EKSISTENSI PERKAWINAN MASYARAKAT SUKU SASAK LOMBOK (MERARIQ) DALAM MUARA PLURALISME HUKUM EXISTENCE OF MARRIAGE IN THE SASAK TRIBE IN LOMBOK (MERARIQ) WITHIN THE ESTUARY OF LEGAL PLURALISM

EKSISTENSI PERKAWINAN MASYARAKAT SUKU SASAK LOMBOK (MERARIQ) DALAM MUARA PLURALISME HUKUM EXISTENCE OF MARRIAGE IN THE SASAK TRIBE IN LOMBOK (MERARIQ) WITHIN THE ESTUARY OF LEGAL PLURALISM

Wahyuddin Lukman

Kepala Biro Hukum&HAM ASPEKINDO (Aosiasi Perlindungan Ketenaga Kerjaa Informal Indonesia)Prov. NTB Email : Cithose54@gmail.com

Naskah dimuat : 05/11/2014; revisi : 10/11/2014; disetujui : 29/11/2014

A bstrAct

Man is basically a creature of God who has relation (through worship) to God (fardhu a’in) and relation to other creatures as social beings (fard kifayah). This dual relationship will as consequence make a various instruments of what-the-so-called Legal Pluralism. The Legal Pluralism in human life is a bind positioning the human to commit with what are contained in each instrument, even though the instruments are mostly abstract and are only dialectical symbols that have a strong energy leading the physical nd spiritual side of human to obey the God and to do anything on behalf of the “theological and Social Faith” in order to obtain the physical and spiritual peace. To achieve those needs , human his life as a creature implement the legal pluralism, which is believed to serve as an investment in order that his dual function of creation remain maintained and qualified. The instance of this is the implementation of legal pluralism in the procession of “Merariq” (Marriage) in indigenous people the Lombok Sasak tribe. In that procession, three laws are implemented; religious teaching, traditional law, and State law all of which are integratedly applied in the process (3 in 1).

Keywords : Existence, Legal Pluralism, Merariq

A bStrAk

Eksistensi manusia di dalam kehidupan pada dasarnya adalah sebagai makhluk yang melaksanakan hubungan (ibadah) kepada Tuhan (fardhu a’in) dan sebagai makhluk social (fardhu kifayah). Dalam implementasi dwi fungsi tersebut, konsekuensi logisnya akan melahirkan keanekaragaman instrument (Pluralisme Hukum). Implementasi Pluralisme Hukum itu sendiri dalam kehidupan manusia, eksistensinya bersifat mengikat yang memposisikan manusia pada suatu keharusan untuk melaksanakan substansi-substansi yang terdapat pada masing-masing instrument, meskipun instrument-instrument yang ada tersebut sebagian hanya bersifat abstrak yang di dialetikakan dalam bentuk simbol- simbol. Akan tetapi memiliki energi kuat yang menggiring jasmani dan rohani manusia untuk mematuhi-nya dan melaksanakannya atas nama suatu “Keyakinan terhadap nilai Teologi dan Sosial” demi tercapainya kedamaian lahir maupun bathin. Untuk memenuhi kebutuhan nilai-nilai tersebut, manusia dalam perjalanannya menelusuri hakekat penciptaannya menerapkan implementasi Pluralisme hukum yang diyakini dapat dijadikan sebagai suatu investasi agar dwi fungsi hakekat penciptaan-Nya tetap terpelihara dan berkualitas. Contohnya yaitu, implementasi pluralisme hukum pada prosesi “ Merariq “ (Perkawinan) pada masyarakat adat suku sasak Lombok. Di mana pada prosesi ini ada tiga hukum yang diimplementasikan yaitu hukum Agama, Adat dan Negara yang terintegral pada satu prosesi (3 in 1).

Kata kunci : Eksistensi, Pluralisme Hukum, Merariq

IUS 427

Kajian Hukum dan Keadilan

J UrnAl IUS | Vol II | Nomor 6 | Desember 2014 | hlm 427~444 PENDAHULUAN

dimiliki oleh bangsa Indonesia yang tidak ternilai harganya. Dengan karakteristik

Negara Indonesia terdiri dari berbagi inilah, Indonesia di kenal sebagai Negara macam bangsa, ras, suku serta bahasa yang Unifikasi yang tetap eksis pada muara

berbeda. Keanekaragaman tersebut ber- Pluralisme oleh masyarakat dunia. Uni-

afiliasi dalam sebuah bentuk yang di sebut fikasi pada muara pluralisme tersebut Budaya. Dalam hal implementasi dari selain sebagai hakekat kehidupan dari

budaya tersebut memunculkan adanya per- Tuhan, hal yang demikian juga sebagai

bedaan-perbedaan antara masyarakat yang perwujudan karakteristik warisan para

satu dengan yang lainnya. Kebudayaan itu leluhur kita yang menjunjung tinggi nilai-

sendiri merupakan suatu system gagasan, nilai humanisme, serta apresiasi terhadap

rasa dan refleksi yang terbentuk (Konsep)

historis bangsa ini.

dalam sebuah karya yang dihasilkan oleh manusia dalam kehidupan masyarakat

Oleh karenanya dari konsep di atas, yang kemudian dimilikinya yang diperoleh dalam implmentasinya di refresentasikan melalui proses belajar. Masyarakat dan ke dalam 3 unsur untuk mencapai ting- kebudayaan memiliki hubungan keter- katan nilai-nilai yang hakiki dari masing- kaitan yang sangat erat, di mana prilaku masing unsur yang ada yang telah menjadi manusia itu melahirkan kebudayaan yang suatu kepercayaan,sebagai sebuah kon- dilakukan secara adjeng dan bermeta- sekuen si kehidupan manusia di dunia morfosis menjadi tradisi yang di junjung maupun konsekuensi kehidupan manusia tinggi oleh masyarakat yang di yakini sarat menjadi warga negara dalam suatu wadah akan kandungan nilai-nilai teologi maupun yang disebut Negara,yaitu Custom, Teo logi falsafati yang mencakup hubungan antar and State. Di mana masing-masing unsur manusia dengan Tuhannya, antar sesama tersebut di bentuk suatu aturan (Instru- manusia maupun manusia dengan alam- ment ) baik secara tertulis maupun tidak nya. Kebudayaan yang terdapat dalam mas- tertulis. Hukum (Instrument) disini di ya rakat di suatu daerah berbeda dengan fungsikan untuk mengatur pariabel-pari- kebudayaan masyarakat di daerah lain. Hal abel pada masing-masing konsep ter sebut ini disebabkan karena latar belakang demi terwujudnya harmonisasi nilai-nilai sejarah masyarakat yang berbeda sehingga dasar yang terkandung di dalamnya yang hal tersebut mempengaruhi dalam cara telah menjadi tujuan pada masing-masing bertingkah laku masyarakat dan system individu, baik di dalam men jalankan tata nilai yang dianutnya.

fungsinya sebagai ciptaan Tuhan (fardhu a’in) , antar individu/Masyarakat, dengan

Akan tetapi dalam konteks Negara Ke- alam maupun terhadap Negara (fardhu

satuan Republik Indonesia dari kesemua kifayah) . Pada refleksi masing-masing dari

perbedaan-perbedaan yang ada tersebut, di unsur tersebut kita kenal dengan istilah

letakkan di dalam satu wadah kesatuan

Pluralisme Hukum.

yang utuh yaitu di dalam sebuah ikatan nasionalis yang di fungsikan sebagai pe-

Dalam prakteknya seringkali pluralisme mersatu yang di dalamnya terdapat titah- Hukum tersebut diimplementasikan se cara titah suci yaitu bertumpah darah satu bersama pada sebuah satu prosesi yang “Tanah Air Indonesia”, berkebangsaan merangkum dari sebuah perjalanan untuk satu “Bangsa Indonesia”, berbahasa satu mencapai nilai-nilai yang terkandung “Bahasa Indonesia”. Perbedaan-perbedaan dalam sebuah konsep Custom, Teologi and yang telah menyatu dalam bingkai ke- State itu sendiri. satuan tersebut adalah kekayaan yang

428 IUS Kajian Hukum dan Keadilan

Wahyuddin| Eksistensi Perkawinan Masyarakat Suku Sasak Lombok (Merariq) dalam Muara Pluralisme... Sebagai contoh praktek adanya Imple- kawinan yang di laksanakan oleh masy-

mentasi Pluralisme hukum pada satu pro- arakat suku sasak Lombok, maka terdapat sesi yaitu prosesi perkawinan. Pada prosesi suatu korelasi yang relevan. Perkawinan, perkawinan ini terjadi pluralisme hukum pada masyarakat adat suku Sasak Lombok di mana ada tiga hukum yang diimple- di kenal dengan istilah “MERARIQ“. mentasikan di dalamnya (3 in 1). Bila di Merariq (Pernikahan) ini merupakan su- cermati secara mendalam,prosesi per- atu proses yang di dalamnya terdapat kawinan ini mengandung nilai-nilai yang implementasi tiga hukum (Pluralisme tinggi bila di bandingkan dengan prosesi hukum) sekaligus yaitu hukum Teologi yang lainnya. Di dalam prosesnya di- (syariat), Custom (budaya) dan State jadikan oleh manusia sebagai media untuk (Negara). menggapai nilai ibadah yang tinggi ter-

Selain itu juga prosesi perkawinan hadap Tuhan, di jadikan sebagai media masya rakat suku sasak Lombok ini me- untuk merefleksikan penghormatan ter-

miliki karakteristik serta keunikan ter- hadap nilai-nilai budaya yang di junjung

sendiri yang membedakannya dengan tinggi,di jadikan sebagai media untuk daerah lain sehingga prosesi perkawinan mem pertahankan eksistensi harga diri

masyarakat suku sasak Lombok menjadi keluarga yang kemudian di sandarkan

suatu kajian yang sangat menarik untuk di pada instrument Negara untuk men dapat-

bahas yaitu terhadap “Eksistensi Per ka- kan keabsahan perkawinan yang komplit.

Di satu sisi prosesi tersebut di laksanakan winan Masyarakat Suku Sasak Lombok (Merariq) Dalam Muara Plu ralisme

sesuai dengan syariat, sesuai dengan adat

Hukum “.

istiadat dan sesuai dengan aturan undang- undang yang berlaku. Sebab masing-

Untuk membatasi pembahasan dalam masing unsur tersebut me miliki konse- penelitian ini, peneliti hanya akan mem-

kuensi jika salah satu tidak di jalankan. fokuskan pada beberapa hal pokok ini, Misalnya jika unsur syariat tidak di lak- yaitu : Bagaimanakah Konsep Merariq sanakan konsekuensinya, ada sangsi (Per kawinan) dalam perspektif hukum is- hukum tuhan yang akan kita terima, jika lam, Nasional serta Masyarakat Adat suku unsur adat tidak di laksana kan, maka akan Sasak Lombok ? serta Bagaimanakah prak- ada sugesti-sugesti yang kita ingkari yang tek implementasi pluralisme hukum dalam akan mengganggu pikiran serta ke- prosesi Me rariq (Perkawinan) Masy a rakat nyamanan batin kita.

Suku Sasak Lombok tersebut. Selanjutnya jika hukum Negara tidak

Metode yang digunakan dalam pe- kita laksanakan maka konsekuensinya nelitian ini ialah hukum normative dan

segala apa yang di timbul kan dari prosesi metode penelitian hukum empiris, di mana tersebut tidak akan mendapat per lindu- hukum normative yaitu penelitian yang di ngan dari Negara ter utama sekali dalam lakukan terhadap asas-asas hukum, hal pemenuhan hak kita sebagai warga kaidah-kaidah hukum dalam artian sebuah Negara. Berangkat dari dalil-dalil para- nilai (norm), peraturan hukum konkrit

digma tersebut, maka pro sesi per kawinan dan sistem hukum 1 , yang berhubungan men jadi suatu prosesi yang tetap eksis dengan materi yang di teliti berkaitan pada muara implementasi pluralisme dengan Eksistensi Perkawinan Masyarakat hukum.

Suku Sasak Lombok (Merariq) Dalam Muara “Pluralisme Hukum“. Selain meng-

Kaitannya dengan hal yang demikian, jika dipadankan dengan prosesi per- 1 Baiq Raehanun Ratnasari, Dalam Sudikno Mertokusumo,

Penemuan Hukum, Liberty, Yogyakarta,2004,hlm.29.

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 429

J UrnAl IUS | Vol II | Nomor 6 | Desember 2014 | hlm 427~444

gunakan metode hukum normative, antara sesama manusia dalam bentuk penelitian ini juga menggunakan metode mua’syarah (pergaulan) maupun mu’a-

hukum empiris (terapan) yaitu 2 Penelitian malah (hubungan transaksi untuk me- yang mengkaji implementasi ketentuan menuhi kebutuhan hidup). Selain itu juga hukum positif dan kontrak secara factual diatur hubungan dan tata cara keluarga, pada setiap peristiwa hukum tertentu. Di yang dirumuskan dalam komponen mu- mana pengkajian tersebut di tujukan nakahat . Dalam Islam masalah per- untuk memastikan apakah hasil penerapan kawinan atau pernikahan menjadi tema pada peristiwa hukum yang terjadi khusus dalam kitab-kitab fiqh klasik di tersebut sesuai atau tidak dengan ke- bawah judul fiqh munakahat (fiqh pernika- tentuan Undang-undang yang berlaku.

han).

Berkaitan dengan hukum Islam yang

PEMBAHASAN

mengatur tentang perkawinan didasari

A. Konsep Perkawinan dari Perspektif pada firman Allah SWT yang menyatakan

bahwa segala sesuatu diciptakan secara Agama Islam, Undang-undang dan

Hukum Adat sasak Lombok. berpasang-pasangan (Adz Dzariyat : 49), manusia diciptakan dari seorang laki-laki

1. Konsep dan Pengertian Perkawinan dan seorang perempuan, kemudian di- Dalam Hukum Islam

jadikan berbangsa-bangsa agar saling me- Dalam wiki pedia Indonesia 3 disebutkan ngenal. (Al-Hujurat : 13), perintah kawin

bahwa Pernikahan atau nikah artinya kepada laki-laki dan perempuan yang adalah terkumpul dan menyatu. Menurut belum kawin (Ar Rum : 21), sampai kepada istilah lain juga dapat berarti ijab qobul masalah-masalah seperti poligami (An- (akad nikah) yang mengharuskan per- Nisa’ : 23 ), talak/cerai (Ath Talaq, Al

hubungan antara sepasang manusia yang Baqarah : 229-231 ), dan sebagainya. 4 diucapkan oleh kata-kata yang ditujukan

Perkawinan menurut hukum Islam untuk melanjutkan ke pernikahan, sesuai dalam Kompilasi Hukum Islam Inpres

peraturan yang diwajibkan oleh Islam. Nomor 1 Tahun 1991 5 adalah pernikahan, Kata zawaj digunakan dalam al-Quran arti- yaitu akad yang sangat kuat atau miitsa- nya adalah pasangan yang dalam peng- aqon gholiidhan untuk menaati perintah gunaannya pula juga dapat diartikan se- Allah dan melaksanakannya merupakan bagai pernikahan. Allah SWT menjadikan ibadah. Perkawinan bertujuan untuk me- manusia itu saling berpasangan meng- wujud kan kehidupan rumah tangga yang halalkan pernikahan dan mengharamkan sakinah , mawaddah, dan rahmah. zina.

Perkawinan adalah sah, apabila

Islam secara detail mengatur hubungan dilakukan menurut hukum Islam sesuai manusia dengan Allah SWT yang dalam dengan Pasal 2 ayat (1) Undang-undang fiqh menjadi komponen dalam ibadah baik Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

sosial maupun individual, mukaiyadah (dalam Nina Nurmila) 6 . Agar terjamin ke- (terikat oleh syarat dan rukun) maupun tertiban perkawinan bagi masyarakat muthloqah (teknik operasionalnya tidak ter ikat oleh syarat dan rukun tertentu).

4 Wawancara dengan TGH. Rubai ahmad

Syariat islam juga mengatur hubungan Munawar,LC.Msi,di Asmalang kalijaga tengah,Pada

Tanggal 25 oktober 2014

5 http:/www.hukum.unsrat.ac.id/pres/inpres_1_1991.pdf 2 Abdul Qadir Muhammad ,Metode Penelitian Hukum,Raja

6 Pendidikan Gender, Panduan Perkuliahan pada Prodi Grafindo ,Jakarta,2009, hlm..7

S.3 Pendidikan Islam Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati 3 http://id.wikipedia.org/wiki/Pernikahan_dalam_Islam

Bandung, 2013. Hlm. 83-96.

430 IUS Kajian Hukum dan Keadilan

Wahyuddin| Eksistensi Perkawinan Masyarakat Suku Sasak Lombok (Merariq) dalam Muara Pluralisme... Islam setiap perkawinan harus dicatat.

I Pasal 1 sampai dengan Pasal 5. Dalam Pencatatan perkawinan tersebut dilakukan pasal 1 disebutkan bahwa Perkawinan oleh Pegawai Pencatat Nikah sebagaimana ialah ikatan lahir bathin antara seorang yang diatur dalam Undang-undang Nomor pria dan seorang wanita sebagai suami

22 Tahun 1946 jo Undang-undang Nomor isteri dengan tujuan membentuk keluarga

32 Tahun 1954 7 . (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Untuk memenuhi ketentuan di atas Dalam pasal 2 disebutkan Perkawinan ada-

setiap perkawinan harus dilangsungkan di lah sah, apabila dilakukan menurut hukum

hadapan dan di bawah pengawasan pe- masing-masing agamanya dan kepercaya-

gawai pencatatan nikah, perkawinan yang annya. Tiap-tiap perkawinan dicatat untuk

dilakukan di luar pengawasan Pegawai peraturan perundang-undangan yang ber-

Pencatat Nikah tidak mempunyai ke-

laku. 8

kuatan hukum. Perkawinan hanya dapat dibuktikan dengan akta nikah yang dibuat

Azas dalam suatu perkawinan, seorang oleh Pegawai Pencatat Nikah. Dalam hal pria hanya boleh mempunyai seorang perkawinan tidak dapat dibuktikan dengan isteri. Seorang wanita hanya boleh mem- akta nikah, dapat diajukan itsbat nikahnya punyai seorang suami. Berkaitan dengan ke Pengadilan Agama, Itsbat nikah yang pemberian ijin seorang suami untuk ber- dapat diajukan ke Pengadilan Agama isteri lebih dari satu, pengadilan dapat terbatas mengenai hal-hal yang berkenaan memberi izin kepada seorang suami untuk dengan:

beristeri lebih dari seorang apabila di- kehendaki oleh pihak-pihak yang bersang-

1. Adanya perkawinan dalam rangka kutan. Dalam hal seorang suami akan

penyelesaian perceraian beristeri lebih dari seorang, sebagaimana

2. Hilangnya akta nikah tersebut di atas, maka ia wajib mengajukan

3. Adanya keraguan tentang sah atau ti- permohonan kepada pengadilan di daerah daknya salah satu syarat perkawinan tempat tinggalnya. Pengadilan dimaksud

4. Adanya perkawinan yang terjadi se- dalam hal ini hanya memberikan izin belum berlakunya Undang-undang kepada seorang suami yang akan beristeri Nomor 1 Tahun 1974 dan;

lebih dari seorang apabila:

5. Perkawinan yang dilakukan oleh

1. Isteri tidak dapat menjalankan kewa- mereka yang tidak mempunyai halan-

jibannya sebagai isteri gan perkawinan menurut Undang-

2. Isteri mendapat cacat badan atau pe- undang Nomor 1 Tahun 1974

nyakit yang tidak dapat disembuhkan

6. Yang berhak mengajukan permoho-

3. Isteri tidak dapat melahirkan ketu- nan itsbat nikah ialah suami atau is-

runan

teri, anak-anak mereka, wali nikah dan pihak yang berkepentingan den-

3. Konsep Perkawinan Dalam Masyarakat gan perkawinan itu.

adat suku sasak Lombok.

1. Sejarah singkat Dan Pengertian per-

2. Konsep Perkawinan Menurut Undang- undang Nomor 1 Tahun 1974, Tentang

kawinan Dalam Masyarakat adat suku sasak Lombok.

Perkawinan Berbicara tentang perkawinan pada

Perkawinan dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tertuang dalam BAB

masya rakat suku Sasak di pulau Lom- bok, tidak bisa terlepas dari istilah kata

7 www.kemenag.go.id/file/dokumen/UU2246.pdf 8 Undang No 1 tahun 1974,pasal 1 dan 2.

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 431

J UrnAl IUS | Vol II | Nomor 6 | Desember 2014 | hlm 427~444

merariq , di mana dua istilah ini memi- Islam di mana kebudayaannya serta pra- liki persamaan arti. Yaitu per nikahan

nata sosial budayanya dipengaruhi oleh dari perspektif bahasa Indonesia dan

agama tersebut. Mereka sebagian besar

adalah orang Sasak. 12 Sedangkan Secara Secara etimologis kata merariq diambil

Merarik dari perspektif bahasa sasak 9 .

terminologis, merariq mengandung dua dari kata “lari”, (berlari). Merariq’ang

arti. Pertama, lari. Ini adalah arti yang berarti melaiq’ang artinya melarikan.

sebenarnya. Kedua, keseluruhan pelak- Kawin lari, adalah sistem adat per-

sanaan perkawinan me nurut adat nikahan yang masih diterapkan di

Sasak. Pelarian merupakan tindakan Lombok. Kawin lari dalam bahasa Sasak

nyata untuk membebaskan gadis dari

ikatan orang tua serta keluarganya. 13 hasa Sasak yaitu melarikan anak gadis

disebut merariq. 10 Kawin lari dalam ba-

Sejarah tentang dimulainya tradisi untuk dijadikan istri. Merariq merupak-

kawin lari (merariq) di pulau Lombok an sebagai suatu ritual yang di lakukan

ini. Ada dua versi yang di ketemukan, untuk memulai sebuah per kawinan. Di

yaitu:

mana pada prosesnya me rupakan feno-

a. Dari Perspektif Orisinalitas merariq mena yang sangat unik yang telah men-

gakar dan membudaya pada masyarakat Kawin lari (Merariq) dianggap se- suku sasak yang ada di pulau Lombok

bagai budaya produk lokal dan Nusa Tenggara Barat.

merupa kan ritual asli (genuine) dan lelu hur masyarakat Sasak yang su-

2. Tradisi merariq ini merupakan ba- dah dipraktikkan oleh masyara kat- gian dari kebudayaan. sebelum datangnya kolonial Bali

Kehidupan sosial masyarakat suku maupun kolonial Belanda. Pen dapat Sasak Lombok ini merupakan sebuah

ini didukung oleh seba gian masya- dikotomi dari kebudayaan nusantara. Di

rakat Sasak yang di pelopori oleh to- mana dalam kebudayaan Nusantara di

koh-tokoh adat, di antaranya adalah kenal, ada dua aliran utama yang mem-

H.Lalu Azhar, mantan wagub NTB pengaruhinya, yaitu tradisi ke budayaan

dan kini ketua Masyarakat Adat Sa- adat suku Jawa yang di pengaruhi oleh

sak (MAS); dan peneliti Belanda, filosofi Hindu-Budha dan tradisi ke-

Nieuwenhuyzen men du kung pandan- buda yaan Islam. Dalam akulturasi

gan ini. Menurut Nie u wenhuyzen, se- Kedua aliran kebudayaan tersebut, juga

bagaimana dikutip Tim Depdikbud, telah masuk di dalam kebudayaan

banyak adat Sasak yang memiliki masya rakat suku sasak Lombok. Di

persamaan dengan adat suku Bali, mana di dalam masyarakat Lombok ini

tetapi kebiasaan atau adat, khusus- terbagi dalam Golongan, yaitu golongan

nya perkawinan Sasak, adalah adat orang Bali, penganut ajaran Hindu-Bali

Sasak yang se-benarnya. 14

b. Dari perspektif akulturasi merariq. ngan ini mendiami kota Mataram dan Kawin lari (merariq) dianggap bu-

sebagai sinkretis Hindu-Budha. 11 Golo-

Cakranegara. Golo ngan kedua, sebagian daya produk impor dan bukan asli besar dari pen duduk Lombok, beragama (ungenuine ) dari leluhur masyarakat

9 Bahasa sasak merupakan bahasa asli daerah suku sasak

Sasak serta tidak dipraktikkan mas-

yang ada di pulau lombok.Nusa TenggaraBarat. 10 Solichin Salam, Lombok Pulau Perawan: Sejaroh

dan Masa Depannya (Jakarta: Kuning Mas, 1992), h. 22

12 Ibid

11 Fath. Zakaria, Mozaik Budaya Orang Mataram, 13 Tim Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (Mataram: Yayasan Sumurmas Al-Hamidy, 1998), h. 10- Adat dan Upacara Perkawinan Daerah Nusa Tenggara

11 Fath. Zakaria, Mozaik Budaya Orang Mataram, (Mataram: Barat (Jakarta: Depdikbud, 1995), hlm.33 Yayasan Sumurmas Al-Hamidy, 1998), h. 10-11

14 Ibid, hlm.11

432 IUS Kajian Hukum dan Keadilan

Wahyuddin| Eksistensi Perkawinan Masyarakat Suku Sasak Lombok (Merariq) dalam Muara Pluralisme...

ya rakat sebelum datangnya kolonial tanan seorang pria Sasak, karena Bali. Pendapat ini didukung oleh

ia berhasil mengambil (melarikan) sebagian masyarakat Sasak dan di-

seorang gadis pujaan hati nya. pelopori oleh tokoh agama, Pada

Sementara pada isi lain, bagi orang tahun 1955 di Bengkel Lombok

tua gadis yang dilarikan saja jika Barat, Tuan Guru Haji Saleh Ham-

diminta secara biasa (konvensional). bali menghapus, kawin lari (merariq)

karena mereka beranggapan bahwa karena dianggap manifestasi hindu-

anak gadisnya adalah sesuatu yang isme Bali dan tidak sesuai dengan

berharga, jika diminta secara biasa, Islam. Hal yang sama dapat dijumpai

maka dianggap seperti meminta di desa yang menjadi basis kegiatan

barang yang tidak berharga. Ada Islam di Lombok, seperti Pancor,

ungkapan yang biasa diucapkan Kelayu, dan lain-lain.

dalam bahasa Sasak: Sarian ngendeng Menurut John Ryan Bartholomew,

anak manuk bae (seperti meminta praktik kawin lari dipinjam dari

anak ayam saja). Jadi dalam konteks budaya Bali. Analisis antropologis

ini, merariq dipahami sebagai sebuah historis yang dilakukan Clifford

cara untuk melakukan prosesi per- Geertz dalam bukunya Internal

nikahan, di samping cara untuk ke- Con 16 vention in Bali (1973), Hildred luar dari konflik.

Geertz dalam, tulisannya An Anthro-

3. Tradisi Merariq (Perkawinan): Se- pology of Religion and Magic (1975),

buah Akulturasi dari Pluralisme Hu- dan James Boon dalam bukunya,

kum (Hukum Islam, Undang-Undang The Anthropological Romance of Bali dan Budaya Lokal Sasak-Lombok)

(1977), seperti dikutip Bartolomew, 15

Islam secara teologis, merupakan memperkuat pandangan akulturasi

sistem nilai dan ajaran yang ber sifat budaya Bali dan Lombok dalam mer-

transenden.Se dang kan ariq . Dari penjabaran versi historis di

Ilahiyah dan

dari aspek sosiologis, Islam merupakan atas, penulis lebih condong terhadap

fenomena per adaban, kultural dan rea- pendapat kedua, yakni merariq yang

litas sosial dalam kehidupan manusia. di pengaruhi oleh adat hindu-Bali.

Sebagai bagian dari rekayasa sosial Dialektika Islam dengan realitas budaya (Social Enginering) hindu-

kehidupan sejatinya merupakan realitas Bali terhadap suku Sasak, sebab

yang terus menerus me nyertai agama ini dalam suku Sasak sendiri dikenal

sepanjang sejarah nya. Sejak awal ke lahir- adanya strata sosial yang mirip

annya, Islam tumbuh dan ber kembang dengan pola hindu-Bali yang disebut

dalam suatu kondisi yang tidak hampa triwangsa.

budaya. Realitas kehidupan ini-diakui atau tidak memiliki peran yang cukup signi-

Dalam implementasinya Merariq fikan dalam meng antarkan Islam menuju

ini sebagai sebuah tradisi yang biasa perkem bang an nya yang aktual sehingga

berlaku pada suku Sasak di Lombok sampai pada suatu per adaban yang

ini, memiliki logika tersendiri yang mewakili dan diakui okeh masya rakat

unik. Bagi masyarkat Sasak, me rari’

dunia.

berarti mempertahankan harga diri dan menggambarkan sikap kejan-

Aktualisasi Islam dalam lintasan sejarah telah menjadikan Islam tidak

15 John Ryan Bartholemew, Alif Lam Mim: Kearifan

dapat dilepaskan dari aspek lokalitas,

Masyarakat Sasak, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001), hlm.203

16 Ibid

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 433

J UrnAl IUS | Vol II | Nomor 6 | Desember 2014 | hlm 427~444

mulai dari budaya Arab, Persi, Turki, tradition ) bah kan memperkaya plu ralitas

India sampai Melayu. Masing-masing de ngan islamisasi kebu daya andan pri-

dengan karakter istiknya sendiri, tapi se- bumisasi Islam yang pada gili ran nya kali gus mencerminkan nilai-nilai ketau- banyak me lahirkan tradisi-tardisi kecil hidan sebagai suatu unity sebagai (little tradition) Islam. Berbagai warna benang merah yang mengikat secara Islam—dari Aceh, Melayu, Jawa, Sunda, kokoh satu sama lain. Islam sejarah Sasak, Bugis, dan lainnya riuh rendah yang beragam tapi satu ini merupakan mem beri corak ter tentu ke ragaman, yang pe nerjemahan Islam universal ke dalam akibatnya dapat ber wajah ambigu. Ambi- realitas ke hidupan umat manusia.

gu itas atau juga disebut ambivalensi ada lah fungsi agama yang sudah diterima secara

Relasi antara Islam sebagai agama umum dari sudut pandang sosiologis.

dengan adat dan budaya lokal sangat jelas dalam kajian antro pologi agama.

Perkawinan merupakan suatu peris tiwa Dalam perspektif ini diyakini, bahwa penting dalam kehidupan suku Sasak.

agama me rupa kan penjelmaan dari sis- Seseorang baru diang gap sebagai warga

tem bu daya. 17 Berdasarkan teori ini, penuh dari suatu masyarakat apabila ia telah Islam sebagai agama samawi di ang gap ber keluarga. Dengan demikian ia akan

merupakan penjelmaan dari sistem bu- memperoleh hak-hak dan ke wa jiban baik daya suatu masya rakat Muslim. Ang- sebagai warga kelompok kerabat atau pun gapan ini ke mudi an dikembangkan pada se bagai warga masyarakat. Sebagai mana as pek-aspek ajaran Islam, ter masuk as- per kawinan menurut Islam dikonsep sikan pek hukumnya. Para pakar antropo logi sebagai jalan men da pat kan kehidupan dan sosiologi men dekati hukum Islam berpasang-pasangan, tenteram dan damai sebagai sebuah institusi kebudayaan (mawaddah wa rahmat) sekaligus sebagai Mus lim. Pada konteks sekarang, peng - sarana pelanjutan generasi (mend apatkan kajian hukum dengan pen dekatan sosi- keturunan), maka per kawinan bagi ologis dan antrologis sudah dikembang- masyarakat Sasak juga memiliki makna kan oleh para ahli hukum Islam yang yang sangat luas, bahkan menurut orang peduli terhadap nasib syari’ah. Dalam Sasak, perkawinan bukan hanya mem- pandangan mereka, jika syari’ah tidak persatukan seorang laki-laki dengan se- dide kati secara sosio-historis, maka orang perem puan saja, tetapi sekaligus me- yang terjadi adalah pembakuan ter- ngandung arti untuk mempersatu kan hu- hadap norma syariah yang sejati nya ber- bungan dua keluarga besar, yaitu kerabat sifat dinamis dan me ng akomodasi pe- pihak laki-laki dan kerabat pihak pe-

rubahan masy arakat. 18 rempuan. 19

Islam sebagai agama, ke budayaan dan Berdasarkan tujuan besar tersebut,

peradaban besar dunia sudah sejak awal maka terdapat tiga macam perkawinan masuk ke Indonesia pada abad ke-7 dan

dalam masyarakat suku Sasak Lombok, terus ber kembang hingga kini. Ia telah

yaitu: (1) perkawinan antara seorang pria mem beri sumbangsih ter hadap ke aneka- dengan seorang perempuan dalam satu

ragaman kebuda yaan nusan tara. Islam kadang waris yang disebut perkawinan

tidak saja hadir dalam tradisi agung (great besempu pisa’ (misan dengan misan/cross

17 Ibn Rusyd, Bidayah al-Mujtahid Ha Nihayah al- cousin ); (2) perkawinan antara pria dan Muqtashid, (Semarang: Usaha Keluarga, tt.), Jilid II, perempuan yang mempunyai hubungan

hlm.2

18 http://imsakjakarta.wordpress.com/2011/01/10 kadang jari (ikatan keluarga) disebut

/434. Di akses pada tanggal 18 Oktober 2014.Pu- kul.018.13

19 Ibid

434 IUS Kajian Hukum dan Keadilan

Wahyuddin| Eksistensi Perkawinan Masyarakat Suku Sasak Lombok (Merariq) dalam Muara Pluralisme... perkawinan sambung urat benang (untuk

1) Adat Sebelum perkawinan. memperkuat hubungan kekeluargaan); dan

a. Pembatasan jodoh

(3) perkawinan antara pihak laki-laki dan Maksud dari pembatasan jodoh

perempuan yang tidak ada hubungan adalah mencarikan jodoh. Di sini orang

perkadangan (kekerabatan) disebut per- tualah yang berperan penting untuk kawinan pegaluh gumi (memperluas da- menentukan jodoh yang terbaik buat

erah/wilayah). 20 Dengan demikian, maka anaknya, Di dalam pembatasan jodoh

semakin jelas bahwa tujuan perkawinan ini adalah adat sasak lebih men-

me nurut adat Sasak adalah untuk me- dominasi melakukan perkawinan dalam

lanjutkan keturunan (penerus generasi), kerabat sendiri lebih baik jika di

memperkokoh ikatan kekerabatan dan bandingkan dengan perkawinan dengan

memperluas hubungan kekeluargaan. orang kerabat luar. Mereka meng-

Selanjutnya, kaitannya dengan pelak- inginkan kawin dengan menasa sekali sanaan perkawinan suku Sasak, tidak bisa

baik dari pihak ayah maupun dari pihak tidak membicarakan merari’, yaitu melari-

ibu. Apabila seorang wanita kawin kan anak gadis untuk dijadikan istri.

dengan anak menasanya baik menasa Merari’ sebagai ritual memulai perkawinan

sekali maupun menasa dua perkawinan merupakan fenomena yang sangat unik,

dinamakan dengan bero toaq nina atau dan mungkin hanya dapat ditemui di

basa mengina.

masya rakat Sasak, Lombok, Nusa Teng-

b. Cara memilih jodoh

gara Barat. Begitu mendarah dagingnya Ada 2 cara memilih jodoh yang

tradisi ini dalam masyarakat, sehingga lazim dikalangan suku bangsa sasak

apabila ada orang yang ingin mengetahui

antara lain;

status pernikahan seseorang, orang ter- sebut cukup bertanya apakah yang ber-

1. Kemele mesaq

sangkutan telah merariq atau belum. Oleh Artinya atas dasar kemauan sendiri karenanya tepat jika dikatakan bahwa

dari kedua belah pihak yang merariq merupakan hal yang sangat

kawin yang dilakukan dengan cara penting dalam perkawinan Sasak. Bahkan,

melarikan tetapi sebelum acara meminta anak perempuan secara langsung

me larikan terlebih dahulu antar kepada ayahnya untuk dinikahi tidak ada

gadis dan pemuda telah terjalin bedanya dengan meminta seekor ayam.

suatu hubungan cinta yang disebut dengan meleang atau kemelean yang

Dalam perkawinan masyarakat suku pada puncaknya kedua belah pihak sasak inilah terdapat akulturasi pluralisme

menyetujui suatu perkawinan. Para hukum di dalam prosesinya yaitu Hukum

pemuda dan gadis bertemu pada Agama, Adat dan Undang-undang yang

beberapa kesempatan yang dijadikan meng atur tentang Perkawinan UU NO 7

kesempatan berkenalan pada waktu 1974. Di mana tahapan-tahapannya ter-

potong padi. Perkenalan pertama sebut di mulai dari unsur hukum adat dari

akan berlanjut pada kunjungan ke segi implementasinya tetapi dari segi moti-

rumah gadis pada waktu malam yang vasinya ialah unsur Agama. Di mana pro-

bertujuan mendapatkan kesempatan sesi nya dapat di jabarkan ,sebagai ber-

ber bicara sambil merencanakan per- kawinan di sebut midang. Di sini

ikut: 21

20 Ibid

akan di buat rencana-rencana tan-

21 Srijasmaindra.blogspot.com/2012/11/makalah-

pa di ikuti pembicaraan orang tua

tentang- perkawinan-adat-suku-.html?m=1.17.Di akses pada Tanggal 17 Oktober 2014.Jam 5:03

kemudian pihak laki-laki mem-

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 435

J UrnAl IUS | Vol II | Nomor 6 | Desember 2014 | hlm 427~444

beritahukan pada orang tuanya ten- dari orang tua yang pemuda tang pernikahannya dengan si gadis,

melarikan si gadis. Melarikan di- pemberitahuan ini bukan bermaksud

maksudkan sebagai permulaan meminta persetujuan dari orang tua

dari tindakan pelaksanaan per- melainkan menyangkut penyediaan

kawinan. Setelah si gadis di bawa biaya perkawinan kelak.

lari dan disuruh tinggal di bale penyeboqan yang tujuannya me-

2. Suka lokaq atau kemauan orang lanjut kan proses ikatan perka-

tua. winan agar si gadis benar-benar Dengan cara ini di maksudkan bah-

menjadi istri dari pemuda yang wa orang tua dari kedua belah pihak

membawa tersebut. atau dari salah satu pihak aja yang

aktif sedangkan baik pemuda mau-

2. Memagah

pun gadis hanya bersikap pasif saja. Memagah atau memagel a adalah Perkawinan suka lokaq sering kali

bentuk perkawinan dengan cara tidak di awali dengan masa meleang

melarikan tetapi dengan cara pak- atau kemelean bahkan antara pemu-

sa serta dilakukan pada siang hari.

da dan gadis kemungkinan belum Seorang pemuda dengan di bantu saling kenal mengenal satu dengan

oleh beberapa temannya secara yang lain. Kebanyakan de ngan cara

paksa membawa lari gadis ketika ini seringkali berakhir dengan per-

gadis tersebut terlepas dari penga- ceraian karena lemahnya dasar ika-

wasan oaring tuanya. Dalam hal tan yang di miliki suatu perkawinan.

ini kemungkinan yang terjadi me- Cara memilih jodoh di atas , semakin

neruskan perkawinan dengan tidak mendapat tempat. Generasi sa-

lelaki yang memagahnya dan ke- sak melukiskan suka lokaq tersebut

dua menolaknya.

seba’ai kawin paksa. Pemuda-pemu-

3. Nyerah hukum

da sasak menginginkan perkawinan yang di dasarkan kepada kebebasan

Yang merupakan memempon arti- menentukan sendiri pilihan masing-

nya terjun dari atas. Bahwa pe- masing tanpa dikotori oleh intervensi

laksanaan adat dan upacara per- siapa pun termasuk orang tua dan

kawinan yang di serahkan pada keluarga.

keluarga pihak gadis yang semua pelaksanaan pernikahan biayanya

3. Bentuk-bentuk perkawinan dari pihak laki-laki yang berasal Suku bangsa sasak mengenal bebe-

dari suku lain atau suku bangsa rapa bentuk perkawinan, yang ter-

sasak yang agak berlainan aji atau bagi menjadi 4 yakni:

adatnya.

1. Lari bersama atau memaling atau

4. Kawin gantung atau kawin tadong merariq

Maksud di sini adalah perkawinan Adat sasak khususnya di kandang

yang di tunda atau di gantung koaq pada dasarnya adalah setia

untuk beberapa lama sampai salah me ngikuti terselenggaranya lem-

seorang atau kedua anak yang baga perkawinan dengan melari-

kawin menjadi dewasa. Perka- kan, ikatan perkawinan tersebut

winan gantung ini di lakukan sep- dinamakan merarik. Perkawinan

erti biasa yakni upacara perka- ini di lakukan tanpa persetujuan

winan dan ketentuan hukum 436 IUS Kajian Hukum dan Keadilan

Wahyuddin| Eksistensi Perkawinan Masyarakat Suku Sasak Lombok (Merariq) dalam Muara Pluralisme... islam seperti wali atau maskawin

hanya beberapa hari kemudian si semuanya di laksanakan. Hanya

gadis sudah bersedia untuk lari ber- yang di tunda adalah hidup ber-

sama. Membawa lari gadis yang sama suami istri hingga mereka

sudah menyetujui suatu perkawinan dewasa.

di sebut memaren atau memaling 2).Upacara-upacara

yang di laksanakan pada waktu ma- winan

Sebelum

Per ka-

lam 6.30-7.30) faktor penyebab terjadinya perkawinan Merarik pada

Di bawah ini akan di uraikan adat masya rakat Suku sasak di lombok

pemuda dan pemudi sebelum sampai antara lain: Merupakan suatu ke-

keputusan untuk melangsungkan per- biasaan yang sudah ditetapkan dan

kawinan yaitu: diatur dalam hukum adat Suku

1. Meleang atau bekemelean

Sasak;

Acara ini di lakukan oleh para pemu- (a)mengurangi terjadinya konflik di-

da datang kerumah si-gadis selepas antara para pihak; dapat meng- pukul 17.30-23.00 malam. Para pe- hindari perpecahan dalam ke-

muda yang mengunjungi rumah luarga akibat pilihan tidak sesuai

gadis duduk bersila di berugaq, si dengan keinginan orang tua; bebas

gadis duduk dalam jarak be berapa

memilih pasangan yang di ingin- meter dari pemuda yang midang.

kan,

Midang akan berakhir dengan lahir- (b) pelaksanaan kawin (Merariq)

nya kesepakatan di antara kedua belah pihak untuk melangsung-

Pada masyarakat Suku Sasak di kan perkawinan. Pada waktu me-

Lombok yaitu lari bersama antara leang di berikan suatu pemberian

laki-laki dan perempuan yang dari laki-laki kepada si gadis seperti

saling mencintai atas keinginan pakaian, sabun, uang atau bahkan

ber sama yang merupakan awal selembar sapu tangan saja. Pembe-

dari prosesi adat,

rian ter sebut dilakukan di bawah (c)Akibat dari perkawinan (Me rariq)

tangan bah kan melalui seorang su- bandar di Lombok pemberian ter-

Menurut hukum adat Suku Sasak, sebut akan di kembalikan kepada

apabila terjadi penyimpangan pihak yang me m berikannya apa bila

maka akan diambil tindakan si- gadis kawin dengan laki-laki lain

hukum oleh Tetua adat yang ber- dan su a minyalah yang membayarnya

upa pembayaran denda. karena di anggap bertanggung jawab

(d) Prosedur

atas gagalnya perkawinana dengan Penyelesaian secara adat yang

orang yang mula-mula memberikan ditempuh masyarakat adat Suku pelamar tersebut. Sasak apabila salah satu pihak

2. Merarik atau memaling membatalkan perkawinan (Mera- Apabila seorang gadis sudah tera-

rik ) yang telah disepakati; terlebih ngan untuk kawin dengan pemuda

dahulu akan diselesaikan melalui yang mencintainya, langkah berikut

“Gundern” (musyawarah adat) adalah penentuan waktu bag mereka

yang diikuti dengan pembayaran untuk lari bersama. Waktu itu biasa-

denda dan sanksi adat nya tidak lebih dari setahun setelah

3. Nyeboq.

terug dan ada kalanya begitu terug

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 437

J UrnAl IUS | Vol II | Nomor 6 | Desember 2014 | hlm 427~444

Orang tua membiarkan anak gadis- lakukan setelah 5 hari pemuput pe- nya tidak kembali ke rumah karena

labar dan waktu tersebut digunakan orang tua sudah tau bahwa anaknya

oleh pihak keluarga si pemuda di per- pasti di bawa oleh pemuda untuk di-

siapkan segala Sesuatu yang di perlu- kawininya. Gadis tersebut di sem-

kan sebagai ajikrama dan kirangan. bunyikan di rumah keluarga pe muda

Upacara sorong serah ada lah upacara dan tidak di perbolehkan untuk

yang penting sebelum akad nikah. Se- keluar rumah dan jika si gadis ke-

belum upacara sorong serah di mulai luar rumah maka pihak keluarga me-

oleh kyai dusun dilakukan upacara nganggap bahwa si pe muda meng-

merosohh gigi ke pada kedua calon hinanya karena baik pemberitahuan

pengantin. Upacara merosoh gig arti- maupun pelaksanaan adat yang di-

nya meratakan gig dengan alat kikir tuntut bagi laki-laki tersebut belum

sebagai tanda bahwa kedua calon dilakukan dengan ketentuan adat.

mempelai su dah dewasa jika upacara

4. Sejati atau mesejati merosoh gigi telah dilaksanakan bari- Merupakan kegiatan pertama yang

lah di persiapkan sebuah rombongan yang akan pergi kerumah calon pen-

di lakukan oleh pihak gadis di bawa gantin wanita berupa jumlah uang

lari. Selambat-lambatnya 3 hari se- telah memaren di kirim pem beri-

dan barang dan setelah tiba disana akan dijelaskan maksud kedatangan

tahuan kepada orang tua si gadis calon pengantin dengan mengguna-

me lalui kepala kampong (keliang) di kan kalimat-kalimat yang resmi

mana si gadis dan orang tuanya ber- domisili. Pengertian lain sejati adalah

7.Naekang lekoq

pemberitahuan oleh orang tua si ga- Merupakan upacara yang dilaku- dis kepada kelian bahwa anaknya

kan oleh dua orang dari anggota kel- telah hilang di ambil orang untuk di-

uarga terdekat dari pihak laki-laki kawininya sacara sah.

dan wanita. Utusan tersebut mem-

5. Pemuput selabar bawa bakul kecil yang didalamnya di- isi sirih, pinang, lampu yang terbuat

Merupakan hari yang telah di ten tu- dari buah jarak kering.maksud dari

kan untuk melaksanakan pemuput selabar biasanya 3 hari setelah se-

kedatangannya menyerahkan bakul kecil dengan isinya sabagi symbol

jati. Upacara dimaksudkan untuk bahwa kedua belah pihak telah ber-

mem bicarakan jumlah ajigama dan ajikrama

satu dan karna itu meminta penge- sebagai upaya untuk dapat

melangsungkan akad nikah atau ber- sahan dan berkah. Upacara naekang lekoq dihadapan tuan lokaq kampung

bagai upacara lainnya menjelang . tuan lokaq jabatan dalam masyara-

akad nikah. Istilah pemput selabar di pergunakan di kandang kaoq dan

kat yang mewakili seluruh penduduk kampung dalam tanggung jawab

desa-desa sekitarnya. Ajikrama ada-

pelaksanaan adat.

lah sejumlah pembayaran yang telah ditetapkan oleh adat.

8. Nyongkol

6. Sorong serah Merupakan upacara mengunjungi rumah orang tua calon pengantin

Merupakan upacara khusus untuk membayar ajikrama yang sudah di

wanita oleh kedua calon pengantin dengan diiringi oleh keluarga dan

sepakati pada waktu melakukan pemuput pelabar

kenalan dalam suasana penuh ke-

yang biasanya di

meriahan. Tujuannya adalah untuk 438 IUS Kajian Hukum dan Keadilan

Wahyuddin| Eksistensi Perkawinan Masyarakat Suku Sasak Lombok (Merariq) dalam Muara Pluralisme... menampakkan dirinya secara resmi

akan budaya nyongkolan yang di dihadapan orang tuanya dan keluar-

mana budaya nyongkolan ini meru- ga-keluarga bahkan juga kepada se-

pakan ciri khas budaya sasak. Salah luruh masyarakat sambil meminta

satu penyebab kurangnya per hatian maaf serta memberi hormat pada

masyarakat akan budaya nyo ngko lan kedua orang tua calon pengantin

ini adalah budaya nyong kolan zaman wanita tetapi sebelum dilakukan

dahulu berbeda dengan nyongkolan nyongkol terlebih dahulu kedua calon

zaman sekarang, di mana nyongko- mempelai dipayas (dihias) dengan

lan zaman dulu tidak memerlukan menggunakan pakaian adat. Calon

biaya yang cukup banyak dan cukup pengantin mengenakan kain batik

dengan meng gunakan tip dan me- dan diatas kain batik di lilitkan

mutar kaset cilo kak (lagu asli sasak) sabuk atau stagen yang langsung

sampai rumah sang permpuan, se- berfungsi sebagai baju.

dangkan nyongkolan zaman sekarang Calon pengantin laki-laki mengena-

mem butuhkan biaya yang cukup ban- kan kain batik dodot seta geratin di-

yak, karena acara nyongkolan harus kepalanya di gunakan petitis. Ke dua

di iringi oleh grup musik moderen calon pengantin yang sudah siap den-

atau tradisional seperti kecimol, gen- gan pakaian adatnya lang sung me-

dang belek, dan ale-ale (aliran musik nuju rumah calon pe ngantin wanita,

campuran moderen dantradisional), kedua calon pe ngan tin langsung me-

walaupun demikian budaya nyong- nyerbu pintu rumah orang tua pen-

ko lan sangat perlu dilestarikan oleh gantin wanita kemudian menyalami

masyarakat karena budaya nyong- kedua orang tuanya. Pertemuan ini

kolan merupakan ciri khas pulau adalah per pisahan bagi pengantin

Lombok.

wanita yang sering diwarnai denagn Disamping masyarakat, pemerintah tetesan air mata. Demikian upacara

juga harus ikutserta dalam melestari- nyongkol tersebut dapat di anggap se-

kan budaya nyongkolan walaupun lesai di mana rombongan yang men-

dengan cara mengadakan berbagai giringi tadi diberikan suguhan minu-

macam acara-acara yang berkaitan man ringan seperti the, kopi atau

dengan budaya agar ciri khas suatu kelapa muda.

daerah tetap terlihat dengan jelas, Upacara nyongkol sebenarnya sama

karena budaya merupakan aset yang dengan upacara persandingan pe-

dapat memberikan kontribusi bagi ngantin. Karena upacara ini juga ber-

daerah.

tujuan memperlihatkan kedua pen- Masyarakat yang akan melakukan gantin yang kawin kepada umum,

nyongkolan semuanya memakai pa- sambil member kesempatan bagi

kai an adat Lombok, yakni Busana teman dan kenalan memberikan Adat Sasak dalam perkembanganya

acara selamat dan hadiah-hadiah per- di pengaruhi oleh budaya Etnis Me- kawinan. Di bima upacara ini disebut

layu, Jawa, Bali dan Bugis. Pe ngaruh dende atau pamaco

dari berbagai etnis tersebut beralkul- Hingga saat ini, Nyongkolan masih

turasi menjadi satu dalam tam pilan. tetap berlangsung Akan tetapi pada

Busana adat Sasak di berbagai lokus saat ini budaya nyongkolan ini sudah

budaya/sub etnik juga kita dapatkan mulai memudar, hal ini disebabkan

berbagai bentuk variasi yang menciri- kurangnya kepedulian masya rakat

kannya. Dikarenakan budaya Sasak

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 439

J UrnAl IUS | Vol II | Nomor 6 | Desember 2014 | hlm 427~444

bersendikan agama maka busana Sa- tempat lain disebut nikahang. Upacara sak disesuikan de ngan aturan agama

ngawinang di kandang kaoq di lakukan yang dianut (mayoritas orang Sasak;

di mesjid kampung. Upacara upacara pemeluk Islam). Pemakaian busana

pernikahan dikandang kaoq di pimpin adat di laku kan untuk kegiatan yang

oleh kepala kantor urusan agama keca- ber kenaan dengan adat dengan tata-

matan tanjun dengan mengkti tata cara cara yang beradat. Busana Adat ber-

islam yang umum yakni pem bicaraan beda dengan pakaian kesenian yang

khotbah nikah dan ijab Kabul yang di bo leh memakai “sumping”, berkaca

lakukan langsung oleh orang tua si mata hitam, menggunakan pernik-

calon pengantin wanita di hadapkan pernik yang menyala keemasan.

calon pengantin laki-laki. Khotbah Dalam ketentuan dalam seminar dan

nikah di bacakan dengan bahasa arab lokakarya Pakain Adat Sasak yang

sedangkan ijab Kabul di bacakan den- dihadiri oleh para budayawan dan

gan menggunakan bahas setempat. masyarakat adat, telah disepakati pe-

Bunyi ijab Kabul: “ku Nikahkan doman dasar busana adat sasak, jenis

engkau dengan anakku (….) dan maknanya.

binti(….) dengan mas kawin uang

9. Bedak keramas sebesar 10 juta rupiah dan seperangkat Adalah upacara kecil yamg di laku-

alat sholat di bayar tunai”. kan oleh kedua mempelai sekem-

Pemuda menjawab: “ saya terima balinya dari nyongkol. Upacara ini di nikah dan kawinnya (….) binti(….) lakukan di rumah calon pengantin laki-laki dan di pmpin oleh inaq ke- dengan mas kawin tersebut di bayar

tunai” liang (isteri kepala kampong) jalan

upacara adalah sebagai berikut: Apabila Kedua mempelai telah fasih Inaq keliang mengeramasi kepala k e-

melapazkan ijab Qabul yang di pimpin dua calon pengantin dengan be dak

oleh Penghulu KUA, maka kedua mem- langeh yakni adonan kelapa parut,

pelai, para saksi serta wali nikah knyit srta beras sekadarnya. Bedak

menanda tangani akta Nikah sesuai langeh digunakan dalam upa cara be-

dengan ketentua PP Nomor 9 Tahun dak keramas itu yang telah sebelum-

1975 Tentang Pelaksanaan Undang- nya telah di berikan berkah berupa

Undang No 1 tahun 1974. Di mana do’a kyai oleh kampung.Setelah ked-

dalam PP tersebut pasal 11 ayat 1,2 da 3 uanya dibedak kera ma si keduanya di-

di berisikan :

persilahkan mem ber sihkan diri pada Ayat (1).Sesaat setelah dilangsungkan tempat yang berlainan. Dan setelah

perkawinan sesuai dengan ketentu- itu keduanya memakai pakaian yang

an pasal 10 PP ini, kedua mempelai bersih, di mana keduanya siap untuk

menandatangani akta perkawinan me masuki akad nikah, dengan mana

yang telah disiapkan oleh Pegawai mereka di antarkan mmasuki hidup

Pencatat berdasarkan ketentuan yang bersama yang sah menurut ajaran

berlaku.

agama islam yang di anutnya. Ayat (2). Akta yang telah di tandangani 3). Upacara Pelaksanaan Perkawinan

oleh mempelai itu,selanjutnya ditan- Adat perkawinan sasak, upacar

datangani pula oleh kedua saksi dan pelaksanaan perkawinan yang di kan-

Pegawai Pencatat yang menghadiri dang kaoq disebut ngawinang dan di

perkawinan dan bagi yang melang-

440 IUS Kajian Hukum dan Keadilan

Wahyuddin| Eksistensi Perkawinan Masyarakat Suku Sasak Lombok (Merariq) dalam Muara Pluralisme... sungkan perkawinan menurut agama

pengantin wanita di ambil oleh pihak la- islam, di tandatangani pula oleh wali

ki-laki.

nikah atau yang mewakilinya. Upacara yang kedua setelah per- Ayat (3). Dengan penandatanganan

kawinan adalah ngelewaq yaitu kunjun- akta perkawinan,maka perkawinan

gan biasa yang di lakukan oleh kedua telah tercatat secara resmi. Artinya

pengantin kerumah orang tua pengantin perkawinan tersebut adalah secara

wanita. Ada kalanya pengantin laki-laki Hukum Nasional (Negara).

tidur semalam diirumah orang tua pen-

4) Upacara-upacara Setelah Per kawinan gantin. Ini untuk mendekatkan keluarga baru itu dengan orang tua keluarga pe-

Setelah perkawinan masih ada lagi upacara sederhana yang di sebut ngerap-

ngantin wanita.

ahang pengantin. Upacar ini di lak- Upacara yang ketiga adalah yang sanakan di kandang kaoq pada waktu

dinamakan menyapu. Selain upacara sore hari sehari setelah akad nikah.

ngerapahang pengantin dan ngelewaq di Kunjungan yang dilakukan oleh kedua

kandang kaoq masih ada upacara yang pengantin dengan disertai oleh beberapa

disebut menyapu, yang dilakukan be- orang keluarga pengantin laki-laki.

berapa hari setelah akad nikah. Upacar Mereka membawa bokor (pebuan) yang

ini di lakukan oleh kedua pengantin berisi lekoq (sirih), tembakau, kapur,

denga disertai oleh kyai dan beberapa dan pinang. Dirumah orang tua pe-

ang gota keluarga pihak laki-laki. Upa- ngantin wanita seorang laki-laki wakil

cara menyapu artinya membersihka dari keluarga pengantin laki-laki secara

kuburan keluarga atau kuburan leluhur resmi menyerahkan pebuan tersebut

oleh kedua pengantin dengan disertai dengan mengucapkan kata-kata yang

do’a kyai yang menyrtainya. Tujuannya berbunyi:

adalah agar perkawinannya diberkahi “tabeq epe inaq amaq eleq si anna, aku

oleh leluhurnya. Jika perkawinan tidak serah pebuan kerapahanku dait pihak

di berkahi leluhur, maka dapat me- nyebab kan sakit, kematian anak, gila

si nena, ager taoang isiq inaq amaq si araq eleq pihak si nena banjur kuserah

dan sebagainya. Karena itu pula per- pebuan kerapahanku, ager bau be-

kawinan perlu di restui oleh leluhurnya dengan cara menyapu tersebut.

dame” Artinya: (saya menyerahkan pebuan

5). Adat Setelah Perkawinan kerapahanku atau pebuan per da-

maianku pada pihak keluarga pengan tin Apabila keluarga baru terbentuk wanita. Sudah kuserahkan pe buanku

maka keluarga tersebut tidak langsung kerapahnku agar kita hidup dalam per-

me nemppati rumah sendiri. Ada 3 ke- damaian), maka pihak wanita langsung

mungkinan yang umum dalam hal menjawab-ku terima pebuan kerapahan

menetap sesudah kawin antara lain: dari laki-laki dan aku serah pebuan ker-

a). Bale mesaq (rumah sendiri) apahanku lagi pada pihak laki-laki agar

Bale mesaq merupakan rumah yang disaksikan aku menyerah kan pebuan

dibangun oleh suami sejak sebe- kerapan kutanda per damaian. Setelah

lum perkawinan. Rumah tersebut saling saut menyaut barulah mereka

Dokumen yang terkait

PENGALIHAN STATUS TANAH DRUWE DESA MENJADI TANAH ASET PEMERINTAH DAERAH DI KECAMATAN KINTAMANI BANGLI BALI STATUS OF VILLAGE-OWNED LAND TRANSFER INTO THE DISTRICT GOVERNMENT ASSETS IN KINTAMANI BANGLI BALI

0 0 14

KONSEP RESTORATIVE JUSTICE DALAM UNDANG-UNDANG RI NUMBER 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK CONCEPT OF RESTORATIVE JUSTICE IN THE LAW OF THE REPUBLIC OF INDONESIA NUMBER 11 OF 2012 CONCERNING CHILDREN'S CRIMINAL COURT SYSTEM

0 1 13

MENGUKUR DERAJAT DEMOKRASI UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN MEASURING THE DEMOCRATIZATION DEGREE ACCORDING TO LAW NUMBER 42 OF 2008 CONCERNING GENERAL ELECTION OF THE PRESIDENT AND VICE PRESIDENT

0 1 16

KEBIJAKAN FORMULASI HUKUM PIDANA TERHADAP PENANGGULANGAN DELIK AGAMA DALAM RANGKA PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA THE POLICY OF CRIMINAL LAW FORMULATION CONCERNING ERADICATION OF RELIGIOUS OFFENSE IN ORDER OF CRIMINAL LAW REFORMATION

0 0 12

PRINSIP MEDIASI PENAL DALAM TINDAK PIDANA KDRT PRINCIPLE MEDIATION OF DOMESTIC VIOLENCE AS CRIMINAL ACT

0 0 10

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN LOMBOK TIMUR JURIDICAL REVIEW ON COMMUNITY ROLE IN SPATIAL PLANNING IN EAST LOMBOK REGENCY

0 0 15

DISKRESI KEPOLISIAN DALAM MENGATASI TINDAKAN ANARKI DI MASYARAKAT THE DISCRETION OF THE POLICE TO ALLEVIATE THE ACT OF ANARCHY IN THE SOCIETY

0 0 12

PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH DI PENGADILAN AGAMA THE SETTLEMENT FOR SHARIAH ECONOMY DISPUTES WITHIN RELIGIOUS COURT

0 0 13

PEMENUHAN HAK-HAK EKONOMI DAN MORIL MASYARAKAT ASLI ATAS PENGETAHUAN TRADISIONAL DAN EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL MELALUI SISTEM HKI INDONESIA THE FULFILLMENT OF ECONOMIC AND MORAL RIGHTS OF INDIGENOUS PEOPLES ON TRADITIONAL KNOWLEDGE AND TRADITIONAL CULTU

0 1 21

THE GOVERNMENT CONTRACTUAL DISPUTE RESOLUTION TRUTH INTERNATIONAL COMMERCIAL ARBITRATION AND I'TS PROBLEMS

0 0 16