MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI PENERAPAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VIII-4 SMP NEGERI 1 TIGAPANAH KABUPATEN KARO TAHUN AJARAN 2014/2015.

(1)

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI PENERAPAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VIII-4 SMP NEGERI 1 TIGAPANAH KAB. KARO

TAHUN AJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Oleh:

RUTH VITRIANI GINTING

1103151060

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2014


(2)

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI PENERAPAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VIII-4 SMP NEGERI 1 TIGAPANAH KAB. KARO

TAHUN AJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Oleh:

RUTH VITRIANI GINTING

1103151060

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2014


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Angket Keterampilan Berpikir Kritis………..…… 90

Lampiran 2 Sebaran Data Uji Coba Angket Keterampilan Berpikir Kritis……… 94

Lampiran 3 Perhitungan Validitas Angket Keterampilan Berpikir Kritis……… 95

Lampiran 4 Perhitungan Reliabilitas Angket Keterampilan Berpikir Kritis……… 98

Lampiran 5 Angket Keterampilan Berpikir Kritis (Valid)…………... 101

Lampiran 6 Rencana Program Pelayanan Bimbingan Konseling (APBK)………..……… 104

Lampiran 7 Photo Dokumentasi Penelitian ……… 129

Lampiran 8 Nilai Koefisian Korelasi ……… 136

Lampiran 9 Evaluasi Diri ………. 137

Lampiran 10 Instrumen Observasi Keterampilan Berpikir kritis…….. 138

Lampiran 11 Penilaian Praktek Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan Kelompok ... 140


(8)

i

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat kasih karuniaNya yang selalu Dia limpahkan kepada anak-anakNya yang percaya kepadaNya.

Puji Tuhan, atas berkat dan pertolongan-Nya penulis dapat menyusun skripsi yang berjudul “ Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Penerapan Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama Pada Siswa Kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Tigapanah Kabupaten Karo Tahun Ajaran 2014/2015 ”, yang disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor UNIMED.

2. Bapak Drs. Nasrun, MS, selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, bapak

Prof. Dr. Yusnaidi, MS selaku Pembantu Dekan I, bapak Drs. Aman

Simare-mare, MS selaku Pembantu Dekan II dan bapak Drs. Edidon

Hutasuhut, M.Pd selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd Selaku Ketua Jurusan Psikologi

Pendidikan dan Bimbingan Universitas Negeri Medan, serta Sekretaris

Jurusan Ibu Dra. Nurarjani, M.Pd

4. Ibu Nani Barorah Nasution S.Psi, MA, selaku Dosen Pembimbing

Akademik dan Pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan

bimbingan, arahan, semangat dan saran guna kesempurnaan skripsi ini.

5. Ibu Prof. Dr. Asih Menanti, MS, S.Psi, Ibu Dra. Nurarjani, M.Pd dan Ibu


(9)

ii

masukan-masukan yang sangat bermanfaat bagi penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang

telah banyak memberikan ilmu, bimbingan, dukungan, saran dan motivasi,

kepada peneliti selama di dalam maupun di luar perkuliahan.

7. Seluruh Staf dan Pegawai Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Medan atas kerjasama dan bantuan kepada peneliti terutama dalam usaha

surat-menyurat.

8. Bapak Ralim Tarigan, S.Pd, M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1

Tigapanah, Ibu/Bapak wakil kepala sekolah Bapak Waldensius Sinaga,

S.Pd, Bapak Ninjo Tarigan, S.Pd, Bapak Bekki Tarigan, S.Pd, Bapak

Rustel Ginting, S.Pd dan Ibu Paskawati br Ginting, S.Pd selaku Guru BK

di SMP Negeri 1 Tigapanah, Bapak/ Ibu Staf Pegawai beserta siswa kelas

VIII-4 dan VIII-6 SMP Negeri 1 Tigapanah yang telah banyak membantu

saya selama proses penelitian berlangsung .

9. Teristimewa penulis sampaikan kepada kedua orang tua saya tercinta,

Bapak (Rustel Ginting, S.Pd) dan Mamak (Riama Agustina br Tarigan)

yang tidak henti-hentinya memberikan doa dan dukungan baik itu moril

maupun materil. Melalui mereka juga saya mendapatkan semangat yang

luar biasa dan merasakan kasih Tuhan yang luar biasa. Bapak dan Mamak

adalah inspirasi dan sumber semangat saya dalam menyelesaikan studi ini.

Tak lupa buat abang dan kakakku (Roy Theopilus Ginting, Riani br


(10)

iii

selalu memberikan saya dukungan dan semangat. Terima kasih atas segala

dukungan dan kasih sayang yang diberikan selama ini.

10.Untuk sahabat-sahabatku (Pintan Ulina br Sembiring, Delimaretta br

Sembiring, S.Pd, David Simanjuntak, Andri Tarigan, Joppy Sinulingga,

Meydica br Ginting, Rinaldi Franata Sitepu, Oki Gunanta Sembiring, dan

Roy Gurusinga) yang selalu mau mendengarkan keresahan dan membantu

dalam menyelesaikan skripsi ini, terimakasih selama ini sudah menjadi

sahabat dikala susah dan senang.

11.Untuk teman-teman seperjuanganku (Birul, Dani, Suchi, Mutiara, July,

Nina Agrina, dan Harwansyah) yang telah banyak membantu dan saling

berbagi dalam memberikan masukan kepada penulis. Seluruh teman-teman

BK 2010 yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terimakasih untuk

segala dukungan dan bantuan yang telah kalian berikan.

Penulis menyadari masih banyak kesalahan baik dari isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, saya ucapkan terima terima kasih.

Medan, Agustus 2014

Penulis,

RUTH VITRIANI GINTING NIM. 1103151060


(11)

i

ABSTRAK

RUTH VITRIANI GINTING. NIM: 1103351060. Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Penerapan Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama Pada Siswa Kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Tigapanah Kabupaten Karo Tahun Ajaran 2014/ 2015. Skripsi. Jurusan Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan. 2014

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Tigapanah Tahun Ajaran 2014-2015. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan data melalui angket. Instrumen yang digunakan adalah angket keterampilan berpikir kritis untuk menjaring data tentang keterampilan berpikir kritis siswa yang sebelumnya diuji cobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket. Instrumen diberikan sebelum dan sesudah pemberian layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling (PTBK) yang terdiri dari 2 siklus, siklus I dan siklus II masing-masing siklus dilakukan dua kali pertemuan. Analisis data menggunakan perhitungan Persentase.

Berdasarkan hasil analisis angket sebelum diberikan tindakan, diketahui bahwa dari 31 orang siswa diperoleh 10 orang siswa yang bermasalah dalam

keterampilan berpikir kritis. Sepuluh orang siswa tersebut 2 memperoleh skor

dengan kriteria tinggi dan 2 orang dengan kriteria sedang dan 6 orang dengan kriteria rendah. Dari hasil analisis data pada siklus I setelah diberikan tindakan diketahui 4 orang siswa yang mengalami peningkatan kemampuan keterampilan berpikir, sehingga persentase keberhasilan memperoleh 40%. Pada siklus II terjadi peningkatan pada keterampilan berpikir kritis siswa yaitu 80% karena diperoleh 8 orang siswa yang mengalami peningkatan. Walaupun masih ada 2 orang siswa yang dikategorikan sedang, namun tingkat keberhasilan layanan sudah mencapai target yakni di atas 75%. Sedangkan jika dilihat keberhasilan keseluruhan siswa yang mengikuti kegiatan yaitu mencapai 93,5%.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama pada kelas VIII-4 di SMP Negeri 1 Tigapanah Tahun Ajaran 2014-2015. Layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama ini dapat digunakan untuk membantu meningkatkan dan memperbaiki kemampuan berpikir siswa dalam belajar.

Kata kunci: keterampilan berpikir kritis, bimbingan kelompok teknik sosiodrama.


(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Perencanaan Perangkat Penilaian ………... 45

Tabel 3.2 Perencanaan Perangkat Penilaian………. 50

Tabel 3.3 Skala Pengukuran Berpikir Kritis Siswa………. 55

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Sebelum valid………. 55

Tabel 3.5 Jadwal Penelitian……….….……….. 59

Tabel 4.1 Kisi-kisi Angket Sesudah Validitas….. ……… 62

Tabel 4.2 Kisi-kisi Angket Penomoran Baru..……….. 63

Tabel 4.3 Hasil Skor Angket Pra-Siklus…..………. 65

Tabel 4.4 Keterampilan Berpikir Kritis Sebelum Tindakan ……… 66

Tabel 4.5 Daftar siswa Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama………. 67

Tabel 4.6 Jadwal Siklus 1……….…….………. 68

Tabel 4.7 Data Hasil Keterampilan Berpikir Kritis Siklus 1……….. 72

Tabel 4.8 Jadwal Siklus 2……… 75

Table 4.9 Rancangan Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok……... 78


(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Skema Faktor Keterampilan Berpikir Kritis ……….. 15


(14)

DAFTAR DIAGRAM

Halaman Diagram 4.1 Keterampilan Berpikir Kritis Pra-Siklus 1………. 67

Diagram 4.2 Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis siklus 1…..……… 73


(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Ungkapan bahwa banyaknya pelajar yang “tidak berpikir” sering kita dengar. Padahal kita tahu bahwa sekolah itu merupakan faktor penentu bagi

perkembangan kepribadian siswa, baik dalam cara berpikir, bersikap maupun cara

berperilaku. Mereka pergi ke sekolah tetapi cara belajar mereka terbatas

mendengarkan keterangan guru, kemudian mencoba memahami ilmu pengetahuan

yang diajarkan oleh guru mereka (Hassoubah, 2004:9).

Menurut Nunan (Aryesta, 2013 : 7) mengatakan setiap pelajar mempunyai

cara belajar yang berbeda-beda sesuai dengan kepribadian masing-masing siswa,

dengan kata lain kebiasaan atau gaya belajar mengacu pada cara belajar yang

lebih disukai pelajar. Umumnya, dianggap bahwa gaya belajar seseorang berasal

dari variabel kepribadian, termasuk susunan kognitif, psikologis, latar belakang

sosio cultural, dan pengalaman pendidikan. Menurut Hassoubah (2004 :10)

kebiasaan belajar yang di ambil dalam pembahasan ini adalah cara belajar siswa

yang cenderung menghafal meteri pelajaran tanpa memahami pelajaran tersebut

dan cara belajar siswa yang benar-benar memahami atau mendengarkan

penjelasan guru ketika menerangkan, namun, kebiasaan cara belajar pelajar yang

menghafal sering sekali terjadi di kalangan pelajar. Hal itu sangat terlihat ketika

menghadapi ujian, para pelajar akan mati-matian menghafal materi pelajaran

secara berulang-ulang sampai mereka yakin telah menghafal materi tersebut

secara keseluruhan tanpa memahaminya, ketika menghadapi ujian, mereka


(16)

2

seperti ini, dalam pengertian yang khusus bukanlah suatu keberhasilan dan

merupakan cara belajar yang tidak kita inginkan (Hassoubah, 2004 : 10).

Sayang sekali didalam sistem pendidikan dewasa ini, ada pelajar yang

gagal memahami pelajaran adalah pelajar yang cenderung menghafal tanpa

mengerti apa yang mereka pelajari. Pada akhirnya, kedua jenis pelajar (mereka

yang memahami dan mereka yang menghafal) mampu menjawab soal ujian

dengan baik. Meskipun belum ada penelitian yang konkret yang menyatakan jika

para pelajar tersebut ditanya setelah ujian selesai, apakah mereka masih ingat ilmu

pengetahuan yang telah mereka pelajari tersebut, dan tidak heran juga jika mereka

sudah lupa apa yang telah mereka pelajari atau apa yang mereka tuliskan untuk

menjawab soal-soal ujian tersebut (Hassoubah, 2004: 11).

Seperti yang kita ketahui bahwa pada zaman yang semakin pesat ini,

perkembangan yang pesat dianggap sebagai peluang yang bisa dimanfaatkan

untuk memacu diri. Dan karena pesatnya perkembangan, ada sebagian yang

sanggup mengikutinya, ada sebagian lagi yang gagal. Umumnya kelompok ini

adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai.

Dalam keadaan yang demikian menjadi orang pintar saja belum cukup. Agar

mampu menghadapi persaingan kedepan, dibutuhkan orang yang mampu berpikir

kritis. Banyak yang mengatakan salah satu ciri orang pintar adalah mampu

berpikir kritis, dengan berpikir kritis kita mampu menuju kehidupan yang lebih

berarti, seseorang tidak dapat melarikan diri dari berpikir, dan berpikir secara


(17)

3

Dari hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan pada tanggal 21 Februari

2014 di SMP Negeri 1 Tigapanah melalui observasi yang saya lakukan

memperlihatkan banyaknya siswa yang belajar dengan cara menghafal, suka

menunda-nunda mengerjakan tugas dari guru, sulit berkonsentrasi dalam belajar,

rasa ingin tahu yang rendah, kurang percaya diri, dan hanya mendengarkan tanpa

mengkaji pelajaran yang sedang berlangsung. Hasil wawancara dengan guru

pembimbing di sekolah dan beberapa guru wali kelas mengatakan bahwa

kebanyakan siswa kurang memperhatikan pelajaran, ada yang melamun, ada yang

pura-pura mengerti tetapi sebenarnya tidak mengerti tentang pelajaran tersebut,

juga kebanyakan siswa hanya menggunakan istilah “datang duduk diam” selama

pelajaran berlangsung. Para pelajar kebanyakan datang ke sekolah hanya sekedar

suatu aktivitas rutin yang mereka jalani, tidak peduli apakah mereka mendapat

ilmu pengetahuan pada hari tersebut atau tidak, demikian para guru juga

terkadang tidak terlalu memperdulikan apakah siswa-siswa tersebut sudah

memahami pelajaran yang diberikan atau tidak. Dan juga disebabkan dari

beberapa faktor, yaitu faktor keluarga yang hanya menjadikan sekolah itu sebagai

tempat formalitas untuk belajar, adanya ketidakinginan untuk ingin lebih tahu dari

apa yang di ajarkan gurunya, adanya pengaruh game online yang menyita pikiran

siswa sehingga menjadi kecanduan untuk bermain sehingga malas untuk belajar,

kurangnya kepedulian para guru untuk memacu siswa untuk berpikir kritis di

dalam belajar karena tidak semua guru yang mempunyai keahlian untuk memacu

keterampilan berpikir kritis bersedia mengapresiasikannya kepada para siswa

ketika proses belajar mengajar berlangsung. Peranan guru pembimbing dalam


(18)

4

sehingga siswa kurang berminat untuk berdiskusi dengan guru pembimbing di

sekolah.

Dalam dunia pendidikan dan proses belajar mengajar, siswa tidak boleh di

perlakukan seperti busa (spons) di dalam kelas yang menyerap ilmu dari guru,

tanpa diberi kesempatan untuk bertanya, melakukan penilaian atau investigasi dan

mengembangkan kemampuan berpikirnya secara kritis serta mempraktikkannya.

Oleh karena itu, sangat jarang di temukan siswa yang mengikuti pelajaran dengan

menggunakan cara berpikir yang kritis untuk lebih mendalami pelajaran tersebut.

Para pelajar lebih cenderung hanya mendengarkan tanpa mau bersusah payah

untuk berpikir tentang pelajaran yang berlangsung (Hassoubah, 2004:86).

Dalam beberapa tahun terakhir ini, “berpikir kritis” telah menjadi suatu

istilah yang “sangat popular” dalam dunia pendidikan. Karena banyak alasan para

pendidik menjadi lebih tertarik mengajarkan keterampilan-keterampilan atau cara

untuk berpikir secara kritis, karena banyaknya para pelajar yang saat ini sering

belajar tanpa menggunakan pikiran mereka atau sering disebut belajar tanpa

berpikir (Fisher, 2009:1).

Pada saat yang seperti ini, seharusnya para pelajar mengevaluasi diri

mereka dan berusaha. Mereka tidak boleh berdiam diri saja, hanya mendengar dan

menghafal ilmu pengetahuan yang mereka terima dari para pendidik. Karena para

pelajar ini kelak akan menjadi orang dewasa yang akan menghadapi dunia yang

penuh dengan tantangan dan permasalahan. Pelajar ini akan menjadi pemimpin di

masa depan, dan harus di persiapkan untuk menghadapi tantangan dan

permasalahan hidup. Tantangan dan permasalahan inilah yang akan dihadapi oleh


(19)

5

kemampuan berpikir mereka secara kritis, sehingga dapat mengembangkan diri

mereka dalam membuat keputusan, penilaian serta menyelesaikan masalah

(Hassoubah, 2004:12).

Menurut Morgan (dalam Sutrisno, 2010) dalam pendidikan, pentingnya

kemampuan berpikir kritis tak lepas dari teori konstruk pemikiran, dalam artian

kurikulum menginginkan peserta didik mampu memiliki sebuah daya dalam hal

membangun kerangka berpikir kritis dan menerapkannya dengan baik. Namun

kemampuan ini seringkali tidak diberdayagunakan oleh guru-guru dalam

mengeksplor kemampuan kognitif siswa, banyak proses pembelajaran yang di

gunakan oleh guru yang hanya mengandalkan sebuah istilah “yang penting pembelajaran ada”, tetapi mereka tidak memahami bahwa bukan hanya dari segi itu kemampuan kognitif siswa akan tercapai. Benar terlihat ada pembelajaran tapi

kualitas yang ada hanyalah sebuah standar yang benar-benar tidak menghasilkan

apa-apa. Perlu kita ketahui bahwa salah satu kecakapan hidup (life skill) yang

perlu dikembangkan melalui proses pendidikan adalah keterampilan berpikir,

salah satunya adalah keterampilan berpikir kritis.

Berpikir kritis adalah suatu kemampuan yang dapat memberikan efek

positif bagi peserta didik di dalam pendidikannya. Kemampuan seseorang untuk

dapat berhasil dalam kehidupannya antara lain di tentukan oleh cara berpikirnya,

terutama dalam upaya memecahkan masalah-masalah kehidupan yang

dihadapinya.

Berpikir kritis merupakan suatu kompetensi yang harus dilatihkan pada

peserta didik, karena kemampuan ini sangat diperlukan dalam kehidupan (Yuniar,


(20)

6

didik, maka perlu adanya suatu solusi efektif untuk meningkatkannya, dan salah

satu solusi yang dapat di gunakan adalah melalui bimbingan konseling.

Bimbingan konseling memiliki berbagai layanan yang dapat digunakan

diantaranya adalah bimbingan kelompok yang merupakan proses pemberian

bantuan kepada sejumlah peserta didik yang dilakukan oleh orang yang ahli atau

seorang konselor dalam membahas atau menyelesaikan masalah yang dihadapi

oleh peserta didik. Bimbingan kelompok ini mempunyai berbagai teknik, dan

teknik yang akan digunakan adalah teknik sosiodrama yang merupakan suatu cara

yang dapat membantu memecahkan masalah siswa melalui drama, dan biasanya

masalah yang didramakan adalah masalah sosial.

Layanan bimbingan kelompok di sekolah merupakan “kegiatan informasi

kepada sekelompok siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan

keputusan yang tepat dan bimbingan kelompok diselenggarakan untuk

memberikan informasi yang bersifat personal, vokasional dan sosial” (Prayitno, 2004:309). Teknik sosiodrama digunakan dalam penelitian ini karena dengan

adanya teknik sosiodrama, siswa yang mengalami masalah dengan keterampilan

berpikir kritis akan dibentuk dalam suatu kelompok drama yang dimana thema

drama tersebut adalah hal permasalahan yang sering dihadapai kalangan pelajar

yang akan memacu siswa untuk mengembangkan pendapat atau argumen mereka

terhadap permasalahan tersebut secara kritis.

Sosiodrama menurut Ahmadi (2004:82) adalah metode pembelajaran

bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan


(21)

7

Melalui metode sosiodrama ini siswa diharapkan mampu mengatasi permasalahan

yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-harinya.

Berdasarkan alur pikiran diatas diketahui bahwa layanan bimbingan

kelompok dengan teknik sosiodrama dapat di gunakan dalam penelitian dengan

menggunakan desain eksperimental untuk meningkatkan keterampilan berpikir

kritis siswa.

Mengacu pada uraian di atas, maka judul yang di angkat penulis adalah

Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Penerapan Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama Pada Siswa Kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Tigapanah Kabupaten Karo T.A 2014/2015”.

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, masalah yang dapat

diindentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Kurang efektifnya pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di sekolah.

2. Kurangnya kepedulian guru dan siswa terhadap belajar menggunakan

keterampilan berpikir yang kritis.

3. Banyaknya siswa yang tidak dapat mengembangkan kemampuan keterampilan

berpikir mereka dalam membuat keputusan, penilaian, serta menyelesaikan

masalah.

4. Ditemukannya cara belajar siswa dikelas yang kurang efektif.

5. Keterampilan berpikir kritis belum di terapkan di dalam proses belajar


(22)

8

C. Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini adalah : “Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Penerapan Layanan Bimbingan Kelompok Teknik

Sosiodrama Pada Siswa Kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Tigapanah Kabupaten Karo

T.A 2014/2015”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut : apakah layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama dapat

meningkatkan keterampilan berpikir kritis pada siswa kelas VIII-4 SMP Negeri 1

Tigapanah T.A 2014/2015?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan

berpikir kritis melalui penerapan layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama

pada siswa kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Tigapanah T.A 2014/2015.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian dapat memperkaya teori tentang berpikir kritis dan

teknik sosiodrama yang dapat digunakan untuk meningkatkan cara berpikir kritis

di lembaga pendidikan formal dan dapat menguji keefektifan serta menambah


(23)

9 2. Manfaat Praktis

a. Bagi konselor, intervensi teknik sosiodrama dapat digunakan sebagai salah

satu acuan dalam meningkatkan cara berpikir kritis siswa dalam

mengembangkan cara belajar siswa yang baik

b. Bagi siswa khususnya siswa yang belajar tanpa menggunakan ketrampilan

berpikirnya, dapat menanamkan cara berpikir kritis dalam mengembangkan

diri dalam membuat keputusan, penilaian dan menyelesaikan masalah mereka

terutama dalam belajar

c. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan atau evaluasi bagi kepala sekolah guna


(24)

60

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Layanan bimbingan kelompok teknik Sosiodrama dapat meningkatkan

keterampilan berpikir kritis siswa. Dengan teknik sosiodrama ini kemampuan

kognitif siswa dalam berpikir secara kritis akan semakin terlatih, hal ini terlihat

ketika siswa memberikan solusi dalam penyelesaian masalah yang sedang

dihadapi.

Keberhasilan yang diperoleh oleh siswa dalam meningkatkan keterampilann

berpikir kritis melalui observasi dilapangan selama proses penelitian berlangsung

dan juga bukti konkrit berupa skor nilai angket yang meningkat. Pada pembagian

angket awal siswa yang bermasalah tersebut hanya sampai pada kriteria Sedang

hanya beberapa siswa yang berada pada kriteria tinggi. Namun setelah

dilakukannya siklus I, keberhasilan dari siswa tersebut meningkat menjadi 40%

pada kategori sedang, dan pada siklus II semakin meningkat menjadi 80% pada

kategori Berhasil. Hal ini membuktikan bahwa penelitian ini berhasil dan layanan

bimbingan kelompok teknik sosiodrama dapat digunakan untuk meningkatkan


(25)

61 B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka sebagai saran yang bisa dikemukakan

penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi pihak sekolah disarankan agar memberikan program-program yang baru

dan menarik agar siswa lebih mengenal manfaat dari pemberian layanan

bimbingan kelompok teknik sosiodrama.

2. Bagi Guru BK sekolah mengingat bahwa layanan bimbingan kelompok teknik

sosiodrama dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa, maka

selayaknya layanan bimbingan kelompok secara berlanjut dapat tetap

dilaksanakan oleh Guru BK.

3. Bagi siswa diharapkan agar lebih aktif mengikuti berbagai program BK yang

dibuat oleh sekolah agar siswa mampu mengembangkan kemampuan berpikir

kritis siswa untuk berpikir secara kritis dalam belajar dan juga dalam

menyelesaikan masalah yang dihadapi sehari-hari.

4. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan kreativitas siswa lainnya dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis dengan


(26)

88

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A Dan Supriyono, W. 2004. Psikologi Belajar (Edisi Revisi). Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.

Arikunto. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara

Alvonco, J. 2013. The way of Thinking. Jakarta : Penerbit Gramedia

Aryesta, F. 2013. Upaya Meningkatkan Pengendalian Marah Siswa Melalui

Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Sosiodrama Di SMP Puteri Sion Medan Tahun Ajaran 2012/ 2013. Medan: Universitas Negeri

Medan. Skripsi tidak dipublikasikan.

Bahriah, Evi. 2011. Indikator Berpikir Kritis Dan Kreatif. (Online), dalam (http://evisapinatulbahriah.wordpress.com/2011/06/30/indikator-berpikir- kritis-dan-kreatif/, diakses 30 juni 2011).

Edi. 2012. Teori Belajar Berpikir Kritis. (Online), dalam

(http://ediconnect.blogspot.com/2012/03hh/teori-belajar-berpikir-kritis/, diakses 18 maret 2012

Damayanti, Nidya. 2012. Buku Pintar Panduan Bimbingan Konseling. Yogyakarta : Araska.

Dewi, Rosmala. 2012. Penelitian Pendidikan. Medan : Penerbit Pasca Sarjana Unimed.

De Bono, E. 2007. Revolusi Berpikir. Bandung : Penerbit Kaifa.

Desti, H. 2011. Pembelajaran Matematika Dengan Pemecahan Masalah Untuk

Menumbuhkembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Prosidang

Seminar Nasional Penelitian. Yogyakarta:Fakultas MIPA.

Fieldman, Daniel A. 2010. Berpikir Kritis Strategi Pengambilan Keputusan. Jakarta Barat : Indeks

Fisher, A. 2009. Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta : Penerbit Erlangga. Filsaime, D.K. 2008. Menguak Rahasia Berpikir Kritis Dan Kreatif. Jakarta :

Prestasi Pustaka.

Hassoubah, Zaleha. 2004. Developing Creative And Crtical Thinking. Bandung : Penerbit Nuansa.

Istarani. 2012. Kumpulan 39 Metode Pembelajaran. Medan : Penerbit Iscom Medan.

Mas, S. 2012. Pengaruh Penggunaan Laboratorium Riil dan Laboratorium Virtuil pada Pembelajaran Fisika Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Tesis. Solo: PPS UNS.


(27)

89

Nasrun, MS,dkk. 2013. Efektifitas Pendekatan Pembelajaran Konstektual Dalam

Meningkatkan Critical Thinking pada Mahasiswa BK Reguler A (PHKI).

Medan: Universitas Negeri Medan.

Paul, Scriven. 2010. Teori belajar berpikir kritis. (Online), dalam (http://jurnal teori belajar berpikir kritis.com/2010/08/, diakses 21 agustus 2010).

Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan Dan Konseling Kelompok (Dasar dan

Profil). Jakarta : Ghalia Indonesia.

Prayitno Dan Amti, E. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Patmawati, H. 2011. Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada

Pembelajaran Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Dengan Metode Praktikum. Skripsi. Jakarta:Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah.

Salahuddin. 2010. Bimbingan Kelompok Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Sukardi, D, K Dan Kusmawanti, N. 2008. Proses Bimbingan Dan Konseling Di

Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatifg dan R D. Bandung : Alfabeta

Sutrisno. 2010. Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa, (Online), dalam (http://meningkatkan keterampilan berpikir kritis/ diakses 12 Oktober 2010).

Tohirin. 2008. Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Di Madrasah (Berbasis

Integral). Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Torres, MR & Cano. J. (1995). Critical Thinking As Influenced By Learning Style. Journal of Agricultural Education, 36,(4), 35-39

Winkel,W.S Dan Hastuti,S. 2004. Bimbingan Dan Konseling di Institusi

Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

2012. Bimbingan Dan Konseling di Institusi

Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

Yuniar, Ratna. HB. 2010. Keterampilan Berpikir Kritis. (Online), dalam (http://fisikasma- Online.blogspot.com/2010/12/keterampilan-berpikir-kritis.html, diakses 7 Desember 2010).


(1)

C. Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini adalah : “Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Penerapan Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama Pada Siswa Kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Tigapanah Kabupaten Karo T.A 2014/2015”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : apakah layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis pada siswa kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Tigapanah T.A 2014/2015?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis melalui penerapan layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama pada siswa kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Tigapanah T.A 2014/2015.


(2)

2. Manfaat Praktis

a. Bagi konselor, intervensi teknik sosiodrama dapat digunakan sebagai salah satu acuan dalam meningkatkan cara berpikir kritis siswa dalam mengembangkan cara belajar siswa yang baik

b. Bagi siswa khususnya siswa yang belajar tanpa menggunakan ketrampilan berpikirnya, dapat menanamkan cara berpikir kritis dalam mengembangkan diri dalam membuat keputusan, penilaian dan menyelesaikan masalah mereka terutama dalam belajar

c. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan atau evaluasi bagi kepala sekolah guna meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di sekolah.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Layanan bimbingan kelompok teknik Sosiodrama dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Dengan teknik sosiodrama ini kemampuan kognitif siswa dalam berpikir secara kritis akan semakin terlatih, hal ini terlihat ketika siswa memberikan solusi dalam penyelesaian masalah yang sedang dihadapi.

Keberhasilan yang diperoleh oleh siswa dalam meningkatkan keterampilann berpikir kritis melalui observasi dilapangan selama proses penelitian berlangsung dan juga bukti konkrit berupa skor nilai angket yang meningkat. Pada pembagian angket awal siswa yang bermasalah tersebut hanya sampai pada kriteria Sedang hanya beberapa siswa yang berada pada kriteria tinggi. Namun setelah dilakukannya siklus I, keberhasilan dari siswa tersebut meningkat menjadi 40% pada kategori sedang, dan pada siklus II semakin meningkat menjadi 80% pada kategori Berhasil. Hal ini membuktikan bahwa penelitian ini berhasil dan layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.


(4)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka sebagai saran yang bisa dikemukakan penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi pihak sekolah disarankan agar memberikan program-program yang baru dan menarik agar siswa lebih mengenal manfaat dari pemberian layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama.

2. Bagi Guru BK sekolah mengingat bahwa layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa, maka selayaknya layanan bimbingan kelompok secara berlanjut dapat tetap dilaksanakan oleh Guru BK.

3. Bagi siswa diharapkan agar lebih aktif mengikuti berbagai program BK yang dibuat oleh sekolah agar siswa mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa untuk berpikir secara kritis dalam belajar dan juga dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi sehari-hari.

4. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan kreativitas siswa lainnya dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis dengan menggunakan berbagai teknik layanan bimbingan konseling lainnya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A Dan Supriyono, W. 2004. Psikologi Belajar (Edisi Revisi). Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.

Arikunto. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara

Alvonco, J. 2013. The way of Thinking. Jakarta : Penerbit Gramedia

Aryesta, F. 2013. Upaya Meningkatkan Pengendalian Marah Siswa Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Sosiodrama Di SMP Puteri Sion Medan Tahun Ajaran 2012/ 2013. Medan: Universitas Negeri Medan. Skripsi tidak dipublikasikan.

Bahriah, Evi. 2011. Indikator Berpikir Kritis Dan Kreatif. (Online), dalam (http://evisapinatulbahriah.wordpress.com/2011/06/30/indikator-berpikir- kritis-dan-kreatif/, diakses 30 juni 2011).

Edi. 2012. Teori Belajar Berpikir Kritis. (Online), dalam

(http://ediconnect.blogspot.com/2012/03hh/teori-belajar-berpikir-kritis/, diakses 18 maret 2012

Damayanti, Nidya. 2012. Buku Pintar Panduan Bimbingan Konseling. Yogyakarta : Araska.

Dewi, Rosmala. 2012. Penelitian Pendidikan. Medan : Penerbit Pasca Sarjana Unimed.

De Bono, E. 2007. Revolusi Berpikir. Bandung : Penerbit Kaifa.

Desti, H. 2011. Pembelajaran Matematika Dengan Pemecahan Masalah Untuk Menumbuhkembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Prosidang Seminar Nasional Penelitian. Yogyakarta:Fakultas MIPA.

Fieldman, Daniel A. 2010. Berpikir Kritis Strategi Pengambilan Keputusan. Jakarta Barat : Indeks


(6)

Nasrun, MS,dkk. 2013. Efektifitas Pendekatan Pembelajaran Konstektual Dalam Meningkatkan Critical Thinking pada Mahasiswa BK Reguler A (PHKI). Medan: Universitas Negeri Medan.

Paul, Scriven. 2010. Teori belajar berpikir kritis. (Online), dalam (http://jurnal teori belajar berpikir kritis.com/2010/08/, diakses 21 agustus 2010).

Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan Dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil). Jakarta : Ghalia Indonesia.

Prayitno Dan Amti, E. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Patmawati, H. 2011. Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada

Pembelajaran Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Dengan Metode Praktikum. Skripsi. Jakarta:Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Salahuddin. 2010. Bimbingan Kelompok Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Sukardi, D, K Dan Kusmawanti, N. 2008. Proses Bimbingan Dan Konseling Di

Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatifg dan R D. Bandung : Alfabeta

Sutrisno. 2010. Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa, (Online), dalam (http://meningkatkan keterampilan berpikir kritis/ diakses 12 Oktober 2010).

Tohirin. 2008. Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Di Madrasah (Berbasis Integral). Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Torres, MR & Cano. J. (1995). Critical Thinking As Influenced By Learning Style. Journal of Agricultural Education, 36,(4), 35-39

Winkel,W.S Dan Hastuti,S. 2004. Bimbingan Dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

2012. Bimbingan Dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

Yuniar, Ratna. HB. 2010. Keterampilan Berpikir Kritis. (Online), dalam (http://fisikasma- Online.blogspot.com/2010/12/keterampilan-berpikir-kritis.html, diakses 7 Desember 2010).


Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUKADANA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN AJARAN 2012/2013

0 7 59

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH I GISTING TAHUN PELAJARAN 2013/2014

2 27 73

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH I GISTING TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 87 64

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWADENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TANJUNG BINTANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN AJARAN 2014/2015

1 9 104

PENINGKATAN KETERAMPILAN BELAJAR MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 11 71

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA TERHADAP PERILAKU ASERTIF SISWA KELAS IX SMP NEGERI 25 SEMARANG TAHUN AJARAN 20152016

8 49 216

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK MODELING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA UNDERACHIEVER PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI SIRAMPOG BREBES TAHUN AJARAN 2015 2016

1 16 245

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK ROLEPLAYING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN SOPAN SANTUN SISWA KELAS VIII B SMP 1 JATI KUDUS

1 3 22

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VIII E SMP N 2 JAKEN

0 1 26

UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BERSERAGAM DALAM UPACARA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII SMP 5 KUDUS TAHUN PELAJARAN 20122013

2 2 14