MENINGKATKAN MINAT TERHADAP JURUSAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X 1 SMK NEGERI 5 SEMARANG TAHUN AJARAN 2013 2014

(1)

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA

SISWA KELAS X 1 SMK NEGERI 5 SEMARANG

TAHUN AJARAN 2013/2014

Skripsi

disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

oleh

Faskhau Maulvi Alim 1301409013

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2014


(2)

ii

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Kamis

Tanggal : 23 Januari 2014

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Drs. Sutaryono, M.Pd. Kusnarto Kurniawan, M.Pd., Kons. NIP. 19570825 198303 1 015 NIP. 19710114 200501 1 002

Penguji Utama

Drs. Eko Nusantoro, M.Pd. NIP. 19600205 199802 1 001

Penguji/Pembimbing I Penguji/Pembimbing II

Dr. Supriyo, M.Pd. Dr. Awalya, M.Pd., Kons.


(3)

iii

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 7 Januari 2014

Faskhau Maulvi Alim NIM. 1301409013


(4)

iv MOTTO

Kalau kau tak sanggup menjadi beringin yang tegak di puncak bukit, jadilah saja belukan, tapi belukan terbaik yang tumbuh di tepi danau. Kalau kau tak sanggup menjadi belukan, jadilah saja rumput, tapi rumput yang memperkuat tanggul pinggiran jalan. Tidak semua jadi kapten, tentu harus ada awak kapalnya. Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi rendahnya nilai dirimu. Jadilah saja dirimu, sebaik-baiknya dirimu sendiri (Soe Hok Gie).

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

1. Bapak, Ibu serta Adik-adikku yang senantiasa memberikan doa,

2. Sahabat-sahabatku yang senantiasa memberikan dukungan,

3. Teman-teman BK angkatan 2009 yang selalu memberikan semangat dan motivasi,


(5)

v

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat, rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Meningkatkan Minat Terhadap Jurusan Teknik Gambar Bangunan Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas X 1 SMK Negeri 5 Semarang Tahun Ajaran 2013/2014”. Skripsi ini diajukan dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Semarang.

Penyusunan skripsi ini berdasarkan atas penelitian eksperimen yang dilakukan dalam suatu prosedur terstruktur dan terencana. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan. Metode penelitian yang digunakan adalah pre experimental dengan

one group pre test and post test design. Penelitian ini dilakukan dalam 8 kali pertemuan dengan pemberian layanan Bimbingan Kelompok.

Selama proses penyusunan skripsi dan pelaksanaan penelitian terdapat beberapa hambatan yang dialami oleh penulis, namun atas rahmat Allah SWT dan usaha, skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, arahan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1) Rektor Universitas Negeri Semarang Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. yang bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan pendidikan di Universitas Negeri Semarang.


(6)

vi

3) Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling Drs. Eko Nusantoro, M.Pd. yang telah memberikan ijin pelaksanaan penelitian dan dukungan untuk segera menyelesaikan penyusunan skripsi.

4) Dosen Pembimbing I Dr. Supriyo, M.Pd. yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran serta dengan sabar membimbing dan selalu memberikan motivasi hingga terselesaikannya penyusunan skripsi ini.

5) Dosen Pembimbing II Dr. Awalya, M.Pd., Kons. yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran serta dengan sabar membimbing dan selalu memberikan motivasi hingga terselesaikannya penyusunan skripsi ini.

6) Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Bimbingan dan Konseling yang turut membimbing dan memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

7) Arif Hartanto, A.Ma. yang telah memberikan bantuan dalam hal perlengkapan administrasi.

8) Kepala Sekolah SMK Negeri 5 Semarang Drs. Bambang Suharjono, M.T. yang telah memberikan ijin pelaksanaan penelitian.

9) Guru Bimbingan dan Konseling SMK Negeri 5 Semarang Dra. Siti Bulqis, M.Pd. dan Dra. Semi Nuryanti yang senantiasa membantu dan mendampingi selama pelaksanaan penelitian.

10) Siswa-siswi kelas X 1 jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Semarang yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini.

11) Bapak, Ibu, Adik-adik dan Keluarga yang senantiasa memberikan doa dan dukungan.


(7)

vii

13) Sahabat dan teman-teman BK angkatan 2009 yang memberikan bantuan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

14) Semua pihak yang belum disebutkan atas kontribusinya baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini.

Guna peningkatan kualitas agar selalu berkembang menjadi lebih baik, kritik serta saran yang membangun akan senantiasa penulis terima dengan lapang hati. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Semarang, 7 Januari 2014


(8)

viii

Alim, Faskhau Maulvi. 2014. Meningkatkan Minat Terhadap Jurusan Teknik Gambar Bangunan Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas X 1 SMK Negeri 5 Semarang Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Jurusan Bimbingan dan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Dr. Supriyo, M.Pd. Pembimbing II: Dr. Awalya, M.Pd., Kons. Kata Kunci:minat terhadap jurusan, layanan bimbingan kelompok.

Minat terhadap jurusan merupakan ketertarikan dan kecenderungan terhadap suatu hal untuk memiliki prospek pekerjaan yang sesuai dengan keinginan seseorang. Minat terhadap jurusan yang rendah terjadi karena jurusan yang telah dipilih kurang sesuai dengan keinginan awal. Hal tersebut akan menimbulkan masalah dan hambatan dalam pencapaian cita-cita. Penelitian ini menggunakan layanan Bimbingan Kelompok untuk meningkatkan minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan pada siswa kelas X 1 SMK Negeri 5 Semarang tahun ajaran 2013/2014. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan sebelum dan setelah memperoleh layanan Bimbingan Kelompok.

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X 1 jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Semarang sebanyak 37 orang siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan sampel sebanyak 10 orang siswa. Metode pengumpulan data menggunakan skala psikologi. Validitas instrumen menggunakan rumus product moment dihitung dengan taraf signifikansi 5% ( = 0,344). Reliabilitas instrumen menggunakan rumus

alpha dan menunjukan = 0,940 yang berarti instrumen yang digunakan reliabel. Teknik analisis data menggunakan uji wilcoxon match pairs.

Hasil penelitian menunjukan bahwa 10 orang siswa sampel penelitian memiliki persentase rata-rata minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan 67,9% (kategori sedang) sebelum memperoleh layanan Bimbingan Kelompok. Setelah memperoleh layanan Bimbingan Kelompok, persentase rata-rata minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan menjadi 79,1% (kategori tinggi). Terdapat perbedaan tingkat minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan yang signifikan sebelum dan setelah memperoleh layanan Bimbingan Kelompok. Secara keseluruhan, minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan meningkat 11,2%. Berdasarkan tabel bantu uji wilcoxon match pairs = 0 < = 8.

Simpulan yang dapat diambil yaitu minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan pada siswa kelas X 1 SMK Negeri 5 Semarang dapat ditingkatkan melalui layanan Bimbingan Kelompok. Saran yang diajukan peneliti yaitu guru Bimbingan dan Konseling dapat menggunakan layanan Bimbingan Kelompok sebagai salah satu cara untuk pemantapan minat terhadap jurusan dan Ketua Jurusan Teknik Gambar Bangunan seyogyanya terus mendorong dan memotivasi siswa guna mendukung peningkatan minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan.

r tabel r 11


(9)

ix

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.4.1 Teoritis ... 7

1.4.2 Praktis ... 7

1.5 Garis Besar Sistematika Penyusunan ... 8

1.5.1 Bagian Awal ... 8

1.5.2 Bagian Isi ... 8

1.5.3 Bagian Akhir ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Penelitian Terdahulu ... 10

2.2 Minat Terhadap Jurusan ... 13

2.2.1 Pengertian Minat ... 13

2.2.2 Pengertian Minat Terhadap Jurusan ... 15

2.2.3 Aspek-aspek Minat Terhadap Jurusan ... 16

2.2.4 Jenis-jenis Minat Terhadap Jurusan ... 18

2.2.5 Ciri-ciri Minat Terhadap Jurusan ... 20

2.2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Terhadap Jurusan ... 21

2.3 Layanan Bimbingan Kelompok ... 23

2.3.1 Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok ... 23

2.3.2 Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok ... 24

2.3.3 Jenis Layanan Bimbingan Kelompok ... 26

2.3.4 Komponen Layanan Bimbingan Kelompok ... 27

2.3.5 Asas Layanan Bimbingan Kelompok ... 30

2.3.6 Tahap Penyelenggaraan Layanan Bimbingan Kelompok ... 31

2.4 Eksistensi Bimbingan dan Konseling Terhadap Peminatan Siswa dalam Implementasi Kurikulum 2013 ... 36


(10)

x BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ... 43

3.2 Desain Penelitian ... 44

3.2.1 Pemberian Pre Test ... 46

3.2.2 Pemberian Perlakuan ... 46

3.2.3 Pemberian Post Test ... 49

3.3 Variabel Penelitian ... 49

3.3.1 Identifikasi Variabel Penelitian ... 50

3.3.2 Hubungan Antarvariabel Penelitian ... 50

3.3.3 Definisi Operasional ... 51

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... 52

3.4.1 Populasi ... 52

3.4.2 Sampel ... 53

3.5 Metode dan Alat Pengumpulan Data ... 54

3.5.1 Metode Pengumpulan Data ... 54

3.5.2 Alat Pengumpulan Data ... 56

3.5.3 Penyusunan Instrumen ... 58

3.6 Uji Instrumen Penelitian ... 60

3.6.1 Validitas ... 60

3.6.2 Reliabilitas ... 63

3.7 Teknik Analisis Data ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 67

4.1.1 Tingkat Minat Terhadap Jurusan Teknik Gambar Bangunan Sebelum Memperoleh Layanan Bimbingan Kelompok ... 68

4.1.2 Tingkat Minat Terhadap Jurusan Teknik Gambar Bangunan Setelah Memperoleh Layanan Bimbingan Kelompok ... 77

4.1.3 Tingkat Minat Terhadap Jurusan Teknik Gambar Bangunan Sebelum dan Setelah Memperoleh Layanan Bimbingan Kelompok ... 85

4.1.4 Hasil Uji Hipotesis dan Perkembangan Selama Kegiatan Layanan Bimbingan Kelompok ... 96

4.2 Pembahasan ... 117

4.1.1 Tingkat Minat Terhadap Jurusan Teknik Gambar Bangunan Sebelum Memperoleh Layanan Bimbingan Kelompok ... 118

4.1.2 Tingkat Minat Terhadap Jurusan Teknik Gambar Bangunan Setelah Memperoleh Layanan Bimbingan Kelompok ... 122

4.1.3 Tingkat Minat Terhadap Jurusan Teknik Gambar Bangunan Sebelum dan Setelah Memperoleh Layanan Bimbingan Kelompok ... 124

4.3 Keterbatasan Penelitian ... 128

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ... 130


(11)

(12)

xii

No Tabel Halaman

2.1 Rancangan Kegiatan Layanan Bimbingan Kelompok ... 32

3.1 Rancangan Materi Layanan Bimbingan Kelompok ... 46

3.2 Populasi Penelitian ... 52

3.3 Format Skala Minat Terhadap Jurusan Teknik Gambar Bangunan ... 57

3.4 Penskoran Item ... 57

3.5 Kategori Tingkatan Skala Minat Terhadap Jurusan Teknik Gambar Bangunan ... 58

3.6 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 59

3.7 Pedoman Koefisien Reliabilitas ... 64

4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pre TestMinat Terhadap Jurusan Teknik Gambar Bangunan ... 68

4.2 Hasil Pre TestSiswa Sampel Penelitian ... 69

4.3 Hasil Pre TestMinat Terhadap Jurusan Teknik Gambar Bangunan Per Indikator ... 70

4.4 Persentase Hasil Pre TestMinat Terhadap Jurusan Teknik Gambar Bangunan Pada Indikator Sikap Umum ... 72

4.5 Persentase Hasil Pre TestMinat Terhadap Jurusan Teknik Gambar Bangunan Pada Indikator Preferensi ... 73

4.6 Persentase Hasil Pre TestMinat Terhadap Jurusan Teknik Gambar Bangunan Pada Indikator Kesadaran Spesifik ... 74

4.7 Persentase Hasil Pre TestMinat Terhadap Jurusan Teknik Gambar Bangunan Pada Indikator Kesenangan Personal Terhadap Konten ... 75

4.8 Persentase Hasil Pre TestMinat Terhadap Jurusan Teknik Gambar Bangunan Pada Indikator Adanya Kepentingan atau Signifikansi Personal ... 76

4.9 Persentase Hasil Pre TestMinat Terhadap Jurusan Teknik Gambar Bangunan Pada Indikator Partisipasi ... 77

4.10 Hasil Post TestSiswa Sampel Penelitian ... 78

4.11 Hasil Post TestMinat Terhadap Jurusan Teknik Gambar Bangunan Per Indikator ... 79

4.12 Persentase Hasil Post TestMinat Terhadap Jurusan Teknik Gambar Bangunan Pada Indikator Sikap Umum ... 80

4.13 Persentase Hasil Post TestMinat Terhadap Jurusan Teknik Gambar Bangunan Pada Indikator Preferensi ... 81

4.14 Persentase Hasil Post TestMinat Terhadap Jurusan Teknik Gambar Bangunan Pada Indikator Kesadaran Spesifik ... 82

4.15 Persentase Hasil Post TestMinat Terhadap Jurusan Teknik Gambar Bangunan Pada Indikator Kesenangan Personal Terhadap Konten ... 83

4.16 Persentase Hasil Post TestMinat Terhadap Jurusan Teknik Gambar Bangunan Pada Indikator Adanya Kepentingan atau Signifikansi Personal ... 84


(13)

xiii

Gambar Bangunan Secara Keseluruhan ... 86 4.19 Perbandingan Pre Testdan Post TestMinat Terhadap Jurusan Teknik

Gambar Bangunan Per Indikator ... 88 4.20 Perbandingan Pre Testdan Post TestMinat Terhadap Jurusan Teknik

Gambar Bangunan Pada Indikator Sikap Umum ... 89 4.21 Perbandingan Pre Testdan Post TestMinat Terhadap Jurusan Teknik

Gambar Bangunan Pada Indikator Preferensi ... 90 4.22 Perbandingan Pre Testdan Post TestMinat Terhadap Jurusan Teknik

Gambar Bangunan Pada Indikator Kesadaran Spesifik ... 92 4.23 Perbandingan Pre Testdan Post TestMinat Terhadap Jurusan Teknik

Gambar Bangunan Pada Indikator Kesenangan Personal Terhadap

Konten ... 93 4.24 Perbandingan Pre Testdan Post TestMinat Terhadap Jurusan Teknik

Gambar Bangunan Pada Indikator Adanya Kepentingan atau

Signifikansi Personal ... 94 4.25 Perbandingan Pre Testdan Post TestMinat Terhadap Jurusan Teknik

Gambar Bangunan Pada Indikator Partisipasi ... 95 4.26 Hasil Uji Hipotesis ... 97 4.27 Jadwal Kegiatan Layanan Bimbingan Kelompok ... 98 4.28 Deskripsi Hasil Observasi Minat Terhadap Jurusan Teknik Gambar


(14)

xiv

No Gambar Halaman

2.1 Konstelasi Konsep Minat (Umum) Ke Dalam Minat Kejuruan ... 19 2.2 Posisi Bimbingan dan Konseling Dalam Pendidikan ... 37 3.1 Desain Penelitian Pre Experimental dengan One Group Pre Test

dan Post Test... 45 3.2 Hubungan Antarvariabel X dan Y ... 50 3.3 Prosedur Penyusunan Instrumen Penelitian ... 58


(15)

xv

No Lampiran Halaman

1 Pedoman Wawancara Pra Penelitian ... 134

2 Instrumen Skala Psikologi Try Out... 135

3 Instrumen Skala Psikologi Pre Testdan Post Test ... 143

4 Perhitungan Validitas dan Reliabilitas ... 150

5 Perhitungan Validitas ... 153

6 Uji Validitas Instrumen ... 154

7 Perhitungan Reliabilitas ... 165

8 Perhitungan Pre Test ... 166

9 Perhitungan Post Test ... 169

10 Perbandingan Perhitungan Pre Testdan Post Test ... 172

11 Hasil Persentase Pre Testdan Post TestPer Indikator ... 173

12 Daftar Siswa yang Mengikuti Try Out... 174

13 Daftar Siswa yang Mengikuti Pre Test ... 175

14 Daftar Siswa yang Mengikuti Layanan Bimbingan Kelompok ... 176

15 Daftar Hadir Siswa yang mengikuti Layanan Bimbingan Kelompok ... 177

16 Daftar Siswa yang Mengikuti Post Test... 185

17 Operasionalisasi Layanan Bimbingan Kelompok Topik Tugas ... 186

18 Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling ... 191

19 Penilaian Segera (Laiseg) ... 252

20 Laporan Hasil Penilaian Segera (Laiseg) Layanan Bimbingan Kelompok ... 253

21 Resume Layanan Bimbingan Kelompok ... 264

22 Laporan Pelaksanaan Program Pelayanan Bimbingan dan Konseling .... 280

23 Dokumentasi Penelitian ... 288


(16)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia dalam kesehariannya selalu dihadapkan pada beberapa pilihan. Pilihan tersebut beragam, termasuk dalam bidang pendidikan terdapat beberapa pilihan jenjang pendidikan, jenis pendidikan serta konsentrasi jurusan. Penentuan pilihan yang tepat akan sangat berpengaruh pada kehidupan seseorang kedepannya. Menurut Parson sebagaimana dikutip oleh Munandir (1996: 37) berpandangan bahwa:

Pilihan yang bijak mengandung tiga faktor umum: (1) pemahaman yang jelas mengenai diri Anda, bakat, kemampuan, minat, cita-cita, sumber, keterbatasan Anda, dan penyebab semua itu; (2) pengetahuan tentang persyaratan dan kondisi untuk mencapai sukses, keuntungan dan kerugiannya, kompensasi, kesempatan, dan prospek dalam berbagai pekerjaan; (3) pemikiran masak-masak mengenai hubungan antara kedua kelompok kenyataan tersebut.

Penentuan pilihan yang kurang tepat dapat menimbulkan masalah bagi seseorang. Masalah yang timbul akan menimbulkan dampak yang tidak baik bagi kehidupan seseorang serta menimbulkan berbagai hambatan. Permasalahan dalam penentuan pilihan sering dialami oleh banyak orang, termasuk juga oleh siswa yang ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Siswa yang ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang sekolah menengah lanjutan, dihadapkan pada berbagai macam jurusan. Pemilihan jurusan di sekolah merupakan langkah awal seseorang dalam pemilihan pekerjaan di masa yang akan datang.


(17)

Sekolah menengah lanjutan adalah lembaga-lembaga pendidikan yang mulai mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Ada beragam pilihan sekolah lanjutan yang bisa dimasuki oleh para siswa yang akan melanjutkan pendidikannya. Di antara beberapa pilihan, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu jenjang pendidikan formal lanjutan. Seperti kita ketahui bersama bahwa SMK mempunyai nilai plus dimana membekali siswanya dengan berbagai macam keterampilan dan keahlian khusus yang dapat dimanfaatkan untuk terjun ke dalam dunia kerja apabila nantinya tidak dapat melanjutkan ke tingkat pendidikan tinggi. Memasuki SMK, siswa dihadapkan dengan berbagai pilihan jurusan sejak awal masuk sekolah. Jadi, sejak semester pertama pada tahun pertama, mereka sudah belajar di jurusan yang dipilih.

Beragamnya jurusan yang ditawarkan di SMK, membuat beragam pula minat dari masing-masing siswa dalam memilih dan menentukan jurusan. Menurut Slameto (2010: 180) minat adalah “suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.” Seseorang yang memiliki minat terhadap suatu hal atau aktivitas tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap hal atau aktivitas tersebut. Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika bebas memilih. Slameto (2010: 180) juga menjelaskan bahwa “minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian.” Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi, minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya.


(18)

Di SMK Negeri 5 Semarang, peneliti menjumpai fenomena beberapa siswa yang mengalami masalah dengan jurusan yang telah dipilihnya. Menurut data yang diperoleh peneliti pada survey awal melalui wawancara dengan koordinator guru Bimbingan dan Konseling SMK Negeri 5 Semarang, bahwa 11,1% dari siswa kelas X jurusan Teknik Gambar Bangunan tahun ajaran 2012-2013 merasa tidak cocok dengan jurusan yang telah dipilihnya, sedangkan 2,8% diantaranya telah secara resmi mengundurkan diri dari SMK Negeri 5 Semarang. Berdasarkan data kartu konsultasi Bimbingan dan Konseling, setiap tahun selalu terjadi permasalahan serupa.

Koordinator guru Bimbingan dan Konseling SMK Negeri 5 Semarang lebih lanjut lagi menjelaskan bahwa siswa yang merasa tidak cocok dengan jurusan Teknik Gambar Bangunan, yaitu mereka yang hanya ikut-ikutan temannya masuk di jurusan tersebut dan/atau mendapat dorongan dari orangtua untuk memilih jurusan tersebut yang sebenarnya tidak sesuai dengan minatnya. Dampak yang timbul dari hal tersebut antara lain: (1) siswa tersebut sering bolos sekolah sehingga absennya lebih dari batas toleransi sekolah, (2) nilai pelajaran siswa tersebut turun di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), (3) motivasi belajarnya kurang dan (4) “menghilang” dari sekolah.

Jurusan Teknik Gambar Bangunan termasuk jurusan yang minim diminati dan kurang difavoritkan oleh siswa. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Yahya (2009: 121) pada 280 siswa SMP dari 4 sekolah yang menjalankan program mulok keterampilan berbeda, menunjukan bahwa ada 31 jenis variasi pilihan vokasi di SMK yang diminati responden. Persentase minat


(19)

terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan hanya 0,4% jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan persentase minat terhadap jurusan lain.

Fenomena mengenai minimnya minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan terjadi di daerah-daerah lain, seperti di SMK Negeri 1 Jakarta Pusat, yakni ada sekitar 162 bangku kosong dari 320 seluruh kursi, di antaranya terdapat pada jurusan Teknik Gambar Bangunan (indosiar.com – Selasa 03/07/12). Di regional Semarang, siswa yang memilih jurusan teknik desain dan gambar bangunan untuk pilihan pertama persentasenya hanya 31,3% dan sisanya merupakan pilihan alternatif apabila tidak masuk di jurusan pilihan pertama (kabarsemarang.com – Kamis 13/07/12).

Bimbingan dan Konseling sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional berperan dalam membantu siswa yang mengalami hambatan di sekolah. Peranan lain dari Bimbingan dan Konseling adalah membantu siswa untuk mencapai tujuan-tujuan perkembangannya dan mengatasi permasalahannya, termasuk membantu siswa kaitannya dengan permasalahan minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan, peran Bimbingan dan Konseling sangat diperlukan untuk mendampingi mereka dalam meningkatkan kualitas pribadi dan meminimalisir masalah yang mungkin timbul lebih kompleks lagi. Guru Bimbingan dan Konseling melalui pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah, memfasilitasi pengembangan siswa secara individual, kelompok, dan/atau klasikal, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi, peluang-peluang yang dimiliki dan juga membantu mengatasi kelemahan serta hambatan yang dihadapi siswa.


(20)

Beberapa ahli berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subjek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada. Menurut Taner & Taner sebagaimana dikutip oleh Slameto (2010: 181) “dapat pula dengan usaha membentuk minat-minat baru pada diri individu. Hal tersebut dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada individu mengenai hubungan antara suatu bahan materi yang akan diberikan dengan bahan materi yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi individu di masa yang akan datang.” Informasi tersebut diberikan melalui kegiatan layanan Bimbingan Kelompok.

Upaya dalam meningkatkan minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan dapat melalui layanan Bimbingan Kelompok dengan menekankan pada fungsi pemahaman dan pengembangan. Layanan Bimbingan Kelompok melalui dinamika kelompok, memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai informasi dari guru Bimbingan dan Konseling, membahas bersama-sama pokok bahasan tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya mereka sehari-hari, dan/atau untuk meningkatkan minat mereka terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan yang telah dipilihnya, agar meminimalkan penyesalan yang mungkin terjadi setelah masuk di jurusan yang sebenarnya kurang diminatinya. Hal ini juga berguna untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan/atau tindakan tertentu ke depannya.

Berkenaan dengan fenomena terjadi pada tahun sebelumnya sebagaimana telah disebutkan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian sebagai upaya meningkatkan minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan melalui


(21)

layanan Bimbingan Kelompok pada siswa kelas X 1 SMK Negeri 5 Semarang tahun ajaran 2013/2014.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat dirumuskan masalah utama dalam penelitian ini adalah “Apakah minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan dapat ditingkatkan melalui layanan Bimbingan Kelompok pada siswa kelas X 1 SMK Negeri 5 Semarang tahun ajaran 2013/2014?” Rumusan masalah utama tersebut kemudian dijabarkan menjadi tiga rumusan masalah meliputi:

1) Bagaimana tingkat minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan sebelum diberikan layanan Bimbingan Kelompok pada siswa kelas X 1 SMK Negeri 5 Semarang tahun ajaran 2013/2014?

2) Bagaimana tingkat minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan setelah diberikan layanan Bimbingan Kelompok pada siswa kelas X 1 SMK Negeri 5 Semarang tahun ajaran 2013/2014?

3) Apakah terdapat perbedaan tingkat minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan sebelum dan setelah diberikan layanan Bimbingan Kelompok pada siswa kelas X 1 SMK Negeri 5 Semarang tahun ajaran 2013/2014?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakan penelitian ini berdasarkan rumusan masalah di atas adalah “Mengetahui dan meneliti peningkatan minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan melalui layanan Bimbingan Kelompok pada siswa kelas X 1


(22)

SMK Negeri 5 Semarang tahun ajaran 2013/2014.” Adapun secara lebih rinci tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah:

1) Mengetahui tingkat minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan sebelum diberikan layanan Bimbingan Kelompok pada siswa kelas X 1 SMK Negeri 5 Semarang tahun ajaran 2013/2014.

2) Mengetahui tingkat minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan setelah diberikan layanan Bimbingan Kelompok pada siswa kelas X 1 SMK Negeri 5 Semarang tahun ajaran 2013/2014.

3) Mengetahui perbedaan tingkat minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan sebelum dan setelah diberikan layanan Bimbingan Kelompok pada siswa kelas X 1 SMK Negeri 5 Semarang tahun ajaran 2013/2014.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu manfaat secara teoritis dan praktis.

1.4.1 Teoritis

1) Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang meningkatkan minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan melalui layanan Bimbingan Kelompok pada siswa kelas X 1 SMK Negeri 5 Semarang tahun ajaran 2013/2014.

2) Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya pada kajian yang sama tetapi dalam ruang lingkup yang lebih luas dan mendalam.


(23)

1.4.2 Praktis

1) Bagi lembaga pendidikan sekolah yang bersangkutan, informasi hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu cara dalam mengembangkan layanan Bimbingan Kelompok.

2) Bagi guru Bimbingan dan Konseling dapat menjadi salah satu cara dalam pemberian layanan Bimbingan Kelompok untuk meningkatkan minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan pada siswa kelas X 1 SMK Negeri 5 Semarang.

1.5 Garis Besar Sistematika Penyusunan

Peneliti membuat garis besar sistematika penyusunan skripsi untuk memberi gambaran mengenai skripsi ini secara menyeluruh. Skripsi ini terdiri atas tiga bagian yaitu bagian awal, bagian isi dan bagian akhir.

1.5.1 Bagian Awal

Bagian awal terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, pernyataan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

1.5.2 Bagian Isi

Bagian isi merupakan bagian pokok skripsi. Bagian ini terdiri dari 5 bab, yaitu:

BAB 1 : Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan garis besar sistematika penyusunan skripsi.


(24)

BAB 2 : Tinjauan pustaka, berisi tentang penelitian terdahulu, teori-teori yang melandasi penelitian, meliputi minat terhadap jurusan, layanan Bimbingan Kelompok, eksistensi Bimbingan dan Konseling terhadap peminatan siswa dalam implementasi kurikulum 2013, meningkatkan minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan melalui layanan Bimbingan Kelompok dan hipotesis penelitian.

BAB 3 : Metode penelitian, berisi tentang jenis penelitian, desain penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode dan alat pengumpulan data, uji instrumen penelitian serta teknik analisis data.

BAB 4 : Hasil penelitian dan pembahasan, berisi tentang hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian.

BAB 5 : Penutup, berisi tentang simpulan hasil penelitian dan saran-saran peneliti.

1.5.3 Bagian Akhir

Bagian akhir skripsi ini memuat daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang mendukung penelitian ini.


(25)

10

TINJAUAN PUSTAKA

Suatu penelitian dilakukan guna menjawab permasalahan yang diajukan oleh peneliti. Penelitian perlu didukung oleh teori-teori yang kuat sehingga hasil dari penelitian dapat dipertanggungjawabkan. Pada bab ini akan dibahas tentang penelitian terdahulu sebelum membahas lebih jauh tinjauan pustaka yang melandasi penelitian, meliputi: minat terhadap jurusan, layanan Bimbingan Kelompok, eksistensi Bimbingan dan Konseling terhadap peminatan siswa dalam implementasi kurikulum 2013, meningkatkan minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan melalui layanan Bimbingan Kelompok dan hipotesis penelitian.

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya oleh peneliti lain. Guna memperkuat penelitian ini, peneliti akan mengemukakan hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Adapun penelitian terdahulu yang dapat dijadikan referensi dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1) Penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2012: 91) dengan judul “Upaya Meningkatkan Minat Membaca Pada Buku Pelajaran Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 7 Semarang Tahun Ajaran 2011/2012.” Penelitian tersebut dilakukan pada 10 siswa yang memiliki persentase rata-rata minat membaca 34,05% (kategori rendah)


(26)

sebelum diberikan layanan Bimbingan Kelompok dan siswa memiliki frekuensi membaca rata-rata 6-9 menit. Setelah diberikan layanan Bimbingan Kelompok, secara umum siswa yang menjadi responden memiliki rata-rata

post test sebesar 92,57% (kategori sangat tinggi) dan siswa memiliki frekuensi membaca rata-rata 25-26 menit (mengalami kenaikan 17-20 menit). Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa layanan Bimbingan Kelompok dapat meningkatkan minat membaca siswa pada buku pelajaran.

2) Penelitian yang dilakukan oleh Prabandari (2011: 100-101) dengan judul “Meningkatkan Minat Siswa Mengikuti Layanan Konseling Perseorangan Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Rembang Kabupaten Purbalingga Tahun Ajaran 2010/2011.” Penelitian tersebut dilakukan pada 20 siswa yang memiliki persentase rata-rata minat dalam mengikuti layanan Konseling Perorangan pada kelompok eksperimen 49% (kategori rendah) dan kelompok kontrol 48% (kategori rendah) sebelum diberikan layanan Bimbingan Kelompok. Setelah diberikan layanan Bimbingan Kelompok, rata-rata minat siswa dalam mengikuti layanan Konseling Perorangan kelompok eksperimen menjadi 69% (kategori tinggi) dan rata-rata minat siswa dalam mengikuti layanan Konseling Perorangan kelompok kontrol yang tidak diberikan layanan Bimbingan Kelompok menjadi 57% (kategori sedang). Hasil uji Wilcoxon diperoleh = 3

kurang dari = 8ada pada daerah penolakan dan dapat disimpulkan bahwa layanan Bimbingan Kelompok dapat meningkatkan minat siswa dalam mengikuti layanan Konseling Perorangan.

t hitung


(27)

3) Jurnal penelitian yang dilakukan oleh Mufidah dan Nursalim (2010: 1) dengan judul “Penggunaan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Diskusi Kelompok Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa.” Penelitian tersebut dilakukan pada 10 siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Sidoarjo yang memiliki kategori rendah pada skor minat belajar. Analisis data dengan uji jenjang-bertanda Wilcoxon menunjukan hasil perhitungan, didapatkan

= 0. Berdasarkan tabel nilai kritis T untuk uji jenjang-bertanda

Wilcoxondengan taraf signifikan 5% dan = 10diperoleh = 8, maka lebih kecil (0 < 8), sehingga hipotesis alternatif yang berbunyi “Ada peningkatan skor minat belajar siswa di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Sidoarjo sebelum dan setelah penggunaan Bimbingan Kelompok dengan teknik diskusi kelompok” dapat diterima. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan Bimbingan Kelompok dengan teknik diskusi kelompok dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Sidoarjo.

4) Jurnal penelitian yang dilakukan oleh Yahya (2009: 121-122) dengan judul “Prospek Jurusan Mesin Dalam Pilihan Vokasi Siswa SMP.” Penelitian tersebut dilakukan pada 280 siswa SMP dari 4 sekolah yang menjalankan program mulok keterampilan berbeda. Data dikumpulkan menggunakan angket dan dokumentasi dan dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan Anava 1 jalur program SPSS. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada 31 jenis variasi pilihan vokasi yang diminati responden. Pilihan vokasi yang diminati berturut-turut mulai dari yang tertinggi yaitu: otomotif 10%, mesin 8.2%, boga/makanan 5.7%, komputer 4.3%, perhotelan 3.9%,

t hitung t hitung

t tabel t tabel

t hitung t hitung


(28)

elektronika dan tata busana masing-masing 3.2%, desain grafis 2.9%, listrik 2.5%, pariwisata 1.8%, musik dan kecantikan masing-masing 1.4% serta sisanya kurang dari 1%, termasuk gambar bangunan 0.4%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa minat siswa SMP untuk melanjutkan studi ke jurusan Teknik Gambar Bangunan sangat rendah apabila dibandingkan dengan jurusan lain di SMK.

2.2 Minat Terhadap Jurusan

Minat merupakan salah satu bagian dari aspek psikis manusia. Minat memiliki cakupan bahasan yang luas. Guna memudahkan pemahaman tentang minat terhadap jurusan, maka dalam pembahasan ini akan diuraikan tentang pengertian minat, pengertian minat terhadap jurusan, aspek-aspek minat terhadap jurusan, jenis-jenis minat terhadap jurusan, ciri-ciri minat terhadap jurusan dan faktor-faktor yang mempengaruhi minat terhadap jurusan.

2.2.1 Pengertian Minat

Minat merupakan hal yang menarik untuk diteliti karena hal ini dapat mempengaruhi manusia untuk melakukan ataupun tidak melakukan suatu hal ketika mereka mempunyai kebebasan untuk memilih. Banyak pakar telah meneliti dan mendalami tentang minat. Mereka juga telah memberikan pandangan dan batasan tentang apa itu minat. Menurut Slameto (2010: 180), minat adalah “rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.” Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Minat dapat diekpresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal daripada


(29)

hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Seseorang yang memiliki minat terhadap subjek tertentu, cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. Slameto (2010: 180) menjelaskan lebih lanjut lagi bahwa “minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian.” Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya.

Hilgard sebagaimana dikutip oleh Slameto (2010: 57) memberi rumusan tentang minat yakni “interest is persisting tendency to pay attention to and enjoy some activity or content.” Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Crow dan Crow sebagaimana dikutip oleh Djaali (2012: 121) mengatakan bahwa “minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.” Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika bebas memilih. Minat tidak bersifat permanen, tetapi minat bersifat sementara atau dapat berubah-ubah. Menurut Djaali (2012: 122) minat adalah “perasaan ingin tahu, mempelajari, mengagumi atau memiliki sesuatu.” Minat merupakan bagian dari ranah afeksi, mulai dari kesadaran sampai pada pilihan nilai.


(30)

Pendapat dari beberapa tersebut memberikan kesimpulan bahwa minat adalah kecenderungan rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, berdasarkan penerimaan akan suatu serta diekpresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.

2.2.2 Pengertian Minat Terhadap Jurusan

Minat apabila dikaitkan ke dalam bidang karir, teori Holland lebih sesuai untuk menjelaskan hal ini. Holland sebagaimana dikutip oleh Djaali (2012: 122) mengatakan bahwa minat adalah “kecenderungan hati yang lebih tinggi terhadap sesuatu.” Minat adalah aktivitas atau tugas-tugas yang membangkitkan perasaan ingin tahu, perhatian, dan memberi kesenangan atau kenikmatan. Minat dapat menjadi indikator dari kekuatan seseorang di area tertentu di mana dia akan termotivasi untuk mempelajarinya dan menunjukan kinerja yang tinggi. Bakat akan sulit berkembang dengan baik apabila tidak diawali dengan adanya minat pada bidang yang akan ditekuni. Minat tidak timbul sendirian, ada unsur kebutuhan, misalnya minat karir dan lain-lain.

Di bidang pendidikan, minat mempunyai pengaruh yang besar terutama dalam pemilihan jurusan. PP nomor 66 tahun 2010 menjelaskan bahwa jurusan atau nama lain yang sejenis adalah “himpunan sumber daya pendukung program studi dalam 1 (satu) rumpun disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olahraga.” Pemilihan jurusan secara tepat bukanlah suatu perkara yang mudah diselesaikan. Memilih jurusan dalam pendidikan merupakan suatu langkah untuk mendekatkan diri pada suatu pekerjaan atau karir yang diinginkan. Banyak hal yang dipertimbangkan dalam pemilihan jurusan, salah satunya adalah minat.


(31)

Minat kejuruan menurut Djaali (2012: 126) adalah “kecenderungan seseorang untuk memiliki prospek pekerjaan atau jabatan tertentu yang sesuai dengan karakter kepribadiaannya.” Minat kejuruan ini berhubungan dengan cita-cita seseorang. Sama halnya dengan minat secara umum, minat kejuruan ini tidak dibawa sejak lahir, namun tumbuh dan berkembang atas pengaruh faktor internal maupun eksternal seseorang.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas yaitu minat secara umum kemudian dispesifikan dalam bidang pendidikan, kemudian diperoleh pemahaman bahwa minat terhadap jurusan adalah ketertarikan dan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan secara lebih atau terlibat secara langsung terhadap suatu hal untuk memiliki prospek pekerjaan atau jabatan tertentu yang sesuai dengan keinginannya, serta bersifat tidak permanen, tetapi bersifat sementara atau dapat berubah-ubah sesuai dengan adanya kebutuhan pada seseorang tersebut. Minat terhadap jurusan yang berkembang dalam diri seseorang merupakan akumulasi minat yang berkembang, sejalan dengan pengalaman, sikap dan keinginannya.

2.2.3 Aspek-aspek Minat Terhadap Jurusan

Minat merupakan aspek psikis pada setiap diri seseorang sehingga menjadi tertarik, menyukai dan menyenangi terhadap suatu hal, termasuk dalam hal jurusan pendidikan di sekolah. Minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal lainnya dan dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Aspek-aspek minat dijelaskan oleh Schunk dkk. (2012: 323) sebagai berikut:

1) Sikap umum terhadap suatu hal, yaitu perasaan suka atau tidak suka terhadap suatu hal, umumnya terhadap sikap positif atau menyukai suatu hal.


(32)

2) Preferensi terhadap suatu hal, yaitu perasaan untuk lebih menyukai suatu hal.

3) Kesadaran spesifik untuk menyukai suatu hal, yaitu memutuskan untuk menyukai suatu hal.

4) Kesenangan personal terhadap konten suatu hal, yaitu perasaan senang terhadap semua yang berhubungan dengan suatu hal.

5) Adanya kepentingan atau signifikansi personal terhadap suatu hal, yaitu nilai yang diberikan terhadap suatu hal.

6) Partisipasi dalam suatu hal, yaitu memutuskan untuk melakukan aktivitas yang berhubungan dengan suatu hal.

Aspek-aspek minat menimbulkan daya ketertarikan berupa sikap, preferensi, kesadaran, perasaan senang, arah kepentingan dan berpartisipasi terhadap apa yang diminati. Sikap dapat diidentifikasi melalui pendapat dan kesan seseorang terhadap suatu hal (misalnya, "Saya menyukai jurusan Teknik Gambar Bangunan"). Preferensi merupakan hasil perbandingan seseorang terhadap suatu hal dengan hal lain yang lebih menarik (misalnya, "Saya lebih menyukai jurusan Teknik Gambar Bangunan daripada jurusan Teknik Permesinan"). Kesadaran timbul ketika seseorang dalam keadaan bebas untuk memilih atau tidak terpaksa dan dapat menerima segala sesuatu tekait hubungannya dengan hal tersebut (misalnya, "Saya memutuskan untuk menyukai jurusan Teknik Gambar Bangunan"). Perasaan senang terhadap suatu hal meliputi semua yang berkaitan dengan hal tersebut (misalnya, "Saya menyukai guru, teman, pelajaran dan fasilitas di jurusan Teknik Gambar Bangunan"). Arah kepentingan merupakan pandangan seseorang terhadap suatu hal berdasarkan nilai yang diberikan pada hal tersebut (misalnya, "Jurusan Teknik Gambar Bangunan akan berperan penting dalam keberhasilan saya di masa depan"). Partisipasi adalah keikutsertaan atau keterlibatan seseorang terhadap suatu hal (misalnya, "Saya mempelajari materi yang berkaitan dengan jurusan Teknik Gambar Bangunan").


(33)

2.2.4 Jenis-jenis Minat Terhadap Jurusan

Minat memiliki unsur afeksi, kesadaran sampai pilihan nilai, pengerahan perasaan, seleksi dan kecenderungan hati. Menurut Djaali (2012: 122-124) pemilahan kelompok minat berdasarkan orang dan pilihan kerjanya, “minat dapat dibagi ke dalam enam jenis, yaitu (1) realistis, (2) investigatif, (3) artistik, (4) sosial, (5) enterprisingdan (6) konvensional.”

1) Realistis

Orang realistis umumnya mapan, kasar, praktis, berfisik kuat dan sering sangat atletis, memiliki koordinasi otot yang baik dan terampil. Akan tetapi, ia kurang mampu menggunakan medium komunikasi verbal dan kurang memiliki keterampilan berkomunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu, pada umumnya mereka kurang menyenangi hubungan sosial, cenderung mengatakan bahwa mereka senang pekerjaan tukang, memiliki sifat langsung, stabil, normal dan kukuh, menyukai masalah konkret dibanding abstrak, menduga diri sendiri sebagai agresif, jarang melakukan kegiatan kreatif dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan, tetapi suka membuat sesuatu dengan bantuan alat. Orang relistis menyukai pekerjaan montir, insinyur, ahli listrik, ikan dan kehidupan satwa liar, operator alat berat dan perencana alat.

2) Investigatif

Orang investigatif termasuk orang yang berorientasi keilmuan. Mereka umumnya berorientasi pada tugas, introspektif dan asosial, lebih menyukai memikirkan sesuatu daripada melaksanakannya, memiliki dorongan kuat untuk memahami alam, menyukai tugas-tugas yang tidak pasti (ambiguous), suka bekerja sendirian, kurang pemahaman dalam kepemimpinan akademik dan intelektualnya, menyatakan diri sendiri sebagai analis, selalu ingin tahu, bebas dan bersyarat serta menyukai pekerjaan yang berulang. Kecenderungan pekerjaan yang disukai termasuk ahli perbintangan, biologi, binatang, kimia, penulis dan ahli jiwa.

3) Artistik

Orang artistik menyukai hal-hal yang tidak terstruktur, bebas, memiliki kesempatan bereaksi, sangat membutuhkan suasana yang dapat mengekspresikan sesuatu secara individual, sangat kreatif dalam bidang seni dan musik. Kecenderungan pekerjaan yang disenangi adalah pengarang, musisi, penata pentas, konduktor konser, dan lain-lain.

4) Sosial

Tipe ini dapat bergaul, bertanggung jawab, berkemanusiaan dan sering alim, suka bekerja dalam kelompok, senang menjadi pusat perhatian kelompok, memiliki kemampuan verbal, terampil bergaul,


(34)

menghindari pemecahan masalah secara intelektual, suka memecahkan masalah yang ada kaitannya dengan perasaan, menyukai kegiatan menginformasikan, melatih dan mengajar. Pekerjaan yang disukai menjadi pekerja sosial, pendeta, ulama, guru. 5) Enterprising

Tipe ini cenderung menguasai atau memimpin orang lain, memiliki keterampilan verbal untuk berdagang, memiliki kemampuan untuk mencapai tujuan organisasi, agresif, percaya diri dan umumnya sangat aktif. Pekerjaan yang disukai termasuk pemimpin perusahaan, pedagang, dan lain-lain.

6) Konvensional

Orang konvensional menyukai lingkungan yang sangat tertib, menyenangi komunikasi verbal, senang kegiatan yang berhubungan dengan angka, sangat efektif menyelesaikan tugas yang berstruktur tetapi menghindari situasi yang tidak menentu, menyatakan diri orang yang setia, patuh, praktis, tenang, tertib, efisien; mereka mengidentifikasi diri dengan kekuasaan dan materi. Pekerjaan yang disukai antara lain sebagai akuntan, ahli tata buku, ahli pemeriksa barang dan pimpinan armada angkutan.

Pendapat di atas memberikan pemahaman tentang jenis-jenis minat beserta ciri-ciri orang sesuai tipe minatnya. Djaali (2012: 126) menggabungkan konsep minat (umum) di atas dengan teori Holland dan dapat ditemukan konstelasi konsep minat (umum) ke dalam minat kejuruan seperti gambar berikut ini:

Minat Kejuruan Gambar 2.1

Konstelasi konsep minat (umum) ke dalam minat kejuruan Konvensional

Enterprising

Artistik Investigatif


(35)

Faktor minat kejuruan adalah penting untuk melihat sejauh mana merencanakan seseorang dalam pendidikan untuk suatu pekerjaan tertentu sesuai dengan bidangnya.

2.2.5 Ciri-ciri Minat Terhadap Jurusan

Minat dapat berhubungan dengan daya gerak yang mendorong individu untuk memperhatikan, menyukai dan melakukan suatu hal. Minat dapat menjadi penyebab kegiatan dan partisipasi individu dalam melakukan suatu hal. Metasari sebagaimana dikutip oleh Suharyat (2009: 10-11) menyebutkan ada beberapa ciri minat, diantara sebagai berikut:

1) Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental Minat di semua bidang berubah selama terjadi perubahan fisik dan mental. Pada waktu pertumbuhan terlambat dan kematangan dicapai, minat menjadi lebih stabil. Anak yang berkembang lebih cepat atau lebih lambat dari pada teman sebayanya. Anak yang lambat matang akan menghadapi masalah sosial karena minat mereka minat anak, sedangkan minat teman sebayanya minat remaja.

2) Minat bergantung pada kesiapan belajar

Anak-anak tidak dapat mempunyai minat sebelum mereka siap secara fisik dan mental, sebagai contoh: mereka tidak dapat mempunyai minat yang sungguh-sungguh untuk permainan bola sampai mereka memiliki kekuatan dan koordinasi otot yang diperlukan untuk permainan tersebut.

3) Minat bergantung pada kesempatan belajar

Kesempatan untuk belajar bergantung pada lingkungan dan minat. Lingkungan anak sebagian besar terbatas pada rumah, minat mereka “tumbuh dari rumah”. Bertambah luasnya lingkaran sosial membuat mereka menjadi tertarik pada minat orang di luar rumah yang mulai mereka kenal.

4) Perkembangan minat terbatas

Ketidakmampuan fisik dan mental serta pengalaman yang terbatas membatasi minat anak. Anak yang cacat fisik misalnya, tidak mungkin mempunyai minat yang sama pada olah raga seperti teman sebaya yang perkembangann fisiknya normal.

5) Minat dipengaruhi oleh pengaruh budaya

Anak-anak mendapat kesempatan dari orang tua, guru dan orang lain untuk belajar mengenai apa saja yang oleh kelompok budaya yang mereka dianggap minat yang sesuai dan mereka tidak diberi


(36)

kesempatan untuk menekuni minat yang dianggap tidak sesuai bagi mereka oleh kelompok budaya mereka.

6) Minat berbobot emosional

Bobot emosional, aspek efektif, dari minat menentukan kekuatannya. Bobot emosional yang tidak menyenangkan melemahkan minat bobot emosional yang menyenangkan memperkuat.

7) Minat itu egosentrik

Sepanjang masa kanak-kanak, minat itu egosentris, misalnya: minat anak laki-laki pada matematika, sering berlandaskan keyakinan bahwa kepandaian di bidang matematika di sekolah akan merupakan langkah penting menuju kedudukan yang menguntungkan dan bergengsi di dunia usaha.

Berdasarkan ciri-ciri minat di atas, bila dikaitkan terhadap jurusan di sekolah, dapat diperoleh kesimpulan bahwa minat terhadap jurusan tidak dibawa sejak lahir namun minat terhadap jurusan berkembang sesuai kebutuhan dan terpengaruh oleh beberapa faktor internal maupun eksternal individu.

2.2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Terhadap Jurusan

Faktor minat mempunyai peranan yang sangat penting. Minat individu terhadap suatu objek, pekerjaan, orang, benda dan persoalan yang berkenaan dengan dirinya timbul karena ada faktor yang mempengaruhinya pada objek yang diamati. Menurut Sujanto sebagaimana dikutip oleh Suharyat (2009: 13-14), menyebutkan bahwa “faktor-faktor yang mempengaruhi minat ada 2, yakni faktor internal dan faktor eksternal.”

2.2.6.1 Faktor Internal

Beberapa faktor internal yang dapat mempengaruhi minat seorang individu, antara lain:

1) Motif adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan. 2) Sikap adalah adanya kecendrungan dalam subjek untuk menerima,

menolak suatu objek yang berharga baik atau tidak baik.

3) Permainan adalah merupakan suatu permasalahan tenaga psikis yang tertuju pada suatu subjek semakin intensif perhatiannya.


(37)

4) Pengalaman suatu proses pengenalan lingkungan fisik yang nyata baik dalam dirinya sendiri maupun di luar dirinya dengan menggunakan organ-organ indra.

5) Tanggapan adalah banyaknya yang tinggal dalam ingatan setelah itu melakukan pengamatan. Kalau kita lihat secara jeli, maka akan tampak suatu perbedaan antara pengamatan dan tanggapan, meskipun keduanya merupakan gejala yang saling berkaitan, karena tanggapan itu sebenarnya kesan yang tinggal setelah individu mengamati objek. Tanggapan itu terjadi setelah adanya pengamatan, maka semakin jelas individu mengamati suatu objek, akan semakin positif tanggapannya.

6) Persepsi merupakan proses untuk mengingat atau mengidentifikasikan sesuatu, biasanya dipakai dalam persepsi rasa, bila benda yang kita ingat atau yang kita identifikasikan adalah objek yang mempengaruhi oleh persepsi, karena merupakan tanggapan secara langsung terhadap suatu objek atau rangsangan.

2.2.6.2 Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang dimaksud adalah lingkungan. Lingkungan bisa juga mempengaruhi minat, karena lingkungan mempunyai peranan yang sangat penting terhadap individu, baik itu lingkungan fisik yang berhubungan dengan benda konkrit maupun lingkungan fisik yang berhubungan dengan jiwa seseorang. Lingkungan itu sendiri terbagi atas 2 bagian, yaitu:

1) Lingkungan fisik, yaitu berupa alat misalnya keadaan tanah.

2) Lingkungan sosial, yaitu merupakan lingkungan masyarakat dimana lingkungan ini adanya interaksi individu yang satu dengan yang lain. Keadaan masyarakat akan memberi pengaruh tertentu kepada individu.

Minat yang timbul pada seorang individu satu dengan individu yang lain akan berbeda. Hal ini dikarenakan perbedaan faktor yang mempengaruhi minat individu tersebut. Minat tidak timbul secara tiba-tiba atau spontan, melainkan timbul akibat dari kebutuhan, aktivitas, pengalaman dan lingkungan.


(38)

2.3 Layanan Bimbingan Kelompok

Layanan bimbingan kelompok merupakan kegiatan yang menekankan pada proses berfikir secara sadar, perasaan-perasaan dan perilaku-perilaku anggota untuk meningkatkan kesadaran akan pertumbuhan dan perkembangan individu. Penyelenggaraan layanan Bimbingan Kelompok terdapat beberapa prosedur yang harus dijalankan. Guna memudahkan pemahaman tentang layanan Bimbingan Kelompok, maka dalam pembahasan ini akan diuraikan tentang pengertian layanan bimbingan kelompok, tujuan layanan bimbingan kelompok, jenis layanan bimbingan kelompok, komponen layanan bimbingan kelompok, asas layanan bimbingan kelompok dan tahap penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok.

2.3.1 Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok

Layanan Bimbingan dan Konseling diselenggarakan melalui tiga format, yaitu: klasikal, individual dan kelompok. Salah satu strategi dalam meluncurkan layanan Bimbingan dan Konseling adalah layanan Bimbingan Kelompok. Menurut pandangan Sukardi (2008: 64) layanan Bimbingan Kelompok adalah:

Layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah individu secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari pembimbing/konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupannya sehari-hari baik individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Wibowo (2005: 17) memberikan pendapat senada mengenai layanan Bimbingan Kelompok yakni “suatu kegiatan kelompok dimana pimpinan kelompok menyediakan informasi-informasi dan mengarahkan diskusi agar anggota kelompok menjadi lebih sosial atau untuk membantu anggota-anggota kelompok


(39)

untuk mencapai tujuan-tujuan bersama.” Layanan Bimbingan Kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri konseli. Isi kegiatan layanan Bimbingan Kelompok terdiri atas penyampaian informasi yang berkenaan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan masalah sosial yang tidak disajikan dalam bentuk pelajaran.

Tohirin (2008: 170) memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai layanan Bimbingan Kelompok sebagai berikut:

Layanan Bimbingan Kelompok merupakan suatu cara memberikan bantuan (bimbingan) kepada individu melalui kegiatan kelompok. Melalui layanan Bimbingan Kelompok, aktivitas dan dinamika kelompok harus diwujudkan untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan atau pemecahan masalah individu yang menjadi peserta layanan. Layanan Bimbingan Kelompok membahas topik-topik umum yang menjadi kepedulian bersama anggota kelompok. Masalah yang menjadi topik pembicaraan dalam layanan Bimbingan Kelompok, dibahas melalui suasana dinamika kelompok secara intens dan konstruktif, diikuti oleh semua anggota kelompok dibawah bimbingan pemimpin kelompok (pembimbing/konselor).

Kegiatan layanan Bimbingan Kelompok akan terlihat hidup jika di dalamnya terdapat dinamika kelompok. Dinamika kelompok merupakan media efektif bagi anggota kelompok dalam mengembangkan aspek-aspek positif ketika mengadakan komunikasi antarpribadi dengan orang lain.

Berdasarkan beberapa pengertian layanan Bimbingan Kelompok di atas, maka dapat disimpulkan bahwa layanan Bimbingan Kelompok adalah suatu kegiatan kelompok yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok yaitu adanya interaksi saling mengeluarkan pendapat, memberikan tanggapan, saran, dan sebagainya, dimana pemimpin kelompok menyediakan informasi-informasi yang bermanfaat agar dapat membantu individu mencapai perkembangan yang optimal, mampu menyusun rencana, membuat


(40)

keputusan yang tepat, serta untuk memperbaiki dan mengembangkan pemahaman terhadap diri sendiri, orang lain, dan lingkungannya dalam menunjang terbentuknya perilaku yang lebih efektif.

2.3.2 Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok

Layanan Bimbingan Kelompok diselenggarakan bukan tanpa tujuan. Keberhasilan penyelenggaraan layanan Bimbingan Kelompok dilihat dari sejauhmana pencapaian tujuan layanan Bimbingan Kelompok. Menurut Prayitno (2004: 2-3) “layanan Bimbingan Kelompok mempunyai tujuan umum dan khusus.” Adapun tujuan umum dan khusus dari layanan Bimbingan Kelompok adalah sebagai berikut:

1) Tujuan Umum

Tujuan umum dari layanan Bimbingan Kelompok adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi peserta, khususnya kemampuan komunikasi peserta layanan. Kaitannya dengan hal ini, sering menjadi kenyataan bahwa kemampuan bersosisalisasi/ berkomunikasi seseorang sering terganggu oleh perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang tidak obyektif, sempit dan terkukung serta tidak efektif. Melalui layanan Bimbingan Kelompok, hal-hal yang menganggu atau menghimpit perasaan dapat diungkapkan, dilonggarkan, diringankan melalui berbagai cara, pikiran yang suntuk, buntu atau beku dicairkan dan didinamikakan melalui masukan dan tanggapan baru; persepsi dan wawasan yang menyimpang dan/atau sempit diluruskan dan diperluas melalui pencairan pikiran, penyadaran dan penjelasan; sikap yang tidak objektif, terkungkung dan tidak terkendali, serta tidak efektif digugat dan didobrak; kalau perlu diganti dengan yang baru, yang lebih efektif. Melalui kondisi dan proses berperasaan, berpikir, berpersepsi dan berwawasan terarah, luwes dan luas serta dinamis kemampuan berkomunikasi, bersosialiasi dan bersikap dapat dikembangkan. 2) Tujuan Khusus

Layanan Bimbingan Kelompok bermaksud membahas topik-topik tertentu yang mengandung permasalahan aktual (hangat) dan menjadi perhatian peserta. Melalui dinamika kelompok yang intensif, pembahasan topik-topik itu mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang diwujudkannya tingkah laku yang lebih efektif. Kaitannya dengan


(41)

hal ini kemampuan berkomunikasi verbal maupun non verbal anggota kelompok dapat ditingkatkan.

Diselenggarakannya layanan Bimbingan Kelompok ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peserta karena dengan dinamika kelompok yang dimunculkan dalam layanan ini, akan timbul interaksi antarpeserta sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan psikologis, seperti kebutuhan untuk bertukar pikiran dan berbagi perasaan, kebutuhan menemukan nilai-nilai kehidupan sebagai pegangan dan kebutuhan untuk menjadi lebih mandiri. Tujuan layanan Bimbingan Kelompok dibedakan menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum layanan Bimbingan Kelompok adalah mengembangkan kemampuan sosialiasi dan pribadi anggota kelompok. Tujuan khusus dari layanan Bimbingan Kelompok adalah pengembangan perasaan, pikiran, wawasan dan sikap yang menunjang diwujudkannya tingkah laku yang lebih efektif.

2.3.3 Jenis Layanan Bimbingan Kelompok

Layanan Bimbingan Kelompok merupakan salah satu penyelenggaraan layanan Bimbingan dan Konseling melalui pendekatan kelompok. Prayitno (1995: 25) menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan layanan Bimbingan Kelompok, ada dua jenis kelompok yang dapat dikembangkan, yaitu:

1) Kelompok Bebas

Anggota kelompok bebas melakukan kegiatan kelompok tanpa penugasan tertentu dan kehidupan kelompok itu memang tidak disiapkan secara khusus sebelumnya. Perkembangan yang akan timbul di dalam kelompok itulah nantinya yang akan menjadi isi dan mewarnai kehidupan kelompok itu lebih lanjut. Kelompok ini memberikan kesempatan kepada seluruh anggota kelompok untuk menentukan arah dan isi kehidupan kelompok itu.


(42)

2) Kelompok Tugas

Arah dan isi kegiatan kelompok tugas ditetapkan terlebih dahulu. Sesuai dengan namanya, kelompok tugas pada dasarnya diberi tugas untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, baik pekerjaan itu ditugaskan oleh pihak luar kelompok itu maupun tumbuh di dalam kelompok itu sendiri sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan kelompok itu sebelumnya.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa topik bahasan dalam layanan Bimbingan Kelompok dibedakan menjadi dua macam, yaitu layanan Bimbingan Kelompok topik tugas dimana dalam kegiatan ini topik yang dibahas ditentukan oleh pemimpin kelompok dan layanan Bimbingan Kelompok topik bebas yaitu kegiatan layanan Bimbingan Kelompok yang memberikan kesempatan kepada anggota kelompok untuk menentukan topik yang dibahas. Topik yang dibahas dalam layanan Bimbingan Kelompok baik dalam kelompok bebas maupun kelompok tugas dapat mencakup bidang-bidang sosial, pendidikan, karir, kehidupan berkeluarga, kehidupan beragama, dan lain sebagainya. Topik pembahasan bidang-bidang di atas dapat diperluas ke dalam sub-sub bidang yang relevan. Penelitian ini menggunakan layanan Bimbingan Kelompok dengan kelompok tugas, dimana permasalahan yang dibahas dalam kelompok nanti ditentukan oleh pemimpin kelompok (peneliti).

2.3.4 Komponen Layanan Bimbingan Kelompok

Penyelenggaraan layanan Bimbingan Kelompok terdapat dua pihak yang berperan di dalamnya. Menurut Prayitno (2004: 4-13) “kedua pihak yang berperan adalah pemimpin kelompok dan anggota kelompok.”

2.3.4.1 Pemimpin Kelompok

Pemimpin kelompok adalah konselor atau guru Bimbingan dan Konseling yang terlatih dan berwenang menyelenggarakan praktik secara profesional.


(43)

Pemimpin kelompok dituntut untuk memiliki keterampilan khusus dalam menyelenggarakan layanan Bimbingan Kelompok. Pemimpin kelompok diwajibkan menghidupkan dinamika kelompok di antara semua anggota seintensif mungkin yang mengarah kepada pencapaian tujuan-tujuan umum dan khusus layanan Bimbingan Kelompok.

1) Karakteristik Pemimpin Kelompok

Pemimpin kelompok diharapkan mempunyai tiga karakteristik dalam menjalankan tugas dan kewajiban profesionalnya, pertama adalah mampu membentuk kelompok dan mengarahkannya sehingga dinamika kelompok dalam nuansa interaksi antara anggota kelompok yang bebas, terbuka dan demokratik, konstruktif, saling mendukung dan meringankan beban, menjelaskan, memberikan pencerahan, memberikan rasa nyaman, menggembirakan dan membahagiakan serta mencapai tujuan bersama kelompok. Keduaadalah berwawasan luas dan tajam sehingga mampu mengisi, menjembatani, meningkatkan, memperluas dan mensinergikan konten bahasan yang tumbuh dalam aktivitas kelompok. Ketiga adalah memiliki kemampuan hubungan antarpersonal yang hangat dan nyaman, sabar dan memberi kesempatan, demokratik dan kompromistik (tidak antagonistik) dalam mengambil kesimpulan dan keputusan, tanpa memaksakan dalam ketegasan dan kelembutan, jujur dan tidak berpura-pura, disiplin dan kerja keras.

2) Peran Pemimpin Kelompok

Pemimpin kelompok dalam mengarahkan suasana kelompok melalui dinamika kelompok mempunyai peran, pertamaadalah pembentukan kelompok dari sekumpulan (calon) peserta (terdiri atas 8-10 orang) sehingga terpenuhi syarat-syarat kelompok yang mampu secara aktif mengembangkan dinamika kelompok. Kedua adalah penstrukturan dengan membahas bersama anggota kelompok tentang apa, mengapa dan bagaimana layanan Bimbingan Kelompok dilaksanakan. Ketiga

adalah pentahapan kegiatan layanan Bimbingan Kelompok. Keempat

adalah penilaian segera (laiseg) hasil layanan Bimbingan Kelompok.

Kelimaadalah tindak lanjut layanan.

2.3.4.2 Anggota Kelompok

Tidak semua kumpulan orang atau individu dapat dijadikan anggota layanan Bimbingan Kelompok. Layanan Bimbingan Kelompok diselenggarakan oleh seorang konselor atau guru Bimbingan dan Konseling dengan membentuk kumpulan individu menjadi sebuah kelompok yang memiliki persyaratan


(44)

sebagaimana tersebut di atas. Besarnya kelompok (jumlah anggota kelompok) dan homogenitas/heterogenitas anggota kelompok dapat mempengaruhi kinerja kelompok.

1) Besarnya Kelompok

Kelompok yang terlalu kecil, misalnya 2-3 orang akan mengurangi efektifitas layanan Bimbingan Kelompok. Kedalaman dan variasi pembahasan menjadi terbatas, karena sumbernya (para anggota kelompok) memang terbatas. Sebaliknya, kelompok yang terlalu besar juga kurang efektif. Partisipasi aktif individual dalam dinamika kelompok menjadi kurang intensif karena jumlah peserta terlalu banyak, kesempatan bicara dan memberikan/menerima “sentuhan” dalam kelompok kurang, padahal melalui “sentuhan-sentuhan” dengan frekuensi tinggi itulah individu memperoleh manfaat langsung dalam layanan Bimbingan Kelompok.

2) Homogenitas/Heterogenitas Kelompok

Perubahan yang intensif dan mendalam memerlukan sumber-sumber yang bervariasi. Layanan Bimbingan Kelompok memerlukan anggota kelompok yang dapat menjadi sumber-sumber bervariasi untuk membahas suatu topik atau memecahkan masalah tertentu. Anggota kelompok yang homogen kurang efektif dalam pelaksanaan layanan Bimbingan Kelompok. Sebaliknya, anggota kelompok yang heterogen akan menjadi sumber yang lebih kaya untuk pencapaian tujuan layanan. Pembahasan dapat ditinjau dari berbagai sesi, tidak monoton dan terbuka. Heterogenitas dapat mendobrak dan memecahkan kebekuan yang terjadi akibat homogenitas anggota kelompok.

3) Peran Anggota Kelompok

Peran anggota kelompok dalam layanan Bimbingan Kelompok bersifat dari, oleh dan untuk para anggota kelompok itu sendiri. Masing-masing anggota kelompok beraktivitas langsung dan mandiri dalam bentuk mendengarkan, memahami serta merespon dengan tepat dan positif (3M), berpikir dan berpendapat; menganalisis, mengkritisi dan beragumentasi; merasa, berempati dan bersikap; berpartisipasi dalam kegiatan bersama.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa layanan Bimbingan Kelompok dapat terselenggara dengan baik apabila komponen yang mendukung di dalamnya dapat berperan dengan baik pula. Layanan Bimbingan Kelompok tidak dapat terselenggara apabila salah satu dari kedua komponen tersebut tidak ada. Hubungan yang harmonis dan dinamis antara pemimpin kelompok dengan


(45)

anggota kelompok, akan memunculkan dinamika kelompok yang menunjang keefektifan layanan Bimbingan Kelompok dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai bersama.

2.3.5 Asas Layanan Bimbingan Kelompok

Sebagaimana penyelenggaraan layanan Bimbingan dan Konseling lainnya, penyelenggaraan layanan Bimbingan Kelompok juga menerapkan beberapa asas. Menurut Prayitno (2004: 14-15) asas yang diterapkan dalam layanan Bimbingan Kelompok antara lain sebagai berikut:

1) Kesukarelaan

Kesukarelaan anggota kelompok dimulai sejak awal rencana pembentukan kelompok oleh pemimpin kelompok. Kesukarelaan terus-menerus dibina melalui upaya pemimpin kelompok mengembangkan syarat-syarat kelompok yang efektif dan penstrukturan tentang layanan Bimbingan Kelompok. Berbekal kesukarelaan itu, anggota kelompok akan dapat mewujudkan peran aktif diri mereka masing-masing untuk mencapai tujuan layanan. 2) Kegiatan dan Keterbukaan

Anggota kelompok secara aktif dan terbuka menampilkan diri tanpa rasa takut, malu ataupun ragu. Dinamika kelompok semakin tinggi, berisi dan bervariasi. Masukan dan “sentuhan” semakin kaya dan terasa. Para peserta layanan Bimbingan Kelompok semakin dimungkinkan memperoleh hal-hal yang berharga dari layanan ini. 3) Kekinian

Anggota kelompok diminta mengemukakan hal-hal yang terjadi dan berlaku sekarang ini. Hal-hal atau pengalaman yang telah lalu dianalisis dan disangkut-pautkan kepentingan pembahasan hal-hal yang terjadi dan berlaku sekarang. Hal-hal yang akan datang direncanakan sesuai dengan kondisi yang ada sekarang.

4) Kenormatifan

Asas ini dipraktikan berkenaan dengan cara-cara berkomunikasi dan bertata-krama dalam kegiatan kelompok dan dalam mengemas isi bahasan.

5) Keahlian

Asas ini diperlihatkan oleh pemimpin kelompok saat mengelola kegiatan kelompok dalam mengembangkan proses dan isi pembahasan secara keseluruhan.


(46)

Penyelenggaraan layanan Bimbingan Kelompok haruslah menerapkan beberapa asas di atas. Semua yang terlibat dalam kegiatan layanan Bimbingan Kelompok, diharapkan dapat mendukung penerapan asas tersebut. Asas-asas tersebut menjadi tumpuan dalam berkegiatan agar berlangsung efektif dan sesuai dengan apa yang menjadi harapan bersama.

2.3.6 Tahap Penyelenggaraan Layanan Bimbingan Kelompok

Penyelenggaraan layanan Bimbingan Kelompok terdapat beberapa tahap yang harus dilalui. Menurut Tohirin (2008: 176-177) layanan Bimbingan Kelompok menempuh tahap-tahap kegiatan sebagai berikut:

1) Perencanaan yang mencakup kegiatan mengidentifikasi topik yang akan dibahas dalam layanan Bimbingan Kelompok, membentuk kelompok, menyusun jadwal kegiatan, menetapkan prosedur layanan, menetapkan fasilitas layanan dan menyiapkan kelengkapan administrasi.

2) Pelaksanaan yang mencakup kegiatan mengkomunikasikan rencana layanan Bimbingan Kelompok, mengorganisasikan kegiatan layanan Bimbingan Kelompok dan menyelenggarakan layanan Bimbingan Kelompok melalui tahap-tahap: (a) pembentukan, (b) peralihan, (c) kegiatan dan (d) pengakhiran.

3) Evaluasi yang mencakup kegiatan menetapkan materi evaluasi (apa yang akan dievaluasi), menetapkan prosedur dan standar evaluasi, menyusun instrumen evaluasi, mengoptimalisasikan instrumen evaluasi dan mengolah hasil aplikasi instrumen.

4) Analisis hasil evaluasi yang mencakup kegiatan menetapkan norma atau standar analisis, melakukan analisis dan menafsirkan hasil analisis.

5) Tindak lanjut yang mencakup kegiatan menetapkan jenis dan arah tindak lanjut, mengkomunikasikan rencana tindak lanjut kepada pihak-pihak yang terkait dan melaksanakan rencana tindak lanjut. 6) Laporan yang mencakup kegiatan menyusun laporan, menyampaikan

laporan kepada pihak-pihak yang terkait dan mendokumentasikan laporan layanan.

Layanan Bimbingan Kelompok diselenggarakan melalui empat tahap kegiatan. Tahap-tahap kegiatan layanan Bimbingan Kelompok yang akan dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:


(47)

Tabel 2.1

Rancangan Kegiatan Layanan Bimbingan Kelompok

No. Komponen Kegiatan yang akan

dilakukan Deskripsi Pelaksanaan 1 Pembentukan 1. Mengucapkan salam

2. Mengucapkan terima kasih

3. Mengawali dengan berdoa

4. Memperkenalkan diri secara terbuka

5. Menjelaskan tentang layanan Bimbingan Kelompok

6. Menjelaskan peranan-nya sebagai pemimpin kelompok

7. Mengungkapkan maksud dan tujuan layanan Bimbingan Kelompok

1. Pemimpin kelompok mengucapkan salam sebagai awal kegiatan 2. Pemimpin kelompok

mengucapkan terima kasih atas kehadiran anggota kelompok dan ketersediaannya mengikuti kegiatan layanan Bimbingan Kelompok

3. Pemimpin kelompok memimpin berdoa supaya kegiatan layanan Bimbingan Kelompok berjalan dengan lancar

4. Pemimpin kelompok memperkenalkan diri tentang identitasnya 5. Pemimpin kelompok

menjelaskan pengerti-an laypengerti-anpengerti-an Bimbingpengerti-an Kelompok yaitu suatu kegiatan yang mem-bahas tentang topik-topik tertentu yang bersifat umum dan menjadi kepedulian bersama

6. Pemimpin kelompok menjelaskan peranan-nya sebagai pengatur jalannya kegiatan layanan Bimbingan Kelompok

7. Pemimpin kelompok mengungkapkan mak-sud dan tujuan layanan Bimbingan Kelompok yaitu untuk mem-bangun sosialisasi dan komunikasi antara


(48)

8. Menyampaikan asas-asas layanan Bim-bingan Kelompok

9. Mengadakan kontrak waktu

10. Permainan (dinamika kelompok)

sesama anggota, me-nambah wawasan serta pemahaman anggota terhadap suatu topik tertentu

8. Pemimpin kelompok menyampaikan asas-asas layanan Bimbing-an Kelompok yaitu asas kesukarelaan, kegiatan, keterbukaan, kekinian, kenormatifan dan keahlian

9. Pemimpin kelompok mengadakan kontrak waktu kurang lebih 45-60 menit setiap kali pertemuan

10. Pemimpin kelompok mengadakan permain-an agar lebih spermain-antai dpermain-an terbangunnya dinamika kelompok

2 Peralihan 1. Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap selanjut-nya

2. Menjelaskan peranan anggota kelompok

3. Menanyakan kesiapan anggota kelompok menjalani kegiatan selanjutnya

4. Menanyakan suasana hati dan perasaan anggota kelompok

1. Pemimpin kelompok menjelaskan tentang kegiatan yang akan ditempuh pada tahap kegiatan

2. Pemimpin kelompok menjelaskan peranan anggota kelompok bahwa mereka harus mampu mengeluarkan pendapat serta mampu mendengarkan

pendapat orang lain 3. Pemimpin kelompok

menanyakan apakah anggota kelompok sudah siap mengikuti kegiatan selanjutnya 4. Pemimpin kelompok

menanyakan untuk mengetahui perasaan anggota kelompok apakah masih tegang atau sudah rileks


(49)

3 Kegiatan 1. Mengemukakan topik yang akan dibahas

2. Membahas secara tuntas dan mendalam akan topik yang telah disepakati

3. Diskusi (tanya jawab)

4. Memberikan kesem-patan kepada peserta agar menyampaikan pendapatnya

5. Memperhatikan dan mendengarkan secara aktif, khususnya memperhatikan masalah yang apabila dibiarkan dapat mengganggu suasana kelompok

6. Memberikan penguatan

1. Pemimpin kelompok menjelaskan topik yang akan dibahas pada kegiatan ini adalah meningkatkan minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan

2. Pemimpin kelompok bersama anggota kelompok membahas topik tentang meningkatkan minat terhadap jurusan Teknik Gambar

Bangunan secara tuntas 3. Pemimpin kelompok

bersama anggota kelompok mendiskusi-kan topik tersebut 4. Pemimpin kelompok

meminta anggota kelompok untuk mengemukakan pen-dapat tentang topik yang telah dibahas 5. Pemimpin kelompok

mengatur suasana kegiatan dan meman-tau apakah semua anggota sudah menge-luarkan pendapat tentang topik tersebut 6. Pemimpin kelompok

memberikan penguatan bagi anggota kelompok yang sudah memberi-kan pendapat

4 Pengakhiran 1. Mengemukakan bah-wa kegiatan akan se-gera berakhir

2. Mengemukakan hasil dari kegiatan dan ke-simpulan

1. Pemimpin kelompok menyampaikan bahwa kegiatan layanan Bimbingan Kelompok akan segera diakhiri 2. Pemimpin kelompok

dan anggota kelompok mengemukakan hasil dan kesimpulan


(50)

ten-3. Mengharapkan agar apa yang diperoleh dari kegiatan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari

4. Meminta anggota ke-lompok mengungkap-kan kesan dan pesan

5. Mengucapkan terima kasih

6. Mengakhiri kegiatan dengan berdoa 7. Mengucapkan salam

dan berjabat tangan

tang topik yang di-bahas

3. Pemimpin kelompok mengemukakan harap-an agar harap-anggota kelom-pok mampu mening-katkan minat terhadap jurusan Teknik

Gambar Bangunan 4. Pemimpin kelompok

meminta anggota ke-lompok untuk meng-ungkapkan pesan dan kesan setelah meng-ikuti kegiatan Bim-bingan Kelompok 5. Pemimpin kelompok

mengucapkan terima kasih kepada anggota kelompok atas parti-sipasinya mengikuti kegiatan layanan Bimbingan Kelompok 6. Pemimpin kelompok

mengakhiri kegiatan dengan berdoa 7. Pemimpin kelompok

mengucapkan salam perpisahan dan ber-jabatan tangan dengan anggota kelompok Tahap penyelenggaraan layanan Bimbingan Kelompok di atas merupakan suatu tahapan yang sistematis. Tahapan tersebut harus dilakukan secara berurutan tanpa meninggalkan salah satu dari tahapan tersebut. Setiap tahapan menjadi penting dalam menentukan keberhasilan penyelenggaraan layanan Bimbingan Konseling. Oleh karena itu, diharapkan persiapan yang matang dan profesionalitas pemimpin kelompok dalam mengorganisasi setiap tahapan.


(51)

2.4 Eksistensi Bimbingan dan Konseling Terhadap Peminatan

Siswa dalam Implementasi Kurikulum 2013

Pengembangan Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan di dalamnya terdapat perubahan program yang berkaitan langsung dengan layanan Bimbingan dan Konseling adalah peminatan siswa. Peminatan siswa dimaknai sebagai fasilitas bagi perkembangan siswa agar secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga mencapai perkembangan optimal. Tercapainya perkembangan optimal diharapkan siswa mampu mengambil pilihan dan keputusan secara sehat dan bertanggung jawab serta memiliki daya adaptasi tinggi terhadap dinamika kehidupan yang dihadapinya.

Peminatan siswa merupakan suatu proses pengambilan pilihan dan keputusan oleh siswa dalam bidang keahlian yang didasarkan atas pemahaman potensi diri dan peluang yang ada. Bimbingan dan Konseling dalam konteks ini membantu siswa untuk memahami diri, menerima diri, mengarahkan diri, mengambil keputusan diri, merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab. Bimbingan dan Konseling membantu siswa mencapai perkembangan optimal dan kemandirian dalam kehidupannya serta menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi. Di samping itu juga membantu individu dalam memilih, meraih dan mempertahankan karir untuk mewujudkan kehidupan yang produktif dan sejahtera, serta untuk menjadi warga masyarakat yang peduli kemaslahatan umum melalui pendidikan.


(52)

Gambar 2.2

Posisi Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan

Keberhasilan proses pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan nasional melibatkan manajemen, pembelajaran, serta Bimbingan dan Konseling. Bimbingan dan Konseling merupakan bagian integral dalam pendidikan yang memposisikan kemampuan siswa untuk mengeksplorasi, memilih, berusaha meraih, dan mempertahankan karir yang ditumbuh-kembangkan secara komplementer oleh guru Bimbingan dan Konseling dan oleh guru mata pelajaran dalam setting pendidikan. Peminatan siswa yang difasilitasi oleh Bimbingan dan Konseling, tidak berakhir pada penetapan pilihan dan keputusan bidang keahlian yang dipilih siswa, melainkan harus diikuti layanan pembelajaran yang mendidik, aksesibilitas perkembangan yang luas dan penyiapan lingkungan perkembangan belajar yang mendukung.

2.5 Meningkatkan Minat Terhadap Jurusan Teknik Gambar

Bangunan Melalui Layanan Bimbingan Kelompok

Minat terhadap jurusan adalah ketertarikan dan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan secara lebih atau terlibat secara langsung terhadap suatu hal untuk memiliki prospek pekerjaan atau jabatan tertentu yang sesuai dengan


(53)

keinginannya, serta bersifat tidak permanen, tetapi bersifat sementara atau dapat berubah-ubah sesuai dengan adanya kebutuhan pada seseorang tersebut. Minat terhadap jurusan yang berkembang dalam diri seseorang merupakan akumulasi minat yang berkembang, sejalan dengan pengalaman, sikap dan keinginannya.

Beberapa ahli berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subjek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada. Misalnya seseorang menaruh minat pada bidang arsitektur, sebelum mengajarkan cara membuat sketsa bangunan terlebih dahulu diberikan informasi mengenai peluang kerjanya untuk menarik perhatian, kemudian sedikit demi sedikit diarahkan ke materi yang akan diberikan. Selain memanfaatkan minat yang telah ada, menurut Taner & Taner sebagaimana dikutip oleh Slameto (2010: 181) “dapat pula dengan usaha membentuk minat-minat baru pada diri individu. Hal tersebut dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada individu mengenai hubungan antara suatu bahan materi yang akan diberikan dengan bahan materi yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi individu di masa yang akan datang.”

Menurut Slameto (2010: 181), “cara lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat yaitu dengan memakai intensif dalam usaha mencapai tujuan.” Intensif merupakan alat yang dipakai untuk mempersuasi seseorang agar melakukan sesuatu yang tidak mau melakukannya atau yang tidak dilakukannya dengan baik. Intensif yang diberikan berupa informasi yang berguna dan sesuai dengan kebutuhan seseorang. Pemberian intensif diharapkan akan membangkitkan minat terhadap suatu subjek, dalam hal ini yaitu jurusan Teknik Gambar Bangunan.


(54)

Layanan Bimbingan Kelompok diartikan sebagai suatu kegiatan kelompok yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok yaitu adanya interaksi saling mengeluarkan pendapat, memberikan tanggapan, saran, dan sebagainya, dimana pemimpin kelompok menyediakan informasi-informasi yang bermanfaat agar dapat membantu individu mencapai perkembangan yang optimal, mampu menyusun rencana, membuat keputusan yang tepat, serta untuk memperbaiki dan mengembangkan pemahaman terhadap diri sendiri, orang lain, dan lingkungannya dalam menunjang terbentuknya perilaku yang lebih efektif. Sebagai makhluk pribadi dan sosial, manusia selalu membutuhkan orang lain. Manusia merasa senang apabila dapat membantu orang lain dan merasa aman apabila berada dalam kelompoknya.

Layanan Bimbingan Kelompok memberikan kesempatan kepada anggota kelompok untuk berinteraksi antarpribadi yang khas. Memanfaatkan interaksi sosial yang intensif dan dinamis selama pelaksanaan layanan, apa yang menjadi tujuan layanan sesuai dengan kebutuhan individu anggota kelompok dapat tercapai dengan baik. Bagi peserta, layanan Bimbingan Kelompok dapat bermanfaat sekali karena melalui interaksi dengan semua anggota kelompok, mereka dapat memenuhi beberapa kebutuhan psikologis, seperti kebutuhan untuk bertukar pikiran, berbagi perasaan, dan menemukan nilai-nilai kehidupan sebagai pegangan untuk menjadi pribadi yang lebih mandiri.

Siswa yang telah memilih jurusan Teknik Gambar Bangunan adalah mereka telah mempunyai minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan, hal tersebut merupakan minat awal yang telah ada pada siswa. Penyebab menurunnya minat beberapa siswa terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan adalah


(55)

pengaruh beberapa faktor. Minat seseorang bersifat fluktuatif dan berubah-ubah. Berdasarkan pendapat dari Slameto diatas, minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan dapat ditingkatkan dengan memanfaatkan minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan yang telah ada sebelumnya.

Menurut Munandir (1996: 146) “mempelajari minat individu penting dalam pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di sekolah.” Minat individu berkaitan dengan bidang Bimbingan dan Konseling, yaitu bidang karir. Upaya dalam meningkatkan minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan dapat melalui layanan Bimbingan Kelompok dengan menekankan pada fungsi pemahaman dan pengembangan bidang karir yang di dalamnya termasuk minat terhadap jurusan Teknik Gambar Bangunan. Sesuai dengan ciri khas SMK yang menekankan pengembangan keterampilan kejuruan bagi siswanya, menurut Prayitno (1997: 69) “bidang bimbingan karir di SMK lebih diwarnai oleh pelayanan bagi pengembangan keterampilan kejuruan dan aplikasinya dalam dunia kerja di masyarakat sesuai minat yang ada.” Prayitno lebih lanjut lagi menjelaskan bidang bimbingan karir dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut:

1) Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karir dan pilihan kejuruan.

2) Pemantapan dalam cita-cita karir dan kejuruan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan.

3) Pemantapan dalam sikap positif dan obyektif terhadap pilihan kejuruan.

4) Orientasi terhadap usaha memperoleh penghasilan untuk kebutuhan hidup.

5) Pengembangan dan pemantapan informasi tentang kondisi tuntutan dunia kerja, jenis-jenis pekerjaan tertentu serta latihan kerja sesuai dengan karir dan kejuruan yang dipilihnya.

6) Pengembangan dan pemantapan keterampilan kejuruan.

7) Orientasi pendidikan dan pekerjaan berkenaan dengan pendidikan tambahan atau lebih tinggi sesuai dengan pilihan karir atau kejuruan. 8) Pelayanan kepada tamatan untuk mencari pekerjaan atau


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN MINAT MENGIKUTI KEGIATAN KEPRAMUKAAN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X 4 SMA NEGERI 11 SEMARANG

1 6 170

MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PERMAINAN PADA SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 13 SEMARANG TAHUN AJARAN 2012 2013

1 18 176

MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI TERHADAP PROGRAM KEAHLIAN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PURBALINGGA TAHUN AJARAN 2012 2013

0 10 344

Upaya Meningkatkan Kepercayaan Diri Melalui Layanan Bimbingan Kelompok pada Siswa Kelas X SMK NEGERI 1 Jambu

4 20 241

MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA DI KELAS X SMK NEGERI 4 MEDAN TAHUN AJARAN 2016-2017.

0 2 27

PENERAPAN MODEL PAKEM (PARTISIPATIF, AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN) PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK BANGUNAN SMK NEGERI 1 STABAT TAHUN AJARAN 2013 / 2014.

0 2 52

MENINGKATKAN SIKAP JUJUR MELALUI PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SELESAI TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 3 25

MENINGKATKAN MINAT KEWIRAUSAHAAN (ENTERPRENEURSHIP) MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK HOME ROOM PADA SMK NEGERI 2 TEBING TINGGI TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 1 29

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK BANGUNAN SMKN 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 43

MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PERMAINAN PADA SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 13 SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 1 176