Indeks Keparahan Penyakit KP tajuk dan luas nekrotik akar. Perkembangan fungi mikoriza arbuskular dan parameter pertumbuhan

109 bibit kelapa sawit tahap pre nursery. Kemudian ditutup dengan media tanah dan dipadatkan agar akar tidak menggantung dan tanah tidak berongga. Selanjutnya bibit kelapa sawit dipelihara dan disiram setiap hari dengan 400 mL air per polybag dan pemberian pupuk anorganik sesuai dengan rekomendasi dari PPKS Medan Lampiran 17. Peubah yang Diamati:

1. Indeks Keparahan Penyakit KP tajuk dan luas nekrotik akar.

Evaluasi kejadian penyakit busuk pangkal batang pada bibit kelapa sawit dilakukan 52 minggu setelah tanam MST dengan menghitung indeks Keparahan Penyakit KP untuk tajuk dan luas nekrotik akar secara visual dengan mengikuti modifikasi metode Abdullah et al. 2003. Penghitungan indeks KP tajuk dan luas nekrotik akar dilakukan dengan membuat skor dari 0 sampai 4 yaitu: 0 = tajuk tanpa ada gejala penyakit dan atau nekrotik akar 0 ≤ x ≤ 5 1 = daun menguning mencapai 3 helai, penyebaran nekrotik akar 5 x ≤ 25 2 = daun yang menguning lebih dari 3 helai, penyebaran nekrotik akar 25 x ≤ 50 3 = daun yang menguning lebih dari 3 helai, terdapat tubuh buah pada pangkal batang, penyebaran nekrotik akar 50 x ≤ 75 4 = tajuk mengering, penyebaran nekrotik akar 75 Persentase indeks keparahan penyakit KP tajuk dan luas nekrotik akar dihitung dengan rumus: 4 ∑ n i x V i x 100 i=0 N x V Dimana: V i = skor penyakit 0, 1, 2, 3,4 n i = Jumlah tanaman dengan skor V i N = Jumlah tanaman yang diamati 110 V = Skor penyakit tertinggi skor = 4 Nilai indeks KP kemudian dianalisis dengan menggunakan program statistik SAS.

2. Perkembangan fungi mikoriza arbuskular dan parameter pertumbuhan

yang meliputi Perkembangan fungi mikoriza dan parameter pertumbuhan yang diamati adalah: a Penghitungan kolonisasi akar oleh FMA infeksi akar; b Penghitungan jumlah spora FMA; c Tinggi tanaman cm pada akhir percobaan, diukur dari pangkal batang hingga pangkal tangkai daun terakhir; d Jumlah daun pada akhir percobaan; e Diameter batang cm pada akhir percobaan, diukur dengan jangka sorong 2 cm dari pangkal batang; f Bobot kering tajuk g, diukur setelah tanaman dipanen dan tajuknya dikeringkan dalam oven pada suhu 60 o C selama 72 jam; g Bobot kering akar g, diukur setelah tanaman dipanen dan akarnya dikeringkan dalam oven pada suhu 60 o C selama 72 jam.

3. Serapan hara pada daun