Persiapan sampel Pengaruh nitridasi terhadap laju korosi pada baja KS01

Hal ini disebabkan adanya penyerapan oleh material dan juga penghamburan oleh atom-atom dalam material tersebut. Berkas sinar-X yang dihamburkan tersebut ada yang saling menghilangkan karena fasanya berbeda dan ada juga yang saling menguatkan karena fasanya sama. Berkas sinar-X yang saling menguatkan itulah yang disebut sebagai berkas difraksi. Hukum Bragg merupakan rumusan matematika tentang persyaratan yang harus dipenuhi agar berkas sinar-X yang dihamburkan tersebut merupakan berkas difraksi. Berkas sinar-X monokromatik yang datang pada permukaan kristal akan dipantulkan, dan pantulan terjadi hanya jika sudut datangnya mempunyai sudut tertentu. Berikut dibawah ini ditampilkan skema sinar datang dan sinar pantul sinar-x oleh bidang kristal. 16 Gambar 5. Difraksi sinar-x oleh bidang kristal. 16 Berkas sinar pantul akan saling berinterferensi pada detektor dan terjadi interferensi konstruktif hanya jika perbedaan lintasan antara sinar 1 dan sinar 2 sama dengan kelipatan bulat dari panjang gelombangnya: 16 2d sin θ = nλ 3 dengan: d : jarak bidang kristal, θ : sudut difraksi, n : orde difraksi n =1,2,3,..., λ : panjang gelombang sinar-X λ ≅ 0,1 nm Persamaan ini disebut sebagai Hukum Bragg. Pantulan Bragg hanya terjadi untuk gelombang dengan λ ≤ 2d, dan itulah sebabnya cahaya tampak tidak dapat digunakan dalam hal ini. Sudut θ yang ditentukan berdasarkan Persamaan 3, untuk jarak antar bidang d dan λ tertentu merupakan sudut unik terjadinya pantulan. Pada sudut yang lain, berkas sinar pantul akan saling berinterferensi destruktif satu sama lain, sehingga pantulan efektifnya nol. Data yang diperoleh dari pengukuran difraksi adalah sudut difraksi 2 dan intensitasnya I2 pada sudut pantul yang sesuai. Pantulan n = 1,2,3...berturut-turut disebut pantulan orde pertama, orde kedua, orde ketiga,...dan seterusnya. Semakin tinggi orde pantulan semakin rendah intensitas pantulnya. Istilah difraksi lebih banyak dipakai dalam hal ini dari pada pantulan, sehingga sebutan lazimnya ”difraksi sinar-X”. 16 BAHAN DAN METODA Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2010 sampai Februari 2011 di BATAN, Puspiptek, Serpong. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan pada penelitian adalah Mesin Grinding, Furnace, Ultrasonik, XRD, SEM, Mikroskop Optik, Potentiostat. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah logam KS01 dengan ukuran grit akhir 220 dan 2000, Gas NH 3 konsentrasi 95, Urea Murni CONH 2 2 konsentrasi 99, larutan etsa. Metoda Penelitian

1. Persiapan sampel

1a. Pemotongan Tahap awal persiapan adalah pemotongan sampel yang dibuat berbentuk silinder pipih dengan ketebalan 0,5 mm dan berdiameter 1,4 cm dengan total sampel berjumlah 18 buah. Berikut dibawah ini ditampilkan ilustrasi ukuran dari sampel. Hal ini disebabkan adanya penyerapan oleh material dan juga penghamburan oleh atom-atom dalam material tersebut. Berkas sinar-X yang dihamburkan tersebut ada yang saling menghilangkan karena fasanya berbeda dan ada juga yang saling menguatkan karena fasanya sama. Berkas sinar-X yang saling menguatkan itulah yang disebut sebagai berkas difraksi. Hukum Bragg merupakan rumusan matematika tentang persyaratan yang harus dipenuhi agar berkas sinar-X yang dihamburkan tersebut merupakan berkas difraksi. Berkas sinar-X monokromatik yang datang pada permukaan kristal akan dipantulkan, dan pantulan terjadi hanya jika sudut datangnya mempunyai sudut tertentu. Berikut dibawah ini ditampilkan skema sinar datang dan sinar pantul sinar-x oleh bidang kristal. 16 Gambar 5. Difraksi sinar-x oleh bidang kristal. 16 Berkas sinar pantul akan saling berinterferensi pada detektor dan terjadi interferensi konstruktif hanya jika perbedaan lintasan antara sinar 1 dan sinar 2 sama dengan kelipatan bulat dari panjang gelombangnya: 16 2d sin θ = nλ 3 dengan: d : jarak bidang kristal, θ : sudut difraksi, n : orde difraksi n =1,2,3,..., λ : panjang gelombang sinar-X λ ≅ 0,1 nm Persamaan ini disebut sebagai Hukum Bragg. Pantulan Bragg hanya terjadi untuk gelombang dengan λ ≤ 2d, dan itulah sebabnya cahaya tampak tidak dapat digunakan dalam hal ini. Sudut θ yang ditentukan berdasarkan Persamaan 3, untuk jarak antar bidang d dan λ tertentu merupakan sudut unik terjadinya pantulan. Pada sudut yang lain, berkas sinar pantul akan saling berinterferensi destruktif satu sama lain, sehingga pantulan efektifnya nol. Data yang diperoleh dari pengukuran difraksi adalah sudut difraksi 2 dan intensitasnya I2 pada sudut pantul yang sesuai. Pantulan n = 1,2,3...berturut-turut disebut pantulan orde pertama, orde kedua, orde ketiga,...dan seterusnya. Semakin tinggi orde pantulan semakin rendah intensitas pantulnya. Istilah difraksi lebih banyak dipakai dalam hal ini dari pada pantulan, sehingga sebutan lazimnya ”difraksi sinar-X”. 16 BAHAN DAN METODA Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2010 sampai Februari 2011 di BATAN, Puspiptek, Serpong. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan pada penelitian adalah Mesin Grinding, Furnace, Ultrasonik, XRD, SEM, Mikroskop Optik, Potentiostat. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah logam KS01 dengan ukuran grit akhir 220 dan 2000, Gas NH 3 konsentrasi 95, Urea Murni CONH 2 2 konsentrasi 99, larutan etsa. Metoda Penelitian

1. Persiapan sampel