Kombinasi Penggunaan Probiotik Mikroba Rumen dengan Suplemen Katalitik pada Pakan Domba

KOMBINASI PENGGUNAAN PROBIOTIK MIKROBA
RUMEN DENGAN SUPLEMEN KATALITIK
PADA PAKAN DOMBA

RANTAN KRISNAN

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

PERNYATAAN MENGENAI TESIS
DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul Kombinasi
Penggunaan Probiotik Mikroba Rumen dengan Suplemen Katalitik pada Pakan
Domba adalah karya saya sendiri dengan arahan komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir tesis ini.


Bogor,

Desember 2008

Rantan Krisnan
NIM D051060161

ABSTRACT
RANTAN KRISNAN. The Combination of Rumen Microbe Probiotics With
Catalytic Supplement On Sheep Ration. Under the direction of KOMANG G.
WIRYAWAN and BUDI HARYANTO.
Biologically, sheep productivity is determined by rumen activities in
digesting feedstuff especially fibre. An experiment has been carried out to
investigate the effect of combined supplementation of probiotics and catalytic on
the sheep performances. The trial was conducted using 16 heads of male young
priangan sheep with the average initial body weight of 18 kg in completely
randomized design with factorial 2x2 and 4 replications. The first factor was two
types of probiotics mixed with catalytic supplement, while the second factor was
two level of supplement percentage of mixture probiotics and catalytic at 0.5%

and 1.0% of concentrate. The type of probiotics applied was probion and
probiotics of buffaloes rumen microbes. The feeding level was set at 3% of body
weight based on dry matter and consisting of forage (King grass) to concentrate
ratio at 50:50. Results indicated a significantly greater fibre digestion value (NDF)
and proportion of acetate molar in the group of sheep added with combination of
probiotics of buffaloes rumen microbes and catalytic supplement. The interaction
effect of the two factors significantly influenced average daily weight gain and
feed conversion. Increasing the supplementation level could reduce IOFC ratio to
feed cost at the combining treatment of probion and catalytic supplement. It was
concluded that the optimum supplementation level of the combined of rumen
microbe probiotics with catalytic supplement on sheep ration was 0.5%.

Keywords: probiotic-catalytic supplement, productive performance, sheep.

RINGKASAN
RANTAN KRISNAN. Kombinasi Penggunaan Probiotik Mikroba Rumen
dengan Suplemen Katalitik pada Pakan Domba. Dibimbing oleh KOMANG G.
WIRYAWAN dan BUDI HARYANTO.
Hijauan khususnya rumput adalah pakan utama bagi ternak
ruminansia termasuk domba. Oleh karena itu produktivitas ternak tersebut

secara biologis ditentukan oleh kinerja sistem rumen dalam mencerna bahan
pakan terutama serat yang diberikan kepada ternak. Kinerja fermentasi rumen
dapat ditingkatkan melalui berbagai pendekatan, antara lain dengan
pemberian suplemen mikroorganisme (probiotik) dan faktor pertumbuhan
mikroba. Penggunaan probiotik di dalam pakan bertujuan untuk membuat
keseimbangan mikroorganisme yang bermanfaat dalam proses degradasi nutrien
dalam rumen, sedangkan beberapa mikromineral terutama Zn dan Co berperan
penting dalam mendorong aktifitas enzim dalam rumen dan merupakan elemen
yang dibutuhkan dalam media rumen sebagai faktor pertumbuhan mikroba.
Berdasarkan dua pendekatan ini, maka timbul suatu pemikiran untuk
meningkatkan efisiensi pemanfaatan nutrien pakan domba melalui kombinasi
penggunaan probiotik dengan faktor pertumbuhan mikroba dalam satu pakan
tambahan (feed supplement). Tujuan penelitian ini adalah: 1) Membandingkan
dua jenis probiotik yang digunakan yaitu probiotik yang berasal dari cairan
rumen kerbau dengan probiotik komersial (probion) dalam campurannya
dengan suplemen katalitik, dan 2) Menentukan taraf penambahan yang tepat
dari probiotik yang dicampur suplemen katalitik dalam ransum agar diperoleh
perfoma ternak domba yang tinggi.
Jenis probiotik yang digunakan adalah probion dan probiotik mikroba
rumen kerbau. Probion mengandung 17 x109 sel/gram bakteri dan sudah

merupakan produk komersil dari Balai Penelitian Ternak Ciawi, sedangkan
probiotik mikroba rumen kerbau dibuat sendiri melalui serangkaian pengkajian
yang mengutamakan tercapainya karakteristik populasi mikroba rumen yang
optimal, baik dilihat dari total bakteri, jumlah bakteri selulolitik maupun jumlah
fungi selulolitik. Hasil penelitan pendahuluan menunjukkan bahwa proses anaerob
dari perlakuan enrichment (yang diperkaya) merupakan prosedur terbaik untuk
menghasilkan kualitas probiotik yang berasal dari cairan rumen kerbau. Suplemen
katalitik dibuat dari gelatin sagu yang diperkaya mikromineral Zn dan Co.
Uji in-vivo dilakukan menggunakan 16 ekor domba jantan muda jenis
priangan dengan bobot badan awal sekitar 18 kg. Rangcangan yang
digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial 2 x 2 dengan
empat ulangan dan setiap ulangannya terdiri dari satu ekor domba. Faktor A
adalah dua jenis probiotik yang dicampur dengan suplemen katalitik, sedangkan
Faktor B adalah dua level persentase penggunaan dari campuran probiotik dengan
suplemen katalitik pada konsentrat (0.5% dan 1.0%). Ternak diberi pakan
sebanyak 3% dari bobot badan berdasarkan bahan kering dengan imbangan
hijauan dan konsentrat yaitu 50:50. Hijauan yang digunakan adalah rumput raja,
sedangkan konsentrat disusun atas dedak padi, molasses-coated palm kernel cake,
mineral, urea dan garam. Parameter yang diukur meliputi: konsumsi bahan kering


pakan, pertambahan bobot badan harian (pbbh), konversi pakan, kecernaan pakan,
karakteristik rumen (pH, NH3, VFA), populasi mikroba rumen (bakteri, protozoa),
dan income over feed cost (IOFC).
Hasil penelitian menunjukkan pengaruh perlakuan yang tidak nyata
(P>0.05) terhadap konsumsi bahan kering pakan, tingkat kecernaan bahan kering
dan kecernaan protein kasar. Adanya suplemen katalitik yang diperkaya mineral
Zn dan Co memberikan pengaruh yang sama baiknya terhadap kedua probiotik
yang digunakan. Perlakuan yang mengkombinasikan mikroba rumen kerbau
dengan suplemen katalitik (Kombinasi II) menghasilkan rataan kecernaan NDF
yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan yang mengkombinasikan probion
dengan suplemen katalitik (Kombinasi I). Kondisi ini kemungkinan besar
berkaitan dengan karakteristik mikroba rumen terutama yang bersifat selulolitik.
Dugaan ini berkaitan dengan proporsi molar asetat pada Kombinasi II yang lebih
tinggi dibandingkan Kombinasi I.
Interaksi kedua faktor perlakuan sangat nyata (P