III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula Tandjung, 1982 dalam
3.1.1 Pengertian Proyek
Suprihatin et al,1999. Dibutuhkan pengelolaan yang baik dalam penanggulangan sampah tersebut. Salah satunya
dengan membangun suatu tempat pengelolaan sampah, tetapi yang dapat meningkatkan nilai dan manfaat dari sampah tersebut. Adanya analisis proyek
diperlukan agar proyek pengelolaan sampah tersebut bisa terus berlanjut. Tujuannya dilakukan analisis proyek : 1. Mengetahui tingkat keuntungan
yang dicapai melalui investasi di dalam proyek, 2. Menghindari pemborosan sumber daya dengan menghindari pelaksanaan proyek yang tidak menguntungkan,
3. Mengadakan penilaian terhadap peluang investasi yang ada sehingga dapat dipilih aternatif proyek yang paling menguntungkan, 4. Menentukan prioritas
investasi Gray et al, 1992
Proyek menurut Gray, et al 1992 didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan
mempergunakan sumber-sumber untuk memperoleh manfaat berupa penambahan kesempatan kerja atau perbaikan suatu sistem, sedangkan menurut Gittinger
1986, proyek pertanian adalah suatu kegiatan investasi di bidang pertanian yang mengubah sumber-sumber finansial menjadi barang-barang kapital yang dapat
menghasilkan keuntungan atau manfaat setelah beberapa periode waktu. Alasan dilakukan analisis terhadap proyek pada dasarnya adalah untuk
mencoba menentukan atau menilai manfaat yang diperoleh akibat dari
pengeluaran biaya dari adanya proyek dan membandingkannya dengan situasi tanpa proyek. Dari analisa suatu proyek juga dapat diketahui apakah proyek
tersebut layak untuk dilaksanakan atau dipertahankan kelangsungannya. Tujuan analisis proyek menurut Gray, et al 1993 adalah untuk
mengetahui tingkat keuntungan yang dicapai melalui investasi dalam suatu proyek, menghindari pemborosan sumber-sumber yaitu dengan menghindari
pelaksanaan proyek yang tidak menguntungkan, mengadakan penilaian terhadap peluang investasi yang ada sehingga dapat memilih alternatif proyek yang paling
menguntungkan dan menentukan prioritas proyek.
3.1.2 Identifikasi Manfaat dan Biaya
Dalam menentukan manfaat dan biaya suatu programproyek harus dilihat secara luas pada manfaat dan biaya sosial dan tidak hanya pada individu saja.
Manfaat dan biaya dapat dikelompokkan dengan berbagai cara karena menyangkut kepentingan masyarakat luas Mangkoesoebroto, 1998, salah
satunya yaitu membagi manfaat dan biaya suatu proyek secara riil dan semu. Manfaat dan biaya riil adalah manfaat yang timbul bagi seseorang yang tidak
diimbangi oleh hilangnya manfaat atau biaya bagi pihak lain, sedangkan manfaat dan biaya semu adalah yang hanya diterima oleh kelompok tertentu, tetapi
kelompok lainnya mendapat keuntungan atau kerugian karena proyek tersebut. 1. Biaya
Biaya adalah segala sesuatu yang mengurangi suatu tujuan sedangkan manfaat adalah segala sesuatu yang dapat membantu tujuan Gittinger, 1986.
Dalam suatu analisis finansial, biaya yang umumnya digunakan adalah biaya
langsung yaitu biaya operasional, biaya investasi, dan biaya lainnya. Manfaat lebih berupa nilai produksi total, pinjaman, nilai sisa, dan pendapatan lainnya.
Secara umum menurut Gittinger 1986, analisis biaya manfaat merupakan suatu analisis yang ditujukan untuk melihat besarnya biaya yang harus
dikeluarkan dan manfaat yang akan diterima pada suatu kegiatan ekonomi. Analisis ini dapat membantu dalam pengambilan keputusan mengenai
pengalokasian sumber daya yang langka. Pentingnya mengukur biaya secara akurat sering diabaikan dalam analisis
manfaat dan biaya. Hasil dari suatu analisis menjadi kurang baik akibat memperkirakan biaya yang terlalu besar atau memperkirakan manfaat yang terlalu
rendah. Negara-negara berkembang yang masih mengutamakan pertumbuhan ekonomi lebih cenderung melihat manfaat suatu proyek atau program terhadap
pertumbuhan dan mendistribusikan biaya yang muncul ke setiap kelompok masyarakat. Negara-negara maju, khususnya program yang berhubungan dengan
lingkungan hidup, sering lebih memperhatikan biaya sehingga analisis dimaksudkan untuk landasan memperkirakan biaya secara akurat.
2. Manfaat Pada dasarnya analisis biaya-manfaat merupakan suatu cara untuk
menghitung manfaat-manfaat yang akan diperlukan dan kerugian-kerugian yang harus ditanggung akibat dari suatu kegiatan ekonomi. Dalam analisis biaya
manfaat juga dilakukan perhitungan terhadap biaya dan manfaat yang akan diterima oleh masyarakat dan individu. Analisis biaya manfaat yang ditujukan
untuk melihat di suatu proyek dari sudut pandang kelembagaan atau badan-badan
yang mempunyai kepentingan langsung dalam proyek tersebut dilakukan analisis finansial.
Menurut Gittinger 1986, manfaat adalah sesuatu yang dihasilkan oleh suatu kegiatan yang menggunakan sejumlah biaya. Menurut Kadariah, et al,
1999, manfaat dan biaya dibagi menjadi tiga bagian yaitu : 1. Manfaat langsung yang diperoleh dari adanya kenaikan nilai output, fisik dan
penurunan biaya. Manfaat langsung berhubungan dengan tujuan utama dari proyek. Manfaat langsung timbul karena meningkatnya hasil atau produktivitas
karena adanya proyek. 2. Manfaat tidak langsung yang disebabkan oleh adanya proyek tersebut biasanya
dirasakan oleh orang tertentu serta masyarakat berupa adanya efek ganda, skala ekonomi yang lebih besar dan adanya dynamic secondary effect, misalnya
perubahan dalam produktivitas tenaga kerja. 3. Manfaat yang tidak dapat dilihat dan sulit dinilai dengan uang intangible
effect, misalnya perbaikan kualitas lingkungan hidup.
3.1.3 Analisis Finansial
Analisis finansisal dilakukan dengan tujuan untuk melihat suatu hasil kegiatan investasi. Analisis finansial merupakan analisis manfaat biaya yang
berpusat pada hasil dari modal yang ditanamkan dalam proyek dan merupakan penerimaan langsung bagi pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaannya.
Analisis finansial didasarkan pada suatu keadaan sebenarnya dengan menggunakan data harga yang ditemukan di lapangan. Dengan mengetahui hasil
analisis finansial, para pembuat keputusan dapat melihat apa yang terjadi pada proyek dalam keadaan yang sebenarnya dan para pembuat keputusan juga dapat
segera melakukan penyesuaian apabila proyek berjalan menyimpang dari rencana semula. Salah satu cara untuk melihat kelayakan dari analisis finansial adalah
dengan menggunakan analisis cash flow Gittinger, 1986. Cash flow analysis dilakukan setelah komponen-komponen ditentukan dan diperoleh nilainya.
Komponen tersebut dikelompokkan dalam dua bagian, yaitu penghasilan atau manfaat.
3.1.4 Kriteria Investasi
1. Nett Present Value NPV NPV adalah metode untuk menghitung selisih antara nilai sekarang
investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih operasional maupun internal cash flow dimasa yang akan datang Husnan dan Suwarsono,
2000. Proyek yang efisien adalah proyek yang manfaatnya lebih besar dari pada biaya yang diperlukan. Nilai bersih suatu proyek merupakan seluruh nilai dari
manfaat proyek yang dikurangkan dengan biaya proyek pada tahun yang bersangkutan dan didiskontokan dengan tingkat diskonto yang berlaku. Rumus
perhitungannya adalah Gittinger, 1986 :
NPV =
1
T t
t t
t
M B
i
=
− +
∑
dengan : NPV : nilai bersih sekarang
i : tingkat diskonto
t : umur proyek
t : tahun = 0, 1, 2, . . . , T
M
t
: Manfaat pada tahun t
B
t
: Biaya pada tahun t Berdasarkan metode ini, proyek yang mempunyai NPV tertinggi adalah
proyek yang mendapat prioritas untuk dilaksanakan. Pemilihan proyek tergantung dari tingkat diskonto yang dipilih. Pemilihan tingkat diskonto haruslah
mencerminkan biaya oportunitas pengunaan dana. Penilaian kelayakan finansial berdasarkan NPV adalah sebagai berikut :
i NPV 0, artinya proyek tersebut layak untuk dilaksanakan secara finansial
karena manfaat yang didapat lebih besar dibandingkan biaya yang dikeluarkan. ii
NPV = 0, artinya proyek tersebut bisa dilaksanakan, tetapi manfaat yang diterima hanya sanggup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan.
iii NPV 0, artinya proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan karena
manfaat yang didapat tidak bisa menutupi biaya yang telah dikeluarkan 2. Internal Rate of Return IRR
IRR adalah tingkat bunga yang apabila dipergunakan untuk mendiskonto seluruh kas masuk pada tahun-tahun operasi proyek akan menghasilkan jumlah
kas yang sama dengan investasi proyek Kadariah et al, 1999. Proyek dinyatakan layak jika IRR lebih besar dari tingkat diskonto yang dianggap relevan dan
dinyatakan tidak layak jika lebih kecil dari tingkat diskonto yang digunakan. Dengan metode ini tingkat diskonto dicari sehingga menghasilkan nilai sekarang
suatu proyek sama dengan nol. Rumus yang digunakan adalah Gittinger, 1986 : IRR =
− −
+ iP
iN NPVN
NPVP NPVP
iP
dengan : iP
: tingkat diskonto yang menghasilkan NPV positif iN
: tingkat diskonto yang menghasilkan NPV negatif
NPVP : nilai bersih sekarang dari iP NPVN : nilai bersih sekarang dari iN
Proyek yang mempunyai nilai IRR yang lebih tinggi yang mendapat prioritas, walaupun demikian, pertimbangan untuk melaksanakan proyek tidak
cukup hanya dengan IRR-nya saja, tetapi secara umum tingkat pengembaliannya rate of return harus lebih besar dari biaya oportunitas penggunaan dana. Jadi
suatu proyek akan dilaksanakan dengan mempertimbangkan tingkat pengembalian IRR dan tingkat diskonto i. Tingkat diskonto disebut juga sebagai external rate
of return, merupakan biaya pinjaman modal yang harus diperhitungkan dengan tingkat pengembalian investasi. Investor akan melaksanakan semua proyek yang
mempunyai IRR ≥ i dan tidak melaksanakan investasi pada proyek yang
mempunyai IRR i. 3. Nett Benefit Cost Ratio NBCR
Nett BC merupakan angka perbandingan anatara jumlah present value yang positif dengan jumlah present value yang negatif, artinya perhitungan ini
berguna untuk mengetahui nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa datang dengan nilai sekarang investasi. Proyek dikatakan layak jika Nett
BC lebih besar dari satu dan tidak layak jika lebih kecil dari satu. Jika Nett BC sama dengan satu maka keputusan diserahkan kepada pihak manajemen.
N BC =
∑ ∑
= =
+ −
+ −
n t
t n
o t
t
i Ct
Bt i
Ct Bt
1 1
; dimana
− −
Ct Bt
Ct Bt
dengan : Bt
: manfaat yang diperoleh pada tahun t
Ct : biaya yang dikeluarkan pada tahun t
t : umur proyek
I : tingkat diskonto
Proyek yang akan dijalankan adalah proyek yang memiliki nilai Nett BC lebih dari satu, sedangkan yang memiliki nilai kurang dari satu tidak akan dijalankan
Gittinger, 1986. 4. Payback Period
Payback period adalah periode waktu yang dibutuhkan agar manfaat yang diterima sama besarnya dengan investasi yang dikeluarkan Zubir, 2005. Kriteria
investasi ini mengukur jangka waktu pengembalian biaya investasi maupun manfaat bersih negatif, melalui pendapatan bersih yang diperoleh. Terkait dengan
hal ini, semakin singkat payback period suatu investasi menunjukan investasi tersebut lebih diprioritaskan oleh investor dan semakin baik untuk dilakasanakan.
3.1.5 Analisis Ekonomi
Analisis ekonomi memiliki kesamaan dengan analisis finansial dalam perhitungan NPV, Nett BC serta IRR, namun ada beberapa unsur yang berbeda
dalam penilaiannya, yaitu pembayaran transfer dalam analisis ekonomi terkait atas pajak dan subsidi.
a. Pajak Dalam analisis ekonomi, pajak tidak dikurangi dalam perhitungan benefit
dari proyek tersesbut. Pajak adalah bagian dari hasil bersih proyek yang diserahkan kepada pemerintah untuk digunakan bagi masyarakat sebagai
keseluruhan, oleh karena itu pajak tidak dianggap biaya.
b. Subsidi Subsidi sesungguhnya adalah suatu transfer payment dari masyarakat
kepada proyek sehingga dalam analisis ekonomi harga pasar harus disesuaikan untuk menghilangkan efek dari subsidi. Jika subsidi menurunkan harga barang
input, maka besarnya subsidi harus ditambahkan pada harga barang input tersebut sehingga masuk ke dalam biaya.
3.1.6 Analisis Nilai Pengganti Switching Value
Suatu proyek pada dasarnya menghadapai ketidakpastian karena dipengaruhi perubahan-perubahan, baik dari sisi penerimaan atau pengeluaran
yang akhirnya akan mempengaruhi tingkat kelayakan proyek. Analisis nilai pengganti digunakan untuk melihat perubahan input maupun output sampai batas
dimana proyek tersebut masih layak untuk dilanjutkan. Menurut Gittinger 1986, pengujian ini dilakukan sampai dicapai tingkat minimum dimana proyek dapat
dilaksanakan dengan menentukan berapa besarnya proporsi manfaat yang akan turun akibat manfaat bersih sekarang menjadi nol NPV = 0. NPV sama dengan
nol akan membuat IRR sama dengan tingkat suku bunga dan Net BC sama dengan satu. Pada umumnya proyek-proyek yang dilaksanakan sensitif berubah-
ubah akibat empat masalah utama, yaitu harga, kenaikan biaya, keterlambatan pelaksanaan dan hasil Gittinger, 1986. Analisis dilakukan pada perubahan harga
input dan output yang terdiri dari empat perubahan harga, yaitu : 1. Penurunan harga output
2. Kenaikan biaya investasi 3. Kenaikan biaya total
4. Kenaikan biaya operasional
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional