4
1. Optimalisasi Pendapatan dengan meningkatkan iklim investasi dan menjaga konservasi
lingkungan;
2. Meningkatkan quality spending melalui i meningkatkan belanja modal untuk
pembangunan infrastruktur ii pengendalian subsidi, iii efisiensi belanja barang operasional perjalanan dinas
1. Optimalisasi Pendapatan yang tidak dibagihasilkan dan non earmarking; 2. Memperbaiki struktur belanja melalui membatasi belanja terikat, belanja
mandatory, dan efisiensi subsidi.
1. Pengendalian pembiayaan yang bersumber dari pinjaman; 2. Net negatif flow pembayaran utang yang lebih besar dari pinjaman baru
3. Mengarahkan agar pemanfaatan
pinjaman harus untuk kegiatan produktif
yang meningkatkan nilai tambah atau meningkatkan kapasitas perekonomian
1
Mengendalikan Defisit Anggaran, melalui:
2
Mengendalikan Primary Balance, melalui:
3
Menurunkan rasio utang terhadap PDB, melalui:
5
Melakukan efisiensi pengeluaran negara dengan pemotongan anggaran yang tidak produktif
1
Melakukan pemotongan anggaran dengan pilihan kebijakan yang berdampak minimal terhadap
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat
2
Mengoptimalkan anggaran yang tersedia dalam rangka menstimulasi pertumbuhan ekonomi dengan
peruntukan kepada kegiatan produktif
3
Melanjutkan penggunaan
e-procurement
dalam pelelangan pengadaan barang dan jasa. Pada tahun 2010-2015, dapat
menghemat anggaran sebesar
10-12 melalui e-procurement
6
“Meningkatkan Daya Saing Industri, Ekspor, Investasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Yang Signifikan
”
PAKET III,
7 Okt ’15
AKSES PEMBIAYAAN DAN PENGURANGAN BIAYA PRODUKSI: Perluasan KUR, Fasilitasi jasa
keuangan, pembiayaan ekspor, fasilitas pertanahan, dan insentif listrik, BBM, Gas bagi
industri
PAKET IV,
15 Okt ‘15
JAMINAN SISTIM PENGUPAHAN DAN PENGAMANAN PHK: sistem pengupahan yang
adil, sederhana dan terproyeksi serta Kredit Usaha Rakyat KUR yang lebih murah dan
luas.
PAKET V,
22 Okt ‘15
REVALUASI ASET DAN AKSES PEMBIAYAAN SYARIAH: insentif pajak bagi perusahaan dan
pembiayaan real estate, kemudahan pembiayaan syariah
Menyelaraskan Mengurangi
Menyederhanakan Penegakan Kepastian
186 regulasi
Peraturan, Birokrasi, dan
FasilitasInsentif
PAKET VI,
6 Nov ‘15 MENGGERAKKAN EKONOMI DI WILAYAH
PINGGIRAN DAN KELANCARAN BAHAN BAKU OBAT: insentif KEK, pengairan, dan sistim eletronik
INSW pengadaan bahan baku obat
PAKET VII,
7 Des ‘15
INSENTIF PAJAK DAN SERTIFIKASI TANAH:
Mendorong daya saing industri padat karya melalui insentif PPh Pasal 21 dan kemudahan sertifikasi tanah
PAKET VIII,
21 Des ‘15
KEPASTIAN USAHA DAN INVESTASI MRO DAN MINYAK: one map policy yang mempermudah
penyelesaian konflik lahan, upaya meningkatkan produksi minyak nasional, dan mendorong usaha perawatan
pesawat terbang
PAKET IX,
27 Jan ‘16
INFRASTRUKTUR LISTRIK DAN LOGISTIK:
Pemenuhan listrik rakyat, stabilisasi pasokan daging, dan agregator ekspor UKM untuk pengembangan
logistik desa ke pasar global
PAKET X,
11 Feb ‘16 KETERBUKAAN INVESTASI: perubahan kebijakan
daftar negatif investasi yang menjamin efektivitas pelaksanaan investasi, meningkatkan perlindungan dan
pengembangan UMKM dan koperasi, serta mendorong investasi teknologi tinggi, padat modal, dan wisata
PAKET I,
9 Sept ‘15
MENDORONG DAYA SAING INDUSTRI: mengurangi regulasi
dan birokrasi
PAKET II,
29 Sept ‘15
PROMOSI INVESTASI DAN DEVISA:
Kemudahan perizinan investasi dan insentif devisa hasil ekspor
STATUS PELAKSANAAN
DEREGULASI:
Per 8 April 2016
PAKET XI,
29 Mar ‘16
AKSES PEMBIAYAAN, DWELLING TIME, DAN INDUSTRI FARMASIALKES: Kredit Usaha Rakyat
Berorientasi Ekspor, insentif BPHTP bagi DIRE, manajemen resiko untuk kelancaran arus barang INSW,
dan pengembangan industri farmasialkes
7 Paket kebijakan deregulasi 1 sd 11 merupakan respon pemerintah untuk
mendorong kegiatan ekonomi, khususnya peningkatan daya saing industri dan memperkuat struktur ekonomi nasional.
Beberapa atraksi kebijakan deregulasi, antara lain:
1 Pusat Logistik Berikat
Memiliki fungsi yang sama seperti pelabuhan yang tidak diperlakukan sebagai daerah pabean
2 Perizinan Investasi 3 Jam
3
Insentif Fiskal
Mempersingkat proses mendapatkan tax allowance tax holiday, PPN untuk bisnis
transportasi tertentu
8
4
Kawasan Industri yang aktraktif
5
Insentif Kawasan Ekonomi Khusus
6
Inland FTA
7
AgregatorKonsolidator Produk Ekspor UKM
9
Produktivitas tergantung pada nilai dan efisiensi
barang dan jasa.
Kunci utama bagaimana how
kita bersaing.
Nilai tukar rendah undervalued dan biaya buruh rendah
menunjukkan lemahnya
fundamental daya saing
karena sumber daya alam melimpah atau jumlah penduduk yang banyak …
Produktivitas “
Competitiveness ”
Kapasitas inovatif
Kekayaan Bangsa
10
2 1
Dilakukan sekarang dan berdampak dalam jangka panjang 5-10 tahun:
Meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan segala tingkatan dan kesehatan
Pengembangan teknologi dan kapasitas inovasi
Dilakukan sekarang dan berdampak dalam jangka menengah 2-5 tahun
Pembangunan infrastruktur di berbagai wilayah Indonesia energi, jalan, kereta api, pelabuhan, bandara
Memperkuat industri nasional, khususnya industri prioritas seperti industri farmasi, kimia, dsb
Meningkatkan kedalaman sektor keuangan Memperbaiki kondisi ketenagakerjaan
11
Menciptakan kondisi ekonomi makro yang kondusif
Memperbaiki iklim persaingan usaha yang sehat, termasuk tata niaga
Memperbaiki sistem logistik nasional termasuk penurunan dwelling time, INSW, dsb
Tidak melakukan kebijakan yang menimbulkan beban baru terhadap daya saing industri atau pelemahan daya beli masyarakat
Memperbaiki sistem pelatihan tenaga kerja
Meningkatkan ekspor industrikomoditi tertentu seperti footwear, cocoa, kopi, sawit, parawisata, perikanan dan industri lain yang
memiliki RCA.
Mendirikan Badan Promosi Ekspor dan Investasi
Memperbaiki kelembagaan serta birokrasi nasional dan daerah perbaikan NSPK, paket deregulasi, dan sebagainya
3
Dilakukan sekarang dan berdampak segera atau jangka pendek 6 bulan -2 tahun
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18 18
19
19
20
20
21
21
22
REGULASI KELEMBAGAAN
PENDANAAN
KE GI
A T
AN
STR A
TE GI
S
AMANAT RPJPN
• Infrastruktur Memadai
• Pendapatan per kapita USD 14 Ribu
• Pengangguran 5
• Penduduk Miskin 5
• HDI dan GDI Meningkat
P E
R M
A SA
LA H
A N
D A
N
TA N
TA N
G A
N
ISU STRATEGIS
VISIMISI PRESIDEN + NAWA CITA
SASARAN RPJMN
2015-2019 KEBIJAKAN
DAN SRATEGI
Peningkatan Ketersediaan Infrastruktur Dasar
Peningkatan Ketahanan Air, Pangan dan Energi
Penguatan Konektivitas Nasional
Pengembangan Transportasi Massal Perkotaan
Peningkatan Efektivitas dan Efisiensi Pembiayaan
Penyediaan Infrastruktur
23
2019
Enggano
Kertajati Singkawang
Muara Teweh
Miangas Maratua
Tojo Una- Una
Pohuwato
Moa Namniwel
Taria Kenyam
Aboy Sultan
Hassanuddin
Banda Aceh Belawan
Kuala Tanjung Dumai
Batam Pangkal
Pinang
Pontianak
Panjang Padang
Tj. Priok Cilacap
Tj. Perak Lombok
Kupang Palangkaraya Banjarmasin
Makassar Maloy
Bitung Halmahera
Sorong Jayapura
Merauke Ambon
Koroway Batu
Konsep Tol Laut agar Indonesia mejadi poros maritim dunia
• Pembangunan 24 pelabuhan laut baru
• Menaikkan jumlah kapal pioneer cargo, transport vessels, pioneer
crossing vessels • membangun 60 pelabuhan
penyeberang Memperkuat konektifitas melalui
pembangunan infrastruktur udara
• pembangunan 15 pelabuhan udara baru
• Pembangunan fasilitas air cargo di 6 lokasi
• Menambah jumlah pelabuhan udara perintis
Revitalisasi efisiensi jalan dengan pembangunan dan perbaikan jalan
• pembangunan 2,650 km jalan baru • pembangunan 1,000 km jalan tol baru
• rehabilitasi 46,770 km jalan eksisting
Mengurangi biaya logistik melalui infrastruktur kereta api
Membangun jalur baru di Jawa, Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan:
2,159 km kereta antar kota 1,099 km kereta dalam kota
Pengembangan transpor urban
• Pengembangan Bus Rapid Transit
BRT di 29 kota
• Pembanguanan Mass Rapid Transit
MRT di 6 kota metropolitan dan 17 kota
besar.
Tercapainya electrification ratio sebesar 96.6 pada tahun 2019 dengan
pengembangan kapasitas • Pembangunan pembangkit listrik
dengan total kapasitas 35,000 MW
Memastikan suplai bahan bakar dengan memaksimalkan kilang minyak
domestik
• Pembangunan kilang minyak baru
• Pengembangan Kilang Minyak Cilacap dan Balongan
Proyek Energi Proyek Logistik
Mencapai ketahanan pangan melaluii pengembangan sistem irigasi
• pembangunan 33 dam baru dan 30 PLTA
• pengembangan 1 juta ha sistem irigasi • Rehabilitasi sistem irigasi yang ada
24
Jalan Kereta
Bandara Pelabuhan Perumahan Energi
52 19
17 13
3 7
Proyek Strategis Nasional Perpres No.32016
Air dan Sanitasi
Perbatasan Bendungan Teknologi Estates Tambang
10 7
60 3
25 6
Agraria dan Perikanan Kelistrikan
3 1 program
Proyek PSN 225 proyek 1 program
RPJMN
Fasilitas-fasilitas yang diberikan agar percepatan dapat dicapai:
1. Percepatan di dalam perizinan dan non-perizinan