3.1. TINJAUAN UMUM KABUPATEN SLEMAN LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI SLEMAN STUDI BENTUK BANGUNAN BERDASARKAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BERKELANJUTAN.
49
BAB III TINJAUAN UMUM KABUPATEN SLEMAN DAN TINJAUAN LOKASI
3.1.TINJAUAN UMUM KABUPATEN SLEMAN
Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110° 33ƍ 00Ǝ dan 110° 13ƍ 00Ǝ Bujur Timur, 7° 34ƍ 51Ǝ dan 7° 47ƍ 30Ǝ Lintang Selatan. Wilayah Kabupaten Sleman sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali, Propinsi Jawa Tengah, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo, Propinsi DIY dan Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah dan sebelah selatan berbatasan dengan Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunung Kidul, Propinsi D.I.Yogyakarta1.
Gambar 3. 1 Peta Wilayah Kabupaten Sleman Sumber : Base Map DIY
3.1.1. Luas Wilayah
Kabupaten Sleman memiliki luas sebesar 57.482 hektar atau 574,82 km2 atau sekitar 18%
dari luas Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang luasnya 3.185,80 km2. Jarak terjauh utara –
selatan wilayah Kabupaten Sleman 32 km, sedangkan jarak terjauh timur barat 35 km. Dalam
1 http://www.slemankab.go.id/
Secara Geografis Kabupateenn n SlSlSleman terletak dididiananantatat ra 110° 33ƍ00Ǝ dan 110° 13ƍ 00Ǝ Bujur
Timur, 7° 34ƍ 51Ǝ dan 7° 474747ƍ 30Ǝ Lintang Selatan. Wilayah KaKaKabubb paten Sleman sebelah utara berbatasan dengan KaKaKabbbupaten Boyolalilii,, Propinsi Jawa Tengah, sebelaahhh titmur berbatasan dengan Kabupaten Klatenenen, Propinsi Jawa Tengahhh,,seseebeeelahhhbababarararat ttbeererbataaasan dengan Kaaabubub paten Kulon Progo, Propinsi DIYYY dan Kabupattteeen MMMagagagelang,g PPPrrropinsi JaJaJawawa Twa Tenee gagagah dahh dadan sebelah selalalatat n berbatasan dengan KKKota Yogyakakakarararta, Kabbbupaten BaBaBantntntulululdddanananKKKabababupupupatatatenenen Gunung Kidul, PPPropopopinsi D.I.YYYogogogyakarta1.
Gambar 3. 1 Peta Wilayah Kaabupaten Sleman
S
Sum
Su ber : Base MMMaaap DIY
(2)
50 perspektif mata burung, wilayah Kabupaten Sleman berbentuk segitiga dengan alas di sisi selatan dan puncak di sisi utara.
Secara administratif, Kabupaten Sleman terdiri atas 17 wilayah kecamatan, 86 desa, dan 1.212 Padukuhan. Kecamatan dengan wilayah paling luas adalah Cangkringan (4.799 ha) dan yang paling kecil adalah Berbah (2.299 ha). Kecamatan dengan pedukuhan terbanyak adalah Tempel (8 desa), sedangkan Kecamatan dengan desa paling sedikit adalah Depok (3 desa).
3.1.2. Batas Wilayah
Secara geografis, wilayah Kabupaten Sleman berada antara 110° 33’00” dan 110° 13’ 00” Bujur Timur serta 7° 34’ 51” dan 7° 47’ 03” Lintang Selatan.
x Batas Utara : Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah.
x Batas Timur : Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah.
x Batas Barat : Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta. x Batas Selatan : Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunung
Kidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
3.1.3. Karakteristik Wilayah
Berdasarkan karakteristik sumber daya, wilayah Kabupaten Sleman terbagi menjadi 4 kawasan, yaitu:
1. Kawasan lereng Gunung Merapi, yang dimulai dari jalan yang menghubungkan Kota Tempel, Turi, Pakem, dan Cangkringan sampai dengan Puncak Gunung Merapi. Wilayah ini kaya akan sumber daya air dan potensi pariwisata yang berorientasi pada aktivitas gunung Merapi dan ekosistemnya.
2. Kawasan Timur yang meliputi Kecamatan Prambanan, Kalasan, Berbah. Wilayah ini merupakan tempat peninggalan purbakala (candi) sehingga dijadikan sebagai pusat wisata budaya. Kawasan ini merupakan daerah lahan kering serta sumber bahan batu putih.
3. Kawasan Tengah, yaitu wilayah aglomerasi Perkotaan Yogyakarta yang meliputi kecamatan Mlati, Sleman, Ngaglik, Ngemplak, Depok, dan Gamping. Wilayah ini cepat berkembang juga merupakan pusat pendidikan, industri, perdagangan, dan jasa.
2. Kawasan Barat meliputi Kecamatan Godean, Minggir, Seyegan, dan Moyudan, merupakan daerah pertanian lahan basah dan penghasilan bahan baku kegiatan industri kerajinan tangan. paling kecil adalah Berbah (2.299 ha). Kececcamamamaatatananan dddenene gan pedukuhan terbanyak adalah Tempel (8 desa), sedangkan Kecamatan denenenggagan desa paling sedikit adalallahahah Depok (3 desa).
3.1.2. Batas Wilayah
S S
Seecara geogogografis, wwwililiayayayahhh Kabupaten Sleman berada antntntararara 110° 33’00” dannn 110° 13’ 00” Bujur TTTimur sertrtrtaaa7°7°7° 3334’44 51” dann777°°° 44747’ 03” Lintanng Selatan.
x x
x BBBatas UtUtUtarara a : Kabupaten MMagelang, KabupateennBoBoBoyoy laliii, PrPrProvovovinininsisis Jawa
Tengah.
x Batas Timur : Kabupaten n KKlaten Provinssii JJawa Tengah.
x
x
x Batas Barat ::KaKabupatenn KKulon Proggoo DDaerah Istimewa Yogygyyaka artaaa.
x BaBatatas s SeS latan : KoKotata Yogyayakaarta, KKababuupaten Bantul dadan n KKabupaatett n GuGuGunuuunngng
Kidull Proovinnsi DDaeaerah IstimemewawaYYogyakarta.
3.1.33.3. Karaktktererisisistititik kkWiWiWilalalayayayahhh
Berdasarkan karakteristik sumber dadadayayaa,,, wwilayah Kabupaten Sleman terbagi mennnjajajadididi 444
ka ka
kawawaw sasasan, yaitu:
1.
1 KawaKaKawaw sannlelelerereengngng GGGununununununggg MeMerararapipi, pi yayayang dimulai dararariii jajajalalalann yayangngngmmmenenenghghghubububununungkgkan Kk KKotaototaa TeTeTemmmpel, Tu
Tu
Turrir, Pakem,ddanCCCananangkgkgkririnringngan sampapaaiii dededengngngan PananPPuncak GuG nununungngngMMMerapii.WWilayah ininini kkkayayayaaa akan su
suumbmbmbererer dddayayayaaa aiaiairrr dadannn pppotensi pariwiwiwisass ta yang beeerorientasi padrr adadaa a akkktititivivivitatatasss gugugunununungngng MMMerapi dan ekosistemnya.
2. Kawasan Timur yang meliputi Kecammatan Prambaanan, Kalasan, Berbah. Wilayah ini merupakan tempat peninggalan purbakala (caanndn i) sehingggga dijadikan sebagai pusat wisata budaya. Kawasan ini merupakan daerah lahan kkkering sertrtrta sumber bahan batu putih.
3. Kawasan Tengah, yaitu wilayah aglomeeerasi Perkotaan Yogyakarta yang meliputi kecamatan Mlati, Sleman, Ngaglik, Ngemplak, Depok,kk, dan Gamping. Wilayah ini cepat berkembang juga
(3)
51 Berdasarkan pusat-pusat pertumbuhan, wilayah Kabupaten Sleman merupakan wilayah hulu kota Yogyakarta dan dapat dibedakan menjadi :
a. Wilayah aglomerasi perkotaan Yogyakarta, yang meliputi Kecamatan Depok, Gamping, serta bagian wilayah Kecamatan Ngaglik, Ngemplak, Kalasan, Berbah, Sleman, dan Mlati.
b. Wilayah sub-urban, meliputi kota Kecamatan Godean, Sleman, dan Ngaglik, yang terletak cukup jauh dari kota Yogyakarta dan berkembang menjadi tujuan kegiatan masyarakat di wilayah kecamatan sekitarnya, sehingga menjadi pusat pertumbuhan.
c. Wilayah fungsi khusus atau wilayah penyangga (buffer zone) meliputi Kecamatan Tempel, Turi, Pakem, dan Cangkringan yang merupakan pusat pertumbuhan bagi wilayah sekitarnya.
3.1.4. Kondisi Geografis Wilayah Kabupaten Sleman a. Topografi
Kabupaten Sleman dibagian selatan keadaan tanahnya relative datar. Makin ke utara keadaan tanah makin miring hingga mendekati lereng Merapi yang terjal. Kabupaten Sleman memiliki sekitar 100 sumber mata air dan hampir setengah luas wilayahnya merupakan tanah pertanian yang subur dengan didukung irigasi teknis di bagian barat dan selatan.
b. Iklim
Kondisi iklim di sebagian besar wilayah Kabupaten Sleman termasuk tropis basah, hari hujan terbanyak dalam satu bulan 25 hari. Curah hujan rata-rata tertinggi 34,62 mm/hari pada tahun 2009. Kecepatan angin maksimum 6,00 knots dan minimum 3,00 knots, rata-rata kelembaban nisbi udara tertinggi 97,0% dan terendah 28,0%. Temperatur udara tertinggi 32°C dan terendah 24°C. Kondisi iklim di wilayah Kabupaten Sleman umumnya cocok untuk pengembangan sektor pertanian. Adapun perkembangan Klimatologi selama kurun waktu 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel Kondisi iklim berikut ini:
Berbah, Sleman, dadadannn MMlMlatatatiii.
b. Wilayah sususubbb-urban, meliputi kota Kecccamamamatan Godean, Sleman, dan Ngaglik, ya
ya
yannng terletak cukup jauh dari kota Yogyakakakartrtrta dan berkembang menjadi
tujuan kegiatannn masyyarakat di wilayah kecamatataan nn sekitarnya, sehingga
meeenjadadadi i ipupp sat peeerrtrumumumbububuhahahannn.
c. Wilaaayayayahhh fffungsi khusus atau wilayahahah penppene yanggagg (buffer zzzono e) meliputi
Kecamaatatatann nTeTeT mpel, Turir, Pakem, dddanananCCangkringgganananyanyyanang gmerupapaakan pusat
pe
pe
pertrtrtumu buhan bagi wilayyaha sekitarnya.
3.1.1.1.44.4. KKoK ndisi Geoggrarafis Wilayah KaKabupaten Slemmana a
a
a. TTopooogggrafi
Kabbbupatenen SSleman dibagiann sselatan keadaann ttaanahnya relativeve ddatar. MaMM kin n n kekeke utara keadaan taaannah makin miriingng hhininggg a mendndekekati lereenggMMeerapi yangngttererjajall. Kabupaten SSSlel man memiiillilkkki
se
se
sekitar 10000 sumber mata air dann hahampmpirirseteennggah lluasas wwililaayahahnnya merupakan tanah pppertanian yyyangg
subububur rdengggan didukung iriggasi teknnisisddii babagian barat dannsselelatatanan. b. IkIkIklililmm
Kondisi iklim di sebagian besar wilililayayayahaha Kababupabupupataten Sleman termasuk tropis basah, hari huhuhujajajann te
teerbrbrbanananyak dalam satu bulan 25 hari. Curah hujaannrata-rata tertinggi 34,62 mm/hari pada tahhhuuun2220000009.
Ke Ke
Kecececepapapatannnananangigign maksimum 6,00 knots dan minimum 3,00 knots, rata-rata kelembmbmbabababaaan nnnisisisbbibi uuudddara teeertrrininnggggggi 979797,000%%% dadadannn tetetererendndahndahah 228,8,8,0%0%0%. TeTeTempermpmpereratataurrr uuudadadararara tttereertititingngnggigigi3332°22 C daCC daannn teteterererendndndahahah 2224°4°C.C.C. KKKooondisi iklim ddidiwwilwililayahayayahahKKKabababupupupatatateenen SSSlelelemmaman ummumumumnya cococcococok untututukkk pengememembbbangggananan sssekekektototorr r pepepertrtrtanananiaiann.n. Adapun perkembangganananKKKlililimamamattotollogi selama kurun waaaktku 5 tahuhuhun terakhir dapat dilihhhatatatpppadadadaaatatatabbebel Kondisi iklim berikut ini:
(4)
52 Tabel 3. 1 Kondisi Iklim tahun 2005-2009
sumber :www.slemankab.go.id/.../BAB_II_Gambaran Umum Kabupaten Sleman (21/3/2014)
3.2.Kebijakan Tata Guna Lahan
Gambar 3. 2 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sleman Tahun 2005-2014. Sumber : Badan Perencana Pembangunan Daerah Kab. Sleman (2004)
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sleman tahun 2011-2031, pada pasal 88 huruf b dinyatakan bahwa diperbolehkan pengembangan kampus di dalam KPY sesuai dengan rencana rinci tata ruang. Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY) adalah kawasan perkotaan yang menyatu meliputi sebagian wilayah Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, dan sebagian wilayah Kabupaten Bantul.
sumber :www.slemanmanankabkk .go.id/...///BAB_AB_ABII_II_I_Gamama barbaraannn UmuUmumumKabKabKabupauu ten Sleman (21/3/201201014)
3.2.2.2. Kebijakan TaTaTatatt Guna Lahaaannn
Gambar 3. 2 Rencana Tata RRuR ang Wilayah Kabbbupaten Sleman Tahun 2005-2014.
Sumber : Badan Perencannna Pembangunnanan Daerah Kab. Sleman (2004)
Berdasarkan Rencana Tata Ruang WWiWlaaayah Kabupaten Sleman tahun 2011-2031, pada pasal 88 huruf b dinyatakan bahwa diperbolehhkan pengembangan kampus di dalam KPY sesuai
(5)
53 Adapun kawasan perkotaan Kabupaten yang berada di dalam KPY, meliputi : Kecamatan Godean, Kecamatan Gamping, Kecamatan Mlati, Kecamatan Depok, Kecamatan Ngemplak dan Kecamatan Ngaglik. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasiona. Ketentuan umum peraturan zonasi PKN yaitu diperbolehkan pengembangan pusat pemerintahan, fasilitas pendidikan tinggi, kesehatan, olahraga dan rekreasi, usaha perdagangan dan jasa, perumahan, industri kecil dan rumah tangga, fasilitas pendukung pariwisata, dan pasar tradisional. Pada pasal 7 ayat 2, PKN berupa kawasan perkotaan kabupaten yang berada di dalam KPY meliputi :
a. Kawasan perkotaan Kecamatan Gamping meliputi : 1. Desa Ambarketawang
2. Desa Banyuraden 3. Desa Nogotirto 4. Desa Trihanggo
b. Kawasan perkotaan Kecamatan Godean berada di Desa Sidoarum. c. Kawasan perkotaan Kecamatan Mlati meliputi:
1. Desa Sendangadi 2. Desa Sinduadi
d. Kawasan perkotaan Kecamatan Depok meliputi: 1. Desa Caturtunggal
2. Desa Maguwoharjo 3. Desa Condongcatur
e. Kawasan perkotaan Kecamatan Ngemplak berada di desa Wedomartani f. Kawasan perkotaan Kecamatan Ngaglik meliputi:
1. Desa Sariharjo 2. Desa Sinduharjo 3. Desa Minomartani
3.3. TINJAUAN LOKASI RUSUNAWA 3.3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi
Lokasi yang baik untuk kawasan rusunawa harus sesuai dengan rencana peruntukan lahan yang diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) setempat atau dokumen perencanaan lainnya yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah setempat, dengan memperhatikan hal-hal berikut : pengembangan pusat pemerintahan, fasilitititasasas pppenenendidididididikan tinggi, kesehatan, olahraga dan rekreasi, usaha perdagangan dan jasa, pepeperrumahan, industri kecil dadadannn rumah tangga, fasilitas pendukung pariwisata, dan pasar tradadadisisisiional. Pada pasal 7 ayat 2, PKN berupakkkawaa asan perkotaan kabupaten yang berada di dalamamam KPY meliputi :
a. Kawasannnppperkotaan KeKeKecaaamamamatatt n Gampmmpininngggmememelipupuputi:::
1. DDDesa Ambarketawawawangngng 2
2.
2. Desa BBBanananyuyuyurrraden 3. DeDeesasasaNNNogogo otirtooo
4. DeDeDesasa Trihahahangn go
b. KaKaKawawawassas n pepeerkrkotaan Kecamamatatan Godean bererada di Desa SiSiddoarum.
c. KaKaKawwwasannnperkotaan KecamataannMlati melipputti: 1
1
1. DeDeesa SSenendad ngadi
2. DDeD sa Sinduaddii
d.
d
d Kawaaasan perkotaan Kecamamatatann DeD pook memelipuutti:
1. DeD sa Caturtunggal 2. DDeD sa Maguwohohararjojojo
3. Desa Condongcatur e
e
e. Kawasan perkotaan Kecamatan Ngemplakkk bebb rada di desa Wedomartani f.
f.
f KaKaK wawawasasas n perkotaan Kecamatan Ngaglik meliputi:
1.
1 DeDeDesasasaSSSarararihihiharararjojoo
2. 2
2 DeDeDesa Sinndududuhahaharjrjrjooo
3. DeDeDesasasaMMMinininomomomaartani
3.3. TINJAUAN LOKASI RUSUNAWAAA 3.3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi ii
(6)
54 a. keamanan : lokasi tersebut bukan merupakan kawasan lindung (catchment area), olahan
pertanian, hutan produksi, daerah buangan Iimbah pabrik, daerah bebas bangunan pada area Bandara, daerah dibawah jaringan listrik tegangan tinggi;
b. kesehatan : lokasi tersebut bukan daerah yang mempunyai pencemaran udara di atas ambang batas. pencemaran air permukaan dan air tanah dalam;
c. kenyamanan : mudah dicapai, mudah berkomunikasi (intemal/eksternal, Iangsung atau tidak langsung), mudah berkegiatan (tersedia prasarana dan sarana lingkungan);
d. keindahan / keserasian / keteraturan: cukup penghijauan, mempertahankan karakteristik topografi dan lingkungan yang ada, misalnya tidak meratakan bukit, mengurug seluruh rawa atau danau / setu / sungai / kali;
e. fleksibilitas : mempertimbangkan kemungkinan pertumbuhan fisik / pemekaran lingkungan dikaitkan dengan kondisi fisik lingkungan dan keterpaduan prasarana; keterjangkauan jarak : mempertimbangkan jarak pencapaian ideal kemampuan orang berjalan kaki sebagai pengguna lingkungan terhadap penernpatan sarana dan prasarana-utilitas lingkungan; f. lingkungan berjati diri mempertimbangkan keterkaitan dengan karakter sosial budaya
masyarakat setempat, terutama aspek kontekstual terhadap lingkungan tradisional/lokal setempat.
3.3.2. Kawasan Rencana Pembangunan Rusunawa
Untuk site perencanaan rumah susun berada di Kecamatan Mlati. Kecamatan Mlati adalah kecamatan yang memiliki dua karakteristik, karakteristik perkotaan dan perdesaan, dimana kota Mlati bergerak dibidang perdagangan dan jasa yang tumbuh. Hal ini karena Mlati memiliki letak yang strategis dan mendapatkan imbas pertumbuhan kota Yogyakarta secara langsung. Selain itu jalan arteri Yogyakarta – Magelang yang merupakan pintu masuk ke Kota Yogyakarta, memberikan aksesibilitas yang tinggi bagi daerah – daerah sekitarnya. Perdagangan dan jasa banyak berada di Desa Sendangadi dann Sinduadi, karena adanya aksesibilitas yang tinggi dari Jalan Magelang dimana posisinya merupakan jalan provinsi yang menghubungkan Yogyakarta dengan kota – kota lain di jawa tengah. Desa Sumberadi, Tlogoadi, dan Tirtoadi merupakan daerah yang memiliki karakteristik rural yang sekarang mulai memiliki karakteristik urban, terutama di Desa Tlogoadi yang merupakan ibu kota kecamatan. Daerah ini tumbuh pesat lebih cepat dari pada desa - desa yang lainnya di Mlati bagian barat.
ambang batas. pencemaran air pererermumumukkakaananandddanana air tanah dalam;
c. kenyamanan : mudah dicicicaapapai, mudah berkomunikasi ii(i(i(intntnemal/eksternal, Iangsung atau tidak langsung), mudahahahbbberkegiatan (tersedia prasarana dan sarannaaa lililngkungan);
d. keindahan /// keserasian / keterereraturan: cukup penghijauan, mempepepertahankan karakteristik topogrgrgraaafi dan lingkukukunggganananyang adadada,a,,mmmisisisalaanyyyaaatititidadadak mekkmemerararatakan bukit, mennngugugurug seluruh rawa at
at
ataaau danau / setu / sususungngngaiaai / kali;
e.. fleksibiliitatatasss :: mempertimbmm mbmbananangkgkan kemuunngkinan pepertrtrtumumumbub han fisiikk k /// pepepememm karan lililingkungan
dikaaaitititkakak nnndeengannnkkkoondisi fisik lingkungaanndan keterpaduan prprasasasaarana;;;kkkettterjaererjajangggkauannn jaj rak :
me
me
mempmpmpertimbbbaana gkan jjaarak pencapaiann ideal kemampuauan oranng gg berjalalalanaa kkkakaka i sebababagai pe
pe
pengnn gunnana lingkungan teerhrhadap penernppaatan sarana daan n prasarana-utillitititasaa linngkgkgkununungagg n; f.
f.
f. lilngkuuungn an berjati diri mememmpertimbannggkan keterrkakaitan dengan karaktktteree sosssiaiaialll bbbudayaaa
massysyarakakatat setempat, teruttamama a aspeek kontekksstuual terhadap linngkgkunungann tradisisisioioionananal/lokal seeettet mpat.
3.3.2. Kawasan Rencanaa PeP mbmbana gunan n RRususunnawa
Unttukuk ssititeepepeperererenncncanaan rumah sususususs n beradadadadi Kecamatan dd MlMlMlatatati.ii.KecKKecamamatatan Mlati adadadalaaahhh ke
ke
kecacc matan yang memiliki dua karakteristik, kkkarararakaa teriteteriristik perkotaan dan perdesaan, dimana kotttaaa MlMMaaati be
be
bergrgrgererrakaa dibidang perdagangan dan jasa yang tumbuh. Hal ini karena Mlati memiliki leleletataakk k yayayang
st
st
strararatetetegigigisss dddan mememendndndapapapatatatkakakannn imimimbabass pepepertrtrtumumumbuhan kota YYYogogogyayayakakkartrtaasesesecacacararara lllananangsgsgsuunung. SSelelelainaiainnititituuu jajajalan arteteteriii YYYogoo yakarta – MMagegegelalalangngng yang merururupapapakakakann pin pipintntntu masuk kk kekeke KKKootoa YYogyakarta, mememembmbmberikan aksesiibibibililltasss yayayangngngtttinininggggi bababagigigi daerah – dadadaerah sekitarrnynynya. Perdagangngnganaa dddanananjjjasasasaaabababanynynyakakak berada di Desa Sendangadi dann Sinduadi, karenaaa adanya akaa sesibilitas yang tinggi dari Jalan Magelang dimana posisinya merupakan jalan provinssi yang menghhhubungkan Yogyakarta dengan kota – kota lain di jawa tengah. Desa Sumberadi, Tlogogogoadi, dan Tirtoadi merupakan daerah yang memiliki karakteristik rural yang sekarang mulai memmmiliki karakakakteristik urban, terutama di Desa Tlogoadi yang merupakan ibu kota kecamatan. Daerah ini tuuumbuuuhh pesat lebih cepat dari pada desa - desa yang lainnya di Mlati bagian barat.
(7)
55
Gambar 3. 3 Peta Letak Kecamatan Mlati Sumber: RTRW kab. Sleman 2005 – 2014
Berdasarkan Peta Sistem Kota-Kota Kabupaten Sleman Tahun 2008 pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sleman tahun 2008 – 2018, Hirarki Kota Mlati termasuk hirarki dua dengan kepadatan penduduk mencapai 24.000 jiwa pada tahun 2008 dengan kebutuhan rumah sebesar 14.977 – 17421 unit pada tahun 2008.
3.3.3. Kondisi Kependudukan Kawasan Sinduadi
Kepadatan penduduk berdasarkan RDT Kecamatan Mlati 2008, kepadatan rendah diupayakan pada daerah yang merupakan lahan konservasi pertanian (Desa Tirtoadi, Sumberadi, dan sebagian Tlogoadi). Hal ini dilakukan karena pada daerah konservasi tersebut merupakan daerah resapan air yang merupakan sector basis perekonomian bagi Kecamatan Mlati dan menyerap tenaga kerja yang banyak. Kepadatan rendah juga diupayakan pada daerah yang memiliki unsure historis, tradisi serta religious untuk dapat mempertahankan morfologi kawasan khas. Banyaknya aktivitas dapat berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah penduduk. Meskipun demikian, pertambahan penduduk fitahan untuk mendorong pertambahan yang tidak dapat diakomodasi. Selain kedua hal tersebut, kepadatan rendah juga di dorong untuk daerah – daerah yang dtengarai rawan bencana.
Ga
Gambar 3. 3 Petta LLetak Kecamattan an MMlati
Sumumberer: RTRW kabb. Sleman 2200505 – 2014
Beeredasarkan Peta SiSiststemem Kota-KoK tata KKabbupupateen Slemamann TaTahun 2008 pada Rencana TTTatataa
Ru Ru
Ruang Wiiillayah Kabupaten Slemann ttahhunun 2008 – 20201818, HHiirarki Kota Mlati termassuuk hirarrrkkik duua
dengananan keepepadadatatanan ppenendduddukk mencapai 24.000 jiwa padda taht hun 20200808 ddenengagan n kekebubutuhahahan rumamamahh s
s
sebesar 14.997777 ––1174747421 u2121uuninitt tpappadadatttaahahunu 2220000008. 3.
3.
3.3.3. Kondisi Kependudukan Kawasa an Sinduadi K
K
Kepepepadadadatatatananan pppenenendudududududuk kk bebeberdrrdasarasasarkaarkakannn RDDDT KeTT KeKecacacamamamatatatan MlMlMlatatati ii 2020200808,08,, kekekepapapadadadatatatannn rereendah diupayayayakakakanananpppada dadadaerererah yahahyyang g g mememerupapaakakakan lahaaannn kokokonservavaasisisi perertatatanininianaa (((DeDeDesasasaTTTirirtoadi,i,i,SSSumumumbebeberrradi, dan sebagian TTTlolologogogoadadadi)i)i). HaHaHall ini dilakukan kareeenann pada dddaerah konservasi tetetersrsrsebebebututut mmmerereruuupakan daerah resapan air yang merupakan sector basis ppperekonomiaanan bagi Kecamatan Mlati dan menyerap tenaga kerja yang banyak. Kepadatan rendah juggga diupayakaann pada daerah yang memiliki unsure historis, tradisi serta religious untuk dapat mempererrtahankan morfologi kawasan khas. Banyaknya aktivitas dapat berpengaruh secara signifikan terhadapapap jummlalalah penduduk. Meskipun demikian, pertambahan penduduk fitahan untuk mendorong pertambahhhanann yang tidak dapat diakomodasi. Selain kedua hal
(8)
56
Gambar 3. 4 Peta Kepadatan Penduduk Kecamatan Mlati Sumber: RDTP Mlati 2008
3.3.4. Arahan Tata Ruang Kecamatan Mlati
Strategi pengembangan tata ruang di Kecamatan meliputi manajemen perkotaan pada Desa Sinduadi dan Sendangadi yang meliputi pertumbunan pasar, investasi serta investasi minimum dan manajemen perdesaan pada Desa Sumberadi, Tirtoadi, dan Desa Tlogoadi. Distribusi kembali pertumbuhan Kecamatan Mlati dengan scenario strategi meliputi pengendalian pertumbuhan di pusat kota dan kawasan perkotaan serta pengadaan daerah penyangga di Kecamatan Mlati untuk memasok komoditi yang di perlukan Kecamatan Mlati.
Dalam perkembangannya Kecamatan Mlati terletak pada kasawasan tumbuh cepat yang dipengaruhi oleh lokasinya yang berdekatan dengan Kota Yogyakarta, dilewati oleh Jalan Magelang yang memiliki aksesibilitas yang tinggi serta ringroad utara yang memiliki mobilitas tinggi. Hal ini akan mempengaruhi peningkatan peningkatan jumlah penduduk dan diikuti oleh peningkatan intesitas kegiatan yang mebutuhkan sarana dan prasarana. Pengembagan sarana prasarana lebih difokuskan pada daerah rural sehingga daerah urban dapat berkurang kepadatannya dan menekan gap antar rural dan urban.
Ga
Gambm arr33. .4Peteta Ka epaepadatananPenndduduk k KeKecamamattan Mlati
Sumber: RDTP Mlati 2020008
3.3.4. ArArrahahahanananTTatataaaRuRuanang ggKecacacamatan MlMlMlatatati
Strategi pengembangan tata ruang di KKeecamatan meliputi manajemen perkotaan papapadadadaDDDeesesa
Si
Si
Sindndnduauauadidd dddan SananSSenene dadadangggadadii yayayangnngmmelelelipipputui pertumbunan pap sasar,r,,iinvnvesesstatatasisisseretataiinvnvnvesesestatatasi minsisi ininimimimumumum ddan maaanaaajejejemem n pepeperdrddesesesaaaaaannn papapadadada DDDesesesa SumbSuS mbmberereradadadi,i,i, TTTiririrtototoadadadiii, dddananan DDDesesesa a a TlTlogogoaogoaoadiddi. DiDiDistribut uusisisi kkkeeembali pertummmbububuhahahannnKeKeKecacacamatamamatan Mlta MlMlatatatiiiddengan ssscecec nario sstrategigigimmmeliputi peeengngngendadadalililian pananppererertututumbmbmbuhuhuhananan di pusat kota dan kkawwwasasasaanan perkotaan serta penggagadaan ddaeda rah penyangga di KKKecececamamamatan Mlati untuk t memasok komoditi yang di perlukan Kecammmatan Mlati.
Dalam perkembangannya Kecammmatan Mlati ttteereletak pada kasawasan tumbuh cepat yang dipengaruhi oleh lokasinya yang berdekatannn dengan KKota Yogyakarta, dilewati oleh Jalan Magelang yang memiliki aksesibilitas yang tinggi serta riingnn roadadad utara yang memiliki mobilitas tinggi. Hal ini akan mempengaruhi peningkatan peningkatan jumlaaahhh penduduk dan diikuti oleh peningkatan intesitas
(9)
57 Pola ruang yang direncanakan untuk permukiman adalah linier dan cenderung membentuk kelompok dengan pola grid atau setengah lingkaran, perdagangan dan jasa yang memiliki skala regional, tetap berada di lokasi yang strategis dipinggir jalan dengan pola linier, sedangkan perdagangan yang memiliki skala layanan lokal dan lingkugan, polanya cenderung menyebar dan mengikuti pertumbuhan permukiman dan fasilitas kependudukan.
3.3.5. Arahan Permukiman Kecamatan Mlati
Permukiman akan direncanakan dengan konsep percampuran antara kepadatan tinggi, kepadatan sedang, dan kepadatan rendah yang sesuai dengan kebijaksanaan permahan / permukiman dan penyebaran faslitasnya. Kebijaksanaan perumahan/permukiman tersebut yaitu membangun perumahan dengan bagian tipe rumah, dengan perbandingan 10% untuk perumahan besar, 30% untuk perumahan menengah, 60% untuk perumahan kecil. Konsep kepadatan bangunan yang digunakan menggunakan konsep memusat (konsentrik) dimana puat kepadatan berada di pusat. Untuk Desa Tlogoadi permukiman dengan kepadatan sedang, diarahkan pada Desa Sumberadi dan Desa Tlogoadi.
3.3.6. Rencana Distribusi Penduduk
Jumlah penduduk Mlati pada tahun 2008 berdasarkan analisa yang telah dilakukan adalah sekitar 91.289 jiwa dengan persebaran yang tidak merata di masing – masing desa. Rencana distribusi penduduk tetap mempertahankan persebaran yang sudah ada, sedangkan untuk jumlah penduduk tambahan disebar sesuai perbandingan jumlah eksisting masing – masing blok peruntukan. Dengan anggapan sebuah rumah akan dihuni 4 jiwa, maka dibutuhkan sekitar 22.822 unit rumah.
3.4.LOKASI UNTUK PENDIRIAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA
3.4.1. Lokasi Terpilih
Dalam perencanaan rumah susun lokasi (site) berada di Jombor Kulon Sinduadi Mlati Sleman dengan pertimbangan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Aglomerasi Perkotaan (RDTP) Yogyakarta Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman. Pada tujuan pengembangan kawasan fungsional Kecamatan Mlati direncanakan dibagi dalam 5 (lima) Bagian Wilayah Kecamatan (BWK), site termaksud BWK I yang merupakan pintu masuk ke Kota Yogyakarta yang berbatasan secara langsung, pemanfaatan ruang didominasi oleh permukiman dengan kepadatan sedang (101 – 150 mengikuti pertumbuhan permukiman dan fasasasilililitittasasa kkkepepepenenendudukan.
3.3.5. Arahan PPPererermukiman Kecamatan Mlati
Permukikimmman akan direncanakaaann dendedenngananan kkkonononseeep pp pppercampuran antatatararr kepadatan tinggi, kepadatan ssesedang, dan kekek papapadadadatan reeendndndahahah yyanannggg sesesesuss aiaiai dddenenengagagan n kebijaksanaaaaaan permahan / permukimimman dan pppenenenyey baraanan faslitasnynynyaa.a. KKKebebebiiijajajaksksksanananaaaaa n perumamaahan/peeerrmrmukuu iman terererses but yaitu membmbangun pemb peerurrumamamahahahan dengngngaanan bagian tipe rumumah, dengan pererrbababandingan 101010%%% untuk peeerurr mahan be
beesar, 30%0%0% uuuntntntukuku perumumumaha ann menengah, 60% uunntuk perumahan kkececil. KoKoKonsn epkkkeeepadatadadatatan banggug nan
yang digggunununakakkan meenenggunakankkono sep memusatt ((konsentrik) dimmana a puat keppadada atanberbberradadada di pusussat.
Untuk kk DDDesa Tloooggog adi permukimannddengan kepaadaatan sedangg, ddiarahkan pada DDesDee a SuSuSumbmbmberereradaa i daaannn DesasasaTTTlolologoadddii.
3.3.6. Rencanaa DiDiststribusi PPeendduduuk
Jumu lah penduduk Mlati pada tatahun 2008 berdaasasarkan analisa yang telah dilaaakukannn adalaaah
sekitar 919191.2.2. 89 jiwa dedengnganan pppererersesesebababarararann yang tidak merereratatataaa dididi mmmaasasining g – masing dddesesesaaa. Rencacacananana di
di
distribusi penduduk tet ttap memperttahhahanknknkananan pppersebababarararannn yyang sudahh adda, sedangkan untuk juuumlmlmlahahah
pe
peendndnduduk tambahan disebar sesuai perbandingaaannnjumlah eksisting masing – masing blok perururuntnttukukukaaan.
D
De
Dengngnganaa aaangngnggggapan sebuah rumah akan dihuni 4 jiwa, maka dibutuhkan sekitar 22.822 unununititit rumummahahah.
3.4.4 LOLOOKAKAKASISS UNTUKUKUKPPPENENDENDDIRIRIRIANANANRRRUMAH SUMUM SUSSUSUSUNUNUN SEDDDERERERHAHAHANANANASSEWEWEWAA A 3.4.1. Lokasi Terpilih
Dalam perencanaan rumah sussun lokasi (siite) berada di Jombor Kulon Sinduadi Mlati Sleman dengan pertimbangan Penyusunnnan Rencannaaa Detail Tata Ruang Aglomerasi Perkotaan (RDTP) Yogyakarta Kecamatan Mlati Kabububupaten SSlSeman. Pada tujuan pengembangan kawasan fungsional Kecamatan Mlati direncanakan dibabaagi dddaalam 5 (lima) Bagian Wilayah Kecamatan (BWK), site termaksud BWK I yang merupakan pintu mamm suk ke Kota Yogyakarta yang berbatasan secara
(10)
58 jiwa/ha) hingga tinggi (151 – 200 jiwa/ha), perdagangan dan jasa yang memiliki skala layanan regional, pendidikan, dan industri kecil dan menengah2.
Gambar 3. 5 Peta Rencana Struktur Kegiatan Pelayanan Kawasan Sumber: RDTP Mlati 2008
Berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang Aglomersari Perkotaan Kecamatan Mlati, Jombor Kulon merupakan kawasan permukiman eksisting dan kawasan rencana permukiman. Kawasan rencana permukiman saat ini berwujud kebun tebu (disewa Madukismo), tanah kebun, dan tanah lapang. Pada umumnya Desa Sinduadi memiliki permasalahan antara lain adalah banyaknya hunian seperti tempat kost yang tidak memiliki izin, system drainase yang kurang baik karena lebar saluran tidak sesuai dengan debit air yang masuk dan banyaknya sampah yang masuk ke saluran, pengangguran usia produktif serta pengelolaan sampak yang belum terorganisir.
2 RDTP Kecamatan Mlati Sleman Yogyakarta 2008
site
Gam
G
Gambar 3. 5 Peta RRRencenencana Struktur KeKeegiagiagiattan Pelayanan KKawaawawasansansa
Summberberber: R: DTPTPTPMMMlati 2008
B B
Berererdadadasasarkan Rencana Detail Tata Ruang Aglomersari Perkotaan KecamamatatatanananMMlaaatititi,,,JoJoJommmbor Ku
Kuuloloonnn meruruupapapakakakannn kakakawawwasasasannn pepepermrmrmukukukimimmananan eeeksksksisisistinnnggg dadadannn kakakawasawawasasan nn rererencncncanannaaa pepepermrmrmukukukimimiman.. . KKaKawwwasan rencananana pepepermrmrmukukukimimimananan sssaat inaa inniii berwujudbebe udud kkebun tttebu (disebe isiseewa MaMadududukkiksmmo)o)o),,, tatatanananahhh kekekebububunnn, dddaan tanah lapang. Padadadauuumumumumnmnmnya Desa Sinduadi memmmiliki permmasalahan antara lain am aadadadalalalahhhbababanyaknya hunian seperti tempat kost yang tidak memiliki iziiin, system draaianase yang kurang baik karena lebar saluran tidak sesuai dengan debit air yang maaasuk dan baaanyaknya sampah yang masuk ke saluran, pengangguran usia produktif serta pengelolaaaa n sampaaak yang belum terorganisir.
(11)
59
Gambar 3. 6 Letak Rencana Site Rusun Sumber: RDTP Mlati 2008
3.5.PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DAN PENGENDALIAN
3.5.1 Rencana Kepadatan Bangunan (KDB) dan Ketinggian Bangunan (KLB)
Kota dengan kepadatan bangunan yang tinggi dapat menyebabkan menurunnya kualitas kingkungan, beberapa kasus sangat merugikan lingkungan sendiri seperti permsalahan aksesibilitas yang terbatas untuk kendaraan bermotor ( seperti mobil pemadam kebakaran), permasalahan sirkulasi udara, pengembangan infrasitruktur untuk penunjang pergerakan dan sarana kesehatan susah diimpplementasikan dilapangan. Di sisi lain peningkatan jumlah penduduk mengakibatkan kebutuhan lahan semakin meningkat sehingga kepadatan bangunan menjadi semakin tinggi setiap tahunnya.
site
Gambar 3. 6 LetLeLetak akakRencana Site Rusun
Sumber: RDTP Mlati 2008
3.5.5.5. PEPEPEDODODOMAN PELAAAKSKSKSANANANAAAANNNPEPEPEMBM ANNNGUGUGUNANANANNN DAN PEPEPENNGNGENNNDADADALILILIANAA
3.5.1 Rencana Kepadatan Bangunan (KDBDBDB) dan Keeetititnggian Bangunan (KLB)
Kota dengan kepadatan bangunnaan yang tinggggi dapat menyebabkan menurunnya kualitas kingkungan, beberapa kasus sangat merugigigikan lingkukukungan sendiri seperti permsalahan aksesibilitas yang terbatas untuk kendaraan bermotor ((( seppeeerti mobil pemadam kebakaran), permasalahan sirkulasi udara, pengembangan infrasitruktur uuuntntntuk penunjang pergerakan dan sarana kesehatan
(12)
60 Salah satu intrumen untuk mengatur kepadatan bangunan adalah mengatur kepadatan bangunan tersebut dengan koefisien dasar bangunan. Standar yang digunakan di dalam pengaturan blok untuk kepadatan bangunan adalah3:
x Blok peruntukan dengan KDB tinggi maksimal 80% x Blok peruntukan dengan KDB menegah maksimal 60% x Blok peruntukan dengan KDB rendah maksimal 40% x Blok peruntukan dengan KDB sangar rendah maksimal 20%
Gambar 3. 7 Kepadatan Bangunan Sumber: RDTP Mlati 2008
Berdasarkan peta tersebut Jombor merupakan kawasan dengan kepadatan tinggi sehingga KDB dan arahan kepadatan bangunan di Mlati yang diguanakan adalah KBD maksimal 80%.
Rencana Ketinggian Bangunan (KLB) Mlati adalah sebagai berikut4: x BWK I dengan koefisien ketinggian 2 – 3
x BWK II dengan koefisien ketinggian 1 – 2 x BWK III dengan koefisien ketinggian 1 – 2 x BWK IV dengan koefisien ketinggian 1 x BWK V dengan koefisien ketinggian 1
3 ibid 4 ibid
x Blok peruntukan dengan KDB menenenegegegahaha mmmakakaksisisimal 60% x Blok peruntukan denggganananKKKDB rendah maksimal 40%% x Blok peruntukaaannn dddengan KDB sangar rendah maksimal 20%
Gambar 3. 7 Kepadatan Bangunan
Sum Sum
Sumberbebe: RDTPTPPMlatiMlMlatiati20202008 08 08
B B
Bereredasarkan pk ppetaeteta tersebut Jombooor rr merupakakaan kawasan dengn gananankkepp daddatan ttt ttinininggggi sehingga KDB dan arahan kepadatan bangunan di MMMllalati yang diggguanakan adalah KBD maksimal 80%.
Rencana Ketinggian Bangunan (KKLK B) Mlati adaaalah sebagai berikut4:
x BWK I dengan koefisien ketinggiaaannn2 – 3
x BWK II dengan koefisien ketinggiannn 1 – 2
x BWK III dengan koefisien ketinggian 111 – 222 BWK IV d k fi i k ti i 1
(13)
61 KLB pada kawasan Mlati dalam perencanaan permukiman yang bercampur dengan kegiatan jasa diarahkan dengan KLB dengan koefisien 2.
3.5.2 Garis Sepadan Muka bangunan dan antar Bangunan
Garis sepadan bangunan didasarkan pada rencana penggunaan pengembangan dan rencana struktur jalan. Sedangkan penentuan garis sepadan muka bangunan pada masing – masing ruas jalan disesuaikan dengan ruang/daerah pengawasan jalan yang diukur dari as jalan. Untuk Jl. Tegal Mlati termasuk dalam jalan lokal primer dengan lebar kurang lebih 5 meter sehingga lebar jalan sepadan tidak kurang 10 m diukur dari as jalan. Sedangkan untuk garis sepadan antar bangunan 5 – 8 meter dukur dari batas lahan.
LOKASI TAPAK
Alamat: Jl. Tegal Mlati Rt 04 Jombor Kulon Sinduadi Mlati Sleman
Gambar 3. 8 Foto Udara Site Sumber: Google earth, 2013
1
2
Garis sepadan bangunan didididadadasarkan pada rererencnncana penggunaan pengembangan dan rencana struktur jalan. Sedangngngkkakan penentuan garis sepadan mukakaka bbbangunan pada masing – masing ruas jalan disesuaikanndddengan ruang/daaaereah pengawasan jalan yang didiiukukukur dari as jalan. Untuk Jl. Tegal Mlati termasasasuk dalam jalan lokal priririmeeer rdededengngnganananlllebebebararrkkurang lebih 5 meteteerr rsehingga lebar jalan sepadan tidaaakkk kurang 10 mmmdiddukukukurrr dari asssjjalalalananan. SeSSedadadangngngkaaann unuu tututuk k k gagagarirrs sepadan anntatatar bangunan 5 – 8 meter r ddudukur dari bbbatatatasaa lahananan.
LOKAS
I
I
TAPAK
Alamat: Jl. Tegal Mlati Rt 04 Jombor Kulon SinininduadiiMMlati Sleman 1
(14)
62
Gambar 3. 9 No 1 Kondisi Jalan Tegal Mlati Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013
Gambar 3. 10 No 2 Kondisi Jalan lokal sekunder Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013
3.6.KONDISI SITE
Letak site berada di Padukuhan Jombor Kulon Jalan Tegal Mlati dengan batas – batas sebagai berikut:
x Batas Utara : Jl. Tegal Mlati lebar kurang lebih 5 meter x Batas Timur : SD N Bakalan dan Perumahan Jombor Lor x Batas Selatan : Perkebunan Tebu
x Batas barat : Gg. Telasik lebar 3 meter
Gambararar 3. 9No 1 Kondisi Jalan Tegal Mlati Summmbbber: D: D Dokukukmenenentastastasi Pi Pi Pririribadididi, 2, 0130101
Gambar33. 100No 22 Kondisi JJalanan lokal sekunderder
Sum
Su beer: Dokuok menntatasi PPribadidi, 22013013
3.6. KOKOKONDNDNDISSII SISITETE
Le
Le
Letak site berada dididi PPPadddukkkuhanh JomJJ mmboboborr r KuKuKulon Jaaalalalann n TeTeTeggalll MlMlatttiii dddengan batas – batas sebebebagagagaaia be
beeriririkukk t:
x x
x BaBaBatas Utara : Jl. Tegal Mlati lebar kurang lebih 5 meter x
x
x BataBaBatatas ssTiTiTimumumurrr :::SSSDD D NNNBaBaBakakakalalalann n dadadannnPeruruumamamahahanhannJoJoJombormbmb rrLLLororor
x
x
x BaBaBatatatas Selaaatatatannn : Peeerkrkrkebebebunnnananan Tebu
(15)
63
SITE DAN BATAS – BATASNYA
Gambar 3. 11 Kondisi Site Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013
7
1
2
3 4
6
8
9
10
11 12
5 7
2
Ga Ga
Gambm ar 3. 111111KondisKonKondisdisi Si Si Siteiite
Sumber: D: D: Dokuokuokummmentasi Pribribbadiadiadi, 22201301013 7
1
2
2 2
3
3 3
4 6
8
9
10
11 12
5 7
(16)
64 Tabel 3. 2 Foto – Foto Lingkungan Site
Gambar 3. 12 No 1 SD Bakalan Gambar 3. 13 No 3 Balai Triputro Winahyu dan PAUD
Gambar 3. 14 No 2 Pemukiman Penduduk
Gambar 3. 15 No 4 Kebun Tebu
Gambar 3. 16 No 5 Foto Site dari Arah Utara
Gambar 3. 17 No 6 Makam
Gambar 3. 18 No 7 Bengkel Mobil
Gambar 3. 19 No 8 Gg Telasik Gambar 3. 20 No 9 Mushola, PAUD, Posyandu
Gambar 3. 21 No 10 Kondisi Jalan samping site Gambar 3. 22 No 11 Kondisi Site bagian Selatan Gambar 3. 23 No 12 Kondisi Site Sebelah Timur
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013
3.7. STUDI KASUS RUMAH SUSUN
3.7.1 Rumah Susun Cokrodiningratan (Tegal Panggung)
Lokasi : Cokrodirjan, Yogyakarta Jumlah Lantai : 4 lantai
Jumlah Blok : 2 Blok
Jumlah Unit : 72 Unit (1 blok 36 hunian)
mbar 3. 21 No 101010Kononndisdisdisi Ji JJalan salaalan sn samamampiing siitetete Gambar 33. 2222 No 11 Kondisi SSSiiite bagian Selatanann GambGaGambmbararar333..232323 Gambar 3. 12 No 1 SD Bakalan Gambar 3. 13 No 3 Balai Triputro Winahyu dadannn
PAUD
Gambar 3. 14 No 2 Pemukiman Pe
Gammbm ar 3. 15 No NoNo4 K4 K4 Kebuebuebun Tebuuu
Gambar 3. 16 No o 5 5 Foto Site dari Arah UtUtaraa
a
Gaambmbmbararar3. 33 17 No 6 6 M6 akam
G
Ga
Gambar 333. 18 Noo o7 BenggkelkelMoMobilbil
Ga
Gmbmbara 3. 19 No 88 Gg T Telelasik Gambar 3. 20 NoNo 9 Mushhoolola, PAUDUDUD,
N
No
No 12 2 2 KKKondisi Site Seb
Sumbeeer: Dokumentasi PPrribr adi, 2013
3.7. STUDI KASUS RUMAH SUSUN
(17)
ya so te ad w Luas P Ruma ang lebih luas ocial antarwa ersedianya rua
dalah interaks Pengg warga, kantor p area hunia area sirkul horisontal area sirkul vertikal Perunit :
ah susun ini b s serta mema arga terjadi d ang berkumpu si antar pengh gunaan lantai pengelola. Sed an lasi lasi 21 m2
Gambar 3. 24 D
bertipe koridor anfaatan caha dikoridor. nam
ul di setiap la huni yang letak dasar berfun dangkan lant
Gambar
enah Rumah Susu Sumber: UPT DIY
r tunggal. Tipe aya alami dan mun karena antai hunian y k bloknya berd ngsi sebagai f
ai 2 hingga 4
r 3. 25 Selasar Ru Sumber: data pr
un Cokrodirjan lanta Y, 2013
e koridor ini m n penghawaan bentuk dena yang memada dekatan. fasilitas umum difungsikan se usun Cokrodirjan ribadi ai 2,3,4 memungkinkan n alami lebih
h yang mem ai maka intera
m dan social, ebagai unit hu
n akses view maksimal. In manjang serta aksi ini kerap
tempat parkir unian. 65 keluar teraksi a tidak terjadi r, balai ya s s so te ad w w w
Rummma
anglllebihlluas
ocial anttarawa ersrssedee ianyyyaa rua
dalahiiintntnteererakks Pengg
w
w
wararargagag , kantor p area hunia area sirkul horisontntntal
areaeaea sirkul
v v
vertikal
ahh susususun ini b s serta mmememaa arga terjadi d ang berkumpu sii antatarr pepengnghh gunaan lllanttaiii pengelola. Sed an
lasasasiii
lasi
Gaammbar 3. 24 D
bertipe korrididoor a
anfnaatan cahha dikkororididorr. nam
ul di setiapp lla h
hunununiii yayayangngngllletetetaak
d
d
dasar bbberfrffuuunnn dangkan lant
Gambar
enah Rumamah Susu
Sumber: U: UPT DIY
r tungggal. Tip
r e
ayaya alaami daann m
mun kkarenena anttaai hunian y
k bloknya berd
n
n
ngsgsgsiii sess bagagagaiii fff ai 2 hininingggggga 4
r 333.. . 25
r Selasar RRRu
Summmber: datataat pr
un Cokrodirjan lantana
Y, 2013
e kkororididor ini m n
n ppeenghawaann b
bentukuk ddenena yannggmemada
dekkatatatananan. f
f
fasasasilililitititas umu
f f f m difungsikan se usun Cokrodirjan ribadi ai 2,3,4
memungkgkininkakan n
n aalalammi lebih h yang mem ai maka intera
m dddan social, ebagai unit hu
n aakksk esvvvieieieww
maksksksimal. InInIn
manjannng serta
aksi inni kerappp
tempat parkir unian.
keluar teraksksksi a tttiiidaak
terjadddi
(18)
66
Gambar 3. 26 Selasar Rusun Cokrodirjan Sumber: data pribadi
Gambar 3. 27 Selasar Rusun Cokrodirjan Sumber: data pribadi
A. Pemanfaatan Ruang
Kolong rusunawa tidak digunakan untuk hunian karena akan menimbulkan kecemburuan dengan penghuni lainnya dan ditengarai akan melakukan ekspansi ke tanah disekitarnya, misalnya untuk parkir kendaraan, membuat kandang, dsb. Lantai 1 atau kolong rusunawa digunakan untuk fasilitas sosial supaya tidak ada kemungkinan masyarakat berebut ‘tanah sisa’. Penggunaan
kolong rusunawa adalah :
a. Ruang Serba guna
b. Mechanical Electrical Equipment, c. Ruang keamanan,
d. Ruang RT/RW,
e. Warung-warung maupun toko/koperasi, f. Tempat bermain anak,
g. Taman Kanak-kanak
h. Parkir sepeda motor tidak hanya digunakan untuk penghuni rumah susun saja, dan i. MCK Umum di kolong rusunawa dapat diletakkan sedekat mungkin dengan Gedung
Serba Guna/Olah Raga agar dapat saling mendukung keberadaannya. Gambar 3. 26 Selasar Rusun Cokrodirjan
Sum Sum
Sumberbb : dddataataataprprpibaibdi
Gambmbaar 3. 27SSelaasar Rusuun Cn Cookrodirjan
Sum
S bber: ddata ppribaaddi
A.
A.
A Pemmmaanfaatan Ruang
K
K
Kololoonongg rurususunanawawa tidak digggunakan untuk hunian karena akan n menimenimbmbululkakann kekeeccecemburruauauannn
d
d
dengan penghhunnii lalaainininnynynyaaadadadannn diditeteengngngarararaiaiai akakakan melaaakukakukukaannn ekekekspsspanansisisikkke eetatatanananahh h didissekitarnya, misaaalnlnlnyayaya
u un
untututuk parkir kendaraan, membuat kandang, dddsbsbsb.. LLantai 1 atau kolong rusunawa digunakann n unununtuuuk
fa
fa
fasisisilililtatas sossss sial supaya tidak ada kemungkinan masyarakat berebut ‘tanah sisa’. Penggunaaaananan ko
ko
kolololongngng rrrusususunununawawawa adadalallahahah ::
a. RuangggSeSeSerbrbrba gugug nanana b
b.
b MMeMechhhanananicicical Electrical Eqquiuiupment,
c. Ruang keamanan, d. Ruang RT/RW,
e. Warung-warung maupunttoko/koperaaasi, f. Tempat bermain anak,
g. Taman Kanak-kanak
(19)
67
Gambar 3. 28 Potongan Vertikal bangunan Sumber: Data Pribadi, 2013
x Pemanfaatan Unit Kamar
Gambar 3. 29 Kondisi unit kamat Sumber: Data Pribadi, 2013
x Fungsi Ruang Hunian untuk Aktivitas Usaha
Fungsi hunian ini bisa sebagai tempat untuk istirahat, membina keluarga dan tempat berlindung bagi penghuninya sehingga rasa nyaman harus bisa dicapai agar tujuan hunian ini bisa terwujud.
Perkembangan hunian di Rusunawa Cokrodirjan, rumah tidak hanya digunakan untuk tempat tinggal, tetapi ada sebagian penghuni yang menggunakan ruang tinggal sebagai tempat bekerja, misalnya usaha kerajinan, menjahit dan berdagang.
x Selasar
Selasar yang berukuran lebar 120 cm tersebut dibatasi dengan railing atai pagar dengan ketinggian 85 cm.
Gambar 3. 28Potongan Vertikal bangunan
Sum
Sum
Sumberberber: D: D: DatatataPrPrPribaibaibadi,dd 2013 131
x Pemanfaatatatan n n UnU it Kamar
Ga Ga
Gambmbmbararr 33. 29 Kononndisdisdisi ui ui unitnitnitkakakamat
Sumber: DDDataatata Pribadi, 2013
x
x
x F ngFuF ngngsisisiRRRuauauangngngHHunununiaiaiannnunununtututukkk AkAkAktititivitavivitatasss UsUU ahahahaaa
FuFuFungngngssi hhhunununian ini biiai bibisasasa sebbbagagagai temmmpat untupp kkk isisistirahahahat,t,t, mmmememembibibinanana kkkeleluuauarga dan
t
te
tempat berlindung bagi pppenghuniininya sehingga rasa nyammmananan hhhaarus bisa dicapai agar tujuan hunian ini bbbisa terwujud.
Perkembangan huniannn di Rusunawwwa Cokrodirjan, rumah tidak hanya digunakan untuk tempat tinggal, teeetatt pi ada ssebagian penghuni yang menggunakan ruang tinggal sebagai tempat bekerererja, misalnya usaha kerajinan, menjahit dan berdagang.
(20)
68 Namun kenyataan di lapangan, karena penggunaan bersama tersebut fungsi
selasar digunakan oleh penghuni sebagai ruang berkumpul dan bersosialisasi yang sekaligus sebagai ruang tamu. Ruang bermain anak-anak yang seharusnya disediakan di lantai dasar, karena jauhnya dari pengawasan orang tua, akhirnya anak-anak pun menggunakan selasar sebagai arena bermain dan tempat berinteraksi dengan teman sebayanya.
Selasar juga dimanfaatkan sebagai area jemur para penghuni rumah susun.
Gambar 3. 30 Kondisi Selasar yang dimanfaatkan oleh anak - anak bermain karena penawasan orang tua dan area penjemuran yang memnggangu sirkulasi
Sumber: Data Pribadi, 2013
B. Permasalahan
Permasalahan yang terjadi pada Rusunawa Cokro secara umum terbagi menjadi 2 bagian. Permasalahan berdasarkan sisi fisik dan non fisik. Kedua kondisi itu mepengaruhi kepuasan para penghuni rusun.
1. Faktor fisik :
x Disebabkan oleh sisi pelayanan prasarana rusunawa x Desain ruang / bangunan
x Kelengkapan rusunawa x Fasilitas lingkungan
2. Faktor non-fisik :
x Permasalahan pengelolaan rusunawa x Interaksi sosial antar penghuni x Aturan / tata tertib
x Hak kepastian tinggal
anak-anak pun mengngggugugunananakakaannn seseselasar sebagai arena bermain dan tempat berinteraksi dddenenengan teman sebayanya.
Selasasasarrr jjuga dimanfaatkan sebagai area jemur paraaa pepepenghuni rumah susun.
Ga
Ga
Gambmm ar 333..30 Kondisisi SeiSelalasar yang dimanfafaattkak n olehh annak - aanak n k bermain karena ppenenawawasan oraannng tuadddanannaaarerer a penjemmuranan yanng mmemnggganngu sirkulasi
Summberr::DDataa PPribaadi, 20201313
B. Permasasalalahahhananan
Permasalahan yang terjadi pada Rusususunanaawwwa Cokro secara umum terbagi menjadi 2 bbbaagagiaiaiannn.
Pe Pe
Permrmrmasasasalaaahan berdasarkan sisi fisik dan non fisik. Kedua kondisi itu mepengaruhi kepepepuuauasaaan papapara pe
pe
pengngnghuhuhunininirrrusususunu . 1.
1 FaFF ktor fisik :
x Disesesebabababkan oleh sisipppelayanan ppprrarasarana rusunawawawaa a x Desain ruang / banguunnnan
x Kelengkapan rusunawwaw x Fasilitas lingkungan 2. Faktor non-fisik :
(21)
69 3.7.1 Rumah Susun Mranggen
Gambar 3. 31 Tampak Selasar
sumber: rusunawa.slemankab.go.id
RUSUNAWA ini berlokasi di Mranggen, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta 96 unit yang terdiri dari blok A dan blok B. 22 Fasilitas pendukung antara lain: lobi, mushola, taman dalam, dan ruang tenis meja. Terletak di pinggiran kota Yogyakarta. Pengelola yang mengelola 4 RUSUNAWA di Sleman dibawah UPT RUSUNAWA terdiri dari beberapa bagian antara lain: tata usaha, bendahara, pengurus barang, koordinator keamanan, administrasi, koordinator mekanikal elektrikal, pemasaran, dan koordinator taman dan sarana prasarana.
Terdapar dua blok dengan lima lantai, Dengan tipe hunian tipe 21. Fasilitas tempat jemuran yang ada terletak pada bagian balkon, karena tempat jemuran terkena sinar matahari hanya saat sore para penghuni memanfaatkan juga ralling pada selasar untuk menjemur pada pagi hari.
Gambar 3. 32 Tempat jemuran tiap unit
sumber: rusunawa.slemankab.go.id
Gambar 3. 331 Tampak Selasar sumber: rusunnawwa.slemankab.g.go.o.id
RUSUSUSUNAWAWA A ini i berlokasi dii MMrar nggeen, Sinduuaadi,i, Mlati, Slemann, YoYogyakararrta 9666unnnititit yanggg
terdiri dari bblok A dan blokok BB. 2222 Fasiliitatas pep nndukunngg aantara lain:n:llobobii, mushola, tammman dalam, dddanann
ru
ru
ruang tenisssmeja. Terletak di pingggigirar n n kokotata Yogo yaakkartrtaa. PePengngelelola yang mengelola 44 RUSUNNNAAAWAAA
di SSSlelelemann n dibawaahh UPUPTT RURUSUSUNANAWAWA terdiri dari bebebeberarapapa bbagagiaiann anantat ra lainn: tatttaa a usaha aa,a,
be
b
b ndahara,aa ppene gug rurus s s bababarrang, koordididinananator keammmanananaan, adminiiistststrararasisisi,, koordidinanaatototor mekanininkakakall el
el
elekee trikal, pemasaran, dan koordinator tammananan danannsssarana prasarana.
Terdapar dua blok dengan lima lantai,DDengan tipe hunian tipe 21. Fasilitas tempapapattt jeeemumumurararan
ya
ya
yangngngaaadadada terlleletatatakkk papapadadadabbbagagagiaiaiannn babalklkononon,,kakakarena tempat jemumumurararan nnteterkrkenennaaasisisinananarrr mamamatatatahahahaririihhhannnya syayassaaaaaatt sssore paaararar pppenenenghg unii memanfffaatktktkanananjjjuguguga ralling papapada sdadasselelelasasasararar untuk menenenjejejemumumur r r pap ddad pagiihhari.
(22)
70 Fasilitas tempat parkir yang sudah tersedia, sehingga tidak memakai ruang kosong yang ada karena belum terbangun pengembangnya. Jarak antar massa sudah cukup sehingga mendapatkan cahaya matahari dan ventilasi silang. Ruang dalam tetap bersifat terbuka (kecuali area service/kamar mandi), pada umumnya pemisahan ruang tidur dilakukan dengan pemisah perabot. Hal ini dikarenakan kecilnya unit hunian yang ada. Tidak tersedianya sarana ruang umum bersama menyebabkan ruang umum seperti area tangga dan koridor dimanfaatkan sebagai tempat bermain anak. Pada area taman sudah disediakan area bermain anak dan lapangan namun penghuni enggan turun dengan alasan capek.
Sedangkan pada aspek ekonomi penghuninya, secara umum tingkat pendapatan penghuni yang umumnya golongan ekonomi lemah dengan pekerjaan wiraswasta pada sector informal, dengan penghasilan rata-rata UMR atau di bawahnya. Maka untuk memenuhi kebutuhannya, mereka seringkali melakukan usaha kecil-kecilan dengan berjualan, membuka warung dan lainnya dengan memanfaatkan unit hunian yang ada.
Tabel 3. 3 Rician biaya sewa 2013
Lantai Hunian / Ruang Usaha
Harga Sewa / Tarif Retribusi
Keterangan
Lantai V Rp. 161.000,- / bulan Lantai IV Rp. 176.000,- / bulan Lantai III Rp. 201.000,- / bulan Lantai II Rp. 236.000,- / bulan
Lantai I Rp. 161.000,- / bulan Khusus Defabel) Ruang Usaha Tipe 24
lantai 1
Rp. 310.000,- / bulan
sumber: rusunawa.slemankab.go.id
dikarenakan kecilnya unit hunian yang adadadaaa. TTTidididakakak tersedianya sarana ruang umum bersama menyebabkan ruang umum sepppererertititi area tangga dan koridor dddimimimanfaatkan sebagai tempat bermain anak. Pada area taman sususudadadah disediakan area bermain anak dan lapananangagg n namun penghuni enggan turun dengan alasannnccapek.
Sedananngggkan pada asaa pepepek k k ekee onommmiiipepepengngnghuuuniiinynynya,a,a, secssececarararaaaumum tingkat penenendad patan penghuni yang umuummmnya golongan ekkkoononomomomi lemah dengan pekerjaan wirii irrasasaswawawasta pada sector int nfofoformal, dengan penghahahasilan rataaa-r-r-ratatataa UMR atauauau dddiii bbawahnyaa. Maka uuntntntukukuk memenuhhhii i kekekebububutuhannyayaya, mereka seriririnngkali mmelelelakakakukukukanan usaaahahaha kecil-kecilan dengaann berjualan, membuukakaka warunnnggg dadadannnlainnya dedd ngan m
m
memanfaaaaaatktktkananan unit huhuhuninan yanngg ada. Ta
Tabbel 3. 3 Riciann biaya sewawa 2013 Lantntaiai Hunian / Ruang
Us Usahahaa
Hargaa Sewa / TTararifif R
Retrribussi
Keteraangngaan
Lantai V RpRp. 16611.00000,- / / bbulaann Lantai IV RpR . 176.000,- / bubulalan Lantt iaiIIIIII RpR . 201.000,- / buuulalalannn
Lantai II RpRpRp..2323236.0000,0,0,- /// bububulllan
Lantai I Rp. 161.1.10000000,- / bulan Khusus Defabel) Ruang Usaha Tipe 24
la la
lantntntaiaii111
Rp. 310.000,- / bulan
(1)
ya
so
te
ad
w
Luas P
Ruma
ang lebih luas
ocial antarwa
ersedianya rua
dalah interaks
Pengg
warga, kantor p
area hunia
area sirkul
horisontal
area sirkul
vertikal
Perunit :
ah susun ini b
s serta mema
arga terjadi d
ang berkumpu
si antar pengh
gunaan lantai
pengelola. Sed
an
lasi
lasi
21 m2
Gambar 3. 24 D
bertipe koridor
anfaatan caha
dikoridor. nam
ul di setiap la
huni yang letak
dasar berfun
dangkan lant
Gambar
enah Rumah Susu Sumber: UPT DIY
r tunggal. Tipe
aya alami dan
mun karena
antai hunian y
k bloknya berd
ngsi sebagai f
ai 2 hingga 4
r 3. 25 Selasar Ru Sumber: data pr
un Cokrodirjan lanta Y, 2013
e koridor ini m
n penghawaan
bentuk dena
yang memada
dekatan.
fasilitas umum
difungsikan se
usun Cokrodirjan ribadi ai 2,3,4memungkinkan
n alami lebih
h yang mem
ai maka intera
m dan social,
ebagai unit hu
n akses view
maksimal. In
manjang serta
aksi ini kerap
tempat parkir
unian.
65
keluar
teraksi
a tidak
terjadi
r, balai
ya
s
s
s
o
te
ad
w
w
w
Rum
m
m
a
ang
l
l
leb
ih
l
l
uas
ocial ant
tar
a
wa
ers
rs
s
ed
e
e
iany
y
y
a
a rua
dalah
i
i
i
nt
nt
nt
e
er
er
ak
k
s
Pengg
w
w
w
ar
ar
arga
ga
g
, kantor p
area hunia
area sirkul
horisont
nt
ntal
area
ea
ea sirkul
v
v
vertikal
ah
h su
susu
su
n ini b
s serta m
mem
ema
a
arga terjadi d
ang berkumpu
s
i
i an
ta
ta
r
r
pe
pe
ng
ng
h
h
gunaan
l
l
la
nt
t
ai
i
i
pengelola. Sed
an
las
as
as
i
i
i
lasi
Gaammbar 3. 24 D
bertipe kor
rid
id
o
or
a
a
nf
n
aatan ca
h
h
a
dik
k
or
orid
id
or
r
.
nam
ul di setia
p
p
l
l
a
h
h
un
un
uni
i
i
ya
ya
ya
ng
ng
ng
l
l
let
et
et
a
a
k
d
d
dasar
b
b
be
rf
rfu
f
u
u
n
n
n
dangkan lant
Gambar
enah Rumamah Susu
Sumber: U: UPT DIY
r tungg
gal
. Tip
r
e
aya
ya ala
am
i da
a
n
n
m
mun
k
karen
en
a
ant
ta
ai hunian y
k bloknya berd
n
n
n
gs
gs
gsi
i
i
s
s
se
baga
ga
gai
i
i
f
f
f
ai 2 h
in
in
ingg
gg
gg
a 4
r 333.. . 25 r Selasar RRRu
Summmber: datataat pr
un Cokrodirjan lantana
Y, 2013
e k
k
or
orid
idor ini m
n
n p
p
e
enghawaan
n
b
bentuk
uk d
d
en
en
a
yan
n
g
g
me
mada
dek
k
at
at
atan
an
an.
f
f
f
as
as
as
il
il
il
it
it
itas umu
f
f
f
m
difungsikan se
usun Cokrodirjan ribadi ai 2,3,4memungk
gk
in
in
ka
ka
n
n
n
a
a
la
lam
mi lebih
h yang mem
ai maka intera
m
d
d
dan social,
ebagai unit hu
n a
a
k
ks
k
es
v
v
vie
ie
ie
w
w
ma
ks
ks
ksimal
.
In
In
In
manjan
n
ng serta
aksi in
n
i kerap
p
p
tempat parkir
unian.
ke
luar
teraks
ks
ks
i
a t
t
t
i
i
ida
a
k
terjad
d
di
(2)
66
Gambar 3. 26 Selasar Rusun CokrodirjanSumber: data pribadi
Gambar 3. 27 Selasar Rusun Cokrodirjan Sumber: data pribadi
A.
Pemanfaatan Ruang
Kolong rusunawa tidak digunakan untuk hunian karena akan menimbulkan kecemburuan
dengan penghuni lainnya dan ditengarai akan melakukan ekspansi ke tanah disekitarnya, misalnya
untuk parkir kendaraan, membuat kandang, dsb. Lantai 1 atau kolong rusunawa digunakan untuk
fasilitas sosial supaya tidak ada kemungkinan masyarakat berebut ‘tanah sisa’. Penggunaan
kolong rusunawa adalah :
a.
Ruang Serba guna
b.
Mechanical Electrical Equipment,
c.
Ruang keamanan,
d.
Ruang RT/RW,
e.
Warung-warung maupun toko/koperasi,
f.
Tempat bermain anak,
g.
Taman Kanak-kanak
h.
Parkir sepeda motor tidak hanya digunakan untuk penghuni rumah susun saja, dan
i.
MCK Umum di kolong rusunawa dapat diletakkan sedekat mungkin dengan Gedung
Serba Guna/Olah Raga agar dapat saling mendukung keberadaannya.
Gambar 3. 26 Selasar Rusun Cokrodirjan Sum
Sum
Sumberbb : dddataataataprprpibaibdi
Gambmbaar 3. 27SSelaasar Rusuun Cn Cookrodirjan Sum
S bber: ddata ppribaaddi
A.
A.
A
Pem
m
ma
anfaatan Ruang
K
K
K
ol
ol
o
on
ong
g
ru
ru
su
su
na
na
wa
wa
tidak dig
g
gunakan untuk hunian karena akan
n
meni
me
ni
mb
mb
ul
ul
ka
ka
n
n
ke
ke
ec
ce
cembur
r
ua
ua
uan
n
n
d
d
dengan pengh
h
un
ni
i
la
la
a
in
in
in
ny
ny
ny
a
a
a
da
da
da
n
n
n
di
di
te
te
e
ng
ng
ng
ar
ar
ar
ai
ai
ai
a
ka
ka
ka
n mela
a
aku
ku
kuka
ka
a
n
n
n
ek
ek
ek
sp
s
sp
an
an
si
si
si
k
k
k
e
e
e
ta
ta
ta
na
na
na
h
h
h
di
di
s
sekitarnya, misa
a
aln
ln
ln
ya
ya
ya
u
un
un
tu
tu
tuk parkir kendaraan, membuat kandang,
d
d
dsb
sb
sb
.
.
L
Lantai 1 atau kolong rusunawa digunakan
n
n un
un
un
tu
u
uk
fa
fa
fasi
si
si
li
li
l
ta
tas
s so
s
s
s
sial supaya tidak ada kemungkinan masyarakat berebut ‘tanah sisa’. Pengguna
a
a
an
an
an
ko
ko
ko
lo
lo
lo
ng
ng
ng r
r
rus
us
us
un
un
un
aw
aw
aw
a ad
ad
al
al
l
ah
ah
ah :
:
a.
Ruang
g
g
Se
Se
Serb
rb
rba gu
gu
g
na
na
na
b
b.
b
M
Me
Mech
h
h
an
an
anic
ic
ical Electrical Eq
q
ui
ui
u
pment,
c.
Ruang keamanan,
d.
Ruang RT/RW,
e.
Warung-warung maupun
t
t
oko/kopera
a
asi,
f.
Tempat bermain anak,
g.
Taman Kanak-kanak
(3)
67
Gambar 3. 28 Potongan Vertikal bangunanSumber: Data Pribadi, 2013
x
Pemanfaatan Unit Kamar
Gambar 3. 29 Kondisi unit kamat Sumber: Data Pribadi, 2013
x
Fungsi Ruang Hunian untuk Aktivitas Usaha
Fungsi hunian ini bisa sebagai tempat untuk istirahat, membina keluarga dan
tempat berlindung bagi penghuninya sehingga rasa nyaman harus bisa dicapai
agar tujuan hunian ini bisa terwujud.
Perkembangan hunian di Rusunawa Cokrodirjan, rumah tidak hanya digunakan
untuk tempat tinggal, tetapi ada sebagian penghuni yang menggunakan ruang
tinggal sebagai tempat bekerja, misalnya usaha kerajinan, menjahit dan
berdagang.
x
Selasar
Selasar yang berukuran lebar 120 cm tersebut dibatasi dengan railing atai pagar
dengan ketinggian 85 cm.
Gambar 3. 28Potongan Vertikal bangunan
Sum Sum
Sumberberber: D: D: DatatataPrPrPribaibaibadi,dd 2013 131
x
Pemanfaa
ta
ta
ta
n
n
n
Un
U
it Kamar
Ga
Ga
Gambmbmbararr 33. 29 Kononndisdisdisi ui ui unitnitnitkakakamat Sumber: DDDataatata Pribadi, 2013
x
x
x
Fu
F
F ng
ng
ng
si
si
si
R
R
R
ua
ua
ua
ng
ng
ng
H
H
un
un
un
ia
ia
ian
n
n
un
un
un
tu
tu
tu
k
k
k
Ak
Ak
Ak
ti
ti
ti
vita
vi
vi
ta
ta
s
s
s Us
U
U
ah
ah
ah
a
a
a
Fung
Fu
Fu
ng
ng
s
si h
h
h
un
un
un
i
ia
ian ini
bi
bi
bi
sa
sa
sa
seb
b
b
ag
ag
ag
ai tem
m
m
pat untu
p
p
k
k
k
is
is
is
tira
ha
ha
hat,
t,
t,
m
m
m
em
em
em
bi
bi
bina
na
na k
k
k
el
elu
ua
uarga dan
t
te
tempat berlindung bagi
p
p
p
enghuni
in
inya sehingga rasa nyam
m
man
an
an
h
h
h
a
arus bisa dicapai
agar tujuan hunian ini b
b
bisa terwujud.
Perkembangan hunian
n
n
di Rusunaw
w
w
a Cokrodirjan, rumah tidak hanya digunakan
untuk tempat tinggal, te
e
e
ta
t
t
pi ada
s
sebagian penghuni yang menggunakan ruang
tinggal sebagai tempat
beker
er
erja, misalnya usaha kerajinan, menjahit dan
berdagang.
(4)
68
Namun kenyataan di lapangan, karena penggunaan bersama tersebut fungsi
selasar digunakan oleh penghuni sebagai ruang berkumpul dan bersosialisasi
yang sekaligus sebagai ruang tamu. Ruang bermain anak-anak yang seharusnya
disediakan di lantai dasar, karena jauhnya dari pengawasan orang tua, akhirnya
anak-anak pun menggunakan selasar sebagai arena bermain dan tempat
berinteraksi dengan teman sebayanya.
Selasar juga dimanfaatkan sebagai area jemur para penghuni rumah susun.
Gambar 3. 30 Kondisi Selasar yang dimanfaatkan oleh anak - anak bermain karena penawasan orang tua dan area penjemuran yang memnggangu sirkulasi
Sumber: Data Pribadi, 2013
B.
Permasalahan
Permasalahan yang terjadi pada Rusunawa Cokro secara umum terbagi menjadi 2 bagian.
Permasalahan berdasarkan sisi fisik dan non fisik. Kedua kondisi itu mepengaruhi kepuasan para
penghuni rusun.
1.
Faktor fisik :
x
Disebabkan oleh sisi pelayanan prasarana rusunawa
x
Desain ruang / bangunan
x
Kelengkapan rusunawa
x
Fasilitas lingkungan
2.
Faktor non-fisik :
x
Permasalahan pengelolaan rusunawa
x
Interaksi sosial antar penghuni
x
Aturan / tata tertib
x
Hak kepastian tinggal
anak-anak pun meng
ng
g
gu
gu
gu
na
na
na
ka
ka
a
n
n
n
se
se
se
lasar sebagai arena bermain dan tempat
berinteraksi d
d
d
en
en
engan teman sebayanya.
Selasa
sa
sa
r
r
r j
juga dimanfaatkan sebagai area jemur para
a
a pe
pe
pe
nghuni rumah susun.
Ga Ga
Gambmm ar 333..30 Kondisisii SeSelalasar yang dimanfafaattkak n olehh annak - aannak k bermain karena ppenenawawasan oraannng tuadanddannaaarerer a penjemmuranan yanng mmemnggganngu sirkulasi
Summberr::DDataa PPribaadi, 20201313
B. Permas
asal
al
ah
ah
h
an
an
an
Permasalahan
yang terjadi pada Rusu
su
suna
na
a
wa Cokro secara umum terbagi menjadi 2 b
w
w
b
ba
ag
agia
ia
ian
n
n.
Pe
Pe
Pe
rm
rm
rm
as
as
asal
a
a
ahan berdasarkan sisi fisik dan non fisik. Kedua kondisi itu mepengaruhi kep
ep
ep
u
ua
uasa
a
an pa
pa
pa
ra
pe
pe
pe
ng
ng
nghu
hu
huni
ni
ni
r
r
r
us
us
usun
u
.
1.
1
Fa
F
F
ktor fisik :
x
Dise
se
se
ba
ba
babkan oleh sisi
p
p
p
elayanan p
p
p
r
ra
rasarana rusunaw
aw
awa
a
a
x
Desain ruang / bangu
u
n
n
nan
x
Kelengkapan rusunaw
wa
w
x
Fasilitas lingkungan
2.
Faktor non-fisik :
(5)
69
3.7.1 Rumah Susun Mranggen
Gambar 3. 31 Tampak Selasar sumber: rusunawa.slemankab.go.id
RUSUNAWA ini berlokasi di Mranggen, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta 96 unit yang
terdiri dari blok A dan blok B. 22 Fasilitas pendukung antara lain: lobi, mushola, taman dalam, dan
ruang tenis meja. Terletak di pinggiran kota Yogyakarta.
Pengelola yang mengelola 4 RUSUNAWA
di Sleman dibawah UPT RUSUNAWA terdiri dari beberapa bagian antara lain: tata usaha,
bendahara, pengurus barang, koordinator keamanan, administrasi, koordinator mekanikal
elektrikal, pemasaran, dan koordinator taman dan sarana prasarana.
Terdapar dua blok dengan lima lantai, Dengan tipe hunian tipe 21. Fasilitas tempat jemuran
yang ada terletak pada bagian balkon, karena tempat jemuran terkena sinar matahari hanya saat sore
para penghuni memanfaatkan juga ralling pada selasar untuk menjemur pada pagi hari.
Gambar 3. 32 Tempat jemuran tiap unit
sumber: rusunawa.slemankab.go.id
Gambar 3. 331 Tampak Selasar
sumber: rusunnawwa.slemankab.g.go.o.id
RUS
US
USUNAW
AW
A
A
in
i
i berlokasi di
i M
Mra
r
ngge
en,
Sindu
u
a
adi,
i,
M
lati, Sleman
n,
Yo
Yo
gyakar
ar
rta 96
6
6
un
n
n
it
it
it
yang
g
g
terdiri dari
b
blok A dan blok
ok B
B
.
22
22
Fasili
ita
ta
s
pe
p
n
ndu
kun
n
g
g a
antara lain:
n:
l
l
ob
obi
i, mushola, tam
m
man da
la
m, d
d
d
an
an
n
ru
ru
ru
an
g tenis
s
s
meja. Terletak di ping
ggi
gi
ra
r
n
n ko
ko
ta
ta Yog
o
ya
ak
kart
rt
a
a.
Pe
Peng
ng
elola yang mengelola 4
el
4 RUSUN
N
N
A
A
AWA
A
A
di S
S
Sle
le
lema
n
n
n
dibawa
a
h
h
UP
UP
T
T
RU
RU
SU
SU
NA
NA
WA
WA terdiri dari be
bebe
be
ra
ra
pa
pa
b
b
ag
ag
ia
ia
n
n
an
an
ta
t
ra lai
n
n: tat
t
t
a
a
a usah
a
a
a,
a,
be
b
b
ndahara,
a
a
p
p
en
e
gu
g
ru
ru
s
s
s
ba
ba
ba
r
rang, koordi
di
dina
na
na
tor keam
m
m
an
an
an
a
an, admi
nist
i
i
st
stra
ra
ra
si
si
si,
,
koordi
di
na
na
a
to
to
to
r mekani
ni
n
ka
ka
ka
l
l
el
el
elek
e
e
trikal, pemasaran, dan koordinator tam
man
an
an dan
an
n
s
s
sarana prasarana.
Terdapar dua blok dengan lima lantai,
D
Dengan tipe hunian tipe 21. Fasilitas tempa
pa
pa
t
t
t
je
e
e
mu
mu
mura
ra
ran
ya
ya
yang
ng
ng
a
a
a
da
da
da
ter
l
le
le
ta
ta
ta
k
k
k
pa
pa
pa
da
da
da
b
b
b
ag
ag
ag
ia
ia
ia
n
n
n
ba
ba
lk
lk
on
on
on,
,
ka
ka
ka
rena tempat jemu
mu
mura
ra
ra
n
n
n
te
te
rk
rk
en
en
n
a
a
a
si
si
si
na
na
na
r
r
r
ma
ma
ma
ta
ta
ta
ha
ha
ha
ri
ri
i
han
h
h
n
n
ya
ya
ya s
s
saa
aa
aa
t
t s
s
sore
pa
a
a
ra
ra
r p
p
p
en
en
en
gh
g
un
i
i mema
nfaa
f
f
tk
tk
tk
an
an
an
jug
j
j
ug
uga ralling
pa
pa
pa
da s
da
da
sel
s
el
elas
as
asar
ar
ar unt
uk
men
en
enje
je
je
mu
mu
mu
r
r
r
pa
p
d
da
d
pag
i
i
h
hari.
(6)
70
Fasilitas tempat parkir yang sudah tersedia, sehingga tidak memakai ruang kosong yang ada
karena belum terbangun pengembangnya. Jarak antar massa sudah cukup sehingga mendapatkan
cahaya matahari dan ventilasi silang. Ruang dalam tetap bersifat terbuka (kecuali area service/kamar
mandi), pada umumnya pemisahan ruang tidur dilakukan dengan pemisah perabot. Hal ini
dikarenakan kecilnya unit hunian yang ada. Tidak tersedianya sarana ruang umum bersama
menyebabkan ruang umum seperti area tangga dan koridor dimanfaatkan sebagai tempat bermain
anak. Pada area taman sudah disediakan area bermain anak dan lapangan namun penghuni enggan
turun dengan alasan capek.
Sedangkan
pada
aspek
ekonomi penghuninya, secara umum tingkat pendapatan penghuni
yang umumnya golongan ekonomi lemah dengan pekerjaan wiraswasta pada sector informal, dengan
penghasilan rata-rata UMR atau di bawahnya. Maka untuk memenuhi kebutuhannya, mereka
seringkali melakukan usaha kecil-kecilan dengan berjualan, membuka warung dan lainnya dengan
memanfaatkan unit hunian yang ada.
Tabel 3. 3 Rician biaya sewa 2013
Lantai Hunian / Ruang
Usaha
Harga Sewa / Tarif
Retribusi
Keterangan
Lantai V
Rp. 161.000,- / bulan
Lantai IV
Rp. 176.000,- / bulan
Lantai III
Rp. 201.000,- / bulan
Lantai II
Rp. 236.000,- / bulan
Lantai I
Rp. 161.000,- / bulan
Khusus Defabel)
Ruang Usaha Tipe 24
lantai 1
Rp. 310.000,- / bulan
sumber: rusunawa.slemankab.go.id