3. Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat
Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan
pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi. Tujuan:
a. Menemukan
ESO Efek Samping Obat sedini mungkin terutama yang berat, tidak
dikenal, frekuensinya jarang. b.
Menentukan frekuensi dan insidensi Efek Samping Obat yang sudah dikenal sekali, yang baru
saja ditemukan. c.
Mengenal semua
faktor yang mungkin dapat menimbulkanmempengaruhi timbulnya Efek Samping Obat atau mempengaruhi angka kejadian dan hebatnya
Efek Samping Obat. Kegiatan:
a. Menganalisa laporan Efek Samping Obat b. Mengidentifikasi obat-obatan dan pasien yang mempunyai resiko tinggi
mengalami Efek Samping Obat c. Mengisi formulir Efek Samping Obat
d. Melaporkan ke Panitia Efek Samping Obat Nasional Faktor yang perlu diperhatikan:
a. Kerjasama dengan Panitia Farmasi dan Terapi dan ruang rawat
b. Ketersediaan formulir Monitoring Efek Samping Obat
Universitas Sumatera Utara
4. Pelayanan Informasi Obat
Merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, tidak bias dan terkini kepada dokter,
apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien. Tujuan:
a. Menyediakan informasi mengenai obat kepada pasien dan tenaga kesehatan dilingkungan rumah sakit.
b. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan obat, terutama bagi PanitiaKomite Farmasi dan
Terapi. c. Meningkatkan profesionalisme apoteker.
d. Menunjang terapi obat yang rasional.
5. Konseling
Merupakan suatu proses yang sistematik untuk mengidentifikasi dan penyelesaian masalah pasien yang berkaitan dengan pengambilan dan penggunaan
obat pasien rawat jalan dan pasien rawat inap.
Tujuan dari kegiatan konseling adalah memberikan pemahaman yang benar mengenai obat kepada pasien dan tenaga kesehatan mengenai nama obat,
tujuan pengobatan, jadwal pengobatan, cara menggunakan obat, lama penggunaan obat, efek samping obat, tanda-tanda toksisitas, cara penyimpanan obat dan
penggunaan obat-obat lain.
7. Visite
Merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap bersama tim dokter dan tenaga kesehatan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Tujuan: a.
Pemilihan obat b.
Menerapkan secara langsung pengetahuan farmakologi terapetik
c. Menilai kemajuan pasien.
d. Bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain.
Kegiatan : a. Apoteker harus memperkenalkan diri dan menerangkan tujuan dari
kunjungan tersebut kepada pasien. b. Untuk pasien yang baru dirawat Apoteker harus menanyakan terapi obat
terdahulu dan memperkirakan masalah yang mungkin terjadi. c. Apoteker memberikan keterangan pada formulir resep untuk menjamin
penggunaan obat yang benar. d. Melakukan pengkajian terhadap catatan perawat akan berguna untuk
pemberian obat. e. Setelah kunjungan membuat catatan mengenai permasalahan dan
penyelesaian masalah dalam satu buku dan buku ini digunakan oleh setiap apoteker yang berkunjung ke ruang pasien untuk menghindari
pengulangan kunjungan.
8. Pengkajian Penggunaan Obat
Merupakan program evaluasi penggunaan obat yang terstruktur dan berkesinambungan untuk menjamin obat-obat yang digunakan sesuai indikasi,
efektif, aman dan terjangkau oleh pasien.
Tujuan:
Universitas Sumatera Utara
a. Mendapatkan gambaran keadaan saat ini atas pola penggunaan obat pada pelayanan kesehatandokter tertentu.
b. Membandingkan pola penggunaan obat pada pelayanan kesehatandokter satu dengan yang lain.
c. Penilaian berkala atas penggunaan obat spesifik. d. Menilai pengaruh intervensi atas pola penggunaan obat.
2.6 Central Sterile Supply Department CSSD
Central Sterile Supply Department CSSD atau Instalasi Pusat Pelayanan Sterilisasi merupakan satu unit atau departemen dari rumah sakit yang
menyelenggarakan proses pencucian, pengemasan, sterilisasi terhadap semua alat atau bahan yang dibutuhkan dalam kondisi steril.
Central Sterile Supply Department CSSD di rumah sakit bertujuan: a. Mengurangi infeksi nosokomial dengan menyediakan peralatan yang telah
mengalami pensortiran, pencucian dan sterilisasi dengan sempurna. b. Memutuskan mata rantai penyebaran kuman di lingkungan rumah sakit.
c. Menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi terhadap produk yang dihasilkan.
Fungsi utama CSSD adalah menyiapkan alat-alat bersih dan steril untuk keperluan perawatan pasien di rumah sakit. Secara lebih rinci fungsinya adalah
menerima, memproses, mensterilkan, menyimpan serta mendistribusikan peralatan medis ke berbagai ruangan di rumah sakit untuk kepentingan perawatan
pasien. Alur aktivitas fungsional CSSD dimulai dari proses pembilasan, pembersihan atau dekontaminasi, pengeringan, inspeksi dan pengemasan,
memberi label, sterilisasi, sampai proses distribusi. Lokasi CSSD sebaiknya
Universitas Sumatera Utara
berdekatan dengan ruangan pemakai alat steril terbesar. Dengan pemilihan lokasi seperti ini maka selain meningkatkan pengendalian infeksi dengan meminimalkan
resiko kontaminasi silang, serta meminimalkan lalu lintas transportasi alat steril Depkes RI, 2009.
Universitas Sumatera Utara
BAB III TINJAUAN KHUSUS RSUD dr. PIRNGADI KOTA MEDAN
3.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan didirikan pada tanggal 11 Agustus 1928 oleh Pemerintah Kolonial Belanda dengan nama
Gementa Zieken Huis. Setelah Jepang masuk ke Indonesia pada tahun 1942, rumah sakit ini diambil alih dan berganti nama menjadi Syuritsu Byusono Ince
dan pimpinannya dipercayakan kepada seorang putra Indonesia yaitu dr. Raden Pirngadi Gonggo Putro. Setelah kemerdekaan bangsa Indonesia, pada tahun 1947
rumah sakit ini diambil alih oleh pemerintah Negara Republik Indonesia Sementara RIS dengan nama ―Rumah Sakit Kota Medan‖. Dengan berdirinya
Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI pada tanggal 17 Agustus 1950 maka Negara bagian RIS dihapuskan, rumah sakit kota Medan diambil alih oleh
pemerintah pusatkementerian kesehatan di Jakarta dengan nama ―Rumah Sakit Umum Pusat‖. Kemudian pada tahun 1971, rumah sakit ini diserahkan dari pusat
ke Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan berganti nama menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Provinsi Medan. Pada tahun 1979, Rumah Sakit Umum Pusat
Provinsi Medan diganti menjadi ―Rumah Sakit dr. Pirngadi Medan‖. Sejalan pelaksanaan otonomi daerah, Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi
pada tanggal 27 Desember 2001 diserahkan kepemilikannya dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara kepada Pemerintah Kota Medan dan berganti nama
me njadi ―Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Medan‖. Pada tanggal 6
September 2002, status kelembagaan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi
Universitas Sumatera Utara
ditetapkan menjadi Badan dan berganti nama menjadi ―Badan Pelayanan
Kesehatan RSU d r. Pirngadi Kota Medan‖.
Sesuai Peraturan Daerah Pemerintahan Kota Medan No. 3 Tahun 2009, sejak tanggal 4 Maret 2009 Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum dr.
Pirngadi Kota Medan berubah menjadi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan. Dan selanjutnya pada tanggal 13 Oktober 2011, status pelayanan di
RSUD dr. Pirngadi Medan menjadi Badan Layanan Umum Daerah Anonim, 2012
RSUD dr. Pirngadi Kota Medan adalah rumah sakit Pendidikan kelas B yang mempunyai fasilitas dan kemampuan medis spesialis dasar, spesialis luas
dan beberapa subspesialis. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan terletak di Jalan Prof. Haji Mohammad Yamin, SH No. 47, Kelurahan Perintis
Kemerdekaan, Kecamatan Medan Timur. Kepegawaian RSUD dr. Pirngadi Kota Medan meliputi tenaga medis, tenaga penunjang medis, dan tenaga non medis.
3.2 Struktur Organisasi
RSUD dr. Pirngadi Kota Medan dipimpin oleh seorang Direktur yang dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh 3 orang wakil direktur yaitu:
1. Wakil direktur bidang administrasi umum. 2. Wakil direktur bidang pelayanan medis dan keperawatan.
3. Wakil direktur bidang sumber daya manusia dan pendidikan. Direktur RSUD dr. Pirngadi Kota Medan juga dibantu oleh kelompok
pejabat fungsional yang terdiri dari staf medik fungsional dan instalasi yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur RSUD dr. Pirngadi Kota Medan.
Salah satu instalasi tersebut adalah instalasi farmasi yang bertugas mengatur dan
Universitas Sumatera Utara
menyelenggarakan semua kegiatan kefarmasian di rumah sakit. Struktur organisasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan dapat dilihat pada Lampiran 1,
halaman 72.
3.3 Instalasi Farmasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan
Instalasi Farmasi RSUD dr. Pirngadi Kota Medan merupakan salah satu unit fungsional bersifat swakelola yang dipimpin oleh seorang Apoteker dan dalam
melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Direktur RSUD dr. Pirngadi Kota Medan. Motto instalasi farmasi adalah: Obat yang Bermutu dan Terjangkau
Adalah yang Utama. Struktur Instalasi Farmasi dapat dilihat pada Lampiran 2, halaman 73.
Instalasi farmasi dibagi menjadi empat bagian subinstalasi, yaitu subinstalasi kesekretariatan, subinstalasi perlengkapan, subinstalasi distribusi dan subinstalasi
farmasi klinis.
3.3.1 Subinstalasi Kesekretariatan