EKSISTENSI PERKAWINAN MASYARAKAT SUKU SASAK LOMBOK (MERARIQ) DALAM MUARA PLURALISME HUKUM EXISTENCE OF MARRIAGE IN THE SASAK TRIBE IN LOMBOK (MERARIQ) WITHIN THE ESTUARY OF LEGAL PLURALISM
KESIMPULAN
in 1 ) . Di mana pada sebuah prosesi ter-
Keanekaragaman yang dimilki oleh sebut di yakini sebagai media untuk dapat bangsa ini merupakan sebuah karakteristik mencukupi kebutuhan-kebutuhan abstrak kuat sebagai pembeda bangsa ini dengan yang maha tinggi nilainya atau pun untuk bangsa yang lain di dunia. Akan tetapi, mencukupi kebutuhan-ke butuhan concreto dari kesemua perbedaan-perbedaan yang dari manusia itu sendiri. ada tersebut, terunifikasi dalam satu
Prosesi Perkawinan adalah sebagai me- wadah kesatuan yang utuh dalam suatu dia pemilihan yang di sangat relevans un- ikatan rasa Nasionalis dalam Kerangka
tuk menjalankan 2 obsesi tersebut. Maka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
pada prosesi ini dalam pela ksanaannya di
Pluralisme yang dimilki oleh bangsa ini warnai dengan Implemen tasi Pluralisme merupakan sebuah asset pencetus lahirnya hukum di dalamnya Se bagai contoh prak- konsep kesatuan sehingga untuk mencapai tek adanya Implementasi Pluralisme hu- tujuan bersama dalam konsep kesatuan kum pada satu prosesi yaitu prosesi hendaknya pluralisme yang ada tersebut Perkawinan.pada Prosesi per kawinan ini kita lihat sebagai suatu anugerah bukan terjadi pluralisme hukum di mana ada tiga sebagai suatu pembeda, apa lagi sebagai hukum yang di implemen tasikan di dalam- suatu musibah, sebab sejatinya masing- nya Yaitu Hukum Agama (syariat), Adat masing lapisan tersebut terkandung nilai- dan Hukum Nasional. Sebagai Contoh ka- nilai yang sarat dengan muatan teologis jian yaitu prosesi per kawinanan yang di dan filosofis, yang di dedikasikan untuk laksanakan oleh masyarakat suku sasak menciptakan harmonisasi dalam kehidu- Lombok yang di kenal dengan istilah pan manusia itu sendiri, baik fungsi “MERARIQ“. Di mana pada prosesi manusia sebagai Hablumminallah (Fardhu merariq (Pernikahan) ini, terdapat imple-
mentasi tiga hukum (Plu ralisme hukum) sekaligus (3 in 1) yaitu hukum Teologi
442 IUS Kajian Hukum dan Keadilan
Wahyuddin| Eksistensi Perkawinan Masyarakat Suku Sasak Lombok (Merariq) dalam Muara Pluralisme... (syariat), Custom (bu daya) dan State (Neg- nnas . Dengan demikian ruh-ruh prosesi
ara). Di mana proses Merari’ ini di domi- Merari’ harus kita jaga agar tetap berada nasi oleh pe ngaruh per kembangan penga- pada nilai filosofi yang men dasarinya. ruh Hindu Jawa, penga ruh Hindu Bali, Menghilangkan nilai filosofi pada setiap pengaruh Islam, serta pengaruh kolonial- prosesi merari’ berarti kita telah melaku- isme Belanda dan Je pang. Hal ini sebagai kan aborsi terhadap ke sakralan dari Mera- ben tuk dari perte muan (difusi, akulturasi, ri’ ( Perkawinan) ini. inkulturasi ) ke budayaan.Pada hal yang
Dengan demikian Akulturasi Islam dan demikian suku sasak Lombok di kenal seb-
budaya diharapkan mampu melakukan se- agai potret sebuah mozaik. Akan tetapi
cara simultan langkah invensi dan inovasi dalam konteks masyarakat Sasak Lombok,
sebagai upaya kreatif untuk menemukan, Islam merupa kan rujukan utama dan lensa
merekonsiliasi, dan meng komunikasikan ideologis dalam memahami dan mengeval- serta menghasilkan konstruksi instrument uasi perubahan. Islam mempunyai peranan
baru.Artinya bukan untuk mengedepan- yang sangat urgen dalam menghadapi pe-
kan fanatisme serta chauvinisme, yang di rubahan, dan akulturasi budaya dalam ke- pahami secara literal, melainkan bagai- hidupan sosial mereka.
mana rekonstruksi-rekonstruksi tersebut
Hal ini tampak terlihat dalam prosesi mampu berdialektika sesuai dengan kon- Merariq ini, di mana dalam prosesinya ter- teks dimensi ruang dan waktu. Yang kandung nilai-nilai luhur sebagai refresen- tentunya dengan tetap menghindari kon- tasi terhadap kesadaran diri sebagai Hab- flik norma agama dan manifesto budaya. lum minallah dan sebagai Hablum mina-
Daftar Pustaka
Abdul Qadir Muhammad ,Metode Penelitian Hukum,Raja Grafindo
,Jakarta,2009 Bahasa sasak merupakan bahasa asli daerah suku sasak yang ada di
pulau lombok.Nusa Tenggara Barat. Baiq Raehanun Ratnasari, Dalam Sudikno Mertokusumo,Penemuan
Hukum,Liberty, Yogyakarta,2004. Fath. Zakaria, Mozaik Budaya Orang Mataram, (Mataram: Yayasan
Sumurmas Al-Hamidy, 1998), Fath. Zakaria, Mozaik Budaya Orang Mataram, (Mataram: Yayasan
Sumurmas Al-Hamidy, 1998), Ibn Rusyd, Bidayah al-Mujtahid Ha Nihayah al-Muqtashid, (Semarang:
Usaha Keluarga, tt.), Jilid II, John Ryan Bartholemew, Alif Lam Mim: Kearifan Masyarakat Sasak,
(Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001) Pendidikan Gender, Panduan Perkuliahan pada Prodi S.3 Pendidikan
Islam Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2013 Solichin Salam, Lombok Pulau Perawan: Sejaroh dan Masa Depannya
(Jakarta: Kuning Mas, 1992), Undang No 1 tahun 1974
Kajian Hukum dan Keadilan IUS 443
J UrnAl IUS | Vol II | Nomor 6 | Desember 2014 | hlm 427~444
http://imsakjakarta.wordpress.com/2011/01/10/434.Di akses pada
tanggal 18 Oktober 2014.Pukul.018.13 Srijasmaindra.blogspot.com/2012/11/makalah tentang-perkawinan-
adat-suku-.html?m=1.17.Di akses pada Tanggal 17 Oktober 2014.Jam 5:03
http://id.wikipedia.org/wiki/Pernikahan_dalam_Islam http:/www.hukum.unsrat.ac.id/pres/inpres_1_1991.pdf www.kemenag.go.id/file/dokumen/UU2246.pdf
444 IUS Kajian Hukum dan Keadilan