Analisis dampak & pergerakan nilai tukar terhadap inflasi di Indonesia : Pendekatan exchange rare pass through

,J

I

H4-R
a

ANALISIS DAMPAK PERGERAKAN NILAI TUKAR
TERHADAP INFLASI DI LNDONESIA :
PEKDEKATAN EXCHANGERATE PASS THROUGH

Oleh:
ENN\' SRI HARTATI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004

ABSTRAK

ENNY SRI HARTATI. Analisis Dampak Pergerakan Nilai Tukar

terhadap Inflasi di Indonesia: Pendekatan Exchange Rate Pass Through.
Dibimbing oleh HERMANTO SIREGAR sebagai Ketua, RINA OKTAVIANI
dan IMAN SUGEMA sebagai Anggota Komisi Pembimbing.
-.-

Dampak pergerakan nilai tukar rupiah terhadap -inflasi di Indonesia
terutama selama penerapan sistem nilai tukar mengambang cukup signifikan.
Pengaruh lintasan kurs terhadap inflasi terjadi baik melalui direct pass through
(dampak langsung) maupun indirect pass through (dampak tidak langsung). Hasil
simulasi melalui impulse response function diketahui bahwa dampak shock nilai
tukar terhadap inflasi melalui jalur langsung sekitar 0.48%-1.43%, dan
berlangsung selama sekitar 13 bulan. Sementara melalui jalur tidak langsung
berkisar 0.43%-1.38% dan berlangsung sekitar 10 bulan. Relatif besar dan
lamanya dampak lintasan kurs terhadap inflasi pada jalur langsung menunjukkan
besarnya ketergantungan Indonesia terhadap barang impor. Demikian juga cukup
besarnya dampak lintasan kurs pada jalur tidak langsung menunjukkan terdapat
hubungan yang signifikan antara kinerja ekspor dan impor (net ekspor) dengan
keseimbangan produksi domestik atau terjadinya output gap. Fluktuasi nilai tukar
rupiah berdampak signifikan terhadap permintaan dan penawaran barang-barang
yang diperdagangkan secara internasional (tradable good). Namun dari variance

decomposition menunjukkan bahwa pengaruh shock nilai tukar sendiri baru terasa
dalam jangka panjang (setelah bulan ke empat), dalam jangka pendek
pengaruhnya hanya sekitar 19%.
Salah satu ha1 yang menarik dari hasil simulasi model dalam penelitian ini
adalah bahwa respon kebijakan moneter untuk mengendalikan depresiasi rupiah
dan inflasi dengan pengetatan likuiditas baik melalui pengurangan jumlah uang
beredar maupun kenaikan suku bunga cenderung kurang efektif. Kenaikan tingkat
suku bunga justru berakibat delematis terhadap perturnbuhan sektor riil, sehingga
menimbulkan dampak inflasi melalui output gap. Oleh karena itu kebijakan
otoritas moneter dalam mengendalikan inflasi yang bersumber dari fluktuasi nilai
tukar diharapkan lebih fokus untuk : (1) menjaga keseimbangan neraca
pembayaran, terutama neraca perdagangan, dan (2) memberi stimulan terhadap
pertumbuhan sektor riil, antara lain dengan kebijakan meningkatkan peran
intermediasi perbankan melalui peningkatan pembiayaan terhadap sektor riil.
Dalam jangka pendek kebijakan moneter yang lebih penting adalah untuk
mengendalikan shock inflasi, sementara untuk pengendalian laju depresiasi
penting untuk jangka panjang. Dengan demikian kebijakan menyerap kelebihan
likuditas perekonomian sebaiknya hanya ditujukan untuk mengurangi kegiatan
spekulatif. Kebijakan pengurangan jumlah uang beredar maupun kenaikan tingkat
suku bunga sebaiknya tidak berlangsung dalam waktu yang terlalu lama.

Kata kunci: inflasi, nilai tukar, exchange rate passthrough, analisis vector
autoregresion (VAR)

SURAT PERNYATAAN

Penulis menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pemyataan dalam
tesis penulis yang berjudu! :

ANALISIS DAMPAK PERGERAKAN NILAI TUKAR TERHADAP MFLASI
DI INONESIA : PENDEKATAN EXCHANGE RATE PASS THROUGH

merupakan gagasan atau hasil penelitian penulis sendiri, dengan pembimbingan
Komisi Pembimbing, kecwli yang dengan jelas ditunjukkan rujukmya. Tesis ini
belum pemah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di
Perguruan Tinggi lain. Semua data dan informasi yang digunakan telah
dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, 10 Mei 2004

Enny Sri Hartati

Nrp. PO 1500028

SURAT PERNYATAAN

Penulis menyatakan dengan sebenar-benamya bahwa segala -pemyataan dalam
tesis penulis yang berjudu! :

ANALISIS DAMPAK PERGERAKAN NILAI TUKAR TERHADAP INFLASI
DI INONESIA : PENDEKATAN EXCHANGE RATE PASS THROUGH

merupakan gagasan atau hasil penelitian penulis sendiri, dengan pembimbingan
Komisi Pembimbing, kecwli yang dengan jelas ditunjukkan rujukmnya. Tesis ini
belum pemah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di
Perguruan Tinggi lain. Semua data dan informasi yang digunakan telah
dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, 10 Mei 2004

Enny Sri Hartati
Nrp. PO1500028


ANALISIS DAMPAK PERGERAKAN'NILAITUKAR
TERHADAP INFLASI DI INDONESIA : PENDEKATAN EXCHANGE RATE PASS THROUGH

Oleh:
ENNY SRI HARTATI

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004

Judul Tesis

:


Analisis Dampak Pergerakan Nilai Tukar terhadap
Inflasi di Indonesia : Pendekatan Exchange Rate
Pass Through

Nama Mahasiswa

:

Enny Sri Hartati

Nomor Pokok

:

PO1500028

Program Studi

:


Ilmu Ekonomi Pertanian

Menyetujui,
1. Komisi Pembimbing

Dr. Ir. ~ e & m t o&iregar. MEc
Ketua

\

J

i)r. Ir. Rim Oktaviani, MS
Awgota

Dr. Ir. Iman Sugema. MEc
A~gsota

Mengetahui,


2. Ketua Promam Studi
Ilmu ~konomiPertanian

Dr. Ir. Bonar M. Sinaga,
Tanggal Ujian : 10 Mei 2004

3. Dekan Sekolah Pascasariana

da Manuwoto, MSc

,J

I

H4-R
a

ANALISIS DAMPAK PERGERAKAN NILAI TUKAR
TERHADAP INFLASI DI LNDONESIA :

PEKDEKATAN EXCHANGERATE PASS THROUGH

Oleh:
ENN\' SRI HARTATI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004

ABSTRAK

ENNY SRI HARTATI. Analisis Dampak Pergerakan Nilai Tukar
terhadap Inflasi di Indonesia: Pendekatan Exchange Rate Pass Through.
Dibimbing oleh HERMANTO SIREGAR sebagai Ketua, RINA OKTAVIANI
dan IMAN SUGEMA sebagai Anggota Komisi Pembimbing.
-.-

Dampak pergerakan nilai tukar rupiah terhadap -inflasi di Indonesia
terutama selama penerapan sistem nilai tukar mengambang cukup signifikan.
Pengaruh lintasan kurs terhadap inflasi terjadi baik melalui direct pass through

(dampak langsung) maupun indirect pass through (dampak tidak langsung). Hasil
simulasi melalui impulse response function diketahui bahwa dampak shock nilai
tukar terhadap inflasi melalui jalur langsung sekitar 0.48%-1.43%, dan
berlangsung selama sekitar 13 bulan. Sementara melalui jalur tidak langsung
berkisar 0.43%-1.38% dan berlangsung sekitar 10 bulan. Relatif besar dan
lamanya dampak lintasan kurs terhadap inflasi pada jalur langsung menunjukkan
besarnya ketergantungan Indonesia terhadap barang impor. Demikian juga cukup
besarnya dampak lintasan kurs pada jalur tidak langsung menunjukkan terdapat
hubungan yang signifikan antara kinerja ekspor dan impor (net ekspor) dengan
keseimbangan produksi domestik atau terjadinya output gap. Fluktuasi nilai tukar
rupiah berdampak signifikan terhadap permintaan dan penawaran barang-barang
yang diperdagangkan secara internasional (tradable good). Namun dari variance
decomposition menunjukkan bahwa pengaruh shock nilai tukar sendiri baru terasa
dalam jangka panjang (setelah bulan ke empat), dalam jangka pendek
pengaruhnya hanya sekitar 19%.
Salah satu ha1 yang menarik dari hasil simulasi model dalam penelitian ini
adalah bahwa respon kebijakan moneter untuk mengendalikan depresiasi rupiah
dan inflasi dengan pengetatan likuiditas baik melalui pengurangan jumlah uang
beredar maupun kenaikan suku bunga cenderung kurang efektif. Kenaikan tingkat
suku bunga justru berakibat delematis terhadap perturnbuhan sektor riil, sehingga

menimbulkan dampak inflasi melalui output gap. Oleh karena itu kebijakan
otoritas moneter dalam mengendalikan inflasi yang bersumber dari fluktuasi nilai
tukar diharapkan lebih fokus untuk : (1) menjaga keseimbangan neraca
pembayaran, terutama neraca perdagangan, dan (2) memberi stimulan terhadap
pertumbuhan sektor riil, antara lain dengan kebijakan meningkatkan peran
intermediasi perbankan melalui peningkatan pembiayaan terhadap sektor riil.
Dalam jangka pendek kebijakan moneter yang lebih penting adalah untuk
mengendalikan shock inflasi, sementara untuk pengendalian laju depresiasi
penting untuk jangka panjang. Dengan demikian kebijakan menyerap kelebihan
likuditas perekonomian sebaiknya hanya ditujukan untuk mengurangi kegiatan
spekulatif. Kebijakan pengurangan jumlah uang beredar maupun kenaikan tingkat
suku bunga sebaiknya tidak berlangsung dalam waktu yang terlalu lama.
Kata kunci: inflasi, nilai tukar, exchange rate passthrough, analisis vector
autoregresion (VAR)

SURAT PERNYATAAN

Penulis menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pemyataan dalam
tesis penulis yang berjudu! :

ANALISIS DAMPAK PERGERAKAN NILAI TUKAR TERHADAP MFLASI
DI INONESIA : PENDEKATAN EXCHANGE RATE PASS THROUGH

merupakan gagasan atau hasil penelitian penulis sendiri, dengan pembimbingan
Komisi Pembimbing, kecwli yang dengan jelas ditunjukkan rujukmya. Tesis ini
belum pemah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di
Perguruan Tinggi lain. Semua data dan informasi yang digunakan telah
dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, 10 Mei 2004

Enny Sri Hartati
Nrp. PO 1500028

SURAT PERNYATAAN

Penulis menyatakan dengan sebenar-benamya bahwa segala -pemyataan dalam
tesis penulis yang berjudu! :

ANALISIS DAMPAK PERGERAKAN NILAI TUKAR TERHADAP INFLASI
DI INONESIA : PENDEKATAN EXCHANGE RATE PASS THROUGH

merupakan gagasan atau hasil penelitian penulis sendiri, dengan pembimbingan
Komisi Pembimbing, kecwli yang dengan jelas ditunjukkan rujukmnya. Tesis ini
belum pemah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di
Perguruan Tinggi lain. Semua data dan informasi yang digunakan telah
dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, 10 Mei 2004

Enny Sri Hartati
Nrp. PO1500028

ANALISIS DAMPAK PERGERAKAN'NILAITUKAR
TERHADAP INFLASI DI INDONESIA : PENDEKATAN EXCHANGE RATE PASS THROUGH

Oleh:
ENNY SRI HARTATI

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004

Judul Tesis

:

Analisis Dampak Pergerakan Nilai Tukar terhadap
Inflasi di Indonesia : Pendekatan Exchange Rate
Pass Through

Nama Mahasiswa

:

Enny Sri Hartati

Nomor Pokok

:

PO1500028

Program Studi

:

Ilmu Ekonomi Pertanian

Menyetujui,
1. Komisi Pembimbing

Dr. Ir. ~ e & m t o&iregar. MEc
Ketua

\

J

i)r. Ir. Rim Oktaviani, MS
Awgota

Dr. Ir. Iman Sugema. MEc
A~gsota

Mengetahui,

2. Ketua Promam Studi
Ilmu ~konomiPertanian

Dr. Ir. Bonar M. Sinaga,
Tanggal Ujian : 10 Mei 2004

3. Dekan Sekolah Pascasariana

da Manuwoto, MSc

VI.

6.1.

PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

Uji Sifat Time Series Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data runtut waktu (time
series) bulanan, yaitu dari bulan juli 1997 sampai April 2002.' Data ekonomi yang
runtun waktu biasanya tidak stasioner, maka dipei-lukan uji akar-akar unit. Uji
akar unit bertujuan untuk mengamati apakah koefisien variabel tertentu dari
model otoregresif yang ditaksir mempunyai nilai satu atau tidak. Metode
pengujian aka-akar unit yang digunakan adalah dengan uji Augmented DickeyFuller (ADF). Selanjutnya hasil ADF hams dibandingkan dengan nilai kritis yang
dikembangkan MacKinnon.

6.1.1. Uji Stasioneritas pada Derajat Level

Dalam penelitian ini ada delapan variabel yang digunakan yaitu nilai tukar
nominal (KURS), indeks harga impor (HGIMP), nilai tukar riil (RER), ekspor
netto (NX), indeks produksi (IPI), jumlah uang beredar (JUB), suku bunga (SBI)
dan indeks harga konsumen (IHK). Data yang digunakan dalam analisis pada
derajat level ini semua dalam bentuk log. Untuk menguji apakah data yang
1

digunakan sudah stasioner pada derajat yang sama maka digunakan ADF test den
gan memasukkan persarnaan yang mengandung intersep (co) dan variabel
kecenderungan waktu (T). Selanjutnya, hasil dari ADF test dibandingkan dengan
tabel nilai kritis McKinnon. Jika uji ADF lebih rendah dari nilai tabel, maka perlu
dilanjutkan uji stasioneritas pada derajat difference. Hasil uji aka-akar unit dari

Dengan demikian secara umum dapat disimpulkan bahwa kebiiakan
pengetatan likuiditas pada masa krisis dengan titik berat pada stabilisasi jangka
pendek memang terbukti cukup berhasil, namun dengan pengorbanan semakin
terkontraksinya perekonomian. Pengujian melalui impulse response memperkuat
hasil penelitian ini, yaitu ketika kebijakan suku bunga tinggi diterapkan pada saat
krisis dan secara konsisten dipertahankan maka hasilnya adalah dalam jangka
pendek inflasi yang lebih rendah dan nilai tukar berangsur menguat. Namun di sisi
lain kebijakan tersebut berdampak pada semakin merosotnya aktifitas
perekonomian, tercermin produksi domestik anjlok.
Lebih jelas lagi terlihat pada simulasi model indirect pass through, dimana
intervensi otoritas moneter melalui suku bunga yang diharapkan dapat
mengendalikan laju inflasi ternyata dalam jangka panjang tidak berpengaruh
secara signifikan. Kondisi tersebut dlkarenakan -transmisi pengaruh perubahan
suku bunga ke nilai tukar rupiah mengafani lag dalam mekanisme transmisinya.
Hasil uji melalui jalur tidak langsung menyimpulkan shock yang terjadi
pada nilai tukar mempengaruhi perilaku suku bunga SBI. Selanjutnya shock yang
terjadi pads suku bunga SBI ditransmisikan ke suku bunga yang berjangka lebih
panjang, baik pada suku bunga deposit0 maupun suku bunga kredit. Perubahan
suku bunga tersebut selanjutnya mempengaruhi pola konsumsi dan investasi

-

melalui jalur kredit. Kenaikan suku bunga akan menyebabkan penurunan investasi
dan menyebabkan penurunan permintaan agregat dan penawaran aggregat.
Dengan demikian akan terjadi output gap, yang akan memicu melonjaknya inflasi.
Kebijakan kenaikkan suku bunga akan efektif apabila elastisitas suku
bunga terhadap aliran modal internasional yang masuk lebih besar deri pada

Larnpiran 2. Data Asli yang Digunakan dalam Penelitian

14.3

Lampiran 2. Lanjutan
No. Bulan

SBI

(9
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64

(i)

Aug-00
Sep-00
Oct-00
NOV-00
Dec-00
Jan-01
Feb-01
Mar-01
Apr-01
May-Ol
Jun-0 1
J~tl-01
Aug-01
Sep-01
Oct-01
NOV-01
Dec-011Jan-02
Feb-02
Mar-02
Apr-07

/

13.50
13.56
13.68
14.15
14.53
14.74
14.79
15.58
16.09
16.33
16.65
17.17
17.67
17.57
17.58
17.60
17.62
16.93
16.86
16.76
16.oi

IHKUS
(IHK*)
109.85
110.08
109.92
109.77
109.71
1 13.41
113.49
113.17
1 13.18
113.47
1 13.59
113.06
1 12.84
112.99
1 12.26
111.85
111.41
114.70
114.78
1 14.84
1 15.04

IHPB
IHK
Impor
lndo
288.85
21 1.99
21 1.87
291.25
214.33
295.71
217.15
300.18
221.37
301.97
222.10
3 11.77
224.04
3 13.61
226.04
317.38
227.07
326.05
229.63
33 1.04
233.46
333.28
238.42
330.12
237.92
3 12.17
239.44
3 15.37
241.06
3 19.83
245.18
324.30
249.15
317.15
254.12
328.32
257.93
324.64
257.87
312.82
257.261
306.98

Kurs

JUB

(e)

8290.00
8780.00
9395.00
9530.00
9595.00
9450.00
9835.00
10400.00
11675.00
11058.00
11440.00
9525.00
8865.00
9675.00
10435.00
10430.00
10400.00
10320.00
10189.00
9655.00
93 16.00

Sumber : BPS, BI. dan berbagai sumber yang diolah (1997-2002)
Keterangan :
t
: Wahceriode
i
: tingkat suku bunga SBI (I bulan)
IHK
: Indeks Harga Konsumen Indonesia (1996 = 100)
IHK*
: Indeks Harga Konsumen Amerika (1996 = 100)
IHPB Impor : 1nd:ks Harga Perdagangan Besar Impor (1996 = 100)
e
: Nilai Tukar RpNS $, berdasarkan Kurs Spot FR BI
: Uang Beredar di Indonesia (miliar rupiah)
JUB'
X
: Net EksNpor Non Migas (juta US $)
IPI
: Industrial Production Indeks ( Indeks Produksi Industri)

136530
135430
138886
141204
162186
145345
149879
i48375
154297
155791
160142
162154
166851
164237
169963
171383
177731
166769
168643
166173
169002

Lampiran 3. Cata Levei dalam Bectuk Log yang Digunakan dalam Penelitian
Tahun

1997:07
1997:08
1997:09
1997:lO
1997:ll
1997:12
1998:Ol
1998:02
1998:03
1998:04
1998:05
1998:06
1998:07
1998:08
1998:09
1998:lO
1998:ll
1998:12
1999:Ol
1999:02
1999:03
1999:04
1999.05
1999:06
1999:07
1999:08
1999:09
1999:lO
1999:ll
1999:12
2000:O 1
2000:02
2000:03
2000:04
2000:05
2000:06
2000:07
2000:08
2000:09
2000: 10
2000: 1 1
2000: 12

LKURS

1
'

7.8628820
8.0 179667
8.0940731
8.2079469
8.2019344
8.4446225
9:247 1533
9.0768090)
9.0270 1831
8.9834398
9.2615087
9.6091 165
9.4727046
9.3 124456
9.2779990
8.9293028
8.8956296
8.9903169
9.0994088
9.0745206
9.0693527
9.0191799
9.00023641
3.8137359
8.8356469
8.93 12876
9.0343 189
8.8392767
8.9126080
8.8678501
8.9126080
8.9233247
8.9345869
8.9802981
9.06 18404
9.0750932
9.1053 13 1
9.0228052
9.08023 17
9.1479329
9.1622000
9.1689974

LIP1

LHCIMP

4.6254549
4.6374310
4.691 1606
4.7528862
4.7599038
4.8372533
5.2575829
5.37 12241
5.4398893
5.4137925
5.4827029
5.5530553
5.6432432
5.6 16771 1
5.61 1 1897
5.5638164
5.5368521
5.5239069
5.5786193
5.58 17889
5.5891 196
5.5818414
5.5635383
5.55 11591
5.5261501
5.5508427
5.58 10027
5.5536972
5.5397597
5.5536972
5.5964307
5.6032334
5.6083334
5.6108421
5.6361633
5.6575187
5.6813207
5.6659121
5.6741679
5.6893889
5.7043817
5.7103 164

I

4.7271223
4.7246307
4.7 198373
4.7017523
4.5859874
4.6146253
4.4057432i
4.27 10951
4.507 1 162
4.4448841
4.4052548
4.4724385
4.5096500
4.5045761
4.4982529
4.5220059
4.43 18877
4.4794936
4.1602883
4.3674205
4.4944621
4.4747198
4.4876246
4.4644127
4.5238517
4.5096500
4.5376405
4.5537716
4.5600682,
4.5 1 10793
4.185251 1
4.4326009
4.4959132
4.4360412
4.5277490
4.5373 195
4.5785 182
4.5990515
4.58568 15
4.6008609
4.5982463
4.4641825

LNX
6.0700446
6.6271 150
6.493 1485
6.0944723
6.5829942
6.8171739
7.0830522
7.0565201
7.4223 139
7.1979592
7.2822112
7.5200177
7.4366173
7.3 184069
7.2274446
6.8508674
6.9369257
6.9809128
6.7307794
6.9972303
7.3 173452
7.2291 !39
7.37469 17
7.217590'2'I
7.4537357
7.5778897
7.5645496
7.5552773
7.4561657
7.3564714
7.3345252
7.5683276
7.6304613
7.67285 10
7.557525 1
7.6782801
7.6236419
7.4393830
7.421 7160
7.155 1621
6.8611876
6.7788987

LRER

7.8318635
7.9777499
8.0423260
8.1416677
8.1252896
8.3496935
9.1 11661 1
8.82068 13
8.7 162047
8.6247060
8.8516202
9.1545083
8.9352714
8.7 132275
8.6399778
8.2932646
8.2568808
8.3368642
8.4459628
8.4065233
5.4017043
8.3618771
8.3437980
8.1602823
8.19393611
8.2996787
8.41 12441
8.2142692
8.2813267
8.2218901
8.2833509
8.2960103
8.3 148732
8.3517587
8.4241663
8.4370564
8.4549409
8.3654164
8.4254303
8.4801495
8.4800264
8.4670021

LIHK
4.6582369
4.6673935
4.6782348.
4.69208 16
4.6399348
4.7169799
4.78624 10
4.9054970
4.9568828
5.0028047
5.0538863
5.0991955
5.1813340
5.2424346
5.2792874
5.2765829
5.2774001
5.2914941
5.3207636
'5.3332983
5.33083301
5.3238876
5.321 1057
5.3 174825
5.3068310
5.2972 168
5.2902852
5.2908395
5.2958142
5.3 104929
5.3235952
5.3243262
5.3 197853
5.3253487
5.3337328
5.3386913
5.35 14315
5.3565391
5.3559729
5.3675 169
5.3805884
5.3998355

Lampiran 3. Lanjutan
Tahun

2001 :O1
2001 :02
2001 :03
2001 :04
2001 :05
2001 :06
2001 :07
2001 :08
2001 :09
2001:lO
2001:ll
2001:12
2002:O 1
2002:02
200203

LKURS

9.1537700
9.1937027
9.249561 1
9.3652051
9.3109094
9.3448713
9.1616752
9.0898662
9.1773005
9.2529208
9.2524415
9.2495611
9.2418390
9.2290640
9.1752312

LHGIMP

5.7422582
5.7481406
5.7600923
5.7870542
5.8022244
5.8089703
5.7994435
5.7435630
5.7537386
5.7678035
5.7816734
5.7593883
5.7939939
5.7827261
5.7456203

LIP1

4.4815325
4.4969166
4.5501859
4.5381753
4.5979441
4.6007605
4.6005596
4.6086641
4.5783 127
4.6194675
4.5823 109
4.2575966
4.4393517
4.3559393
4.4573660

LNX

6.8757485
6.8223063
7.1466147
7.1190691
7.1610012
7.2585530
7.4730123
7.7153020
7.41 17375
7.5723487
7.2060805
7.3149522
7.3565353
6.9488012
7.2498815

LRER
8.4816231
8.5136155
8.5577079
8.6689243
8.6060122
'8.6244811
8.4155364
8.3439177
8.4263070
8.4886499
8.4676409
8.4447442
8.4463705
8.4194255
8.3662826

Sumber: BPS (1990,2002)
Keterangan :
: Nilai tukar rupiah dalam bentuk log
LKURS
: Indeks harga impor dalam bentuk log
LHGIMP
: lndek produksi domestik dalarn bentuk log
LIP1
: Net ekspor dalam bentuk log
LNX
: Niiai t?lkar riil dalarn bentuk log
LRER
: Inaeks harga konsumen dalam bentuk log
LIHK

LIHK

5.4031277
5.41 18246
5.4207120
5.4252583
5.4364693
5.4530108
5.4740338
5.4719345
5.4783029
5.4850459
5.5019926
5.5180551
5.5378066
5.5526882
5.5524556

Lampiran 4. Data dalzm Bentuk First Difference
Tahun

1997:07
1997:08 1997:09
1997:lO
1997:ll
1997:12
1998:Ol
1998:02
1998:03
1998:04
1998:05
1998:06
1998:07
1998:08
1998:09
1998:lO
1998:ll
1998:12
1999:Ol
1999:02
1999:03
1999:04
1999:05
1999:06
1999:07
1999:08
1999:09
1999:lO
1999:ll
1999:12
2000:Ol
2000:02
2000:03
2000:04
2000:05
2000:06
2000:07
2000:08
2000:09
2000: 10
2000: 11
2000:12

DLKURS

0.0590387
0.1550847
0.0761064
0.1 138738
-0.0060126
0.2426881
0.8025318
-0.1703454
-0.0497907
-0.0435785
0.2780689
0.3476078
-0.13641 19
-0,1602590
-0.0344466
-0.3486962
-0.0336732
0.0946873
0.1090919
-0.0248882
-0.00516801
-0.0501728/
-0.0!891351
-0.1865005i
0.02191 10
0.0956407
O.lO30313
-0.1950422
0.0733313
-0.0447579
0.0447579
0.0107168
0.0112621
0.0457112
0.0815423
0.0132529
0.0302199
-0.0825079
0.0574264
0.0677012
0.0142671
0.0067974

DLHCIMP

DLIPI

DLNX

0.0039578
0.0119762
0.0537296
0.0617256
0.0070176
0.0773495
0.4203297
O.ll36412
0.0686651
-0.0260967
0.0689104
0.0703524
0.0901879
-0.0264721
-0.0055814
-0.0473733
-0.0269644
-0.0129452
0.0547124
0.3031696
0.0073307
-0.0072783
-0.018?03 1 1
-0.012079?~
-0.0253090
0.0246926
0.0301599
-0.0273055
-0.0139375
0.0139375
0.0427335
0.0068027
0.0051000
0.0025087
0.0253212
0.0213554
0.0238020
-0.0154086
0.0082559
0.0152210
0.0149928
0.0059347

I.

0.3386470
0.5570704
-0.1339665
-0.3986762
0.4885219
0.2341797
0.2658783
-0.0265322
0.3657939
-0.2243548
0.0842520
0.2378065
-0.0834005
-0.1182104
-0.0909623
-0.3765772
0.0860582
0.0439871
-0.2501331
0.2664509
0.3201149
0.0882313
-0.1455778;
-0.1571016
0.2361455
0.1241540
-0.0133401
-0.0092723
-0.0991 116
-0.0996942
-0.0219463
0.2338025
0.0621336
0.0423897
-0.1153258
0.1207550
-0.0546381
-0.1842589
-0.0176670
-0.2665539
-0.2939744
-0.0822890

i

0.0144439
-0.0024816
-0.0048034
-0.0180850
-0.1157649
0.0286380
-0.2088822
-0.1346481
0.2360212
-0.0622322
-0.0396293
0.0671837
0.03721 15
-0.0050739
-0.0063232
0.0237530
-0.0901 183
0.0476059
-3.3192052
0.2071321
0.1270416
-0.0197423
0.0129049
-0.0232119
0.0594389
-0.0142017
0.0279905
0.0161311
0.0062966
-0.0489889
-0.3258281
0.2473498
0.0633123
-0.0598720
0.0917078
0.0095705
0.0411986
0.0205334
-0.0133700
0.0151794
-0.0026146
-0.1340638

DLRER

0.0503752
0.1458865
0.0645761
0.0993417
-0.0163781
Or2244039
0.7619676
-0.2909798
-0.1044766
-0.0914987
0.2269142
0.3028881
-0.2192368
-0.2220439
-0.0732498
-0.3467132
-0.0363838
0.0799834
0.1090987
-0.0394395
;0.0048190
-0.0398272
-0.0180791
-0.1835157
0.0336538
0.1057426
0.1 115654
-0.1969749
0.0670575
-0.0594366
0.0614608
0.0126594
0.0188629
0.0368856
0.0724075
0.0128901
0.0178845
-0.0895245
0.0600139
0.0547193
-0.0001232
-0.0130243

DLIHK

0.0079978
0.0091566
0.0108412
0.0138468
0.0078532
0.0170451
0.0692611
0,1192560
0.0513859
0.0459219
0.0510816
0.0453091
0.0821385
0.0611006
0.0368528
-0.0027046
0.0008172
0.0140940
0.0292694
.0.0125348
-0.0024654
-0.0069453
-0.0027819
-0.0036232
-0.0106515
-0.0096143
-0.0069316
0.0005543
0.0049748
0.0146787
0.0131022
0.0007310
-0.0045409
0.0055634
0.0083841
0.0049585
0.0127402
0.0051076
-0.0005662
0.01 15440
0.0130715
0.0192472

Larnpiran 4. Lanjutan
Tahun

DLKURS

2001 :01
2001 :02
2001 :03
2001 :04
2001:05
200 1 :06
2001107
2001 :08
2001 :!I9
2001:lO
2001 :1 1
2001:12
2002:Ol
2002102
2002:03
2002:04

-0.0152274
0.0399327
0.0558584
0.1 156440
-0.0542957
0.0339618
-0.1E3 1961
-0.071 S890
0.0874343
0.0756203
-0.0004793
-0.0028805
-0.0077220
-0.0127751
-0.0538328
-0.0357426

DLHCIMP

0.0319417
0.0058824
0.0119518
0.0269619
0.015 1702
0.0067460
-0.0095269
-0.0558805
0.0101756
0.0140649
0.013865i8
-0.0222850
0.0346055
-0.0112677
-0.0371059
-0.0188426

DLNX

0.0968498
-0.0534422
0.3243084
-0.0275456
0.0419320
0.0975518
0.2144593
0.2422897
-0.3035645
0.16061 1 1
-0.3662681
0.1088717
0.0415831
-0.4077340
0.3010803

DLIPI

DLRER

DLIHK

0.0173501
0.0153841
0.0532693
-0.0120106
0.0597688
0.0028163
-0.0002009
0.0081045
-0.0303513
0.0411548
-0.0371566
-0.3247143
0.1817551
-0.0834124
0.1014267

0.0146210
0.0319925
0.0440924
0.1 112164
-0.0629120
-0.0184688
-0.2089447
-0.0716186
0.0823892
0.0623430
-0.0210090
-0.0228966
0.0016263
-0.0269450
-0.0531429

0.0032922
0.0086969
0.0088874
0.0045464
0.01121 10
0.0165414
0.0210231
-0.0020993
0.0063684
0.0067430
0.0169468
0.0160625
0.0197515
0.0148816
-0.0002326
-0.0023683

Sumber: BPS (1990,2002)
~eterangan:
DLKURS
: Nilai tukar rupiah dalarn bentukfirst differenc.e
DLHGIMP : Indeks harga impor Calam bentukjrst drference
: Indek produksi domestik dalam bentukjrst difference
DLIPI
: Net ekspor dalam bentukfirst difference
DLNX
: Nilai tukar riil dalam bentukjrst difference
DLRER
DLIHK
: Indeks harga konsurnen dalam bentukfirst difference

Lampiran 5. Uji Stasioneritas Data Level dalam E3ent.uk Log
ADF LKURS
ADF Test Statistic

-2.742443

-4.1219
-3.4875
-3.1718)

ADF LHGIMP
~ADFTest Statistic

-2.257591

-4.12191
-3.4875 1
-3.17181

ADF LRER
ADF Test Statistic

-3.224489

-4.1219
-3.4875
-3.1718

ADF LNX
(ADF Test Statistic

-3.224489

-4.12191
-3;4875 1
-3.17181

ADF LJUB
~ADFTest Statistic

-1.860930

-4.1219)
-3.48751
-3.1718)

ADF LSBI
ADF Test Statistic

-2.547454

-4.1219
-3.4875
-3.17181

ADF LIP1
IADF Test Statistic

-2.355866

-4.12191
-3.4875
-3.1718

ADF LIHK
ADF Test Statistic

-2.355866

-4.1219
-3.4875
-3.17181

1% Critical Value*
5% Critical Value
10% Critical Value
*MacKinnon critical values for rejection of hypothesis of a unit root.

1

1% Critical Value*
5% Critical Value
10% Critical Value
*MacKinnon critical values for rejection of hypothesis of a unit root.

1% Critical Value*
5% Critical Value
10% Critical Value
*MacKinnon critical values for rejection of hypothesis of a unit root.

1.

1% Critical Value*
5% Critical Value
10% Critical Value
*MacKinnon critical values for rejection of hypothesis of a unit root.

1% Critical Value*
5% Critical Value
10% Critical Value
*MacKinnon critical values for rejection of hypothesis of a unit root.

I

1% Critical Value*
5% Critical Value
10% Critical Value
*MacKinnon critical values for rejection of hypothesis of a unit root.

1% Critical Value*
5% Critical Value
10'Xo Critical Value
*MacKi~oncritical values for rejection of hypothesis of a unit root.

1% Critical Value*
5% Critical Value
10% Critical Value
*MacKinnon critical values for rejection of hypothesis of a unit root.

Lampiran 6. Uji Stasioneritas Data dalam Bentuk First Diference
ADF DLKURS
ADF Test Statistic

-8.477775

1% Critical Value*
5% Critical Value
10% Critical Value

-4.1249
-3.4889
-3.1727

*MacKinnon critical values for rejection of hypothesis of a unit root.
ADF DLHGIMP
ADF Test Statistic

-5.565832

1% Critical Value*
5% Critical Value
10% Critical Value

-4.1249
-314889
-3.1727 (

*MacKinnon critical values for rejection of hypothesis of a unit root.
ADF DLRER
~ADFTest Statistic

1

-8.499398

1% Critical Value*
5% Critical Value
10% Critical Value

-4.12491
-3.48891
-3.17271

*MacKinnon critical values for rejection of hypothesis of a unit root.
ADF DLNX
~ADFTest Statistic

I

-10.58839

1% Critical Value*
5% Critical Value
10% Critical Value

-4.12491
-3.4889
-3.17271

1

*MacKinnon critical values for rejeczion of hypothesis of a unit root.
ADF Dljub
[ADF Test Statistic

I

-1 1.030?3

1% Critical Value*
5% Critical Value
10% Critical Value

-4.1 2491
-3.48891
-3.17271

*MacKinnon critical values for rejection of hypothesis of a unit root.
ADF DLSBI
~ A D FTest Statistic

I

-5.542447

1% Critical Value*
5% Critical Value
10% Critical Value

-4.12491
-3.48891
-3.17271

*MacKinnon critical values for rejection of hypothesis of a unit root.
ADF DLIPI
ADF Test Statistic

- 1 1.20042

1% Critical Value*
5% Critical Value

10% Critical Value
*MacKinnon critical values for rejection of hypothesis of a unit root.
ADF DLIHK
~ A D FTest Statistic

1

-6.892299

1% Critical Value*
5% Critical Value
10% Critical Value

*MacKinnon critical values for rejection of hypothesis of a unit root.

-4.1249
-3.4889
-3.17271

-4.12491
-3.48891
-3.17271