8 0 dari SFR pada lokasi 8EH. Dengan Bit Set, ALE disable, tidak akan
mempengaruhi jika mikrokontroler pada mode eksekusi eksternal.
G. PSEN
Program Store Enable merupakan sinyal yang digunakan untuk membaca program memory eksternal. Ketika 8951 mengeksekusi kode dari program
memory eksternal, PSEN diaktifkan dua kali setiap siklus mesin.
H. EAVPP
Eksternal Acces Enable, EZ harus diposisikan ke GND untuk mengaktifkan divais untuk mengumpankan kode dari program memory
yang dimulai pada lokasi 0000h sampai FFFFh. EA harus diposisikan ke VCC untuk eksekusi program internal. Pin ini juga menerima tegangan
pemrograman 12 volt Vpp selama pemrograman Flash.
I. XTAL1
Input untuk oscillator inverting amplifier dan input untuk internal clock untuk pengoperaian rangkaian.
J. XTAL2 Output dari inverting oscillator amplifier.
2.4.2 Organisasi Memori
Menurut Arif Darmawan, 2004, memori pada komputer yang di kenal ada 2 macam, yaitu RAM Random Access Memory dan ROM Read Only Memory.
RAM adalah jenis memori yang mampu menyimpan data selama daya dalam keadaan hidup. Jika daya dimatikan, data yang tersimpan pada RAM akan hilang.
RAM merupakan tempat penyimpanan sementara serta dapat dibaca dan ditulisi.
AT89S51 mempunyai memori yang disebut sebagai Memori data internal. Memori data internal terdiri dari RAM internal sebesar 128 byte dengan alamat
9 00H7FH dapat diakses menggunakan RAM address register. RAM Internal ini
terdiri dari Register Banks dengan 8 buah register R0R7. Memori lain yaitu 21 buah Special Function Register dimulai dari alamat 80HFFH. RAM ini beda
lokasi dengan Flash PEROM dengan alamat 000H 7FFH. Jika diperlukan, memori data eksternal untuk menyimpan variabel yang ditentukan oleh user
dapat ditambah berupa IC RAM atau ROM maksimal sebesar 64KB.
ROM merupakan memori yang hanya dapat dibaca saja. Memori pada ROM akan tetap tersimpan walaupun daya dimatikan. ROM terbagi menjadi 3
macam, yaitu PROM, EPROM, dan EEPROM. PROM Programmable Read Only Memory adalah jenis ROM yang hanya dapat diisi sekali saja, sehingga
tidak menguntungkan apabila terjadi kesalahan pada PROM. Untuk mengatasi permasalahan tersebut digunakan EPROM. EPROM Erasable Programmable
Read Only Memory adalah jenis ROM yang dapat diisi atau dihapus datanya. Dengan menggunakan EPROM, jika data yang dimasukkan ternyata salah, maka
dapat dihapus dan diisi kembali dengan data yang benar. Untuk menghapus data pada EPROM digunakan sinar ultra violet. Sedangkan EEPROM Electrically
Erasable Programmable Read Only Memory tidak berbeda jauh dengan EPROM, hanya saja cara menghapusnya berbeda, yaitu menggunakan tegangan. Gambar
2.4 memperlihatkan struktur memori mikrokontroler 89S51.
MEMORI PROGRAM HANYA DIBACA
MEMORI DATA BACA TULIS
FFFFH FFFFH
FFH
0000H 00H
0000H EKSTERNAL
EA = C EKSTERNAL
EKSTERNAL INTERNAL
EKSTERNAL
PS EN
RD W
R
Gambar 2.4 Struktur memori mikrokontroler 89S51
10 Memori program hanya dapat dibaca dan tidak dapat ditulisi karena
disimpan di dalam EPROM. Memori program sebesar 64 kB dapat dimasukkan dalam EPROM eksternal. Semua mikrokontroler keluarga MCS51 memiliki
pembagian ruang alamat untuk program dan data. Pemisahan memori program dan memori data membolehkan memori data untuk diakses oleh alamat 8 bit.
Sinyal yang membolehkan pembacaan memori program eksternal adalah dari pin PSEN Program Store Enable. Memori data terletak pada ruang alamat terpisah
dari memori program.
2.4.2.1 Memori Program
Menurut Didin Wahyudin, 2007, setelah reset, CPU memulai eksekusi dari lokasi 0000H. Setiap interupsi mempunyai lokasi tetap dalam memori pogram.
Interupsi menyebabkan CPU melompat ke lokasi tempat sub rutin yang harus dilaksanakan.
Port 0 dan port 2 digunakan untuk menghubungi EPROM, sebagai bus data dan bus alamat. Port 0 memultipleks alamat dan data. Port ini mengirimkan
byte bawah program counter sebagai suatu alamat dan kemudian port ini akan berada pada keadaan mengambang menunggu datangnya kode byte memori
program. Selama waktu byte bawah pencacah valid pada port 0, sinyal ALE dikirimkan sehingga byte bawah program counter akan dilatch.
Sementara itu, port 2 mengirimkan byte atas program counter. Baru kemudian PSEN mengirimkan sinyal ke EPROM untuk dapat dibaca kode byte
nya oleh mikrokontroler. Lebar alamat memori selalu 16 bit walaupun jumlah memori program yang digunakan kurang dari 64 kB.
2.4.2.2 Memori Data
Untuk melakukan pembacaan atau penulisan, mikrokontroler akan mengirimkan sinyal RD atau WR. RAM yang digunakan mempunyai kapasitas 8
kB.
11 2.4.2.3 TimerCounter
Mikrokontroler 89S51 memiliki 2 buah timercounter 16 bit yang akan diatur melalui perangkat lunak, yaitu timercounter 0 , dan timercounter 1. Jika
diaktifkan pada frekuensi kerja mikrokontroler 12 Mhz, maka timercounter akan melakukan perhitungan waktu sekali setiap 1 mikrodetik secara independen tanpa
tergantung pada pelaksanaan suatu instruksi. Pengontrol kerja timercounter adalah register timer control TCON, sedangkan pengontrol pemilihan mode
operasinya adalah register timer mode TMOD. Pada kontrol internal, timer dihidupmatikan dengan menset bit TR0 kontrol perangkatlunak. Untuk
kontrol eksternal, timer dihidupmatikan dengan memberikan logika 0 pada pin INT0 kontrol perangkatkeras.
12
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Pengumpulan Data
Dalam menyusun laporan ini, data didapatkan dengan cara sebagai berikut : a. Observasi
Hal ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung tentang alatalat yang menyusun alat pemanggil antrian
menggunakan mikrokontroler
89S51
. b. Melalui buku
Dengan cara ini diperoleh datadata informasi dengan membaca dan mempelajari buku yang dibutuhkan dalam penyusun
laporan ini.
c. Wawancara Cara ini dilakukan dengan bertanya langsung kepada
seseorang yang berhubungan langsung dengan objek, sehingga penulis dapat memperoleh informasi yang lebih jelas. Yaitu dengan orang yang
bekerja pada suatu instansi yang menggunakan alat pemanggil antrian dimana orang tersebut bekerja pada bidang ini.
d. Pengembangan Hal ini dilakukan dengan melakukan perancangan dan
pembuatan alat peraga alat pemanggil antrian menggunakan mikrokontroler
89S51
melalui bimbingan dari dosen pembimbing dan
orangorang yang tahu tentang alat peraga tersebut.
3.2 Identifikasi Kebutuhan
Untuk memenuhi sebuah perancangan yang baik, maka kita akan mengawali perancangan ini dengan membuat beberapa identifikasi kebutuhan, agar
mengetahui arahan umum alat yang dibuat. Beberapa identifikasi kebutuhan tersebut meliputi :
12