HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU BIMBINGAN KONSELING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA (StudiDi SMAN 1 Sooko Kabupaten Mojokerto)
i
HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU BIMBINGAN KONSELING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
(StudiDi SMAN 1 Sooko Kabupaten Mojokerto) SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik (FISIP) Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.Ikom)
Disusun oleh : Devi AndhikaPutri
201010040311332
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya kepada hambanya selalu. Sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi sebagai pra-syarat akademis untuk lulus di Universitas Muhammadiyah Malang. Dan tak lupa kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW, yang dengan segala kerelaan dan keikhlasannya menyebarkan agama islam sehingga dapat mengubah peradapan dunia yang sebelumnya di huni kaum jahiliyah hingga kini menjadi kaum yang lebih bermoral.
Peneliti mencoba mengangkat judul penelitian Skripsi tentang “Efektivitas Komunikasi Interpersonal Guru Bimbingan Kongseling Pada Motivasi Belajar Siswa” dalam skripsi ini peneliti ingin mengupas tentang efektivitas komunikasi interpersonal guru bimbingan konseling pada motivasi belajar siswa dengan menggunakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif, yaitu untuk mengukur seberapa jauh efektivitas komunikasi interpersonal guru bimbingan konseling pada motivasi belajar siswa.Karena peran guru merupakan peran penting dalam perkembangan pendidikan siswa.
Dengan terselesainya skripsi ini, yang merupakan jerih payah Peneliti secara maksimal, tentunya melibatkan peran serta dan partisipasi dari segala pihak. Maka dari itu, Peneliti ucapkan rasa terimakasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang dengan segala keikhlasnnya turut serta dalam penyelesaian Skripsi ini sebagai berikut:
(7)
vii
1. Kepada pimpinan Universitas Muhammadiyah Malang Bapak Rektor, Pembantu Rektor I, Pembantu Rektor II, dan Pembantu Rektor III. Saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas dedikasinya yang tinggi telah bekerja dengan keras sebagai pemangku kebijakan di Universitas.
2. Kepada Dosen Pembimbing I, M. Himawan Sutanto, M.Si dan Dosen Pembimbing II, Nasrullah, S.Sos, M.Si, saya ucapkan beribu terima kasih atas segala kesabaran, pengertian dan kesediaanya dalam memberikan bimbingan hingga terselesainnya Skripsi ini.
3. Kepada Kedua Orang tua, Ayahanda tercinta Mokhammad Ali Imron yang telah menjadi uswatun hasanah bagi kehidupan keluarganya, menjadi imam keluarga yang baik, sabar, penuh kasih sayang, dan selalu memberikan dukungan untuk kehidupan kedepan. Ibunda tercinta, Listiyowati yang telah menjadi embun kedamaian jiwa keluarganya, menjadi pelindung dan penanam bibit-bibit semangat dan yang selalu mengajarkan kesabaran dan keikhlasan dalam menghadapi segala rintangan untuk menuntut ilmu sehingga penulis dapat mencapai menggapai cita-cita. Kepada kakak dan kakak ipar terkasih, Vicha Mira Yanera dan Mochammad Nasrudin yang selalu memberikan dukungan dan kasih sayang. Kepada adik dan ponakan, Alfian Reza Pahlevi dan Renata Almira Nasrudin yang telah memberikan warna di kehidupan keluarga.
(8)
viii
4. Kepada Dosen Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmunya kepada peneliti, Ibu Winda, Ibu Widya, Ibu Isnani, Bapak Nasrullah, Bapak Sugeng, Bapak Himawan Sutanto, Bapak Ahmad Habib, Bapak Novin, Bapak Muslimin Machmud, Bapak Rahadi, Bapak Arif. 5. Kepada Teman-teman Ilmu Komunikasi angkatan 2010 yang telah
menemani dalam suka maupun duka selama masa-masa kuliah sampai sekarang, Rokhmah, Vanda, Darba, Andrian, Iqbal, Nini, Agfi, Wina, Wulan, Yurike, Tasya, Ganis, Anak EX.Am.Pm, Anak Candlelight. 6. Kepada Teman-teman KKN 46 Desa Putat Lor Gondanglegi yang
telah berbagi ilmu dan pengalamannya selama masa-masa KKN dan sampai sekarang menjadi sahabat yang baik, Ajeng, Nia, Indah.
7. Kepada Teman-teman Kos BCT G-24 yang telah menjadi sahabat yang baik dalam segala situasi sampai saat ini Iim dan Ayu.
8. Kepada Teman-teman touring Rantas Memet Mentel yang telah menjadi kawan saat kapapun dibutuhkan, Zainuri, Ponirin, Dita, Dion, Suci.
Malang, 28 April 2014
(9)
ix DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI...i
LEMBAR PENGESAHAN...ii
PERNYATAAN ORISINALITAS...iii
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI...iv
ABSTRACT...v
ABSTRAK...vi
KATA PENGANTAR...vii
DAFTAR ISI...x
DAFTAR TABEL...xiv
DAFTAR LAMPIRAN...xvii
BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG...1
2. RUMUSAN MASALAH...6
3. TUJUAN PENELITIAN...6
4. MANFAAT PENELITIAN...7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. KOMUNIKASI INTERPERSONAL...8
1.1 ELEMEN-ELEMEN DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL...9
(10)
x
1.3 BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI INTERPERSONAL...14
1.4 KLASIFIKASI KOMUNIKASI INTERPERSONAL...16
1.5 KOMUNIKASI YANG EFEKTIF...17
1.6 TEORI PENETRASI SOSIAL...23
2. MOTIVASI BELAJAR...25
2.1 SUMBER MOTIVASI...27
2.2 FUNGSI MOTIVASI DALAM BELAJAR...32
3. DEFINISI KONSEPTUAL...34
3.1 KOMUNIKASI INTERPERSONAL...34
3.2 MOTIVASI BELAJAR...34
4. DEFINISI OPERASIONAL...35
4.1 KOMUNIKASI INTERPERSONAL...36
4.2 MOTIVASI BELAJAR...36
5. RUMUSAN HIPOTESIS...37
BAB 3 METODE PENELITIAN 1. LOKASI PENELITIAN...38
2. JENIS PENELITIAN...38
3. DASAR PENELITIAN...39
4. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN...39
5. TENIK PENARIKAN SAMPLE...40
6. TEKNIK PENGUMPULAN DATA...41
7. TEKNIK ANALISIS DATA 41 8. UJI VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN...43
(11)
xi
9. UJI RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN...43
10.TEKNIK PENSKLAAN RESPON...44
BAB 4 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 1. SEJARAH SMAN 1 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO...45
2. IDENTITAS SMAN 1 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO...47
3. VISI, MISI, DAN TUJUAN SMAN 1 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO...48
4. STRUKTUR ORGANISASI SMAN 1 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO...50
5. GAMBARAN SINGKAT SISWA KELAS XII ANGKATAN 2011...51
6. GAMBARAN KOMUNIKASI GURU BK DENGAN SISWA KELAS XII ANGKATAN 2011...51
BAB 5 SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN 1. IDENTITAS RESPONDEN...54
2. ANALISIS DATA INDIKATOR KETERBUKAAN...55
3. ANALISIS DATA INDIKATOR EMPATI...57
4. ANALISIS DATA INDIKATOR SIKAP MENDUKUNG...59
5. ANALISIS DATA INDIKATOR SIKAP POSITIF...62
6. ANALISIS DATA INDIKATOR KESETARAAN...64
7. ANALISIS DATA INDIKATOR KETEKUNAN...67
8. ANALISIS DATA INDIKATOR KEAKTIFAN...69
9. ANALISIS DATA INDIKATOR SEMANGAT BELAJAR...71
(12)
xii
11. ANALISIS DATA INDIKATOR KEULETAN...76 12. UJI VALIDITAS...78 13. UJI RELIABILITAS...80
14. ANALISIS DATA HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI
INTERPERSONAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR...81 15. IMPLIKASI TEORI...83 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
1. KESIMPULAN...87 2. SARAN...88 DAFTAR PUSTAKA...88
(13)
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Penarikan Sampel...40 Tabel 4.1 Jumlah Siswa Kelas XII SMAN 1 Sooko Kabupaten Mojokerto Berdasarkan Jenis Kelamin...51 Tabel 5.1 Frekuensi Identitas Responden...54 Tabel 5.2 Guru BK Terbuka Dalam Berkomunikasi Dengan Para Siswa...55 Tabel 5.3 Dalam Berkomunikasi Dengan Para Siswanya Guru BK
Menyenangkan...56 Tabel 5.4 Guru BK Peduli Terhadap Perkembangan Pelajaran Siswa...57 Tabel 5.5 Guru BK Memberikan Solusi Atas Masalah Yang Timbul Dari
Siswanya...58 Tabel 5.6 Guru BK Sering Memberikan Penyuluhan Sebagai Dukungan Motivasi Belajar Kepada Para Siswanya...60 Tabel 5.7 Penyuluhan Yang Diberikan Oleh Guru Bk Bermanfaat Dalam Memotivasi Belajar Siswa...61 Tabel 5.8 Selama Berkonsultasi, Guru BK Memberikan Respon Yang Baik Pada Siswanya Dalam Memotivasi Belajar...62 Tabel 5.9 Selama Berinteraksi, Guru BK Menciptakan Hubungan Yang Baik Atau Harmonis Demi Tercapainya Tujuan Belajar...63 Tabel 5.10 Guru BK Memberikan Kesamaan Sikap Dan Pandangan Tentang Cara-Cara Memotivasi Belajar Pada Para Siswa...65
(14)
xiv
Tabel 5.11 Tujuan Penyuluhan Yaitu Memotivasi Belajar Siswa. Setiap Siswa Diberikan Kesamaan Manfaat Dalam Penyuuhan Tersebut...66 Tabel 5.12 Setelah Berkonsultasi Dengan Guru BK Siswa Bertambah Semangat Giat Belajarnya...67 Tabel 5.13 Setelah Berkonsultasi dengan Guru BK, Siswa Bertambah
Semangat Untuk Mengulang Pelajaran Kemabali Dirumah...68 Tabel 5.14 Setelah Berkonsultasi Dengan Guru BK, Siswa Bertambah Keinginan Untuk Berdiskusi...69 Tabel 5.15 Setelah Berkonsultasi Dengan Guru BK, Siswa Bertambah
Keinginan Untuk Mencari Lebih Banyak Informasi Tentang Pelajaran Disekolah, Salah Satunya Dengan Bertanya Pada Saat Diskusi...70 Tabel 5.16 Setelah Berkonsultasi Dengan Guru BK Meningkatkan Kunjungan Anda Keperpustakaan Untuk Mencari Lebih Banyak Pengetahuan...72 Tabel 5.17 Setelah Berkonsultasi Dengan Guru BK Meningkatkan Motivasi Siswa Rajin Membaca Ke Perpustakaan...73 Tabel 5.18 Setelah Berkonsultasi Dengan Guru BK Mempengaruhi Absensi Kelas Agar Tidak Bolos...74 Tabel 5.19 Setelah Berkonsultasi Dengan Guru BK Membuat Anda Yakin
Bahwa Kemampuan Belajar Dipengaruhi Oleh Absensi Kelas...75 Tabel 5.20 Setelah Berkonsultasi Dengan Guru BK Mempengaruhi Nilai Yang
(15)
xv
Tabel 5.21 Setelah Berkonsultasi Dengan Guru BK Membuat Anda
Termotivasi Untuk Mendapatkan Nilai UAN Tertinggi...77
Tabel 5.22 Uji Reliabilitas Komunikasi Interpersonal...79
Tabel 5.23 Uji Reliabilitas Motivasi Belajar...79
(16)
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 SPSS Uji Validitas Komunikasi Interpersonal Lampiran 3 SPSS Uji Validitas Motivasi Belajar
Lampiran 4 SPSS Uji Reliabilitas Komunikasi Interpersonal Lampiran 5 SPSS Uji Reliabilitas Motivasi Belajar
Lampiran 6 SPSS Frekuensi Komunikasi Interpersonal Lampiran 7 SPSS Frekuensi Motivasi Belajar
Lampiran 8 SPSS Uji Statistik Product Moment Lampiran 9 Tabel Product Moment Lampiran 10 Hasil Total Item Pertnyaan
(17)
xvii
DAFTAR PUSTAKA Buku :
Gintings, Abdorrakhman. 2008. Esensi Praktis Belajar & Pembelajaran. Bandung: Humoniora.
Suryanto, Bagong & Sutinah. 2011. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta: Kencana.
Suwarno, Bambang. 2006. Cara Menggunakan Dan Memakai Analisis Jalur (Path Analysis). Bandung: Alfabeta.
Daryanto. 2011. Ilmu Komunikasi. Bandung: PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.
Mulyana, Dedy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rakhmat, Djalaluddin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Esa Nur Wahyuni, 2009. Motivasi Dalam Pembelajaran. Malang: UIN-Malang Press.
Hamidi, 2010. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang : Umm Press. Herdiyan Maulana & Gumgum Gumelar, 2013. Psikologi Komunikasi dan
Persuasi. Jakarta: Akademia Permata.
Ki Fudyartanta, 2012. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Muhammad Idrus, 2013. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta: Penerbit
Erlangga.
Ulber Silalahi, 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama. M. Ngalim Purwanto, 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sardiman A.M., 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Schunk Dale, Pintrich Paul R., Meece Judith L., 2012. Motivasi Dalam Pendidikan Teori, Penelitian, Dan Aplikasi. Jakarta: PT Indeks.
(18)
xviii
West Richard, Turner Lynn H., 2009. Pengantar Teori Komunikasi Analisis Dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika.
Non Buku :
http://id.wikipedia.org/wiki/Teori/ Diakses pada hari rabu, Tangga l 3 April 2013 Pukul 09.05 WIB
http ://mojokerto.web.id/ Diakses pada hari Minggu. Tanggal 29 September 2013 Pukul 10.08 WIB
http :/ sman1sooko.sch.id/ Diakses pada hari Rabu. Tanggal 6 November 2013 Pukul 12:13 WIB
http://www.lusa.web.id/Komunikasi-antar-Pribadi-interpersonal-communication/ Diakses pada hari senin. Tanggal 26 Oktober 2009 pukul 08.00 WIB
(19)
1 BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Komunikasi merupakan sarana paling utama dalam kehidupan manusia, yang berarti tak ada seorang pun yang dapat menarik diri dari proses ini baik dalam fungsi sebagai individu maupun makhluk sosial. Komunikasi itu sendiri ada dimana-mana seperti dirumah, sekolah, kantor, rumah sakit, dan disemua tempat yang melakukan sosialisai. Dapat diartikan hampir semua kegiatan yang dilakukan oleh manusia selalu ada komunikasi. Jadi komunikasi merupakan hal terpenting dalam setiap kehidupan manusia.
Menurut Carl I. Hovland, komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (dalam Mulyana, 2007: 68).
Salah satu tujuan komunikasi adalah menggerakan orang lain untuk melakukan sesuatu. Sesuatu itu dapat bermacam-macam, mungkin bisa berupa kegiatan. Melalui komunikasi seseorang dapat merencanakan suatu hal, membentuk kelompok dan lain-lain. Dengan berkomunikasi manusia dapat menyampaikan informasi, opini dan pendapat.
Komunikasi dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung. Komunikasi langsung dilakukan langsung berbicara dengan lawan bicaranya. Komunikasi ini sangat efektif untuk mengetahui langsung respon dari lawan
(20)
2 bicara. Yang mana dapat mengetahui lawan bicara tersebut merima atau tidak menerima pesan yang disampaikan. Kemudian selain itu, ada komunikasi tidak langsung. Komunikasi ini biasanya dilakukan melalui media. Misalnya melalui email, surat menyurat, dan SMS. Komunikasi tidak langsung memang efisien, tapi lebih dianjurkan untuk melakukan komunikasi secara langsung, maka kedua belah pihak lebih memahami informasi yang diberikan, selain itu lebih mengenal karakteristik lawan bicara kita, sehingga resiko salah paham dapat diminimalisir.
Pada sisi lain komunikasi adalah penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media dengan tujuan untuk mempengaruhi orang yang menerima pesan tersebut. Harold D. Laswel, “(cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan – pertanyaan berikut) Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?” Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana? Selain itu komponen yang turut menentukan berhasil tidaknya suatu komunikasi yaitu tanggapan balik lingkungan dan gangguan yang saling terkait satu dengan yang lainnya (dalam Mulyana, 2007: 69).
Namun dalam kenyataannya, dari berbagai macam komunikasi. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Karena komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang.
(21)
3 (
http://www.lusa.web.id/Komunikasi-antar-Pribadi-interpersonal-communication/Tgl. 26 oktober 2009 (08.00))
Menurut McDavid & Harari komunikasi interpersonal yaitu suatu proses komunikasi yang bersetting pada objek-objek sosial untuk mengetahui pemaknaan suatu stimulus yang berupa informasi atau pesan. Dan menurut Devito, komunikasi interpesonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerima pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera (dalam Maulana & Gumelar, 2013:75).
Dalam sudut pandang psikologi komunikasi interpersonal merupakan kegiatan yang melibatkan dua orang atau lebih yang memiliki kesamaan tertentu, baik laki-laki maupun perempuan. Mereka secara individual memperluas diri pribadi masing-masing kedalam tindakan komunikasi melalui psikologi mereka.
Devito menyatakan bahwa komunikasi interpersonal memiliki sedikitnya lima tujuan. Lima tujuan tersebut, proses belajar, untuk membangun hubungan, untuk mempengaruhi, untuk bermain, dan untuk menolong (dalam Maulana & Gumelar, 2013:77).
Dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat dipungkiri bahwa komunikasi interpersonal sangatlah penting, begitu juga halnya dalam suatu lembaga. Yang mana lembaga adalah sekumpulan orang yang memiliki kesamaan tujuan dan membutuhkan pembagian kerja dalam aktifitasnya
(22)
4 untuk mencapai tujuan tersebut. Tentunya dalam lembaga tersebut dibutuhkan komunikasi yang baik bagi anggota.
Salah satu lembaga yang dimaksud adalah sekolah. Sekolah merupakan lembaga yang bertujuan untuk mewujudkan visi dan misi pendidikan diantaranya meningkatkan prestasi akademik maupun non akademik. Dalam upaya pencapaian tujuan tersebut, maka peranan kredibilitas yang dimiliki oleh seroang guru dalam penyampaian materi dan pemacahan problem solving pada proses belajar mengajar sangatlah penting untuk meningkatkan kualitas dalam prestasi belajar.
Sekolah memerlukan guru yang memiliki kompetisi mengajar dan mendidik yang inovatif, yang kreatif, yang cukup waktu untuk menekuni tugas profesionalnya dan juga dapat menjaga kewibawaannya dimata para siswa. Jadi guru merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan.
Siswa adalah seseorang yang sedang menginjak usia remaja, yang merupakan masa transisi dari kanak-kanak ke dewasa. Siswa menengah umum ini rata-rata berusia 15 sampai 18 tahun. Pada usia inilah akan timbul berbagai macam gejolak jiwa, keraguan-keraguan yang dapat menimbulkan kesulitan-kesulitan dalam dirinya. Kesulitan-kesulitan yang datang tentu akan menyebabkan rasa ketidakpuasan siswa yang dapat menggangu konsentrasi belajar. Permasalahan ini membuat tugas sebagai pengajar menjadi lebih berat, karena guru harus menghadapi berbagai perbedaan sifat dan sikap secara individual.
(23)
5 Siswa Sekolah Menengah Atas dapat dikatagorikan sebagai masa remaja. Masa remaja merupakan pengembangan dan perluasan kemampuan-kemampuan intelektual, dengan berbagai pengalamannya. Anak-anak merasa mampu untuk menunjukkan prestasi-prestasi intelek dan kecekatan motorisnya. Minat-minat dan bakat khusus mulai terbuka, dan pada akhir-akhir sekolah menengah akan mulai tumbuhlah cita-cita spesialisasi intektualnya (Fudyartanta, 2012:205).
Dengan komunikasi antar pribadi secara persuasif dan efektif antara guru kepada siswanya diharapkam akan membantu memotivasi, menggerakan, serta mendorong siswa untuk lebih giat belajar, karena dengan komunikasi interpersonal yang berjalan dengan baik, maka akan membuat siswa lebih komunikatif dan mampu bekerja sama untuk lebih giat sehingga rencana dan tujuan dari sekolah akan tercapai.
Ujian Akhir Nasional atau disebut juga UAN merupakan momok bagi siswa kelas atas. Pada tingkatan ini siswa diharuskan mengerjakan soal yang telah di buat oleh pusat untuk menentukan kelulusan dari siswa tersebut. Selama sekolah 3 tahun pada sekolah menengah atas, kelulusan siswa hanya ditentukan oleh UAN saja. Ini membuat siswa mengalami kecemasan untuk mengerjakan atau menerka-nerka apa soal yang akan keluar nanti. Kecemasan ini membuat siswa mengalami stres sehingga berdampak pada motivasi siswa untuk belajar mengahadapi UAN nanti.
Guru dan siswa memiliki hubungan yang erat bagi perkembangan pendidikan siswa. Kita ketahui selama ini pandangan kebanyakan orang,
(24)
6 menilai kebanyakan siswa lulus ujian dikarenakan kemampuan dari siswa tersebut. Disisi lain, sebenarnya guru juga memiliki peran serta dalam membantu siswa menghadapi ujian seperti memotivasi siswa untuk memberikan semangat dan keyakinan menjelang menghadapi ujian.
Dari uraian latar belakang yang peneliti sajikan tersebut di atas, maka peneliti ingin mengambil judul penelitian : Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal Guru Bimbingan Konseling Dengan Motivasi Belajar Siswa.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang rumusan masalahnya adalah
1. Apakah ada hubungan antara komunikasi interpersonal guru bimbingan konseling dengan motivasi belajar siswa?
2. Seberapa besar tingkat hubungan antara komunikasi interpersonal guru bimbingan konseling dengan motivasi belajar siswa?
3. Tujuan Penelitian
1. Bertujuan untuk megetahui hubungan komunikasi interpersonal guru bimbingan konseling dengan motivasi belajar siswa di SMAN 1 Sooko Kabupaten Mojokerto.
2. Bertujuan untuk mengukur hubungan komunikasi interpersonal guru bimbingan konseling dengan motivasi belajar siswa di SMAN 1 Sooko Kabupaten Mojokerto.
(25)
7 4. Manfaat Penelitian
4.1 Manfaat Teoritis
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan ilmu pengetahuan terhadap perkembangan ilmu komunikasi terutama dalam konsentrasi komunikasi interpersonal.
2. Dapat dijadikan sebagai referensi dan wawasan ilmu pengetahuan bagi peneliti lain yang mengambil konsentrasi di bidang komunikasi interpersonal.
4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi guru bimbingan konseling dalam menghadapi masalah siswanya, sekaligus dapat dijadikan sebagai variasi dalam bimbingan konseling.
(1)
2 bicara. Yang mana dapat mengetahui lawan bicara tersebut merima atau tidak menerima pesan yang disampaikan. Kemudian selain itu, ada komunikasi tidak langsung. Komunikasi ini biasanya dilakukan melalui media. Misalnya melalui email, surat menyurat, dan SMS. Komunikasi tidak langsung memang efisien, tapi lebih dianjurkan untuk melakukan komunikasi secara langsung, maka kedua belah pihak lebih memahami informasi yang diberikan, selain itu lebih mengenal karakteristik lawan bicara kita, sehingga resiko salah paham dapat diminimalisir.
Pada sisi lain komunikasi adalah penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media dengan tujuan untuk mempengaruhi orang yang menerima pesan tersebut. Harold D. Laswel, “(cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan – pertanyaan berikut) Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?” Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana? Selain itu komponen yang turut menentukan berhasil tidaknya suatu komunikasi yaitu tanggapan balik lingkungan dan gangguan yang saling terkait satu dengan yang lainnya (dalam Mulyana, 2007: 69).
Namun dalam kenyataannya, dari berbagai macam komunikasi. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Karena komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang.
(2)
3
(http://www.lusa.web.id/Komunikasi-antar-Pribadi-interpersonal-communication/Tgl. 26 oktober 2009 (08.00))
Menurut McDavid & Harari komunikasi interpersonal yaitu suatu proses komunikasi yang bersetting pada objek-objek sosial untuk mengetahui pemaknaan suatu stimulus yang berupa informasi atau pesan. Dan menurut Devito, komunikasi interpesonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerima pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera (dalam Maulana & Gumelar, 2013:75).
Dalam sudut pandang psikologi komunikasi interpersonal merupakan kegiatan yang melibatkan dua orang atau lebih yang memiliki kesamaan tertentu, baik laki-laki maupun perempuan. Mereka secara individual memperluas diri pribadi masing-masing kedalam tindakan komunikasi melalui psikologi mereka.
Devito menyatakan bahwa komunikasi interpersonal memiliki sedikitnya lima tujuan. Lima tujuan tersebut, proses belajar, untuk membangun hubungan, untuk mempengaruhi, untuk bermain, dan untuk menolong (dalam Maulana & Gumelar, 2013:77).
Dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat dipungkiri bahwa komunikasi interpersonal sangatlah penting, begitu juga halnya dalam suatu lembaga. Yang mana lembaga adalah sekumpulan orang yang memiliki kesamaan tujuan dan membutuhkan pembagian kerja dalam aktifitasnya
(3)
4 untuk mencapai tujuan tersebut. Tentunya dalam lembaga tersebut dibutuhkan komunikasi yang baik bagi anggota.
Salah satu lembaga yang dimaksud adalah sekolah. Sekolah merupakan lembaga yang bertujuan untuk mewujudkan visi dan misi pendidikan diantaranya meningkatkan prestasi akademik maupun non akademik. Dalam upaya pencapaian tujuan tersebut, maka peranan kredibilitas yang dimiliki oleh seroang guru dalam penyampaian materi dan pemacahan problem solving pada proses belajar mengajar sangatlah penting untuk meningkatkan kualitas dalam prestasi belajar.
Sekolah memerlukan guru yang memiliki kompetisi mengajar dan mendidik yang inovatif, yang kreatif, yang cukup waktu untuk menekuni tugas profesionalnya dan juga dapat menjaga kewibawaannya dimata para siswa. Jadi guru merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan.
Siswa adalah seseorang yang sedang menginjak usia remaja, yang merupakan masa transisi dari kanak-kanak ke dewasa. Siswa menengah umum ini rata-rata berusia 15 sampai 18 tahun. Pada usia inilah akan timbul berbagai macam gejolak jiwa, keraguan-keraguan yang dapat menimbulkan kesulitan-kesulitan dalam dirinya. Kesulitan-kesulitan yang datang tentu akan menyebabkan rasa ketidakpuasan siswa yang dapat menggangu konsentrasi belajar. Permasalahan ini membuat tugas sebagai pengajar menjadi lebih berat, karena guru harus menghadapi berbagai perbedaan sifat dan sikap secara individual.
(4)
5 Siswa Sekolah Menengah Atas dapat dikatagorikan sebagai masa remaja. Masa remaja merupakan pengembangan dan perluasan kemampuan-kemampuan intelektual, dengan berbagai pengalamannya. Anak-anak merasa mampu untuk menunjukkan prestasi-prestasi intelek dan kecekatan motorisnya. Minat-minat dan bakat khusus mulai terbuka, dan pada akhir-akhir sekolah menengah akan mulai tumbuhlah cita-cita spesialisasi intektualnya (Fudyartanta, 2012:205).
Dengan komunikasi antar pribadi secara persuasif dan efektif antara guru kepada siswanya diharapkam akan membantu memotivasi, menggerakan, serta mendorong siswa untuk lebih giat belajar, karena dengan komunikasi interpersonal yang berjalan dengan baik, maka akan membuat siswa lebih komunikatif dan mampu bekerja sama untuk lebih giat sehingga rencana dan tujuan dari sekolah akan tercapai.
Ujian Akhir Nasional atau disebut juga UAN merupakan momok bagi siswa kelas atas. Pada tingkatan ini siswa diharuskan mengerjakan soal yang telah di buat oleh pusat untuk menentukan kelulusan dari siswa tersebut. Selama sekolah 3 tahun pada sekolah menengah atas, kelulusan siswa hanya ditentukan oleh UAN saja. Ini membuat siswa mengalami kecemasan untuk mengerjakan atau menerka-nerka apa soal yang akan keluar nanti. Kecemasan ini membuat siswa mengalami stres sehingga berdampak pada motivasi siswa untuk belajar mengahadapi UAN nanti.
Guru dan siswa memiliki hubungan yang erat bagi perkembangan pendidikan siswa. Kita ketahui selama ini pandangan kebanyakan orang,
(5)
6 menilai kebanyakan siswa lulus ujian dikarenakan kemampuan dari siswa tersebut. Disisi lain, sebenarnya guru juga memiliki peran serta dalam membantu siswa menghadapi ujian seperti memotivasi siswa untuk memberikan semangat dan keyakinan menjelang menghadapi ujian.
Dari uraian latar belakang yang peneliti sajikan tersebut di atas, maka peneliti ingin mengambil judul penelitian : Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal Guru Bimbingan Konseling Dengan Motivasi Belajar Siswa.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang rumusan masalahnya adalah
1. Apakah ada hubungan antara komunikasi interpersonal guru bimbingan konseling dengan motivasi belajar siswa?
2. Seberapa besar tingkat hubungan antara komunikasi interpersonal guru bimbingan konseling dengan motivasi belajar siswa?
3. Tujuan Penelitian
1. Bertujuan untuk megetahui hubungan komunikasi interpersonal guru bimbingan konseling dengan motivasi belajar siswa di SMAN 1 Sooko Kabupaten Mojokerto.
2. Bertujuan untuk mengukur hubungan komunikasi interpersonal guru bimbingan konseling dengan motivasi belajar siswa di SMAN 1 Sooko Kabupaten Mojokerto.
(6)
7
4. Manfaat Penelitian
4.1 Manfaat Teoritis
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan ilmu pengetahuan terhadap perkembangan ilmu komunikasi terutama dalam konsentrasi komunikasi interpersonal.
2. Dapat dijadikan sebagai referensi dan wawasan ilmu pengetahuan bagi peneliti lain yang mengambil konsentrasi di bidang komunikasi interpersonal.
4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi guru bimbingan konseling dalam menghadapi masalah siswanya, sekaligus dapat dijadikan sebagai variasi dalam bimbingan konseling.