TEMA DAN AMANAT ALUR PLOT PENOKOHAN LATAR CAKAPAN DIALOG LAKUAN

1. TEMA DAN AMANAT

 Tema merupakan rumusan intisari cerita sebagai landasan idiil dalam menentukan arah tujuan cerita.  Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau penonton 35

2. ALUR PLOT

 Dalam teks drama, alur tidak diceritakan, tetapi akan divisualkan dalam panggung. Bagian terpenting dari sebuah alur drama adalah dialog dan lakuan.  Penyajian alur dalam drama diwujudkan dalam urutan babak bagian terbesar dalam sebuah lakon dan adegan bagian dari babak yang menggambarkan satu suasana. Pergantian babak ditandai dengan layar yang diturunkan atau ditutup, atau lampu panggung dimatikan sejenak. Pergantian babak biasanya menandai pergantian latar, baik latar tempat, ruang, maupun waktu. 36 Alur dramatik  Protais permulaan: dijelaskan peran dan motif lakon  Epitasio jalinan kejadian  Catastasis klimaks: peristiwa mencapai titik kulminasi  Catastrophe penutup 37

3. PENOKOHAN

 Cara mengemukakan watak di dalam drama lebih banyak bersifat tidak langsung, yaitu melalui dialog yang diucapkan sendiri oleh tokoh yang bersangkutan ataupun tokoh lain dan lakuan action 38

4. LATAR

SETTING  Dalam teks drama, latar terlihat pada keterangan tempat, waktu, dan suasana yang terdapat pada teks samping atau teks nondialog. Pada pementasan, latar terlihat pada penataan panggung 39

5. CAKAPAN DIALOG

1. Dialog : cakapan dua orang atau lebih tokoh 2. Monolog : cakapan satu orang tokoh dengan dirinya sendiri ○ Monolog yang membicarakan hal-hal yang sudah lampau ○ Soliloqui yang membicarakan hal-hal yang akan datang ○ Aside sampingan untuk menyebut percakapan seorang diri yang ditujukan kepada penonton audience 40

6. LAKUAN

ACTION  Lakuan harus berhubungan dengan plot dan watak tokoh  Lakuan badaniah melalui gerak- gerik tubuh dan batiniah melalui dialog yang menggambarkan suasana emosinya 41 JENIS PUISI 42 UNSUR PUISI 43  Peran unsur bunyi dalam puisi :  Agar puisi itu merdu  Pendukung arti atau makna tertentu  Mencapai nilai estetis 44 bunyi  Dilihat dari bunyi :  sajak sempurna : ulangan bunyi yang timbul sebagai akibat ulangan kata tertentu  sajak paruh : ulangan bunyi yang terdapat pada sebagian baris dan kata-kata tertentu  asonansi : persamaan bunyi berupa vokal yang berjarak dekat  aliterasi : persamaan bunyi berupa konsonan yang berjarak dekat 45 bunyi  Dilihat dari perannya sebagai pendukung makna :  Efoni : kombinasi vokal-konsonan yang merdu, yang mendukung suasana yang menyenangkan  Kakofoni : kombinasi bunyi-bunyi konsonan yang tidak merdu, yang menggambarkan suasana yang muram dan tidak menyenangkan 46 bunyi  Dilihat dari posisi kata yang mendukungnya :  Sajak awal anafora : ulangan pola bunyi di awal baris  Sajak tengah : persamaan bunyi yang terdapat di tengah baris pada baris yang berbeda berupa kata atau suku kata  Sajak dalam : persamaan bunyi kata yang terdapat dalam satu baris  Sajak akhir : persamaan bunyi di akhir baris 47 bunyi  Dilihat dari hubungan antarbaris dalam tiap bait :  sajak merata terus : ulangan bunyi a-a-a-a  sajak berselang : ulangan bunyi a-b- a-b  sajak berangkai : ulangan bunyi a-a- b-b  sajak berpeluk : ulangan bunyi a-b-b- a 48

2. DIKSI