MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA DI KELAS X SMK NEGERI 4 MEDAN TAHUN AJARAN 2016-2017.

MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA MELALUI
LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA
DI KELAS X SMK NEGERI 4 MEDAN
T.A 2016/2017

SKRIPSI

Oleh:

ROCKY SUGANDA SAMOSIR
NIM. 1113351032

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2017

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi yang diajukan oleh:


ROCKY SUGANDA SAMOSIR
NIM. 1113351032
Program Studi S-1 Bimbingan dan Konseling
Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Telah Memenuhi Syarat dan Disetujui untuk Diajukan dan
Dipertahankan Dalam Ujian Mempertahankan Skripsi

Medan, 14 Januari 2017
Dosen Pembimbing Skripsi

Dra. Pastiria Sembiring, M.Pd, Kons.
NIP. 19550808 197903 2 001

Disetujui Oleh:
Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Dra. Zuraida Lubis, M.Pd, Kons.
NIP. 19630216 198703 2 001


i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
kasih sayang-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Meningkatkan Kecerdasan Emosional Siswa Melalui Layanan Bimbingan
Kelompok Teknik Sosiodrama di Kelas X SMK Negeri 4 Medan Tahun
Ajaran 2016-2017”.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat
memperoleh gelar sarjana pendidikan bagi mahasiswa program S1 pada program
studi Bimbingan dan Konseling jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Universitas Negeri Medan. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh

sebab itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.
Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga

pada kesempatan ini peneliti dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa
hormat mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan moril maupun materil secara langsung maupun
tidak langsung kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.
Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini banyak
hambatan dan kesulitan yang peneliti alami, akan tetapi berkat bimbingan ibu
Dra. Pastiria Sembiring, M.Pd, Kons. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah banyak membantu dalam pengarahan dan bimbingan skripsi kepada peneliti,
serta waktu dan saran yang membangun dalam penyelesaian skripsi peneliti ini.

ii

Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini, peneliti mengucapkan terima
kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Bapak Dr. Nasrun, MS, selaku Dekan. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS
selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Bapak Dr. Aman Simaremare, MS
selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan, dan Bapak Drs.
Edidon Hutasuhut, M.Pd selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.
3. Ibu Dra. Zuraida Lubis, M.Pd, Kons. selaku Ketua Jurusan Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan dan Ibu Dra. Nur Arjani, M.Pd selaku
Sekretaris Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Medan
4. Ibu Dra. Pastiria Sembiring, M.Pd, Kons. selaku dosen pembimbing
skripsi saya yang telah banyak meluangkan tenaga dan waktu juga
memotivasi saya selama mengerjakan skripsi ini.
5. Bapak Dr. M. Rajab Lubis, MS, bapak Dr. Nasrun, MS, dan ibu Dr.
Rosmala Dewi, M.Pd, Kons. selaku penguji yang telah banyak
memberikan masukan dan saran-saran untuk menyusun skripsi ini.
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan
Bimbingan yang telah banyak memberikan ilmu, bimbingan, dukungan,
saran dan motivasi kepada saya selama mengikuti proses perkuliahan.

iii

7. Seluruh staff FIP Unimed yang telah banyak membantu peneliti dalam
pengurusan berkas yang dibutuhkan, selama peneliti menyelesaikan studi
di universitas negeri medan.

8. Bapak Drs. Gustini Raya selaku kepala sekolah SMK Negeri 4 Medan,
Bapak Muhammad Fauzi S.Pd, bapak Drs. T. Aritonang, dan ibu N.P Br.
Purba, S.Pd selaku guru BK SMK Negeri 4 Medan dan seluruh bapak dan
ibu guru yang mengajar di sekolah tersebut, terima kasih atas izin, bantuan
dan kerja sama yang telah diberikan selama peneliti melakukan penelitian
di sekolah tersebut.
9. Khusus buat keluarga tercinta teristimewa kedua orang tua saya, Ayahanda
tercinta Oloan Raja Sonang Samosir dan Ibunda terkasih Herlina Hansista
br. Silalahi yang telah banyak memberi kasih sayang kepada saya dalam
segi moral, materil, dan spiritual sehingga penulis dapat menyelesaikan
pendidikan S-1 ini. Terima kasih selalu mendoakan dan memperjuangkan
saya dengan sepenuh hati dalam menyelesaikan studi sampai ke perguruan
tinggi.
10. Terima Kasih kepada saudara saya yang selalu mendukung saya di setiap
kesempatan dan selalu mendoakan saya untuk bisa segera menyelesaikan
studi di Universitas ini yaitu Eka Syahputra.
11. Terima Kasih kepada teman-teman saya yaitu Rizky Kesuma Dewi
Depari, Diantono Sinaga, Marilin Sibarani, Nurhasanah, Putri Kharisma
Syumanja, Abdullah Siddik Berutu dan Fendi Hasibuan.
12. Terima kasih kepada keluarga besar Samosir atas dukungan dan doanya

untuk saya.

iv

Atas segala dukungan dan jasa mereka penulis tidak dapat membalasnya,
seiring doa semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas segala kebaikan yang telah
diberikan kepada penulis, dengan segala kerendahan hati penulis menyerahkan
karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis menerima saran yang sifatnya membangun demi perbaikan skripsi
ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua
terutama dalam dunia pendidikan pada umumnya dan khusus dalam bidang
bimbingan dan konseling. Terima kasih.

Medan, Januari 2016
Peneliti

Rocky Suganda Samosir
NIM. 1113351032

v


DAFTAR ISI
Hal
Abstrak ................................................................................................... i
Kata Pengantar ....................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................. vi
Daftar Tabel ........................................................................................... viii
Daftar Gambar ........................................................................................ ix
Daftar Diagram ....................................................................................... x
Daftar Lampiran ..................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2. Identifikasi Masalah ............................................................... 7
1.3. Batasan Masalah ..................................................................... 8
1.4. Rumusan Masalah .................................................................. 8
1.5. Tujuan Penelitian ................................................................... 8
1.6. Manfaat Penelitian ................................................................. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 11
2.1. Kerangka Teoritis ................................................................... 11
1. Kecerdasan Emosional ......................................................... 11

a. Pengertian Kecerdasan Emosional ................................... 11
b. Ciri-ciri Emosi .................................................................. 13
c. Faktor-Faktor Kecerdasan Emosi ..................................... 20
d. Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosional ..................... 22
2. Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama ........... 25
a. Pengertian dan Tujuan Layanan Bimbingan
Kelompok Teknik Sosiodrama........................................ 25
b. Teknik-Teknik Dan Azas Bimbingan Kelompok ............ 29
c. Tahap-tahap Bimbingan Kelompok ................................ 32
d. Kelebihan dan Kelemahan Sosiodrama ........................... 34
2.2. Kerangka Konseptual .............................................................. 35
2.3. Hipotesis Tindakan ................................................................. 36
BAB III METODE PENELITIAN .....................................................
3.1. Jenis Penelitian .......................................................................
3.2. Subjek Penelitian ....................................................................
3.3. Definisi Operasional Variabel ................................................
3.4. Desain Dan Prosedur Penelitian .............................................
3.5. Teknik Pengumpulan Data ......................................................
3.6. Uji Coba Instrumen .................................................................
3.7. Teknik Analisis Data ...............................................................

3.8. Jadwal Penelitian.....................................................................
3.9. Lokasi Dan Waktu Penelitian..................................................

37
37
37
37
38
48
49
50
52
52

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................... 54
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................... 54
4.2 Pengujian Persyaratan Analisis ................................................ 55

vi


4.3 Hasil Penelitian ........................................................................
4.3.1 Permasalahan ...................................................................
4.3.2 Hasil Penelitian Tindakan Siklus I ..................................
4.3.3 Hasil Penelitian Tindakan Siklus II .................................
4.4 Pembahasan Penelitian .............................................................

55
55
57
67
78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................... 80
5.1. Kesimpulan ............................................................................ 80
5.2. Saran ....................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 82
Lampiran-lampiran ............................................................................. 83

vii


DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Siklus Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling ......... 39

ix

DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1. Peningkatan Kecerdasan Emosional Siswa Siklus I ...... 65
Diagram 4.2. Peningkatan Kecerdasan Emosional Siswa Siklus II ..... 75
Diagram 4.3 Peningkatan Kecerdasan Emosional .............................. 77

x

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Angket Kecerdasan Emosional Non Valid .....................
Lampiran 2. Sebaran Data Uji Coba Angket Kecerdasan
Emosional ....................................................................
Lampiran 3. Perhitungan Uji Validitas Angket Kecerdasan
Emosional.....................................................................
Lampiran 4. Perhitungan Reliabilitas Angket Kecerdasan
Emosional.............................................................................................
Lampiran 5. Angket Kecerdasan Emosional Sudah Valid ...................
Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Layanan .......................................
Lampiran 7. Daftar Hadir Siswa ..........................................................
Lampiran 8. Lembar Observasi Siswa .................................................
Lampiran 9. Profil Kegiatan BKP ........................................................
Lampiran 10. Daftar Nilai-Nilai Kritis J Untuk Uji Wilcoxon ............
Lampiran 11.Tabel r .............................................................................
Lampiran 12. Dokumentasi ..................................................................

xi

83
86
87
90
93
95
108
112
116
126
127
128

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Dalam pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya perubahan yang
sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan
dan pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi
belajarnya. Banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi yang
tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang
tinggi pula. Namun kenyataannya di sekolah sering ditemukan siswa yang tidak
dapat meraih prestasi belajar yang setara dengan kemampuan inteligensinya.
Dulu semua orang beranggapan bahwa anak yang cerdas adalah mereka
yang memiliki IQ tinggi. Namun kenyataannya, angka IQ yang tinggi bukanlah
jaminan bagi kesuksesan mereka di masa depan kelak. Sering ditemukan dalam
proses belajar mengajar di sekolah, siswa yang tidak dapat meraih prestasi belajar
yang setara dengan kemampuan inteligensinya. Ada siswa yang mempunyai
kemampuan inteligensi tinggi, tetapi memperoleh prestasi belajar yang relatif
rendah. Tetapi, ada siswa yang walaupun kemampuan inteligensinya relatif
rendah, ia bisa meraih prestasi belajar yang relatif tinggi. Itu sebabnya, taraf
inteligensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan
seseorang.

Ada faktor lain yang tidak kalah pentingnya, yaitu kecerdasan

emosional (EQ).
Kecerdasan emosional sebagai sikap intelektual mencakup kecepatan
memberikan jawaban, penyeleasaian, dan kemampuan menyelesaikan masalah.
11

2

David Wescler juga memberi pengertian kecerdasan sebagai suatu
kapasitas umum dari individu untuk bertindak, berpikir rasional dan berinteraksi
dengan lingkungan secara efektif (Sagala S, 2010: 82). Peserta didik yang
memiliki tingkat kecerdasan emosional (EQ) yang lebih baik, cenderung dapat
menjadi lebih terampil dalam menenangkan dirinya dengan cepat, jarang tertular
penyakit, lebih terampil dalam memusatkan perhatian, lebih baik dalam
berhubungan dengan orang lain, lebih cakap dalam memahami orang lain, dan
untuk kerja akademis di sekolah lebih baik. Sehingga dia akan mampu
menyeleseikan seluruh beban akademisnya tanpa stress yang berlebihan. Lebih
lanjut, Kecerdasan emosional juga menjadikan anak memiliki kemampuan untuk
memotivasi diri sendiri serta tetap bersemangat untuk menghadapi berbagai
kesulitan yang mungkin dihadapinya.
Menurut Goleman, kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20%
bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor-faktor kekuatan lain di
antaranya adalah kecerdasan emosional (EQ). Dalam proses belajar siswa, kedua
inteligensi itu sangat diperlukan. IQ tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa
partisipasi penghayatan emosional terhadap mata pelajaran yang disampaikan di
sekolah. Keseimbangan antara IQ dan EQ merupakan kunci keberhasilan belajar
siswa di sekolah. Goleman (2002:513) membagi kecerdasan emosional kedalam 5
(lima) komponen yaitu kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan
keterampilan sosial. Jadi pada umumnya dalam setiap pelaksanaan segala kegiatan
sesorang harus

dapat

mengaktualisasikan kecerdasan antara

Iintelegensi (IQ) dengan Emosionalnya (EQ).

kecerdasan

3

Dalam interaksi sosial, emosi memegang peran sangat penting. Bayangkan
bagaimana seandainya relasi antarpribadi berlangsung tanpa disertai emosi: kita
berkomunikasi dengan ekspresi datar, tanpa lonjakan perasaan. Meskipun
demikian, ekspresi emosi meledak-ledak tak dapat diterima oleh masyarakat.
Itulah sebabnya diperlukan pengendalian emosi, bukan hanya untuk mengurangi
ekspresi emosi yang tidak diharapkan, melainkan juga mengendalikan beberapa
bentuk emosi yang sering kali menyulitkan kita sendiri, seperti kemarahan,
kecemasan, rasa bersalah, dan juga cinta romantis.
Sarwono (2012:124) mengatakan:
Emosi sebagai reaksi penilaian (positif atau negatif) yang kompleks
dari sistem syaraf seseorang terhadap rangsangan dari luar atau dari
dalam dirinya. Definisi itu menggambarkan bahwa emosi diawali
dengan adanya suatu rangsangan (dari dalam maupun dari luar diri)
pada indra-indra kita, selanjutnya kita tafsirkan rangsangan itu
berdasarkan persepsi kita baik positif maupun negatif, kemudian kita
berikan respon-respon fisiologik maupun motorik dan pada saat itulah
terjadi emosi.
Khusus pada orang-orang yang murni hanya memiliki kecerdasan
akademis tinggi, mereka cenderung memiliki rasa gelisah yang tidak beralasan,
terlalu kritis, rewel, cenderung menarik diri, terkesan dingin dan cenderung sulit
mengekspresikan kekesalan dan kemarahannya secara tepat. Bila didukung
dengan rendahnya taraf kecerdasan emosionalnya, maka orang-orang seperti ini
sering menjadi sumber masalah. Karena sifat-sifat di atas, bila seseorang memiliki
IQ tinggi namun taraf kecerdasan emosionalnya rendah maka cenderung akan
terlihat sebagai orang yang keras kepala, sulit bergaul, mudah frustrasi, tidak
mudah percaya kepada orang lain, tidak peka dengan kondisi lingkungan dan
cenderung putus asa bila mengalami stress. Kondisi sebaliknya, dialami oleh

4

orang-orang yang memiliki taraf IQ rata-rata namun memiliki kecerdasan
emosional yang tinggi.
Pada masa remaja, individu sering dikaitkn terhadap keharusan untuk dapat
memahami proses pembelajaran perkembangannya dengan lebih mandiri.
Perkembangan sistem pendidikan saat ini yang lebih mengarah kepada IT
seseorang haruslah mampu menganalisis mamfaat dari setiap yang ia pelajari, baik
itu mamfaat positif maupun negatifnya. Dengan hal tersebut individu dituntut
untuk mampu memaksimalkan kemampuan emosionalnya dalam menganalisis.
Perkembangan emosi pada remaja ditandai dengan emosi yang tidak stabil dan
penuh gejolak. Pada masa ini mood (suasana hati) bisa berubah dengan sangat
cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh Mihalyi dan Reed Larson (1984)
menemukan bahwa remaja rata-rata memerlukan hanya 45 menit untuk berubah
dari mood “senang luar biasa” ke “sedih luar biasa”, sementara orang dewasa
memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama.
Perubahan emosi ini erat kaitannya dengan kemasakan hormon yang
terjadi pada remaja. Stres emosional yang timbul berasal dari perubahan fisik
yang cepat dan luas yang terjadi sewaktu pubertas. Menurut Havighurst remaja
bertugas mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang-orang dewasa
lainnya. Hal ini bisa membuat remaja melawan keinginan atau bertentangan
pendapat dengan orangtuanya. Dengan ciri khas remaja yang penuh gejolak dan
emosional, pertentangan pendapat ini seringkali membuat remaja menjadi
pemberontak di rumah. Apabila masalah ini tidak terselesaikan, terutama orangtua
bersikap otoriter, remaja cenderung mencari jalan keluar di luar rumah, yaitu
dengan cara bergabung dengan teman-teman sebaya yang senasib. Seringkali

5

karena yang dihadapi adalah remaja yang seusia yang punya masalah yang kurang
lebih sama dan sama-sama belum berhasil mengerjakan tugas perkembangan yang
sama, bisa jadi solusi yang ditawarkan kurang bijaksana. Kehadiran problem
emosional tersebut bervariasi pada setiap remaja.
Remaja pada umunya mengalami bahwa pencarian jati diri atau keutuhan
diri itu suatu masalah utama karena adanya perubahan sosial, fisiologi dan
psikologis di dalam diri mereka maupun di tengah masyarakat tempat mereka
hidup. Perubahan-prubahan ini dipergencar dalam masyarakat kita yang semakin
kompleks dan berteknologi modern.Arus perubahan kehidupan yang berjalan amat
cepat cenderung membuat individu merasa hanya seperti sebuah sekrup dalam
mesin raksasa daripada seorang makhluk utuh yang memiliki di dalam dirinya
suatu keyakinan akan identitas diri sebagai seorang pribadi. Adapun masalah yang
dihadapi remaja masa kini antara lain :
a. Kebutuhan akan figur teladan
Remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai2 luhur yang berlangsung dari
keteladanan orang tua mereka daripada hanya sekedar nasihat2 bagus yagn tinggal
hanya kata2 indah.
b. Sikap apatis
Sikap apatis meruapakan kecenderungan untuk menolak sesuatu dan pada saat
yang bersamaan tidak mau melibatkan diri di dalamnya. Sikap apatis ini terwujud
di dalam ketidak kacuhannya akan apa yang terjadi di masyarakatnya.
c. Kecemasan dan kurangnya harga diri

6

Kata stess atau frustasi semakin umum dipakai kalangan remaja. Banyak kaum
muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk “pelarian” (memburu
kenikmatan lewat minuman keras, obat penenang, seks dan lainnya).
d. Ketidakmampuan untuk terlibat
Kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan pola pikir
ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan diri secara emosional maupun
efektif dalam hubungan pribadi dan dalam kehidupan di masyarakat. Persahabatan
dinilai dengan untung rugi atau malahan dengan uang.
e. Perasaan tidak berdaya
Perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi semakin
menguasai gaya hidup dan pola berpikir masyarakat modern. Teknologi mau tidak
mau menciptakan masyarakat teknokratis yang memaksa kita untuk pertama-tama
berpikir tentang keselamatan diri kita di tengah masyarakat. Lebih jauh remaja
mencari “jalan pintas”, misalnya menggunakan segala cara untuk tidak belajar
tetapi mendapat nilai baik atau ijasah.
f. Pemujaan akan pengalaman
Sebagian besar tindakan negatif anak muda dengan minumam keras, obatobatan dan seks pada mulanya berawal dari hanya mencoba-coba. Lingkungan
pergaulan anak muda dewasa ini memberikan pandangan yagn keliru tentang
pengalaman.
Dari beberapa permasalahan di atas maka perlu diberikan suatu bimbingan
kelompok. Dengan mengutamakan pembentukan dinamika kelompok yang positif
antar sesama anggota kelompok. Layanan bimbingan yang dimaksud disini adalah

7

bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok merupakan salah satu teknik dalam
bimbingan konseling untuk memberikan bantuan kepada peserta didik/siswa yang
dilakukan oleh seorang pembimbing/konselor melalui kegiatan kelompok yang
dapat berguna untuk mencegah berkembangnya masalah-masalah yang dihadapi
anak. Sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai yakni membentuk dinamika
kelompok yang positif maka layanan bimbingan kelompok ini menggunakan salah
satu teknik konseling yaitu teknik sosiodrama. Teknik sosiodrama adalah teknik
bermain peran dalam rangka untuk memecahkan masalah sosial yang timbul
dalam hubungan interpersonal (rasa cemburu, dilema,dll) yang dilakukan dalam
kelompok.
Berhubungan dengan hal itu, sesuai pengalaman dari penulis pada saat
melaksanakan wawancara awal pada guru-guru di SMK Negeri 4 Medan banyak
ditemukan siswa-siswi yang tidak stabil perkembangan emosionalnya, baik itu
dalam hal pelaksanaan proses pembelajaran dan interaksi dengan teman sebaya
serta lingkungan. Oleh karena itu peneliti penting untuk melakukan suatu
penelitian tindakan bimbingan dan konseling dengan judul “ Meningkatkan
Kecerdasan Emosional Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Teknik
Sosiodrama di Kelas X SMK Negeri 4 Medan Tahun 2016/2017.

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka di
identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Siswa mengalami perkembangan emosi yang tidak stabil.
2. Remaja cenderung mencari jalan keluar di luar rumah

8

3. Remaja sulit melibatkan diri secara emosional maupun efektif dalam
hubungan pribadi.
4. Remaja mengatasi stress atau frustasi dalam bentuk pelarian.
5. cenderung mengintelektualkan segala sesuatu dan pola pikir ekonomis.

1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi masalah
yang akan diteliti, yaitu “Meningkatkan Kecerdasan Emosional Melalui Layanan
Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama di Kelas X SMK Negeri 4 Medan
Tahun Ajaran 2016/2017”. Masalah yang dijadikan penelitian difokuskan pada
kecerdasan emosional siswa di kelas X SMK Negeri 4 Medan.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan pada latar belakang masalah
dan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut
“Apakah penerapan layanan bim bingan kelompok teknik sosiodrama dapat
meningkatkan kecerdasan emosional siswa di kelas X SMK Negeri 4 Medan ? ”
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kecerdasan emosional
siswa melalui layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama di kelas X SMK
Negeri 4 Medan.
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan Manfaat konseptual dan
Manfaat peneliti.
a. Manfaat Praktis

9

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan Manfaat bagi beberapa pihak,
diantaranya :
1. Bagi Siswa
Siswa memiliki pemahaman dalampeningkatanKecerdasan emosionalnya.
2. Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan untuk memprogram Layanan bimbingan
kelompok dalam pemeberian layanan BK di sekolah.
3. Bagi Guru BK
Sebagai bahan masukan bagi guru guru untuk meningkatkan kecerdasan
emosional siswa melalui pemeberian layanan bimbingan kelompok teknik
sosiodrama.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan dapat
memberikan informasi teoristis maupun empiris, khususnya bagi pihakpihak yang akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai cara
meningkatkan kecerdasan emosional di sekolah.

b. Manfaat konseptual
Hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pendidikan khususnya Bimbingan dan Konseling yang berhubungan dengan
layanan bimbingan kelompok teknik sosidrama untuk meningkatkan kecerdasan
emosional siswa. Selain itu dapat digunakan sebagai bahan referensi dan dapat
memberikan informasi teoristis maupun empiris, khususnya bagi pihak-pihak
yang akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan ini.

80

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan
Dari hasil yang telah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama dapat meningkatkan
kecerdasan emosional siswa kelas X SMK Negeri 4 Medan
b. Proses bimbingan kelompok teknik sosiodrama berjalan dengan baik dan
sudah mencapai keberhasilan yang ditetapkan yaitu 75%.
c. Layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama dapat membuat siswa lebih
aktif dalam berinteraksi dengan kelompoknya dan siswa mampu memahami
pentingya memiliki kecerdasan emosional dalam kehidupan sehari-hari
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya dan dari
kesimpulan di atas makan saran dari peneliti yakni:
a. Kepada konselor maupun calon konselor diharapkan dapat menerapkan teknik
sosiodrama dalam layanan bimbingan kelompok guna meningkatkan
kecerdasan emosional siswa
b. Kepada pihak sekolah diharapkan lebih mendukung program-program layanan
bimbingan konseling di sekolah yang berkaitan dengan pengembangan diri
siswa terutama yang erat kaitannya dengan kecerdasan emosional

80

81

c. Kepada siswa diharapkan lebih aktif berinteraksi dengan teman sebaya dengan
membentuk kecerdasan emosional yang lebih baik lagi dan menghargai teman
sehingga terbentuk kemampuan interpersonal yang baik pada lingkungan
sekitarnya.
d. Kepada peneliti lainnya yang berminat mengangkat judul mengenai
kecerdasan emosional diharapkan mempertimbangkan variabel-variabel yang
lain

yang

lebih

mempengaruhi

aspek

kecerdasan

memperbanyak data tambahan untuk lebih jelas lagi.

emosional

dan

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Hipotesis Penelitian. Bandung: Rosda.
Damayanti, Nidya. 2012. Buku Pintar Panduan Bimbingan Konseling.
Yogyakarta:Araska.
Dewi, 2013. Profesionalisasi Guru BK Melalui PTBK. Medan: UNIMED
Efendi. .A. 2005. Revolusi Kecerdasan. Jakarta: Alfabeta.
Gardner, H. 2003. Kecerdesan Majemuk, Teori Dalam Praktek. Batam:
Interaksara.
Goleman, D. 1996. Emotional Intelligence. New York: Bantam Books.
Hartinah Sitti. 2009. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung: Reflika
Aditama.
Istarani. 2012. Kumpulan 39 Metode Pembelajaran. Medan : Penerbit Iscom
Medan.
Prayitna & Erman Amti. 2009. Dasar-dasar Bimbingan & Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta.
Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan Dan Konseling Kelompok Dasar Dan
Profil. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta
Sukardi. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Sunarto & Hartono. 1995. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta
Press.
Tohirin. 2013. Bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah.
Jakarta:Grafindo Persada.
Uno, H. 2014. Teori motivasi Dan Pengukuran. Bandung: Bumi Aksara.
Winkel, W.S, Hastuti Sri. 2006. Bimbingan dan Konseling Di Institusi
Pendidikan. Edisi Revisi. Yogyakarta: Media Abadi.

82

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN MINAT TERHADAP JURUSAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X 1 SMK NEGERI 5 SEMARANG TAHUN AJARAN 2013 2014

0 10 309

Upaya Meningkatkan Kepercayaan Diri Melalui Layanan Bimbingan Kelompok pada Siswa Kelas X SMK NEGERI 1 Jambu

4 20 241

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA TERHADAP PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL SISWA KELAS VIII-4 DI SMP NEGERI 15 MEDAN TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 4 25

PENGARUH PENERAPAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA TERHADAP KONSEP DIRI SISWA KELAS X SMA SWASTA BUDI AGUNG MEDAN TAHUN AJARAN 2013 – 2014.

0 2 23

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI PENERAPAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VIII-4 SMP NEGERI 1 TIGAPANAH KABUPATEN KARO TAHUN AJARAN 2014/2015.

1 3 27

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA TERHADAP PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATANG KUIS TAHUN AJARAN 2012/ 2013.

1 3 14

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS XII IPS III DI SMA NEGERI 7 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 1 20

LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK PSIKODRAMA DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS VII SMPN 19 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2016 2017

9 59 157

BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI PESERTA DIDIK KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 1 KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 0 17

KEEFEKTIFAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL (Penelitian Pada Peserta Didik Kelas X SMK N Jenawi Karanganyar Tahun Pelajaran 2013/2014).

0 0 6