Pelaksanaan PPL Praktik Pengalaman Lapangan PPL
Page | 41 Pendidikan dengan kelengkapan asrama atau pendidikan berasrama
bukan sesuatu yang baru dalam konteks pendidikan di Indonesia. Telah lama lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia menerapkan konsep
pendidikan berasrama dalam wujud Pondok Pesantren , tidak terkecuali pondok pesantren modern sebagai perkembangan dari
pondok pesantren tradisional tetap konsisten menjadikan asrama sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan
pesantren. Pondok Pesantren dapat dikatakan menjadi cikal-bakal pendidikan berasrama di Indonesia. Dalam perkembangan selanjutnya,
lembaga pendidikan formal persekolahan juga menerapkan sistem pendidikan berasrama, sebagai perintisnya adalah sekolah-sekolah
Seminari dan sebagian Sekolah Pendidikan Guru SPG. Bahkan dalam perkembangan akhir-akhir ini cukup banyak bermunculan sekolah yang
melengkapi fasilitasnya dengan asrama, dikenal dengan sekolah berasrama boarding school, antara lain SMA Matauli di Sibolga
Sumatera Utara, SMA Madania di Parung Bogor, SMA Dwiwarna di Parung Bogor, SMA Al-Azhar di Lippo Cikarang, SMA Insan Cendekia di
Serpong, SMP dan SMA Al-Kautsar di Sukabumi, MTs dan MA Pondok Modern Gontor, SMA IIBS di Lippo Cikarang, dan SMA Taruna
Nusantara di Magelang.
Banyak sekolah yang menerapkan sistem pendidikan berasrama boarding school didasarkan atas pertimbangan untuk mencapai tujuan
pendidikan yang lebih utuh, yang mencakup cipta, rasa, karsa, dan karya sehingga menghasilkan lulusan yang tidak hanya unggul dalam
BAB IV
ASRAMA SEBAGAI KOMUNITAS PEMBELAJARAN
Page | 42 berpikir tetapi juga berkepribadian mulia. Pemikiran tersebut muncul
sebagai konsekuensi dari kenyataan bahwa pada umumnya sekolah non-asrama terkonsentrasi pada kegiatan-kegiatan akademik sehingga
banyak aspek lain dari kehidupan anak yang tidak tersentuh. Hal ini terjadi karena keterbatasan waktu yang ada dalam pengelolaan
program pendidikan pada sekolah non-asrama. Sebaliknya, pendidikan berasrama dapat menerapkan program pendidikan yang komprehensif-
holistik mencakup keagamaan, pengembangan akademik, life skill soft skill dan hard skill, wawasan NKRI, dan membangun wawasan global.
Itulah sebabnya pendidikan berasrama digunakan sebagai salah satu pertimbangan penyelenggaraan Rintisan Program PPGT. Melalui
pendidikan berasrama dimaksudkan untuk menghasilkan calon guru profesional yang memiliki kompetensi utuh termasuk di dalamnya
unggul dalam karakter.
Untuk dapat mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, maka lingkungan, kehidupan, dan kepengasuhan asrama perlu ditata, dikelola
dan dilengkapi dengan perangkat aturan yang dapat menghasikan calon guru profesional. Fasilitas asrama sebagai bagian integral dalam proses
pendidikan Rintisan Program PPGT ini harus dimaknai sebagai lingkungan yang berfungsi sebagai wahana pembentukan karakter,
penanaman nilai-nilai moral keagamaan, dan penguatan akademik.