Titik Lunak Viskositas Kejernihan AOAC, 1995

Lampiran 1. Prosedur analisis sifat fisik minyak 1. Titik Cair Contoh minyak atau lemak yang akan diuji, terlebih dahulu dicairkan dan disaring dengan kertas saring untuk memisahkan bahan asing dan air. Kemudian dicelupkan sedikitnya tiga buah pipa kapiler gelas yang berdiameter 1 mm, sampai cairan minyak di dalam tabung naik setinggi 1 cm. Pipa-pipa tersebut dimasukkan ke dalam gelas piala dan disimpan dalam lemari pendingin pada suhu 4 -10 C. Setelah disimpan selama 16 jam pipa-pipa dikeluarkan dari lemari pendingin dan masing-masing diikatkan dengan termometer sedemikian rupa sehingga ujung tabung yang terbawah sama letaknya dengan ujung tempat air raksa dari termometer. Bersama- sama dengan termometer, pipa-pipa tersebut dicelupkan ke dalam gelas piala 600 ml yang setengahnya berisi air suling. Bagian bawah dari termometer harus terendam sedalam 3 cm. Suhu air ditetapkan kira-kira 8 - 10 C di bawah titik cair contoh. Sambil diaduk, suhu air pemanas dinaikkan rata-rata sekitar 0.5 C. Lemak biasanya secara berangsur akan menjadi jernih sebelum mencair sempurna. Pemanasan ini diteruskan sampai isi tabung seluruhnya menjadi jernih. Suhu dimana isi masing-masing tabung menjadi jernih dicatat dan dihitung rata-ratanya. Perbedaan titik cair masing-masing tabung tidak boleh lebih dari 0.5 C. Suhu rata-rata ini adalah titik cair minyak atau lemak.

2. Titik Lunak

Minyak atau lemak cair disaring dengan kertas saring kemudian ke dalamnya dicelupkan 3 buah pipa kapiler sampai minyak di dalam tabung naik setinggi 10 mm. Setelah itu, minyak didinginkan secara tiba-tiba dengan memasukkan ujung pipa kapiler berisi minyak ke dalam potongan es, sehingga minyak di dalam pipa kapiler membeku. Pipa kapiler dimasukkan ke dalam tempat yang tertutup dan disimpan dalam lemari pendingin pada suhu 9 -10 C selama 16 jam. Pipa kapiler dikeluarkan dari lemari pendingin dan masing-masing pipa kapiler diikatkan pada termometer sedemikian rupa sehingga ujung tabung terbawah letaknya bersamaan dengan tempat air raksa pada termometer. Kemudian pipa-pipa kapiler bersama-sama dengan termometer dicelupkan ke dalam gelas piala 600 ml yang berisi air, sehingga ujung pipa kapiler terletak sedalam 3 cm. Suhu permulaan ditetapkan 8 -10 C di bawah titik Lanjutan Lampiran 1. Prosedur analisis sifat fisik minyak lunak dari contoh. Selanjutnya, suhu dinaikkan rata-rata 1 C setiap menit dan 0.5 C setelah mendekati titik lunak. Pemanasan diteruskan sampai kolom lemak atau minyak di dalam tabung mulai naik, dan dicatat skala termometer dari masing-masing tabung. Suhu rata-ratanya adalah titik lunak lemak atau minyak.

3. Viskositas

Analisis viskositas dilakukan dengan menggunakan alat viskometer.

4. Kejernihan AOAC, 1995

Panjang gelombang pada spektrofotometer untuk mengukur kejernihan minyak dipilih terlebih dahulu. Setelah kuvet dibersihkan dan diisi dengan standar yang akan digunakan. Standar diukur hingga jarum skala menunjukkan skala 100. Selanjutnya kuvet yang berisi standar diganti dengan kuvet berisi minyak dan diukur kejernihan minyak dalam bentuk transmisi. Pengukuran dilakukan dengan pengenceran sebanyak 10 kali yaitu dengan cara mencampurkan 1 bagian minyak 1 ml dengan 9 bagian pelarut 9 ml. Pada penelitian ini digunakan hexan sebagai pelarut, pengukuran dilakukan dengan dua kali ulangan dan standar yang digunakan adalah minyak komersial. Lampiran 2. Prosedur analisis sifat kimia minyak ikan

1. FFA AOAC, 1995