3
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Akuakutur
Akuakultur yaitu kegiatan budidaya membudidayakan organisme akuatik, seperti ikan, moluska dan tanaman air. Dalam proses budidaya tersebut sangat
dipengaruhi oleh manusia yang mengatur proses budidaya FAO, 2001 diacu dari Lucas dan Paul, 2005.
Faktor yang paling penting bagi kehidupan akuatik yaitu kandungan oksigen dalam air yang digunakan untuk pembudidayaan organisme tersebut. Air
merupakaan komposisi kimia yang dilambangkan dengan H
2
O, yang menandakan gabungan dua molekul hidrogen dan satu molekul oksigen. Secara kimia, air yang
benar-benar murni jarang sekali ditemukan karena komposisi air yang universal memungkinkan adanya kontaminasi terhadap air tersebut. Kualitas air ditentukan
oleh banyak faktor, antara lain faktor biologi, fisika dan kimia Boyd, 1982. Dalam budidaya ikan, kualitas air didefinisikan sebagai kesesuaian air sebagai
tempat hidup dan berkem biak ikan dan hanya sedikit faktor yang sangat mempengaruhinya. Kualitas air yang baik dalam suatu kolam akan meningkatkan
produksi dan perkembangbiakan bagi ikan. Air murni mengandung gas, ion-ion inorganik dan bahan-bahan organik di dalam larutan dan bahan partikular di
dalam substansi. Gas-gas seperti nitrogen oksigen dan kabrbondioksida mempunyai jumlah yang melimpah didalam air murni, tetapi bahan-bahan seperti
amonia yang tidak diionisasikan, hydrogen sulfide dan metana dapat mencapai jumlah yang cukup tinggi dalam kondisi tertentu Boyd, 1982.
4
2.2 Oksigen Terlarut
Kelarutan oksigen merupakan faktor kritis budidaya ikan secara intensif. Tingkat keberhasilan atau kegagalan usaha budidaya sering dipengaruhi oleh
kemampuan pembudidaya untuk mengatasi masalah kelarutan oksigen yang rendah Boyd, 1982. Lesmana et al. 2001 menyatakan bahwa oksigen dapat
larut dalam air melalui proses difusi atau persinggungan dengan udara. Beberapa faktor yang memepengaruhi banyaknya oksigen terlarut adalah pergerakan
permukaan air, suhu, tekanan udara, salinitas, dan tanaman air. Wheaton 1970 diacu dalam Adnan 2003 menyatakan bahwa larutnya
oksigen dari udara kedalam air dipengaruhi oleh suhu air, derajat kejenuhan air, dan turbulensi dari kontak udara dengan air. Turbulensi dari kontak air dan udara
akan efektif meningkatkan luas area kontak udara dengan air. Pelarutan oksigen ke dalam air hampir seluruhnya berkaitan dengan sirkulasi, pola arus, dan
turbulensi. Hepher et al. 1981 menyatakan bahwa jika konsentrasi oksigen terlarut di bawah tingkat jenuh maka oksigen akan terlepas ke udara. Makin besar
selisih konsentrasi oksigen di udara dan di air akan mempercepat proses kelarutan atau pelepasan oksigen. Transfer dari atau ke dalam air terjadi antara lapisan
permukaan atmsofir dan air.
2.3. Transfer Oksigen