Seperti hasil pemeriksaan laboratorium dan tes diagnostik, dapat digunakan perawat sebagai data objektif yang dapat disesuaikan dengan masalah kesehatan
pasien.Hasil pemeriksaan diagnostik dapat digunakan membantu mengevaluasi keberhasilan dari tindakan keperawatan Potter Perry, 2005.
e Perawat lain
Jika pasien adalah rujukan dari pelayanan kesehatan lainnya, maka perawat harus meminta informasi kepada perawat yang telah merawat pasien sebelumnya
Potter Perry, 2005. f
Kepustakaan Data dasar pasien yang komprehensif, perawat dapat membaca literatur yang
berhubungan dengan masalah pasien Potter Perry, 2005.
3. Rumusan Masalah
Diagnosa keperawatan pada gangguan mobilisasi fisik harus aktual dan potensial berdasarkan pengumpulan data yang selama pengkajian dimana perawat menyusun
strategi keperawatan untuk mengurangi atau mencegah bahaya berhubungan dengan kesejajaran tubuh buruk atau gangguan mobilisasi Potter Perry, 2006.
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada gangguan mobilisasi NANDA dalam Potter Perry, 2006 yaitu:
1. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengankesejajaran tubuh yang buruk dan
penurunan mobilisasi. 2.
Risiko cedera yang berhubungan denganketidaktepatan mekanika tubuh, ketidaktepatan posisi dan ketidaktepatan pemindahan yang buruk.
3. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan statis sekresi
paru dan ketidaktepatan posisi tubuh. 4.
Ketidakefektifan pola nafas yang berhubungan dengan penurunan pengembangan paru, penumpukan sekresi paru dan ketidaktepatan posisi tubuh.
5. Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan pola nafas tidak simetris,
penurunan pengembangan paru dan penumpukan sekresi paru. 6.
Gangguan integritas kulit atau risiko gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan keterbatasan mobilisasi, tekanan permukaan kulit, dan gaya gesek.
7. Gangguan eliminasi urine yang berhubungan dengan keterbatasan mobilisasi,
risiko infeksi dan retensi urin. 8.
Risiko infeksi yang berhubungan dengan statisnya sekresi paru, kerusakan integritas kulit, dan statisnya urine.
9. Inkontinensia total yang berhubungan dengan perubahan pola eliminasi dan
keterbatasan mobilisasi. 10.
Risiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan pengurangan tingkat aktivitas dan isolasi sosial.
11. Ketidakefektifan koping individu yang berhubungan dengan pengurangan tingkat
aktivitas dan isolasi sosial. 12.
Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan keterbatasan mobilisasi dan ketidaknyamanan.
4. Perencanaan
Berdasarkan diagnosa keperawatan hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan penurunan rentang gerak maka intervensi dari diagnosa keperawatan yang
mungkin muncul pada gangguan mobilisasi dan ketidaktepatan mekanika tubuh diatas NANDA dalam Potter Perry, 2006 adalah:
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat mobilisasi pasien dengan tingkatan 0-4 secara berkala.
2. Kaji kekuatan ototkemampuan fungsi- onal mobilitas sendi dengan mengguna-
kan skala kekuatan otot 0-5 secara teratur.
3. Monitor tanda-tanda vital. 4. Ubah posisi minimal setiap 2 jam te-
lentang, miring, dan sebagainya jika bisa lebih sering jika diletakkan dalam
posisi bagian yang terganggu. 5. Instruksibantu pasien melakukan latihan
ROM pasifaktif secara konsisten. 6. Instruksikan pasien pada aktivitas sesuai
dengan kemampuannya. 7. Melibatkan pasien dalam perawatan
untuk mengurangi depresi dan kebosan- an yang berkaitan dengan terapi
mobilisasi ROM. 8. Kolaborasi dengan ahli terapi fisik
1. Menunjukkan perubahan tingkatan mobilitas pasien setiap hari.
2. Menentukan perkembangan pe- ningkatan kekuatan ototmobilitas
sendi pasien sebelum dan sesudah dilakukan latihan rentang gerak
ROM. 3. Kelumpuhan otot mempengaruhi
sirkulasi pada ekstremitas. 4. Menurunkan resiko terjadinya
traumaiskemia jaringan. 5. Meminimalkan atrofi otot,
meningkatkan sirkulasi, membantu mencegah kontraktur dan
meningkatkan pemulihan fungsi kekuatan otot dan sendi.
6. Meningkatkan kemampuan aktivitas mandiri pasien, harga diri,
dan peran diri pasien sehari-hari. 7. Peran pasien mendukung motivasi
fisioterapi okupasi dan atau rehabilitasi spesialis.
9. Ajarkan keluarga dalam melakukan latihan rentang gerak mobilisasi ROM
sesuai dengan jadwal pengobatan dan perawatan pada pasien.
diri untuk menikmati pengobatan dan perawatan diberikan.
8. Mendukung peningkatan kekuatan otot dan fungsi ekstremitas
fungsional dan mencegah kontraktur.
9. Peran keluarga sangat menbantu peningkatan kesehatan pasien
dalam mobilisasi fisik di rumah sakit dan atau dirumah.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian