Perbaikan genetik tanaman kedelai untuk produktivitas dan adaptasi terhadap ph terendah

PERBAIKAN GENETIK TANAMAN KEDELAI UNTUK
PRODUKTIVITAS DAN ADAPTASI TERHADAP PH TERENDAH
Muhammad Yusuf1), Suharsono

Kedelai merupakan bahan pangan dan pakan sangat penting bagi Indonesia.
Setiap tahun 1Indonesia mengimport kedelai karena produksi nasional tidak
dapat mencukupi kebutuhan. Perbaikan genetic kedelai sangat diperlukan
untuk mendukung peningkatan produksi nasional kedelai
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan galur atau kultivar tanaman
kedelai yang mempunyai produktivitas tinggi dan berbiji besar, dan toleran
terhadap pH rendah dan aluminium tinggi. Bahan penelitian yang digunakan
adalah 75 famili kedelai turunan persilangan Slamet x Nokhonsawon, dan 50
famili F7 turunan persilangan Slamet x Wase.
Penelitian selama tiga tahun tersusun atas satu seri percobaan di lapang dan
rumah kaca. Penelitian dimulai dengan seleksi pembentukan galur harapan
yang dilakukan di kebun percobaan IPB dengan menseleksi famili-famili F7
Slamet x Nokhonsawon dan Slamet x Wase yang mempunyai produksi biji
tinggi, melebihi Slamet, dan seragam secara genetik, serta berbiji besar (diatas
14g/100 biji). Dari percobaan ini diperoleh 18 galur harapan dari famili-famili
dari Slamet x Nokhonsawon dan 5 galur harapan dari famili-famili Slamet x
Wase.

Galur-galur harapan tersebut diuji daya hasilnya di kebun percobaan IPB, pola
rancangan percobaan teknik yang ditetapkan oleh Departemen Pertanian
untuk uji multilokasi pada program pelepasan varietas kedelai. Percobaan
berlangsung dua musim tanam. Dalam percobaan ini daya produksi galurgalur tersebut dibandingkan dengan daya produksi tiga kultivar pembanding,
Slamet, Tanggamus, dan Panderman. Galur-gaklur yang dianggap baik ialah
yang selalu berada pada urutan 30% terbaik dalam produksi biji dan lebih
unggul dari ketiga varietas pembanding.
Bersamaan dengan uji daya hasil juga dilakukan uji daya adaptasi terhadap
cekaman pH rendah dan Al tinggi, yang dilakukan dengan percobaan pada
larutan hara di rumah kaca. Daya adaptasi diduga dari tingkat reduksi
pertumbuhan akar pada galur yang ditumbuhkan di bawah cekaman pH
rendah atau Al tinggi, dibandingkan dengan yang tumbuh tanpa cekaman. Dari
percobaan terlihat bahwa hampir semua galur harapan mempunyai daya
adaptasi baik terhadap cekaman pH rendah atau cekaman Al.
Percobaan terakhir ialah uji daya produksi dan daya adaptasi galur-galur
harapan pada lahan ber-pH rendah (~4.5) dan Al tinggi milik masyarakat di
Jasinga. Percobaan mengikuti rancangan petak terbagi, dengan perlakuan
utama pengapuran untuk menaikan pH tanah, dan tanpa pengapuran.
Dari keseluruhan rangkaian penelitian telah diperoleh 4 galur harapan
turunan Slamet x Nokhosawon ( yaitu : KH35, KH42, KH38 dan KH28) yang

dalam sebagaian besar kasus dari seri percobaan yang dilakukan selalu berada
1) Staf Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, LPPM IPB
Ringkasan Hasil Penelitian Hibah Bersaing Tahun 2006

pada urutan 30% terbaik dan lebih baik dari daya produksi Slamet. Keempat
galur tersebut juga mempunyai daya adaptasi yang baik terhadap cekaman pH
rendah dan Al tinggi. Keempat galur ini siap diikutkan dalam pengujian untuk
pelepasan varietas kedelai baru. Dari turunan Slamet x Wase terdapat tiga
galur harapan yang berpotensi yaitu GHSW3 dan GHSW5.

Ringkasan Hasil Penelitian Hibah Bersaing Tahun 2006