KEMENKO EKONOMI KEYNOTE_2016-4-13_Musrenbang Regional Jatim

(1)

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Republik Indonesia

Musyawarah Perencanaan

Pembangunan Regional Jawa Timur :

Kebijakan Pembangunan

Ekonomi Daerah dalam Konstelasi Nasional dan

Internasional

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian


(2)

2

Indonesia dapat menjadi salah satu negara dengan ekonomi

terbesar jika situasi ekonomi berada dalam posisi minimal 5.5%

Proyeksi perkembangan

tahunan PDB 2015 - 2018

Sumber: Ernst & Young: Rapid Growth Markets (2014)

Estimasi PDB 2018 (USD Milyar)

10 ekonomi negara berkembang

5,6 6,4 6,6 8,2 8,4 9,3 12,2 30,3 38,2 73,5

0 20 40 60 80 UK France Mexico Germany Japan Indonesia Brazil India US China

Estimasi PDB2030 (USD Milyar)

10 ekonomi terbesar secara global

Indonesia diprediksi untuk menjadi negara ke-5 terbesar

secara global dan untuk mencapainya, salah satu pilar

peningkatan

pertumbuhan

ekonomi

adalah

melalui

pembangunan infrastruktur

. Saat ini, Indonesia masih

dalam keadaan krisis infrastruktur dimana:

Kualitas jalan yang rendah mengakibatkan waktu

tempuh di jalan dua kali lebih lama dibandingkan di

Thailand dan Malaysia sehingga biaya logistik sangat

tinggi;

Rasio elektrifikasi sebesar 84.1% sementara Thailand,

Filipina dan Vietnam hampir mencapai 100%

Sumberr: Ernst & Young: Rapid Growth Markets (2014) Sumber: Standard Chartered: The Super-Cycle Report (2010)

Ranking Infrastruktur Global (2014-2015)

Negara Ranking (terhadap

148 negara)

Singapura 2

RRC 46

India 87

Indonesia 56

Malaysia 25

Filipina 91

Viet Nam 81

Thailand 48

Sumber: Global Competitiveness Report (2014-2015), World Economic Forum


(3)

Saat ini, Perlambatan Ekonomi Global Menekan

Pertumbuhan Ekonomi Nasional dan Penerimaan Pajak

Pertumbuhan ekonomi global yang cenderung melambat telah menekan

pertumbuhan ekonomi Indonesia selama 4 tahun terakhir dan menjadi 4,8%

di tahun 2015. Pemerintah merancang peningkatan pertumbuhan ekonomi

menjadi 5,3% pada tahun 2016.

Sementara itu penurunan harga komoditas global yang berlangsung sejak

tahun 2013, telah menekan penerimaan negara dari sumber pajak.

Penerimaan pajak tumbuh di bawah pertumbuhan alamiahnya selama

periode 2013-2015. Melalui langkah penyempurnaan administrasi

perpajakan dan perluasan basis pajak, Pemerintah terus berupaya agar

kinerja penerimaan pajak terus meningkat untuk mendukung belanja

stimulus fiskal.

Dengan target pajak tahun 2016, sebesar Rp 1.360,1 T diperlukan

extra

effort

sebesar 18,21% atau setara dengan Rp. 193,2 Triliun. Besaran ini


(4)

4

1. Optimalisasi Pendapatan

dengan meningkatkan iklim investasi dan menjaga konservasi

lingkungan;

2. Meningkatkan

quality spending

melalui (i) meningkatkan belanja modal untuk

pembangunan infrastruktur (ii) pengendalian subsidi, (iii) efisiensi belanja barang

(operasional & perjalanan dinas)

1. Optimalisasi Pendapatan

yang tidak dibagihasilkan dan

non earmarking

;

2. Memperbaiki struktur belanja

melalui membatasi belanja terikat, belanja

mandatory, dan efisiensi subsidi.

1. Pengendalian pembiayaan yang bersumber dari pinjaman

;

2. Net negatif flow

(pembayaran utang yang lebih besar dari pinjaman baru)

3. Mengarahkan agar pemanfaatan

pinjaman harus untuk kegiatan produktif

yang meningkatkan nilai tambah atau meningkatkan kapasitas perekonomian

Upaya Menjaga Peranan APBN Dalam Mendorong

Pertumbuhan Ekonomi

1

Mengendalikan Defisit Anggaran, melalui:

2

Mengendalikan

Primary Balance,

melalui:


(5)

Upaya Penghematan Anggaran

Melakukan efisiensi pengeluaran negara dengan

pemotongan anggaran yang tidak produktif

1

Melakukan pemotongan anggaran dengan pilihan

kebijakan yang berdampak minimal terhadap

pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat

2

Mengoptimalkan anggaran yang tersedia dalam

rangka menstimulasi pertumbuhan ekonomi dengan

peruntukan kepada kegiatan produktif

3

Melanjutkan penggunaan

e-procurement

dalam pelelangan

pengadaan barang dan jasa. Pada tahun 2010-2015, dapat


(6)

6

Meningkatkan Daya Saing Industri, Ekspor, Investasi, dan Pertumbuhan Ekonomi

Yang Signifikan

PAKET III,

7 Okt ’15 AKSES PEMBIAYAAN DAN PENGURANGAN BIAYA PRODUKSI: Perluasan KUR, Fasilitasi jasa keuangan, pembiayaan ekspor, fasilitas pertanahan, dan insentif listrik, BBM, Gas bagi industri

PAKET IV,

15 Okt ‘15

JAMINAN SISTIM PENGUPAHAN DAN PENGAMANAN PHK: sistem pengupahan yang adil, sederhana dan terproyeksi serta Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang lebih murah dan luas.

PAKET V,

22 Okt ‘15

REVALUASI ASET DAN AKSES PEMBIAYAAN SYARIAH: insentif pajak bagi perusahaan dan pembiayaan real estate, kemudahan pembiayaan syariah

Menyelaraskan

Mengurangi Menyederhanakan Penegakan & Kepastian

186 regulasi

(Peraturan,

Birokrasi, dan

Fasilitas/Insentif)

PAKET VI,

6 Nov ‘15 MENGGERAKKAN EKONOMI DI WILAYAH PINGGIRAN DAN KELANCARAN BAHAN BAKU OBAT: insentif KEK, pengairan, dan sistim eletronik (INSW) pengadaan bahan baku obat

PAKET VII,

7 Des ‘15

INSENTIF PAJAK DAN SERTIFIKASI TANAH:

Mendorong daya saing industri padat karya melalui insentif PPh Pasal 21 dan kemudahan sertifikasi tanah

PAKET VIII,

21 Des ‘15

KEPASTIAN USAHA DAN INVESTASI MRO DAN MINYAK: one map policy yang mempermudah penyelesaian konflik lahan, upaya meningkatkan produksi minyak nasional, dan mendorong usaha perawatan pesawat terbang

PAKET IX,

27 Jan ‘16

INFRASTRUKTUR LISTRIK DAN LOGISTIK:

Pemenuhan listrik rakyat, stabilisasi pasokan daging, dan agregator ekspor UKM untuk pengembangan logistik desa ke pasar global

PAKET X,

11 Feb ‘16

KETERBUKAAN INVESTASI: perubahan kebijakan daftar negatif investasi yang menjamin efektivitas pelaksanaan investasi, meningkatkan perlindungan dan pengembangan UMKM dan koperasi, serta mendorong investasi teknologi tinggi, padat modal, dan wisata

PAKET I,

9 Sept ‘15

MENDORONG DAYA SAING INDUSTRI: mengurangi regulasi dan birokrasi

PAKET II,

29 Sept ‘15

PROMOSI INVESTASI DAN DEVISA:

Kemudahan perizinan investasi dan insentif devisa hasil ekspor

STATUS

PELAKSANAAN

DEREGULASI:

Deregulasi Dalam Rangka Meningkatkan Investasi dan

Pertumbuhan Ekonomi

Per 8 April 2016

PAKET XI,

29 Mar ‘16

AKSES PEMBIAYAAN, DWELLING TIME, DAN INDUSTRI FARMASI/ALKES: Kredit Usaha Rakyat Berorientasi Ekspor, insentif BPHTP bagi DIRE,

manajemen resiko untuk kelancaran arus barang (INSW), dan pengembangan industri farmasi/alkes


(7)

Paket kebijakan deregulasi 1 s/d 11 merupakan respon pemerintah untuk

mendorong kegiatan ekonomi, khususnya peningkatan daya saing industri dan

memperkuat struktur ekonomi nasional.

Beberapa atraksi kebijakan deregulasi, antara lain:

Beberapa Atraksi Kebijakan Deregulasi ...

(1/2)

1

Pusat Logistik Berikat

Memiliki fungsi yang sama seperti pelabuhan yang

tidak diperlakukan sebagai daerah pabean

2

Perizinan Investasi 3 Jam

3

Insentif Fiskal

Mempersingkat proses mendapatkan

tax

allowance

&

tax holiday

, PPN untuk bisnis


(8)

8

4

Kawasan Industri yang aktraktif

5

Insentif Kawasan Ekonomi Khusus

6

Inland FTA

7

Agregator/Konsolidator Produk Ekspor UKM


(9)

Produktivitas tergantung pada

nilai dan efisiensi

barang dan

jasa.

Kunci utama

bagaimana (how)

kita

bersaing.

Nilai tukar rendah (

undervalued

)

dan biaya buruh rendah

menunjukkan lemahnya

fundamental daya saing

Sumber kemakmuran bangsa adalah

PRODUKTIVITAS BANGSA

bukan

karena sumber daya alam melimpah atau jumlah penduduk yang banyak

Produktivitas

Competitiveness

Kapasitas

inovatif

Kekayaan

Bangsa


(10)

10

Langkah-langkah Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing

Nasional: Harus Menjadi Prioritas K/L dan Pemda

2

1

Dilakukan sekarang dan berdampak

dalam jangka panjang (5-10 tahun):

Meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan segala

tingkatan dan kesehatan

Pengembangan teknologi dan kapasitas inovasi

Dilakukan sekarang dan berdampak

dalam jangka menengah (2-5 tahun)

Pembangunan infrastruktur di berbagai wilayah Indonesia

(energi, jalan, kereta api, pelabuhan, bandara)

Memperkuat industri nasional, khususnya industri prioritas

seperti industri farmasi, kimia, dsb

Meningkatkan kedalaman sektor keuangan


(11)

Langkah-langkah Meningkatkan Produktivitas dan Daya

Saing Nasional

Menciptakan kondisi ekonomi makro yang kondusif

Memperbaiki iklim persaingan usaha yang sehat, termasuk tata niaga

Memperbaiki sistem logistik nasional termasuk penurunan dwelling

time, INSW, dsb

Tidak melakukan kebijakan yang menimbulkan beban baru terhadap

daya saing industri atau pelemahan daya beli masyarakat

Memperbaiki sistem pelatihan tenaga kerja

Meningkatkan ekspor industri/komoditi tertentu seperti footwear,

cocoa, kopi, sawit, parawisata, perikanan dan industri lain yang

memiliki RCA.

Mendirikan Badan Promosi Ekspor dan Investasi


(12)

(13)

(14)

14

14


(15)

(16)

(17)

(18)

18


(19)

(20)

(21)

(22)

22

Kebijakan Pembangunan Infrastruktur 2015-2019

REGULASI

KELEMBAGAAN

PENDANAAN

KE

GI

A

T

AN

STR

A

TE

GI

S

AMANAT RPJPN

Infrastruktur Memadai

Pendapatan per kapita USD 14 Ribu

Pengangguran < 5%

Penduduk Miskin < 5%

HDI dan GDI Meningkat

P

E

R

M

A

SA

LA

H

A

N

D

A

N

TA

N

TA

N

G

A

N

ISU STRATEGIS

VISI/MISI PRESIDEN + NAWA CITA

SASARAN

RPJMN

2015-2019

KEBIJAKAN

DAN SRATEGI

Peningkatan Ketersediaan

Infrastruktur Dasar

Peningkatan Ketahanan Air,

Pangan dan Energi

Penguatan Konektivitas

Nasional

Pengembangan Transportasi

Massal Perkotaan

Peningkatan Efektivitas dan

Efisiensi Pembiayaan


(23)

Target Pembangunan Infrastruktur yang Terstruktur

RPJMN

2015-2019

Enggano Kertajati Singkawang Muara Teweh Miangas Maratua Tojo Una-Una Pohuwato Moa Namniwel Taria Kenyam Aboy Sultan Hassanuddin Banda Aceh Belawan Kuala Tanjung Dumai Batam Pangkal Pinang Pontianak Panjang Padang Tj. Priok Cilacap Tj. Perak Lombok Kupang Palangkaraya Banjarmasin

Makassar Maloy

Bitung

Halmahera

Sorong Jayapura

Merauke Ambon

Koroway Batu

Konsep Tol Laut agar Indonesia mejadi poros maritim dunia

• Pembangunan 24 pelabuhan laut baru

• Menaikkan jumlah kapal (pioneer cargo, transport vessels, pioneer crossing vessels)

• membangun 60 pelabuhan penyeberang

Memperkuat konektifitas melalui pembangunan infrastruktur udara

• pembangunan 15 pelabuhan udara baru

• Pembangunan fasilitas air cargo di 6 lokasi

• Menambah jumlah pelabuhan udara perintis

Revitalisasi efisiensi jalan dengan pembangunan dan perbaikan jalan

• pembangunan 2,650 km jalan baru

• pembangunan 1,000 km jalan tol baru

• rehabilitasi 46,770 km jalan eksisting

Mengurangi biaya logistik melalui infrastruktur kereta api

Membangun jalur baru di Jawa, Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan:

2,159 km kereta antar kota

1,099 km kereta dalam kota

Pengembangan transpor urban

• Pengembangan Bus Rapid Transit (BRT) di 29 kota

• Pembanguanan Mass Rapid Transit (MRT) di 6 kota metropolitan dan 17 kota besar.

Tercapainya electrification ratio sebesar 96.6% pada tahun 2019 dengan

pengembangan kapasitas

Pembangunan pembangkit listrik

Memastikan suplai bahan bakar dengan memaksimalkan kilang minyak domestik

• Pembangunan kilang minyak baru

Proyek Energi

Proyek Logistik

Mencapai ketahanan pangan melaluii pengembangan sistem irigasi

• pembangunan 33 dam baru dan 30 PLTA


(24)

24

Untuk Percepatan Infrastruktur, diterbitkan Peraturan Presiden no

3/2016 tentang Percepatan Proyek Strategis Nasional (PSN)

Jalan

Kereta

Bandara Pelabuhan Perumahan

Energi

52

19

17

13

3

7

Proyek Strategis Nasional (Perpres No.3/2016)

Air dan

Sanitasi

Perbatasan Bendungan Teknologi Estates Tambang

10

7

60

3

25

6

Agraria dan Perikanan

Kelistrikan

3

1 program

Proyek PSN

(225 proyek & 1 program)

RPJMN

Fasilitas-fasilitas yang diberikan

agar percepatan dapat dicapai:

1. Percepatan di dalam perizinan

dan non-perizinan

2. Fleksibilitas dalam prosedur

pengadaan barang/jasa

5. Fasilitasi penyelesaian masalah

(debottlenecking)

4. Komponen Dalam Negeri

6. Fleksibilitas dalam penyesuaian

Rencana Tata Ruang

7. Percepatan penyediaan tanah

3. Dapat diberikan jaminan


(25)

Dalam usaha prioritasi percepatan, Komite Percepatan Penyediaan

Infrastruktur Prioritas (KPPIP) dibentuk melalui Perpres 75/2014

Proyek PSN

(225 proyek & 1 program)

Proyek

RPJMN

Catatan:

*Peran KPPIP sesuai Perpres 75/2014: (1) Menetapkan strategi dan kebijakan, (2) Memantau dan mengendalikan pelaksanaan strategi dan kebijakan, (3) Memfasilitasi peningkatan aparatur negara, (4) Menetapkan standar prastudi kelayakan, (5) Memfasilitasi penyiapan infrastruktur prioritas, (6) Melakukan penyelesaian atas masalah yang timbul.;

**OBC: Outline Business Case.

KPPIP dibentuk sebagai centre of excellence

dalam pengambilan keputusan strategis untuk

percepatan penyediaan infrastruktur prioritas

Kementerian Koordinator Bidang

Perekonomian

Kementerian Keuangan

Kementerian Perencanaan

Pembangunan

Nasional/Bappenas

Kementerian Agraria dan Tata

Ruang/ Badan Pertanahan

Nasional (BPN)

K

ea

ng

go

taa

n

S

ek

aran

g

Elemen Peran KPPIP*

Pusat koordinasi pengambilan keputusan untuk

debottlenecking

Proyek Strategis Nasional dan Proyek Prioritas

Peningkatan kualitas penyiapan proyek seperti

penyusunan

Outline Business Case

(OBC**).

Perbaikan regulasi dan kebijakan untuk percepatan

infrastruktur.

Pengembangan kapasitas K/L dalam penyediaan

infrastruktur.

Sebagai fokus kegiatan KPPIP,

telah dipilih sejumlah Proyek

Prioritas dan ditetapkan melalui


(26)

26

Proyek-Proyek Strategis Nasional yang berlokasi di Jawa Timur

No

Nama Proyek

No

Nama Proyek

1

Jalan Tol Pandaan

Malang (37,62 Km)

13

Pembangunan Kilang Mini LNG dan Stasiun LNG-LNCG di

Jawa

2

Jalan Tol Solo

Ngawi (90 Km)

14

Sistem Penyediaan Air Minum Umbulan

3

Jalan Tol Ngawi

Kertosono (87 Km)

15

Bendungan Bajulmati

4

Jalan Tol Kertosono

Mojokerto (41 Km)

16

Bendungan Nipah

5

Jalan Tol Mojokerto

Surabaya (36 Km)

17

Bendungan Bendo

6

Jalan Tol Gempol

Pandaan (14 Km)

18

Bendungan Gongseng

7

Jalan Tol Gempol

Pasuran (34,15 Km)

19

Bendungan Tukul

8

Jalan Tol Waru

Monokromo - Tanjung Perak

(18,2 Km)

20

Bendungan Tugu

9

Pembangunan Fly Over dari dan Menuju Terminal

Teluk Lamong

21

Bendungan Semantok

10

Double Track Kereta Api Jawa Bagian Selatan

22

Bendungan Bagong

11

Kilang Minyak Tuban (Ekspansi)

23

Percepatan Infrastruktur Transportasi, Listrik, dan Air Bersih

untuk 10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN)

12

Program Pembangunan Ketenagalistrikan


(27)

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia

www.ekon.go.id 2016


(1)

Kebijakan Pembangunan Infrastruktur 2015-2019

REGULASI

KELEMBAGAAN

PENDANAAN

KE

GI

A

T

AN

STR

A

TE

GI

S

AMANAT RPJPN

•Infrastruktur Memadai • Pendapatan per kapita USD 14 Ribu

• Pengangguran < 5% • Penduduk Miskin < 5% • HDI dan GDI Meningkat

P

E

R

M

A

SA

LA

H

A

N

D

A

N

TA

N

TA

N

G

A

N

ISU STRATEGIS

VISI/MISI PRESIDEN + NAWA CITA

SASARAN

RPJMN

2015-2019

KEBIJAKAN

DAN SRATEGI

Peningkatan Ketersediaan

Infrastruktur Dasar

Peningkatan Ketahanan Air, Pangan dan Energi

Penguatan Konektivitas Nasional

Pengembangan Transportasi Massal Perkotaan

Peningkatan Efektivitas dan Efisiensi Pembiayaan


(2)

Target Pembangunan Infrastruktur yang Terstruktur

RPJMN

2015-2019

Enggano Kertajati Singkawang Muara Teweh Miangas Maratua Tojo Una-Una Pohuwato Moa Namniwel Taria Kenyam Aboy Sultan Hassanuddin Banda Aceh Belawan Kuala Tanjung Dumai Batam Pangkal Pinang Pontianak Panjang Padang Tj. Priok Cilacap Tj. Perak Lombok Kupang Palangkaraya Banjarmasin

Makassar Maloy

Bitung

Halmahera

Sorong Jayapura

Merauke Ambon

Koroway Batu

Konsep Tol Laut agar Indonesia mejadi poros maritim dunia

• Pembangunan 24 pelabuhan laut baru

• Menaikkan jumlah kapal (pioneer cargo, transport vessels, pioneer crossing vessels)

• membangun 60 pelabuhan penyeberang

Memperkuat konektifitas melalui pembangunan infrastruktur udara • pembangunan 15 pelabuhan

udara baru

• Pembangunan fasilitas air cargo di 6 lokasi

• Menambah jumlah pelabuhan udara perintis

Revitalisasi efisiensi jalan dengan

pembangunan dan perbaikan jalan

• pembangunan 2,650 km jalan baru

• pembangunan 1,000 km jalan tol baru

• rehabilitasi 46,770 km jalan eksisting

Mengurangi biaya logistik melalui infrastruktur kereta api

Membangun jalur baru di Jawa, Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan:

2,159 km kereta antar kota

1,099 km kereta dalam kota

Pengembangan transpor urban

• Pengembangan Bus Rapid Transit (BRT) di 29 kota

• Pembanguanan Mass Rapid Transit (MRT) di 6 kota metropolitan dan 17 kota besar.

Tercapainya electrification ratio sebesar 96.6% pada tahun 2019 dengan

pengembangan kapasitas

Pembangunan pembangkit listrik dengan total kapasitas 35,000 MW

Memastikan suplai bahan bakar dengan

memaksimalkan kilang minyak domestik

• Pembangunan kilang minyak baru

• Pengembangan Kilang Minyak Cilacap dan Balongan

Proyek Energi

Proyek Logistik

Mencapai ketahanan pangan melaluii pengembangan sistem irigasi

• pembangunan 33 dam baru dan 30 PLTA

• pengembangan 1 juta ha sistem irigasi


(3)

Untuk Percepatan Infrastruktur, diterbitkan Peraturan Presiden no

3/2016 tentang Percepatan Proyek Strategis Nasional (PSN)

Jalan Kereta Bandara Pelabuhan Perumahan Energi

52 19 17 13 3 7

Proyek Strategis Nasional (Perpres No.3/2016)

Air dan

Sanitasi Perbatasan Bendungan Teknologi Estates Tambang

10 7 60 3 25 6

Agraria dan Perikanan Kelistrikan

3 1 program

Proyek PSN

(225 proyek & 1 program)

RPJMN

Fasilitas-fasilitas yang diberikan

agar percepatan dapat dicapai:

1. Percepatan di dalam perizinan

dan non-perizinan

2. Fleksibilitas dalam prosedur

pengadaan barang/jasa

5. Fasilitasi penyelesaian masalah

(debottlenecking)

4. Komponen Dalam Negeri

6. Fleksibilitas dalam penyesuaian

Rencana Tata Ruang

7. Percepatan penyediaan tanah

3. Dapat diberikan jaminan


(4)

Dalam usaha prioritasi percepatan, Komite Percepatan Penyediaan

Infrastruktur Prioritas (KPPIP) dibentuk melalui Perpres 75/2014

Proyek PSN

(225 proyek & 1 program)

Proyek Prioritas (30

Proyek)

RPJMN

Catatan:

*Peran KPPIP sesuai Perpres 75/2014: (1) Menetapkan strategi dan kebijakan, (2) Memantau dan mengendalikan pelaksanaan strategi dan kebijakan, (3) Memfasilitasi peningkatan aparatur negara, (4) Menetapkan standar prastudi kelayakan, (5) Memfasilitasi penyiapan infrastruktur prioritas, (6) Melakukan penyelesaian atas masalah yang timbul.;

**OBC: Outline Business Case.

KPPIP dibentuk sebagai centre of excellence dalam pengambilan keputusan strategis untuk

percepatan penyediaan infrastruktur prioritas Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Kementerian Keuangan Kementerian Perencanaan Pembangunan

Nasional/Bappenas

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional (BPN)

K

ea

ng

go

taa

n

S

ek

aran

g

Elemen Peran KPPIP*

Pusat koordinasi pengambilan keputusan untuk debottlenecking

Proyek Strategis Nasional dan Proyek Prioritas

Peningkatan kualitas penyiapan proyek seperti penyusunan Outline Business Case (OBC**).

Perbaikan regulasi dan kebijakan untuk percepatan infrastruktur.

Pengembangan kapasitas K/L dalam penyediaan infrastruktur.

Sebagai fokus kegiatan KPPIP,

telah dipilih sejumlah Proyek

Prioritas dan ditetapkan melalui

Permenko Perekonomian no

12/2015


(5)

Proyek-Proyek Strategis Nasional yang berlokasi di Jawa Timur

No

Nama Proyek

No

Nama Proyek

1 Jalan Tol Pandaan – Malang (37,62 Km) 13 Pembangunan Kilang Mini LNG dan Stasiun LNG-LNCG di Jawa

2 Jalan Tol Solo – Ngawi (90 Km) 14 Sistem Penyediaan Air Minum Umbulan

3 Jalan Tol Ngawi – Kertosono (87 Km) 15 Bendungan Bajulmati 4 Jalan Tol Kertosono – Mojokerto (41 Km) 16 Bendungan Nipah 5 Jalan Tol Mojokerto – Surabaya (36 Km) 17 Bendungan Bendo

6 Jalan Tol Gempol – Pandaan (14 Km) 18 Bendungan Gongseng 7 Jalan Tol Gempol – Pasuran (34,15 Km) 19 Bendungan Tukul 8 Jalan Tol Waru – Monokromo - Tanjung Perak

(18,2 Km)

20 Bendungan Tugu 9 Pembangunan Fly Over dari dan Menuju Terminal

Teluk Lamong

21 Bendungan Semantok 10 Double Track Kereta Api Jawa Bagian Selatan 22 Bendungan Bagong

11 Kilang Minyak Tuban (Ekspansi) 23 Percepatan Infrastruktur Transportasi, Listrik, dan Air Bersih untuk 10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) 12 Program Pembangunan Ketenagalistrikan


(6)

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia

www.ekon.go.id 2016