Penambahan Hemicell® Dalam Ransum Mengandung Bungkil Inti Sawit Terhadap Energi Metabolis Ransum Dan Performa Ayam Petelur
PENAMBAHAN HEMICELL® DALAM RANSUM MENGANDUNG
BUNGKIL INTI SAWIT TERHADAP ENERGI METABOLIS
RANSUM DAN PERFORMA AYAM PETELUR
ANNISA IMRAN
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Penambahan Hemicell®
dalam Ransum Mengandung Bungkil Inti Sawit terhadap Energi Metabolis
Ransum dan Performa Ayam Petelur adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2016
Annisa Imran
NIM D251130021
RINGKASAN
ANNISA IMRAN. Penambahan Hemicell® dalam Ransum Mengandung Bungkil
Inti Sawit terhadap Energi Metabolis Ransum dan Performa Ayam Petelur.
Dibimbing oleh MUHAMMAD RIDLA dan WIDYA HERMANA.
Pemakaian bungkil inti sawit dalam ransum untuk mengurangi penggunaan
bahan pakan impor dibatasi serat kasar yang tinggi khususnya mannan, sehingga
diperlukan penambahan enzim pemecah serat kedalam pakan yang mengandung
BIS tinggi. Hemicell® merupakan enzim komersil yang mengandung β-mannase
tinggi, sehingga dapat menurunkan β-mannan didalam ransum yang mengandung
BIS. Penelitian ini bertujuan menentukan kombinasi dosis enzim pemecah serat
(Hemicell®) dan level serat kasar di dalam ransum yang mengandung BIS
terhadap peningkatan energi metabolis pakan serta penampilan ayam petelur.
Penelitian ini menggunakan ayam petelur berumur 21 minggu sebanyak 72
ekor yang dipelihara selama 8 minggu.Penelitian ini menggunakan rancangan acak
lengkap (RAL) faktorial 2 x 3 dan 3 ulangan. Terdapat 6 perlakuan yang merupakan
kombinasi dari faktor A, yaitu 2 taraf serat kasar ransum (A1: ransum dengan serat
kasar 5%, A2: ransum dengan serat kasar 8%) dan faktor B yaitu 3 taraf
penambahan Hemicell® kedalam ransum (B1: penambahan 0 IU Hemicell®, B2:
penambahan 100×103 IU Hemicell® kg-1, B3: penambahan 200×103 IU Hemicell®
kg-1). Rincian perlakuan yang diberikan adalah: A1B1= Ransum SK 5%, tanpa
penambahan Hemicell®; A1B2= Ransum SK 5%, penambahan 100×103 IU
Hemicell® kg-1; A1B3= Ransum SK 5%, penambahan 200×103 IU Hemicell® kg-1,
A2B1= Ransum SK 8%, tanpa penambahan Hemicell®, A2B2= Ransum SK 8%,
penambahan 100×103 IU Hemicell® kg-1; A2B3= Ransum SK 8%, penambahan
200×103 IU Hemicell® kg-1. Peubah yang diamati adalah energi metabolis ransum
(energi metabolis semu, energi metabolis murni, energi metabolis semu terkoreksi
nitrogen, energi metabolis murni terkoreksi nitrogen), performa (konsumsi pakan,
produksi telur (hen day), produksi massa telur, konversi pakan) , kualitas fisik telur
(bobot telur, proporsi kuning telur, proporsi putih telur, proporsi kerabang telur,
tebal kerabang, skor warna kuning telur, haugh unit), income over feed cost (IOFC).
Analisis data menggunakan sidik ragam (Analysis of Variance) menurut Steel dan
Torrie (1993), jika terdapat beda nyata dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple
Range Test (DMRT).
Hasil penelitian menunjukkan penambahan Hemicell® kedalam pakan
dengan serat kasar yang berbeda (5% dan 8%) berpengaruh nyata (P
BUNGKIL INTI SAWIT TERHADAP ENERGI METABOLIS
RANSUM DAN PERFORMA AYAM PETELUR
ANNISA IMRAN
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Penambahan Hemicell®
dalam Ransum Mengandung Bungkil Inti Sawit terhadap Energi Metabolis
Ransum dan Performa Ayam Petelur adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2016
Annisa Imran
NIM D251130021
RINGKASAN
ANNISA IMRAN. Penambahan Hemicell® dalam Ransum Mengandung Bungkil
Inti Sawit terhadap Energi Metabolis Ransum dan Performa Ayam Petelur.
Dibimbing oleh MUHAMMAD RIDLA dan WIDYA HERMANA.
Pemakaian bungkil inti sawit dalam ransum untuk mengurangi penggunaan
bahan pakan impor dibatasi serat kasar yang tinggi khususnya mannan, sehingga
diperlukan penambahan enzim pemecah serat kedalam pakan yang mengandung
BIS tinggi. Hemicell® merupakan enzim komersil yang mengandung β-mannase
tinggi, sehingga dapat menurunkan β-mannan didalam ransum yang mengandung
BIS. Penelitian ini bertujuan menentukan kombinasi dosis enzim pemecah serat
(Hemicell®) dan level serat kasar di dalam ransum yang mengandung BIS
terhadap peningkatan energi metabolis pakan serta penampilan ayam petelur.
Penelitian ini menggunakan ayam petelur berumur 21 minggu sebanyak 72
ekor yang dipelihara selama 8 minggu.Penelitian ini menggunakan rancangan acak
lengkap (RAL) faktorial 2 x 3 dan 3 ulangan. Terdapat 6 perlakuan yang merupakan
kombinasi dari faktor A, yaitu 2 taraf serat kasar ransum (A1: ransum dengan serat
kasar 5%, A2: ransum dengan serat kasar 8%) dan faktor B yaitu 3 taraf
penambahan Hemicell® kedalam ransum (B1: penambahan 0 IU Hemicell®, B2:
penambahan 100×103 IU Hemicell® kg-1, B3: penambahan 200×103 IU Hemicell®
kg-1). Rincian perlakuan yang diberikan adalah: A1B1= Ransum SK 5%, tanpa
penambahan Hemicell®; A1B2= Ransum SK 5%, penambahan 100×103 IU
Hemicell® kg-1; A1B3= Ransum SK 5%, penambahan 200×103 IU Hemicell® kg-1,
A2B1= Ransum SK 8%, tanpa penambahan Hemicell®, A2B2= Ransum SK 8%,
penambahan 100×103 IU Hemicell® kg-1; A2B3= Ransum SK 8%, penambahan
200×103 IU Hemicell® kg-1. Peubah yang diamati adalah energi metabolis ransum
(energi metabolis semu, energi metabolis murni, energi metabolis semu terkoreksi
nitrogen, energi metabolis murni terkoreksi nitrogen), performa (konsumsi pakan,
produksi telur (hen day), produksi massa telur, konversi pakan) , kualitas fisik telur
(bobot telur, proporsi kuning telur, proporsi putih telur, proporsi kerabang telur,
tebal kerabang, skor warna kuning telur, haugh unit), income over feed cost (IOFC).
Analisis data menggunakan sidik ragam (Analysis of Variance) menurut Steel dan
Torrie (1993), jika terdapat beda nyata dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple
Range Test (DMRT).
Hasil penelitian menunjukkan penambahan Hemicell® kedalam pakan
dengan serat kasar yang berbeda (5% dan 8%) berpengaruh nyata (P