Rata-rata pola pikir kreatif kelompok Ilmu Keperawatan STIKES dr. Soebandi kontrol pada penilaian awal (pre test) Tahun 2015

a. Rata-rata pola pikir kreatif kelompok Ilmu Keperawatan STIKES dr. Soebandi kontrol pada penilaian awal (pre test) Tahun 2015

adalah 24,98;

b. Rata-rata pola pikir kreatif kelompok Berdasarkan gambar 5.16 di atas, kontrol pada penilaian akhir (post test) diketahui bahwa sebagian responden adalah 26,15;

kelompok intervensi memiliki peningkatan

c. pola pikir kreatif setelah Nilai mean output pola pikir kreatif dilakukan kelompok kontrol antara penilaian implementasi metode SHEMAP, yaitu

awal (pre test) dengan penilaian akhir sebesar 95% (38 orang). Dari hasil uji (post test) adalah -1,175. Hal ini analisis t test related of dengan derajat α = menunjukkan

terdapat 0,05 didapatkan data sebagai berikut: perbedaan antara pola pikir kreatif

bahwa

a. Rata-rata pola pikir kreatif kelompok kelompok kontrol antara penilaian

sebelum dilakukan awal (pre test) dengan penilaian akhir

intervensi

implementasi metode SHEMAP adalah (post test);

d. Derajat korelasi (correlation) adalah

b. Rata-rata pola pikir kreatif kelompok 0,923 dengan nilai Sig = 0,000 (derajat

sesudah dilakukan α = 0,05), sehingga nilai Sig < α (0,000

intervensi

implementasi metode SHEMAP adalah < 0,05);

e. Nilai t hitung adalah -4,556 dengan

c. Nilai mean output pola pikir kreatif nilai t tabel 2,02, sehingga nilai t

kelompok kontrol antara sebelum hitung < t tabel (-4,556 < 2,02);

dengan sesudah implementasi metode

f. SHEMAP Nilai p = 0,000 dengan derajat α = adalah -8,050. Hal ini 0,05, sehingga p < α (0,000 < 0,05).

menunjukkan ada perbedaan pola pikir Berdasarkan hasil uji analisis t test

kreatif kelompok intervensi antara paired di atas dapat disimpulkan bahwa Ho

sebelum dengan sesudah dilakukan ditolak (ada perbedaan pola pikir kreatif

implementasi metode SHEMAP; kelompok kontrol antara penilaian awal implementasi metode SHEMAP; kelompok kontrol antara penilaian awal

a. Nilai p = 0,000 dengan derajat α =

e. Nilai t hitung = -15,299 dengan nilai t 0,05, sehingga nilai p < α (0,000 < tabel = 2,02, sehingga nilai t hitung < t

tabel (-15,299 < 2,02) dengan derajat

b. Nilai t hitung = -7,563 dengan nilai t negatif;

tabel = 1,990, sehingga nilai t hitung <

f. Nilai p value = 0,000 dengan derajat α nilai t tabel (-7,563 < 1,990); = 0,05, sehingga p < α (0,000 < 0,05).

c. Nilai mean difference adalah -6,450. Berdasarkan dari hasil uji analisis t

Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata- test paired di atas dapat disimpulkan bahwa

rata pola pikir kreatif kelompok Ho ditolak (ada perbedaan pola pikir kreatif

kontrol lebih rendah dibandingkan kelompok intervensi antara sebelum dengan

dengan nilai rata-rata pola pikir kreatif sesudah implementasi metode SHEMAP).

kelompok intervensi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung <

Dari hasil uji analisis t test t tabel (- 15,299 < 2,02) dan nilai p < α independen di atas, dapat disimpulkan (0,000 < 0,05).

bahwa Ho ditolak yaitu ada perbedaan pola Dari hasil tabulasi data pada pikir kreatif yang signifikan antara perbedaan pola pikir kreatif antara kelompok kontrol dengan kelompok kelompok kontrol dengan kelompok intervensi pada penilaian akhir (post test). intervensi pada penilaian akhir (post test), Hal ini ini ditunjukkan dengan nilai p < α didapatkan skor perbedaan pola pikir (0,000 < 0,05). kreatif sebagai berikut:

Tabel 5.14 Perbedaan Pola Pikir Kreatif

PEMBAHASAN

antara Kelompok

Kontrol

dengan

Dari perbandingan skor pola pikir

Kelompok Intervensi pada Penilaian Akhir

kritis antara kelompok kontrol dengan

( Post Test) di Prodi Ilmu Keperawatan

kelompok intervensi didapatkan persamaan

STIKES dr. Soebandi Tahun 2015

karakteristik, yaitu sama-sama berada

No. Skor Pola Pikir

No.

Skor Pola Pikir

Respond Kreatif

Respond

Kreatif

dalam jenjang pola pikir kritis yang baik.

en Kontr Interven

Sedangkan rentang rata-rata skor pola pikir

1 23 39 21 22 36 kritis antara kelompok kontrol dengan

2 31 32 22 25 34 kelompok intervensi tidak berbeda jauh,

3 18 34 23 25 31 hanya berbeda 0,77.

4 26 36 24 25 34 Berdasarkan kajian fakta dan teori di

5 34 27 25 28 36 atas bisa disimpulkan bahwa berpikir kritis

7 30 35 27 26 33 memiliki peranan yang sangat penting

8 32 22 28 20 34 dalam proses belajar. Proses belajar yang

9 21 33 29 26 32 merupakan aktivitas berpikir secara terpadu

10 33 28 30 24 35 baik kognitif, psikomotorik dan afektif

11 30 23 31 24 29 akan terselenggara dengan baik jika

12 28 32 32 32 35 dilakukan melalui proses berpikir analisis,

14 22 30 34 25 31 yang mendalam dan sistematis. Pola

15 28 33 35 24 31 berpikir seperti ini akan membentuk sebuah

16 25 32 36 21 34 peta pikir (maps of thinking), sehingga akan

17 26 30 37 28 35 memudahkan dalam proses pemahaman

18 29 34 38 22 34 sebuah kajian ilmiah. Melalui berpikir

19 32 28 39 27 37 kritis, individu akan dibiasakan untuk

20 26 31 40 21 35 berpikir secara rasional, logika dan relevan dengan apa yang terjadi. Hal ini membuat 20 26 31 40 21 35 berpikir secara rasional, logika dan relevan dengan apa yang terjadi. Hal ini membuat

Dari uraian fakta maupu teori di atas merupakan sebuah aktifitas ilmiah, dapat disimpulkan bahwa keterampilan sehingga harus dilakukan dengan metode berpikir kreatif merupakan salah satu yang ilmiah untuk menghasilkan sebuah output dari berpikir kritis. Inovasi dalam output yang dijamin keilmiahannya. Oleh berpikir akan membuat pola pemahaman karena itu, berpikir kritis merupakan pola terhadap sebuah kajian akan lebih mudah berpikir analitik yang melatih seseorang dan sederhana, sehingga akan lebih mudah untuk

bisa mengambil keputusan/ diterima dengan orang lain. Kendala yang kesimpulan secara cepat dan tepat dalam utama

mengembangkan suasana yang ilmiah.

dalam

keterampilan berpikir kreatif adalah Dari fakta maupun kajian teori dan rendahnya rasa percaya diri dan motivasi, temuan hasil penelitian di atas dapat sehingga individu cenderung menjadi disimpulkan bahwa keterampilan berpikir pesimis dan tidak mau mengeksplorasi kreatif sangat dibutuhkan dalam proses kemampuan dirinya. Oleh karena itu, untuk belajar. Kemampuan berpikir kreatif akan meningkatkan inovasi dalam berpikir perlu membuat sebuah kemudahan bagi individu dilakukan sebuah pendekatan yang berbasis dalam memahami dan menghasilkan pada fleksibilitas berpikir, salah satunya berbagai ide/ gagasan yang inovatif. adalah metode SHEMAP yang merupakan Fleksibilitas dalam berpikir akan membuat metode HOTS (Higher Ordered Thinking paparan seorang individu terhadap sebuah Skills). bahan kajian akan lebih mudah dimengerti

Berbeda dengan kelompok kontrol, oleh orang lain, sehingga komunikasi yang pada

intervensi terlihat disampaikan cenderung lebih efektif. perbedaan

kelompok

sangat signifikan. Kondisi tersebut sangat cocok bagi profesi Berdasarkan gambar 5.14 diketahui bahwa keperawatan, dimana seorang perawat pada akhir penilaian (sesudah dilakukan dituntut untuk cepat dan tepat dalam implementasi

yang

metode SHEMAP ), melakukan pengambilan keputusan klinis responden kelompok intervensi yang terhadap pasien. Oleh karena itu, mengalami peningkatan jenjang pola pikir keterampilan berpikir kreatif harus lebih kritis adalah sebanyak 90% (36 orang), dan diasah lagi dalam proses pembelajaran turun sebanyak 10% (4 orang). Terdapat sebagai

membentuk perbedaan skor pola pikir kritis yang keterampilan berpikir yang persisten bagi signifikan antara sebelum dengan sesudah seorang perawat nantinya.

cara

untuk

implementasi metode SHEMAP, yaitu Dari hasil perbandingan antara pola sebesar 8,200. Hal ini menunjukkan bahwa pikir kritis kelompok kontrol dengan mayoritas responden kelompok intervensi kelompok intervensi pada penilaian akhir mengalami peningkatan jenjang pola pikir dimana pada kelompok kontrol tidak kritis yang signifikan setelah dilakukan dilakukan implementasi metode SHEMAP implementasi

metode SHEMAP . dan pada kelompok intervensi dilakukan Berdasarkan hasil uji analisis t test paired implementasi metode SHEMAP, maka dengan de rajat α = 0,05 didapatkan nilai p terdapat perbedaan skor rata-rata pola pikir = 0,000, sehingga nilai p < α (0,000 < kritis yang sangat signifikan antara kedua 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat kelompok penelitian tersebut, yaitu sebesar perbedaan pola pikir kiritis kelompok 8,28. Hal ini juga ditunjukkan pada intervensi antara sebelum dengan sesudah perbedaan jenjang pola pikir kritis implementasi metode SHEMAP. kelompok kontrol yang berada dalam

jenjang baik, sedangkan kelompok SIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian ini adalah (0,000 < 0,05). Hal ini mengartikan sebagai berikut:

bahwa Ho ditolak atau ada pengaruh

1. Rata-rata pola pikir kritis responden

pembelajaran SHEMAP sebelum

metode

terhadap peningkatan pola pikir kreatif. metode SHEMAP adalah baik dengan

dilakukan

implementasi

sebaran nilai rata-rata 39,03 untuk DAFTAR PUSTAKA

kelompok kontrol dan rata-rata 39,80 Aggarwal JC. (2009). Essentials of untuk kelompok intervensi;

Educational Psychology Second

2. Rata-rata pola pikir kreatif responden Edition. New Delhi: Vikas sebelum

Publishing House Pvt Ltd. metode SHEMAP adalah cukup dengan Ahuna KH et all. (2014). A New Era of sebaran nilai rata-rata 24,97 untuk

dilakukan

implementasi

Critical Thinking in Professional kelompok kontrol dan rata-rata 24,55

Programs. Teaching & Learning untuk kelompok intervensi;

Journal Volume 7 Issue 3.

3. Rata-rata pola pikir kritis responden Maryville University. setelah dilakukan implementasi metode Alghafri AS, Ismail HN. (2014). The SHEMAP

Effects of Integrating Creative and adalah sangat baik dengan nilai rata-

(kelompok

intervensi)

Critical Thinking on Schools rata 48,00 dan selisih rata-rata nilai

Students Thinking. International dengan kelompok kontrol (tidak

Journal of Science and Humanity mendapat perlakuan metode SHEMAP)

Volume 4 Number 6. Penang: sebesar 8,28 dengan nilai rata-rata

Universiti Sains Malaysia. kelompok intervensi lebih besar Arikunto S. (2006). Prosedur Penelitian dibandingkan nilai rata-rata kelompok

Edisi Revisi V. Jakarta: PT Rineka kontrol;

Cipta.

4. Rata-rata pola pikir kreatif responden Binh NG. (2013). Creativity and setelah dilakukan implementasi metode

in Education . SHEMAP

Innovation

Munchen: Herbetz Utz GmbH. adalah baik (80%) dan sangat baik Boone

(kelompok

intervensi)

Kurtz DL. (2006). (15%) dengan nilai rata-rata 32,60 dan

LE,

Contemporary Business Edisi 11. selisih rata-rata nilai dengan kelompok

Jakarta: Penerbit Salemba Empat. kontrol (tidak mendapat perlakuan Brookfield SD. (2012).Teaching for metode SHEMAP) sebesar 6,45 dengan

Critical Thinking. San Fransisco: nilai rata-rata kelompok intervensi

John Wiley & Sons. lebih besar dibandingkan nilai rata-rata Brookhart SM. (2010). How to Assess kelompok kontrol;

Higher-Order Thinking Skills in

5. Metode pembelajaran

Your Classroom. Alexandria: mampu meningkatkan pola pikir kritis

SHEMAP

ASCD.

yang ditunjukkan dari hasil uji t test Budgen R. (2009). Critical Thinking for independent dengan nilai p = 0,000

Students: Learn The Skills of (derajat α = 0,05), sehingga p < α

Critical Assessment and Effective (0,000 < 0,05). Hal ini mengartikan

Argument. Oxford: How To bahwa Ho ditolak atau ada pengaruh

Books.

metode pembelajaran SHEMAP Coon D. (2014). Psychology: Modules for terhadap peningkatan pola pikir kritis;

Active

Learning. Australia:

6. Metode pembelajaran

SHEMAP

Wadsorth.

mampu meningkatkan pola pikir Coon D, Mitterer JO. (2013). Introduction kreatif yang ditunjukkan dari hasil uji t

to Psychology: Gateways to Mind test independent dengan nilai p = 0,000

Behaviour. Belmont: (derajat α = 0,05), sehingga p < α

and

Wadsmorth Cengage Learning.

Cottrell S. (2011). Critical Thinking Skills, Concept for Proffesional Role Developing Effective Analysis and

Development. New York: Springer Argument. New York: Palgrave

Pub.

Macmillan. Johnson EB. (2007). Contextual Teaching DeLaune SC, Ladner PK. (2011).

& Learning, Menjadikan Kegiatan Fundamentals

Belajar Mengajar Mengasyikkan Standards & Practice Fourth

of

Nursing,

dan Bermakna. Bandung: Penerbit Edition. New York: Delmar.

MLC.

Douglas J, Ransom

B. (2013). Krishnaswamy KN et all. (2006). Understanding Building Failures

Management

Research

Integratic of Francis.

4 th Edition. Oxon: Taylor and

Methodology:

, Methods ans Elder L, Paul R. (2013). 30 Days to Better

Principles

Technique . New Delhi: Pearson Thinking and Better Living

Education.

Through Critical Thinking: A Leddy and Peppers. (2014). Conceptual Guide for Improving Every Aspect

Bases of Professional Nursing. of Your Life. New Jersey: Pearson

Philadelphia: Lippincott Williams Education Inc.

& Wilkins.

Fuad N, Ahmad G. (2009). Integrated Linton. (2012). Introduction to Medical Human Resources Development th . Surgical Nursing 5 Edition.

Jakarta: PT Grasindo. Missouri: Elsevier Saunders. Gambrill E. (2012). Critical Thinking in McCall J. (2013). The Principal’s Edge. Clinical Practice Third Edition.

Oxon: Taylor & Francis. New Jersey: John Wiley & Sons.

McGregor D. (2007). Developing Thinking; Hacieminoglu E. (2014). Proceding: Use of

Developing Learning: A Guide to Pre-Service Science Teacher

Thinking Skills in Education. New Creativity in Elementary Science

York: Open University Press. Classrooms.

Padova: MacGregor MG. (2013). Building Everyday Libreriauniversitaria.

Leadership. Minneapolis: Free Han Q. (2014). The Effects of Working

Spirit Publishing Inc. Memory on User’s Performance in Mason M. (2008). Critical Thinking and

Creative Drawing. Department of Learning. Oxford: Blackwell Informatics and Media: Uppsala

Publishing.

University. Masters K. (2014). Role Development in Harrrington JM, Gill FS. (2005). Buku Saku

Professional Nursing Practice. Kesehatan Kerja Edisi 3. Jakarta:

Burlington: Jones & Bartlett EGC.

Learning.

Harris B. (2014). Creating A Classroom Marek T et all. (2014). Human Factors of A Culture That Supports The

Global Society. Boca Raton: Common Core. Oxon: Routledge.

Taylor & Francis Group. Hassoubah ZI. (2004). Developing Creative Mustaji.

Pengembangan and Critical Thinking Skill (Cara

Kemampuan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif dan Kritis).

Kreatif dalam Pembelajaran. Bandung: Nuansa.

Surabaya: Program Studi TP FIP Isbell RT, Raines SC. (2013). Creativity

Universitas Negeri Surabaya and The Arts with Young Children. Nelson R. (2012). Self-Improvement Guide: Australia: Wadsworth Cengage

How to Adopt Creative Thinking. Learning.

Hillsborough: Lulu Press. Jansen MP, Stauffacher MZ. (2006). Nopryadi W, Mahyuddiun, Kadir A. Advanced Practice Nursing: Cor

Pengaruh Kepuasan

Pasien

Delhi: Atlantic Publishers & Menggunakan Jasa Pelayanan

Keperawatan di Rumah Sakit Sulistyani. (2010). Prosiding: Pendekatan Umum Daerah Ruteng Manggarai

Induktif dalam Pembelajaran NTT. Makassar: STIKES Nani

Kimia Beracuan Konstruktivisme Hasanuddin Makassar.

untuk Membentuk Pemikiran O’Lynn CE. (2013). A Man’s Guide to A

Kritis, Kreatif dan Berkarakter. Nursing Career. New York:

Jurusan Kimia Springer Publishing Company.

Yogyakarta:

Universitas Negeri Ogle D, Klemp RM, McBride B. (2007).

FMIPA

Yogyakarta.

Building Literacy in Social Supardi. (2012). Riset: Peran Berpikir Studies: Strategies for Improving

dalam Proses Comprehension and

Kreatif

Pembelajaran Matematika. Jurnal Thinking. Alexandria: Association

Critical

2 (3). Jakarta: for Supervision and Curriculum

Formatif

Universitas Indraprasta PGRI. Development.

Suqri MN, Aufi AS. (2015). Information Prasad SS, Rao DB. (2009). Creative

Behaviour and Thinking of School Students. New

Seeking

Technology Adoption: Theories Delhi: Discovery Pub House.

and Trends. Hershey: IGI Global. Purwaningsih

Skripsi: Taleff MJ. (2006). Critical Thinking for Pembelajaran

A. (2005).

Addiction Professionals. New Berpendekatan

Kimia

York: Springer Pub. Co. Meningkatkan

SETS

untuk

Kemampuan Templar R. (2013). Building Better Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa

Relationships-Proven Strategies to Kelas X SMA Muhammadiyah I

Make The Most of Your Personal Semarang Tahun Pelajaran 2004/

Connections (Collection). New 2005. Semarang: Jurusan Kimia

Jersey: Pearson Education Inc. FMIPA