Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Sectio Caesarea

cemas bila operasi gagal, cemas masalah biaya yang membengkak dan faktor kehamilan primigravida atau multigravida juga dapat mempengaruhi tingkat kecemasan suami. Primigravida adalah wanita yang pertama kali hamil sedangkan multigravida adalah wanita yang sudah beberapa kali hamil Sawitri Sudaryanto,2008. Berdasarkan hasil survey yang saya lakukan di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan, angka kejadian sectio caesarea sebesar 110 orang pada bulan November 2013, dan hasil penelitian Nia Desriva, 2011 menunjukkan bahwa tingkat kecemasan suami dalam menghadapi persalinan istrinya dengan sectio caesarea di Rumah Sakit Umum Sembiring mayoritas suami berada pada tingkat kecemasan sedang sebanyak 39 orang 45, 9. Berdasarkan uraian di atas, peneliti sangat tertarik untuk mengetahui bagaimana Tingkat Kecemasan Suami dalam Menghadapi Istri yang Menjalani Sectio Caesarea di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan Tahun 2014.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah Tingkat Kecemasan Suami dalam Menghadapi Istri yang Menjalani Sectio Caesarea di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan tahun 2014.

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui tingkat kecemasan suami dalam menghadapi istri yang menjalani sectio caesarea di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan tahun 2014. Universitas Sumatera Utara

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti Penelitian ini adalah sebagai aplikasi metodologi penelitian yang telah didapat selama perkuliahan, serta menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti. 2. Bagi Suami Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi dan dapat menambah pengetahuan bagi suami dalam menghadapi sectio caesarea pada istri. 3.Bagi penelitian selanjutnya Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan dukungan suami dalam persalinan istri dengan sectio caesarea. 4. Bagi Institusi Pendidikan. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai untuk menambah informasi, pengembangan ilmu dan referensi perpustakaan, sehingga dapat dijadikan bahan bacaan mahasiswa. Universitas Sumatera Utara 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Sectio Caesarea

1. Pengertian Sectio caesarea adalah persalinan untuk melahirkan janin dengan berat 500 gram atau lebih, melalui pembedahan diperut dengan menyayat di dinding rahim Kasdu, 2003, hal. 8. Sedangkan menurut William, 2010, Sectio caesareaadalah suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus. 2. Jenis-Jenis Sectio Caesarea Menurut Rasjidi, 2009, ada dua jenis sayatan operasi yang dikenal dengan: a. Sayatan melintang Dalam istilah kedokteran lebih dikenal dengan sayatan sesarea pfannenstiel yaitu sayatan pembedahan dilakukan di bagian bawah rahim SBR. Sayatan melintang dimulai dari ujung atau pinggir selangkangan simphysis diatas batas rambut kemaluan sepanjang sekitar 10-14 cm. b. Sayatan vertikal sectio caesarea klasik Suatu insisi vertikal pada korpus uteri diatas segmen bawah uterus dan mencapai fundus uteri, tetapi insisi ini sudah jarang digunakan. Universitas Sumatera Utara 3. Indikasi Sectio Caesarea Menurut para ahli kandungan sectio caesarea dilakukan apabila kelahiran melalui vagina mungkin membawa resiko pada ibu dan janin. Adapun indikasi dari sectio caesarea menurut Rasjidi, 2009, yakni: a. Indikasi Mutlak yang meliputi indikasi ibu seperti panggul sempit absolut, kegagalan melahirkan secara normal karena kurang adekuatnya stimulus, tumor-tumor jalan lahir yang menyebabkan obstruksi, stenosis serviks atau vagina, plasenta previa, disproporsi sefalopelvik, dan ruptur uteri membakat. Sedangkan indikasi janin seperti kelainan letak, gawat janin, prolapsus plasenta, perkembangan bayi yang terhambat, dan mencegah hipoksia janin, misalkan karena preeklamsia. b. Indikasi Relatif yang mencakup tentang riwayat sectio caesarea sebelumnya, presentasi bokong, distosia, fetal distres, preeklamsia berat, penyakit kardiovaskuler dan diabetes, ibu dengan HIV positif sebelum inpartu, dan gemeli. c. Indikasi Sosial yang meliputi wanita yang takut melahirkan berdasarkan pengalaman sebelumnya, wanita yang ingin sectio caesarea elektif karena takut bayinya mengalami cedera atau asfiksia selama persalinan atau mengurangi resiko kerusakan dasar panggul, dan wanita yang takut terjadinya perubahan pada tubuhnya atau sexuality image setelah melahirkan. Universitas Sumatera Utara 4. Kontra Indikasi Adapun kontra indikasi dari sectio caesarea yaitu: a. Bekas insisi vertikal tipe apapun b. Insisi yang tipenya tidak diketahui c. Pernah sectio casarea lebih dari satu kali d. Saran untuk tidak melakukan trial of labor dari dokter bedah yang melaksanakan pembedahan pertama e. Panggu l sempit f. Presentasi abnormal, seperti presentasi dahi, bokong atau letak lintang g. Indikasi medis untuk segera mengakhiri kehamilan, termasuk diabetes, toxemia gravidarum dan plasenta previa. 5. Manfaat Sectio Caesar Alasan kuat untuk melakukan bedah sesar adalah mencegah mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi. WHO 1985 menyakini bahwa angka bedah sesar sekitar 10-15 mencerminkan intervensi yang tepat. a. Bedah sesar mungkin merupakan satu-satunya cara untuk melahirkan bayi pada kasus obstruksi persalinan. Kemungkinan lainnya adalah kematian janin, dan pada akhirnya kematian ibu. b. Jumlah kasus serebral palsi mungkin menurun c. Bedah sesar dapat mengurangi sebagian kasus prolaps uterovagina dan inkontinensia urine tapi tidak seluruhnya d. Dapat mencegah nyeri perineum e. Bedah sesar mungkin dapat mengurangi ketakutan ibu saat proses persalinan dan membuatnya merasa terkontrol Universitas Sumatera Utara f. Sekelompok kecil ibu yang mengalami masalah panggul dapat merasakan manfaat dari tindakan bedah sesar, tapi kebanyakan dari mereka dapat dibantu untuk melahirkan secara normal g. Sesuai keinginan, orang tua tahu tanggal kelahiran bayi mereka h. Dianggap sebagai upaya perlindungan bagi dokter dari litigasi 6. Resiko Sectio caesarea Bedah sesar menghadirkan sejumlah resiko bagi ibu dan bayi, terutama pada kala dua persalinan. Dibandingkan dengan pelahiran vagina, bedah sesar lebih mungkin menyebabkan hal berikut: a. Nyeri abdomen b. Cedera kandung kemih dan ureter, histerektomi, tapi tidak ada perbedaan cedera pada saluran kelamin c. Peningkatan lama rawat di rumah sakit, perawatan ulang di rumah sakit, dan kembali menjalani operasi d. Implikasi untuk kehamilan selanjutnya adalah plasenta previa, ruptur uterus, dan lahir mati antepartum e. Penyakit tromboflebitis, perawatan di unit terapi intensif f. Kematian ibu g. Morbiditas neonatus: bayi mungkin akan mengalami pernafasan yang buruk, terutama setelah tindakan bedah sesar elektif, dan kadar gula darah yang rendah serta pengaturan suhu tubuh yang buruk h. Beredar spekulasi bahwa bedah sesar elektif itu sendiri mengakibatkan penurunan hormon maternal yang dapat memengaruhi mood postnatal, harga diri, dan pemberian ASI Universitas Sumatera Utara i. Biaya bedah sesar mencapai dua kali biaya pelahiran instrumental dan 2-3 kali lebih tinggi dari biaya pelahiran per vagina. 7. Prosedur Tindakan Sectio Caesarea a. Izin Keluarga Pihak rumah sakit memberikan surat yang harus ditanda tangani oleh keluarga, yang isinya izin pelaksanan operasi. b. Pembiusan Pembiusan dilakukan dengan bius epidural atau spinal. Dengan cara ini ibu akan tetap sadar tetapi ibu tidak dapat melihat proses operasi karena terhalang tirai. c. Disterilkan Bagian perut yang akan dibedah, disterilkan sehingga diharapkan tidak ada bakteri yang masuk selama operasi. d. Pemasangan Alat Alat-alat pendukung seperti infus dan kateter dipasangkan. Peralatan yang dipasang disesuaikan dengan kondisi ibu. e. Pembedahan Setelah semua siap, dokter akan melakukan sayatan demi sayatan sampai mencapai rahim dan kemudian selaput ketuban dipecahkan. Selanjutnya dokter akan mengangkat bayi berdasarkan letaknya. f. Mengambil Plasenta Setelah bayi lahir, selanjutnya dokter akan mengambil plasenta. Universitas Sumatera Utara g. Menjahit Langkah terakhir adalah menjahit sayatan selapis demi selapis sehingga tertutup semua. Juditha, dkk, 2009, hal. 90-91

B. KonsepKecemasan