4
BAB II PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah personal hygiene
Personal hygiene atau kebersihan diri adalah upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan fisik
dan psikologis Wartonah, 2010.
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangatpenting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan
memengaruhikesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhioleh nilai individu dan kebiasaan. Jika seseorang sakit,
masalahkebersihan biasanya kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena kitamenganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika
haltersebut dibiarkan terus dapat memengaruhi kesehatan secara umum.Menurut Tarwoto 2004 personal hygiene adalah suatu tindakan untukmemelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisikdan psikis. Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk kenyamananindividu, keamanan,
dan kesehatan. Kebutuhan personal hygiene ini diperlukan baik pada orang sehat maupu pada orang sakit. Praktikpersonal
hygiene bertujuan untuk peningkatan kesehatan dimana kulitmerupakan garis tubuh pertama dari pertahanan melawan infeksi Denganimplementasi tindakan
hygiene pasien, atau membantu anggota keluargauntuk melakukan tindakan itu maka akan menambah tingkat kesembuhanpasien Potter Perry, 2006.
1. Tujuan personal hygiene
Tujuan personal hygiene adalah untuk memelihara kebersihan diri, menciptakan keindahan, serta meningkatkan derajat kesehatan individu sehingga
dapat mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri maupun orang lain Wartonah, 2010.
Universitas Sumatera Utara
5 Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygieneMenurut Tarwoto 2004,
sikap seseorang melakukan personalhygiene dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain :
a. Citra tubuh
Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentangpenampilan fisiknya. Personal hygiene yang baik akan mempengaruhiterhadap
peningkatan citra tubuh individu. Gambaran individuterhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnyakarena adanya perubahan
fisik sehingga individu tidak peduliterhadap kebersihannya. b.
Praktik sosial Kebiasaan keluarga, jumlah orang di rumah, dan ketersediaan air panas
atau air mengalir hanya merupakan beberapa faktor yangmempengaruhi perawatan personal hygiene. Praktik personal hygienepada lansia dapat
berubah dikarenakan situasi kehidupan, misalnyajika mereka tinggal dipanti jompo mereka tidak dapat mempunyai privasi dalam
lingkungannya yang baru. Privasi tersebut akan mereka dapatkan dalam rumah mereka sendiri, karena mereka tidakmempunyai kemampuan fisik
untuk melakukan personal hygiene sendiri. c.
Status sosioekonomi Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, shampoo dan alat mandi yang semuanya memerlukanuang untuk menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Kendati demikian,pengetahuan itu
sendiri tidaklah cukup. Seseorang harus termotivasiuntuk memelihara perawatan diri. Seringkali pembelajaran tentangpenyakit atau kondisi yang
mendorong individu untuk meningkatkanpersonal hygiene. Misalnya pada pasien penderita Diabetes Melitus selalu menjaga kebersihan kakinya.
e. Budaya
Kepercayaan kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi personalhygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti
Universitas Sumatera Utara
6 praktikperawatan diri yang berbeda. Disebagian masyarakat jika
individusakit tertentu maka tidak boleh dimandikan. f.
Kebiasaan seseorang Setiap individu mempunyai pilihan kapan untuk mandi, bercukur dan
melakukan perawatan rambut. Ada kebiasaan orang yangmenggunakan produk tertentu dalam perawatan diri sepertipenggunaan shampo, dan lain-
lain. g.
Kondisi fisik Pada keadaan sakit, tentu kemampuan untuk merawat diri berkurangdan
perlu bantuan untuk melakukannya.
2. Jenis Personal hygiene