Pedoman Program Penguatan Kopertis 1
A. LATAR BERLAKANG
Perguruan tinggi sebagai penyelenggara pendidikan tinggi merupakan institusi yang sangat berpengaruh dalam menentukan kualitas masa depan bangsa. Sebagai
bangsa, Indonesia merupakan negara besar dengan jumlah perguruan tinggi terbanyak di dunia. Saat ini tahun 2016 terdapat empat ribu empat ratus enam
puluh delapan 4.468 perguruan tinggi dengan rincian perguruan tinggi PT Negeri 125, PT Swasta 3.436, PT Kementerian 903, dan PT BadanLembaga 4.
Jika dilihat dari jumlahnya, perguruan tinggi swasta berlipat kali jumlahnya dari perguruan tinggi negeri, atau kurang lebih 36 kali dan nampaknya masih terus
bertambah setiap tahunnya. Jumlah PT swasta yang sangat besar ini merupakan potensi yang menjanjikan jika mutunya dapat ditingkatkan secara sistematis dan
sistemik berkelanjutan. Saat ini Kemenristekdikti dalam mengelola PT swasta melakukannya secara khusus dengan membentuk Koordinasi Perguruan Tinggi
Swasta yang dikenal dengan sebutan singkatnya yakni KOPERTIS.
Merujuk pada Permendikbud Nomor 1 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta, KOPERTIS adalah Pelaksana tugas di
bidang pengawasan, pengendalian, dan pembinaan perguruan tinggi di suatu wilayah. KOPERTIS dipimpin oleh seorang Koordinator, yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Koordinator Kopertis selanjutnya dibantu oleh Sekretaris Pelaksana. Jika dicermati
secara mendalam, fungsi dan tugas Kopertis belum memperlihatkan adanya bagian yang secara khusus melakukan pembinaan dalam penjaminan mutu pada perguruan
tinggi dan program studinya. Hal ini secara langsung mempengaruhi usaha pembinaan dan peningkatan kualitasmutu dari perguruan tinggi oleh
Kemristekdikti.
Saat ini pembinaan dan usaha peningkatan mutu pendidikan tinggi dilakukan secara langsung terpusat di Direktorat Penjaminan Mutu Direktorat Jenderal Belmawa.
Pembinaan terpusat menjadikan jangkauan kendali menjadi sangat terbatas mengingat jumlah institusi pendidikan tinggi yang sangat besar. Pada saat yang
sama, sekarang ini jumlah PT dengan program studinya yang terakreditasi BAN-PT dengan kualifikasi unggul masih sangat kecil.
Data BAN-PT menunjukan bahwa 26 PT mempunyai akreditasi A, 296 PT berakreditasi B, dan 690 PT berakreditasi C. Ditinjau dari mutu berdasar akreditasi
program studi, fakta dan data saat ini menunjukkan bahwa jumlah prodi dengan akreditasi A sebanyak 2.219, akreditasi B sebanyak 8.554 , dan akreditasi C sebanyak
8.130, bahkan ada yang belum terakreditasi 6.022 program studi hasil analisa data BAN-PT per 01 September 2016 dan PD Dikti per Agustus 2016. Data ini
menunjukkan bahwa sebagian besar dari prodi di PTS perlu untuk ditingkatkan mutunya. Jumlah yang masif ini tentu tidak mudah untuk secara terpusat ditangani
langsung oleh Direktorat Penjaminan Mutu. Kondisi tersebut mendasari
Pedoman Program Penguatan Kopertis 2
Kemristekdikti, dalam hal ini Direktorat Penjaminan Mutu, melibatkan Kopertis untuk pembinaan dan peningkatan kualitas pendidikan tinggi melalui
pemberdayaan fungsi dan peran Kopertis dalam upaya peningkatan mutu perguruan tinggi di wilayahnya.
Susunan organisasi pada Kopertis saat ini dibedakan dari tipe sekretariat pelaksana yakni tipe A dan tipe B. Dimana sekretariat Tipe A mencakup a. Bidang Akademik,
kemahasiswaan, dan ketenagaan; b. Bidang Kelembagaan dan Sistem Informasi; c. Bagian Umum; dan d. Kelompok Jabatan Fungsional. Sedangkan sekretariat Tipe B
mencakup a. Bidang Akademik, kemahasiswaan, dan kelembagaan; b. Bagian Umum; dan d. Kelompok Jabatan Fungsional. Dua tipe sekretariat ini belum
mengakomodasi fungsi penjaminan mutu secara khusus.
Kemristekdikti selanjutnya akan menyertakan Kopertis dalam membina perguruan tinggi di lingkup wilayah tugasnya yang masih perlu untuk ditingkatkan mutu
penyelenggaran pendidikannya. Pelibatan Kopertis ini melalui mekanisme penunjukan dengan proses yang terbuka dan dapat dipertanggung jawabkan.
Agar pembinaan dan pengembangan mutu oleh seluruh Kopertis yang ada di Indonesia kepada PT yang ada di wilayahnya dapat dijamin proses dan hasilnya,
maka diperlukan rujukan standar dalam penyelenggaraan proses pembinaan dan pengembangan tersebut. Rujukan standar pembinaan dan pengembangan mutu
dikembangkan oleh Direktorat Penjaminan Mutu bersama seluruh Kopertis dengan mempertimbangkan kekhasan masing-masing. Hasil rujukan standar selanjutnya
dipergunakan oleh Kopertis dan seluruh PT swasta di seluruh Indonesia dalam melakukan mengembangan dan peningkatan mutu pendidikannya. Kopertis akan
mengkoordiasikan seluruh usaha tersebut sehingga diharapkan seluruh perguruan tinggi meningkat mutunya secara bersaamaan.
Bertolak dari wacana di atas, Direktorat Jenderal Belmawa memfasilitasi Kopertis dalam meningkatkan kapasitas dan kapabilitas peningkatan mutu program studi dan
perguruan tinggi melalui program pendanaan. Hasil positif yang diharapkan dari program ini
adalah peningkatan kualitas PTS dengan meningkatnya kualitas program studinya
. Melalui perkuatan Kopertis antara lain dengan peningkatan fungsi dan peran kopertis dalam penjaminan mutu menuju terbentuknya bagian
penjaminan mutu dalam struktur organisasinya. Kopertis yang menerima program diharuskan membuat proposal yang dapat menunjukkan kemampuan diri untuk
mengelola dan melaksanakan program peningkatan mutu pendidikan tinggi di wilayahnya dan juga jaminan dapat membentuk bagaian penjaminan mutu pada
struktur organisasinya.
Evaluasi dan pemeriksaan proposal akan memperhatikan kemampuan Kopertis dalam mendiskripsikan program kerja, mekasnisme kerja, tahapan pembentukan
bidang atau bagian yang khusus mengelola penjaminan mutu, serta dukungan data
Pedoman Program Penguatan Kopertis 3
yang relevan dengan validitas yang teruji. Evaluasi dokumen proposal dilakukan untuk melihat kemampuan dan kesiapan seluruh unsur dalam melakukan dan
menyelesaikan program program penguatan Kopertis.
B. TUJUAN, SASARAN DAN DESKRIPSI PROGRAM 1. Tujuan