Salinitas Kondisi Lingkungan Perairan Ekosistem Padang Lamun
Tiga kunci kegiatan diperlukan untuk menjamin efektivitas dari perlindungan ekosistem lamun: 1 membangun suatu jaringan monitoring dunia, 2 membangun
model kuantitatif dugaan reaksi lamun terhadap gangguan-gangguan, dan 3 pendidikan masyarakat akan fungsi dan peranan padang lamun dan dampak-
dampak dari kegiatan manusia Duarte 2002. Meskipun beberapa areal ekosistem pesisir termasuk areal padang lamun di
Indonesia telah dimasukan ke dalam suatu kawasan lindung, namun pada kenyataan di lapangan menunjukkan banyak diantaranya yang masih mendapat
tekanan yang cukup berarti. Sebagai upaya pemecahan, kini pihak pemerintah dalam hal ini Departemen Kelautan dan Perikanan bekerja sama dengan
perguruan tinggi dan instansi terkait lainnya berusaha mengembangkan pendekatan terpadu yang melibatkan berbagai pihak, yaitu Pengelolaan Wilayah
Pesisir Secara Terpadu atau Integrated Coastal Management ICM. Pengeloaan pesisir secara terpadu memerlukan justifikasi yang bersifat
komprehensip dari subsistem-subsistem yang terlibat di dalamnya. misalnya implikasi terhadap lingkungan, ekologi, ekonomi dan sosial budaya dalam
perspektif mikro maupun makro. Pembangunan hendaknya mempertimbangkan keterpaduan antar unsur ekologi, ekonomi dan sosial.
Pada lingkungan pesisir, memiliki kendala khusus dalam melihat implikasi dari suatu strategi pengelolaan, hal ini disebabkan karena adanya bermacam-macam
aktivitas dan kelompok masyarakat sebagai pengguna, seperti rencana pengelolaan yang dibuat oleh pemerintah sering tidak dapat mencakup semua kepentingan
masayarakat dan sebaliknya masyarakat menganggap sumber alam sebagai open acces resources
Raharjo 1996. Namun yang paling penting dalam pengelolaan ekosistem di dalam wilayah
pesisir harus diingat, bahwa suatu ekosistem di wilayah pesisir tidak berdiri sendiri atau diantara beberapa ekosistem saling terkait baik secara biogeofisik, maupun secara
sosioal-ekonomi; dan kelangsungan hidup suatu ekosistem juga sangat tergantung pada aktifitas manusia di darat yang dipengaruhi oleh faktor budaya masyarakat setempat.
Dengan demikian, upaya konservasi dan pelestarian serta pengunaan sumber daya ekosistem lamun yang berkelanjutan memerlukan pengelolaaan secara terpadu
memiliki pengertian bahwa pengelolaan sumber daya alam jasa-jasa lingkungan pesisir
dan laut dilakukan melalui penilaian secara menyeluruh comprehensive assesment, merencanakan tujuan dan sasaran, kemudian merencanakan serta mengelola segenap
kegiatan pemanfaatannya guna mencapai pembangunan yang optimal dan berkelanjutan. Perencanaan dan pengelolaan tersebut dilakukan secara kontinyu dan
dinamis dangan mempertimbangkan aspek sosial-ekonomi budaya dan aspirasi masyarakat pengguna wilayah area pesisir stakeholder serta konflik kepentingan dan
pemanfaatan yang mungkin ada. Pelestarian ekosistem padang lamun merupakan suatu usaha yang sangat
kompleks untuk dilaksanakan, karena kegitan tersebut sangat membutuhkan sifat akomodatif terhadap segenap pihak baik yang berada sekitar kawasan maupun di luar
kawasan. Pada dasarnya kegiatan ini dilakukan demi memenuhi kebutuhan dari berbagai kepentingan. Namun demikian, sifat akomodatif ini akan lebih dirasakan
manfaatnya bilamana keperpihakan kepada masyarakat yang sangat rentan terhadap sumberdaya alam diberikan porsi yang lebih besar. Dengan demikian, yang perlu
diperhatikan adalah menjadikan masyarakat sebagai komponen utama penggerak pelestarian areal padang lamun. Oleh karena itu, persepsi masyarakat terhadap
keberadaan ekosistem pesisir perlu untuk diarahkan kepada cara pandang masyarakat
akan pentingnya sumberdaya alam persisir Bengen 2001.