Dampak pengeluaran pemerintah terhadap perekonomian daerah dan kemiskinan dalam kerangka desentralisasi fiskal

DAMPAK PENGELUARAN
PEN
PEMERINTAH TERH
HADAP
PEREKONOMIA
IAN DAERAH DAN KEMISKINAN DALAM
D
KERAN
NGKA DESENTRALISASI FISKAL

SUMEDI

SEK
SEKOLAH
PASCASARJANA
INSTITU PERTANIAN BOGOR
INSTITUT
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertas berjudul Dampak Pengeluaran
Pemerintah terhadap Perekonomian Daerah dan Kemiskinan dalam
Kerangka Desentralisasi Fiskal adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari
karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan
dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2013

Sumedi
NPR H363080111

ABSTRACT
SUMEDI. Impact of Government Spending on Economic Performance and
Poverty Allevation in Term of Fiscal Decentralization under supervision BONAR
M. SINAGA, MUHAMMAD FIRDAUS, dan PANTJAR SIMATUPANG.

The purposes of this study were to analyze the factors affecting the revenue and
allocation of national budget and local government spending and its impact on
the economy, flypaper effect, and to formulate policy recommendations in term of
more effective and efficient government spending. This study used pooled data at
the provincial level on period 2005-2010 and a simultaneous equations model
applied to capture the behaviour of each variables. The results were: (1) potential
local goverment revenue, fiscal need, and central government transfer were
factors that determined the local goverment revenue, sharing revenue, and
central government transfer, (2) flypaper effect occured on local expenditures,
(3) decocentration funding and assistant task in agricultural sector had more
affect on the growth of the agricultural sector, (4) sectoral budget allocation has a
positive impact on the economic growth, employment, welfare and poverty
allevation, especialy on Indonesia Easterm Regions and (5) The increased
general fund allocation (DAU) had a greatest impact on fiscal performance and
the regional economy (6) increase revenue-sharing and specific fund had positive
impact on economic growth and reduce local government depedency on central
government budget. Policy recommendations were: (1) enhancing the sources of
local revenue potentially to be the alternative policy due to the fact that increased
DAU provide the greatest impact to the regional economy, but will lead to
increased dependency to the central government, then increasing revenue

sharing may improve fiscal capacity and economic performance, (2) realocation
of routine spending to development spending may improve economic
performance, (3) designing the clearly authorities between central and local
government on several sectors, including on the agricultural development that will
be able to improve the efficiency and effectiveness of government spending, and
(4) Future studies need to be done with the data at the district or town level, and
separate spesific fund by sector.
Key Words: fiscal decentralization, deconcentration and assistance tasks,
flypaper effect, regional economy.

RINGKASAN
SUMEDI. Dampak Pengeluaran Pemerintah terhadap Perekonomian Daerah
dan Kemiskinan dalam Kerangka Desentralisasi Fiskal. Dibimbing oleh BONAR
M. SINAGA, MUHAMMAD FIRDAUS, dan PANTJAR SIMATUPANG.
Setelah lebih dari 10 tahun berjalan sejak dilaksanakan kebijakan otonomi
daerah yang diikuti dengan desentralisasi fiskal, berbagai pertanyaan
mengemuka terkait efektivitas kebijakan tersebut untuk mengatasi masalah
pembangunan, terutama menyangkut pengentasan kemiskinan, pertumbuhan
ekonomi, penyelesaian masalah pengangguran dan juga peningkatan kualitas
layanan pemerintah terhadap masyarakat. Besarnya porsi pengeluaran rutin

menjadi salah satu indikator kurang efektifnya APBD. Struktur penerimaan
daerah yang beragam menyebabkan perbedaan perilaku dalam pengelolaan
pengeluaran daerah.
Penelitian ini bertujuan: (1) menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah, dan terjadinya
fenomena flypaper effect pada pengeluaran daerah, (2) menganalisis dampak
pengeluaran pembangunan pemerintah daerah terhadap kinerja ekonomi
sektoral ekonomi daerah (pertumbuhan dan penyerapan tenaga), pengurangan
angka kemiskinan dan indeks pembangunan manusia, (3) menganalisis
efektivitas pengeluaran pembangunan pertanian daerah dan dana dekonsentrasi
pada kinerja sektor pertanian daerah, (4) melakukan simulasi kebijakan berbagai
perubahan penerimaan dan alokasi pengeluaran daerah, baik pada sumber
penerimaan daerah, maupun alokasi pengeluarannya, dan (5) merumuskan
rekomendasi kebijakan pengelolaan fiskal daerah yang lebih efektif dan efisien.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu
data panel (pool data), dengan unit data tingkat provinsi dan deret waktu tahun
2005-2010. Secara garis besar data yang dikumpulkan dapat dikelompokan
menjadi 4 kategori, yaitu: (1) Penerimaan Daerah, (2) Pengeluaran Daerah, (3)
Alokasi Dana Dekonsentrasi untuk Sektor Pertanian, dan (4) Data Sektor Riil,
yang meliputi PDRB, penyerapan tenaga kerja, kemiskinan dan sebagainya. Unit

data yang digunakan adalah tingkat provinsi. Dengan demikian untuk data
keuangan daerah, baik penerimaan maupun pengeluaran daerah merupakan
penggabungan antara keuangan daerah provinsi dan keuangan daerah
kabupaten/kota di provinsi tersebut. Jenis pengeluaran pemerintah daerah akan
dikategorikan menjadi pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan
berdasarkan sektor ekonomi. Pengeluaran pembangunan akan dikelompokan
menjadi enam sektor, yaitu sektor: (1) pertanian, (2) industri, (3) jasa, (4)
infrastruktur, dan (5) pelayanan umum, serta (6) sektor lainnya. Metode analisis
meliputi: (1) analisis deskriptif dan (2) analisis regresi yaitu sistem persamaan
simultan. Secara keseluruhan, model yang dibangun terdiri atas 40 persamaan
yang terdiri dari 25 persamaan struktural dan 15 persamaan identitas. Identifikasi
model menunjukkan bahwa semua persamaan bersifat over identified.
Pendugaan menggunakan metode 2SLS.
Hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) Struktur penerimaan daerah sebagian
besar masih bersumber dari dana perimbangan, sehingga ketergantungan fiskal
daerah kepada pemerintah pusat masih tinggi. Pengeluaran pemerintah daerah
masih lebih dominan untuk pengeluaran rutin, dibandingkan dengan pengeluaran
pembangunan, (2) Dari Hasil estimasi, dapat disimpulkan: (a) faktor potensi
penerimaan daerah (PDRB), dana perimbangan dari pusat dan kebutuhan fiskal


daerah saling mempengaruhi, dan secara bersama berpengaruh terhadap
pengeluaran pemerintah daerah, (b) fenomena flypaper effect terjadi pada
pengeluaran daerah (rutin dan pembangunan), (c) alokasi dana pembangunan
sektoral memiliki dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi, penyerapan
tenaga kerja, IPM, dan pengurangan kemiskinan, (d) efektivitas Dana dekon TP
sektor pertanian lebih besar dalam mendorong pertumbuhan sektor pertanian
dibandingkan dengan dana dari Pemerintah Daerah; (3) Dari berbagai skenario
kebijakan, dapat disimpulkan bahwa: (a) peningkatan DAU memberikan dampak
positif relatif besar terhadap penerimaan, pengeluaran dan perekonomian
daerah, namun akan meningkatkan ketergantungan fiskal kepada pemerintah
pusat, (b) peningkatan alokasi dana bagi hasil, disamping meningkatkan
perekonomian pada satu sisi, pada sisi lain juga akan meningkatkan kapasitas
fiskal dan mengurangi ketergantungan fiskal kepada pemerintah pusat, (c)
peningkatan DAK akan lebih mendorong kinerja perekonomian daerah karena
peruntukannya yang lebih berorientasi pada program-program pembangunan
tertentu, (d) realokasi anggaran rutin ke anggaran pembangunan, memiliki
dampak positif terhadap perekonomian, tanpa perlu kebijakan penambahan
anggaran daerah. (e) dampak total peningkatan dana dekonsentrasi kementerian
pertanian memiliki dampak yang lebih kecil dibandingkan dengan peningkatan
pengeluaran pembangunan daerah pada sektor pertanian, (f) dampak

peningkatan kinerja perekonomian wilayah dari berbagai simulasi, cenderung
lebih besar terjadi pada wilayah Timur Indonesia. Keberpihakan alokasi transfer
pemerintah pusat kepada wilayah timur akan menghasilkan dampak yang lebih
besar.
Rekomendasi Kebijakan: (1) Peningkatan porsi bagi hasil pajak dan
sumberdaya bagi daerah dapat menjadi alternatif kebijakan agar pemerintah
daerah lebih mampu membiayai kebutuhan anggarannya, serta dampak yang
lebih besar terhadap pembangunan daerah. DAU lebih diposisikan sebagai
instrumen penyeimbang untuk aspek pemerataan pembangunan dan
pengurangan ketimpangan fiskal antar daerah, (2) Dari aspek pengeluaran,
realokasi pengeluaran rutin ke pembangunan akan meningkatkan efektivitas
pengeluaran pemerintah daerah, (3) Peningkatkan komponen Dana Alokasi
Khusus dalam struktur dana perimbangan dapat lebih mendorong alokasi
anggaran pembangunan daerah dibandingkan dengan meningkatkan Dana
Alokasi Umum, (4) Peningkatan efektivitas anggaran pada sektor pertanian dapat
dilakukan dengan meningkatkan sinergi program pusat dan daerah, atau adanya
pemilahan secara tegas kewenangan pusat dan daerah terhadap Pembangunan
Pertanian, (5) Penelitian kedepan perlu dilakukan kajian nasional dengan data
pada tingkat kabupaten kota dan membandingkan antara anggaran provinsi dan
kabupaten dan pemilahan DAK menurut sektor atau peruntukannya, untuk dapat

melihat lebih detail pengaruh komponen DAK terhadap perekonomian daerah.

Kata kunci: desentralisasi fiskal, dana dekonsentrasi, flypaper effect,
perekonomian daerah

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya.
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya
ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah.
b.

Pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.

2. Dilarang mengumumkan atau memperbanyak sebagian atau seluruh Karya Tulis
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.


DAMPAK PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP
PEREKONOMIAN DAERAH DAN KEMISKINAN DALAM
KERANGKA DESENTRALISASI FISKAL

SUMEDI

Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor
pada
Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

10

Penguji pada Ujian Tertutup:

1. Dr. Ir. Harianto, MS
Staf pengajar Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor
2. Dr. Ir. Parulian Hutagaol, MS
Staf pengajar Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor

Penguji pada Ujian Terbuka:
1. Dr. Ir. Winny Dian Wibawa, MSc.
Kepala Biro Perencanaan, Kementerian Pertanian
2. Drs. Sumedi Andoyo Mulyo, MA., Phd.
Kepala Sub-Direktorat, Direktorat Pengembangan Wilayah, Bappenas

11

Judul Disertasi : Dampak Pengeluaran Pemerintah terhadap Perekonomian
Daerah dan Kemiskinan dalam Kerangka Desentralisasi Fiskal
Nama

: Sumedi

NIM


: H363080111

Menyetujui,
1. Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Bonar M. Sinaga, MA
Ketua

Dr. Muhammad Firdaus, SP, MSi
Anggota

Prof. Dr. Ir. Pantjar Simatupang, MS
Anggota

Mengetahui,

2. Koordinator Mayor
Ilmu Ekonomi Pertanian

3. Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Sri Hartoyo, MS

Dr. Ir. Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Ujian: 26 Juni 2013

Tanggal Lulus:

12

13

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa
ta’ala atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini
berhasil diselesaikan. Tanpa dukungan dari komisi pembimbing, para
penguji, rekan-rekan, pegawai sekretariat, dan keluarga, tidak mungkin
penulis dapat menyelesaikan Disertasi seperti ini. Untuk itu penulis
mengucapak terimakasih yang tak terhingga kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Bonar M. Sinaga, MA, sebagai ketua komisi
pembimbing yang telah memberikan bimbingan, bukan saja terkait
dengan substansi disertasi namun juga sebagai guru dalam
kehidupan ilmiah.
2. Dr. Muhammad Firdaus, SP, MSi, anggota komisi pembimbing,
atas segala bimbingan, masukan, dan dorongan untuk terus
mencari informasi terbaru dan untuk tidak cepat merasa ‘cukup’
dengan informasi yang dimiliki.
3. Prof. Dr. Ir. Pantjar Simatupang, MS, anggota komisi pembimbing,
atas segala masukan dan arahan, terutama dalam membangun
kerangka berfikir logis sistematis, dan atas motivasi dan teladan
untuk berfikir kritis dan mendorong curiousity yang lebih besar
dalam intepretasi fenomena empiris di lapangan dan hasil analisis
data.
4. Dr. Ir. Parulian Hutagaol, MS (penguji proposal dan ujian tertutup),
dan Dr. Ir. Harianto, MS (penguji pada ujian tertutup), atas segala
kritik dan saran yang diberikan untuk penyempurnaan disertasi ini.
5. Dr. Ir. Winny Dian Wibawa, MSc dan Drs. Sumedi Andoyo Mulyo,
MA, Ph.D (penguji pada ujian terbuka) atas segala kritik, saran, dan
masukan terutama terkait kondisi empiris baik pada tataran mikro
(sektor pertanian) maupun kebijakan makro terkait kebijakan
desentralisasi fiskal, serta saran lain yang membangun untuk
perbaikan disertasi ini.
6. Kepala Badan Litbang Pertanian dan Kepala Balai Besar
Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian atas
kesempatan tugas belajar yang diberikan dan dukungan
pembiayaan sehingga penulis dapat menempuh studi lanjutan ini.
7. Secara khusus penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
Bapak Prof. Dr. Achmad Suryana dan Ibu Prof. Dr. Rita Nurmalina
Suryana, atas perhatian, bimbingan, motivasi dan teladan, bukan
saja selama penulis menyelesaikan studi ini, juga dalam proses
perjalanan tugas penulis selama ini.
8. Ibu Dr. Ir. Anny Ratnawati, MS atas perhatian dan dorongan yang
diberikan untuk segera dapat menyelesaikan studi ini.
9. Prof. Dr. Ir. Nur Azam Achsani, Dr. Ir. Hari Widjayanto, Dr. Bugus
Sukoco, dan Laode Abdul Rachman, MSi, atas dorongan, saran
masukan terutama terkait analisis data.
10. Rekan-rekan seperjuangan, EPN angkatan 2008, terutama Dr. Sudi
Mardianto, Dr. Tanti Novianti dan yang lainnya, atas kebersamaan

14

dan kerja samanya selama proses perkuliahan hingga
penyelesaian tugas akhir.
11. Teman-teman di sekretariat EPN (Mba Yani, Om Johan, On
Husein, Teh Kokom dan yang lainnya), atas bantuannya selama
proses perkuliahan hingga penyelesaian tugas akhir ini.
12. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada keluarga, Istri
tercinta Sri Wiyati Suci Andayani atas doa dan dorongan semangat
yang diberikan selama ini; serta anak-anak, Farah Fadhlilah
Widiaputri dan Muhammad Fadhli Widiansyah yang selalu menjadi
penyejuk hati selama ini.
13. Ibunda tercinta serta kakak-kakak atas doa dan restu dan
semangat dan motivasi yang diberikan selama ini.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang
berkontribusi dalam proses belajar sampai penyusunan disertasi
ini, mulai dari staf di Badan Litbang Pertanian, Biro Perencanaan
Kementeria Pertanian, Badan Pusat Statistik dan Kementerian
Keuangan.
Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu kritik dan saran membangun sangat dihargai. Terlepas dari itu semua,
semoga karya ini dapat memberikan manfaat.
Bogor,

Agustus 2013

Sumedi

15

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kebumen, Jawa Tengah pada tanggal 3 Februari
1973, putra ke empat dari pasangan Bapak Sugito Noto Rahadjo dan Ibu Sutirah.
Penulis menikah dengan Sri Wiyati Suci Andayani dan dikaruniai dua orang putra
putri yang bernama Farah Fadhilah Widiaputri dan Muhammad Fadhli
Widiansyah.
Pendidikan Sekolah Dasar sampai dengan SMA diselesaikan di
Kebumen, dan pada tahun 1992, penulis melanjutkan studi di Jurusan Sosial
Ekonomi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, dan lulus pada tahun 1997. Sejak
tahun 1999 penulis bekerja sebagai peneliti pada Pusat Penelitian Sosial
Ekonomi Pertanian (sekarang Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian)
Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian hingga tahun 2005. Sejak
tahun 2006 hingga saat ini penulis bekerja sebagai peneliti pada Balai Besar
Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian.
Penulis mendapat kesempatan tugas belajar pendidikan pascasarjana
(S2) Ilmu Ekonomi Pertanian Institut Pertanian Bogor dan lulus tahun 2005. Pada
tahun 2008 penulis mendapat kesempatan melanjutkan pendidikan Program
Doktor (S3) di Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor pada Mayor Ilmu
Ekonomi Pertanian, dengan beasiswa dari Badan Litbang Pertanian,
Kementerian Pertanian.

xix

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xxii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xxvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii
I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ........................................................................... 4
1.3. Tujuan ................................................................................................. 8
1.4. Luaran................................................................................................. 8
1.5. Manfaat ............................................................................................... 9
1.6. Ruang Lingkup dan Keterbatasan ....................................................... 9
II. TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................................11
2.1. Tinjauan Teoritis Desentralisasi Fiskal ................................................11
2.1.1. Desentralisasi Fiskal dan Pertumbuhan Ekonomi ..................11
2.1.2. Flypaper Effect Dana Perimbangan terhadap Pengeluaran
Daerah ...................................................................................21
2.2. Tinjauan Penelitian Desentralisasi Fiskal di Berbagai Negara .............26
2.3. Desentralisasi Fiskal di Indonesia .......................................................29
2.4. Kerangka Pemikiran ............................................................................37
2.5. Hipotesis .............................................................................................42
III. METODOLOGI ...........................................................................................43
3.1. Lokasi Penelitian .................................................................................43
3.2. Data dan Variabel ...............................................................................43
3.3. Spesifikasi Model ................................................................................48
3.4. Idetifikasi dan Metode Estimasi ...........................................................54
3.5. Validasi Model.....................................................................................57
3.6. Simulasi ..............................................................................................57
IV. ANGGARAN PEMERINTAH DAN KINERJA PEMBANGUNAN
DAERAH ....................................................................................................59
4.1. Struktur Penerimaan Pemerintah Daerah............................................59
4.1.1. Pendapatan Asli Daerah .........................................................60
4.1.2. Dana Perimbangan .................................................................63
4.2. Struktur Pengeluaran Pemerintah Daerah...........................................68

xx

4.3. Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Kementerian Pertanian 71
4.4. Kinerja Ekonomi Daerah .................................................................... 74
4.4.1. Produk Domestik Regional Bruto ............................................ 74
4.4.2. Penyerapan Tenaga Kerja dan Pengangguran ....................... 76
4.4.3. Indikator Pembangunan Manusia dan Kemiskinan ................. 78
V.

HASIL ESTIMASI MODEL ..................................................................... 81
5.1. Perilaku Penerimaan Daerah Kabupaten/Kota dan Provinsi............... 81
5.2. Perilaku Pengeluaran Pemerintah Daerah ......................................... 87
5.3. Dampak Pengeluaran Pemerintah terhadap Perekonomian Wilayah. 93
5.3.1. Dampak Pengeluaran Pemerintah terhadap Produk
Domestik Bruto ...................................................................... 94
5.3.2. Dampak Pengeluaran Pemerintah Terhadap Penyerapan
Tenaga
Kerja .................................................................... 99
5.3.3. Dampak
Pengeluaran
Pemerintah
Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat ................................................ 102

VI. SIMULASI DAN PERAMALAN ................................................................ 107
6.1. Validasi Model ................................................................................. 107
6.2. Simulasi Kebijakan Historis .............................................................. 108
6.2.1. Dampak Simulasi Kebijakan Terhadap Penerimaan dan
Kapasitas Fiskal Daerah ..................................................... 110
6.2.2. Dampak Simulasi Kebijakan Terhadap Pengeluaran
Pemerintah Daerah ............................................................ 112
6.2.3. Dampak Simulasi Kebijakan Terhadap Produk Domestik
Regional Bruto ................................................................... 114
6.2.4. Dampak Simulasi Kebijakan terhadap Penyerapan Tenaga
Kerja ...................................................................................... 118
6.2.5. Dampak Simulasi Kebijakan Terhadap Indikator
Kesejahteraan Masyarakat .................................................... 120
6.3. Hasil Simulasi Menurut Wilayah ........................................................ 122
6.4. Peramalan Data Dasar ...................................................................... 132
6.5. Peramalan Menurut Wilayah ............................................................ 135
6.6. Peramalan Simulasi Kebijakan .......................................................... 143
6.6.1. Penerimaan Daerah ............................................................... 143
6.6.2. Pengeluaran Daerah .............................................................. 148
6.6.3. Perekonomian Daerah............................................................ 154

xxi

VII. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 164
7.1. Kesimpulan ...................................................................................... 164
7.2. Saran ............................................................................................... 166
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 169
LAMPIRAN..................................................................................................... 173

xxii

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman

1.

Perkembangan Transfer ke Daerah, Tahun 2005-2010 ........................ 6

2.

Dana ke Daerah yang Dikelola dalam APBD dan APBNP,Tahun 2010.. 7

3.

Jenis-Jenis Pajak Daerah menurut UU No 28, Tahun 2009 ................... 31

4.

Jenis Retribusi Daerah menurut UU No 28, Tahun 2009 ....................... 31

5.

Besaran Pembiayaan di Daerah dari Sumber Dana Hibah Daerah,
Tahun 2009 dan 2010 ............................................................................ 33

6.

Reklasifikasi Pengeluaran Pembangunan Daerah berdasarkan
Klasifikasi Urusan Wajib dan Pilihan ...................................................... 47

7.

Pengkembangan Pendapatan Pajak Daerah Kab/Kota dan Provinsi di
Indonesia, Tahun 2005-2010 ................................................................. 61

8.

Perkembangan Pendapatan Retribusi Daerah Kab/Kota dan Provinsi
di Indonesia, Tahun 2005-2010 ............................................................. 61

9.

Perkembangan Pendapatan Asli Daerah Kab/Kota dan Provinsi dari
sumber Lainnya, di Indonesia, Tahun 2005-2010 .................................. 62

10.

Perkembangan Pendapatan Asli Daerah Kab/Kota dan Provinsi, di
Indonesia Tahun 2005-2010 ................................................................. 63

11.

Perkembangan Penerimaan Daerah Kab/Kota dan Provinsi dari Dana
Bagi Hasil Pajak dan Sumberdaya di Indonesia, Tahun 2005-2010 ...... 64

12.

Perkembangan Penerimaan Daerah Kab/Kota dan Provinsi dari Dana
Alokasi Umum di Indonesia, Tahun 2005-2010 ..................................... 65

13.

Perkembangan Penerimaan Daerah Kab/Kota dan Provinsi dari Dana
Alokasi Khusus di Indonesia, Tahun 2005-2010 ................................... 66

14.

Perkembangan Penerimaan Daerah Kab/Kota dan Provinsi dari Dana
Perimbangan di Indonesia, Tahun 2005-2010 ...................................... 67

15.

Komposisi Penerimaan Daerah Kab/Kota dan Provinsi, di Indonesia
Tahun 2005-2010 .................................................................................. 68

16.

Perkembangan Pengeluaran Rutin Daerah Kab/kota dan Provinsi di
Indonesia, Tahun 2005-2010 ................................................................. 69

17.

Perkembangan Pengeluaran Pembangunan Daerah Kab/kota dan
Provinsi di Indonesia, Tahun 2005-2010 ................................................ 70

18.

Persentase Pengeluaran Daerah Kab/kota dan Provinsi di Indonesia,
Tahun 2005-2010 .................................................................................. 71

19.

Rata-rata dan Share PDB Atas harga konstan Tahun 2000, Per
Wilayah Ekonomi di Indonesia, Tahun 2005-2010 ................................. 75

20.

Perkembangan PDB Perkapita menurut Wilayah di Indonesia, Tahun
2005-2010 ............................................................................................. 76

21.

Perkembangan Rata-rata Tenaga Kerja menurut Wilayah di
Indonesia, Tahun 2005-2010 ................................................................. 77

xxiii

22.

Perkembangan Rata-rata Jumlah Pengangguran menurut Wilayah di
Indonesia, Tahun 2005-2010 ................................................................ 78

23.

Perkembangan Angka Indeks Pembangunan Manusia menurut
Wilayah di Indonesia, Tahun 2005-2010 ............................................. 79

24.

Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin menurut Wilayah di
Indonesia, Tahun 2005-2010 ................................................................. 80

25.

Persen Penduduk Miskin, menurut Wilayah di Indonesia, Tahun
2005- 2010 .......................................................................................... 80

26.

Hasil Estimasi Pendapatan Pajak Daerah.............................................. 81

27.

Hasil Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah......................................... 83

28.

Hasil Estimasi Penerimaan Dana Alokasi Umum (DAU) ........................ 84

29.

Hasil Estimasi Bagi Hasil Pajak ............................................................. 85

30.

Hasil Estimasi Alokasi Dana Bagi Hasil Sumberdaya ........................... 85

31.

Hasil Estimasi Dana Alokasi Khusus .................................................... 86

32.

Hasil Estimasi Pengeluaran Pengeluaran Rutin .................................. 88

33.

Hasil Estimasi Alokasi Pengeluaran Pembangunan Sektor Pertanian ... 89

34.

Hasil Estimasi Alokasi Pengeluaran Pembangunan Sektor Industri ....... 90

35.

Hasil Estimasi Alokasi Pengeluaran Pembangunan Sektor Jasa ........... 90

36.

Hasil Estimasi Alokasi Pengeluaran Pembangunan Sektor
Infrastruktur ........................................................................................... 91

37.

Hasil Estimasi Alokasi Pengeluaran Pembangunan Sektor Layanan
Umum .................................................................................................... 92

38.

Hasil Estimasi Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah.............................. 93

39.

Hasil Estimasi PDRB Sub Sektor Tanaman Pangan dan Hortikultura .... 95

40.

Hasil Estimasi PDRB Sub Sektor Perkebunan ....................................... 96

41.

Hasil Estimasi PDRB Sub Sektor Peternakan ........................................ 97

42.

Hasil Estimasi PDRB Sektor Industri ..................................................... 98

43.

Hasil Estimasi PDRB Sektor Jasa.......................................................... 99

44.

Hasil Estimasi Penyerapan Tenaga Kerja Sub Sektor Tanaman
Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan .............................................. 100

45.

Hasil Estimasi Penyerapan Tenaga Kerja Sub Sektor Peternakan ........ 101

46.

Hasil Estimasi Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri ...................... 101

47.

Hasil Estimasi Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Jasa .......................... 102

48.

Hasil Estimasi Indeks Pembangunan Manusia ...................................... 103

49.

Hasil Estimasi Jumlah Penduduk Miskin ................................................ 104

50.

Hasil Estimasi Indeks Kedalaman Kemiskinan....................................... 105

51.

Hasil Estimasi Indeks Keparahan Kemiskinan ....................................... 106

xxiv

52.

Validasi Model Pada Dampak Pengeluaran Pemerintah terhadap
Perekonomian Daerah dan Kemiskinan ................................................. 107

53.

Dampak Peningkatan Komponen PAD dan Dana Perimbangan
Terhadap Penerimaan Daerah............................................................... 110

54.

Dampak Realokasi Anggaran Rutin, Dana Dekonsentrasi, dan
Pengeluaran Pertanian Daerah terhadap Penerimaan Daerah .............. 112

55.

Dampak Peningkatan Komponen PAD dan Dana Perimbangan
Terhadap Pengeluaran Pemerintah Daerah........................................... 113

56.

Dampak Realokasi Anggaran Rutin, Dana Dekonsentrasi, dan
Pengeluaran Pertanian Daerah Terhadap Pengeluaran Daerah ............ 114

57.

Dampak Peningkatan Komponen PAD dan Dana Perimbangan
Terhadap Produk Domestik Regional Bruto ........................................... 115

58.

Dampak Realokasi Anggaran Rutin, Dana Dekonsentrasi, dan
Pengeluaran Daerah pada Sektor Pertanian terhadap Produk
Domestik Regional Bruto ....................................................................... 117

59.

Dampak Peningkatan Komponen PAD dan Dana Perimbangan
Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja ..................................................... 118

60.

Dampak Realokasi Anggaran Rutin, Dana Dekonsentrasi, dan
Pengeluaran Daerah pada Sektor Pertanian terhadap Penyerapan
Tenaga Kerja ......................................................................................... 119

61.

Dampak Peningkatan Komponen PAD dan Dana Perimbangan
Terhadap Indikator Kesejahteraan dan Kemiskinan ............................... 120

62.

Dampak Realokasi Anggaran Rutin, Dana Dekonsentrasi, dan
Pengeluaran Daerah pada Sektor Pertanian terhadap Indikator
Kesejahteraan dan Kemiskinan ............................................................. 121

63.

Dampak Simulasi Kebijakan Terhadap Penerimaan Daerah Menurut
Wilayah, untuk Skenario Kebijakan 1-5.................................................. 122

64.

Dampak Simulasi Kebijakan Terhadap Penerimaan Daerah Menurut
Wilayah, untuk Skenario Kebijakan 6-9.................................................. 123

65.

Dampak Simulasi Kebijakan Terhadap Pengeluaran Daerah Menurut
Wilayah, untuk Skenario Kebijakan 1-5.................................................. 125

66.

Dampak Simulasi Kebijakan Terhadap Pengeluaran Daerah Menurut
Wilayah, untuk Skenario Kebijakan 6-9.................................................. 126

67.

Dampak Simulasi Kebijakan Terhadap PDRB Daerah Menurut
Wilayah, untuk Skenario Kebijakan 1-5.................................................. 127

68.

Dampak Simulasi Kebijakan Terhadap PDRB Daerah Menurut
Wilayah, untuk Skenario Kebijakan 5-8.................................................. 129

69.

Dampak Simulasi Kebijakan Terhadap Indeks Pembangunan
Manusia dan Kemiskinan Menurut Wilayah, untuk Skenario 1-4 ............ 130

70.

Dampak Simulasi Kebijakan Terhadap Indeks Pembangunan
Manusia dan Kemiskinan Menurut Wilayah, untuk Skenario 6-9 ............ 131

71.

Hasil Peramalan Dasar Variabel Endogen, Tahun 2013 – 2017 ............ 133

xxv

72.

Peramalan Dampak Skenario Kebijakan Peningkatan DAU, DBH dan
DAK terhadap Penerimaan Daerah ...................................................... 144

73.

Peramalan Dampak Skenario Kebijakan, Realokasi Anggaran
Peningkatan Dana Dekonsetrasi terhadap Penerimaan Daerah ............ 145

74.

Peramalan Dampak Skenario Kebijakan Peningkatan DAU, DBH, dan
DAK terhadap Pengeluaran Daerah ..................................................... 149

75.

Peramalan Dampak Skenario Kebijakan Realokasi Anggaran
Peningkatan Dana Dekonsetrasi terhadap Pengeluaran Daerah ........... 150

76.

Peramalan Dampak Skenario Kebijakan Peningkatan DAU, DBH, dan
DAK terhadap Produk Domestik Regional Bruto .................................... 155

77.

Peramalan Dampak Skenario Kebijakan Realokasi Anggaran
Peningkatan Dana Dekonsetrasi terhadap Produk Domestik Regional
Bruto ...................................................................................................... 157

78.

Peramalan Dampak Skenario Kebijakan Peningkatan DAU, DBH, dan
DAK terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Indikator
Kesejahteraan Masyarakat .................................................................... 159

79.

Peramalan Dampak Skenario Kebijakan Realokasi Anggaran
Peningkatan Dana Dekonsetrasi terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
dan Indikator Kesejahteraan Masyarakat ............................................... 161

xxvi

DAFTAR GAMBAR
Nomor

Halaman

1.

Dampak Transfer Bersyarat Pusat kepada Pemerintah Daerah ............ 24

2.

Dampak Transfer Tak Bersyarat Pemerintah Pusat kepada
Pemerintah Daerah................................................................................ 25

3.

Perkembangan Transfer ke Daerah (Dana Perimbangan, Otsus, dan
Dana Penyesuaian), Tahun 2005-2010 ................................................. 32

4.

Perkembangan Kontribusi Pinjaman Daerah Terhadap Pembiayaan
Defisit APBD, Tahun 2007-2010 ........................................................... 34

5.

Kerangka Pemikiran Dampak Pengeluaran Pemerintah terhadap
Pembangunan Daerah dan Kemiskinan dalam Kerangka
Desentralisasi Fiskal .............................................................................. 41

6.

Total Alokasi Anggaran Kementan Pertanian, Tahun 2006-2010 ........... 72

7.

Alokasi Anggaran Kementan di Daerah, Tahun 2005-2010 ................... 73

8.

Persentase Alokasi Dana Dekonsentrasi Kementan, Tahun 20052010 ...................................................................................................... 74

9.

Hasil Peramalan Rata-Rata Pendapatan Asli Daerah menurut
Wilayah, Tahun 2013-2017 ................................................................... 135

10.

Hasil Peramalan Rata-Rata Dana Perimbangan menurut Wilayah,
Tahun 2013-2017 ................................................................................. 136

11.

Hasil Peramalan Rata-Rata Kapasitas Fiskal menurut Wilayah, Tahun
2013-2017 ............................................................................................ 137

12.

Hasil Peramalan Rata-Rata Pengeluaran Rutin menurut Wilayah,
Tahun 2013-2017 ................................................................................. 135

13.

Hasil Peramalan Rata-Rata Pengeluaran Pembangunan Daerah
menurut wilayah, Tahun 2013-2017 ...................................................... 136

14.

Hasil Peramalan Rata-Rata PDRB Sektor Pertanian menurut
Wilayah, Tahun 2013-2017 .................................................................... 137

15.

Hasil Peramalan Rata-Rata Total PDRB Provinsi menurut Wilayah,
Tahun 2013-2017 .................................................................................. 139

16.

Hasil Peramalan rata-rata Penyerapan Tenaga Kerja Sektor
Pertanian, menurut Wilayah, Tahun 2013-2017 ..................................... 140

17.

Hasil Peramalan Rata-Rata Penyerapan Tenaga Kerja menurut
Wilayah,Tahun 2013-2017 ..................................................................... 141

18.

Hasil Peramalan Jumlah Pengangguran menurut Wilayah, Tahun
2013-2017 ............................................................................................. 141

19.

Hasil Peramalan Indeks Pembangunan Manusia menurut Wilayah,
Tahun 2013-2017 ................................................................................. 142

20.

Hasil Peramalan Jumlah Penduduk Miskin menurut Wilayah, Tahun
2013-2017 ............................................................................................ 143

xxvii

21.

Hasil Peramalan Pendapatan Asli Daerah dengan berbagai Skenario
Kebijakan .............................................................................................. 146

22.

Hasil Peramalan Dana Perimbangan dengan berbagai Skenario
Kebijakan .............................................................................................. 147

23.

Hasil Peramalan Kapasitas Fiskal Daerah dengan berbagai Skenario
Kebijakan .............................................................................................. 147

24.

Hasil Peramalan Total Penerimaan Daerah dengan berbagai
Skenario Kebijakan .............................................................................. 148

25.

Peramalan Pengeluaran Rutin Daerah dengan berbagai Skenario
Kebijakan Peningkatan Penerimaan Daerah.......................................... 151

26.

Peramalan Pengeluaran Rutin Daerah dengan Skenario Kebijakan,
Alokasi Pengeluaran Daerah ................................................................. 152

27.

Peramalan Pengeluaran Pembangunan Daerah dengan berbagai
Skenario Kebijakan Peningkatan Sumber Penerimaan Daerah ............. 152

28.

Peramalan Pengeluaran Pembangunan Daerah dengan Skenario
Kebijakan Realokasi Anggaran Daerah ................................................. 153

29.

Peramalan Total Pengeluaran Daerah dengan berbagai Skenario
Kebijakan Sumber Penerimaan Daerah ................................................. 153

30.

Peramalan Total Pengeluaran Daerah dengan Skenario Kebijakan
Alokasi Pengeluaran Daerah ................................................................. 154

31.

Peramalan PDRB dengan Skenario Kebijakan Peningkatan
Penerimaan Daerah............................................................................... 158

32.

Peramalan PDRB dengan Skenario Kebijakan Peningkatan
Pengeluaran Daerah.............................................................................. 159

33.

Peramalan IPM dengan berbagai Skenario Kebijakan Peningkatan
Penerimaan Daerah............................................................................... 162

34.

Peramalan IPM dengan berbagai Skenario Kebijakan Pengeluaran
Daerah................................................................................................... 162

35.

Peramalan Jumlah Penduduk Miskin dengan Skenario Kebijakan
Peningkatan Penerimaan Daerah .......................................................... 163

36.

Peramalan Jumlah Penduduk Miskin dengan Skenario Kebijakan
Pengeluaran Daerah.............................................................................. 163

xxviii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor
1.

Halaman

Data Penerimaan Pemerintah Daerah Kab/Kota dan Provinsi,
Tahun 2005-2010 .................................................................................. 175
Tabel 1. Pendapatan Pajak Daerah Pemerintah Kab/Kota dan
Provinsi menurut Provinsi, Tahun 2005-2010 ........................ 175
Tabel 2. Pendapatan Retribusi Daerah Pemerintah Kab/Kota dan
Provinsi menurut Provinsi, Tahun 2005-2010 ........................ 176
Tabel 3. Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Kab/Kota dan
Provinsi menurut Provinsi, Tahun 2005-2010 ........................ 177
Tabel 4. Penerimaan Bagi Hasil Pajak Pemerintah Kab/Kota dan
Provinsi menurut Provinsi, Tahun 2005-2010 ........................ 178
Tabel 5. Penerimaan Bagi Hasil SUmberdaya
Pemerintah
Kab/Kota dan Provinsi menurut Provinsi, Tahun 20052010 ...................................................................................... 179
Tabel 6. Penerimaan Bagi Hasil Pemerintah Kab/Kota dan Provinsi
menurut Provinsi, Tahun 2005-2010 ...................................... 180
Tabel 7. Penerimaan Dana Alokasi Umum Kab/Kota dan Provinsi
menurut Provinsi, Tahun 2005-2010 ...................................... 181
Tabel 8. Penerimaan Dana Alokasi Khusus Kab/Kota dan Provinsi
menurut Provinsi, Tahun 2005-2010 ...................................... 182
Tabel 9. Penerimaan Lainnya Untuk Kab/Kota dan Provinsi
menurut Provinsi, Tahun 2005-2010 ...................................... 183

2.

Data Pengeluaran Pemerintah Daerah Kab/Kota dan Provinsi,
Tahun 2005-2010 .................................................................................. 184
Tabel 1. Pengeluaran Rutin Pemerintah Kab/Kota dan Provinsi
menurut Provinsi, Tahun 2005-2010 ...................................... 184
Tabel 2. Pengeluaran
Pembangunan Pertanian Pemerintah
Kab/Kota dan Provinsi menurut Provinsi, Tahun 20052010 ...................................................................................... 185
Tabel 3. Pengeluaran Pembangunan Sektor Industri Pemerintah
Kab/Kota dan Provinsi menurut Provinsi, Tahun 20052010 ...................................................................................... 186
Tabel 4. Pengeluaran Pembangunan Sektor Jasa Pemerintah
Kab/Kota dan Provinsi menurut Provinsi, Tahun 20052010 ...................................................................................... 187
Tabel 5. Pengeluaran Pembangunan Infrastruktur Pemerintah
Kab/Kota dan Provinsi menurut Provinsi, Tahun 20052010 ...................................................................................... 188
Tabel 6. Pengeluaran Layanan Umum Pemerintah Kab/Kota dan
Provinsi menurut Provinsi, Tahun 2005-2010 ........................ 189
Tabel 7. Pengeluaran Pembangunan Pemerintah Kab/Kota dan
Provinsi menurut Provinsi, Tahun 2005-2010 ........................ 190

xxix

3.

Data Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Kementerian
Pertanian menurut Provinsi, Tahun 2005-2010 ...................................... 191
Tabel 1. Alokasi Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
Kementerian Pertanian pada Sub Sektor Tanaman
Pangan menurut Provinsi, Tahun 2005-2010 ......................... 191
Tabel 2. Alokasi Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
Kementerian Pertanian pada Sub Sektor Hortikultura
menurut Provinsi, Tahun 2005-2010 ...................................... 192
Tabel 3. Alokasi Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
Kementerian Pertanian pada Sub Sektor Perkebunan
menurut Provinsi, Tahun 2005-2010 ...................................... 193
Tabel 4. Alokasi Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
Kementerian Pertanian pada Sub Sektor Peternakan
menurut Provinsi, Tahun 2005-2010 ...................................... 194
Tabel 5. Alokasi Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
Kementerian Pertanian pada Sub Sektor Lainnya
menurut Provinsi, Tahun 2005-2010 ...................................... 195
Tabel 6. Alokasi Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
Kementerian Pertanian menurut Provinsi, Tahun 20052010 ...................................................................................... 196

4.

Data Indeks Pembangunan Manusia menurut Provinsi, Tahun 20052010 ...................................................................................................... 197

5.

Data Rata-Rata Jumlah Penduduk Miskin menurut Provinsi, Tahun
2005-2010 ............................................................................................. 198

6.

Model Kebijakan Fiskal dan Perekonomian Daerah ............................... 199

7.

Program Estimasi Model Kebijakan Fiskal dan Perekonomian
Daerah................................................................................................... 200

8.

Hasil Estimasi Model Kebijakan Fiskal dan Perekonomian Daerah........ 204

9.

Program Validasi Model Kebijakan Fiskal dan Perekonomian
Daerah................................................................................................... 217

10.

Hasil Validasi Model Kebijakan Fiskal dan Perekonomian Daerah
menurut Wilayah .................................................................................... 223
Tabel 1.
Tabel 2.
Tabel 3.
Tabel 4.
Tabel 5.

Validasi Model untuk Wilayah Sumatera ................................ 223
Validasi Model untuk Wilayah Jawa dan Bali ......................... 224
Validasi Model untuk Wilayah Kalimatan ............................... 225
Validasi Model Untuk Wilayah Sulawesi ................................ 226
Validasi Model Untuk Wilayah Nusa Tenggara, Maluku,
dan Papua ............................................................................. 227

11.

Program Simulasi Kebijakan Fiskal dan Perekonomian Daerah ............ 228

12.

Contoh Hasil Simulasi Kebijakan Peningkatan DAU sebesar 10
Persen ................................................................................................... 236

13.

Program Simulasi Peramalan Kebijakan Fiskal dan Perekonomian
Daerah................................................................................................... 238

14. Hasil Simulasi Peramalan Peningkatan DAU sebesar 10 Persen.............. 245

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Justifikasi kebijakan desentralisasi, sebagaimana diungkapkan oleh Oates
(1999), adalah untuk meningkatkan kemandirian daerah dan meningkatkan
efisiensi anggaran. Pemberian keleluasaan kepada pemerintah daerah dalam
mengambil kebijakan terhadap program dan pengelolaan anggaran juga akan
meningkatkan efektivitas penyediaan layanan umum kepada masyarakat
(Bjornestad, 2009). Desentralisasi fiskal juga akan meningkatkan efisiensi
pembiayaan, akuntabilitas penggunaan anggaran, dan dapat lebih memberi
ruang kepada masyarakat untuk ikut terlibat dalam perumusan kebijakan, serta
meningkatkan pelayanan publik. Lebih jauh, kebijakan desentralisasi fiskal juga
diharapkan mampu menurunkan angka kemiskinan melalui program-program
pro-poor yang lebih efektif.
Mulai awal tahun 1970-an, banyak negara berkembang yang mulai
melaksanakan kebijakan desentralisasi fiskal (Ismail, et.al., 2004). Hasil kajian
empiris

terkait

dengan

analisis

hubungan

desentralisasi

fiskal

dengan

pertumbuhan ekonomi tidak menghasilkan kesimpulan yang konsisten. Berbagai
penelitian menunjukkan hubungan negatif, sebagian lagi menunjukkan hubungan
yang tidak nyata, dan beberapa yang lain, menunjukkan hubungan positif. Hasil
penelitian yang menunjukkan dampak positif desentralisasi fiskal terhadap
pertumbuhan ekonomi (Lin and Liu, 2000; Desai et.al., 2003; Akai et.al., 2004;
Zhang and Zou 1998; Akai and Sakata, 2002; Ismail, et.al., 2004; Iimi, 2005;
Huther and Shah, 1998; Bjornestad, 2009; dan Armas, et.al., 2010). Penelitian
yang menganalisis dampak desentralisasi terhadap pertumbuhan ekonomi
menunjukkan dampak negatif, antara lain ditunjukkan oleh Zhang and Zou,
(1998); Davoodi and Zou, (1998), sementara penelitian lain menunjukkan
pengaruh yang tidak signifikan (Wolter and Phillips, 1998; Xie et.al., 1999).
Implementasi otonomi daerah yang diikuti dengan kebijakan desentralisasi
fiskal Indonesia sebenarnya lebih didorong karena masalah politik dan kegagalan
pemerintah yang terpusat untuk membawa kesejahteraan secara lebih
berkeadilan, dibandingkan oleh justifikasi ekonomi dan kesiapan yang matang.
Kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal dilaksanakan mulai Januari
tahun 2001. Setelah lebih dari 10 tahun pelaksanaan tersebut, banyak pihak

2

yang

mempertanyakan

efektivitas

kebijakan

desentralisasi

fiskal

dalam

mendorong kinerja ekonomi dan pengurangan kemiskinan. Hal ini dikonfirmasi
dengan berbagai kajian yang telah dilakukan bahwa kebijakan desentralisasi
fiskal yang telah dilaksanakan selama ini belum mampu membawa peningkatan
pertumbuhan ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat (Aziz, 2009).
Beberapa penelitian tentang dampak desentralisasi fiskal yang dilakukan
untuk kasus Indonesia, menunjukkan bahwa desentralisasi belum mampu
mencapai tujuan yang dikehendaki (Brodjonegoro, 2003; Aziz, 2009; dan
Ramayandi, 2003). Sementara Darsono dkk., 2008 menunjukkan dampak positif
desentralisasi fiskal terhadap kinerja sektor pertanian dan agroindustri.
Struktur sumber anggaran daerah untuk membiayai pengeluarannya
meliputi sumber pendapatan daerah (kabupatan/kota dan provinsi) dan transfer
dari pemerintah pusat, baik berupa conditional transfer maupun unconditional
transfer. Hal ini menimbulkan adanya perbedaan perilaku pengeluaran
pemerintah daerah, dimana terdapat kecenderungan transfer dari pusat
(terutama unconditional transfer) akan mendorong pengeluaran daerah lebih
besar dibandingkan dengan dana dari pendapatan daerah (flypaper effect) (Bae
and Feiock, 2004; Widarjono, 2006; Kuncoro, 2007; Aragon, 2008). Fenomena
ini membawa implikasi bahwa terdapat kecenderungan pemerintah daerah
menjadi lebih “boros” dan kurang hati-hati menggunakan dana yang bersumber
dari transfer pusat. Dalam kontek Indonesia hal ini menjadi menarik untuk
ditelaah, pada kondisi dimana sumber pembiayaan pemerintah daerah sampai
saat ini yang masih dominan dari transfer pusat.
Iimi (2005) mencermati hasil penelitian yang tidak konklusif tentang
hubungan antara desentralisasi fiskal dengan pertumbuhan ekonomi, dan
mensinyalir bahwa hal ini terutama disebabkan karena desentralisasi merupakan
fenomena yang kompleks meliputi p