFIKAT KOMPETENSI