Prosedur Penelitian 1. Pengambilan contoh tanah
Pengambilan sampel dilakukan pada dua lahan. Pertama, pada lahan yang ditumbuhi oleh Eucalyptus spp yang berumur sekitar 3 tahun, diambil secara zig
zag di sela-sela jarak tanam sebanyak 20 titik pada kedalaman 0-20 cm di sekitar rhizosfer tanaman. Kedua, pada lahan bekas tebangan atau lahan yang tidak
ditumbuhi vegetasi, diambil secara diagonal pada kedalaman 0-20 cm. Berat tanah yang diambil pada tiap titik adalah 250 g sehingga total berat sampel tanah adalah
5000 g. Sampel tanah dari tiap titik dimasukkan dalam kantung plastik yang terpisah. Sampel tanah selanjutnya dibawa ke laboratorium biologi tanah untuk
kegiatan penelitian selanjutnya. Sampel tanah dianalisis pH, C-organik, P-tersedia dan P-total di Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Sumatera Utara.
2. Isolasi jamur pelarut fosfat
Sepuluh 10 g tanah dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml yang berisi 90 ml larutan fisiologis steril pengenceran 10
-1
, kemudian dikocok selama 30 menit pada shaker. Dibuat pengenceran secara serial, dari pengenceran 10
-1
diambil 1 ml dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi 9 ml larutan fisiologis steril pengenceran 10
-2
selanjutnya dikocok di atas rotarimixer sampai homogen. Dari pengenceran 10
-2
dipipet sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 ml larutan fisiologis disebut pengenceran
10
-3
dilakukan hal serupa berturut-turut sampai pengenceran 10
-5
. Dari pengenceran 10
-3
dipipet sebanyak 1 ml, masukkan ke dalam cawan petri yang telah steril dan dilakukan hal yang sama pada pengenceran 10
-4
dan 10
-5
. Dipakai suspensi tanah dari 3 pengenceran sebagai antisipasi bila pada pengenceran
Universitas Sumatera Utara
tersebut tidak diperoleh jamur pelarut fosfat. Selanjutnya tuangkan 12 ml media Pikovskaya suhu sekitar 45-50ºC ke dalam cawan petri yang telah berisi 1 ml
suspensi tanah, lalu putar cawan petri ke arah kanan 3 kali dan ke arah kiri 3 kali agar media bercampur dengan suspensi tanah merata, biarkan sampai media
mengeras padat. Setelah media mengeras, cawan petri diinkubasi pada inkubator dalam keadaan terbalik selama 3 hari dengan suhu 25-30ºC. Setelah diinkubasi
selama 3 hari dilakukan pengamatan pada jamur yang tumbuh pada media. Keberadaan jamur pelarut fosfat ditunjukkan dengan terbentuknya daerah bening
holozone yang mengelilingi koloni jamur. Koloni tersebut kemudian dimurnikan pada media baru dan dipindahkan ke tabung reaksi yang berisi media Pikovskaya,
disimpan pada suhu 28°C untuk pengujian selanjutnya.
3. Uji potensi pada media padat
Jamur pelarut fosfat yang murni selanjutnya diuji kemampuannya melarutkan fosfat dalam cawan petri berisi media Pikovskaya padat steril. Bahan
yang digunakan dalam pembuatan media uji ini sama dengan bahan media Pikovskaya pada tahap isolasi, namun Ca
3
PO
4 2
gL pada media isolasi diganti dengan AlPO
4
, FePO
4
, dan Rock Phosphate dengan dosis 5 gL media. Media uji dimasukkan dalam cawan petri dan dibiarkan mengeras. Selanjutnya biakan murni
ditumbuhkan pada media uji. Tiap biakan murni diulang sebanyak 3 kali untuk mendapatkan rataan hasil yang valid. Inkubasi dilaksanakan selama 7 hari. Jamur
pelarut fosfat yang membentuk holozone paling cepat dengan diameter paling besar di sekitar koloni secara kualitatif menunjukkan besar kecilnya potensi jamur
pelarut fosfat dalam melarutkan unsur P dari bentuk yang tidak terlarut. Dihitung
Universitas Sumatera Utara
potensi jamur dengan menggunakan nilai indeks pelarutan yaitu nisbah antara diameter zona jernih terhadap diameter koloni Premono, 1998.
4. Uji potensi pada media cair